KEDUDUKAN DAN FUNGSI YUDIKATIF SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM SISTEM N NEGARA HUKUM DI INDONESIA

K ED U D U K AN D AN FU N G SI YU D I K AT I F SEBAG AI PEM EG AN G K EK U ASAAN K EH AK I M AN D ALAM SI ST EM N EG ARA H U K U M D I I N D O N ESI A

Syukri Rahmi

Pascasarjana IAIN Bukittinggi Email: syukrivitha13@gmail.com

Diterima: 12 Agustus 2017

Direvisi : 23 November 2017

Diterbitkan: 28 Desember 2017

Abstract

Judicial Power in the context of the Indonesian state is as a judicial organizer in order to uphold law and justice based on Pancasila. One of the important agenda faced in the future of law enforcement in Indonesia, and the main thing in law enforcement is the matter of the independent judicial power. Judicial power can not be separated from the constitution prevailing in Indonesia during the reform era is a matter of an independent judicial power in accordance with the provisions of the 1945 Constitution. Problem Position of Judicial Power according to the 1945 Constitution, Function and Authority of Judicial Power according to the 1945 Constitution ?, Based on empirical law research method and empirical normative legal research. Judicial power according to the constitution is to realize the ideals of independence of the Republic of Indonesia, namely: The realization of a just and prosperous society through legal channels. Reforms in the field of judicial powers are for the first time; making judicial power an independent, second institution; restore the essential functions of the judicial power, to bring about justice and legal certainty; third; performing check and balances functions for other state institutions, fourth; mendoromg and facilitate and uphold the principles of a democratic legal state in order to realize the sovereignty of the people and the fifth; protecting the dignity of humanity in its most concrete form. Keywords : Function, power, justice

Abstrak

Kekuasaan Kehakiman dalam konteks negara Indonesia adalah sebagai penyelenggara peradilan guna menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Salah satu agenda penting di hadapi di masa depan penegakan hukum di Indonesia, dan hal utama dalam penegakan hukum adalah masalah kekuasaan kehakiman yang merdeka. Kekuasaan kehakiman tidak mungkin dapat terlepas dari konstitusi yang berlaku di Indonesia dimasa reformasi adalah masalah kekuasaan kehakiman yang merdeka sesuai ketetapan UUD 1945 . Permasalahan Kedudukan Kekuasaan Kehakiman menurut Undang-Undang Dasar 1945, Fungsi dan Wewenang Kekuasaan Kehakiman menurut UUD 1945?, Berdasarkan metode penelitian hukum empiris dan penelitian hukum normatif empiris. Kekuasaan Kehakiman menurut konstitusi adalah mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yaitu: Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur melalui jalur hukum. Reformasi di bidang kekuasaan kehakiman ditujuhkan untuk pertama; menjadikan kekuasaan kehakiman sebagai sebuah institusi yang independen, kedua; mengembalikan fungsi yang hakiki dari kekuasaan kehakiman,untuk mewujudkan keadilan dan kepastian hukum,ketiga; menjalankan fungsi check and balances bagi institusi kenegaraan lainnya, keempat; mendoromg dan memfasilitasi serta menegakkan prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis guna mewujudkan kedaulatan rakyat dan kelima ; melindungi martabat kemanusiaan dalam bentuk yang paling kongkrit. Kata kunci : Fungsi, kekuasaan, kehakiman.

Kedudukan dan Fungsi …

PENDAHULUAN

masing lembaga tersebut dan bagaimana Pengembangan

hukum hubungan negara dengan warga negara. masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan Dengan melihat besarnya nomor mengenai kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi bab dan pasal-pasal dalam UUD 1945 yang hukum telah mendapat pengakuan dan mengatur mengenai kekuasaan kehakiman, jaminan dari negara Republik Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa di samping melalui Perubahan ke tiga Undang-Undang kekuasaan kehakiman masih ada kekuasaan- Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kekuasaan lain yang ditentukan dalam UUD (UUD 1945). Pasal 1 yang menentukan bahwa 1945. Dan dapat disimpulkan bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara kekuasaan-kekuasaan yang ada dalam UUD Hukum yang melaksanakan kedaulatan rakyat 1945 tertata dalam suatu tatanan yang sesuai berdasarkan UUD 1945, Artinya Negara dengan pandangan jiwa yang menguasai UUD Republik Indonesia meletakkan hukum pada

budaya

1945. Dalam konteks ini UUD 1945 keudukan yang tertinggi sekaligus sebagai menempatkan kekuasaan kehakiman dalam

prinsip dasar yang mengatur penyelenggaraan kaitannya dengan susunan ketatanegaraan. Apa kehidupan masyarakat berbangsa dan yang merupakan susunan ketatanegaraan itu bernegara.

meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan Memperhatikan

sejarah peraturan, susunan dan kedudukan lembaga- kenegaraan

perjalanan

Republik Indonesia, lembaga negara serta tugas-tugas dan perkembangan pemikiran dan praktik wewenangnya. (Bambang Sutiyoso & Sri mengenai prinsip-prinsip negara hukum diakui Puspitasari, 2005) mengandung kelemahan, yakni hukum menjadi

Kekuasaan Kehakiman dalam konteks alat bagi kepentingan penguasa. Hal ini negara Indonesia adalah kekuasaan negara terbukti dalam praktik ketatanegaraan yang merdeka untuk menyelenggarakan

penguasa menggunakan wacana negara hukum peradilan guna menekkan hukum dan keadilan dengan melepaskan hakikat atau makna yang berdasarkan Pancasila demi terselenggarannya termuat dalam konsepsi negara hukum itu negara Repubik Indonesia. Salah satu agenda sendiri. Kelemahan tersebut menurut Abdul penting yang perlu di hadapi di masa depan Hakim G. Nusantara di karenakan pranata- penegakan hukum di Indonesia, dan hal utama pranta hukum itu banyak di bangun untuk dalam penegakan hukum adalah masalah melegitimasi

kekuasaan pemerintahan, kekuasaan kehakiman yang merdeka.

memfasilitasi proses rekayasa sosial, dan untuk Di akhir tahun 2009, tepatnya tanggal 29 memfasilitasi pertumbuhan ekonomi secara September 2009, DPR RI telah mengesahkan

sepihak sehingga hukum belum berfungsi Undang-Undang di Bidang Kekuasaan sepenuhnya sebagai sarana dalam mengangkat Kehakiman. Yaitu Undang-Undang No 48 harkat serta martabat rakyat. (Abdul Hakim G, Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

