Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Email:

ANALISIS PENGARUH KEMATANGAN SISTEM INFORMASI
AKADEMIK TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DAN MANFAAT
BERSIH
(MENGGUNAKAN COBIT FRAMEWORK 4.1)
(Studi Pada Pemakai Sistem Informasi Akademik (SIMAK) Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Ilmu Komputer (STMIK) EL RAHMA Yogyakarta

Dedy Ardiansyah 1
1

Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta
Email: 1 dedyardy@yahoo.com

ABSTRACT

Academic Information System is an absolute necessity for the ministry of education,
especially in higher education, so as to provide ease of administration for the college. Role of
Academic Information System which it is of course important to be balanced with proper regulation
and management so that the losses that may occur can be avoided. Losses in question could be in
the form of inaccurate information caused by incorrect data processing.
The aim of this research was to determine: 1. Maturity Information Systems effect on user

satisfaction. 2. User Satisfaction effect on net benefits. 3. Maturity of Information Systems effect on
net benefits.
The total number of 115 samples were distributed to students, staff and faculty who use
SIMAK. Methods of data analysis using software PLS (Partial Least Square). The data processing: 1.
Maturity of Academic Information Systems positive and significant impact on user satisfaction. 2.
User Satisfaction positive and significant effect on the net benefits. 3. Maturity of academic
information system in a positive and significant effect on the net benefits.

Keywords : Academic Information Systems, User Satisfaction, Information Systems Maturity
Attributes COBIT Framework 4.1, Net Benefits.

PENDAHULUAN
Sistem Informasi Akademik merupakan suatu kebutuhan yang mutlak bagi pelayanan
pendidikan terutama pada perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam
administrasi bagi perguruan tinggi. Peranan Sistem Informasi akademik yang penting inilah tentu
harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat sehingga kerugian–kerugian yang
mungkin terjadi dapat dihindari. Kerugian yang dimaksud bisa dalam bentuk informasi yang tidak
akurat yang disebabkan oleh pemrosesan data yang salah.
Perencanaan Strategis Sistem Informasi (SI)/ Teknologi Informasi (TI) merupakan proses
identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam

pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya (Lederer & Gardiner, 1992).[1]
Konsekuensi tidak memiliki strategi IS / IT yang baik akan berdampak buruk termasuk

:

John Ward (2002, P47) [2]
1. Sistem investasi yang dibuat yang tidak mendukung tujuan bisnis.
2. Hilangnya kontrol dari IS / IT, yang mengarah ke individu sering berusaha untuk mencapai t
ujuan yang tidak kompatibel melalui IS / IT.
3. Sistem tidak terintegrasi. Hal ini juga dapat mengakibatkan duplikasi usaha dan data yang
mengarah ke ketidaktelitian dan tidak ada sumber informasi yang koheren.
4. Tidak ada cara untuk menentukan prioritas unt uk IS proyek / sumber daya dan terus merubah
rencana menuju produktivitas yang lebih rendah, dll
5. Tidak ada mekanisme untuk menentukan tingkat sumber daya yang optimum atau cara terbaik
untuk penyediaan sistem.
6. Miskin informasi manajemen, tetapi yang baik tidak tersedia, tidak akurat atau terlalu lambat.
7. Kesalahpahaman antara pengguna dan spesialis IT menyebabkan konflik dan ketidakpuasan.
8. Strategi Teknologi kacau dan terkendala dalam pilihan
9. Investasi infrastruktur yang tidak memadai.
10. Semua proyek dievaluasi secara keuangan saja.

11. Masalah yang disebabkan oleh investasi IS / IT dapat menjadi sumber konflik antara bagian
organisasi.
12. Pembenaran investasi lokasi tertentu dapat menghasilkan manfaat yang sebenarnya kontra
produktif dalam konteks bisnis secara keseluruhan.

Perguruan tinggi harus menerapkan strategi dengan tepat agar dapat bertahan dalam
persaingan antar perguruan tinggi. Oleh karena itu sangat penting mengetahui kebutuhan dan
keinginan pemakai sistem informasi. Dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan pemakai maka
perguruan tinggi tersebut dapat memberikan apa yang diinginkan pemakai sehingga membuat
pemakai tersebut merasa terlayani dengan baik. Oleh karena itu, dengan adanya konsep pelayanan
yang baik dapat meningkatkan nilai tambah bagi mahasiswa dan dapat menarik minat mahasiswa
untuk kuliah di perguruan tinggi tersebut.
Perencanaan strategis sistem informasi dan kualitas pelayanan dalam model audit sistem
informasi menggunakan kerangka kerja Control Objectives for Information and related Technology (COBIT)
termasuk bagian dalam 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control objectives ) yang terdiri
dalam 4 domain, yaitu: planning & organization (PO) , acquisition & implementation (AI) , delivery & support
(DS), dan monitoring and Evaluation (ME).

