ANALISIS INVESTASI and PORTOFOLIO (1)
ANALISIS INVESTASI & PORTOFOLIO
SEKTOR KONTRUKSI PROPERTI DAN REAL ESTATE
Diusulkan oleh:
Widya Rizky Nurwestri
1401144019
Dwima Nur Shabrina
1401154509
Fachry Andika Rachman
1401154089
Muhammad Iqbal Bakhri Siagian
1401150019
Nurvi Apriana Yusuf
1401154215
Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Telkom University
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Teori Rasio Keuangan
1. Return on Equity (ROE): menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.
ROE
=
Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah modal sendiri
2. Return on Asset (ROA): menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.
ROA
=
EBIT
Jumlah aset
3. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
EPS =
Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah saham beredar
4. BVPS adalah nilai buku (Book Value) perlembar saham perusahaan. Book Value Per
Share digunakan oleh pemilik saham biasa di suatu perusahaan untuk menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan.
Book Value per Share (BVPS) = Ekuitas pemegang saham / Lembar sahan
beredar
5. Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan
dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar
Dividend per Share (DPS) = Dividen / Lembar saham beredar
6. Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah 'perbandingan antara harga
saham dengan laba bersih perusahaan', dimana harga saham sebuah emiten
dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.
Price Earning Ratio (PER atau P/E) = Harga saham / EPS
7. price per book value (PBV) adalah indikator fundamental dari sebuah saham yang
banyak digunakan oleh investor maupun analis untuk mengetahui nilai wajar saham.
Indikator ini didapat dengan membagi harga saham yang ada di pasar saham dengan
nilai book value dari saham tersebut.
Price to Book Value (PBV atau P/B) = Harga saham / BVPS
8. Deviden Payout Ratio (DPR) adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran
dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham.
Dividend Payout = DPS / EPS
9. Dividen yield adalah dividen per saham dibagi harga pasar saham. Secara sederhana
dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Dividend Yield = DPS / Harga saham
10. Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio
ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan
harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha.
Net Profit Margin = Laba setelah pajak / Pendapatan.
11. Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan
Return on Investment/ Return on Asset (ROI atau ROA) = Laba setelah pajak /
Total aktiva
12. Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan
laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri.
Return on Equity (ROE) = Laba setelah pajak / Ekuitas pemegang saham.
BAB II
ANALISIS
PT AGUNG PODOMORO
2.1.Company Profile
PT Lippo Karawaci Tbk ("Lippo Karawaci") didirikan
pada
visi
untuk
mempengaruhi kehidupan melalui pengembangan terencana kota-kota mandiri yang
berkelanjutan dalam lingkungan hijau dan kelas infrastruktur fisik dan sosial
pertama. Selama lebih dari satu dekade, perusahaan telah membuktikan dirinya untuk
menjadi seorang pengembang properti yang sangat terpercaya dengan nama merek
yang paling dikenal. Ini adalah pemilik landbank diversifikasi terbesar dan pemimpin
dalam proyek perintis di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Melalui penggabungan 8 perusahaan terkait pada tahun 2004 perseroan telah
memperluas portofolio bisnisnya untuk mencakup pembangunan perkotaan, skala
perkembangan besar yang terintegrasi, mal ritel, kesehatan, hotel, dan rekreasi, serta
portofolio fee based income. Lippo Karawaci sekarang adalah perusahaan properti
terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar, aset dan pendapatan, dengan model
bisnis yang unik dan terpadu.
Maskapai ini mengoperasikan kelompok rumah sakit swasta terkemuka di
Indonesia, satu – satunya yang mencapai standar kelas dunia, dan merupakan
pemimpin industri properti ritel tak terbantahkan. Faktor kunci untuk pengembangan
properti yang sukses termasuk lokasi yang strategis, perencanaan kualitas tinggi, dan
ekseskusi profesional
Selama bertahun – tahun, perseroan telah membentuk reputasi dan keahlian
dalam menciptakan nilai melalui integrasi faktor – faktor dalam pengembangan
properti yang sukses. Perusahaan yang berlokasi strategis landbank merupakan lokasi
utama untuk pembangunan sesuai dengan permintaan pasar. Dengan Indonesia yang
berkembang pesat kelas menengah dan atas, dan permintaan tumbuh berikutnya
untuk produk dan jasa yang ditawarkan oleh Lippo Karawaci, prospek positif.
Selanjutnya, dinamis, tim manajemen ke depan Perseroan memiliki track record yang
terbukti dalam berhasil mengelola beberapa usaha melalui berbagai siklus, dengan
kemampuan eksekusi eksekusi terbukti dan komitmen tak tertandingi untuk kualitas.
Dengan
demikian, perseroan adalah
posisi
yang
baik untuk
menangkap prospek jangka panjang untuk pengembang properti di Indonesia. Lippo
Karawaci sekarang telah menjadi perusahaan properti terbesar di Indonesia, dengan
portofolio yang terdiri dari residential dan pembangunan perkotaan, rumah sakit,
mall, hotel, dan leisure, serta manajemen aset yang membentuk dasar untuk
pertumbuhan masa depan perseroan
A. Struktur Perusahaan
Gambar bagan struktur PT Lippo Karawaci
B. Jangakauan Geografis
Gambar portofolio jangkauan geografis PT Lippo Karawaci
Vision Element
Menjadi perusahaan properti terkemuka di Indonesia dan regional dengan tekad untuk
mengubah kehidupan masyarakat luas menjadi lebih baik di semua lini bisnis dan
senantiasa menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham
Easy to Communicate
: Visi yang disebutkan sudah cukup baik dan mudah dipahami
Mission Element
Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia kelas menengah dan atas di bidang
perumahan, pusat perbelanjaan, dan komersial, layanan kesehatan, hiburan, infrastuktur
dan jasa perhotelan
Memelihara kelangsungan pertumbuhan usaha melalui pengembangan sumber
pendapatan berkesinambungan (Recurring Revenues) dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan
Menyediakan lingkungan hidup berkualitas yang meningkatkan
pengalaman sosial dan spiritual bagi para pelanggan, serta menyediakan
suasana ramah lingkungan terbaik pada setiap proyek pengembangannya
2.2.
