Sub Pokok bahasan pertemuan ke-­10

  

Pengantar  Ekonomi  Pembangunan

Pembangunan  Daerah Putri  Irene  Kanny

  Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id

  

Sub  Pokok  bahasan  pertemuan  ke-­10

z

  Pengertian  Pembangunan   Ekonomi  Daerah z

  Teori  Pertumbuhan   dan  Pembangunan     Ekonomi  Daerah z

  

Paradigma  Baru  Teori  Pembangunan   Daerah

z

  Perencanaan  Pembangunan    Daerah z

  Tahap-­tahap   Perencanaan  Pembangunan   Daerah z

  Peran  Pemerintah  Dalam  Pembangunan   Daerah    

  

PENDAHULUAN

Pengertian daerah berbeda-­beda tergantung pada aspek tinjauannya.  

  ASPEK  EKONOMI  :

  1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang di mana  kegiatan ekonomi   terjadi clan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-­

sifat yang sama.  Kesamaan sifat-­sifat tersebut antara lain  dari segi

pendapatan per kapitanya,   sosial-­budayanya,   geografisnya,   dan   sebagainya.  

  Daerah dalam pengertian seperti ini  disebut daerah homogen

  1. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi   ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat  kegiatan ekonomi.   Daerah dalam pengertian ini  disebut daerah modal

  

2. Suatu daerah adalah suatu ekonomi   ruang yang berada di bawah satu

administrasi tertentu seperti satu provinsi,  kabupaten,   kecamatan,   dan   sebagainya.   Jadi daerah di sini  didasarkan pada pembagian administratif suatu negara.   Daerah dalam pengertian seperti ini   dinamakan daerah perencanaan atau daerah administrasi.  

  Dalam praktik,  jika kita membahas perencanaan pembangunan ekonomi daerah maka pengertian yang  ketiga tersebut di  atas yang  lebih banyak digunakan,  karena

  Dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana

  v

  pembangunan daerah diperlukan tindakan-­tindakan dari berbagai lembaga pemerintah.  Oleh karena itu,  akan lebih praktis jika suatu negara dipecah menjadi beberapa daerah ekonomi berdasarkan satuan administratif yang   ada.   Daerah  yang  batasannya ditentukan secara administratif

  v

  lebih mudah dianalisis,  karena biasanya pengumpulan data  di  berbagai daerah dan suatu negara,  pembagiannya didasarkan pada satuan administratif.  

PEMBANGUNAN  EKONOMI  DAERAH   proses

  

Pembangunan  ekonomi  daerah   adalah   suatu   di  

pemerintah  daerah  dan  masyarakatnya  mengelola   mana  

sumberdaya-­sumberdaya membentuk   suatu  

yang   ada  dan   pola  kemitraan   pemerintah sektor antara   daerah   dengan   swasta untuk  menciptakan   suatu  lapangan   kerja  baru   dan   merangsang   perkembangan   kegiatan   ekonomi   dalam   wilayah   tersebut.   untuk meningkatkan jumlah dan jenis

Tujuan utama peluang kerja untuk masyarakat daerah

  Terjadi kerjasama antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat dengan sumberdaya yang ada untuk meningkatkan pembangunan daerah

  

TEORI  PERTUMBUHAN  DAN  

PEMBANGUNAN  DAERAH  

Bahasan   Teori-­teori  ini  adalah   pembahasan   yang  berkisar   tentang   metoda   dalam  menganalisis   perekonomian   suatu   daerah dan  teori-­teori  yang  membahas   tentang   faktor-­faktor  

yang  menentukan   pertumbuhan   ekonomi  suatu   daerah   tertentu.

  =  f(sumberdaya  alam,  tenaga  

Pembangunan  Daerah  

  

kerja,  investasi,  entrepreneurship,  transportasi,  komunikasi,  

komposisi  industri,  teknologi,  luas  daerah,  pasar  ekspor,  

situasi  ekonomi  internasional,  kapasitas  pemerintah  daerah,  

pengeluaran  pemerintahpusat,  dan  bantuan-­bantuan   pembangunan).

Teori Ekonomi Neo  Klasik

  Peranan  teori  ekonomi  Neo  Klasik  tidak  terlalu  besar  dalam   menganalisis  pembangunan  daerah  (regional)  karena   teori  ini  tidak  memiliki  dimensi  spasial  yang  signifikan.  

  Namun  demikian,  teori  ini  memberikan  2  konsep  pokok   dalam  pembangunan  ekonomi  daerah  yaitu

  1. Keseimbangan (equilibrium)    

  

2. Mobilitas faktor  produksi.  Artinya,  sistem  perekonomian  

  akan  mencapai  keseimbangan  alamiahnya  jika  modal   bisa  mengalir  tanpa  restriksi  (pembatasan).  Oleh  karena   itu,  modal  akan  mengalir  dari  daerah  yang  berupah   tinggi  menuju  ke  daerah  yang  berupah  rendah.  