Gambar 1. Empat domain dalam COBIT ( ITGI,2007)
Prinsip dasar framework secara ringkas adalah: IT resources dikelola oleh IT processes untuk

mencapai IT goals yang menjawab persyaratan bisnis. Kerangka kerja COBIT terdapat tujuh
persyaratan atau kriteria informasi bisnis, yaitu: effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,
compliance, dan reliability. COBIT kemudian menjelaskan bahwa sumber daya IT yang harus disediakan
untuk memberikan kebutuhan bisnis oleh proses bisnis, yaitu: applications, information, infrastructure dan
people.
Model Kematangan (Maturity Models) adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk
melakukan benchmarking dan self-assessment oleh manajemen TI untuk menilai kematangan proses TI.
Dengan Model Kematangan, manajemen bisa mengidentifikasi:
1. Kinerja aktual dari perusahaan – di mana posisi perusahaan saat ini.
2. Status industri saat ini – perbandingan.
3. Target perbaikan bagi perusahaan – ke mana perusahaan ingin dibawa.
4. Jalur pertumbuhan yang diperlukan antara “as-is” dan “to-be”.

Secara umum, tingkat kematangan proses teknologi informasi dibagi menjadi enam tingkat,
mulai dari tingkat kematangan 0 sampai dengan tingkat kematangan 5. Kematangan sebuah sistem
informasi menurut COBIT Framework 4.1, merupakan tingkatan pelaksanaan 4 domain tersebut
dengan nilai 0-5.
Tabel 1. Tingkat Kematangan Sistem Informasi menurut COBIT 4.1

Penilaian tingkat kematangan (maturity level) dilakukan dengan mempertimbangkan nilai

indeks kematangan (maturity index) pada 6 (enam) atribut kematangan COBIT yang meliputi [3] :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and Communication / AC )
Kebijakan, Perencanaan dan Prosedur (Policies, Standards and Procedures / PSP )
Perangkat bantu dan otomatisasi (Tools and Automation / TA )
Ketrampilan dan Keahlian (Skill and Expertise / SE )
Pertanggungjawaban internal dan eksternal (Responsibility and Accountability / RA )
Penetapan tujuan dan Pengukuran (Goal Setting and Measurement /GSM )
Pihak manajemen berupaya meningkatkan Kematangan Sistem Informasi Akademik STMIK

El Rahma dengan harapan mampu meningkatkan kepuasan pemakai dan memberikan dampak
positif bagi institusi. Kejadian berikut dapat menjadi pertimbangan perlunya dilakukan evaluasi
terhadap kepuasan pemakai dan kontibusi organisasional penerapan SIMAK:
a. Pengembangan SIMAK selama ini belum didasarkan pada tujuan tertentu, tetapi lebih kepada

ide yang terlintas sesaat dari programmer atau ketika muncul suatu masalah yang membutuhkan
pemecahan.
b. Keluhan dari dosen maupun mahasiswa terhadap SIMAK. Seperti dosen merasa kesulitan input
nilai karena format komponen penilaian dalam SIMAK tidak menyediakan format komponen
penilaian yang sesuai dengan komponen nilai dosen yang bersangkutan. Sedangkan keluhan

mahasiswa seperti SIMAK sulit diakses, sehingga mahasiswa enggan mengakses informasi yang
ada dalam SIMAK.
c. Proses KRS online ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya kesulitan melaksanakan
pembimbingan manual bagi dosen pembimbing akademik (DPA), karena mahasiswa merasa
cukup hanya melakukan KRS online, sedangkan pengesahan oleh DPA sering terlambat dari
batas waktu yang ditentukan.
d. Perubahan perilaku dari manual menjadi berbasis web memerlukan kebijakan dalam penerapan
sistem informasi.
Berdasarkan penjelasan fakta tersebut diatas penulis melihat terdapat kebutuhan untuk
menganalisis apakah kematangan SIMAK dapat memberikan kepuasan bagi pemakai dan
memberikan manfaat bagi institusi, selanjutnya kepuasan pemakai memberikan manfaat bagi institusi
STMIK El Rahma Yogyakarta.
KERANGKA ANALISIS DAN HIPOTESIS
Mengacu pada model kesuksesan sistem informasi De Lone dan Mc Lean (2003) maka

kematangan sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan manfaat bersih,
selanjutnya kepuasan pemakai mempengaruhi manfaat bersih. Bila digambarkan dalam model
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
H1
Kematangan SI

H2
Kepuasan Pemakai

Manfaat Bersih

H3

Gambar 2. Model Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada sejumlah kajian pustaka dan model konsepsual pada gambar 1, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Kematangan Sistem Informasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai.
2. Kepuasan pemakai berpengaruh terhadap manfaat bersih.
3. Kematangan Sistem Informasi berpengaruh terhadap manfaat bersih.


