Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1.

Kerangka Konsep
Sugiyono

(2013,128) menyatakan

bahwa

kerangka konsep akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas kerangka
konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
anggaran dengan Silpa sebagai variabel moderating dapat dilihat pada gambar 3.1.

Regulasi Keuangan Daerah (X1)
Politik Anggaran (X2)


Proses Pengadaan Barang dan
Jasa (X3)

Serapan Anggaran (Y)

Komitmen Organisasi (X4)

Silpa (Z)

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep (3.1) menggambarkan pengaruh variabel independen
yaitu Regulasi Keuangan Daerah (X 1 ), Politik Anggaran (X 2 ), Proses Pengadaan
Barang dan Jasa (X 3 ) dan Komitmen Organisasi (X 4 ) terhadap variabel dependen

Universitas Sumatera Utara

yaitu Serapan Anggaran (Y), tanpa dan melalui variabel moderating yaitu Silpa
(Z). Hubungan antar variabel diuraikan berikut ini
1. Regulasi dibidang keuangaan daerah merupakan salah satu yang menyebabkan
rendahnya serapan belanja. Disamping itu, terkadang adanya aturan yang

berubah secara cepat dan waktu yang tidak terlalu banyak, membuat pimpinan
SKPD sebagai pelaksana anggaran tidak berani untuk mengimplementasikan
kegiatan fisik, karena takut salah yang dapat berimplikasi hukum. Karena itu
adanya sosialisasi jauh hari tentang peraturan yang dibuat merupakan langkah
tepat untuk menghindari hal tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa perubahan regulasi yang terjadi tidak selalu bisa dilaksanakan secara
langsung, hal ini dikarenakan pihak penyelenggara juga butuh waktu untuk
mempelajari dan memahaminya (Pimpinan SKPD dan Kasubbag Keuangan
sebagai sampel dalam penelitian). Seharusnya dengan ada atau tidaknya
regulasi di bidang keuangan akan berpengaruh terhadap serapan anggaran.
2. Politik anggaran dapat dimaknai sebagai proses pengalokasian anggaran
berdasarkan kemauan dan proses politik baik dilakukan oleh perseorangan
maupun kelompok. Sulit dihindari penggunaan dana publik akan ditentukan
oleh kepentingan politik. Sebagai keputusan politik, kebijakan anggaran sering
melalui proses politik yang panjang dan kompleks. Realisasi dari prinsip ini
antara lain bahwa penyusunan APBD harus mengacu pada komponen dasar
kebijakan publik baik dalam perspektif mikro maupun makro. Kombinasi dua
perspektif ini setidaknya telah terefleksikan dalam muatan UU No.17 Tahun
2013 tentang Keuangan Negara dimana dalam pasal 3 dinyatakan bahwa
keuangan negara dikelola secara tertib, taat azaz, efisien, efektif, transparan


Universitas Sumatera Utara

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Hanya saja selain proses kebijakan berdasarkan prinsip diatas yang patut
digarisbawahi adalah adanya proses politik dan partisipasi masyarakat.
Kecenderungan ketidaktepatan pengalokasian anggaran dan pengeluran dapat
menghambat tercapainya visi dan misi Pemda dan terhambatnya penetapan
APBD akibat negosiasi politik. Lobi politik sebuah titik temu yang sering alot
dan disinilah sarat terjadinya konflik yang berpengaruh pada penyerapan
anggaran. Seharusnya dengan iklim politik yang baik akan berpengaruh
terhadap serapan anggaran.
3. Proses pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu penyebab dari
minimnya penyerapan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Lambatnya
proses pengadaan barang dan jasa ditambah lagi konflik-konflik yang terjadi
selama proses berlangsung semakin memperparah lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk implementasi anggaran. Seharusnya dengan adanya proses
pengadaan barang dan jasa secara tepat waktu akan berpengaruh terhadap
serapan anggaran.
4. Komitmen Organisasi, merupakan suatu bentuk perjanjian bersama antara

kepala daerah dan pimpinan SKPD dalam hal menetapkan target kinerja agar
serapan anggaran dapat tercapai sesuai target yang telah disepakati. Tidak
tercapainya komitmen yang dilakukan melalui Perjanjian Kinerja (PK) dalam
melaksanakan APBD, merupakan cerminan dari lemahnya komitmen pimpinan
SKPD dengan Kepala Daerah untuk memenuhi kewajibannya sebagai Pejabat
Daerah yang bertugas untuk mensejahterakan masyarakat. Seharusnya dengan
tercapainya komitmen organisasi akan berpengaruh terhadap serapan anggaran.

