perbedaan permasalahan lansia yang tingg

LAPORAN
DIRECT LEARNING 3 (DL 3)
BLOK RURAL HEALTH NURSING
SEMESTER V

Kelompok 7
Wawan Setiawan

G1D012083

Rifa Riviani

G1D012081

Rokhmawati Tri P.

G1D012060

Asri Nur Chasanah

G1D012050


Novi Nasar Intimetika

G1D012077

Gina Amalia

G1D012053

Qurota’Ayun

G1D012078

Dwi Aprilinawati

G1D012084

Arni Levita Dwifina

G1D012080


Mia Urwatus Syifa

G1D012001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi dan ilmu pengetahuan semakin
meningkat dan telah memicu timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat. Salah
satu contoh perubahan yang terjadi dimasyarakat yaitu terjadinya peningkatkan angka
harapan hidup yang ditandai dengan meningkatnya jumlah lansia di Indonesia. Pada
tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020

menjadi sebesar 11,34%. Bahkan data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan
Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 41,4%. Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat
(1999), jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai
600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia
akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun) (Maryam R, 2008).
Dunia keperawatan saat ini disibukkan oleh meningkatnya tuntutan (demand)
untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia (lansia). Lansia pada
umumnya memerlukan perawatan khusus dan lebih intensif, karena fungsi organ tubuh
yang mulai menurun, rentan terhadap penyakit, stress, menurunnya ekonomi, dan
sebagainya. Adanya masalah tersebut, lansia lebih banyak memerlukan bantuan serta
perhatian khusus untuk penanganan yang tepat.
Mengatasi masalah lansia tentunya memerlukan kerja sama antara pemerintah
dan masyarakat, khususnya anggota keluarga. Peran anggota keluarga dalam perawatan
lansia sangatlah penting, yaitu dengan cara memberikan perhatian dan kasih sayang
khusus terhadap orang tuanya. Keluarga penting untuk menjalin hubungan yang
harmonis disepanjang kehidupan mereka dalam satu rumah. Selain itu, pemerintah juga
berperan dalam usaha sosial untuk kesejahteraan lansia dengan mendirikan panti.
Pelayanan ini berfungsi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada lansia yang
tidak mempunyai keluarga, keluarganya tidak ingin dibebani, mempunyai masalah

dengan keluarga dan sebagainya (Tamher S, 2009).
Perubahan

komposisi

penduduk

lansia

dapat

menimbulkan

berbagai

kebutuhan baru yang harus dipenuhi, sehingga dapat menjadi permasalahan yang
kompleks bagi lansia, baik sebagai individu, keluarga maupun masyarakat. Masalah juga
dapat timbul pada lansia yang hidup di panti maupun bersama keluarga. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan kesehteraan lanjut usia perlu alternatif solusi atas masalah yang

dihadapi tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan solusi atas permasalah yang dihadapi lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui ragam masalah yang dihadapi lansia yang hidup di
panti.
b. Mahasiswa mampu mengetahui ragam masalah yang dihadapi lansia yang dihidup
bersama keluarga.
c. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab masalah yang dihadapi lansia yang hidup
di panti.
d. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab masalah yang dihadapi lansia yang hidup
bersama keluarga.
e. Mahasiswa mampu mengetahui alternative solusi atas masalah yang dihadapi
lansia yang hidup di panti.
f. Mahasiswa mampu mengetahui alternative solusi atas masalah yang dihadapi
lansia yang hidup bersama keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Yang Sering Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti Asuhan
Masalah yang sering dihadapi oleh lansia yang tinggal di panti asuhan menurut
Wreksoatmodjo, (2013) adalah :
1. Lansia yang tinggal di panti umumnya kurang merasa hidup bahagia, banyak lansia
yang merasa kesepian tinggal di panti padahal banyak lansia atau penghuni panti di
sekeliling mereka.
2. Lansia yang tinggal di panti merasa sedih karena keterbatasan ekonomi, meskipun
kebutuhan mereka sehari-hari terpenuhi.
3. Lansia yang tinggal di panti tercukupi kebutuhan fisik (pangan, sandang dan papan)
namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan tinggal
bersama keluarga.
4. Lansia yang tinggal di panti, pada umumnya adalah lansia terlantar yang jauh dari
anak dan cucu, akan cenderung kurang dapat memaknai hidup, mereka menjalani
hidup kurang semangat, kurang optimis, dan merasa kesepian atau hampa, kurang
memiliki tujuan yang jelas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurang
bertanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan dan masyarakat.
5.

Lansia yang tinggal di panti cenderung merasa kurang bebas menentukan pilihan
dalam hidupnya, mereka lebih senang tinggal di panti karena ada yang mengurusnya

walaupun mereka merasa terkekang, dan mereka merasa tidak dapat bertindak sesuai
nilai-nilai yang diyakininya.