  Teori Basis  Ekonomi (Economic  Base  Theory)      

Teori  basis   ekonomi   ini  menyatakan   bahwa   faktor  penentu   utama  

pertumbuhan   ekonomi   suatu  daerah   adalah   berhubungan   langsung   dengan   permintaan   akan   barang   dan  jasa   dari  luar  

daerah,   Pertumbuhan   industri-­industri   yang   menggunakan  

sumberdaya   lokal,   termasuk   tenaga   kerja  dan  bahan   baku  

untuk  diekspor,   akan   menghasilkan   kekayaan   daerah   dan  

penciptaan   peluang   kerja  (job  creation).   Strategi   pembangunan   daerah   yang  muncul   yang   didasarkan   pada   teori  ini  adalah   penekanan   terhadap   arti  penting   bantuan   (aid)  kepada   dunia   usaha   yang  mempunyai   pasar  secara  

nasional   maupun   internasional.   Implementasi   kebijakannya  

mencakup   pengurangan   hambatan/   batasan   terhadap   perusahaan-­ perusahaan   yang   berorientasi   ekspor   yang  ada   dan  akan   didirikan   di  daerah   tersebut.  

Teori Lokasi

  Para  ekonomi  regional   sering  mengatakan   bahwa   ada  3  

faktor  yang  mempengaruhi   pertumbuhan   daerah   yaitu:  

lokasi,  lokasi,  dan  lokasi!  

Pernyataan   tersebut   sangat   masuk  akal  jika  dikaitkan   dengan  

pengembangan   kawasan  industri.   Perusahaan   cenderung   untuk  meminimumkan   biayanya   dengan   cara  memilih   lokasi  yang   memaksimumkan  peluangnya   untuk  

mendekati   pasar.  Model  pengembangan   industri  kuno  

menyatakan   bahwa   lokasi  yang  terbaik  adalah   biaya  yang   termurah  antara   bahan   baku  dengan   pasar.  

  Keterbatasan   dari  teori  lokasi  ini  pada  saat  sekarang   adalah   bahwa   teknologi   dan  komunikasi  modern   telah  mengubah   signifikansi   suatu  lokasi  tertentu   untuk  kegiatan   produksi   dan  distribusi  barang.  

Teori Tempat Sentral

  Teori  tempat  sentral  (central  place  theory)   menganggap   bahwa  ada  hirarki  tempat   (hierarchy  of  places).  Setiap  tempat  sentral   didukung  oleh  sejumlah  tempat  yang  lebih   kecil  yang  menyediakan  sumberdaya   (industri  dan  bahan  baku).  Tempat  sentral   tersebut  merupakan  suatu  pemukiman   yang  menyediakan  jasa-­jasa  bagi   penduduk  daerah  yang  mendukungnya.  

Teori Kumulatif Kausasi

  Kondisi  daerah-­daerah   sekitar  kota  yang   semakin  buruk  menunjukkan  konsep  dasar   dari  tesis  kausasi  kumulatif  (cumulative   causation)  ini.  Kekuatan-­kekuatan  pasar   cenderung  memperparah   kesenjangan  antar   daerah-­daerah   tersebut  (maju  versus   terbelakang).  Daerah  yang  maju  mengalami  

akumulasi  keunggulan  kompetitif  banding  

daerah-­daerah   lainnya.  Hal  ini  yang  disebut   Myrdal  (1957)  sebagai  backwash  effect  

Model  Daya Tarik  (Attraction)    

  Teori  daya  tank  industri  adalah  model  

pembangunan  ekonomi  yang  paling  

banyak  digunakan  oleh  masyarakat. Teori  ekonomi  yang  mendasarinya   adalah  bahwa  suatu  masyarakat  dapat   memperbaiki  posisi  pasarnya  terhadap   industrialis  melalui  pemberian  subsidi   dan  insentif  

  PARADIGMA  BARU  TEORI   PEMBANGUNAN  EKONOMI  DAERAH  

PERENCANAAN  PEMBANGUNAN   EKONOMI  DAERAH  

  Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah,  tetapi perencanaan untuk suatu daerah

  Perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-­

sumber daya publik yang  tersedia di  daerah tersebut dan untuk

memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai

sumberdaya-­ sumberdaya swasta secara bertanggungjawab.   Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah,   suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit  ekonomi

(economic   entity) yang  di  dalamnya terdapat berbagai unsur

yang  berinteraksi satu sama lain.  

PERLUNYA  PERENCANAAN   PEMBANGUNAN  DAERAH  

  Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah,   mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan antar daerah,   dan kalau hal ini dibiarkan dapat menimbulkan dampak yana kurang menguntungkan bagi suatu negara.  

