HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI (Fe)PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 ZURAIDAH,SKM, MKM Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang A

  

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PENDIDIKAN IBU

DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI

ZAT BESI (Fe)PADA IBU HAMIL DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS

  

KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2013

ZURAIDAH,SKM, MKM

  

Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

  Masalah yang dihadapi oleh pemerintah adalah tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu sebesar 50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan zat besi.

  Kekurangan zat besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau

  

hemoglobin atau protein pengangkut oksigen dalam sel darah berada dibawah normal, yang

disebabkan karena kekurangan zat besi.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dan pendidikan ibu dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau tahun 2013.

  Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan variabel Independen (dukungan suami, pendidikan) dan variabel Dependen (mengkonsumsi zat besi). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Sumber Waras atau posyandu yang berjumlah 327 orang, responden yang diambil secara

  accidental sampling

  Hasil yang didapatkan yaitu sebagian besar kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) adalah patuh sebanyak 18 (51,4%), dukungan suami adalah tidak baik yaitu sebanyak 19 (54,3%), pendidikan ibu adalah rendah sebanyak 20 (57,1%). Hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau dengan ρ value = 0,123. Dan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau dengan ρ value = 0,000

  Diharapkan dapat memberi penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, salah satu manfaatnya yaitu dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

  Kata Kunci : Dukungan suami, pendidikan, kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi Daftar Pustaka : 27 (2004– 2012)

  PENDAHULUAN

  Undang-undang kesehatan tentang kebijakan Nasional kesehatan reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa kesehatan reproduksi mencakup lima komponen yang terkait yaitu program kesehatan remaja, kesehatan ibu dan bayi baru lahir, program keluarga berencana, program pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual dan program kesehatan usia lanjut (Departemen Kesehatan RI, 2008).

  Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak. Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan Negara-negara

  Association South East Asian (ASEAN)

  lainnya. Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama kematian perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan konservatif, dan terjadinya anemia pada ibu (Sualman, 2009).

  Anemia yang merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian diseluruh dunia. Anemia sampai saat ini masih menjadi satu dari empat permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, selain dari Kurang Kalori Protein (KKP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan defisiensi vitamin A. Permasalahan ini menyerang negara-negara di dunia khususnya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Kelompok rawan yang banyak menderita anemia antara lain adalah ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah (Kemenkes RI, 2010).

  Penelitian menunjukkan masih tingginya prevalensi terutama anemia defisiensi besi, juga menunjukkan adanya pengaruh nyata anemia terhadap penurunan produktifitas kerja, kemampuan belajar serta mudah terkena infeksi dan morbiditas (angka kesakitan), mortalitas (angka kematian) yang tinggi bagi ibu hamil dan bayi baru lahir. Berdasarkan data WHO 20% dari 515.000 kematian maternal diseluruh dunia disebabkan oleh anemia, dan penderita lebih banyak wanita dibadingkan pria. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 menunjukkan 80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan tablet tambah darah, namun hanya 18% di antaranya yang mengonsumsi sebanyak 90 tablet. Data terbaru menyebutkan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Itu artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (Kemenkes RI, 2011).

  Anemia zat besi dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat, namun masalah yang sering dihadapi adalah tidak patuhnya ibu hamil mengkonsumsi TTD sehingga membuat angka kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi (Fhatonillah, 2010).

  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55 persen dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi, dan kejadian anemia pada ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89%. (Kemenkes RI, 2009).

  Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, memperkirakan angka kematian Ibu lebih dari 300- 400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, penyebab lainnya 2%, dan Anemia (standar Hb ibu hamil 11 gr % ) 40 % (Fathur, 2011).

  Di ASEAN, Angka kematian Ibu tertinggi yaitu Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam 130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000 kelahiran hidup, Singapura 15/100.000 kelahiran hidup. Pemerintah masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target

  Millennium Development Goals (MDG),

  menurunkan AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 (Fathur, 2011).

  Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kecenderungan angka-angka tersebut, akan sulit dicapai target Millennium Development

  Goals (MDGS) tahun 2015. Penurunan AKI

  hanya mencapai 52% dari keadaan tahun 1990 dari target 75% dan penurunan AKB mencapai 53% dari target 67% (Depkes RI, 2008). Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan tahun 2009, jumlah kematian ibu sebanyak 44 (0,08%) orang dari 51.302. ibu hamil, yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 6 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 10 orang, kematian ibu nifas sebanyak 6 orang, kematian ibu karena anemia sebanyak 13 orang dan kematian ibu karena perdarahan postpartum dini yang disebabkan oleh ruptur uteri dan retensio plasenta sebanyak 9 orang (Fathur, 2011).

  Masalah yang dihadapi oleh pemerintah adalah tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu sebesar 50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan zat besi. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun pada sel otak. Pada ibu hamil dapat menimbulkan keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan dan anemia berat yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas (Soekirman, 2010).

  Faktor-faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil yaitu faktor dasar seperti sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan dan budaya. Faktor tidak langsung seperti kunjungan antenatal care, paritas, umur dan dukungan suami, dan faktor langsung yaitu pola asupan tabet fe, infeksi dan pendarahan (Winkjosastro, 2007).

  Anemia pada ibu hamil disamping disebabkan karena kemiskinan dimana asupan gizi sangat kurang, juga disebabkan kurangnya asupan pola makanan yang benar atau bergizi dan terjadinya pendarahan yang hebat disebabkan trauma dan lain-lain. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya, kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat dibutukan untuk metabolisme sel (Purwanto, 2011).

  Perempuan menjadi rentan terhadap anemia karena beberapa gangguan seperti menstruasi yang tidak normal, kehamilan, persalinan, penggunaan alat kontrasepsi, hingga terjadinya penyakit keganasan pada alat kandungan, misalnya kanker leher rahim, kanker endometrium, hingga kanker indung telur. Mengingat dampak anemia tersebut diatas yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, maka perlu penanggulangan kekurangan zat besi pada ibu hamil dengan segera. Kebijakan pemerintah adalah memberikan tablet Fe untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali tablet selama 90 hari, diperkirakan jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 1000 mg disamping yang berasal dari makanan. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.

  Dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe paling rendah berdasarkan Puskesmas di Kota Lubuklinggau tahun 2014 yaitu Puskesmas Sumber Waras dengan jumlah 327 ibu hamil yang menkonsumsi tablet Fe yaitu hanya 25 orang (7,6%). Dibandingkan dengan Puskesmas yang lain seperti Puskesmas Perumnas jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe yaitu 120 orang (15,8%) dari 757 ibu hamil.

  Dari uraian data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”hubungan dukungan suami dan pendidikan ibu dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau tahun 2015”.

METODE PENELITIAN

  Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik yang dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali pada saat bersamaan (Notoatmodjo, 2008).

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan dukungan suami dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau tahun 2015.

  Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Sumber Waras atau posyandu yang berjumlah 327 orang. Besar Sampel Pada penelitian ini untuk q : 1-p (100%-p) menentukan jumlah sampel pada penelitian, d : Tingkat kesalahan yang dipilih peneliti menggunakan rumus besaran sampel

  (d=0,05). dengan rumus menurut Arikunto (2010) sebagai berikut:

2 N . z . p.q

  a. Cara Pengambilan Sampel

  n=

  2

  2 ( d N-1)+ z . p.q

  Pada penelitian ini pengambilan sampel

  2

  n = 327 .(1,96) . 0,5.0,5 menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang kebetulan ada

  2

  2 . .

  0,05 (327-1) + (1,96) 0,5.0,5 pada saat peneliti melakukan penelitian (Notoatmodjo, 2008). n = 327 .3,8416.0,25

  b. Kriteria sampel 0,025.326+3,8416.0,25

  1). Ibu hamil yang berkunjung ke n = 314,0508 Puskesmas atau posyandu Sumber

  9,1104 Waras. n = 34,47

  2). Ibu hamil yang mempunyai suami n = 35 orang 3). Ibu hamil yang sudah memasuki trimester ke III

  Keterangan : 4). Ibu hamil yang bisa membaca dan n : Perkiraan besar sampel menulis

  N : Perkiraan besar populasi z : Nilai standar normal untuk α =

  Pengumpulan Data

  0,05 (1,96)

  1. Sumber Data

  p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% a. Data Primer

  Data yang dikumpulkan oleh penelitian dengan melakukan wawancara langsung pada responden dengan menggunakan kuisioner.

  Untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel penelitian maka digunakan rumus perhitungan persentase (%) yaitu: P =

  2

  (Dukungan suami dan pendidikan ibu) dan variabel dependen (Kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), mengunakan uji statistik Chi-Square

  b. Analisa Bivariat Analisa bivariat ini di lakukan untuk melihat hubungan variabel independen

  P = Jumlah persen yang dicari F = Jumlah frekuensi untuk tiap sistemik n = Jumlah objek penelitian

  x 100 % Keterangan:

  F ¿ n ¿ ¿ ¿

  a. Analisa Univariat Analisa univariabel ini dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi sampel menurut variabel Independen (Notoatmodjo, 2008).

  b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari Dinas

  Pada penelitian ini, peneliti mengolah data-data analisis data dengan teknik yaitu:

  Analisa Data

  Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat berupa kuesioner.

  3. Instrumen pengumpulan data

  Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara pada responden yang merupakan ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau dan data skunder di dapatkan dari Puskesmas Sumber Waras dan Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau.

  2. Teknik Pengumpulan data

  Kesehatan Kota Lubuklinggau dan Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau yaitu jumlah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras.

  ) di lakukan melalui proses kompetensi dengan tingkat kemampuan α = 0,05 keputusan dari penguji Chi-Square. a. Jika p value ≤ α yang berarti ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

  b. Jika p value > α yang berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

  Hasil Penelitian

  Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari tiap- tiap variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  TABEL 1 DISTRIBUSI FREKUENSI DUKUNGAN SUAMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau adalah tidak baik sebanyak 19 orang (54,3%), dan yang baik hanya ada 16 orang (45,7%).

  b. Pendidikan Ibu

  TABEL 2 DISTRIBUSI FREKUENSI PENDIDIKAN

1. Analisa Univariat

  IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau adalah rendah sebanyak 20 orang (57,1%), dan yang tinggi hanya ada 15 orang (42,9%).

  Dukungan suami Jumlah %

  Tidak baik 19 54,3 Baik 16 45,7

  Pendidikan Ibu Jumlah %

a. Dukungan Suami

  Rendah 20 57,1 Tinggi 15 42,9

  Jumlah 35 100

   Analisa bivariat ini dilakukan untuk

  mengetahui hubungan antara variabel

c. Kepatuhan dalam mengkonsumsi

  independen (Dukungan suami dan pendidikan

  zat besi (Fe)

  ibu) dengan variabel dependen (Kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe)) dengan uji TABEL 3 statistik Chi Square test, dengan tingkat

  DISTRIBUSI FREKUENSI KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI kepercayaan ά = 0,05 bila ρ value ≤ 0,05

  ZAT BESI (Fe) PADA IBU HAMIL DI artinya ada hubungan dan bila ρ value > 0,05 WILAYAH KERJA artinya tidak ada hubungan. PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA

  a. Hubungan Dukungan Suami

  LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

  dengan Kepatuhan Dalam Kepatuhan Jumlah % Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) dalam

  TABEL 4

  mengkonsumsi

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT

  zat besi (Fe)

  DUKUNGAN SUAMI DAN KEPATUHAN Tidak patuh 17 48,6

  DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI (Fe) Patuh 18 51,4

  PADA

  IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA Jumlah 35 100

  PUSKESMAS SUMBER Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebagian

  WARAS KOTA LUBUKLINGGAU besar kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi TAHUN 2015

  (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau adalah patuh sebanyak 18 orang (51,4%), dan yang tidak patuh hanya ada 17 orang (48,6%).