Universitas Sumatera Utara

5. Silpa merupakan sumber penerimaan internal Pemda yang dapat digunakan
untuk mendanai kegiatan-kegiatan tahun berjalan. Sisa anggaran merupakan
saldo dana atau kas daerah pada akhir tahun anggaran yang mencerminkan
ketidakakuratan dalam peramalan (forecasts) anggaran. Sisa ini akan terbawa
ke tahun anggaran berikutnya sebagai penerimaan dalam pembiayaan di
APBD. Pada tahun anggaran berikutnya tersebut, sisa anggaran ini disebut sisa
anggaran tahun sebelumnya dan digunakan untuk menutupi defisit anggaran,
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan, dan mendanai kewajiban lainnya
yang sampai dengan akhir tahun anggaran sebelumnya selesai dibayarkan.
Silpa seharusnya menjadi faktor memperkuat atau memperlemah hubungan

antara regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang
dan jasa serta komitmen organisasi dengan serapan anggaran.
3.2. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2014: 132) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan
rumusan masalah, tinjauan pustaka dan uraian di atas, diajukan dua hipotesis
alternatif dalam penelitian ini (H1 dan H2) sebagai berikut:
H1 :

Regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan
jasa serta komitmen organisasi berpengaruh baik secara simultan dan
parsial terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

H2 :


Silpa dapat memoderasi hubungan antara Regulasi keuangan daerah,
politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa serta komitmen
organisasi dengan serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun 2014-2015.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan

teknik statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas (Causal Research)
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dengan variabel
independen. Penelitian ini akan melihat pengaruh regulasi keuangan daerah,
politik anggaran, proses pengadaan barang/jasa dan komitmen organisasi terhadap
serapan anggaran di Provinsi Sumatera Utara.


4.2

Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian
direncanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Desember 2016.

4.3

Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 SKPD. Terdiri

dari Kepala SKPD dan Kasubbag keuangan di Setiap SKPD Provinsi Sumatera
Utara, sumber data populasi diperoleh dari buku APBD Provinsi Sumatera Utara.
Pada masing-masing SKPD akan diberikan 2 (dua) set kuesioner yang akan diisi
oleh responden, total responden dalam penelitian ini sebanyak 88 orang :

Universitas Sumatera Utara


1. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran yang memiliki wewenang dalam
pelaksanaan anggaran yang berada dalam penguasaannya;
2. Kasubbag keuangan yang bertugas menjalankan proses penatausahaan
keuangan pada masing-masing SKPD.
Total responden yang menjadi anggota populasi dan akan diberikan kuesioner
sebanyak 88 responden. Sampel penelitian menggunakan metode sensus yaitu
seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Daftar populasi dan sampel dapat
dilihat pada (lampiran 1).

4.4

Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

menyebarkan kuesioner secara langsung oleh peneliti kepada responden dan
jawaban atas kuesioner yang diberikan dan di tunggu selama satu minggu karena
waktu tersebut diperkirakan cukup dalam melakukan pengisian kuesioner. Jika
ada yang belum menyelesaikan akan diberikan tambahan waktu selama satu
minggu lagi. Jika tidak selesai juga setelah tambahan waktu maka responden tidak

dijadikan sampel.
Kuesioner serapan anggaran dan proses pengadaan barang dan jasa
merupakan modifikasi dari kuesioner Agus Kirnanda (2014) yang disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa. Modifikasi dilakukan karena pada kuesioner Agus
Kirnanda (2014) belum ada item pertanyaan untuk pelaksanaan anggaran,
penatausahaan dan pelaporan terhadap belanja pemerintah yang merupakan

Universitas Sumatera Utara

bagian dari pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada Permendagri No. 21
Tahun 2011 dan Permendagri 54 Tahun 2010.
Kuesioner untuk regulasi merupakan modifikasi dari kuesioner Inayah
(2010) dan dilakukan penyesuaian dengan objek yang diteliti. Kuesioner politik
merupakan modifikasi dari kuesioner D. Iskandar (2013), modifikasi dilakukan
karena disesuaikan dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011. Kuesioner
Komitmen organisasi merupakan modifikasi dari kuesioner Meyer et al. (1993)
dalam Lilis Shakikhah (2014) yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
kepala SKPD terkait dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010, tentang Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah. Kuesioner Silpa sebagai variabel moderating merupakan modifikasi dari
kuesioner Parwati (2015) dan dilakukan penyesuaian terhadap objek penelitian.