  

Hirschman  (1958)  mengemukakan bahwa jika suatu

daerah mengalami perkembangan,  maka perkembangan itu akan mernbawa pengaruh atau imbas ke daerah lain  

  Menurut Hirschman,  daerah di  suatu negara dapat dibedakan menjadi daerah kaya  dan miskin.  Jika perbedaan antara kedua daerah tersebut semakin menyempit berarti terjadi imbas yang  baik (trickling  down   effects).Sedangkan jika perbedaan antara kedua daerah tersebut

semakin jauh berarti terjadi proses  pengkutuban (polarization  effects)  

Campur  Tangan  Pemerintah  (perencanaan) untuk  

  pembangunan  daerah-­daerah  mempunyai  manfaat  

yang  sangat  tinggi,  di  samping  mencegah  jurang  

kemakmuran  antar  daerah,  melestarikan   kebudayaan  setempat,  dapat  juga  menghindarkan   perasaan  tidak  puas  masyarakat.   Jika  masyarakat  sudah  tenteram,  dapat  membantu   terciptanya  kestabilan  dalam  masyarakat  terutama   kestabilan  politik,  padahal  kestabilan  dalam  

masyarakat  merupakan  syarat  mutlak  jika  suatu  

negara  hendak  mengadakan  pembangunan  negara   secara  mantap.  

IMPLIKASI  PERENCANAAN   PEMBANGUNAN  EKONOMI  DAERAH   Ada  3  implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah: 1) Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang  realistik memerlukan pemahaman tentang

  

hubungan antara daerah dengan lingkungan

nasional di  mana daerah tersebut merupakan bagian darinya,  keterkaitan secara mendasar antara keduanya,  dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut

Ada  3  implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:

  

2) Sesuatu yang  tampaknya baik secara nasional

belum tentu baik untuk daerah,  dan sebaliknya yang  baik bagi daerah belum tentu baik secara nasional.  

  3) Perangkat kelembagaan yang  tersedia untuk pembangunan daerah.

  MISAL.  Administrasi,  proses  pengambilan keputusan,  otoritas-­biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang  tersedia pada tingkat pusat.  

  TAHAP-­TAHAP  PERENCANAAN   PEMBANGUNAN  DAERAH   Menurut  Blakely  (1989)  ada  6  tahap  dalam  proses   perencanaan  pembangunan  ekonomi  daerah

  

Menurut  Blakely  (1989)  ada  6  tahap  dalam  proses   perencanaan  pembangunan  ekonomi  daerah Sistem Informasi Perencanaan (Pengumpulan dan Analisis Data)  seyogyanya mencakup 5  bidang utama:  

  1) Evaluasi  siklus  perencanaan  sebelumnya   2) Kinerja  dari  proyek-­proyek  pembangunan  sebelumnya  yang  

  dilakukan  di  daerah  tersebut  dan  daerah-­daerah  sejenis   lainnya.  

  3) Penaksiran  sumberdaya-­sumberdaya  pembangunan  di  luar  

  daerah,  tetapi  tersedia  dan  potensiai  untuk  tersedia  (dana   publik  atau  swasta  yang  dapat  diinvestasikan  pada  bidang  yang   diinginkan  oleh  pembangunan  ekonomi  daerah,  bakat-­bakat   khusus  atau  kapabilitas  individual  dan  lembaga-­lembaga   yang   dapat  ditarik,  clan  sebagainya).  

  4) Karakteristik  dan  dinamika  kondisi  daerah,  khusunya  data  

  perekonomian,  infrastruktur,  karakteristik  fisik  dan  sosial,   sumberdaya,  dan  institusi,  dan  sebagainya.  

  5) Keterkaitan  antara  kondisi  daerah  dengan  daerah-­daerah  

SUMBERDAYA  PERENCANAAN   UNTUK  PEMBANGUNAN  DAERAH   Lingkungan Fisik sebagai Sumberdaya Perencanaan

  Pemerintah daerah biasanya memperhatikan masalah lingkungan fisik-­infra-­struktur fisik-­yang  tentu saja penting bagi dunia usaha dan industri.     Lingkungan Regulasi sebagal Sumberdaya Perencanaan Misalnya,  beberapa kota di  negara maju belakangan ini telah menciptakan pusat pelayanan bisnis terpadu (one  stop)    

  

Lingkungan Attitudinal  sebagai Sumberdaya Perencanaan

Dunia usaha sering kali  tidak akan memilih suatu daerah tertentu karena penduduknya dikenal,  misalnya bersikap "anti  bisnis".    

PERAN  PEMERINTAH  DALAM   PEMBANGUNAN  DAERAH  

  

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi

yang  tertarik dalam pembangunan ekonomi

daerah adalah menentukan peran (role)  yang   akan dilakukan dalam proses  pembangunan.  