2. Analisa Bivariat

  Kepatuhan dalam Tabel 4 hasil analisis hubungan antara mengkonsumsi zat

  Dukungan Total dukungan suami dengan kepatuhan dalam besi (Fe) mengkonsumsi zat besi (Fe) di wilayah kerja

  Suami Tidak Patuh

  Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau patuh diperoleh hasil yaitu dukungan suami n % n % n % responden yang tidak baik ada 7 (36,8%) yang patuh, sedangkan dukungan suami responden

  Tidak baik 12 63, 7 36, 19 100 yang baik ada 11 (68,8%) yang patuh dalam

  2

  8 mengkonsumsi zat besi (Fe). Baik 5 31, 1 68, 16 100

  2

  1

  8 Hasil uji statistik diperoleh nilai chi

  ρ square, value = 0,123 > α = 0,05,

  Jumlah 17 48, 1 51, 35 100 sehingga dapat disimpulkan tidak ada

  6

  8

  4 hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau tahun 2013.

  b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe)

  TABEL 5 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PENDIDIKAN IBU DAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI (Fe)

  PADA

  IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER WARAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

  Kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi Hasil analisa hubungan antara

  Pendidi Total (Fe) pendidikan ibu dengan kepatuhan dalam kan

  Tidak Patuh mengkonsumsi zat besi (Fe) di wilayah kerja Ibu patuh

  Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau diperoleh hasil yaitu pendidikan ibu yang n % n % n % rendah ada 4 (20,0%) yang patuh

  Rendah 16 80,0 4 20,0 20 100 mengkonsumsi zat besi (Fe), sedangkan Tinggi 1 6,7 14 93,3 15 100 pendidikan ibu yang tinggi ada 14 (93,3%)

  Jumlah 17 48,6 18 51,4 35 100 yang patuh patuh mengkonsumsi zat besi (Fe). Kota Lubuklinggau tahun 2015, maka dapat

  Hasil uji statistik diperoleh nilai chi diambil kesimpulan sebagai berikut:

  ρ square, value = 0,000 < α = 0,05,

  sehingga dapat disimpulkan ada hubungan

  1. Sebagian besar kepatuhan dalam antara pendidikan ibu dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di wilayah mengkonsumsi zat besi (Fe) di wilayah kerja kerja Puskesmas Sumber Waras Kota

  Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau Lubuklinggau adalah patuh yaitu tahun 2015. Dari hitungan statistik didapatkan sebanyak 18 (51,4%). nilai odd ratio sebesar 56,000 yang artinya ibu yang berpendidikan tinggi berpeluang 56 kali

  2. Sebagian besar dukungan suami di untuk patuh dalam mengkonsumsi zat besi wilayah kerja Puskesmas Sumber

  (Fe) di bandingkan pada responden dengan Waras Kota Lubuklinggau adalah tidak pendidikan rendah. baik yaitu sebanyak 19 (54,3%).

  3. Sebagian besar pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sumber

KESIMPULAN DAN SARAN

  Waras Kota Lubuklinggau adalah rendah sebanyak 20 (57,1%).

  Kesimpulan

  4. Tidak ada hubungan yang bermakna Dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara dukungan suami dengan di wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah Diharapkan dapat memberi penyuluhan kerja Puskesmas Sumber Waras Kota kepada ibu hamil tentang manfaat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, salah Lubuklinggau dengan ρ value = 0,123. satu manfaatnya yaitu dapat mencegah

  5. Ada hubungan yang bermakna antara terjadinya anemia pada ibu hamil. pendidikan ibu dengan kepatuhan

  3. Bagi Institusi pendidikan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

  Diharapkan hasil penelitian ini bisa Puskesmas Sumber Waras Kota menjadi sumbangan Ilmiah bagi mahasiswa Lubuklinggau dengan ρ value = 0,000

  Program Studi Keperawatan Lubuklinggau, dan dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti yang berikutnya.