6. Para lansia yang tinggal di panti kurang beraktifitas, baik aktifitas fisik maupun
aktifitas kognitif dan juga kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
7. Lansia penghuni panti banyak yang mengalami underweight (penurunan berat badan).
8. Bberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa lansia yan tingga di panti
lebih beresiko mengalami gangguan kognitif.
B. Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Dengan Keluarga
Masalah yang dihadapi lansia yang hidup dengan keluarga menurut Rianto, (2004)
adalah :
1. Ketiadaan sanak keluarga, kerabat dan masyarakat lingkungan yang dapat
memberikan bantuan tempat tinggal dan penghidupan.

2. Kesulitan hubungan antara usia lanjut dengan keluarga di tempat selama ia tinggal.
3. Ketidakmampuan keuangan/ekonomi dari keluarga untuk menjamin penghidupan
secara layak.
4. Kebutuhan penghidupannya tidak dapat dipenuhi melalui lapangan kerja yang ada.
5. Perbedaan nilai-nilai yang dianut antara para usia lanjut dengan generasi muda yang
mengakibatkan timbulnya keresahan para usia lanjut

6. Berkurangnya kesempatan keluarga untuk memberikan pelayanan kepada usia lanjut.
C. Penyebab Dari Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti
Secara umum penyebab timbulnya masalah pada lansia yaitu disebabkan oleh
kondisi penurunan fisik yang memang muncul dari proses penuaan yang terjadi (Potter &
Perry, 2005). Pada lansia yang tinggal di panti jompo masalah yang sering muncul yaitu
masalah sosial akibat keterbatasan perawatan dan peran keluarga yang merawatnya. Masalah
sosial yang sering terjadi yaitu kesepian, stress, depresi, penarikan diri, dan acuh tak acuh
terhadap diri dan lingkungannya. (Rosita, 2012).

Masalah Umum yang Unik Bagi Lanjut Usia menurut Maryam, (2008) adalah :
1. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang lain.
2. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan
berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
3. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi
fisik
4. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau isteri yang telah meninggal atau
pergi jauh atau cacat
5. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah
6. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa
7. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk

orang dewasa
8. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut
dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok
9. Menjadi korban atau dimanfaatkan oleh para penjual obat dan kriminalitas karena
mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri.

D. Penyebab Dari Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Keluarga
Penyebab dari masalah yang dihadapi oleh lansia menurut Wreksoatmodjo, (2013)
adalah :
1. Perubahan peran yang disebabkan oleh usia yang sudah semakin menua, sehingga
sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas secara maksimal. Lansia juga menjadi lebih
sedikit berperan dalam suatu keluarga, karena lansia cenderung memilih hidup yang
indah dimasa tuanya yang tidak lagi terlalu banyak memikirkan keluarga.
2. Lansia lebih mudah mengalami isolasi sosial hal itu disebabkan oleh sedikitnya
dukungan orang yang lebih muda kepada lansia, sehingga lansia ini kesulitan untuk
bersosialisasi di masyarakat.
3. Lansia mengalami kesulitan dalam hal ekonominya, hal ini disebabkan karena lansia
biasanya sudah tidak punya penghasilan lagi, kecuali lansia yang pada saat mudanya
menjadi Pegawai Negeri ssipil, TNI, dan POLRI sehingga akan dapat upah pensiunan.
Selain itu lansia sudah tidak mampu lagi untuk mencari uang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, dikarenakan kondisi fisik meraka yang semakin melemah.
4. Kurangnya pelayanan kesehatan bagi lansia menyebabkan banyak lansia yang
mengalami berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, Diabetes, gangguan
pengelihatan, penyakit jantung dan lain-lain.
E. Alternative Solusi Atas Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti
Lansia yang hidup di panti dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada
lansia terhadap keluarganya yang tinggal di rumah, bergantung pada latar belakang
keluarga masing-masing lansia. Lansia yang hidup di panti seringkali merasa terbuang,
merasa cemas karena berpisah dengan keluarga dan harus beradaptasi dengan lingkungan
baru, merasa tidak berdaya, dan merasa malu. Alternatif solusi atas permasalahan yang
dihadapi lansia dapat dilakukan oleh perawat atau pengelola panti yang merawat lansia di
panti tersebut dan peran serta dari keluarga lansia, antara lain :
1. Perawat atau pengelola panti membantu lansia untuk mengekspresikan perasaannya
dan bersama-sama menggali persepsi lansia, sehingga lansia tersebut dapat menerima
keputusan keluarganya sebagai hal terbaik yang dilakukan, baik bagi dirinya maupun
bagi keluarga yang berada di rumah (Tamher & Noorkasiani, 2009).
2. Rancangan intervensi sosial perlu dilakukan dalam mengatasi masalah kesepian dan
kepuasan hidup di panti werdha. Intervensi sosial ini melibatkan keluarga dalam
bentuk dukungan sosial, perubahan pola pikir bahwa lansia masih memiliki peran dan