  

Ada  4  peran yang  dapat diambil oleh pemerintah

daerah dalam proses  pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai entrepreneur,   koordinator,  fasilitator,  dan stimulator  bagi lahirnya inisiatif-­ inisiatif pembangunan daerah Entrepreneur.  

ENTREPRENEUR  

  Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk

menjalanksn suatu usaha bisnis.  Pemerintah

daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMD).  Aset-­aset pemerintah daerah harus dapat dikelola dengan lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.  

KOORDINATOR  

  Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai

koordirator untuk menetapkan kebijakan atau

mengusulkan strategi-­strategi bagi pembangunan di  daerahnya.  

FASILITATOR  

  

Pemerintah  daerah  dapat  mempercepat  pembangunan  

melalui  perbaikan  lingkungan  attitudinal   di  daerahnya.   Ha!  ini  akan  mempercepat  proses  pembangunan  dan   prosedur  perencanaan  serta  pengaturan  penetapan   daerah  (zoning)  yang  lebih  baik.  

STIMULATOR

  

Pemerintah  daerah  dapat  menstimulasi  penciptaan  dan  

pengembangan  usaha  melalui  tindakan-­tindakan   khusus  yang  akan  mempengaruhi  perusahaan-­ perusahaan  untuk  masuk  ke  daerah  tersebut  dan   menjaga  agar  perusahaan-­perusahaan  yang  telah  ada   tetap  berada  di  daerah  tersebut.  

INFORMASI  YANG  DIBUTUHKAN   DALAM  PERENCANAAN   PEMBANGUNAN  EKONOMI  DAERAH  

  Layanan Kondisi

Data   Karakteri Jasa

Pasar Kondisi kependu

stik

bagi Tenaga fisik dudkan Ekonomi Masyara

  Kerja kat

  

Pengantar  Ekonomi  Pembangunan

Hutang Luar Negeri  dan  

  

Pembiayaan Pembangunan di  Indonesia

Putri  Irene  Kanny

  

Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id

Sub  Pokok  bahasan  pertemuan  ke-­11-­12

  z Karakteristik  dan  pembentukan  utang z

  Penyebab  timbulnya  krisis  Utang   z

  Manajemen  krisis  Utang z

  Solusi  krisis  utang  internasional z

  Modal  Asing dalam Pembangunan z

  Motivasi Negara  Donor z

  Sumber-­sumber pembiayaan Pembangunan   Indonesia

PENDAHULUAN

  Sejak  krisis  utang  luar  negeri  (ULN)  dunia  pada  awal   1980-­an,  masalah  ULN  yang  dialami  oleh  banyak   negara  sedang  berkembang  (NSB)  tidak  semakin   baik.  Banyak  NSB  semakin  terjerumus  ke  dalam  

krisis  ULN  sampai  negara-­negara   pengutang  besar  

terpaksa  melakukan  program-­program   penyesuaian  

struktual  terhadap  ekonomi  mereka  atas  desakan   dari  Bank  Dunia  dan  Dana  Moneter  Internasional   (IMF),  sebagai  syarat  utama  untuk  mendapatkan   pinjaman  baru  atau  pengurangan   terhadap  pinjaman   lama  (Tambunan,  2001).

Teori Utang Luar Negeri

  Sekelompok ekonom pada tahun 1950-­an  dan 1960-­an   berpendapat dan meyakini bahwa bantuan luar negeri mempunyai dampak yang  positif terhadap pembangunan ekonomi suatu negera tanpa menimbulkan gangguan pada masa  sesudahnya bagi negara-­negara debitor tersebut.  

  Teori Harrod-­Domar.  Teori yang  berbicara tentang penggunaan bantuan luar negeri dalam pembiayaan pembangunan selanjutnya dikembangkan oleh beberapa ekonom seperti Hollis  Chenery,  Alan  Strout,  dan lain-­lain   pada tahun 1960-­an  dan awal tahun 1970-­an.  

  

Chenery dan Carter (1973) dapat dikelompokkan ke

dalam empat pemikiran mendasar.

  Pertama,  sumber dana eksternal (modal  asing)  dapat

  dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai suatu dasar yang  signifikan untuk memacu kenaikan investasi serta pertumbuhan ekonomi.  

  Kedua,  untuk menjaga dan mempertahankan tingkat

  pertumbuhan yang  lebih tinggi diperlukan perubahan dan perombakan yang  subtansial dalam struktur produksi dan perdagangan.  

  Ketiga,  modal  asing dapat berperan penting mobilisasi

  sumber dana dan transformasi struktural.  

  Keempat,  kebutuhan akan modal  sing  akan menjadi

  menurun setelah perubahan struktural terjadi.  

