BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Penyerapan Air Dan Kekuatan Transversal Serta Modulus Elastisitas Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Basis Gigitiruan

  2.1.1 Pengertian

  Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang berada di antara gigi dan rahang serta merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan sehingga berhubungan dengan kekuatan pengunyahan di dalam mulut. Basis gigitiruan memperoleh dukungan melalui kontak yang rapat dengan jaringan mulut dibawahnya. Meskipun basis gigitiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam, kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan bahan polimer yang dipilih berdasarkan stabilitas

  1 dimensi, warna, dan biokompatibel dengan jaringan mulut.

  Syarat- syarat bahan yang dapat digunakan pembuatan basis gigitiruan, yaitu sifat termal yang baik, stabilitas dimensi, stabilitas kimia, daya untuk bertahan terhadap kelarutan dan penyerapan yang rendah terhadap cairan mulut, tidak berasa dan berbau, biokompatibel, terlihat alami, stabilitas warna baik, kemudahan

  2,3 manipulasi dan perbaikan, biaya yang terjangkau dan bebas dari porositas.

  2.1.2 Bahan Basis Gigitiruan

  Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi ke dalam dua

  2 kelompok, yaitu logam dan non logam.

2.1.2.1 Logam

  Bahan logam telah digunakan sebagai bahan basis gigitiruan pada abad ke-18 dan ke-20. Beberapa jenis logam yang digunakan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, dan stainless steel. Meskipun bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap fraktur dan abrasi, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan

  2 yaitu memerlukan biaya yang mahal serta estetis yang kurang baik.

2.1.2.2 Non-Logam

  Bahan berbasis non logam merupakan jenis bahan yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi karena memiliki sifat yang lebih baik apabila dibandingkan dengan bahan berbasis logam. Bahan basis non logam umumnya terbuat dari bahan polimer. Bahan non logam terbagi menjadi dua jenis berdasarkan

  2 sifat termalnya yaitu termoset dan termoplastik.

  2.1.2.2.1 Termoset

  Termoset atau nama lain dari thermo-hardening polimer adalah jenis resin yang proses polimerisasinya mengalami perubahan kimia. Polimer termoset adalah jenis polimer yang akan menjadi keras secara permanen pada saat pembuatannya dan tidak akan melunak ketika dipanaskan kembali. Contohnya adalah cross-linked

  2 polimetil metakrilat, fenol-formaldehid, vulkanit, dan resin akrilik.

  2.1.2.2.2 Termoplastik

  Termoplastik adalah bahan yang tidak mengalami perubahan struktur kimia sewaktu pembentukan yang hasil akhirnya sama dengan materil asli kecuali bentuknya. Polimer termoplastik adalah jenis polimer yang akan melunak ketika dipanaskan dan mengeras kembali saat didinginkan secara reversibel. Degradasi irreversibel akan terjadi apabila pemanasan dilakukan pada temperatur yang melewati batas ambang. Termoplastik dapat dibagi beberapa jenis menurut bahan dasarnya, yaitu resin termoplastik asetal, resin termoplastik poliester dan resin termoplastik

  2,9

  poliamida (nilon). Nilon adalah salah satu termoplastik yang sering digunakan di

  2 bidang kedokteran gigi.

2.2 Nilon Termoplastik

  Nilon termoplastik pertama digunakan sebagai basis gigitiruan pada awal

  10,38

  tahun 1950an. Bahan ini merupakan gugus dari polimer kondensasi yang berasal

  5

  dari reaksi diacid dengan diamine. Bahan ini tidak memiliki rantai kimia yang cross

  

link seperti bahan termoset, tetapi memiliki rantai linier oleh karena itu bahan ini

  7,35

  bersifat fleksibel dan dapat dibentuk kembali. Penggunaan nilon pertama kali di kedokteran gigi tidak begitu memuaskan oleh karena sifat penyerapan air yang tinggi. Namun bahan ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat meneruskan

  6.7 tekanan yang diterima.