  Saran

  4. Bagi Masyarakat Berdasarkan dari penelitian yang telah

  Khususnya bagi ibu-ibu hamil supaya dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sumber mengetahui manfaat dari mengkonsumsi zat

  Waras Kota Lubuklinggau tahun 2015, maka besi yaitu dapat mencegah terjadinya anemia penulis menyarankan kepada: pada saat hamil, karena angka kejadian anemia pada ibu hamil sangat tinggi oleh karena itu

  1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau sangat diperlukan tindakan pencegahan sedini Diharapkan kepada Dinas Kesehatan mungkin. Kota Lubuklinggau dapat memberikan dukungan kepada petugas Puskesmas Sumber Waras dalam mensosialisasikan manfaat zat

DAFTAR PUSTAKA

  besi pada ibu hamil karena berdasarkan hasil penelitian ini ibu yang patuh dalam Amiruddin, dkk. 2008. Anemia. Diakses dari mengkonsumsi zat besi (Fe) hanya (51,4%).

  http://www.kalbe.co.id/files/cdc.

  2. Bagi Puskesmas Sumber Waras Kota Lubuklinggau Arisman MB, 2004. Anemia pada ibu hamil.

  Diakses dari http://www.psychologymania.com/ 2012/08/anemia-pada-ibu-hamil.html Data Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau,

  Maulana mirza, 2008. Penyakit kehamilan dan

  Surabaya Prawirohardjo. S, 2011. Ilmu Bedah

  Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.

  Nursalam, 2009. Konsep Metodologi dan

  kesehatan. Rineka Cifta. Jakarta

  Jakarta Notoatmodjo. S, 2008. Metodologi penelitian

  Erlangga. Jakarta. Mochtar, 2010. Sinopsis Obstetri. EGC.

  EGC. Jakarta Metha, 2011. At a glance hematologi.

  Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan bidan.

  Manuaba, IBG, 2010. Ilmu Kebidanan,

  Mansjoer, Arief. 2006. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.

  pengobatannya. Kata hati. Jogyakarta

  hamil. Diakses dari http:/www.kementeriankesehatan.go.id.

  2015 Data Puskesmas Sumber Waras Kota

  __________, 2011 Bahaya anemia pada ibu

  pada ibu bersalin Diakses dari http:/www.kementeriankesehatan.go.id.

  Istiarti, 2010. Faktor daras. Diakses dari http://www.psychologymania.com/.html Kemenkes RI, 2010Penanggulangan anemia

  Heri, P. 2009. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.

  http://zatbesi.com/read/2010/11/12/0847 3097/serius.anemia besi pada ibu hamil.

  hamil. Dikases dari

  09/483/687153/waspada-anemia-saat- hamil Fhatonillah, 2010 Anemia zat besi pada ibu

  1/09/

  Diakses dari

  Reproduksi. Jakarta Fathur, 2011 Waspadai anemia saat hamil.

  Lubuklinggau, 2015 Departemen Kesehatan RI, 2008. Kesehatan

  Kebidanan. YBP-SP. Jakarta Purwanto, 2011. Diakses dari

  http://www.kompas.com/kompas-cetak/0 308/29/muda.

  Siswanto. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

  Soekirman, 2010. Anemia pada ibu hamil.

  Diakses dari http://www.Anemia pada ibu hamil.com.

  Sualman, 2009. Dana anemia. Diakses dari

  

  Suparyanto, 2010Konsep kepatuhan. Diakses dari http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/ 07/ konsep-kepatuhan.html

  Tarwoto, Wasnidar, 2007. Anemia pada ibu hamil konsep dan penatalaksanaan.

  Trans info media. Jakarta Umar, 2010. Artikel. Bugar dan sehat saat hamil tanpa anemia.

  Winkjosastro, 2007.Ilmu Kebidanan, Edisi ke

  4. YBP-SP. Jakarta

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 YENI ELVIANI,SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Ant

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB BARU DENGAN KETERATURAN BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS LUBUK TANJUNG KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Ns. YUNIKE S.Kep., M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

0 0 15

TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 CIKWI, SKM. M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Tingkat Pengetahuan Lansi

0 0 13

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES) DI SMP NEGERI 3 KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Pengaruh Pola

0 0 9

HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubun

0 0 15

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2015

0 2 138

HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUANGMASOKA RS. Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 Yeni Elviani, SKM.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Paritas dan Um

0 0 14

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

0 0 102

HUBUNGAN PHBS TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN LUBUK AMAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS TAHUN 2013 Ns. YUNIKE ,S.Kep.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan PHBS terhadap Kejadian Diare pada

0 0 15