BULAN PENDIDIKAN 2013 heru siswanto PLS

  PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN KURIKULUM 2013 Oleh ; Heru Siswanto Disajikan dalam seminar Bulan Pendidikan tahun 2013 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Tanggal ; 28 mei 2013

A. Pendahuluan

  1. Latar belakang

  Kurikulum merupakan cetak biru (Blue Print) suatu pendidikan. Karena itu, kurikulum harus sudah menggambarkan kualfikasi lulusan yang dihasilkan, garis besar pembelajaran yang harus dilaksanakan, materi yang dibahas, dan usuran keberhasilannya.

  

(Muchlas, 2011:29). Berlakunya kurikulum 2013 dimasyarakat mendapatkan respon

  beragam, antara lain komentar klasik; ganti menteri ganti kurikulum, di kalangan akademisi malah lebih variatif sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Ada yang pro dan ada yang kontra dan disinilah sebenarnya indahnya demokrasi jika dijalankan dengan penuh niat yang baik akan mendapatkan solusi terbaik untuk kebaikan kita semua dan jika hanya mengikuti kepuasan dan mengikuti kemauan kelompok-kelompok apalagi sudut pandang politik yang keliru, keindaham itu bisa jadi lebih jauh dan bahkan cenderung menjadi rusuh.

  Respon masyarakat yang sangat beragam ini menjadi salah satu alasan panitia bulan pendidikan mengambil tema ; “Melalui Bulan Pendidikan, kita optimalkan peranan

  

Ilmu pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013”. Dengan tema

  tersebut, masing-masing jurusan mensikapinya dengan banyak ragam pula, bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan tidak asing bahkan dengan pernyataannya bahwa;

  

Kurikulum tidak ganti, akan tetapi kurikulum dirubah untuk dapat menyesuaikan

dengan perkembangan lingkungan. Ditegaskan lebih lanjut, jika kurikulum tidak

  mengikuti perkembangan jaman maka justru akan menjadi bahan sampah yang tidak berguna. Sedangkan prodi Paud menyatakan sudah sangat siap menghadapi kurikulum 2013, karena pada intinya kurikulum mereka sudah sejalan.

  Giliran jurusan PLS (Pendidikan Luar Sekolah) menyoroti dari sudut pandang Hidden Curriculum dan perspektif Ketahanan Nasional. Sebagaimana diketahui jurusan PLS melahirkan tenaga-tenaga pendidik yang akan mengerjakan pendidikan- pendidikan di jalur pendidikan di luar persekolahan. Jika kita ketahui dewasa ini, pendidikan yang dilakukan masyarakat melalui pendidikan luar sekolah sangat banyak sekali, karena manusia pada prinsipnya adalah belajar sepanjang hayat sehingga lulusan PLS

  sejatinya tidak kekurangan bidang garapan.

  2. Permasalahan

  Dalam kesempatan yang sangat baik ini, permasalahan yang diangkat untuk didiskusikan adalah: a. Bagaimana sudut pandang jurusan PLS terhadap berlakunya kurikulum 2013?

  b. Apa kontribusi PLS dengan berlakunya kurikulum 2013?

  c. Bagaimana strategi PLS mewujudkan kontribusinya dalam pelaksanaan kurikulum 2013?

B. PEMBAHASAN

  Hakekat Pendidikan adalah upaya pembangunan kualitas pribadi manusia dan karakter bangsa yang dilandasi nilai-nilai agama, filsafat, psikologi, sosial budaya dan

  IPTEKS yang bermuara pada: (1) pembentukan pribadi manusia yang bermoral, berakhlak mulia, dan berbudi luhur; (2) sumber daya manusia yang memiliki idealisme nasional, keunggulan profesional, dan kompetensi bermaknayang dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Mustofa Kamil, 2011:3.

  Merujuk pendapat diatas, maka pemerintah yang memiliki mandat dari masyarakat siapapun yang terpilih melalui Pemilu memiliki kewajiban dan hak menyempurnakan dan menjalankan program-program pembangunan sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri negara yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Khusus di bidang pendidikan, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkewajiban membuat dan menjalankan program-programnya demi tercapainya kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