METODE PENELITIAN
1.

Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada
dasarnya merupakan suatu pengamatan yang melibatkan suatu ciri tertentu, berupa perhitungan,
angka atau kuantitas. Penelitian kuantitatif ini didasarkan pada perhitungan persentase, rata-rata,
chi kuadrat, dan juga perhitungan statistik lainnya [4]

2.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini menganalisis bukti data yang dikumpulkan dari Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta.

3.

Populasi dan Sampel
3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua individu yang menggunakan Sistem Informasi

Akademik ( SIMAK ) STMIK El Rahma Yogyakarta yaitu dosen, mahasiswa dan pegawai yang
berjumlah 115 orang. Metode pemilihan sampel adalah dengan metode purposive sampling, yang
merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu [5].
3.2. Sampel
Penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin [3]

Dimana :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e 2 : Batas toleransi kesalahan 0,10 (10% error tolerance).
Berdasarkan keyakinan 90%, jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan minimal
88 sampel. Kriteria pemilihan sampel responden adalah dosen yang aktif mengajar pada 1
tahun terakhir (semester genap 2014 dan semester ganjil 2015). Kriteria pegawai adalah yang
terlibat langsung dengan SIMAK. Sedangkan mahasiwa yang dijadikan responden adalah
mahasiswa aktif pada 1 tahun terakhir (semester genap 2014 dan semester ganjil 2015),
sehingga total sampel adalah 150. Periode pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian
ini dilakukan sekitar dua bulan dari tanggal 13 September sampai 15 Oktober 2015.

4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dikenal beberapa cara yaitu kuesioner

(angket), wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner
dan wawancara.
5. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek atau sering juga sebagai faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel eksogen (exogenous variable). Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kematangan sistem informasi, kepuasan
pemakai. Sedangkan variabel endogen (endogenous variable) dalam penelitian ini adalah kepuasan
pemakai (user satisfaction) dan manfaat bersih (net benefits).
6. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menggambarkan elemen elemen konstruk atau variabel yang
digunakan. Penggambaran elemen konstruk dijabarkan menjadi item-item yang digunakan
dalam kuesioner. Item-item kesioner dibuat dengan memakai skala Likert 5.
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel

7. Metode Analisa Data
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan software Partial Least Square 2.0, dengan
langkah langkah sebagai berikut ;
Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model. Model analisis

jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan :
1.

Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten ( structural model )

2.

Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau
variabel manifest nya ( measurement model )

3.

Weight relation dalam mana nilai kasus variabel laten dapat di estimasi [6]

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Output Model Pengukuran (Outer Model)

Gambar diatas adalah hasil dari bootstrapping yang menunjukkan outer loading diatas 0.7,
langkah ini untuk melihat tingkat validitas indikator. Indikator kematangan sistem informasi,
kepuasan pemakai dan manfaat bersih dalam tabel outer loading pada kolom T statistik
menunjukkan nilai diatas 0.7. hal ini bisa disimpulkan bahwa indikator untuk semua variabel
adalah valid.

Gambar 4. Model struktural ( inner model)

Tabel 3. Total Effect

Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
kematangan sistem informasi (KMSI) terhadap kepuasan pemakai (KSSIJ). Berdasarkan data
yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kematangan sistem informasi dengan
kepuasan pemakai adalah sebesar 0.476937 dengan nilai t-statistik sebesar 7.565263.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t-tabel
pada tingkat siginifikansi 0.05 (t-statistik>t-tabel 1.64). Sehingga dapat dinyatakan bahwa
kematangan sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pemakai. Dengan
demikian hipotesis 1 terdukung secara statistik oleh data yang ada.
Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
kepuasan pemakai (KSSIJ) terhadap manfaat bersih (KSSIK). Berdasarkan data yang diolah
didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kepuasan pemakai dengan manfaat bersih adalah
sebesar 0.229991 dengan nilai t-statistik sebesar 2.98353. Berdasarkan data tersebut maka
diketahui bahwa nilai t-statistik lebih besar daripada t-tabel pada tingkat siginifikansi 0.05 (tstatistik>t-tabel 1.64). Sehingga dapat dinyatakan bahwa kepuasan pemakai berpengaruh
positif dan signifikan terhadap manfaat bersih. Dengan demikian hipotesis 2 terdukung secara
statistik oleh data yang ada.
Pengujian hipotesis 3 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif
antara kematangan sistem informasi (KMSI) terhadap manfaat bersih (KSSIK). Dari data
yang diolah didapatkan bahwa koefisien path antara kematangan sistem informasi dengan
manfaat bersih adalah sebesar 0.630117 dengan nilai t-statistik sebesar 9.580049. Berdasarkan
data tersebut maka diketahui bahwa nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t-tabel pada
tingkat siginifikansi 0.05 (t-statistik > t-tabel 1.64) maka dapat dinyatakan bahwa kematangan
sistem informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manfaat bersih. Dengan
demikian hipotesis 3 terdukung secara statistik oleh data yang ada.
Setelah dilakukan uji statistik maka dapat digambarkan model empiris penelitian
sebagai berikut :