4.5

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dari masing-masing varibel merupakan definisi yang

dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing
variabel baik variabel dependen yaitu serapan anggaran (Y) dan variabel
independen yaitu regulasi (X 1 ), politik (X 2 ), proses pengadaan barang dan jasa
(X 3 ), dan komitmen organisasi (X 4 ) serta silpa sebagai variabel moderating (Z).
4.5.1. Serapan Anggaran (Y)
Serapan anggaran dalam penelitian ini adalah kemampuan Kepala SKPD
untuk merealisasikan anggaran yang sudah ditetapkan dalam suatu periode
tertentu . Indikator untuk mengukur penyerapan anggaran adalah (1) realisasi
anggaran, (2) laporan terhadap belanja pemerintah daerah. Skala pengukuran yang

Universitas Sumatera Utara


digunakan adalah skala interval, dengan

metode Likert. Pernyataan sikap

responden terhadap sebuah pernyataan diberikan skor pengukuran: 5 (SS = sudah
sepenuhnya), skor 4 (SB = sebagian besar), skor 3 (N = netral), skor 2 (SK =
sebagian kecil), dan skor 1 (SSB = sama sekali belum).
4.5.2. Regulasi Keuangan Daerah
Kepatuhan pada regulasi dibidang keuangan daerah didefenisikan sebagai
seperangkat aturan yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran yang harus
dipahami, dipelajari dan di patuhi oleh pengguna anggaran SKPD. Indikator
pengukuran regulasi adalah: (1) pemahaman pengguna anggaran, (2) mempelajari
regulasi, (3) kepatuhan terhadap regulasi. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala interval, dengan metode likert. Pernyataan sikap responden terhadap
sebuah pernyataan diberikan skor pengukuran; 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S =
setuju), skor 3 (N = netral), skor 2 (KS = kurang setuju), dan skor 1 (TS = tidak
setuju).
4.5.3. Politik Anggaran
Politik dalam penelitian ini adalah politik anggaran yang dilakukan oleh
pengguna anggaran untuk melaksanakan kebijakan dalam alokasi anggaran
dengan asas kebutuhan dan keadilan. Indikator mengukuran variabel ini adalah (1)
pengalokasian anggaran, (2) asas kebutuhan, (3) asas keadilan. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala interval, dengan metode likert. Pernyataan sikap
responden terhadap sebuah pernyataan diberikan skor pengukuran; 5 (SS = sangat
setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = netral), skor 2 (KS = kurang setuju), dan
skor 1 (TS = tidak setuju).
4.5.4. Proses pengadaan barang dan jasa

Universitas Sumatera Utara

Proses pengadaan barang dan jasa merupakan kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa oleh SKPD yang dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Indikator
pengukuran dalam proses pengadaan barang dan jasa adalah: (1) perencanaan; (2)
pelaksanaan, (3) monitoring dan (4) pelaporan. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala interval, dengan

metode Likert. Pernyataan sikap responden

terhadap sebuah pernyataan yang bersifat positip (favorable) diberikan skor
pengukuran; 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = netral), skor 2
(KS = kurang setuju), dan skor 1 (TS = tidak setuju). Untuk Pernyataan sikap
responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable)
diberikan skor : 1 (SS = sangat setuju), skor 2 (S = setuju), skor 3 (N = netral),
skor 4 (KS = kurang setuju), dan skor 5 (TS = tidak setuju).
4.5.5. Komitmen organisasi
Komitmen organisasi didefenisikan sebagai keinginan yang kuat oleh
Kepala SKPD untuk mencapai serapan anggaran yang telah disepakati bersama
kepala daerah. Indikator pengukuran dalam komitmen organisasi adalah 1)
Affective commitment; 2) Continuance commitment; 3) Normative commitment.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, dengan

metode

pembobotan menggunakan skala sikap Likert. Pernyataan sikap responden
terhadap sebuah pernyataan diberikan skor pengukuran; 5 (SS = sangat setuju),
skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = netral), skor 2 (KS = kurang setuju), dan skor 1
(TS = tidak setuju).
4.5.6. SiLPA

Universitas Sumatera Utara

Silpa didefinisikan sebagai sumber penerimaan internal Pemda yang dapat
digunakan untuk mendanai kegiatan tahun berjalan. Indikator pengukuran dalam
Silpa adalah 1) sisa anggaran tahun lalu 2) jumlah anggaran yang terealisasi dan
3) dana cadangan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
dengan metode Likert. Pernyataan sikap responden terhadap sebuah pernyataan
diberikan skor pengukuran; 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N =
netral), skor 2 (KS = kurang setuju), dan skor 1 (TS = tidak setuju).
Definisi operasional dan skala pengukuran secara singkat dijelaskan pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
`
Nama Variabel
Serapan
Anggaran (Y)

Regulasi
Keuangan
Daerah (X 1 )

Politik Anggaran
(X 2 )

Proses
Pengadaan
barang dan jasa
(X 3 )

Definsi
Operasional
Kemampuan Kepala SKPD
untuk merealisasikan
anggaran yang sudah
ditetapkan dalam suatu
periode tertentu.