Negara  Peminjam Sebagai Faktor Timbulnya Krisis Utang

  Dua faktor utama yang  dianggap sebagai penyebab timbulnya krisis utang yang  berasal dari negara peminjam yaitu 1) Hubungan antara utang luar negeri dan investasi.  Investasi yang   dilakukan dengan menggunakan utang luar negeri secara kuantitas mengalami peningkatan tetapi secara kualitas tidak.  investasi yang   dilakukan tidak mampu mendorong baik secara langsung maupun tidak langsung pendapatan negara dari ekspor,  dimana devisa dari ekspor diharapkan dapat digunakan untuk membayar utang-­ utangnya.   2) Adanya aliran dana ke luar negeri (capital  flight).  Banyaknya aliran dana ke luar negeri disebabkan karena alasan spekulasi (antisipasi adanya devaluasi)  atau ketidakstabilan dalam bidang ekonomi dan politik.  Adanya capital  flight  mengakibatkan turunnya investasi

dalam negeri,  yang  berakibat pada rendahnya output  nasional.  

Bentuk Utang Luar Negeri

  Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau

badan-badan internasional yang khusus

dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut (Zulkarnain, 1996).

Adapun bentuk-bentuk bantuan luar negeri dapat dibedakan atas : Pinjaman dengan syarat pengembalian

  1. Hadiah/Grant:  yaitu bantuan luar negeri yang  tidak bersyarat pengembalian atau pelunasannya kembali.  

  

2. Pinjaman Lunak :  yaitu pinjaman dengan syarat yang  sangat ringan,  

dimana jangka waktu pengembaliannya antara 20  tahun sampai

dengan 30  tahun dan tingkat bunga antara 0  sampai dengan 4,5  

persen per  tahun.  

  3. Pinjaman/Kredit Ekspor:  yaitu kredit yang  diberikan oleh negara pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor.  

Jangka waktu pembayarannya adalah 7  tahun sampai dengan 15  

tahun da  tingkat bunga antara 4  persen sampai dengan 8,5  persen per   tahun.  

Pinjaman/Kredit Bilateral/Multilateral  

  1) Pinjaman/Kredit Bilateral:  misalnya bantuan/kredit yang  diperoleh dari negara CGI. 2) Pinjaman/Kredit Multilateral:  misalnya bantuan/kredit dari peserta IBRD,  IDA,  UNDP,  

  

ADB,  dan lain-­lain.  Jangka waktu dan syarat

pengembalian bantuan/kredit bilateral/multilateral  adalah berdasarkan perjanjian antara pemerintah Indonesia   dengan pihak-­pihak yang  memberikan bantuan/kredit.  

Pinjaman/Bantuan menurut kategori ekonomi,  barang/jasa

  1) Bantuan program:  yaitu berupa pangan,   misalnya dalam rangka PL  480  atau dalam bentuk devisa kredit. 2) Bantuan Proyek:  yaitu bentuan yang   diperoleh untuk pembiyaan dan pengadaan barang/jasa pada proyek-­proyek pembangunan.

  3) Bantuan Tekhnik:  yaitu berupa pengiriman tenaga ahli dari luar negeri atau tenaa-­ tenaga Indonesia  yang  dilatih di  luar negeri.  

  Sumber-­sumber pinjaman luar negeri yang  diterima

pemerintah Indonesia   dalam setiap tahun anggaran yang  

berupa pinjaman bersumber dari:   1) Pinjaman multilateral  sebagian besar diberikan dalam satu paket pinjaman yang  telah ditentukan,  artinya satu naskah perjanjian luar negeri antara pemerintah dengan lembaga keuangan internasional untuk membina beberapa pembangunan proyek pinjaman multilateral  ini kebanyakan

diperoleh dari Bank  Dunia,  Bank  Pembangunan  Asia  (BPD),  

Bank  Pembangunan  Islam  (IDB),  dan beberapa lembaga keuangan regional  dan internasional.  

  2) Pinjaman bilateral  adalah pinjaman yang  berasal dari pemerintah negara –negara yang  tergabung dalam negara anggota Consultative  Group  On  Indonesia  (CGI)  sebagai lembaga yang  menggantikan kedudukan IGGI.  

  Sumber pembiayaan pembangunan merupakan pengalokasian dana yang   digunakan untuk pembangunan kegiatan ekonomi,  sosial,  fisik,  dll.  

Sumber pembiayaan sendiri dibedakan menjadi

dua,  yaitu: diperoleh

  1. Sumber pembiayaan konvensional daripemerintah,  yaitu dari anggaran pemerintah seperti APBN/APBD,   pajak,  retribusi diperoleh dari

  2. Pembiayaan non  konvensional

gabungan danapemerintah,  swasta,  dan masyarakat.  Misalnya:  

zakat,  dana pensiun,  tabungan masyarakat.