Persaingan porter yang terdapat pada PT. Agung Podomoro, yaitu :
Ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants)
Karena perusahaan ini sudah berdiri lama PT. Agung Podomoro harus
mewaspadai para pendatang baru. Walaupun perusahaan-perusahaan tersebut
masih dikategorikan perusahaan baru. Perusahaan – perusahaan baru tersebut juga
merupakan ancaman yang cukup serius bagi perusahaan. Karena bisa saja para
perusahaan baru tersebut mengikuti atau meniru program startegi dan maupun
yang lainnya yang ada pada perusahaan yang sudah ada atau berdiri. Menurut
kami, PT. Agung Podomoro harus terus meningkatkan dan selalu mengawasi mutu
kualitas pelayanan serta kualitas bangunan serta mampu melihat peluang yang ada
untuk mempertahankan para pelanggan yang sudah mempercayai hasil pekerjaan
perusahaan.
Persaingan Industri (Industry Rivalry)
Persaingan diantara perusahaan dalam bidang property ini, dimana perusahaan
bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan
laba yang tinggi. Pencapaian hal – hal tersebut, menuntut keberhasilan yang relatif
terhadap pesaing, dengan demikian persaingan yang terjadi antara perusahaan –
perusahaan tersebut disaat satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan
persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan
posisi pasar mereka. Karena perusahaan – perusahaan dalam industry bergantung
satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali mengundang reaksi dari
pesaingnya. Jadi PT. Agung podomoro harus memiliki inovasi dalam setiap
mengahadapi pesaing dari perusahaan properti lainnya. Dan harus mengikuti dan
selalu memanatau persaingan yang akan terjadi.
Kekuatan Produk Pengganti
Karena semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama maka
tidak heran apabila bermunculnya produk pengganti. Salah satu produk pengganti
seperti yang banyak bermunculan kredit perumahan dengan uang muka bunga
yang murah dan dengan cicilan yang cukup terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat, seperti KPR pada BANK di indonesia. Yang dari waktu ke waktu
bulan dan tahun semakin banyak dan semakin mudah persyaratannya hal ini
merupakan ancaman bagi perusahaan. PT. Agung Podomoro harus mampu
memberikan kemudahan dan menawarkan harga yang sesuai dengan kemampuan
masyarakat luas.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kenyamanan pasti menjadi pilihan atau pertimbangan bagi para calon pembeli
perumahan maupun apartemen. Tetapi masa kini para calon pembeli ataupun
pelanggan lebih mementingkan loakasi yang strategi yang jauh dari kemacetan
serta kualitas yang diberikan kualitas terbaik. Selain perumahaan yang berkualitas
perusahaan juga harus menomor satukan pelayanan yang baik serta memberikan
feed back yang baik agar para konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan
dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Karena makin kesini perusahaan –
perushaan mulai melakukan perlombaan dalam menyediakan pelayanan terhadap
para pelanggan dan atau konsumen selain bersaingan dengan menyediakan produk
perumahaan serta apartement yang lebih berkualitas lagi.
Kekuatan Pemasok
Ancaman yang muncul juga terjadi pada kekuatan pemasok yaitu, pemasok bahan
baku pembuatan perumahaan serta apartement dapat melakukan daya tawar
dengan mengancam perusahaan dengan menaikkan harga bahan baku yang
biasanya digunakan untuk membangun perumahaan dan apartemen dan mereka
juga bisa dengan seenaknya menurunkan kualitas yang sudah menjadi keputusan
bersama. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kualitas
yang dimiliki.
2.3 SWOT Analysis
Kekuatan(Strength) :
Kekuatan yang dimiliki oleh PT. Agung Podomoro :
Harga yang sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan.
Pelayanan yang maksimal dan baik
Sumber Daya Manusia yang terlatih dan kompeten
dalam bidangnya masing-masing.
Memiliki fasilitas yang baik dan memberikan kenyamanan pada karyawan
serta pelanggan.
Lokasi yang strategi dalam setiap pembuatan sehingga masyarakat mudah
mengetahuinya.
Kelemahan (Weakness) :
Pembangunan yang terjadi hanya bila sudah terjadi pembelian. Tanpa
menggunakan sample bangunan.
Penggunaan web based tergantung pada jaringan sehingga apabila jaringan
kurang baik maka web based susah untuk digunakan.
Pelanggan masih harus menunggu hasil pembangunan tanpa tahu kualitas
yang diberikan oleh pembangun
Harga naik sewaktu-waktu tanpa ada harga pasti.
Peluang (Opportunities) :
Peluang yang dimiliki oleh PT. Agung Podomoro:
Dengan
lokasi
yanng
sangat
strategis
membuat
para
masyarakat(pelanggan)
lebih mudah mendapatkan pengetahuan tentang produk yang ditawarkan.
Dengan melakukan pemasaran produk melalui berbagai macam media
seperti media cetak, media televisi. Dan juga PT. Agung Podomoro
melakukan pemasaran melalui website. Sehingga banyak masyarakat yang
mengetahui tentang produk yang ada di PT. Agung Podomoro.
Dengan banyaknya keuntungan yang pernah dan telah PT. Agung
Podomoro dapatkan maka banyak para penanam modal saham mereka
mau
untuk menanamkan uang mereka
Ancaman (Threats) :
Persaingan yang semakin ketat
Banyaknya pesaing yang mendirikan perusahaan yang berada dekat
dengan
PT. Agung Podomoro
Banyak perusahaan yang juga menggunakan sarana televisi untuk
mempromosikan diri kepada masyarakat luas dan juga menggunkan
website
yang mudah dibuka oleh masyarakat luas
Adanya peningkatan minat tehadap perumahan yang sejenis dengan harga
yang lebih murah
2.2.