  Produk Kemendikbud dalam bidang pendidikan bagi segenap bangsa Indonesia salah satunya berbentuk kurikulum. Masyarakat mungkin hanya mengenal kurikulum seakan hanya ada di tataran sekolah saja, padahal tidak demikian. Kurikulum dirancang dan diperuntukkan mulai dari jenjang PAUD (namanya mungkin bukan kurikulum) sampai jenjang pendidikan tinggi. Misal; di kalangan pendidikan tinggi ada perubahan kurikulum dengan berbagai rekayasa untuk peningkatan mutu lulusan dan secara rutin dilakukan pengkajian agar lulusan perguruan tinggi tidak akan ketinggalan dengan perkembangan masyarakat. Perubahan yang dilakukan di perguruan tinggi tidak ada sama sekali yang heboh untuk memperdebatkannya, sedangkan kurikulum yang diberlakukan di jenjang SD sampai SLTA pada masa tertentu banyak yang berkomentar dan bahkan dilatar belakangi berbagai aspek kehidupan utamanya cenderung berlatar belakang politik. Hal ini berdampak pada kebijakan pemerintah yang tidak mulus untuk menjalankan karena besarnya Tantangan, Hambatan, Gangguan dan Ancaman (THGA).

  Jika sudah dikait-kaitkan dengan ranah politik akan menjadi runyam, karena ada kecenderungan melibatkan para Guru untuk ikut serta mendukung pendapat golongan tertentu yang jelas akan bertentangan dengan konsep yang diusung pemerintah. Disinilah perlunya guru senantiasa menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan guna memberi inspirasi guru untuk membuat keputusan ikut atau tidak mengikuti kelompok dan golongan yang sedang memprovokasi menentang pemerintah.

  Di negara kita, kurikulum diadakan penyempurnaan setiap 10 tahun sekali dengan mulai diproses paling tidak 3-4 tahun sebelum diberlakukan. Kurikulum untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK telah beberapa kali dilakukan penyempurnaan yakni kurikulum 1974, 1984, 1994, 2004 dan kurikulum 2013. Setiap kali kurikulum diterbitkan sudah dapat dipastikan komentar terhadap kurikulum yang terbit cenderung mendapat tanggapan yang amat beragam dari kalangan masyarakat baik yang berlatar belakang pendidikan maupun non pendidikan dan kecenderungan pendapat yang menentang jumlahnya cukup banyak dibandingkan yang menyetujui. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggapan kurang sosialisasi. Memang tidak semua komponen masyarakat dilibatkan, pelibatan pembahasan melalui komisi DPR yang menangani bidang pendidikan.

  Unesa sebagai LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) memiliki 7 fakultas dan Pascasarjana yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab terkait dengan pembinaan dan pengembangan Ilmu Pendidikan pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) merupakan fakultas yang memiliki beberapa jurusan yang mebina dan mengembangkan ilmu pendidikan. Pembinaan dan pengembangan ilmu pendidikan telah dikoordinasikan setiap 2 tahun sekali diadakan Forum FIP-JIP secara nasional. FIP-JIP yang terakhir di adakan di Universitas Pendidikan (UPI) tahun 2011 dan akan dilangsungkan lagi pada bulan Oktober 2013 di UNIMED.

1. Pendidikan Luar Sekolah Manusia dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu

  

sama lain sehingga dimana ada manusia maka disitu ada pendidikan. Oleh karena

  itu para ahli sepakat bahwa kehadiran manusia memunculkan kehadiran pendidikan secara langsung. Manusia yang mempunyai corak kehidupan dan sebagai makhluk yang selalu berkembang sesuai dengan kondisi lingkungannya yang terus menerus berubah sepanjang masa. Perubahan corak kehidupan dan perkembangan tersebut membawa dampak yang sangat luas pada segala aspek yang terkait dengan kehidupan manusia tersebut. (Slamet Santoso, 2012:10)

  Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS), merupakan salah satu jurusan yang ada di FIP UNESA, sedangkan jurusan selain PLS meliputi Jurusan KTP, Jurusan PPB, Jurusan PGSD, Jurusan PLB. Selain jurusan-jurusan tersebut ada beberapa prodi yang sedang diupayakan menjadi jurusan yaitu; Prodi PAUD, Prodi MP, dan Prodi Psikologi. Jurusan PLS sebagai lembaga yang membina dan mengembangan ilmu pendidikan luar sekolah dan diharapkan dapat melahirkan tenaga-tenaga pendidikan luar sekolah. Berkaitan dengan kompetensi yang diharapkan maka mata kuliah yang ada di jurusan PLS berorientasi pada tujuan untuk mengenalkan permasalahan-permasalahan strategis di bidang pengembangan manusia, kemudian atas dasar itu menrancang berbagai strategi perekayasaan dan pengembangan manusia dalam konteks organisasi bisnis, organisasi publik, dan pembangunan atau pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada alternatif pemecahan masalah yang dipilih. (diadopsi dari Yoyon CS Com.)