  2.2.1 Komposisi

  Nilon termoplastik merupakan turunan polimer yang dihasilkan oleh reaksi kondensasi monomer diamin dan dibasic acid dimana sifat fisis dan mekanisnya tergantung pada ikatan antara asam dan amida. Terdapat perbedaan utama dalam hal sifat antara resin akrilik dan nilon, yaitu nilon merupakan polimer crystalline

  6

  sedangkan resin akrilik merupakan polimer amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon memiliki sifat yang tidak dapat larut dalam pelarut, ketahanan

  7,10 panas dan kekuatan yang tinggi serta kekuatan tensil yang baik.

  Penamaan bahan nilon termoplastik pertama ditulis jumlah karbon kelompok amina diikuti jumlah karbon asam. Misalnya, nilon 6,12 mengandung 6 karbon kelompok amina (heksametilediamin) dan 12 karbon asam (asam adipat) dalam ikatan

  39 polimer tersebut.

  39 Gambar 1. Struktur kimia bahan nilon termoplastik

  2.2.2 Manipulasi

  Manipulasi nilon termoplastik memerlukan peralatan khusus energi termal dengan pemanasan cartridge dalam perangkat khusus mencapai suhu plasticizing 248,8 hingga 265,5°C, cartridge kemudian diatur dalam unit injeksi dengan penekanan 5 Barr. Teknik injection molding ini memerlukan peralatan yang khusus. Ruangan pada mold diisi dengan resin (nilon termoplastik) di bawah tekanan menggunakan injektor. Pemasangan spru dilakukan dengan cara memasukkan spru dari bagian belakang kuvet ke bagian posterior dari malam pada kedua sisi model,

  40-42 nilon dibentuk di dalam mold gips.

2.2.3 Sifat-Sifat

  A.Sifat Fisis Sifat-sifat fisis basis gigitiruan nilon termoplastik adalah : i. Penyerapan Air Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan dari nilon. Hal ini karena nilon termoplastik mempunyai serat yang menyerap air. Nilon termoplastik juga memiliki sifat hidrofilik yaitu kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya. Hasil penelitian Ariyani (2013) menyatakan bahwa nilai penyerapan

  3

  34 air tanpa penambahan fiber glass reinforced adalah 20,3 g/mm .

  ii. Porositas Nilon hampir tidak memiliki porositas. Porositas pada nilon disebabkan masuknya udara selama proses injection moulding. Bila udara ini tidak dikeluarkan,

  42 gelembung-gelembung besar dapat terbentuk pada basis gigitiruan.

  iii. Stabilitas Warna Stabilitas warna adalah kemampuan dari suatu lapiasan permukaan atau pigmen untuk bertahan dari degradasi yang disebabkan pemaparan dari lingkungan.

  Bahan nilon termoplastik memiliki stabilitas warna yang rendah karena penyerapan air yang tinggi. Penyerapan air menyebabkan cairan difusi ke dalam matriks dan

  42 mengisi ruang antara matriks sehingga menyebabkan perubahan warna.

  B. Sifat Kemis dan Biologis Salah satu faktor penting yang menentukan daya tahan dari bahan di dalam rongga mulut adalah stabilitas kemis. Bahan basis gigitiruan yang baik seharusnya

  2 tidak larut dalam cairan rongga mulut, tidak mudah erosi, dan tahan terhadap korosi. Sifat biologis merupakan syarat utama dari seluruh material yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Idealnya, suatu material yang layak dimasukkan ke dalam rongga mulut haruslah tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak bersifat karsinogenik ataupun dapat menimbulkan reaksi alergi. Nilon termoplastik adalah basis gigitiruan yang bebas monomer, bersifat hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik polimerisasi panas, nikel

  2,3 atau kobalt kromium.

  C. Sifat Mekanis Sifat-sifat mekanis basis gigitiruan nilon termoplastik adalah : i. Kekuatan Transversal Kekuatan transversal merupakan kombinasi dari kekuatan tarik dan kekuatan geser. Hasil penelitian Kohli (2013) menunjukkan kekuatan transversal pada bahan

6 Valplast adalah 77,28 MPa.

  ii. Modulus Elastisitas Nilon termoplastik mempunyai modulus elastisitas yang rendah sehingga bersifat fleksibel. Hasil penelitian Kohli (2013) menunjukkan modulus elastisitas

  6 pada bahan Valplast adalah 1211,09 MPa.