Perhitungan Rasio Keuangan
PT. Agung Podomoro Land tbk
Tahun 2013
a. ROE
=
930.240 .497
7.212 .83 .391
= 0,1289 = 12,89 %
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba yang
bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,89 %
b. ROA
¿
1.177 .175 .519
19.679 .908 .990
¿ 0,0598 = 5,98 %
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan
Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 5,98%
930.240 .497
=0,0453 = 45,3 %
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
c. EPS
¿
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 45,3%
7.212.83 .391
¿
=0,3518 = 35,18%
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 35,18% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
123.005 .400
¿
=0,006 = 0,6 %
e. DPS
20.500 .900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 0,6%
f. PER
¿
215
=4746,136
0,0453
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 4746,136
215
=611,142
0,3518
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
g. PBV
¿
611,142
h. Dividend Payout
¿
0,006
=0,1324 = 13,24%
0,04533
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 13,24 %
0,006
=0,000027
215
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
i. Dividend Yield
¿
yaitu sebesar 0,000027
930.240 .497
=3,9438
2.354 .870 .722
Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 3,9438 karena merupakan
j. Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
Tahun 2014
563.742 .842
=0,1255 = 12,55 %
4.489 .340
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
a. ROE
¿
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,55%
634.818 .043
¿
=0,0643
b. ROA
9.871.295 .475
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0643
563.742 .892
¿
=0,0274
c. EPS
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 0,0274
4.489.340 .330
¿
=0,2189 = 21,89%
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 21,89% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
123.005 .400
¿
=0,006 = 0,06%
e. DPS
20.500 .900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 0,06%
335
=12226,277
0,2189
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
f. PER
¿
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 12226,277
335
¿
=1530,379
g. PBV
0,2189
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
611,142
0,006
=0,2189 = 21,89%
0,0274
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 21,89%
0,006
¿
=1,7910
i. Dividend Yield
335
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
h. Dividend Payout
¿
yaitu sebesar 1,7910
563.742 .842
=0,8642
652.272 .658
k. Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 0,8642 karena merupakan
j. Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
Tahun 2015
1.116 .763.447
= 0,1230 = 12,30 %
9.072.668 .928
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
a. ROE
¿
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,30 %
1.138.920 .945
¿
=0,0463
b. ROA
24.559 .174 .988
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0463
1.116.763.447
¿
=0,0544
c. EPS
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 0,0544
9.072.668 .928
¿
=0,4425 = 44,25 %
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 44,25% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
137.465 .876 .654
¿
=6,7053
e. DPS
20.500.900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 6,7053
334
¿
=6139,705
f. PER
0,0544
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 6139,705
334
¿
=754,802
g. PBV
0,4425
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
754,802
6,7053
=123,2591
334
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 123,2591
h. Dividend Payout
¿
6,7053
=0,0200
334
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
i. Dividend Yield
¿
yaitu sebesar 0,0200
1.116 .763.447
=0,3613
3.090 .896 .482
Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 0,3618 karena merupakan
j.Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
2.4 Analysis Technical Agung Podomoro
Analisis :
Dari gambar diatas terlihat PT. Agung Podomoro Land bahwa dari
tahun 2013 hingga 2014 mengalami fluktuasi yang sangat tajam namun
pada awal Januari 2015 mulai mengalami kenaikan lagi hingga Maret
2015 namun pada bulan-bulan berikutnya mengalami penurunan tanpa
adanya kenaikan seperti tahun- tahun sebelumnya. Ini semua terjadi
akibat laba bersih merosot 65,68% menjadi Rp101,37 miliar atau Rp5,10
per saham dari laba bersih pada periode yang sama tahun 2014 sebesar
Rp295,39 miliar atau Rp14,41 per saham. Penurunan kinerja APLN
pada kuartil 1 2015 disebabkan oleh Penjualan dan Pendapatan usaha
mengalami penurunan dari Rp1,16 triliun menjadi Rp995,19 miliar.
Penjualan dan Pendapatan usaha APLN terdiri dari Penjualan
Apartemen, Rumah kantor, Ruko, Ballroom, kios dan Perkantoran,
serta Rumah Tinggal, dan juga dari Pendapatan sewa, Hotel, dan lainlain.
PT LIPPO KARAWACI
2.3.
Company Profile
PT. Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), anggota Lippo Group, bergerak pada pembangunan
properti, real estate dan real estate perkotaan terutama untuk pengembangan kota satelit baru
di Karawaci, Tangerang, Jawa Barat. LPKR menjadi perusahaan yang terdiversifikasi yang
meliputi layanan kesehatan dan perhotelan. Portofolio LPKR terdiri dari Pengembangan
Residential dan Perkotaan, Rumah Sakit, Mal, Hotel & Rekreasi dan Pengolahan Aset. LPKR
tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 1996 pada Papan Utama. Lippo Karawaci Tbk
(LPKR) didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Kantor
pusat LPKR terletak di Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23,
Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten – Indonesia.
Visi :Agung Podomoro Group Terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu dalam bisnis
property dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang optimal bagi pelanggan,
rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat.
Misi: 1.
Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang
berkualitas
2.
Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang saham.
3.
Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi para
karyawan.
4.
Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka mendorong
pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks pengembangan manusia.
2.5 Five Force Model By Porter Lippo Karawaci
Deskripsi
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah
suatu metode untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau
lingkungan persaingan yang dipublikasikan oleh Michael E Porter, seorang
profesor dari Harvard Business School pada tahun 1979. Menurut Five Forces
Model ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik
pasar dalam suatu industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada
profitabilitas industri secara keseluruhan. Hasilnya, setelah analisis dilakukan
maka akan dapat di nilai apakah industri tersebut masih “menarik” atau “tidak
menarik”.
Ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants)
Skala ekonomi, bisnis property memiliki skala ekonomi yang tinggi, tetapi
setara dengan kuantitas yang dihasilkan.
Diferensiasi Produk, konsumen memiliki gaya model atau tipe yang
berbeda setiap konsumennya.
Kebutuhan modal, untuk memasuki industry property membutuhkan moda
l sangatlah besar.
Biaya Perpindahan , switcing costnya tinggi untuk berpindah ke pesaing
lain.
Akses kejaringan distribusi, akses dalam dunia property sulit dilakukan.
Skala Independen ketidakunggulan biaya; teknologi pembangunan, sumber
dayamanusia yang unggul, kebutuhan bahan baku yang besar, menjadikan
industri property sulit dimasuki oleh pesaing baru.
Kebijakan Pemerintah, adanya peraturan pemerintah tentang pendirian
perusahaan property atau developer.
Kekuatan Pemasok
Dalam bisnis property supplier berpotensi kecil mengendalikan harga
karena hanyasedikit bahan baku yang sulit dicari dalam sebuah
pembangunan property.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Sedikitnya Konsumen dan kecilnya industry property menjadikan
kekuatan pembeli tidak lemah dan tidak kuat (medium).
Klien dapat beralih ke produk yang lain dengan biaya yang besar.
Ancaman Dari Produk Pengganti
Sedikit produk pengganti yang ada.
Intensitas Persaingan Diantara Para Pesaing
Dalam industry property persaingannya sangat ketat dimana harga yang
ditawarkan perusahaan property sangat atraktif sesuai dengan harga bahan
baku dan permintaankonsumen.
Kesimpulan
Dalam analisis industry property dengan menggunakan the five force of
competition model menunjukkan bahwa :
Hambatan untuk memasuki industry property sangat tinggi.
Penyalur dan pembeli mempunyai posisi yang sama.
Kecilnya ancaman dari produk pengganti.
Ketatnya persaingan antar competitor.Berarti industry property merupakan
industry yang sangat menarik.