Regulasi dibidang keuangan
daerah didefenisikan sebagai
seperangkat aturan yang
mengatur tentang
pelaksanaan anggaran yang
harus dipahami, dipelajari
dan di patuhi oleh pengguna
anggaran SKPD.
Politik anggaran yang
dilakukan pengguna
anggaran adalah
melaksanakan kebijakan
dalam alokasi anggaran
dengan asas kebutuhan dan
keadilan.
Proses pengadaan barang
dan jasa adalah suatu
kegiatan untuk memperoleh
barang dan jasa oleh SKPD
yang dimulai dari
perencanaan kebutuhan

Indikator
1. Realisasi
anggaran,
2. Laporan terhadap
belanja pemerintah
daerah.

Skala
Interval

1. Pemahaman
Interval
pengguna
anggaran,
2. Mempelajari
regulasi,
3. kepatuhan terhadap
regulasi.
1. Pengalokasian
anggaran,
2. Asas kebutuhan,
3. Asas keadilan.

Interval

1.
2.
3.
4.

Interval

Perencanaan,.
Pelaksanaan,
Monitoring,
Pelaporan.

Universitas Sumatera Utara

Komitmen
Organisasi (X 4 )

Silpa (Z)

4.6

sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang dan
jasa.
Komitmen Organisasi adalah
keinginan yang kuat oleh
Kepala SKPD untuk
mencapai serapan anggaran
yang telah disepakati
bersama kepala daerah.

1. Affective
commitent,
2. Continuance
commitment,
3. Normative
commitment,

Silpa didefinisikan sebagai
1. Sisa anggaran
sumber penerimaan internal
tahun lalu,
pemda yang dapat digunakan 2. Jumlah anggaran
untuk mendanai kegiatan
yang terealisasi
dan
tahun berjalan.
3. Sebagai dana
cadangan.

Interval

Interval

Metode Analisis Data
Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu

dengan menggunakan skala ukur interval dan menggunakan metode pembobotan
skala sikap Likert, sehingga menghasilkan keluaran berupa angka yang
selanjutnya dianalisis melalui program SPSS (Statistical Package for Sosial
Science). Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis
4.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean). Analisis ini hanya digunakan untuk
mengorganisasi, menjumlah dan memaparkan data secara informatif yang
ditunjukan dengan analisis (Ghozali: 2013,19).
Dalam Penelitian ini menggunakan mean, maksimum, minimum, standar
deviasi, kemencengan distribusi (skewness) dan puncak distribusi data
(kurtosis). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar dalam data penelitian.
Minimum juga digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang
digunakan dalam penelitian. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar data dalam penelitian yang bervariasi dari rata-rata. Nilai kurtosis
dan skewness digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal.
Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis
mendekati nol (Ghozali,2013,21).
4.6.2 Uji Kualitas Data
Untuk menguji kualitas data dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas.
4.6.2.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah
disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Apabila instrumen tersebut mampu untuk mengukur apa yang diukur, maka
disebut valid dan sebaliknya, apabila tidak mampu untuk mengukur apa yang
diukur, maka dinyatakan tidak valid. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali: 2013,52) Pengujian validitas data
dilakukann dengan Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai
r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini
n adalah jumlah sampel. Jika r hitung untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka
butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali: 2013,53).

Universitas Sumatera Utara

4.6.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013,47). Teknik yang digunakan
untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan uji
statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memiliki nilai cronbach alpha > 0,7 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013,48).
4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan uji asumsi klasik, yaitu
dengan

menggunakan:

uji

multikolonieritas,

uji

normalitas

dan

uji

heterokedastisitas. Uji ini dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk menentukan syarat
persamaan pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik.
4.6.3.1 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi
ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel bebas (independen) (Ghozali:
2013:105). Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara varibel bebasnya. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013,
105). Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas
yaitu dengan :
1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance

Universitas Sumatera Utara

Inflation Factor (VIF). Jika angka VIF > 10, maka Variabel bebas yang ada
memiliki masalah multikolinieritas
2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan
bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.
4.6.3.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini,
untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan analisis melalui grafik
dan uji statistik. Uji Statistik yang dilakukan pada penelitian ini dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria:
1.

Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya > 0,05 maka distribusi data
adalah normal.

2.

Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data
adalah tidak normal.

4.6.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varaians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Ghozali (2013,139), jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut

heterokedastisitas.

