TUGAS ANALISIS PENGUKURAN KERJA Single M

TUGAS ANALISIS PENGUKURAN KERJA
Single Minute Exchange Of Dies (SMED)

Oleh :

Yoza Fitri
1010932030

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012

TUGAS ANALISIS PERANCANGAN KERJA
Single Minute Exchange Of Dies (SMED)
APA ITU SMED?
SMED (Single Minute Exchange Of Dies) pertama kali diterapkan oleh Dr. Shigeo
Shingo pada tahun 1960an pada perusahaan Toyota. Tujuannya adalah mempercepat waktu
setup pada proses moulding body mobil. Karena lama waktu changeoner (waktu setup)
berhubungan langsung dengan biaya produksi mengingat waktu operational produksi akan

berkurang terkonsumsi oleh waktu changeover yang lama. Waktu changeover yaitu
pergantian dari satu model ke model yang lain memakan waktu berjam-jam dan
mengakibatkan produksi harus running dengan lot size yang besar untuk satu model untuk
menghindari jumlah changeover yang berulang-ulang.
Kata “Single Minute” bukan berarti bahwa lama waktu setup hanya membutuhkan
waktu satu menit, tapi membutuhkan waktu di bawah 10 menit (dengan kata lain “single digit
minute”). Waktu setup sendiri didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan saat produk
baik terakhir selesai sampai produk baik pertama keluar.
Jadi SMED (Single Minute Exchange Of Dies) adalah salah satu metoda improvement
dari Lean Manufacturing yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan setup pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya
Perusahaan yang menerapkan metode SMED
Metode SMED ini kebanyakan digunakaan oleh perusahaan industri seperti
perusahaan Toyota. SMED digunakan untuk mengurangi waktu setup dalam kegiatan
pemrosesan moulding body mobil. Selain itu metode SMED juga diterapkan oleh perusahaan
GARUDA MOTOR yang digunakan untuk mengurangi waktu set up pada proses perakitan.
Dampak metode SMED terhadap perusahaan
1. Mengurangi/menghilangkan stok produk pada inventory yang digunakan sebagai
antisipasi adanya kesalahan dlm proses setup. Hal ini karena, dengan mengurangi
waktu setup, maka tidak memperlama penyimpanan barang pada inventory yang bisa

menyebabkan produk rusak.
2. Mempermudah operator dalam melakukan setup exchange, dikarenakan proses setup
yang telah disederhanakan untuk mengurangi waktu setup.

3. Dapat meningkatkan keamanan atau mengurangi terjadinya kecelakaan, karena proses
setup yang dipermudah