2.6 SWOT LIPPO KARAWACI
Strength
Memiliki lini produk yang bervariasi
Model bisnis yang sepenuhnya terintegrasi dan mandiri
Komitmen terhadap kualitas dan keunggulan
akan
terus
meningkatkan nilai serta kebanggaan pemegang saham
Pemimpin dan pencipta tren di properti
Lippo Karawaci meraih penghargaan “Euromoney Liquid Real Estate
Awards 2009” sebagai Pengebang Berprestasi Terbaik di Indonesia
Weakness
Harga yang cukup mahal
Bergantung pada perjalanan bisnis domestik
Semakin sempit lahan
Kurangnya tenaga ahli Indonesia
Rentan fluktuasi ekonomi global
Opportunities
Permintaan akan produk property terus meningkat. Indonesia
merupakan Negara yang sedang berkembang pembangunannya
Akan menjadi jaringan hotel bisnis terbesar di negara ini.
Perbaikan situasi ekonomi global serta kecenderungan pertumbuhan
positif Indonesia yang didorong oleh konsumsi yang kuat
Stabilitas ekonomi yang relative membaik
Penetapan suku bunga pinjaman yang membaik
Penerapan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan Industri
Threats
Persaingan produk property makin ketat
Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
Masih tingginya jumlah masyarakat yang hidup dibawah ekonomi
standar
Lemahnya daya beli masyarakat menengah
Kondisi pasar yang sangat kompetitif
2.7 Perhitungan Rasio Keuangan
PT. Lippo Karawaci
Tahun2013
a. ROE =
1.592 .491.214 .696
14.177 .573 .305 .225
= 0,1123 = 11,23 %
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 11,23 %
b. ROA =
1.943 .020 .348 .978
31300362430266
= 0,0620
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0620
c. EPS =
1.592 .491.214 .696
23.077 .689 .619
= 69.0056
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 69.0056
d. DPS =
42.222.932 .031
23.077 .689 .619
= 1,8295
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 1,8295
e. BVPS =
14.177 .573 .305 .225
23.077 .689 .619
= 614,341
Analisis : Sebesar 614,341 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
f. PER =
910
53,94
= 16,8705
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 16,8705
g. PBV =
910
614,341
= 1,4813
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
1,4813
1,8295
69,0056
h. Dividen Payout =
= 0,0265
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0265
i. Dividen Yield =
1,8295
910
= 0,0020
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0020
Tahun 2014
a. ROE =
3.135 .215 .910.627
17.646 .449 .043 .205
= 0,1776 = 17,76%
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 17,76 %
b. ROA =
3.694 .978 .541 .909
37.761 .220 .693.695
= 0,09785
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,09785
c. EPS =
3.135 .215 .910 .627
23.077 .689 .619
= 135,8548
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 135,8548
d. DPS =
29.228 .373 .877
23.077 .689 .619
= 1,2665
e. Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 1,2665
f. BVPS =
17.646 .449 .043 .205
23.077 .689 .619
= 764,654
Analisis : Sebesar 764,654 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
g. PER =
1020
111,86
= 9,118
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 9,118
h. PBV =
1020
764,654
= 1,333
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
1,333
1,2665
135,8548
i. Dividen Payout =
= 0,0009
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0009
j. Dividen Yield =
1,2665
1020
= 0,0001
k. Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0001
Tahun 2015
a. ROE =
1.490 .332.618 .954
17.552 .910 .065.775
= 0,0845
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 0,0845
b. ROA =
1.024 .120 .634 .260
41.326 .558.178 .049
= 0,02418
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,02418
c. EPS =
1.490 .332 .618.954
23.077 .689 .619
= 64,5789
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 64,5789
d. DPS =
137.465 .876 .654
23.077.689 .619
= 5,9566
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 5,9566
e. BVPS =
18.916 .764 .558 .342
23.077 .689 .619
= 819,6992
Analisis : Sebesar 819,6992 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
f. PER =
725
64,5789
= 11,2265
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 11,2265
g. PBV =
725
819,6992
= 0,8844 = 88,44 %
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
88,44%
h. Dividen Payout =
5,9566
64,5879
= 0,0922
i. Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0922
j. Dividen Yield =
5,9566
725
= 0,0008216
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0008216
2.8 Technical Analysis Lippo Karawaci
Analisis :
Dari gambar interval chart diatas dapat kita lihat dan simpulkan bahwa
pada Mei 2013 PT. Lippo Karawaci mengalami peningkatan yang sangat
besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya selain itu pada Mei 2013
juga menunjukkan harga saham yang tertinggi dibandingkan dengan
harga saham 2014 maupun 2015. Ini semua terjadi akibat pendapatan
dari divisi rumahsakit naik sebesar 45% jadi Rp 584 miliar. Sementara,
pendapatan bisnis residensial naik sebesar 13% jadi Rp 620 miliar.
Alhasil, pada kuartal satu 2013, Lippo Karawaci berhasil meraup
pendapatan Rp 1,48 triliun, naik 26,5% dari pendapatan periode yang
sama tahun lalu. Adapun, laba bersih merangkak naik 22,66% menjadi
Rp 251,69 miliar.
Sementara itu, pada bulan-bulan berikutnya Lippo Karawaci
mengalami fluktuasi bahkan di tahun 2014 mengalami titik terendah.
November 2014 harga saham Lippo Karawaci mengalami peningkatan
kembali hingga menaiki garis pembatas, namun pada tahun berikutnya
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memproyeksi mencatat laba pada
tahun depan hanya sebesar Rp2,17 triliun, turun 15% dibanding
proyeksi laba hingga penghujung tahun ini sebesar Rp2,55 triliun.
Laba perusahaan pada tahun depan disumbang dari binis regular
sebesar Rp1,94 triliun atau meningkat 40% dibanding proyeksi tahun ini
Rp1,39 triliun, namun dari bisnis luar biasa hanya Rp222 miliar,
merosot dibanding November 2014 yang mencapai Rp1,15 triliun.
Berdasarkan keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa
Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/12/2014) dijelaskan bahwa turunnya
proyeksi laba tersebut seiring dengan menurunnya proyeksi pendapatan
perusahaan pada tahun depan sekitar 0,5% menjadi Rp11,62 triliun dari
proyeksi akhir 2014 sebesar Rp11,68 triliun.
SEKTOR KONTRUKSI PROPERTI DAN REAL ESTATE
Diusulkan oleh:
Widya Rizky Nurwestri
1401144019
Dwima Nur Shabrina
1401154509
Fachry Andika Rachman
1401154089
Muhammad Iqbal Bakhri Siagian
1401150019
Nurvi Apriana Yusuf
1401154215
Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Telkom University
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Teori Rasio Keuangan
1. Return on Equity (ROE): menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.
ROE
=
Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah modal sendiri
2. Return on Asset (ROA): menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.
ROA
=
EBIT
Jumlah aset
3. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
EPS =
Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah saham beredar
4. BVPS adalah nilai buku (Book Value) perlembar saham perusahaan. Book Value Per
Share digunakan oleh pemilik saham biasa di suatu perusahaan untuk menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan.