1998) Bersamaan dengan itu juga disahkan Kekuasaan kehakiman tidak mungkin Undang-Undang No 49 Tahun 2009 tentang dapat terlepas dari konstitusi yang berlaku di Perubahan kedua atas Undang-Undang No 2

Indonesia, yaitu UUD 1945. Pada hakekatnya Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, kekuasaan kehakiman hanyalah merupakan Undang- Undang No. 50 Tahun 2009 Tentang suatu sistem yang lebih luas, yaitu sistem Perubahan kedua atas Undang- Undang No. 7 konstitusional yang berlaku di suatu negara, Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dan yang menjadi lembaga-lembaga negara,fungsi, kewenangan serta tanggung jawab masing-

Kedudukan dan Fungsi …

Undang-Undang No.51 Tahun 2009 tentang 3. Kekuasaan melakukan kedaulatan itu oleh Perubahan kedua atas Undang-Undang No. 5

Hukum Dasar atau UUD 1945 dirinci lagi Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

ke dalam cabang-cabang kekuasaan untuk Negara.

melakukan kedaulatan dengan tetap Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman

memperhatikan jalan dan cata-cara yang tersebut perlu dikaji dan dipahami secara kritis

harus ditempuh untuk mewujudkan secara oleh masyarakat terkait dengan bagaimana

nyata ketentuan Hukum Dasar sebagai isi masa depan kekuasaan kehakiman yang

atau kandungan dalam Rechtsidee negara merdeka pada tahun 2010 dan di masa depan..

Republik Indonesia.

Ini di karenakan masyarakat mendambakan

mengenai kekuasaan agar pelaku kekuasaan kehakiman itu merdeka kehakiman (judikatif) jelas berbeda dengan

Ketentuan

dan independen sehingga keadilan dan ketentuan yang mengatur tentang kekuasaan- kebenaran bisa ditegakkan dengan konsisten. kekuasaan negara lainnya seperti kekuasaan Yang kaya dan yang miskin harus diperlakukan legislatif,kekuasaan

eksekutif, kekuasaan secara sama di depan hukum.

eksaminatif (BPK) dan kekuasaan konsultatif Menurut Moch.Koesnoe dengan melihat (DPA). Untuk cabang-abang kekuasaan negara

konstruksi kekuasaan seperti yang terdapat di luar cabang kekuasaan kehakiman, UUD dalam UUD 1945 ini menarik kesimpulan 1945 baik dalam pasal-pasalnya maupun dalam bahwa tatanan kekuasaan dalam negara RI penjelasaanya

secara eksplisit adalah sebagai berikut :

tidak

menentukan kekuasaan-kekuasaan tersebut

1. Kekuasaan Primer yang dinamakan merupakan kekuasaan yang merdeka dan kedaulatan. Jika dilihat dari ilmu hukum terlepas dari kekuasaan-kekuasaan negara positif kedaulatan itu merupakan sumber lainnya. Lain halnya dengan kekuasaan dari segala sumber macam hukum hak atau kehakiman yang secara eksplisit disebutkan kekuasaan yang ada dalam tata hukum. Sri dalam dua pasal. UUD 1945 yaitu Pasal 24 dan Soemantri mengartikan kedaulatan itu Pasal 25 sebagai kekuasaan yang merdeka. sebagai kekuasaan tertinggi. Karena dalam

Sejak reformasi bergulir, tampak realisasi negara RI, yang berdaulat adalah rakyat, akan perubahan terhadap UUD 1945 tidak maka kekuasaan tertinggi tetap di tangan dapat dielakkan. Sebagai salah satu agenda

rakyat (Pasal 1 ayat (2) UUD 1945). reformasi, perubahan terhadap UUD 1945

2. Kekuasaan Subsidair. Yaitu Kekuasaan menjadi begitu mendesak sebab perubahan untuk melaksanakan kedaulatan yang lahir masyarakat demikian cepat, demikian pula dari kedaulatan tersebut. Kekuasaan perubahan yang terjadi dalam supra struktur Subsidair ini adalah kekuasaan yang integral Politik perlu di respon dengan perubahan artinya ia meliputi semua jenis kekuasaan Konstitusi. Konstitusi sebagai hukum dasar yang akan mewujudkan ketentuan- negara yang akan menjadi pijakan utama dalam ketentuan hukum dasar yang termuat dalam

penyelenggaraan kehidupan bernegara.

cita hukum (Rechtsidee) dan cita hukum itu Susunan kekuasaan negara setelah tercantum dalam bagian pembukaan UUD perubahan

1945 menampilkan 1945. Dalam praktek kehidupan bangsa perubahan yang sangat fundamental. MPR dan negara, kekuasaan subsidair ini berubah kedudukannya dari lembaga tertinggi

UUD

merupakan kekuasaan yang diserahkan atau negara menjadi lembaga forum antara DPR dilimpahkan oleh kedaulatan rakyat kepada dan DPD, DPA di hapus karena di lihat suatu badan yang disebut Majelis fungsinya tidak lagi strategis. DPR dipertegas Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

Kekuasaan Kehakiman dalam konteks perubahan menampakkan lembaga-lembaga

negara Indonesia adalah kekuasaan negara baru terdiri dari komisi Pemilihan Umum,Bank

yang merdeka untuk menyelenggarakan Indonesia di tambah juga Lembaga Kekuasaan

peradilan guna menekkan hukum dan keadilan yaitu:

Mahkamah Agung,

Mahkamah

berdasarkan Pancasila demi terselenggarannya Konstitusi, dan Komisi yudisial. negara repubik Indonesia. Salah satu agenda

Kekuasaan Kehakiman setelah UUD penting yang perlu di hadapi di masa depan

1945 di ubah, tetap menjadi Kekuasaan yang penegakan hukum di Indonesia, dan hal utama

sangat fundamental dan sebagai dari proses dalam penegakan hukum adalah masalah

kekuasaan yang memiliki fungsi menegakkan kekuasaan kehakiman yang merdeka.