bukan dibuang oleh keluarga. Rancangan intervensi sosial ini dapat dilakukan dengan
kunjungan berkala dan aktivitas bersama dengan keluarga (Yuwanto & Pratidina,
2013).
3. Melaksanakan kegiatan dan aktivitas bersama-sama dengan para penghuni panti
werdha dan usahakan bahwa dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar penghuni
panti (sesama lansia) sehingga lansia tidak merasa kesepian dan tetap dapat
melaksanakan aktifitas baik fisik maupun kognitif, meningkatkan rasa optimis dan
semangat hidup pada lansia (Yuwanto & Pratidina, 2013)
F. Alternative Solusi Atas Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Bersama
Keluarga
Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat diberikan kepada lansia yang
memiliki masalah dalam keluaraga menurut Depsos. 2007 (dalam hubungan fungsi
keluarga dengan kualitas hidup lansia), yaitu:
1. Aktifitas fisik seperti olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan akan
sangat membantu kebugaran dan menjaga kemampuan psikomotor lansia.
2. Aktifitas kognitif seperti membaca, berdiskusi dengan keluarga akan membantu
mempertahankan fungsi kognitif dan memperlambat lansia mengalami dementia
3. Aktivitas spiritual seperti banyak berdzikir dan melaksanakan ibadah akan membuat
lansia lebih tenang, dan kecemasan akan kematian bisa direduksi
4. Aktivitas sosial seperti berkumpul dan bertukar pikiran dengan tetangga atau keluarga
akan emuat lansia merasa tidak sendiri dan membantu lansia mencapai kualitas hidup
yang maksimal
5. Memberikan kesempatan kepada lansia tentang apa yang ingin dilakukan agar lansia
merasa dihargai dan mengembangkan fungsi-fungsi yang dimiliki lansia
6. Memberikan penghargaan dan perlakuan yang wajar akan membuat lansia nyaman
berada di lingkungan rumah
7. Memberikan sarana dan prasarana yang sesuai untuk mengaktualisasikan potensi dan
kemampuan yang dimiliki

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa lanjut usia ( lansia ) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan
manusia. Dalam masyarakat, masa lansia sering diidentikan dengan masa penurunan dan
ketidakberdayaan. Kemudian terdapat perbedaan masalah pada lansia yang sering
dihadapi di panti asuhan dan di keluarga. Masalah yang sering dihadapi lansia di panti
asuhan yaitu mereka merasa kurang hidup bahagia, kesepian, sedih karena keterbatasan
ekonomi, lansia yang tinggal di panti adalah lansia terlantar yang jauh dari anak dan
cucu, lansia ini akan cenderung kurang dapat memaknai hidup, kurang semangat, kurang
optimis, merasa terkekang, kurang memiliki tujuan yang jelas baik jangka panjang
maupun pendek, dan kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan , masyarakat dan
diri sendiri. Mengalami penuruna kognitif, Lansia penghuni panti banyak yang
mengalami underweight. Lain halnya dengan masalah yang sering dihadapi lansia di
keluarga, masalah yang sering dihadapi dikeluarga yaitu merasa tidak mampu secara
ekonomi untuk menjamin penghidupan secara layak, dan terdapat perbedaan nilai-nilai
yang di anut antara lansia dengan generasi muda yang mengakaibatkan keresahan para
lansia.
Penyebab dari muncul msalah tersebut yaitu terjadi karena perubahan peran,
sedikitnya dukungan yang lebih dari anak muda sehingga sulit untuk bersosialisasi,
kesulitan dalam ekonomi, dan kurang nya pelayanan kesehatan bagi lansia. Adapun
solusi dari masalah yang dihadapi di panti yaitu dengan menggali persepsi lansia
sehingga lansia tersebut dapat menerima keputusan bahwa hidup di panti hal yang baik
bukan karena dibuang, merancang intervensi untuk mengatasi masalah di panti, dan
melakukan aktivitas sosial. Selain itu solusi dari masalah yang dihadapi dikeluarga yaitu
aktivitas fisik untuk menjaga kemampuan psikomotor lansia, aktivitas kognitif untuk
membantu mempertahankan fungsi kognitif, aktivitas spiritual, aktifitas sosial untuk
membantu mencapai kualitas hidup yang maksimal, memberikan sarana dan prasarana
yang sesuai untuk mengaktualisasikan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
B. Saran
Setelah memasuki masa lansia, maka dibutuhkan dukungan sosial dari keluarga
sebagai penyokong atau penompang hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Vol 1. Jakarta : EGC
Rianto, Adi . (2004). Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut oleh masyarakat di Propinsi Jawa
Timur. Bandung: Depkes Bandung
Rosita. (2012). Stressor Sosial Biologi Lansia Panti Wredha Usia dan Lansia Tinggal
Bersama Keluarga. BioKultur, Vol.I/No.1 hal. 43-52.
Sutikno. Ekawati. (2011). Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia.
Surakarta: Universits Sebelas Maret
Tamher, S. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Wreksoatmodjo, B. R. (2013). Perbedaaan karakteristik lanjut usia yang tinggal di keluarga
dengan yang tinggal dipanti di Jakarta Barat, Vol. 40. No. 10. Jakarta :
bagian neurologi, fakultas kedokteran universitas atmajaya, Jakarta,
Indonesia
Yuwanto, L & Pratidina K.P. (2013). Panti werdha : apakah selalu menjadi tempat yang
tepat bagi lansia. Surabaya: Universitas Surabaya