Model

regresi

yang

baik

adalah

yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara statistik uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot, yaitu

Universitas Sumatera Utara

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik satterplot antara ZPRED
dengan residualnya SRESID.

4.6.4

Pengujian Hipotesis Penelitian

4.6.4.1. Pengujian hipoteis pertama (H1)
Pada penelitian ini pendekatan analisis yang dilakukan dengan metode
analisis regresi berganda. Metode analisis regresi berganda bertujuan untuk
mengukur besarnya pengaruh dua atau lebih variabel dependen terhadap satu
variabel independen dan juga menunjukkan arah hubungan antara varibel
dependen dengan variabel independen. (Rochaety,dkk, 2007,138)
Oleh karena itu model penelitian dengan persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + b1 X1 + b 2 X 2 + b 3X3 + b4 X4 +e
Dimana:
Y
α
b
X1
X2
X3
X4
e

= Serapan anggaran
= Konstanta
= Koefisien regresi
= Regulasi
= Politik
= Proses pengadaan barang dan jasa
= Komitmen organisasi
= Error

Berdasarkan model persamaan hipotesis pertama di atas dilaksanakan Uji
signifikansi simultan (Uji statistik F) dan Uji signifikansi parameter individual
(Uji statistik t), Uji koefisien determinasi (Adjusted R2).
1. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)
Menurut Ghozali (2013,177), uji statistik F digunakan untuk mengetahui
apakah varibel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

variabel dependen. Hipotesis untuk uji statistik F pada penelitian ini dinyatakan
sebagai berikut:
H1 : β ≠ 0,

Regulasi, Politik, Proses pengadaan barang dan jasa dan Komitmen
Organisasi secara simultan berpengaruh terhadap serapan anggaran.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut:
1. Jika F hitung > F tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1, artinya
Regulasi, Politik, Proses pengadaan barang dan jasa dan Komitmen
Organisasi secara simultan berpengaruh terhadap serapan anggaran.
2. Jika F hitung < F tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat menerima
H1.
2. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013,98). Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut :
H1 : β ≠ 0, Regulasi, Politik, Proses pengadaan barang dan jasa dan Komitmen
Organisasi secara parsial berpengaruh terhadap serapan anggaran.
Kriteria pengambilan keputusan atas hasil uji statistik t sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1, artinya
Regulasi, Politik, Proses pengadaan barang dan jasa dan Komitmen
Organisasi secara parsial berpengaruh terhadap serapan anggaran .
2. Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat menerima
H1.

Universitas Sumatera Utara

3. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2013,
97). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Sehingga
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model. Menurut Ghozali (2013,177),

Adjusted R2 digunakan untuk menguji

goodness-fit dari model regresi. Menurut Ghozali (2013,177), Nilai Adjusted R2
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel
dependen, dan apabila nilai R2 semakin kecil mendekati nol, berarti variabelvariabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
4.6.4.2. Pengujian hipoteis kedua (H 2 )
Hipotesis kedua menggunakan analisis linear regresi berganda dengan
variabel moderating. Ghozali (2013,223) menyatakan variabel moderating adalah
variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Ada tiga cara menguji
regresi dengan variabel moderating yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji Nilai selisih
Mutlak dan (3) Uji Residual.
Pengujian variabel moderating dalam penelitian ini menggunakan uji
residual. Uji residual digunakan agar tidak terjadi multikolinearitas Ghozali

Universitas Sumatera Utara

(2013,239), selain itu uji residual dapat menunjukkan apakah suatu variabel
dapat dinyatakan sebagai variabel moderating atau tidak. Jika suatu variabel
dilakukan uji residual dengan hasil nilai koefisien signifikansi lebih kecil dari α =
0,05 yang berarti signifikan dan koefisien parameternya bernilai negatif
bermakna variabel tersebut adalah variabel moderating Ghozali (2013,244).
Model hipotesis kedua yang digunakan yaitu :

Dimana:
Y
α
b 1,b2,b 3,b4,b5
X1
X2
X3
X4
Z
e
|e|

Z

= α + b1X1 + b2X 2 + b3X3 + b4X4 +e…………. (1)

|e|

= α + b5 Y………………………………. (2)

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Penyerapan anggaran
Konstanta
Koefisien Regresi
Regulasi
Politik
Proses pengadaan barang dan jasa
Komitmen organisasi
Silpa
Error
Nilai residual mutlak