keadilan. Kekuasaan Kehakiman dalam Di akhir tahun 2009, tepatnya tanggal 29

susunan kekuasaan negara menurut UUD September 2009, DPR RI telah mengesahkan

1945 setelah perubahan tetap ditempatkan Undang-Undang di Bidang Kekuasaan

sebagai kekuasaan yang mandiri, bebas dari Kehakiman. Yaitu Undang-Undang No 48

campur tangan kekuasaan lain. Dalam susunan Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

kekuasaan negara RI yang baru, kekuasaan Bersamaan dengan itu juga disahkan

kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Undang-Undang No 49 Tahun 2009 Tentang Agung (MA), badan-badan peradilan lain di

Perubahan kedua atas Undang-Undang No 2 bawah MA (Peradilan Umum, Peradilan Tata Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum,

Usaha Negara, Peradilan Militer, Peradilan Undang-Undang N0. 50 Tahun 2009 Tentang Agama) serta Mahkamah Konstitusi ( Pasal 24 Perubahan kedua atas Undang- Undang No. 7 ayat (2) UUD 1945 ). Untuk menjaring hakim- Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Dan hakim Agung yang profesional dan Undang-Undang No.51 Tahun 2009 Tentang

Perubahan kedua atas Undang-Undang No. 5 mempunyai integruitas terhadap profesinya

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha sebagai penegak hukum dan keadilan, terdapat Negara

lembaga yang khusus diadakan untuk Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman rekrutmen calon-calon Hakim Agung yaitu tersebut perlu dikaji dan dipahami secara kritis

Komisi Yudisial (Pasal 24B UUD 1945) di oleh masyarakat terkait dengan bagaimana bawah ini bagan struktur kekuasaan Negara RI masa depan kekuasaan kehakiman yang setelah Perubahan UUD 1945 dan lembaga- merdeka pada tahun 2010 dan di masa depan. lembaga negara yang ada secara eksplisit

Ini di karenakan masyarakat mendambakan disebut dalam UUD 1945.

agar pelaku kekuasaan kehakiman itu merdeka dan independen sehingga keadilan dan

kebenaran bisa ditegakkan dengan konsisten.

Yang kaya dan yang miskin harus diperlakukan secara sama di depan hukum.

Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 membawa perubahan dalam kehidupan ketatanegaraan, khususnya dalam pelaksanaan

kekuasaan kehakiman. Perubahan tersebut

antara lain menegaskan bahwa :

Kedudukan dan Fungsi …

1. Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan oleh Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai sebuah Mahkamah dan Badan Peradilan upaya untuk memperkuat penyelenggaraan yang berada di bawahnyaa dalam kekuasaan kehakimandan mewujudkan sistem lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan terpadu, maka pemerintah perlu Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan mensahkan Undang-Undang Nomor 48 Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Negara, dan oleh sebuah Mahkamah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 4 Konstitusi.

Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

2. Mahkamah Agung berwenang mengadili Dalam rangka kekuasaan kehakiman ini, pada tingkat kasasi, menguji peraturan biasa digunakan beberapa istilah, yaitu perundang-undangan di bawah undang- pengadilan, peradilan, dan mengadili. Menurut undang terhadap Undang-Undang, dan R. Subekti dan R. Tjitrosoedibio. mempunyai wewenang lainnya yang

“Pengadilan (rechtsbank, court) adalah badan diberikan oleh Undang-Undang;

yang melakukan peradilan, yaitu memeriksa dan memutusi sengketa-sengketa hukum dan

3. Mahkamah Konstitusi berwenang untuk pelanggaran-pelanggaran hukum/undang-undang. menguji

Undang-Undang

terhadap

Peradilan (rechtspraak, judiciary) adalah segala Undang-Undang Dasar Negara Republik

sesuatu yang berhubungan dengan tugas negara Indonesia Tahun 1945 dan memutuskan

menegakkan hukum dan keadilan.” sengketa kewenagan lembaga negara yang

kewenangnnya diberikan oleh Undang- Dengan demikian, berarti pengadilan itu Undang 1945;

menunjuk kepada pengertian organnya,

4. Komisi yudisial berwenang mengusulkan sedangkan peradilan merupakan fungsinya. pengangkatan

dan Namun, menurut Soedikno Mertokusumo, mempunyai wewenang lain dalam rangka pada dasarnya, peradilan itu selalu berkaitan menjaga dan menegakkan kehormatan, dengan pengadilan, dan pengadilan itu sendiri keluruhan martabat, serta perilaku hakim. bukanlah semata-mata badan, tetapi juga Pada dasarnya

hakim

agung

terkait dengan pengertian yang abstrak, yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 memberikan keadilan.

Tentang Kekuasaan Kehakiman telah sesuai Lain lagi Rochmat Soemitro yang dengan perubahan Undang-Undang Dasar berpendapat bahwa pengadilan dan peradilan, Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di juga berbeda dari badan pengadilan. Titik berat atas, namun substansi undang-undang tersebut kata peradilan tertuju kepada prosesnya, belum mengatur secara komprehensif tentang pengadilan

menitikberatkan caranya, penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, yang sedangkan badan pengadilan tertuju kepada merupakan kekuasaan yang merdeka yang badan, dewan, hakim, atau instansi dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan pemerintah. Namun, menurut hasil penelitian Badan peradilan yang berada di bawahnya mengenai pemakaian kata-kata pengadilan dan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan itu dalam praktik, ternyata kata peradilan agama, lingkungan peradilan militer, pengadilan itu memang tertuju kepada lingkungan peradilan Tata Usaha Negara, dan badannya, sedangkan peradilan adalah oleh

untuk prosesnya. Atas dasar itu, maka Sjachran Basan menyelenggaraan peradilan guna menegakkan berpendapat bahwa penggunaan istilah hukum dan keadilan. pengadilan itu ditujukan kepada badan atau

Mahkamah

Konstitusi,

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

Negara Hukum (Rechtsstaat) dan prinsip the rule Menunjuk

untuk of law. Demokrasi mengutamakan the will of the memberikan

kepada

proses

rangka people, Negara Hukum mengutamakan the rule of menegakkan hukum atau het rechtspreken. law. Banyak sarjana yang membahas kedua Pengadilan selalu bertalian dengan peradilan, konsep itu, yakni demokrasi dan negara meskipun pengadilan bukanlah satu-satunya hukum dalam satu kontinum yang tak

keadilan

dalam

badan yang menyelenggarakan peradilan. terpisahkan satu sama lain. Namun keduanya

Peradilan itu sendiri sebagai suatu proses perlu dibedakan dan dicerminkan dalam harus terdiri atas unsur-unsur tertentu. institusi yang terpisah satu sama lain.