  iii. Kekuatan Lentur Kekuatan lentur merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi ketahanan terhadap fraktur dari basis gigitiruan. Nilon termoplastik mempunyai kekuatan lentur yang tinggi yaitu sebesar 110 MPa sehingga ketahanan terhadap fraktur juga menjadi

  42 tinggi.

  iv. Kekuatan Impak Salah satu kelebihan dari nilon termoplastik adalah mempunyai kekuatan impak yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan bahan nilon termoplastik mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap fraktur. Nilai kekuatan impak nilon termoplastik

  3

  42 adalah 120-150 kg/mm . v. Kekuatan Tarik Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi ketahanan

  42 terhadap fraktur. Kekuatan tarik dari nilon termoplastik adalah 76 Mpa.

  vi. Kekuatan Fatigue Nilon termoplastik mempunyai daya tahan terhadap fatigue serta dapat meneruskan tekanan yang diterima. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan

  42 dari nilon termoplastik sehingga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap fraktur.

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian

  42 Keuntungan bahan nilon termoplastik adalah sebagai berikut:

  a. Stabilitas dimensi

  b. Bebas monomer sisa

  c. Mempunyai kekuatan impak yang tinggi

  d. Estetis

  e. Tipis dan ringan tetapi sangat kuat

  f. Tidak menggunakan cangkolan logam

  g. Hampir tidak memiliki porositas

  h. Tidak dapat mengalami crazing i. Tahan terhadap bahan kimia Meskipun nilon termoplastik banyak digunakan karena dianggap material

  42,43

  yang ideal dalam beberapa aspek, namun memiliki beberapa kerugian, yaitu:

  a. Memerlukan peralatan yang mahal dan kuvet khusus

  b. Kesulitan dalam pembuatan mold

  c. Sulit diperbaiki bila terjadi kerusakan d.Terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah beberapa bulan pemakaian.

  e. Penyerapan air yang tinggi

  f. Stabilitas warna rendah

2.2.5 Indikasi dan Kontraindikasi

  Indikasi bahan nilon termoplastik adalah sebagai berikut:

  Pada kasus single denture b. Pasien yang memilih untuk tidak menggunakan gigitiruan cekat c. Pada kasus yang sulit seperti pasien anak-anak d. Pasien yang alergi terhadap akrilik e. Pasien yang memiliki riwayat GTSL patah berulang

  Kontraindikasi bahan nilon termoplastik adalah sebagai berikut:

  44 a.

  Deepbite (4 mm atau lebih) b. Sedikit gigi yang tersisa dengan gerong yang minimal untuk retensi c. Jarak inter oklusal pada daerah posterior kurang dari 4 mm

  d. Bilateral free end perluasan distal dengan linggir tajam atau torus lingual pada rahang bawah e.

  Bilateral free end perluasan distal pada rahang atas dengan linggir alveolar yang mengalami atrofi parah

2.3.1 Pengertian

  Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan utama dari nilon. Hal ini karena nilon memiliki sifat hidrofilik yaitu kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya.

  44 a.

2.3 Penyerapan Air

8 Molekul air dapat menyebar ke matriks polimer

  Menurut ISO 1567:1999, nilai penyerapan air untuk bahan heat-cured dan self-cured adalah tidak boleh melebihi 32 g/mm

  3

  . Penentuan nilai penyerapan air menurut ISO berdasarkan peningkatan berat sampel per satuan volume. Ariyani menyatakan bahwa nilai penyerapan air tanpa penambahan fiber glass reinforced

  16,23

  proses difusi molekul air ke dalam rantai poliamida akan memutuskan rantai panjang poliamida serta ikatan antara molekul sehingga mengakibatkan kekuatan mekanis menurun dan stabilitas warna rendah.

  karena ukuran molekul air yang kecil yaitu kurang dari 0,28 nm, lebih kecil di banding jarak rantai polimer pada matriks polimer.

  34 Cairan yang terabsorpsi melalui

  3

  adalah 20,3 g/mm , namun dengan penambahan fiber glass reinforced 1 % dan 1,5%

  3

  3

  34 adalah 15,3 g/mm dan 13,4 g/mm .