Book Value per Share (BVPS) = Ekuitas pemegang saham / Lembar sahan
beredar
5. Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan
dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar
Dividend per Share (DPS) = Dividen / Lembar saham beredar
6. Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah 'perbandingan antara harga
saham dengan laba bersih perusahaan', dimana harga saham sebuah emiten
dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.
Price Earning Ratio (PER atau P/E) = Harga saham / EPS
7. price per book value (PBV) adalah indikator fundamental dari sebuah saham yang
banyak digunakan oleh investor maupun analis untuk mengetahui nilai wajar saham.
Indikator ini didapat dengan membagi harga saham yang ada di pasar saham dengan
nilai book value dari saham tersebut.
Price to Book Value (PBV atau P/B) = Harga saham / BVPS
8. Deviden Payout Ratio (DPR) adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran
dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham.
Dividend Payout = DPS / EPS
9. Dividen yield adalah dividen per saham dibagi harga pasar saham. Secara sederhana
dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Dividend Yield = DPS / Harga saham
10. Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio
ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan
harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha.
Net Profit Margin = Laba setelah pajak / Pendapatan.
11. Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan
Return on Investment/ Return on Asset (ROI atau ROA) = Laba setelah pajak /
Total aktiva
12. Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan
laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri.
Return on Equity (ROE) = Laba setelah pajak / Ekuitas pemegang saham.
BAB II
ANALISIS
PT AGUNG PODOMORO
2.1.Company Profile
PT Lippo Karawaci Tbk ("Lippo Karawaci") didirikan
pada
visi
untuk
mempengaruhi kehidupan melalui pengembangan terencana kota-kota mandiri yang
berkelanjutan dalam lingkungan hijau dan kelas infrastruktur fisik dan sosial
pertama. Selama lebih dari satu dekade, perusahaan telah membuktikan dirinya untuk
menjadi seorang pengembang properti yang sangat terpercaya dengan nama merek
yang paling dikenal. Ini adalah pemilik landbank diversifikasi terbesar dan pemimpin
dalam proyek perintis di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Melalui penggabungan 8 perusahaan terkait pada tahun 2004 perseroan telah
memperluas portofolio bisnisnya untuk mencakup pembangunan perkotaan, skala
perkembangan besar yang terintegrasi, mal ritel, kesehatan, hotel, dan rekreasi, serta
portofolio fee based income. Lippo Karawaci sekarang adalah perusahaan properti
terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar, aset dan pendapatan, dengan model
bisnis yang unik dan terpadu.
Maskapai ini mengoperasikan kelompok rumah sakit swasta terkemuka di
Indonesia, satu – satunya yang mencapai standar kelas dunia, dan merupakan
pemimpin industri properti ritel tak terbantahkan. Faktor kunci untuk pengembangan
properti yang sukses termasuk lokasi yang strategis, perencanaan kualitas tinggi, dan
ekseskusi profesional
Selama bertahun – tahun, perseroan telah membentuk reputasi dan keahlian
dalam menciptakan nilai melalui integrasi faktor – faktor dalam pengembangan
properti yang sukses. Perusahaan yang berlokasi strategis landbank merupakan lokasi
utama untuk pembangunan sesuai dengan permintaan pasar. Dengan Indonesia yang
berkembang pesat kelas menengah dan atas, dan permintaan tumbuh berikutnya
untuk produk dan jasa yang ditawarkan oleh Lippo Karawaci, prospek positif.
Selanjutnya, dinamis, tim manajemen ke depan Perseroan memiliki track record yang
terbukti dalam berhasil mengelola beberapa usaha melalui berbagai siklus, dengan
kemampuan eksekusi eksekusi terbukti dan komitmen tak tertandingi untuk kualitas.
Dengan
demikian, perseroan adalah
posisi
yang
baik untuk
menangkap prospek jangka panjang untuk pengembang properti di Indonesia. Lippo
Karawaci sekarang telah menjadi perusahaan properti terbesar di Indonesia, dengan
portofolio yang terdiri dari residential dan pembangunan perkotaan, rumah sakit,
mall, hotel, dan leisure, serta manajemen aset yang membentuk dasar untuk
pertumbuhan masa depan perseroan
A. Struktur Perusahaan
Gambar bagan struktur PT Lippo Karawaci
B. Jangakauan Geografis
Gambar portofolio jangkauan geografis PT Lippo Karawaci
Vision Element
Menjadi perusahaan properti terkemuka di Indonesia dan regional dengan tekad untuk
mengubah kehidupan masyarakat luas menjadi lebih baik di semua lini bisnis dan
senantiasa menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham
Easy to Communicate
: Visi yang disebutkan sudah cukup baik dan mudah dipahami
Mission Element
Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia kelas menengah dan atas di bidang
perumahan, pusat perbelanjaan, dan komersial, layanan kesehatan, hiburan, infrastuktur
dan jasa perhotelan
Memelihara kelangsungan pertumbuhan usaha melalui pengembangan sumber
pendapatan berkesinambungan (Recurring Revenues) dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan
Menyediakan lingkungan hidup berkualitas yang meningkatkan
pengalaman sosial dan spiritual bagi para pelanggan, serta menyediakan
suasana ramah lingkungan terbaik pada setiap proyek pengembangannya
2.2.
Persaingan porter yang terdapat pada PT. Agung Podomoro, yaitu :
Ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants)
Karena perusahaan ini sudah berdiri lama PT. Agung Podomoro harus
mewaspadai para pendatang baru. Walaupun perusahaan-perusahaan tersebut
masih dikategorikan perusahaan baru. Perusahaan – perusahaan baru tersebut juga
merupakan ancaman yang cukup serius bagi perusahaan. Karena bisa saja para
perusahaan baru tersebut mengikuti atau meniru program startegi dan maupun
yang lainnya yang ada pada perusahaan yang sudah ada atau berdiri. Menurut
kami, PT. Agung Podomoro harus terus meningkatkan dan selalu mengawasi mutu
kualitas pelayanan serta kualitas bangunan serta mampu melihat peluang yang ada
untuk mempertahankan para pelanggan yang sudah mempercayai hasil pekerjaan
perusahaan.