Menurut pendapat Rochmat Soemitro, setelah Di Indonesia, kekuasaan kehakiman, menelaah berbagai pendapat dari Paul sejak awal kcmerdekaan juga diniatkan sebagai

Scholten, Bellefroid, George Jellineck, dan cabang kekuasaan yang terpisah dari lembaga- Kranenburg, unsur-unsur peradilan itu terdiri lembaga politik seperti MPR/DPR dan atas empat anasir, yaitu :

Presiden. Dalam Penjelasan Pasal 24 dan 25

1. Adanya aturan hukum yang abstrak yang UUD 1945 sebelum perubahan, ditentukan: mengikat umum yang dapat diterapkan

“Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh

pada suatu persoalan.

2. Adanya suatu perselisihan hukum yang kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu, konkrit harus diadakan jaminan dalam undang-undang

tentang kedudukan para hakim.”

3. Ada sekurang-kurangnya dua pihak

4. Adanya suatu aparatur peradilan yang Yang dimaksud pemerintah dalam berwenang memutuskan perselisihan.

penjelasan itu dapat dipahami dalam arti luas,

Namun, menurut Sjachran Basan, unsur- yaitu mencakup pengertian cabang kekuasaan unsur peradilan itu yang lebih lengkap legislatif dan eksekutif sekaligus, mengingat mencakup pula adanya hukum formal dalam UUD 1945 sebelum perubahan tidak rangka penerapan hukum (rechtstoepassing) dan menganut paham pemisahan kekuasaan, menemukan hukum (rechtsvinding) “in conreto” terutama antara fungsi eksekutif dan legislatif. untuk menjamin ditaatinya hukum materiil Narnun, meskipun tidak menganut ajaran yang disebut sebagai unsur (a) tersebut di atas. pemisahan kekuasaan, cabang kekuasaan Atas dasar itu, maka oleh Sjachran Basan kehakiman tetap dinyatakan bebas dan

dikatakan bahwa, 11 “Peradilan adalah segala merdeka dari pengaruh kekuasaan pemerintah. sesuatu yang bertalian dengan tugas memutus Karena itu, cabang kekuasaan kehakiman sejak

perkara dengan

hukum, semula memang diperlakukan khusus sebagai menemukan hukum in concreto dalam cabang kekuasaan yang terpisah dan tersendiri. mempertahankan dan menjamin ditaatinya Inilah salah satu ciri penting prinsip negara hukum materiil dengan menggunakan cara hukum yang hendak dibangun berdasarkan prosedural yang ditetapkan oleh hukum UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. formal.”

menerapkan

Untuk semakin menegaskan prinsip

Proses peradilan tanpa hukum materiil negara hukum itu, setelah reformasi, ketentuan akan lumpuh, tetapi sebaliknya tanpa hukum mengenai negara hukum itu ditegaskan lagi formal akan liar dan bertindak semaunya, dan dalam Perubahan Ketiga UUD 1945 pada dapat mengarah kepada apa yang biasa tahun 2001. Pada Pasal 1 ayat (3) Undang- ditakutkan orang sebagai “judicial tyrany”.

Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Kedudukan dan Fungsi …

Tahun 1945, ditegaskan bahwa Indonesia dengan memerhatikan saran dan pendapat adalah negara hukum. Sejalan dengan Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia.

ketentuan tersebut maka salah satu prinsip Setelah Undang-Undang Nomor 35 penting negara hukum adalah adanya jaminan Tahun 1999 tersebut diubah lagi dengan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004, merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan proses peralihan itu dipertegas lagi dalam lainnya untuk menyelenggarakan peradilan Ketentuan Peralihan Pasal 42 Undang-Undang guna menegakkan hukum dan keadilan. Dalam ini bahwa pengalihan organisasi, administrasi, usaha untuk memperkuat prinsip kekuasaan dan finansial dalam lingkungan peradilan kehakiman yang merdeka itu, maka sesuai umum dan peradilan Tata Usaha Negara dengan tuntutan reformasi di bidang hukum selesai dilaksanakan paling lambat tanggal 31 telah dilakukan perubahan terhadap Undang- Maret

Pengalihan organisasi, Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang administrasi, dan finansial dalam lingkungan Ketentuan-ketentuan

Kekuasaan peradilan agama selesai dilaksanakan paling Kehakiman dengan Undang-Undang Nomor lambat tanggal 30 Juni 2004. Pengalihan

Pokok

35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas organisasi, administrasi, dan finansial dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 lingkungan

militer selesai tentang

peradilan

Ketentuan-ketentuan Pokok dilaksanakan paling lambat tanggal 30 Juni Kekuasaan Kehakiman.

2004. Pengalihan organisasi, administrasi, dan Melalui perubahan Undang-Undang finansial sebagaimana dimaksud di atas

Nomor 14 Tahun 1970 tersebut telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden. diletakkan kebijakan bahwa segala urusan Keputusan Presiden tersebut ditetapkan paling mengenai peradilan baik yang menyangkut lambat: (a) 30 hari sebelum jangka waktu teknis yudisial maupun urusan organisasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir; administrasi, dan finansial berada di bawah dan (b) 60 hari sebelum jangka waktu tersebut satu atap di bawah kekuasaan Mahkamah berakhir. Agung. Kebijakan

Selanjutnya ditentukan pula dalam Pasal popular biasa disebut “kebijakan satu atap”.

ini

dengan istilah

43 dan 44 bahwa sejak dialihkannya organisasi,

Kebijakan ini ditentukan sudah harus administrasi, dan finansial tersebut, maka: (a) dilaksanakan paling lambat lima tahun sejak semua pegawai Direktorat Jenderal Badan diundangkannya Undang-Undang Nomor 35 Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang- Negara Departemen Kehakiman dan Hak Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Asasi Manusia, pengadilan negeri, pengadilan Ketentuan-ketentuan

Kekuasaan tinggi, pengadilan Tata Usaha Negara, dan Kehakiman. Dengan berlakunya Undang- pengadilan tinggi Tata Usaha Negara, menjadi

Pokok

Undang ini, pembinaan badan peradilan pegawai pada Mahkamah Agung; (b) semua umum, badan peradilan agama, badan pegawai yang menduduki jabatan struktural peradilan militer, dan badan peradilan Tata pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Usaha Negara berada di bawah kekuasaan

Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara Mahkamah Agung. Mengingat sejarah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi perkembangan peradilan agama yang spesifik Manusia, Pengadilan Negeri, Pengadilan dalam sistem peradilan nasional, pembinaan Tinggi, Pengadilan Tata Usaha Negara, dan terhadap badan peradilan agama dilakukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, tetap

menduduki jabatannya dan tetap menerima

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

lingkungan peradilan Tata Usaha Negara, dan

Sejak dialihkannya organisasi, oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. administrasi, dan finansial tersebut: (a) semua

Ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang- pegawai Direktorat Pembinaan Peraclilan Aga- Undang Dasar Negara Republik Indonesia ma Departemen Agama menjadi pegawai Tahun 1945 menentukan bahwa Mahkamah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Konstitusi memiliki wewenang mengadili pada pada Mahkamah Agung, serta pegawai tingkat pertama dan terakhir yang putusannya pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama bersifat final untuk menguji undang-undang menjadi pegawai Mahkamah Agung; (b) semua . terhadap Undang-Undang Dasar

Negara pegawai yang menduduki jabatan struktural Republik Indonesia Tahun 1945, memutus pada Direktorat Pembinaan Peradilan Agama sengketa kewenangan lembaga negara yang Departemen Agama menduduki jabatan pada kewenangannya, diberikan oleh Undang- Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Undang Dasar Negara Republik Indonesia pada Mahkamah Agung, sesuai dengan Tahun 1945, memutus pembubaran partai peraturan perundang-undangan; dan (c) semua politik, dan memutus perselisihan tentang hasil aset milik/barang inventaris pada pengadilan pemilihan umum. Selain itu Mahkamah agama dan pengadilan tinggi agama beralih Konstitusi memiliki kewajiban memberi menjadi

aset milik/barang inventaris putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan Mahkamah Agung.

pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Juga sejak dialihkannya organisasi, Presiden menurut Undang-Undang Dasar administrasi, dan finansial tersebut: (a) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. pembinaan personel militer di lingkungan

Disamping perubahan yang menyangkut peradilan militer dilaksanakan sesuai dengan kelembagaan penyelenggaraan kekuasaan peraturan perundang-undangan yang mengatur kehakiman sebagaimana dikemukakan di atas, personel militer; (b) semua Pegawai Negeri Undang-Undang Dasar Negara Republik Sipil di lingkungan peradilan militer beralih Indonesia

1945 juga telah menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Mahkamah memperkenalkan suatu lembaga baru yang Agung.

Tahun

berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan Perubahan-perubahan yang dilakukan kehakiman. yaitu Komisi Yudisial. Komisi

tersebut di atas, sejalan dengan semangat Yudisial bersifat mandiri yang berwenang reformasi nasional yang berpuncak pada mengusulkan pengangkatan hakim agung dan perubahan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi memiliki wewenang lain dalam rangka menjaga dalam penyelenggaraan negara Republik dan menegakkan kehormatan, keluhuran Indonesia. Perubahan Undang-Undang Dasar martabat serta perilaku hakim. Dengan Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mau demikian, dalam sistem dan mekanisme fidak mau telah membawa perubahan dalam penyelenggaraan

kekuasaan kehakiman kehidupan ketatanegaraan khususnya dalam 16 Republik Indonesia, Mahkamah Agung

pelaksanaan kekuasaan kehakiman. sebagai lembaga peradilan tertinggi dapat Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan didampingi oleh Komisi Yudisial sebagai

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

bersifat tidak mutlak karena tugas hakim Mengingat perubahan mendasar yang adalah menegakkan hukum dan keadilan dilakukan dalam perumusan materi Undang- berdasarkan Pancasila, sehingga putusannya Undang Dasar Negara Republik Indonesia mencerminkan rasa keadilan rakyat Indonesia.

Tahun 1945 khususnya yang berkenaan Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dengan penyelengaraan kekuasaan kehakiman, dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan maka Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 badan peradilan yang berada di bawahnya tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah peradilan agama, lingkungan peradilan militer, diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 lingkungan peradilan Tata Usaha Negara, dan Tahun 1999 perlu dilakukan perubahan secara oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dengan komprehensif. Dalam Undang-Undang ini demikian, puncak sistem kekuasaan kehakiman diatur mengenai badanbadan penyelenggara di Indonesia sekarang terdiri atas sebuah kekuasaan

kehakiman, asas-asas Mahkamah Agung dan sebuah Mahkamah penyelengaraan kekuasaan kehakiman, jaminan Konstitusi. Semua peradilan di seluruh wilayah kedudukan dan per-lakuan yang sama bagi negara Republik Indonesia adalah peradilan setiap orang dalam hukum dan dalam mencari negara dan ditetapkan dengan undang-undang. keadilan. Selain itu dalam Undang-Undang ini Ketentuan ini tidak menutup kemungkinan diatur pula ketentuan yang menegaskan penyelesaian perkara dilakukan di luar kedudukan hakim sebagai pejabat yang peradilan negara melalui perdamaian atau melakukan kekuasaan kehakiman serta arbitrase. Peradilan negara menerapkan dan panitera, panitera pengganti, dan juru sita menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

sebagai pejabat peradilan, pelaksanaan putusan Pancasila.

pengadjlan, bantuan hukum, dan badan-badan

Undang-Undang tentang lain yang fungsinya berkaitan dengan Kekuasaan Kehakiman ketentuan Pasal 4 ayat kekuasaan kehakiman. Untuk memberikan (1), peradilan dilakukan “Demi Keadilan kepastian dalam proses pengalihan organisasi, Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Menurut

administrasi, dan finansial badan peradilan di Ketentuan ini sesuai dengan Pasal 29 Undang- bawah Mahkamah Agung dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang ini diatur pula ketentuan peralihan.