2.3.2 Alat Uji dan Cara Pengukuran

  Penyerapan air diukur dengan menggunakan alat timbangan digital. Alat yang digunakan untuk menimbang berat bahan yang telah di rendam di dalam air untuk mendapatkan nilai penyerapan air adalah timbangan digital. Sampel yang telah dipoles disimpan dalam sebuah desikator pada suhu 37 C selama 24 jam untuk tujuan desikasi dan menghindari sampel berkontak dengan kelembaban luar. Setelah itu, sampel dikeluarkan dan ditimbang pada timbangan digital untuk mengetahui berat

  34

  sampel sebelum direndam (m 1 ).

  Sampel dari bahan basis gigitiruan nilon termoplastik direndam dalam aquades dan disimpan dalam inkubator selama 7 hari pada suhu 37 C. Setelah direndam 7 hari, sampel dikeluarkan dari air dan dibersihkan dengan kain bersih dan kering, kemudian sampel dibiarkan di udara terbuka selama 15 detik. Timbang kembali berat sampel setelah 1 menit dikeluarkan dari air (m

  2 ). Sampel dimasukkan

  kembali ke dalam desikator sampai dicapai berat sampel yang konstant. Setelah berat

  34 sampel konstant maka sampel ditimbang kembali (m ).

  3 Nilai penyerapan air didapat dengan menggunakan rumus ISO, yaitu : Water sorption = mass after immersion(m 2 )(g)-conditioned mass (m 3 )(g)

  3 Volume (mm )

  Keterangan :

  3 Water sorption = nilai penyerapan air ( g/mm ) Mass after immersion (m 2 ) = berat sampel setelah perendaman ( g) Conditioned mass (m

  1 ) =berat sampel setelah perendaman dan dikeringkan

  dengan desikator ( g)

  3 Volume = volume sampel (mm )

2.4 Kekuatan Transversal

  2.4.1 Pengertian

  Kekuatan transversal adalah beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang yang terdukung pada kedua ujungnya dan beban tersebut diberikan ditengah-tengahnya, selama batang ditekan maka beban akan meningkat secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah. Kekuatan transversal juga merupakan kombinasi dari kekuatan tarik dan kekuatan geser dimana uji kekuatan transversal sering dilakukan untuk mengukur sifat mekanis dari suatu basis gigitiruan karena

  45 cukup mewakili tipe-tipe gaya yang terjadi selama proses pengunyahan.

  Kekuatan transversal dari nilon termoplastik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat molekul, ukuran partikel polimer, monomer sisa, komposisi plasticizer, jumlah dari ikatan silang pada rantai molekul, porositas, dan ketebalan dari basis gigitiruan. Absorbsi air dengan cara berdifusi ke dalam matriks resin akan menurunkan kekuatan transversal karena peningkatan air akan menyebabkan

  46 bertambahnya jarak antara rantai molekuler yang bertindak sebagai plasticizer.

  Nilai kekuatan transversal minimal suatu bahan basis gigitiruan adalah sekitar

  4

  60-65 MPa. Menurut Putri (2014) menyatakan bahwa kekuatan transversal resin

  42

  akrilik Lucitone FRS (resin injeksi termoplastik) adalah sebesar 50,25 MPa. Hasil penelitian Kohli (2013) menyatakan bahwa kekuatan transversal pada bahan Valplast

  6 adalah 77,28 MPa dan bahan Lucitone FRS adalah 73,78 MPa.

  2.4.2 Alat Uji dan Cara Pengukuran

  Kekuatan transversal dilakukan dengan pengujian menggunakan alat

  Torsee’s

  45 Electronic System Universal Testing Machine, Japan. Uji kekuatan ini lebih lanjut

  4 dijelaskan pada spesifikasi International Standard Organization (ISO 1567). Gambar 2. Kekuatan transversal

  4 Perhitungan kekuatan transversal adalah sebagai berikut :

  σ = 3

  FI

  2

  2 Keterangan: σ = Kekuatan transversal (MPa) F = Beban maksimum diterapkan (N) I = Jarak antara kedua mendukung (mm) b = Lebar batang uji (mm) d = Ketebalan spesimen (mm)

2.5 Modulus Elastisitas

2.5.1 Pengertian

  Modulus elastisitas adalah sifat bahan yang memungkinkan untuk berubah bentuk jika diberi beban dan bila beban tersebut dihilangkan akan kembali ke bentuk semula. Modulus elastisitas merupakan kekakuan relatif atau rigiditas dari suatu bahan, yang diukur dengan kemiringan linear elastis dari grafik tegangan-regangan. Perbandingan antara tekanan (stress) dengan perubahan regangan (strain) yang

  45 diakibatkan adalah konstan.