Persaingan Industri (Industry Rivalry)
Persaingan diantara perusahaan dalam bidang property ini, dimana perusahaan
bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan
laba yang tinggi. Pencapaian hal – hal tersebut, menuntut keberhasilan yang relatif
terhadap pesaing, dengan demikian persaingan yang terjadi antara perusahaan –
perusahaan tersebut disaat satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan
persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan
posisi pasar mereka. Karena perusahaan – perusahaan dalam industry bergantung
satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali mengundang reaksi dari
pesaingnya. Jadi PT. Agung podomoro harus memiliki inovasi dalam setiap
mengahadapi pesaing dari perusahaan properti lainnya. Dan harus mengikuti dan
selalu memanatau persaingan yang akan terjadi.
Kekuatan Produk Pengganti
Karena semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama maka
tidak heran apabila bermunculnya produk pengganti. Salah satu produk pengganti
seperti yang banyak bermunculan kredit perumahan dengan uang muka bunga
yang murah dan dengan cicilan yang cukup terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat, seperti KPR pada BANK di indonesia. Yang dari waktu ke waktu
bulan dan tahun semakin banyak dan semakin mudah persyaratannya hal ini
merupakan ancaman bagi perusahaan. PT. Agung Podomoro harus mampu
memberikan kemudahan dan menawarkan harga yang sesuai dengan kemampuan
masyarakat luas.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kenyamanan pasti menjadi pilihan atau pertimbangan bagi para calon pembeli
perumahan maupun apartemen. Tetapi masa kini para calon pembeli ataupun
pelanggan lebih mementingkan loakasi yang strategi yang jauh dari kemacetan
serta kualitas yang diberikan kualitas terbaik. Selain perumahaan yang berkualitas
perusahaan juga harus menomor satukan pelayanan yang baik serta memberikan
feed back yang baik agar para konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan
dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Karena makin kesini perusahaan –
perushaan mulai melakukan perlombaan dalam menyediakan pelayanan terhadap
para pelanggan dan atau konsumen selain bersaingan dengan menyediakan produk
perumahaan serta apartement yang lebih berkualitas lagi.
Kekuatan Pemasok
Ancaman yang muncul juga terjadi pada kekuatan pemasok yaitu, pemasok bahan
baku pembuatan perumahaan serta apartement dapat melakukan daya tawar
dengan mengancam perusahaan dengan menaikkan harga bahan baku yang
biasanya digunakan untuk membangun perumahaan dan apartemen dan mereka
juga bisa dengan seenaknya menurunkan kualitas yang sudah menjadi keputusan
bersama. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kualitas
yang dimiliki.
2.3 SWOT Analysis
Kekuatan(Strength) :
Kekuatan yang dimiliki oleh PT. Agung Podomoro :
Harga yang sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan.
Pelayanan yang maksimal dan baik
Sumber Daya Manusia yang terlatih dan kompeten
dalam bidangnya masing-masing.
Memiliki fasilitas yang baik dan memberikan kenyamanan pada karyawan
serta pelanggan.
Lokasi yang strategi dalam setiap pembuatan sehingga masyarakat mudah
mengetahuinya.
Kelemahan (Weakness) :
Pembangunan yang terjadi hanya bila sudah terjadi pembelian. Tanpa
menggunakan sample bangunan.
Penggunaan web based tergantung pada jaringan sehingga apabila jaringan
kurang baik maka web based susah untuk digunakan.
Pelanggan masih harus menunggu hasil pembangunan tanpa tahu kualitas
yang diberikan oleh pembangun
Harga naik sewaktu-waktu tanpa ada harga pasti.
Peluang (Opportunities) :
Peluang yang dimiliki oleh PT. Agung Podomoro:
Dengan
lokasi
yanng
sangat
strategis
membuat
para
masyarakat(pelanggan)
lebih mudah mendapatkan pengetahuan tentang produk yang ditawarkan.
Dengan melakukan pemasaran produk melalui berbagai macam media
seperti media cetak, media televisi. Dan juga PT. Agung Podomoro
melakukan pemasaran melalui website. Sehingga banyak masyarakat yang
mengetahui tentang produk yang ada di PT. Agung Podomoro.
Dengan banyaknya keuntungan yang pernah dan telah PT. Agung
Podomoro dapatkan maka banyak para penanam modal saham mereka
mau
untuk menanamkan uang mereka
Ancaman (Threats) :
Persaingan yang semakin ketat
Banyaknya pesaing yang mendirikan perusahaan yang berada dekat
dengan
PT. Agung Podomoro
Banyak perusahaan yang juga menggunakan sarana televisi untuk
mempromosikan diri kepada masyarakat luas dan juga menggunkan
website
yang mudah dibuka oleh masyarakat luas
Adanya peningkatan minat tehadap perumahan yang sejenis dengan harga
yang lebih murah
2.2.