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1

Hasil Penelitian

5.1.1

Diskripsi Data Penelitian
Respoden penelitian ini adalah pelaksana anggaran Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara. Kuesioner disebarkan ke 44 SKPD dan setiap SKPD diberikan 2
(dua) kuesioner yaitu kepada pengguna anggaran dan pejabat penatausahaan
keuangan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Pembagian kuesioner
dilakukan dengan cara memberikan sebanyak 88 set kuesioner kepada respoden
pada tanggal 10,11 dan 12 Nopember 2016. Kemudian responden diberikan waktu
untuk menjawab selama satu minggu, setelah itu kuesioner dikumpulkan kembali
oleh peneiti. Dari 88 set kuesioner yang di bagikan, kembali sebanyak 88 set.
Distribusi kuesioner yang menggambarkan jumlah kuesioner dapat dilihat pada
tabel 5.1
Tabel 5.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
No

Uraian

1

Sekretariat

2

Intansi

Sebar

Kembali
Baik
Rusak

Tidak
Kembali

6

12

12

-

-

Badan

13

26

26

-

-

3

Dinas

20

40

40

-

-

4

Kantor

3

6

6

-

-

5

BLU

2

4

4

-

-

44

88

88

-

-

Jumlah

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

5.1.1.1 Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarksan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data tentang
karakteristik responden yang terdiri dari : (1) Usia, (2) Jenis kelamin, (3)
Pendidikan, (4) Latar belakang pendidikan dan (5) Lama bekerja, sesuai dengan
Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Penelitian (n = 88)
No
I

Demografi Responden
Usia
1. 30 – 50 Tahun
2. ≥ 50 tahun
II
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
III
Pendidikan
1. SLTA
2. Diploma
3. Sarjana
4. Pasca Sarjana
IV
Latar Belakang Pendidikan
1. Akuntansi
2. Manajemen
3. Hukum
4. Pertanian
5. Ilmu Sosial
6. Lainnya
V
Lama Bekerja
1. ≤ 10 tahun
2. 11-20 tahun
3. ≥ 30 tahun
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Frekuensi

Persentase

38
40

43%
45%

63
25

70%
28%

0
0
48
40

0
0
50%
50%

4
10
5
2
32
35

4,5%
11%
5,6%
2,2%
36%
39%

0
41
47

0
46%
53%

Dari tabel 5.2 diatas, gambaran umum respoden sebagian besar adalah pria yaitu
sebanyak 63 orang atau 70% sedangkan responden wanita sebanyak 25 orang atau
28%. Umur responden umumnya diatas 50 tahun dan latar belakang pendidikan
berimbang antara pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1)
dan Pascasarjana (S2). Lamanya bekerja pegawai yang menjabat sebagai

Universitas Sumatera Utara

pengguna anggaran dan kasubbang keuangan rata-rata 11-20 tahun sebanyak 41
orang dan ≥ 30 tahun sebanyak 47 orang.
5.1.1.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-varibel penelitian yang menunjukan nilai maksimum, nilai minimum,
nilai rata – rata (mean), standar deviasi, nilai skewness dan kurtosis pada
penelitian ini. Variabel dependen pada penelitian ini adalah serapan anggaran,
sedangkan variabel independen adalah regulasi keuangan daerah, politik
anggaran, proses pengadaan barang dan jasa, komitmen organisasi dan variabel
moderating adalah Silpa. Statistik deskriptif yang diperoleh dari jawaban atas
kuesioner mengenai variabel penelitian disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

Serapan Anggaran
Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
Komitmen Organisasi
Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran
(SILPA)
Valid N (listwise)

N
88

Min
12

Max
25

Mean
21,295

88

16

30

88

14

88

Std.
Deviation
3,288

Skewness
-0,969

Kurtosis
0,880

25,455

3,729

-0,489

-0,091

20

17,205

1,750

0,206

-0,859

14

30

24,114

3,984

-0,838

0,183

88

18

30

25,591

3,261

-0,594

0,058

88

6

15

11,545

2,138

-0,598

0,158

88

Sumber: Hasil Penelitian,2016 (data diolah)
Berdasarkan hasil tabulasi data pada 88 kuesioner yang dikumpulkan,
maka dapat diuraikan jawaban responden terhadap pernyataan yang terdapat pada
kuesioner penelitian ini. Pada variabel serapan anggaran nilai rata-rata (mean)
21,295 artinya jawaban dari kuesioner atas variabel ini adalah adalah setuju. Skor
jawaban responden mengenai serapan anggaran berkisar antara 12 sampai 25