Modal  Asing  dalam  Pembangunan

  l Rata-­rata,  negara  yang  tidak  mempunyai   tabungan,  akan  membiaya  pertumbuhan   ekonomi  dari  sumber-­sumber  luar  negeri l

  

Sehingga,  arus  modal  mengalir  dari  negara  

industri  ke  NSB l

  Aliran  modal  masuk  lewat  sektor  pemerintah   dan  swasta

Aliran  Modal  ke  Sektor  Swasta

  Komponen  tabungan  swasta  asing: l

  Investasi  langsung  (PMA)à Penduduk/perusahaan   asing l

  Investasi  Portofolio  à Investasi  keuangan  yang   dilakukan  di  luar  negeri l

  Pinjaman  dari  bank  komersial  (commercial  bank   lending)  kepada  pemerintah   dan  perusahaan   NSB l

  Kredit  Ekspor  à penundaan   pembayaran  untuk   impor

Adapun aliran modal  asing ke sektor swasta dapat berupa: 1.  Penanaman Modal  Asing

  Orang-­orang  asing yang  biasanya sangat baik

dalam hal penguasaan tekonologi dan memiliki

kekuatan modal  yang  sangat kuat diharapkan mampu menyokong pembangunan ekonomi dalam negeri.  Tentunya penanaman modal   asing memiliki kelebihan dan kelemahan tehadap pembangunan ekonomi.  adapun kelebihan modal  asing dalam pembangunan ekonomi,  yaitu:

KELEBIHAN  modal  Asing dalam pembangunan Ekonomi :

  1) Keuntungan yang  diperoleh perusahaan asing tersebut dipaksa tetap berada dalam negeri dan dapat digunakan untuk membiayai pembangunan 2) Menambah kesempatan kerja dan mengurangi masalah pengangguran yang  dihadapi pemerintah

3) Kemampuan perusahaan untuk menggunakan teknologi yang  

lebih tinggi menyebabkan tingkat produktivitas tinggi dan akan membayar gaji yang  lebih tinggi daripada yang  sanggup dibayar oleh perusahaan nasional

4) Sebagai sumber penghasilan pendapatan,  berupa pajak yang  

dikenakan atas keuntungan yang  diperoleh dan royalti yang  

dibayar perusahaan asing untu memperoleh konsesi pengusahaan kekayaan alam yang  dimiliki negara.

KERUGIAN  dari modal  asing dalam pembangunan ekonomi:

  1) Dalam jangka panjang modal  asing dapat memperburuk mata uang asing

2) Hasil-­hasil mereka tidak diekspor atau tidak

menggantikan barang-­barang impor

3) Mereka mengimpor bahan mentah dari luar

negeri dan mengirimkan keuntungan yang   diperoleh kepada perusahaan induk di  luar negeri.

  2.  Penanaman Modal  Portofolio

Penanaman modal  portofolio berupa penyertaan dalam pemilikan

perusahaan dan bukan pengurusan kegiatan perusahaan sehari-­

hari.  Penanaman modal  portofolio lebih menguntungkan

dibandingkan penanaman modal  asing.   Terdapatnya penanaman modal  

portofolio ke negara berkembang yang  masih berada dibawah potensinya ini disebabkan karena : 1) Adanya keraguan para  penanam modal  atas kemampuan perusahaan-­ perusahaan di  negara berkembang membayar kembali utang-­utang dan deviden saham yang  dikeluarkan 2) Ketidakstabilan politik ekonomi negara berkembang menyebabkan keengganan untuk menanam modal  ke negara-­negara itu 3) Pasar modal  dibanyak negara berkembang masih belum sepenuhnya tumbuh 4) Kekurangan mengenai pembangunan ekonomi yang  tengah dijalankan menyebabkan para  penanam modal  dari negara maju tidak mengetahui kesempatan-­kesempatan yang  menguntungkan.

  3.  Kredit Ekspor Penundaan pembayaran impor dapat memberikan

sumbangan yang  cukup penting kepada suatu negara,  asal

saja cara pengerahan modal  ini dilaksanakan setelah mempertimbangkan dengan sungguh-­sungguh.   Model  ini merupakan sumber modal  asing yang  paling   penting karena § Bunganya tinggi

§ Nilai pinjaman juga disesuaikan dengan kenaikan harga-­

harga § Jangka pembayaran kembali relatif singkat

  § Pinjaman ekspor lebih mudah menimbulkan ketidak seimbangan neraca pembayaran jika dibandingkan dengan jenis-­jenis modal  asing lain  yg mengalir ke NSB.