Tahun 1945 yang menentukan bahwa: Dalam

undang-undang, kekuasaan “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang kehakiman itu sendiri dirumuskan sebagai

Maha Esa.”

kekuasaan negara yang merdeka untuk Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap menyelenggarakan peradilan guna menegakkan penduduk untuk memeluk agama masing-

hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, masing dan untuk beribadat menurut demi terselenggaranya negara hukum Republik agamanya dan kepercayaannya itu. Ditentukan Indonesia. Kekuasaan Kehakiman yang pula dalam ayat (2) bahwa peradilan dilakukan merdeka tersebut mengandung pengertian dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari segala Dalam penjelasan dinyatakan bahwa ketentuan campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial, ini dimaksudkan untuk memenuhi harapan kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut para pencari keadilan. Pemeriksaan dan dalam Undang-Undang Dasar Negara penyelesaian perkara bersifat "sederhana"

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

kesalahannya dan telah ketelitian dalam mencari kebenaran dan memperoleh kekuatan hukum tetap. Setiap keadilan.

orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau

Dalam Pasal 4 ayat (3) dan (4) diadili tanpa alasan berdasarkan undang- ditentukan bahwa: undang atau karena kekeliruan mengenai

“Segala campur tangan dalam urusan peradilan orangnya atau hukum yang diterapkannya, oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman berhak menuntut ganti kerugian dan reha-

dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana bilitasi. Yang dimaksud dengan rehabilitasi di disebut dalam Undang-Undang Dasar Negara sini adalah pemulihan hak seseorang

berdasarkan putusan pengadilan pada Sedangkan dalam ayat (4) ditentukan kedudukan

Republik Indonesia Tahun 1945 .”

yang menyangkut bahwa:

semula

kehormatan, nama baik, atau hak-hak lain.

“Setiap orang yang dengan sengaja melanggar Pejabat yang dengan sengaja melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) perbuatan sebagaimana dimaksud di atas

dipidana. Ketentuan mengenai tata cara dipidana.” Dalam penjelasan dinyatakan bahwa penuntutan ganti kerugian, rehabilitasi dan

yang dimaksud dengan “dipidana” dalam pembebanan ganti kerugian diatur dalam

Undang-Undang.

rumusan ayat (4) di atas adalah bahwa

Kekuasaan kehakiman itu sendiri unsurunsur tindak pidana dan pidananya merupakan pilar ketiga dalam sistem ditentukan dalam undang-undang.

kekuasaan negara modern. Dalam bahasa Pengadilan mengadili menurut hukum

Indonesia, fungsi kekuasaan yang ketiga ini dengan tidak membeda-bedakan orang.

seringkali disebut cabang kekuasaan yudikatif, Pengadilan membantu pencari keadilan (justice dari istilah Belanda judicatief. Dalam bahasa seekers atau justisiabelen) dan berusaha mengatasi Inggris, di samping istilah legislative dan segala hambatan dan rintangan untuk dapat executive, tidak dikenal istilah judicative, sehingga tercapainya peradilan yang sederhana, cepat,

18 untuk pengertian yang sama biasanya dipakai dan biaya ringan. Tidak seorang pun dapat istilah judicial, judiciary, atau judicature.

dihadapkan di depan pengadilan selain Sedangkan yang biasa dianggap sebagai pilar

menurut apa yang ditentukan oleh undang- keempat atau “the fourth estate of democracy” undang. Tidak seorang pun dapat dijatuhi

adalah pers bebas (free press) atau prinsip pidana, kecuali apabila pengadilan, karena alat-

independence of the press. Karena itu, jika dalam alat bukti yang sah menurut undang-undang,

pengertian fungsi negara (state functions), dikenal mendapat keyakinan bahwa seseorang yang

adanya istilah trias politica, dalam sistem dianggap dapat bertanggung jawab, telah

demokrasi secara lebih luas juga dikenal bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas adanya istilah “quadru politica”.

dirinya.

Dalam sistem negara modern, cabang Tidak seorang pun dapat dikenakan

kekuasaan kehakiman atau judiciary ini penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan

merupakan cabang yang diorganisasikan secara penyitaan, selain atas perintah tertulis oleh

tersendiri sebagai salah satu esensi kegiatan kekuasaan yang sah dalam hal dan menurut

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

.” dengan independensi peradilan. Prinsip Bahkan, boleh jadi, karena Montesquieu pemisahan kekuasaan (separation of powers) itu sendiri adalah seorang hakim (Perancis), maka menghendaki bahwa para hakim dapat bekerja dalam bukunya, l'Esprit des Lois is memimpikan secara independen dari pengaruh kekuasaan pentingnya pemisahan kekuasaan yang ekstrim eksekutif dan legislatif. Bahkan, dalam antara cabang kekuasaan legislatif, eksekutif memahami dan menafsirkan undang-undang dan terutama kekuasaan yudisial. Dalam dasar dan undang-undang, hakim harus praktek di kemudian hari, impian Montesquieu independen dari pendapat dan bahkan dari ini tidak pemah terbukti, terutama dalam kehendak politik para perumusn undang- hubungan antara fungsi legislatif dan eksekutif. undang dasar dan undang-undang itu sendiri Namun, dalam konteks fungsi kekuasaan ketika perumusan dilakukan. Meskipun kehakiman, apa yang dimimpikannya itu justru anggota parlemen dan presiden yang dipilih menjadi pegangan universal di dunia seluruh langsung

rakyat mencerminkan dunia. Karena itu, sampai sekarang, prinsip the kedaulatan rakyat dalam me-nentukan independence of judiciary menjadi salah satu ciri kebijakan kenegaraan, tetapi kata akhir dalam terpenting setiap negara hukum yang memahami maksudnya tetap berada di tangan demokratis. Tidak ada negara yang dapat para hakim. disebut negara demokrasi tanpa praktek

oleh

Lagi pula, sebagai buatan manusia, kekuasaan kehakiman yang independen. hukum dan peraturan perundang-undangan Bahkan, oleh Mukti Arto dikatakan, sering kali memang tidak sempurna. keberadaan lembaga pengadilan itu sangat Terkadang, ada saja undang-undang yang agak penting karena tiga alasan, yaitu: (a) pengadilan kabur perumusannya sehingga membuka merupakan pengawal konstitusi; (b) pengadilan kemungkinan banyak penafsiran mengenai bebas merupakan unsurnegara demokrasi; dan pengertian-pengertian yang terkandung di (c) pengadilan merupakan akar negara hukum.