  12 Hasil pengukuran modulus elastisitas menunjukkan tingkat elastisitas bahan.

  Berdasarkan Internasional Standard Organization (ISO), syarat basis gigitiruan ideal

  4

  adalah yang memiliki modulus elastisitas minimal 2000 MPa. Namun, penggunaan bahan nilon termoplastik sebagai basis gigitiruan diminati oleh pasien karena sifatnya yang fleksibel. Hasil penelitian Kohli (2013) menyatakan bahwa kekuatan modulus elastisitas bahan Valplast adalah 1211,09 MPa dan Lucitone FRS adalah

  6 1547,9 MPa.

  2.5.2 Alat Uji dan Cara Pengukuran Modulus elastisitas diuji dengan menggunakan alat yang sama dengan

  24

  pengujian kekuatan transversal, yaitu Universal Testing Machine. Sampel bahan nilon termoplastik diletakkan pada alat uji, diberi bantalan penekanan diatasnya, lalu pembebanan diberikan di tengah-tengah secara berkelanjutan sampai beban maksimum dan timbul keretakan. Besarnya defleksi atau lenturan yang terjadi pada saat pengujian dicatat pada setiap selang beban tertentu. Modulus elastisitas dapat

  45

  ditulis dengan rumus berikut: Tegangan (stress

  ) = P/A= σ Regangan (strain

  ) = ΔL/Ɩₒ = ɛ E = Tegangan = (P/A) Regangan

  Δ Ɩ /Ɩₒ Keterangan: E : Modulus elastisitas (MPa) P : Gaya yang diberikan (N) Δ Ɩ : Peningkatan panjang Ɩₒ : Panjang awal

  45 Gambar 3. Grafik hubungan tegangan-regangan

2.6 Serat Kaca

2.6.1 Pengertian

  Salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan ke dalam bahan nilon termoplastik untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis adalah serat kaca atau disebut juga fiber glass. Serat kaca merupakan material yang terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca atau gelas. Serat kaca dapat beradhesi dengan matriks polimer di dalam bahan nilon termoplastik sehingga memiliki ikatan yang baik. Efektivitas dari serat kaca tergantung dari kuantitas serat dalam matriks polimer, orientasi dari serat, diameter, panjang, adhesi serat terhadap matriks polimer dan sifat-sifat serat dan polimer. Ada beberapa macam jenis serat kaca, antara lain serat kaca jenis E-glass, S-glass, R-glass dan V-glass. Serat kaca E-glass adalah serat yang

  47-50 sering digunakan karena lebih terdistribusi merata.

  2.6.2 Komposisi

  51 Serat kaca mengandung bahan kimia antara lain :

  • SiO2 55,2 %
  • Al2O3 14,8%
  • B2O3 7,3%
  • MgO 3,3%
  • CaO 18,7%
  • K2O 0,2%
  • Na2O3, Fe2O3 dan F2 masing-masing 0,3%

  2.6.3 Bentuk

  Serat kaca memiliki beberapa bentuk diantaranya bentuk batang, anyaman dan

  45 potongan kecil.

2.6.3.1 Batang

  Serat kaca bentuk batang terbuat dari serat kaca continuous unidirectional yang terdiri atas 1000-200000 serabut serat kaca. Diameternya berkisar antara 3- 25 μm. Kekurangan dari serat bentuk batang ini adalah penanganan yang lebih sulit

  28 dan penyerapan serat dengan resin yang tidak adekuat.

  45 Gambar 4. Serat kaca bentuk batang

2.6.3.2 Anyaman

  Serat kaca bentuk anyaman biasanya digunakan untuk mereparasi basis gigitiruan, serat kaca bentuk anyaman jauh lebih baik dan mudah untuk dibasahi monomer. Serat kaca bentuk anyaman juga memiliki kekurangan yaitu

  28,29 penempatannya pada mold yang lebih sulit.