  

Aliran  modal  ke  Sektor  Pemerintah

l

  Arus  modal  asing  yang  harus  dibayar  

kembali  =  tabungan  luar  negeri  (tabungan  

resmi  sektor  pemerintah/official  saving  dan   swasta/private  saving) l

  Official  saving:  grants/hibah  dan/  soft  loans l

  Private  saving:  utang  swasta  yang  dijamin   pemerintah  dan  yang  tidak  dijamin

  

Klasifikasi Arus Modal  dari Negara  

Industri ke NSB   (Rubinsteins,  1975)

  Arus modal   dari negara industri ke NSB Yang  tidak harus dibayar kembali Bantuan-­ bantuan pembangunan

Yang  harus

dibayar

kembali

pemerintah Pinjaman kredit Pembiayaan dari proyek pembangunan swasta Investasi langsung Investasi portofolio Kredit ekspor

Stok  Utang  Luar  Negeri  dan  Komponennya

  Total  Utang Luar Negeri Utang jangka pendek Utang jangka panjang Public  &  Publicty Guaranteed   Debt Kreditur swasta Bank-­bank   komersial obligasi Lain-­lain Kreditur resmi bilateral multilateral Penggunaan kredit IMF

  

Motivasi  Negara  Donor

l

  Tidak  selamanya  negara  donor  memberikan   bantuan  kepada  NSB  berdasarkan   kemanusiaan  atau  tanggungjawab  moral  NM   à NSB l

  

Tanggungjawab   moral  dari  penduduk  kaya  

terhadap  penduduk  miskin l

  Kepentingan  Ekonomi  dan  strategi l

  

Negara  donor  akan  menawarkan  nota-­nota  

kesepakatan  dari  pemberian  modal  tersebut

  (Ruttan,  1989)

  Sumber-­sumber  Pembiayaan   Pembangunan  Indonesia 1.

  PENGERAHAN  MODAL  DALAM  NEGERI (seberapa jauh peran perdagangan luar negri terlihat

  Ekspor dari rasio antara ekspor di  tambah impor terhadap PDB) (bagian Tabungan  Sukarela Masyarakat pendapatan yang  diterima masyarakat yang  secara sukarela tidak digunaan untuk konsumsi)

  (kelebihan pendapatan

Tabungan  Pemerintah

  pemerintah dari pajak dan sumber-­sumber lainnya,  setelah pendapatan itu digunakan untuk pengeluaran rutin.  Pendapatan pemerintah itu juga diperoleh dari berbagai pungutan pajak)

  2. PENGERAHAN  MODAL  LUAR  NEGERI Bantuan  Luar  Negeri   mengatasi  masalah  kekurangan  tabungan,  dan   kekurangan  mata  uang  asing   Investasi  Asing

Investasi  asing  ini  dapat  berupa  penanaman  modal  asing  

(PMA)  sebagaimana  telah  dijelaskan  pada  judul   sebelumnya Lembaga-­Lembaga   Bantuan  Internasional  

  1. The  Asian  Development  Bank  (ADB)  

  2. Bank  Dunia  (World  Bank)  :  IMF  Badan  Perwakilan   Bank  Dunia.  

  Pengantar  Ekonomi  Pembangunan

Pertumbuhan Ekonomi dalam

Konsep Pembangunan Berkelanjutan

  Putri  Irene  Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id

Sub  Pokok  bahasan  pertemuan  ke-­13

  z Peranan Lingkungan dalam Perekonomian z

  Industrialisasi dan Pembangunan   Berkelanjutan z

  

Industri dan eksternalitas dalam

Pemangunan Berkelanjutan

  

PENDAHULUAN

Ø Tujuan  pembangunan  pada  hakekatnya  adalah   untuk  meningkatkan  kesejahteraan  dan   kemakmuran  masyarakat

  Ø “Pembangunan  berkelanjutan  adalah   pembangunan  yang  memenuhi  kebutuhan  generasi  

saat  ini  tanpa  mengurangi  kemampuan  generasi  

mendatang  untuk  memenuhi  kebutuhan  mereka”  

  

Ø Demi  mencapai  tujuan  tersebut  dibutuhkan  strategi  

pelaksanaan  :  pemerataan,  partisipasi,   keanekaragaman,  integrasi,  dan  perspektif  jangka   panjang  yang  diikuti  pendekatan  secara  ideal  

  Pembangunan   berkelanjutan adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang  mendukung

kehidupannya.  

  Salah  satu masalah penting yang  dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana menghadapi trade-­off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain  (Fauzi 2004).  