dalamnya. Akibatnya, undang-undang atau Baik di negara-negara yang menganut peraturan yang demikian itu menye-babkan tradisi civil law maupun common law, baik yang terjadinya kebingungan dan ketidakpastian menganut sistem pemerintahan parlementer (rechtsonekerheid) yang luas. Karena itu, maupun presidensil, lembaga kekuasaan dibutuhkan hakim yang dapat menafsirkan kehakiman selalu bersifat tersendiri. Misalnya, kandungan norma yang terdapat di dalamnya di negara yang menganut sistem parlementer, secara tepat dan adil sehingga dapat dijadikan terdapat percampuran antara fungsi legislatif dasar untuk memutuskan persoalan yang dan eksekutif. Di Inggris, misalnya, untuk timbal dengan putusan yang menjadi solusi menjadi menteri seseorang justru disyaratkan terakhir. Untuk itulah, dibutuhkan hakim yang harus berasal dari anggota parlemen. Parlemen benarbenar kompeten, berintegritas, dan dapat dapat

melalui dipercaya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, mekanisme “ mosi tidak percaya”. Sebaliknya, maka dibutuhkaa pengaturan yang tepat pemerintah juga dapat membubarkan mengenai ripe manusia seperti apa yang parlemen dengan cara mempercepat pemilihan seharusnya diangkat menjadi hakim.

membubarkan

kabinet

umum. Namun, meskipun demikian, cabang Banyak sekali komentar dan pandangan kekuasaan kehakiman atau judiciary tetap negatif terhadap hakim mengenai sejauh mana

bersifat independen dari pengaruh cabang- hakim dapat bekerja dengan objektif, dan cabang kekuasaan lainnva.

apakah tidak mungkin terjadi bahwa hakim

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

tidak akan “bias”. Apakah benar bahwa hukum yang demokratis (democratische rechtsstaal) seorang hakim baik secara sadar ataupun tidak ataupun negara demokrasi yang berdasar atas

sadar tidak akan dipengaruhi oleh sikap hukum (constitutional democracy) adalah adanya “prejudice” yang disebabkan oleh latar belakang kekuasaan kehakiman yang independen dan sosial dan politik kehidupannya sendiri dalam tidak berpihak (independent and impartial). Apa memutus setiap perkara yang untuk itu ia pun sistem hukum yang dipakai dan sistem diharapkan bersikap objektif dan imparsial. pemerintahan yang dianut, pelaksanaan “the Sikap “bias” itu terkadang dipengaruhi pula principles of independence and impartiality of the oleh cara hakim sendiri dalam memahami atau judiciary” harus benar-benar dijamin di setiap

memandang kedudukan dan fungsinya. negara demokrasi konstitusional (constitutional Misalnya, dalam memutus sesuatu perkara, democracy).

pasti ada yang pihak senang dan ada pihak Lembaga peradilan tumbuh dalam tidak senang, termasuk dalam perkara yang sejarah umat manusia dimulai dari bentuk dan bersangkutan dengan pertentangan antara sistemnya yang sederhana. Lama-lama bentuk negara dengan warga negara. Dalam hal dan sistem peradilan berkembang menjadi demikian, apakah hakim akan tetap dapat semakin kompleks dan modern. Karena itu, bersikap netral atau akan merasa menjadi 30 seperti dikemukakan oleh Djokosutono, ada

“hero” bagi rakyat dalam menghadapi negara. empat tahap sekaligus empat macam Dalam kegiatan bernegara, kedudukan rechtspraak yang dikenal dalam sejarah, yaitu:

hakim pada pokoknya bersifat sangat khusus. 1. Rechtspraak naar ongeschreven recht (hukum Dalam hubungan kepentingan yang bersifat

adat), yaitu pengadilan yang didasarkan triadik (triadic relation) antara negara (state),

atas ketentuan hukum yang tidak tertulis, pasar (market), dan masyarakat madani (civil

seperti pengadilan adat.

precedenten, yaitu tengah. Demikian pula dalam hubungan antara

society), kedudukan hakim harus berada di 2. Rechtspraak

naar

pengadilan yang didasarkan atas prinsip negara (state) dan warga negara (citizens), hakim

preseden atau putusan-putusan hakim juga harus berada di antara keduanya secara

yang terdahulu, seperti yang dipraktikkan seimbang. Jika negara dirugikan oleh warga

di Inggris. negara, karena warga negara melanggar hukum 3. Rechtspraak naar rechtsboeken, yaitu

negara, maka hakim harus memutuskan hal itu pengadilan yang didasarkan atas kitab- dengan adil. Jika warga negara dirugikan oleh

kitab hukum, seperti dalam praktek keputusan-keputusan negara, baik melalui

dengan pengadilan agama (Islam) yang perkara Tata Usaha Negara maupun perkara

menggunakan kompendium atau kitab- pengujian peraturan, hakim juga harus

kitab ulama ahlussunnah waljama'ah atau memutusnya dengan adil. Jika antar warga

kitab- kitab ulama syi’ah, dan

negara sendiri ataupun dengan lembaga- 4. Rechtspraak naar wetboeken, yaitu pengadilan lembaga negara terlibat sengketa kepentingan

yang didasarkan atas ketentuan undang- perdata satu sama lain, maka hakim atas nama

undang ataupun kitab undang-undang. negara juga harus memutusnya dengan adilnya.

Pengadilan ini jutaan sarjana dengan Karena itu, hakim dan kekuasaan kehakiman

pengertian yang boleh jadi berbeda-beda memang harus ditempatkan sebagai cabang

dan satu era ke era yang lain. Jika orang kekuasaan tersendiri.

bertitik tolak dari konsep negara hukum

Kedudukan dan Fungsi …

(rechtsstaat), maka orang akan tiba pada Di samping itu, dalam sistem peradilan pemberian kualifikasi kepada konsep di Indonesia dewasa ini, terdapat empat rechtsstaat yang diidealkan, yaitu antara lingkungan peradilan, yang masing-masing lain

demokratis memiliki lembaga pengadilan tingkat pertama (democratirche rechtsstaat). Sebab banyak dan pengadilan tingkat banding. Pada tingkat negara hukum yang tidak demokratis, kasasi, semuanya berpuncak pada Mahkamah salah satu contohnya adalah Jerman di Agung (MA). Pengadilan tingkat pertama dan bawah Hider. Jika orang bertitik tolak dari kedua dalam keempat lingkungan peradilan konsep democrat', maka kualifikasi dapat tersebut adalah:

rechtsstaat

yang

diberikan sesuai dengan penekanan yang 1. Pengadilan Negeri (PN) dan Pengadilan hendak diberikan pada konsep ideal

Tinggi (PT) dalam lingkungan peradilan demokrasi itu, misalnya, participatory

umum

democracy, pluralistic democrat', constitutional 2. Pengadilan Agama (PA) dan Pengadilan democracy dan sebagainya. Merupakan