  45 Gambar 5. Serat kaca bentuk anyaman

2.6.3.3 Potongan Kecil

  Penggunaan serat kaca potongan kecil telah banyak digunakan dibidang kedokteran gigi untuk memperkuat bahan resin akrilik. Serat kaca potongan kecil memiliki banyak kelebihan yaitu kemudahan menggunakannya di klinik, hal ini disebabkan karena proses pencampuran antara serat kaca dan resin akrilik yang lebih sederhana serta ukuran serat yang kecil memudahkan untuk manipulasi dan dimasukkan ke dalam adonan resin akrilik. Keuntungan menggunakan serat kaca potongan kecil lebih mudah menempatkannya pada bahan nilon termoplastik, praktis

  28-30 dan lebih tersebar merata.

  45 Gambar 6. Serat kaca bentuk potongan kecil

2.6.4 Manipulasi dan Mekanisme

  Penambahan serat pada basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan transversal, kekuatan impak, dan modulus elastisitas. Serat kaca digunakan sebagai bahan penguat yang ideal karena kualitas estetiknya sangat baik. Silane coupling

  

agent merupakan salah satu bahan yang adhesif antara bahan yang berbeda, yaitu

6,10,32,33,52 bahan organik dan anorganik.

  Bahan yang paling sering digunakan adalah organosilanes

  53

methacryloxypropyitrimethoxy silane (MPS). Tanpa lapisan silane, tidak ada ikatan

  kimia yang terjadi antara serat kaca dan bahan nilon termoplastik sehingga terdapat

  32,48 rongga kosong pada matriks yang akan mengakibatkan pengurangan kekuatan.

  Penggabungan serat kaca ke dalam matriks polimer dapat mengurangi penyerapan air pada bahan basis gigitiruan nilon termoplastik. Berdasarkan penelitian sebelumnya penambahan serat kaca ke dalam basis gigitiruan dapat meningkatkan sifat mekanis

  49,50 basis gigitiruan.

  Peningkatan kualitas ikatan serat dan matriks disebabkan oleh perubahan sifat serat hidrofilik menjadi hidrofobik. Perubahan sifat permukaan serat menjadi hidrofobik mampu mencegah penyerapan air yang masuk ke dalam ikatan antara matriks dan serat sehingga penyatuan matriks pada permukaan serat menjadi lebih baik. Sifat mekanik bahan basis dapat diperkuat dengan serat kaca karena adanya

  8,23 adhesi yang baik antara serat kaca dan matriks polimer. Serat kaca merupakan material yang efektif untuk mempertahankan kekuatan transversal dan modulus elastisitas. Adhesi terjadi antara serat kaca dengan matriks polimer dapat mempertahankan kekuatan transversal bahan nilon termoplastik. Peningkatan nilai kekuatan transversal dan modulus elastisitas disebabkan oleh ikatan

  28,29,31 kimia yang baik antara matriks polimer dan serat kaca.

  Ariyani (2013) menemukan bahwa penambahan serat kaca dapat menurunkan

  34

  penyerapan air pada nilon. Vojvodic (2009) menyatakan bahwa dengan penambahan serat kaca dapat mengurangi penyerapan air sehingga mencegah berkurangnya

  21

  kekuatan transversal dan modulus elastisitas. Stipho (1998) menyatakan bahwa penambahan serat kaca pada bahan basis gigitiruan sebesar 1% dapat meningkatkan kekuatan transversal basis gigitiruan tetapi bila konsentrasi yang diberikan lebih dari

  35,36

  1% dapat melemahkan kekuatan transversal basis gigitiruan. Lee (2007) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk potongan kecil yang ditambahkan pada

  29

  bahan basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan transversal. Uzun dan Keyf (2001) menyatakan bahwa kekuatan transversal dan modulus elastisitas meningkat

  12 pada resin akrilik dengan penambahan serat kaca sebesar 1%.

  Tacir (2006) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk potongan kecil sebanyak 2% yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat meningkatkan

  37

  kekuatan impak dan menurunkan kekuatan transversal. Lee (2001) menemukan bahwa penambahan serat kaca potongan kecil berukuran 3 mm pada basis gigitiruan resin akrilik polimerasi panas meningkatkan kekuatan transversal, semakin meningkat

  48 konsentrasi, semakin meningkat kekuatan transversal.

