LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (2)

LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh Kelompok 12
Miswar dan Khairul Akbar

A. Pendahuluan
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan menarik jika
didukung oleh media pembelajaran yang memadai. Namun peran seorang guru
menjadi tetap menjadi faktor utama dalam keberhasilan sebuah proses
pembelajaran, karena seorang guru yang ahli dapat membuat pembelajaran
menjadi menarik meskipun dengan media seadanya. Seorang guru harus cakap
dalam memanfaatkan media pembelajaran. Media sebagai alat bantu hendaknya
digunakan secara proporsional dan profesional. Proporsional dalam arti media
digunakan sesuai dengan fungsi dan materi yang dipelajari. Sedangkan
profesional yaitu mampu mengoperasikannya dengan baik.
Media sebagai alat bantu tidak selamanya bersifat materi seperti papan
tulis, LCD Proyektor, dan sebagainya. Namun media dapat juga berupa alam
sekitar kita, yaitu lingkungan. Lingkungan dapat dijadikan media pembelajaran
dikarenakan lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita,
dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak
hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan
sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses

interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah
laku, karena pada hakikatnya belajar merupakan interaksi individu dengan
lingkungannya.
Pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara guru dan murid.
Dengan membawa siswa berinteraksi langsung terhadap lingkungannya siswa
dapat merasakan manfaat secara langsung dari apa yang dipelajarinya, sehingga
pembelajaran di kelas menyatu dengan lingkungan, oleh karena itulah lingkungan
merupakan media yang sangat penting untuk digunakan, selama digunakan secara
proporsional dan profesional serta dengan perencanaan yang matang.

B. Pembahasan
1. Pengertian Lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan
sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu
sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris
peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area,
surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang
lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau
sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di

dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan
budaya manusia.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita,
dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak
hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu
dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam
proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa
perubahan tingkah laku.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan
lingkungan. Menurut Slameto (2003:2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan sangat
penting pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang
dipelajarinya. Media pendidikan sangat penting sekali untuk menunjang
pencapaian tujuan pendidikan. Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya
“Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap
perkembangan peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2004: 195)
Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional


yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang
penting.
Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai
sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah;
Lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak
dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai
sumber atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat. Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah
pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau
pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan
pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan
membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di
lingkungan mereka.
2. Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran
Tujuan pemanfaatan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar
adalah untuk mengupayakan agar terjadi proses komunikasi atau interaksi
antara sekolah khususnya para siswa dan masyarakat. Interaksi yang baik akan
menumbuhkan saling pengertian antara kedua pihak. Sehingga miskomunikasi
tidak akan terjadi. Harapannya adalah terjadinya peningkatan relevansi antara

kurikulum

sekolah

dengan

kebutuhan

masyarakat.

Dengan

adanya

pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru juga berharap
siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta
akan lingkungan sekitarnya.
3. Jenis lingkungan sebagai media pembelajaran
Semua lingkungan yang ada disekitar kita bisa digunakan sebagai
media pembelajaran. Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam

proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi
tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan
lingkungan buatan.

a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur
pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan
untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media
dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat,
seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa,
kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
dan tingkat perkembangan anak didik.
Contohnya Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi
tugas untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa
diminta untuk mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi
penduduk menurut umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta
KB, pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini

siswa menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat
sendiri keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di
sekolah untuk dipelajari lebih lanjut.
Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih
produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.
b. Lingkungan Alam
Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain).
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh
para siswa melalui cara-cara tertentu. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam
relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah
dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti,

dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan
sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan
lingkungan alam termasuk faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan
hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat

lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta
alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
Contohnya dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan
alam di tempat tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu
udaara,

jenis

tumbuhan,

hewan,

batu-batuan,

kerusakan

lingkungan,


pencemaran dan lain-lain. Baik secara individual maupun kelompok para siswa
akam melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang
lain, membuktikan sendiri atau mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan
mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya di sekolah sehari-hari.
c. Lingkungan Buatan
Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan buatan. Kalau lingkungan
alam bersifat alami, sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang
sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain adalah
irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan,
penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti
prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya,
serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan
manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan
dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.
Berdasarkan ketiga lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah
dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaaan seksama oleh para guru

bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau

dalam waaktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir semester atau
pertengahan semester. Ketika lingkungan ditempatkan sebagai media atau
sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan memperkaya materi
pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi
dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.
d. Kelebihan dan kekurangan menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran
Membawa kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan
belajar tidak terbatas waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama,
tapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran bergantung kepada apa yang
akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Pemanfaatan lingkungan
sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan
langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan lingkungan
sebagai media pembelajaran, antara lain:
a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan
duduk di kelas selama berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan
lebih tinggi.

b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga
kebenarannya lebih akurat.
d. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,
membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta.

e. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari
sangat beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam,
lingkungan buatan, dan lain-lain.
f. Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan
yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan
lingkungan.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran antara lain:
a. Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan
secara


matang

karena

jika

kurang

persiapan

sebelumnya

akan

menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran berlangsung.
b. Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang
relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit
saja kemudian dilanjutkan dikelas.
c. Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar hanya
dilakukan didalam kelas.
e. Hasil Observasi
Observasi kami lakukan di SMKN I Sambas, kami mengamati
pembelajaran yang berlangsung dan bertanya kepada guru di sekolah tersebut
mengenai lingkungan sebagai media pembelajaran. Adapun hasil observasinya
kami jabarkan menjadi 3 jenis lingkungan sebagai media pembelajaran yaitu
lingkungan sosial, alam dan buatan.
1) Lingkungan Sosial
Sekolah kejuruan seperti SMKN 1 Sambas tentu banyak berhubungan
dengan masyarakat, karena berhubungan dengan dunia usaha. Salah
satu pembelajaran yang ada dalam kurikulum adalah Pendidikan
Sistem Ganda (PSG), dimana pembelajaran ini dilakukan tidak diruang
kelas, tetapi dilakukan di Instansi-instansi atau toko-toko. Jadi
lingkungan sosial menjadi media pembelajaran. Tidak hanya itu ada

beberapa kegiatan yang dilakukan dilingkungan sosial diantanya siswa
ditugaskan menjual sembako ke rumah-rumah untuk melatih
wirausaha dan lain sebagainya.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam menjadi media pembelajaran dapat dilihat dari
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu siswa ditugaskan
mengamati pertumbuhan tanaman, membuat pupuk kompos atau
mendaur ulang kertas. Jadi lingkungan alam dijadikan sebagai media
pembelajaran .
3) Lingkungan Buatan
Di SMKN 1 Sambas tidak terdapat lingkungan buatan yang dijadikan
media pembelajaran, karena tidak relevan dengan pembelajaran yang
ada.

C. Kesimpulan
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pemanfaatan
lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa
dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara
alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan. Disamping itu, guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan
lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya
Lingkungan sebagai media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga
yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dengan cara
yang tepat dan persiapan yang matang, semua jenis lingkungan bisa dimanfaatkan
secara maksimal.
Pandangan yang tidak tepat tentang pembelajaran di dalam kelas saja
harus dihilangkan karena pelajaran diluar kelas akan memperkaya pengetahuan
siswa dan lebih memotivasi mereka dalam bidang studi yang sedang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar, 2006, Media Pembelajaran, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Sudjana Nana, 1997, Media pengajaran penggunaan dan pembuatannya,
Bandung: Sinar Baru
Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
ekohs.wordpress.com/…/lingkungan–sebagai-sumber-dan-media–pembelajaran/
susantotutor.wordpress.com/…/barang-bekas-dan-barang-sederhana-sebagai–
media–pembelajaran

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18