Tinggi Agama (PTA) dalam lingkungan penjelmaan dari paham hukum positif peradilan agama

3. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atau moderne wetgeving yang mengutamakan

dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara peraturan perundang-undangan yang

dalam lingkungan peradilan tata usaha bersifat tertulis (schreven wetgeving).

negara, dan

4. Pengadilan Militer (PM) dan Pengadilan Pengadilan adalah lembaga kehakiman

Tinggi Militer dalam lingkungan yang menjamin tegaknya keadilan melalui

peradilan militer

penerapan undang-undang

dan

kitab

Di samping itu, dewasa ini, dikenal undangundang (wet en wetboeken) dimaksud.

pula adanya sembilan bentuk pengadilan Strukturnya dapat bertingkat-tingkat sesuai

khusus, baik yang bersifat tetap ataupun ad dengan sifat perkara dan bidang hukum yang

hoc, yaitu:

terkait. Ada perkara yang cukup diselesaikan

melalui peradilan pertama dan sekaligus Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM )

2. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terakhir, ada pula perkara yang diselesaikan

(Tipikor)

dalam dua tingkat, dan ada pula perkara yang 3.

Pengadilan Niaga diselesaikan dalam tiga tahap, yaitu tingkat 4. Pengadilan Perikanan

pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi. 5. Pengadilan Hubungan Kerja Industrial Selain itu, seperti : pembagianmenurut van

6. Pengadilan Pajak

Vollenhoven,

“justitierecht” atau

7. Pengadilan Anak

“the lawof the administrasion of Justice” 8. Mahkamah Syar’iyah di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam

sendiri terbagi lagi menjadi empat, yaitu:

9. Mahkamah Pelayaran

1. Staatsrechtelijke Rechtspleging (peradilan 10. Pengadilan Adat di Papua tata negara)

11. Pengadilan Tilang.

2. Privaatsrechttelijke Rechtspleging (peradilan

perdata) Pengadilan HAM, Pengadilan Tipikor,

3. Strafsrechtelijke Rechtspleging (peradilan Pengadilan Niaga, dan Pengadilan Perikanan, pidana), dan

4. Administratiefrechtelijke Rechtspleging termasuk ke dalam lingkungan peradilan (peradilan tata usaha negara).

umum, sedangkan yang lainnya, seperti Pengadilan Pajak dan Pengadilan Hubungan

Kerja Industrial dapat digolongkan termasuk

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

antarinstansi dan lingkungan peradilan umum untuk hal-hal ketidakharmonisan antar peraturan yang yang berkaitan dengan kewenangan peradilan terkait, pelaksanaan togas dan fungsi umum, dan termasuk juga lingkungan

pengadilan-pengadilan perikanan peradilan agama untuk hal-hal yang berkaitan tersebut ditangguhkan oleh pemerintah paling dengan kewenangan peradilan agama. Menurut lambat sampai tanggal 6 Oktober 2007. ketentuan Pasal 15, pengadilan khusus hanya Penangguhan dimaksud dilakukan oleh dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan presidcn dengan menetapkan Perpu Nomor 2 peradilan yang diatur dengan undang-undang. Tahun 2006 tentang Penangguhan Pelaksanaan Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Tugas dan Fungsi Pengadilan Perikanan Aceh Darussalam merupakan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (5) khusus dalam lingkungan peradilan agama Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 sepanjang

kewenangannya menyangkut tentang Perikanan. Kasus penangguhan kewenangan peradilan agama, dan merupakan pelaksanaan Undang-Undang ini jelas meru- pcngadilan khusus dalam lingkungan peradilan pakan bukti mengenai tidak siapnya aparat dan umum sepanjang kewenangannya menyangkut aparatur untuk melaksanakan ketentuan Pasal kewenangan peradilan umum.

71 ayat (5) Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Banyaknya dibentuk berbagai pengadilan 2004 tentang Perikanan yang bersifat khusus ataupun yang bersifat ad

hoc ini memang perlu disoroti secara Fungsi Kekuasaan Kehakiman di Negara tersendiri. Kreatifitas yang tumbuh di berbagai Hukum Republik Indonesia

Menurut Keputusan Presiden Republik sektor pemerintahan untuk membentuk Indonesia Nomor 7 Tahun 1974, istilah fungsi lembaga-lembaga, komisikomisi, dan badan-

berarti adalah sekelompok pekerjaan, kegiatan, badan baru dapat dinilai baik-baik saja dan usaha yang satu sama lainnya ada sekiranya hal itu benar-benar didasarkan atas

hubungan erat untuk melaksanakan suatu pertimbangan yang sangat matang dari semua tugas pokok. Dari sudut bahasa, fungsi aspeknya. Namun, sering kali kreatifitas ini

(Belanda = functie, Inggris = function) berarti dikembangkan tidak berdasarkan atas jabatan, atau kerja, sedangkan menurut pengkajian yang ma-tang dan mendalam.

Logeman, fungsi itu adalah suatu lingkungan Akibatnya, pembentukan lembaga-lembaga kerja tertentu dalam hubungan keseluruhan. dan termasuk pengadilan-pengadilan khusus

Selanjutnya beliau mengemukakan, dalam dan yang bersifat ad hoc ini menimbulkan bidang hukum positif, fungsi dalam organisasi masalah tersendiri, seperti ketidaksiapan

negara disebut jabatan negara c.q. merupakan aparatur dan aparat yang tersedia serta

menyebabkan terjadinya “redundancy” dan stenografis secara yuridis, sejauh personifikasi “ineficieng” yang bersifat “high cost”. itu dapat dipikirkan terletak dalam wewenang

dan kewajiban orang-orang yang memenuhi Sebagai contoh, berdasarkan ketentuan

kecakapan tertentu, digandengkan pada suatu Pasal 71 UndangUndang Nomor 31 Tahun penyerahan kedudukan menurut kaidah sendiri 2004 tentang Perikanan, maka untuk pertama

yang tertentu.

kali telah dibentuk beberapa pengadilan

Miriam Budiarjo menyatakan apabila perikanan, yaitu di Pengadilan Negeri Jakarta

memandang negara dari sudut kekuasaan dan Utara, Medan, Pontianak, Bitung, dan Tual. menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan

Kedudukan dan Fungsi … Kedudukan dan Fungsi …

9. Adanya mekanisme judicial review. atau kumpulan asas yang menetapkan