  Merujuk pada hal tersebut, keilmuan PLS tidak terlalu tergantung dengan terbitnya kurikulum yang diberlakukan untuk system persekolahan. Hal ini disebabkan system pendidikan mengenal system persekolahan dan system luar sekolah. Sehingga tenaga pendidikan luar sekolah meliha melihat pendidikan tidak hanya di sekolah saja, akan tetapi sejak manusia ada di dalam kandungan sampai manusia kembali ke asalnya. Hal ini melahirkan suatu konsep tentang pendidikan sepanjang hayat.

  Konsep pendidikan sepanjang hayat dapat dibedakan dalam tiga bentuk pendidikan sebagaimana tergambar pada diagram berikut ini; Informal

  Nonformal

  Peer group Extra

  Formal

  Culiculer Participa

  (La Belle T. Y, 1976 : 23)

  (Slamet Santoso, 2011: 15)

  Merujuk diagram diatas, maka berlakunya kurikulum 2013 sebenarnya tidak menjadi masalah bagi tenaga pendidikan luar sekolah, karena PLS pada prinsipnya sesuai dengan fungsinya akan memiliki banyak peluang dan rekayasa pendidikan untuk membantu manusia mengatasi permasalahan kehidupan. Oleh karena itu senyampang mahasiswa belajar di kampus diharapkan selalu aktif belajar dan mengembangkan inovasi dalam proses pembelajaran bagi masyarakat yang menjadi obyek PLS.

  2. Kontribusi PLS terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1991 pasal 2 ayat (2) dinyatakan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah membina warga belajar agar memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ayat (3) memenuhi belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

  Merujuk dari peraturan tersebut, tenaga PLS memiliki peluang dan aktifitas yang sangat luas. Hal ini karena pendidikan dapat dilakukan pada jenjang, usia maupun kelompok-kelompok masyarakat secara fungsional. Dengan demikian tenaga PLS tidak akan lekang berkontribusi mencerdaskan bangsa baik secara organisatoris maupun individu dan kelompok.

  3. Strategi pendidikan luar sekolah Strategi PLS yang diterapkan dalam pelaksanaan program PLS

  Merujuk pada uraian diatas dan tema bulan pendidikan tahun 2013, tenaga pendidikan luar sekolah senantiasa siap berkontribusi untuk mensukseskan pembangunan manusia di lingkungan pendidikan. Karena PLS memiliki fungsi dan peranan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dengan multi pendekatan baik melalui organisasi maupun perorangan. Semoga urun rembuk ini bermanfaat untuk memantapkan FIP UNESA sebagai pelopor dalam pembinaan dan pengembangan ilmu pendidikan.

  Formal Education

  Nonformal education Informal education

  Certivica tion Bush education Systimaticaly out of school Parent education Daily experience Graded hierarcoly school

C. PENUTUP

  Daftar Bacaan Muchlas Samani, 2012, Profesionalisasi Pendidikan, Surabaya, University Press Unesa, Mustofa Kamil, 2011, Grand Design Program Pendidikan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Bandung, Rizqi Press. Ngalim Purwanto, 2011, llmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, Remaja Rosda Karya. Slamet Imam Santoso,

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PHBS TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN LUBUK AMAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS TAHUN 2013 Ns. YUNIKE ,S.Kep.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan PHBS terhadap Kejadian Diare pada

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI (Fe)PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 ZURAIDAH,SKM, MKM Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang A

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMAN 2 KABUPATEN OKU TAHUN 2013 D. Eka Harsanto, S.Kp, M.Kes Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKO

0 1 7

LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RRI BEDAH RS IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2013 Ni Ketut Sujati Kestina, M.Kes Poltekkes Palembang prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PENGARINGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGARINGAN KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2013

0 0 15

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA Pada Balita di Kelurahan SUKARAYA Kecamatan BATURAJA Timur Kabupaten Ogan Komering ULU Tahun 2013

0 1 8

TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PENDERITA DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK RSUD CIAMIS

0 0 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VII

0 1 25

Laporan hasil survey tahun 2013

0 0 8

Presentasi-SEMINAR FIP —TEMATIK INTEGRATIF—-KURIKULUM 2013 waspodo

0 0 25