BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium - Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kista Ovarium

  Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen, 2005)

  Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005)

  Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.(Smeltzer,2002)

2.2. Jenis dan karakter kista

  Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.

  (Prawirohardjo,2002) Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya: (Mansjoer, 2000)

  a. Kistoma Ovarii Simpleks

  Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus,

  biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

  b. Kistadenoma Ovarii Musinosum Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan

  

peritoneum parietale .Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi

  musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa

  salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

  c. Kistadenoma Ovarii Serosum Kista ini berasal dari epitel germinativum.Bentuk kista umumnya unilokular, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii

  musinosum .

  d. Kista Dermoid Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan

  

entoderm .Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya

  berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista

  

dermoid .Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga

peritoneum .Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh

ovarium .

  Kista nonneoplastik terdiri dari: (Prawirohardjo, 2002)

  a. Kista Folikel Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1 – 1,5 cm.

  Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.

  b. Kista Korpus Luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

  

korpus albikans .Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus

  luteum persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel.Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.Jika dilakukan operasi,

  Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

  c. Kista Lutein Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

  d. Kista Inklusi Germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

  e. Kista Endometriosis Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.

  f. Kista Stein-Leventhal Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.

  Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari: (Nugroho,2010) a.

  Tipe Kista Normal Tiper kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.

  Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.

  Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi.

  Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

  b.

  Tipe Kista Abnormal Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan kista Lutein.

  Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.Kista ini berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista Dermoid merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim.Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.

  Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.3 Anatomi Ovarium

  Ovarium biasa disebut dengan indung telur.Ovarium memiliki ukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan. Kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. ovarium terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam

  (medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa.(Anggun, 2012) Ovarium terletak antara Rahim dan panggul dan disamping kanan-kiri uterus yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja uterus serta memberikan sifat kewanitaan dan mempunyai dampak dalam mengatur proses menstruasi. (Prawirohardjo,2010)

  Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna agak coklat, memanjang, struktur rata. Ukuranya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya kurang dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga bertambah besar dan saat usia prepubertas dijumpai follicle kistik yang dominan yang hampir mirip dengan penyakit polikistik ovariun. Pada periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5 x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan permukaan lebih halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea warna kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula.

  Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. (wiknjosastro,2005) Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah :

  a. Saat bayi lahir : mempunyai sel telur 750.000

  b. Umur 6-15 tahun : mempunyai sel telur 439.000

  c. Umur 6-25 tahun : mempunyai sel telur 159.000 e. Umur 35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000 f. Masa menopause semua telur menghilang.

  Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur ( ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.

2.4. Epidemiologi Kista Ovarium

2.4.1. Distribusi dan Frekuensi

  Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.(William, 2007) Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30-

  54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih. (William, 2007) Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit yang mengenai sistem reproduksi misalnya kista ovarium. (Manuaba, 2010)

  Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang. (Rock JA,)

  Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk(CDC,2011) Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi

  Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus. (safitri,2010) Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus. (Dumaris, 2012)

2.4.2. Determinan

  Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal.Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak factor yang saling berhubungan. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah a.

  Gangguan pembentukan hormone Kista ovarium disebabkan oleh 2 gangguan (pembentukan) hormon yaitu pada mekanisme umpanbalik ovarium dan hipotalamus. Estrogen merupakan sekresi yang berperan sebagai respon hipersekresi folikel stimulasi hormon. Dalam menggunakan obat- obatan yang merangsang pada ovulasi atau misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa menyebabkan suatu hormone yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormone. (Mansjoer, 2000) Gangguan keseimbangan yang menetap sehingga dapat menyebabkan ganguan ovulasi. (Llewellyn, 2001) b. Memiliki Riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista ovarium.(Wiknjosastro, 2005) c.

  Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen) Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.(William,2007) d.

  Pada pengobatan infertilitas Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin atau agen lainnya , seperti clomiphene citrate atau letrozole , dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.(William, 2007) e.

  Gaya hidup yang tidak sehat Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok ,risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun.Selain dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan, konsumsi alcohol dapat juga meningkatka risiko penderita kista ovarium.(Bustam,2007)Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Manuaba,2010). f.

  Gangguan siklus Haid Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.(Manuaba,2010).

  g.

  Pemakaian alat kontrasepsi hormonal Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.(Henderson, 2005)

  2.5. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995) Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.

  Gejala-gejalanya antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera. (Moore,2001)

2.6. Komplikasi

  Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah (Prawirohardjo,2010) 1.

  Perdarahan ke dalam kista Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya pendarahan. (Hakimi, 1993)

  2.

  `Infeksi pada kista

3. Torsio ( Putaran tangkai )

  Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.

  4. Perubahan keganasan Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.

  5. Robek dinding kista Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda- tanda akut.

2.8. Pencegahan Kista Ovarium

  Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista Ovarium dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista Ovarium.

  2.8.1. Pencegahan primer

  Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok, menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.

  2.8.2. Pencegahan sekunder

  Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat. (Budiarto, 2002)

  Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan

  

menstruasi. Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat

  mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan

  

skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari

  kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.(Llewellyn,2001) Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista

  

ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista

ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu

  konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista

  

ovarium , maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik .(Prawirohardjo, 2002)

  Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista

  

nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu

  biasanya menghilang sendiri.Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis

  Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang berupa :(Prawirohardjo, 2002) (1)

  Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat kista,

  (2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

  (3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista

  (4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.9. Penatalaksanaan Medis

  Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar. Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.(Prawirohardjo, 2002)

  Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.(Prawirohardjo, 2002)

  Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista

  

salpingo-ooforektomi bilateral .Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin

  mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel

  

granulosa ), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan

melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

  Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan

  

prematur .Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah

  mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi

  ovarium .(Moore,2001)

2.10 Kerangka Konsep

  

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium

1.

  Sosiodemografi Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan 2. Keluhan 3. Status Haid 4. Ukuran Diameter kista 5. Jenis Kista 6. Penatalaksanaan Medis 7. Lama Rawatan 8. Sumber Biaya

Dokumen yang terkait

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEKLOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur - Tata Cara Pemeriksaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak(Kpp)Pratama Medan Timur

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Pemeriksaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak(Kpp)Pratama Medan Timur

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

2.1 Rancangan Faktorial - Aplikasi Metode Permukaan ResponTerhadap Kehilangan Minyak Berdasarkan Suhu, Waktu dan Tekanan Pada Proses Perebusan Kelapa Sawit di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar

0 0 11

Aplikasi Metode Permukaan ResponTerhadap Kehilangan Minyak Berdasarkan Suhu, Waktu dan Tekanan Pada Proses Perebusan Kelapa Sawit di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar

0 2 12

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Konsep Strategi - Peran Strategi Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Pada Butik Keika Di Medan)

0 0 25

Kuesioner Penelitian Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2015

0 0 30

Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2105

0 0 7

Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2105

0 0 16

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

0 0 19