  STRATEGI  PEMBANGUNAN   BERKELANJUTAN   Pembangunan  yang  Menjamin   Pemerataan  dan  Keadilan  Sosial  

  • • Pembangunan   yang  Menghargai Keanekaragaman

  Pembangunan  yang  Menggunakan   Pendekatan  Integratif  

  • Pembangunan   yang  Meminta Perspektif Jangka Panjang

  

PENDEKATAN  PEMBANGUNAN  

BERKELANJUTAN  

Secara ideal  keberlanjutan

  Pertahanan pembangunan

  Ekologis dan membutuhkan pendekatan

  Keamanan pencapaian terhadap keberlanjutan ataupun kesinambungan berbagai aspek kehidupan yang  

  Ekonomi Politik mencakup;;  keberlanjutan ekologis,  ekonomi,  sosial budaya,  politik,  serta keberlanjutan pertahanan

  Ekonomi Sosial dan keamanan

  Sektoral Budaya

PARADIGMA  KEBERLANJUTAN  YANG   DITAWARKAN  

  Dengan  memperhatikan  fenomena  yang  ada  maka  perubahan   paradigm  keberlanjutan  hendaknya  mempertimbangkan   aspek   berikut  :  

  Generasi mendatang harus dipastikan memperoleh paling  tidak tingkat konsumsi minimum

  Dalam situasi pasar tidak berfungsi,   diperlukan intervensi non  pasar

  Pergerakan harga sumberdaya alam dan hak kepemilikan terhadap konsumsi dimasa mendatang harus ditentukan untuk menghindari eksploitasi yang   berlebihan terhadap sumber daya alam masa  kini

  Intervensi yang  benar merupakan strategi yang   penting untuk menjaga keberlanjutan

  Perilaku generasi kini tidak dapat sepenuhnya menentukan perilaku generasi mendatang.  

  

Peranan Lingkungan dalam

Perekonomian

  Meski kondisi perekonomian masih berat :   beban APBN  

  besar,  pengangguran tinggi,  industri perbankan belum normal,  banyak perusahaan menjadi pasien BPPN .

  Tidak berarti pengambil keputusan di  Indonesia  kini dibenarkan mengabaikan masalah lingkungan,  yang  berarti mengorbankan kepentingan generasi mendatang. Ø Meski kondisi masih sulit,  Indonesia  dengan semua komponennya,  baik pada tingkat otoritas (pusat maupun daerah)  dan masyarakat,  baik sebagai produsen maupun konsumen,  diharapkan tetap punya komitmen tinggi untuk terus melaksanakan pembangungan ekonomi berkelanjutan.

  Ø Tidak dari aspek lingkungan alam saja,  namun juga lingkungan sosial.  

Industrialisasi dan Pembangunan   Berkelanjutan

  Menurut Irawan dan Suparmoko (1990)  Pembangunan  

  v

  berkelanjutan arti Luas :  pembangunan yang  tidak menurunkan kapasitas generasi yang  akan datang untuk melakukan pembangunan meskipun terdapat penyusutan cadangan sumberdaya alam dan memburuknya lingkungan,  tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumberdaya lain  baik oleh sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital.   pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan

  v

  yang  tidak mengurangi kemampuan generasi yang  akan datang untuk melakukan pembangunan,  tetapi dengan menjaga agar   fungsi sumberdaya alam dan lingkungan yang  ada tidak menurun tanpa digantikan oleh sumberdaya lainnya.

  

Industri dan Eksternalitas dalam

Pembangunan   yang  Berkelanjutan

l

  Pembangunan   berkelanjutan  dapat  diartikan   sebagai  bentuk  pembangunan   yang  tidak  

menurunkan  kapasitas  generasi  yang  akan  

datang  untuk  melakukan  pembangunan,   meskipun  terdapat  penyusutan  cadangan   sumber  daya  alam  dan  memburuknya   lingkungan,  akan  tetapi  keadaan  tersebut   dapat  digantikan  oleh  sumber  daya  lain,baik   oleh  sumber  daya  manusia  ataupun,  oleh   sumber  daya  kapital.

  

Tahap industrialisasi berdasarkan tolok ukur

kontribusi nilai tambah sektor manufaktur terhadap PDB,  dapat dibagi menjadi:

  1.Tahap non-­industrialisasi

  2.Tahap dalam proses  menuju industrialisasi

  3.Tahap semi  industri 4.Tahap industrialisasi penuh.

  Eksternalitas dalam pembangunan yang  berkelanjutan Ø bahwa pembangunan yang  berkelanjutan yang   dilaksanakan oleh setiap negara harus memperhitungkan adanya akibat positif dan akibat negatif dari pembangunan melalui industrialisasi.   Akibat negatif adalah semakin menipisnya,  berkurangnya

  Ø dan semakin rusaknya sumber daya alam,  baik yang   dapat diperbaharui maupun yang  tidak diperbaharui,  yang   biasanya ini dianggap sebagai biota  pembangunan.  

Positif adalah meningkatnya jumlah barang-­barang dan

  Ø jasa yang  tersedia,  semakin berkurangnya pengangguran,   meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kesejahteraan sebagai akibat pembangunan melalui industrialisasi.