BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Penerapan Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Pada dekade ini koperasi kredit atau yang biasa disebut CU (cedit union) semakin berkembang pesat di Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya tumbuh credit union baik atas nama yayasan maupun perseorangan. Walaupun demikian, banyak CU yang mengalami permasalahan baik secara legalitas maupun penggelapan uang nasabahnya. Sebagai contoh, puluhan nasabah CU Rukun Damai di medan mengadu ke DPRD sumut mengaku dirugikan dengan kebijakan yang dikeluarkan pimpinan CU tersebut, mereka merasa tertipu. diakses 6 maret 2014 pada pukul 21.56 WIB).

  Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi bersama. Selain itu, koperasi juga merupakan alat bagi kelompok ekonomi lemah untuk menolong dirinya sendiri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupannya. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk dan mengumpulkan kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi koperasi yaitu membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

  Untuk dapat tumbuh dan berkembang sebuah koperasi tidak terlepas dari partisipasi atau keterlibatan langsung anggota dalam menunaikan kewajibannya yaitu menabung karena sumber modal koperasi berasal dari anggota (simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela), meminjam dan mengembalikan pinjaman tepat waktu, dan frekuensi anggota mengikuti pendidikan, pembinaan dan kehadiran dalam kegiatan yang diadakan oleh koperasi.

  Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi maka dikenal jenis-jenis koperasi yaitu : (1) koperasi komsumsi, (2) koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam, (3) koperasi jasa, (4) koperasi distribusi atau pemasaran (Firdaus, 2002 :62). Di sini penelitian lebih menekankan pada jenis koperasi kredit/koperasi simpan pinjam. Saat ini di Indonesia lebih dikenal dengan credit union (CU).

  Credit union

  berasal dari bahasa latin yaitu credere (credit) yang artinya percaya dan unus (union) artinya kumpulan, sehingga credit union adalah kumpulan orang-orang yang saling percaya dan memiliki tujuan bersama, yang bersepakat menabung uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara sesama mereka dengan bunga yang layak untuk tujuan produktif dan kesejahteraan, tujuan-tujuan Credit Union (CU) adalah :

  1. Membantu keperluan kredit para anggotanya, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.

  2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.

  3. Mendidik anggota hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

  4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian (Widiyanti, 1992 : 54).

  Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat. Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.

  Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield Friedrich Wilhelm Raiffeisen mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.

  Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri”. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam. Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya. Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia. (Suwandi, 1995 :28)

  Credit Union, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan dari barat. Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan membawa konsep tersebut Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat pada 1975.

  Pada tahun 1975 oleh gereja Katolik. diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga lahir 40 kelompok. CU tertua di Kalbar ada di Kecamatan Parindu, Kabupaten Sangkau. CU pertama berdiri tahun 1976, yaitu CU Lantang Tipo di Sangkau Namun dalam perkembangannya, CU tersebut "menghilang". Pada sekitar tahun 1985, diadakan sosialisasi ulang yang diikuti oleh sejumlah anggota lembaga swadaya masyarakat, salah satunya dari Pancur Kasih. Gagasan pendirian CU kembali muncul sehingga terbentuklah CU Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 disusul CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987. Seiring dengan perjalanan waktu, CU-CU terus bermunculan hingga Desember tahun 2006, sehingga CU yang dinaungi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan kini telah beranggota 48 CU primer.

  Dalam rangka menjawab masalah kemiskinan dan situasi umat berkenaan dengan persoalan sosial ekonomi, maka disepakati bersama bahwa CU menjadi salah satu prioritas gerakan Seksos Paroki selama 5 tahun, merupakan komitmen pengurus Seksos paroki seKeuskupan Surabaya, demikia dinyatakan dalam acara alam pertemuan di Puhsarang 10-12 November 2006 tiga tahun lalu. Dikatakan oleh PSE keuskupan Surabaya bahwa CU memberi kesaksian dan tanda bahwa orang Katolik hadir sebagai perintis gerakan yang tujuannya demi kesejahteraan umum, bahkan orang Katolik terpercaya dalam mengelola keuangan (Anoroga dan Widiyanti, 2008 : 6).