0.477
KMSI

0.230
KSSIJ

KSSIK

0.520
Gambar 5. Model Empiris Hasil Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesa 1 bahwa Kematangan Sistem Informasi Akademik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Indikator-indikator dalam kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
pemakai SIMAK. Oleh karena itu, indikator kematangan sistem informasi yaitu :
Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and Communication / AC ), Kebijakan, Perencanaan
dan Prosedur (Policies, Standards and Procedures / PSP ), Perangkat bantu dan otomatisasi
(Tools and Automation / TA ), Ketrampilan dan Keahlian (Skill and Expertise / SE ),
Pertanggungjawaban internal dan eksternal (Responsibility and Accountability / RA ), Penetapan
tujuan dan Pengukuran (Goal Setting and Measurement /GSM ) mempengaruhi kepuasan
individu, kepuasan terhadap kualitas sistem dan sistem mampu memenuhi harapan pemakai.
2. Hasil pengujian hipotesa 2 bahwa kepuasan pemakai berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap manfaat bersih. Indikator indikator dalam kepuasan pemakai yaitu;
kepuasan individu, kepuasan terhadap kualitas sistem dan sistem mampu memenuhi
harapan pemakai berpengaruh secara signifikan terhadap manfaat bersih bagi organisasi
yaitu; penghematan biaya, perluasan pasar, peningkatan penjualan, pengurangan biaya
pencarian, dan penghematan waktu
3. Hasil pengujian hipotesa 3 bahwa kematangan sistem informasi akademik berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap manfaat bersih. Indikator indikator dalam kematangan
sistem informasi yaitu Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and Communication / AC ),
Kebijakan, Perencanaan dan Prosedur (Policies, Standards and Procedures / PSP ), Perangkat
bantu dan otomatisasi (Tools and Automation / TA ), Ketrampilan dan Keahlian (Skill and
Expertise / SE ), Pertanggungjawaban internal dan eksternal (Responsibility and Accountability /
RA ), Penetapan tujuan dan Pengukuran (Goal Setting and Measurement /GSM ) berpengaruh

secara signifikan terhadap manfaat bersih bagi organisasi meliputi penghematan biaya,
perluasan pasar, peningkatan penjualan, pengurangan biaya pencarian, dan penghematan
waktu.

2. Saran
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini, terdapat
beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut :
1. Aspek Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and Communication / AC ), Kebijakan,
Perencanaan dan Prosedur (Policies, Standards and Procedures / PSP ), Perangkat bantu dan
otomatisasi (Tools and Automation / TA ), Ketrampilan dan Keahlian (Skill and Expertise / SE
), Pertanggungjawaban internal dan eksternal (Responsibility and Accountability / RA ),
Penetapan tujuan dan Pengukuran (Goal Setting and Measurement /GSM ) dari SIMAK diukur
nilainya sehingga arah peningkatan kualitas dari 6 hal tersebut dapat dilakukan dengan tepat.
2. Bagi pihak manajemen STMIK El Rahma, bahwa aspek kematangan informasi dapat
digunakan sebagai sarana untuk memberikan manfaat bagi institusi. Oleh karena itu perlu
upaya dan perhatian terhadap ke 6 aspek tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas
institusi.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ward, John., Peppard, Joe. 2002. Strategic Planning for Information System. Cranfield, Bedfordshire, United
Kingdom: John Wiley & Sons, LTD.
[2] Lederer, A. L., & Gardiner, V. (1992). Strategic Information System Planning: The Method Approach.
Information system Management, 13-20
[3] ISACA. 2007. COBIT 4.1, IT Governance Institute.
[4] Hasibuan, Zaenal, A., Phd. 2007. Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi, konsep , teknik dan Aplikasi., Fakultas Ilmu Komputer., Universitas Indonesia.
[5] Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill-Building Approach, Fourth Edition, John Willey &
Sons, Inc, New york
[6] Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-model
Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor. Semarang: Penerbit UNDIP