Universitas Sumatera Utara

dengan standard deviasi sebesar 3,288, artinya persepsi responden terhadap
serapan anggaran cukup baik. Nilai skewness -0,969 dan kurtosis -0,880 samasama mendekati nol, artinya data terdistribusi secara normal.
Variabel regulasi keuangan daerah, nilai mean 25,455 artinya jawaban dari
keusioner atas variabel ini adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai
regulasi keuangan daerah berkisar antara 16 sampai 30 dengan standard deviasi
sebesar 3,729, artinya persepsi responden terhadap regulasi keuangan daerah
cukup baik. Nilai skewness -0,489 dan kurtosis -0,091 sama-sama mendekati nol,
artinya data terdistribusi secara normal.
Variabel politik anggaran, nilai mean 17,205 artinya jawaban dari
keusioner atas variabel ini adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai
regulasi keuangan daerah berkisar antara 16 sampai 30 dengan standard deviasi
sebesar 1,750 menunjukan jawaban mendekati 2 dengan kategori kurang setuju
persepsi responden terhadap politik anggaran cukup baik. Nilai skewness 0,206
dan kurtosis -0,859 sama-sama mendekati nol, artinya data terdistribusi secara
normal.
Variabel proses pengadaan barang dan jasa, nilai mean 24,114 artinya
jawaban dari keusioner atas variabel ini adalah setuju. Skor jawaban responden
mengenai regulasi keuangan daerah berkisar antara 14 sampai 30 dengan standard
deviasi sebesar 3,984, artinya persepsi responden terhadap regulasi keuangan
daerah cukup baik. Nilai skewness -0,838 dan kurtosis 0,183 sama-sama
mendekati nol, artinya data terdistribusi secara normal.
Variabel komitmen organisasi, nilai mean 25,591 artinya jawaban dari
kuesioner atas variabel ini adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai

Universitas Sumatera Utara

komitmen organisasi berkisar antara 18 sampai 30 dengan standard deviasi sebesa
3,261, artinya persepsi responden terhadap regulasi keuangan daerah cukup baik.
Nilai skewness -0,594 dan kurtosis 0,058 sama-sama mendekati nol, artinya data
terdistribusi secara normal.
Variabel silpa, nilai mean 11,545 artinya jawaban dari keusioner atas
variabel ini adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai regulasi keuangan
daerah berkisar antara 6 sampai 15 dengan standard deviasi sebesar 2,138, artinya
persepsi responden terhadap regulasi keuangan daerah cukup baik. Nilai skewness
-0,598 dan kurtosis 0,158 sama-sama mendekati nol, artinya data terdistribusi
secara normal.
5.1.2 Uji Kualitas Data
Penelitian ini mengguanakan data primer oleh karena itu harus dilakukan
uji kualitas data sebelum pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Uji
kualitas data dapat dilakukan melalui uji reabilitas dan validitas.
5.1.2.1 Uji Validitas Data
Pengujian validitas data dilakukan dengan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari tampilan output
SPSS pada tabel 5.4, tabel 5.5, tabel 5.6, tabel 5.7, tabel 5.8 dan tabel 5.9 terlihat
bahwa nilai r hitung, untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item
Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan
tersebut dikatakan valid. Dengan menggunakan jumlah responden yang diteliti
sebanyak 88 orang, nilai r tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2,
maka df untuk penelitian ini adalah 88 – 2 = 86, dengan taraf signifikansi 5%
maka nilai r tabel sebesar 0,209.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel

Item

r hitung

r tabel

Status

Serapan Anggaran

Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5

0,824
0,850
0,885
0,871
0,626

0,209
0,209
0,209
0,209
0,209

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Regulasi Keuangan Daerah

X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
X4.5
X4.6
X5.1
X5.2
X5.3

0,778
0,825
0,858
0,698
0,874
0,858
0,646
0,619
0,777
0,812
0,554
0,728
0,890
0,907
0,619
0,774
0,526
0,677
0,565
0,762
0,528
0,820
0,759
0,806
0,819

0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Politik Anggaran

Proses Pengadaan Barang dan jasa

Komitmen Organisasi

Silpa

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
5.1.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunaka untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan konsisten. Suatu kontruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha > 0,60

Universitas Sumatera Utara

(Arikunto:48). Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 5.5.

Tabel 5.5
Hasil uji Reliabilitas Instrumen
Variabel

Cronbach’s
alpha
0,718

Batas Reliabilitas
0,60

Reliabel

Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran

0,667

0,60

Reliabel

0,730

0,60

Reliabel

Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
Komitmen Organisasi

0,683

0,60

Reliabel

0,688

0,60

Reliabel

Silpa

0,757

0,60

Reliabel

Serapan Anggaran

Keterangan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Dari hasil pengujian diatas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
untuk semua variabel lebih nesar dari 0,60, maka dapat dinyatakan instrumen
tersebut reliabel.

5.1.3.