  Pada penelitian Unalan F, dkk. (2010) menyatakan bahwa serat kaca jenis

  

E-glass bentuk potongan kecil dengan ukuran dan konsentrasi berbeda yang

  ditambahkan pada basis gigitiruan lebih efektif meningkatkan kekuatan transversal

  28

  daripada bentuk lain. Orsi IA, dkk. (2001) menyatakan bahwa penambahan serat

  11

  kaca konsentrasi 10% dapat meningkatkan nilai modulus elastisitas. Semakin tinggi modulus elastisitas, maka bahan tersebut semakin kaku dan deformasi elastiknya

  24 semakin rendah.

  2.7 Landasan Teori BASIS GIGITIRUAN BAHAN

  S-GLASS V-GLASS

   CRYSTALLINE KEKUATAN YANG LEMAH PADA IKATAN SEKUNDER RUANG

  1,5 % 1 %

FUNGSI

MENCEGAH PENURUNAN KEKUATAN MEKANIS MENGURANGI PENYERAPAN AIR KEKUATAN MEKANIS

  6 mm

  3 mm

  9 mm

  VOLUME UKURAN

  E-GLASS

  POTONGAN KECIL

  LOGAM

  ANYAMAN BATANG

  BENTUK JENIS MANIPULASI SILANE COUPLING AGENT

  KARBON POLIETILEN ARAMID KACA

  SERAT KIMIA LOGAM

  NILON SIFAT-SIFAT SIFAT MEKANIS SIFAT FISIS MODULUS ELASTISITAS < KEKUATAN TRANSVERSAL > FLEKSIBEL PENYERAPAN AIR BAHAN PENGUAT

  TERMOSET ACETAL RESIN AKRILIK POLIKARBONAT

  TERMOPLASTIK

  INTERMOLEKULAR PADAT PEMUTUSAN RANTAI PANJANG POLIAMIDA HIDROFILIK KELEMAHAN NON LOGAM Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

  NILON + BAHAN PENGUAT NILON

  (SERAT KACA + SILANE SERAT KACA

  COUPLING AGENT) PENYERAPAN SIFAT FISIS AIR

  ↓ SERAT KACA MENGISI RONGGA KOSONG BENTUK

  VOLUME MENCEGAH HIDROFILIK PENURUNAN KEKUATAN SIFAT SIFAT MEKANIS MEKANIS FISIS PENYERAPAN AIR ↑

  POTONGAN 1% KECIL 3mm

  MOLEKUL AIR DIPENGARUHI KEKUATAN MODULUS DIFFUSI KE DALAM KONSENTRASI TRANSVERSAL ELASTISITAS RANTAI

  1,5% SERAT KACA &

  POLIAMIDA

  IKATAN KIMIA ADHESI ANTARA DERAJAT KONVERSI SERAT KACA MATRIKS DENGAN MATRIKS POLIAMIDA AKAN PEMUTUSAN RANTAI

  IKATAN ANTARA POLIAMIDA BERUBAH PANJANG MOLEKUL POLIAMIDA MENURUN DENSITAS SERAT MEMPERTAHANKAN KACA DAPAT MODULUS MENGISI RONGGA ELASTISITAS SIFAT MEKANIS ↓

  KOSONG KELEMAHAN MEMPERTAHANKAN KEKUATAN

  Universitas Sumatera Utara

  TRANSVERSAL

2.9 Hipotesis Penelitian

  1. Ada pengaruh penambahan serat kaca terhadap nilai penyerapan air bahan basis gigitiruan nilon termoplastik.

  2. Tidak ada pengaruh penambahan serat kaca terhadap kekuatan transversal bahan basis gigitiruan nilon termoplastik.

  3. Tidak ada pengaruh penambahan serat kaca terhadap modulus elastisitas bahan basis gigitiruan nilon termoplastik.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Pulpa - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 6

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 2 5

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 12

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva Mulut harus dalam keadaan lembab dan dilumasi oleh saliva yang mengalir supaya dapat membentuk sebuah film tipis pada permukaan rongga mulut. Saliva memasuki rongga mulut melalui kelenjar parotid utama, submandibular dan

0 0 9

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Penyerapan Air Dan Kekuatan Transversal Serta Modulus Elastisitas Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 0 6