Perhitungan Rasio Keuangan
PT. Agung Podomoro Land tbk
Tahun 2013
a. ROE
=
930.240 .497
7.212 .83 .391
= 0,1289 = 12,89 %
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba yang
bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,89 %
b. ROA
¿
1.177 .175 .519
19.679 .908 .990
¿ 0,0598 = 5,98 %
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan
Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 5,98%
930.240 .497
=0,0453 = 45,3 %
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
c. EPS
¿
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 45,3%
7.212.83 .391
¿
=0,3518 = 35,18%
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 35,18% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
123.005 .400
¿
=0,006 = 0,6 %
e. DPS
20.500 .900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 0,6%
f. PER
¿
215
=4746,136
0,0453
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 4746,136
215
=611,142
0,3518
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
g. PBV
¿
611,142
h. Dividend Payout
¿
0,006
=0,1324 = 13,24%
0,04533
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 13,24 %
0,006
=0,000027
215
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
i. Dividend Yield
¿
yaitu sebesar 0,000027
930.240 .497
=3,9438
2.354 .870 .722
Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 3,9438 karena merupakan
j. Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
Tahun 2014
563.742 .842
=0,1255 = 12,55 %
4.489 .340
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
a. ROE
¿
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,55%
634.818 .043
¿
=0,0643
b. ROA
9.871.295 .475
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0643
563.742 .892
¿
=0,0274
c. EPS
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 0,0274
4.489.340 .330
¿
=0,2189 = 21,89%
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 21,89% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
123.005 .400
¿
=0,006 = 0,06%
e. DPS
20.500 .900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 0,06%
335
=12226,277
0,2189
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
f. PER
¿
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 12226,277
335
¿
=1530,379
g. PBV
0,2189
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
611,142
0,006
=0,2189 = 21,89%
0,0274
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 21,89%
0,006
¿
=1,7910
i. Dividend Yield
335
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
h. Dividend Payout
¿
yaitu sebesar 1,7910
563.742 .842
=0,8642
652.272 .658
k. Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 0,8642 karena merupakan
j. Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
Tahun 2015
1.116 .763.447
= 0,1230 = 12,30 %
9.072.668 .928
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
a. ROE
¿
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 12,30 %
1.138.920 .945
¿
=0,0463
b. ROA
24.559 .174 .988
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0463
1.116.763.447
¿
=0,0544
c. EPS
20.500 .900 .000
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 0,0544
9.072.668 .928
¿
=0,4425 = 44,25 %
d. BVPS
20.500 .900 .000
Analisis : Sebesar 44,25% pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
137.465 .876 .654
¿
=6,7053
e. DPS
20.500.900 .000
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 6,7053
334
¿
=6139,705
f. PER
0,0544
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 6139,705
334
¿
=754,802
g. PBV
0,4425
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
754,802
6,7053
=123,2591
334
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 123,2591
h. Dividend Payout
¿
6,7053
=0,0200
334
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
i. Dividend Yield
¿
yaitu sebesar 0,0200
1.116 .763.447
=0,3613
3.090 .896 .482
Analisis : Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 0,3618 karena merupakan
j.Net Profit Margin
¿
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi
manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
2.4 Analysis Technical Agung Podomoro
Analisis :
Dari gambar diatas terlihat PT. Agung Podomoro Land bahwa dari
tahun 2013 hingga 2014 mengalami fluktuasi yang sangat tajam namun
pada awal Januari 2015 mulai mengalami kenaikan lagi hingga Maret
2015 namun pada bulan-bulan berikutnya mengalami penurunan tanpa
adanya kenaikan seperti tahun- tahun sebelumnya. Ini semua terjadi
akibat laba bersih merosot 65,68% menjadi Rp101,37 miliar atau Rp5,10
per saham dari laba bersih pada periode yang sama tahun 2014 sebesar
Rp295,39 miliar atau Rp14,41 per saham. Penurunan kinerja APLN
pada kuartil 1 2015 disebabkan oleh Penjualan dan Pendapatan usaha
mengalami penurunan dari Rp1,16 triliun menjadi Rp995,19 miliar.
Penjualan dan Pendapatan usaha APLN terdiri dari Penjualan
Apartemen, Rumah kantor, Ruko, Ballroom, kios dan Perkantoran,
serta Rumah Tinggal, dan juga dari Pendapatan sewa, Hotel, dan lainlain.
PT LIPPO KARAWACI
2.3.
Company Profile
PT. Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), anggota Lippo Group, bergerak pada pembangunan
properti, real estate dan real estate perkotaan terutama untuk pengembangan kota satelit baru
di Karawaci, Tangerang, Jawa Barat. LPKR menjadi perusahaan yang terdiversifikasi yang
meliputi layanan kesehatan dan perhotelan. Portofolio LPKR terdiri dari Pengembangan
Residential dan Perkotaan, Rumah Sakit, Mal, Hotel & Rekreasi dan Pengolahan Aset. LPKR
tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 1996 pada Papan Utama. Lippo Karawaci Tbk
(LPKR) didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Kantor
pusat LPKR terletak di Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23,
Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten – Indonesia.
Visi :Agung Podomoro Group Terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu dalam bisnis
property dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang optimal bagi pelanggan,
rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat.
Misi: 1.
Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang
berkualitas
2.
Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang saham.
3.
Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi para
karyawan.
4.
Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka mendorong
pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks pengembangan manusia.
2.5 Five Force Model By Porter Lippo Karawaci
Deskripsi
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah
suatu metode untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau
lingkungan persaingan yang dipublikasikan oleh Michael E Porter, seorang
profesor dari Harvard Business School pada tahun 1979. Menurut Five Forces
Model ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik
pasar dalam suatu industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada
profitabilitas industri secara keseluruhan. Hasilnya, setelah analisis dilakukan
maka akan dapat di nilai apakah industri tersebut masih “menarik” atau “tidak
menarik”.
Ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants)
Skala ekonomi, bisnis property memiliki skala ekonomi yang tinggi, tetapi
setara dengan kuantitas yang dihasilkan.
Diferensiasi Produk, konsumen memiliki gaya model atau tipe yang
berbeda setiap konsumennya.
Kebutuhan modal, untuk memasuki industry property membutuhkan moda
l sangatlah besar.
Biaya Perpindahan , switcing costnya tinggi untuk berpindah ke pesaing
lain.
Akses kejaringan distribusi, akses dalam dunia property sulit dilakukan.
Skala Independen ketidakunggulan biaya; teknologi pembangunan, sumber
dayamanusia yang unggul, kebutuhan bahan baku yang besar, menjadikan
industri property sulit dimasuki oleh pesaing baru.
Kebijakan Pemerintah, adanya peraturan pemerintah tentang pendirian
perusahaan property atau developer.
Kekuatan Pemasok
Dalam bisnis property supplier berpotensi kecil mengendalikan harga
karena hanyasedikit bahan baku yang sulit dicari dalam sebuah
pembangunan property.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Sedikitnya Konsumen dan kecilnya industry property menjadikan
kekuatan pembeli tidak lemah dan tidak kuat (medium).
Klien dapat beralih ke produk yang lain dengan biaya yang besar.
Ancaman Dari Produk Pengganti
Sedikit produk pengganti yang ada.
Intensitas Persaingan Diantara Para Pesaing
Dalam industry property persaingannya sangat ketat dimana harga yang
ditawarkan perusahaan property sangat atraktif sesuai dengan harga bahan
baku dan permintaankonsumen.
Kesimpulan
Dalam analisis industry property dengan menggunakan the five force of
competition model menunjukkan bahwa :
Hambatan untuk memasuki industry property sangat tinggi.
Penyalur dan pembeli mempunyai posisi yang sama.
Kecilnya ancaman dari produk pengganti.
Ketatnya persaingan antar competitor.Berarti industry property merupakan
industry yang sangat menarik.
2.6 SWOT LIPPO KARAWACI
Strength
Memiliki lini produk yang bervariasi
Model bisnis yang sepenuhnya terintegrasi dan mandiri
Komitmen terhadap kualitas dan keunggulan
akan
terus
meningkatkan nilai serta kebanggaan pemegang saham
Pemimpin dan pencipta tren di properti
Lippo Karawaci meraih penghargaan “Euromoney Liquid Real Estate
Awards 2009” sebagai Pengebang Berprestasi Terbaik di Indonesia
Weakness
Harga yang cukup mahal
Bergantung pada perjalanan bisnis domestik
Semakin sempit lahan
Kurangnya tenaga ahli Indonesia
Rentan fluktuasi ekonomi global
Opportunities
Permintaan akan produk property terus meningkat. Indonesia
merupakan Negara yang sedang berkembang pembangunannya
Akan menjadi jaringan hotel bisnis terbesar di negara ini.