  CU Karya Murni yang terletak di kecamatan Medan Denai Kota Medan berdiri 28 april 1992 dan berbadan hukum sejak tahun 2004. CU karya murni awalnya dibentuk oleh guru-guru sekolah yayasan karya murni untuk mengatasi masalah ekonomi yang mereka hadapi. Seiring perjalanan waktu CU karya murni membuka diri menerima anggota dari berbagai macam kalangan di luar yayasan tersebut, sehingga anggotanya bertambah berkembang. Mereka menerima dari berbagai kalangan yang mau bekerjasama, saling mendukung, membangun hidup bahagia dengan dasar saling percaya satu dengan yang lainnya.

  Adapun bentuk kepercayaan diatas dapat diartikan sebagai bentuk saling percaya antara anggota CU maupun anggota dan pengurus. Jaringan sosial dalam CU didasari oleh hubungan sosial antara individu karena adanya kesamaan tujuan serta diikat oleh rasa nasib sepenanggungan diantara anggotanya untuk kesejahteraan mereka. CU karya murni tidak hanya mementingkan keuntungan dan merekrut anggota sebanyak-banyaknya saja, selain bertujuan untuk simpan pinjam mereka juga memiliki tujuan untuk membangun ekonomi anggota melalui pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan anggota, membudayakan anggota menciptakan lapangan kerja baru. Dengan kegiatan tersebut diharapkan para anggotanya mandiri secara sosial dan ekonomi. CU karya murni memiliki tiga prinsip utama yaitu asas swadaya (tabungan hanya di peroleh dari anggota), asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota, dan asas pendidikan dan penyadaran (membangun watak dalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).

  Melihat jumlah anggota yang tersebar di sekitar kota medan hingga sampai kabupaten deli serdang yang mencapai 4462 orang berdasarkan data yang diperoleh dari CU karya murni, sehingga peneliti mengambil fokus penelitian di kelurahan Binjai kecamatan medan Denai. Selain itu, karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga yang dimeliki peneliti. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul penelitian dengan judul “Penerapan Konsep–Konsep Pemberdayaan

  Masyarakat Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan ”.

  1.2. Perumusan Masalah

  Masalah merupakan pokok dari suatu penelitian. Berdasarkan uraian- uraian yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah yang berguna untuk memberi arah dan batasan arti dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Penerapan Konsep–Konsep Pemberdayaan Masyarakat

  Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan?”

  1.3. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

  1.4. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1)

  Secara pribadi, untuk menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU serta menambah wawasan keilmuan dan pengalaman bagi peneliti. 2)

  Memberikan kontribusi keilmuan tentang pengetahuan penerapan konsep- konsep pemberdayaan masyarakat.

  3) Sebagai masukan kepada CU Karya Murni dalam penerapan konsep-konsep pemberdayaan masyarakat.

  1.5. Sistematika Penulisan

  Penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat,dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang uraian dan teori yang berkaitan dengan

  masalah dan objek yang akan diteliti. Selain itu, bab ini juga berisikan kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih Menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan

0 1 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih Menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan

0 1 8

Penurunan Kadar Logam Kromium, Tembaga, dan Nikel Pada Limbah Cair Laboratorium Elektroplating Politeknik Negeri Medan Dengan Metode Elektrokoagulasi

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lingkungan dan Pencemaran - Penurunan Kadar Logam Kromium, Tembaga, dan Nikel Pada Limbah Cair Laboratorium Elektroplating Politeknik Negeri Medan Dengan Metode Elektrokoagulasi

0 0 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Nelayan - Fenomena Anak Putus Sekolah Pada Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Pasar II Natal, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Fenomena Anak Putus Sekolah Pada Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Pasar II Natal, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal

0 0 12

Fenomena Anak Putus Sekolah Pada Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Pasar II Natal, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Umbi Talas Dengan Menggunakan Plasticizer Gliserol

0 2 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Umbi Talas Dengan Menggunakan Plasticizer Gliserol

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemberdayaan Masyarakat 2.1.1. Pemberdayaan - Penerapan Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Anggota CU Karya Murni Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

0 0 23