Perbaikan situasi ekonomi global serta kecenderungan pertumbuhan
positif Indonesia yang didorong oleh konsumsi yang kuat
Stabilitas ekonomi yang relative membaik
Penetapan suku bunga pinjaman yang membaik
Penerapan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan Industri
Threats
Persaingan produk property makin ketat
Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
Masih tingginya jumlah masyarakat yang hidup dibawah ekonomi
standar
Lemahnya daya beli masyarakat menengah
Kondisi pasar yang sangat kompetitif
2.7 Perhitungan Rasio Keuangan
PT. Lippo Karawaci
Tahun2013
a. ROE =
1.592 .491.214 .696
14.177 .573 .305 .225
= 0,1123 = 11,23 %
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 11,23 %
b. ROA =
1.943 .020 .348 .978
31300362430266
= 0,0620
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,0620
c. EPS =
1.592 .491.214 .696
23.077 .689 .619
= 69.0056
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 69.0056
d. DPS =
42.222.932 .031
23.077 .689 .619
= 1,8295
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 1,8295
e. BVPS =
14.177 .573 .305 .225
23.077 .689 .619
= 614,341
Analisis : Sebesar 614,341 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
f. PER =
910
53,94
= 16,8705
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 16,8705
g. PBV =
910
614,341
= 1,4813
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
1,4813
1,8295
69,0056
h. Dividen Payout =
= 0,0265
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0265
i. Dividen Yield =
1,8295
910
= 0,0020
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0020
Tahun 2014
a. ROE =
3.135 .215 .910.627
17.646 .449 .043 .205
= 0,1776 = 17,76%
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 17,76 %
b. ROA =
3.694 .978 .541 .909
37.761 .220 .693.695
= 0,09785
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,09785
c. EPS =
3.135 .215 .910 .627
23.077 .689 .619
= 135,8548
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 135,8548
d. DPS =
29.228 .373 .877
23.077 .689 .619
= 1,2665
e. Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 1,2665
f. BVPS =
17.646 .449 .043 .205
23.077 .689 .619
= 764,654
Analisis : Sebesar 764,654 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
g. PER =
1020
111,86
= 9,118
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 9,118
h. PBV =
1020
764,654
= 1,333
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
1,333
1,2665
135,8548
i. Dividen Payout =
= 0,0009
Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0009
j. Dividen Yield =
1,2665
1020
= 0,0001
k. Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0001
Tahun 2015
a. ROE =
1.490 .332.618 .954
17.552 .910 .065.775
= 0,0845
Analisis : Kemampuan perusahaan Agung Podomoro Land dapat menghasilkan laba
yang bisa diperoleh pemegang saham sebesar 0,0845
b. ROA =
1.024 .120 .634 .260
41.326 .558.178 .049
= 0,02418
Analisis : Menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan Agung Podomoro bisa menghasilkan laba yaitu sebesar 0,02418
c. EPS =
1.490 .332 .618.954
23.077 .689 .619
= 64,5789
Analisis : Perusahaan menunjukkan seberapa besarnya laba bersih perusahaan yang
siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yaitu sebesar 64,5789
d. DPS =
137.465 .876 .654
23.077.689 .619
= 5,9566
Analisis : Pembagian dividen yang akan didapatkan ataupun dibagikan perushaan
pada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar sebesar 5,9566
e. BVPS =
18.916 .764 .558 .342
23.077 .689 .619
= 819,6992
Analisis : Sebesar 819,6992 pemilik saham biasa di suatu perusahaan menilai tingkat
keamanan yang terkait dengan tiap lembar saham setelah semua hutang dibayarkan
f. PER =
725
64,5789
= 11,2265
Analisis : Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun sebesar 11,2265
g. PBV =
725
819,6992
= 0,8844 = 88,44 %
Analisis : Indikator perushaan terhadap penilaian harga saham wajar yaitu sebesar
88,44%
h. Dividen Payout =
5,9566
64,5879
= 0,0922
i. Analisis : Dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar 0,0922
j. Dividen Yield =
5,9566
725
= 0,0008216
Analisis : Tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan Agung Podomoro
yaitu sebesar 0,0008216
2.8 Technical Analysis Lippo Karawaci
Analisis :
Dari gambar interval chart diatas dapat kita lihat dan simpulkan bahwa
pada Mei 2013 PT. Lippo Karawaci mengalami peningkatan yang sangat
besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya selain itu pada Mei 2013
juga menunjukkan harga saham yang tertinggi dibandingkan dengan
harga saham 2014 maupun 2015. Ini semua terjadi akibat pendapatan
dari divisi rumahsakit naik sebesar 45% jadi Rp 584 miliar. Sementara,
pendapatan bisnis residensial naik sebesar 13% jadi Rp 620 miliar.
Alhasil, pada kuartal satu 2013, Lippo Karawaci berhasil meraup
pendapatan Rp 1,48 triliun, naik 26,5% dari pendapatan periode yang
sama tahun lalu. Adapun, laba bersih merangkak naik 22,66% menjadi
Rp 251,69 miliar.
Sementara itu, pada bulan-bulan berikutnya Lippo Karawaci
mengalami fluktuasi bahkan di tahun 2014 mengalami titik terendah.
November 2014 harga saham Lippo Karawaci mengalami peningkatan
kembali hingga menaiki garis pembatas, namun pada tahun berikutnya
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memproyeksi mencatat laba pada
tahun depan hanya sebesar Rp2,17 triliun, turun 15% dibanding
proyeksi laba hingga penghujung tahun ini sebesar Rp2,55 triliun.
Laba perusahaan pada tahun depan disumbang dari binis regular
sebesar Rp1,94 triliun atau meningkat 40% dibanding proyeksi tahun ini
Rp1,39 triliun, namun dari bisnis luar biasa hanya Rp222 miliar,
merosot dibanding November 2014 yang mencapai Rp1,15 triliun.
Berdasarkan keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa
Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/12/2014) dijelaskan bahwa turunnya
proyeksi laba tersebut seiring dengan menurunnya proyeksi pendapatan
perusahaan pada tahun depan sekitar 0,5% menjadi Rp11,62 triliun dari
proyeksi akhir 2014 sebesar Rp11,68 triliun.