Uji Asumsi Klasik

5.1.3.1. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian
multikolineartias dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat besaran VIF
(Variance inflation factor) dan nilai tolerance. Hasil pengujian multikolinearitas
dapat dilihat pada tabel 5.7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.7
Pengujian Multikolinearitas

5,183

Coefficientsa
Standard
ized
Coefficie
nts
Std.
Beta
Error
t
3,533
1,467

sig
0,146

0,308

0,114

0,349

2,699

0,008

0,476

2,099

0,052

0,219

0,028

0,236

0,814

0,586

1,705

0,068

0,094

0,082

0,724

0,471

0,620

1,614

Komitmen Organisasi
Sisa Lebih
Perhitungan
0,714
Anggaran
(SILPA)

0,120

-0,097

-0,813

0,418

0,564

1,772

0,159

0,464

4,487

0,000

0,745

1,342

Unstandardized
Coefficients

Model

B
1 (Constant)
Regulasi
Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
Proses
Pengadaan
Barang dan Jasa

Collinearity
Statistics

Tolerance

VIF

a. Dependen variabel : Serapan Anggaran
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai VIF dari masing-masing variabel independen tidak lebih besar dari 10
dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,10.
5.1.3.2. Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dinalisis
melalui grafik dan analisis statistik.

Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Grafik

Gambar 5.1 Grafik Histogram

Gambar 5.2 Grafik Normal P-P Plot

Universitas Sumatera Utara

Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram dan
grafik normal p-pplot.Grafik histogram diatas menggambarkan pola distribusi
yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukan pada grafik normal p-p
plot,terlihat pada titik-titik yang menyebardisekitar garis diagonal dan penyebaran
mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukan model regresi tidak
menyalahi atau memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Statistik
Tabel 5.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

88
0,00000
2,65986
0,114
0,069
-0,114
1,069
0,203

Hasil uji data dengan menggunakan One Sample Kalmogorov-Smirnov
Test dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan pada
uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitaas asymp.sig (2-tailed) lebih besar
dari 0,05, maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Pada tabel diatas hasil
pengujian menunjukan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,069 dan
signifikan pada 0,203. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui
analisis statistik terbukti data residual berdistribusi normal.
5.1.3.3. Uji Heterokedastisitas

Universitas Sumatera Utara

Uji heteroskedastisitas dilakukan pada penelitian ini untuk menguji apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
yaitu dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
ZPRED

dengan

residualnya

SRESID.

Deteksi

ada

atau

tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut (Ghozali,139, 2001)
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 5.3. Grafik Scatterplot
Dari gambar diatas menunjukan penyebaran titik-titik data menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik
tidak mengumpul diatas atau dibawah dan tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
5.1.4

Pengujian Hipotesis Penelitian

Universitas Sumatera Utara

5.1.4.1. Pengujian hipotesis pertama (H1)
Pengujian hipotesis dilakukan setelah diperoleh kesimpulan dari
pengujian asumsi klasik bahwa model telah dapat digunakan untuk pengujian
hipotesis, dalam hal ini dengan analisa regresi berganda. Adapun hipotes yang
akan diuji adalah pengaruh regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses
pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi secara simultan dan parsial
terhadap serapan anggaran SKPD. Hasil pengujisn hipotesis dapat dilihat pada
Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Coefficientsa
Unstandardize
d Coefficients

Model

1

(Constant)
Regulasi Keuangan Daerah
Politik Anggaran
Proses Pengadaan Barang dan
Jasa
Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Serapan Anggaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

B
5,183
0,308
0,052

Standard
ized
Coefficie
nts
Std. Error Beta
3,533
0,114
0,349
0,219
0,028

t

Sig.

1,467
2,699
0,236

0,146
0,008
0,814

0,068

0,094

0,082

0,724

0,471

-0,097

0,120

-0,097

-0,813

0,418

Berdasarkan hasil tabel diatas, maka persamaan regresi linear untuk
penelitian ini adalah :
Y = 5,183 + 0,308X 1 + 0,052 X 2 + 0,068 X 3 – 0,097 X 4
Dari persamaan regresi linear diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Konstanta (α )
Nilai konstanta sebesar 5,183 bearti jika variabel independen dianggap nol (0)
maka nilai variabel serapan anggaran akan bertambah sebesar 5,183.
2. Regulasi keuangan daerah (X 1 ) terhadap serapan anggaran (Y)

Universitas Sumatera Utara

Nilai koefisien regulasi keuangan daerah sebesar 0,308 bearti setiap kenaikan nilai
variabel regulasi keuangan daerah sebesar satu satuan maka nilai variabel serapan
anggaran akan bertambah sebesar 0,308 dengan asumsi variabel independen yang
lain dalam model regresi adalah tetap.
3. Politik anggaran (X 2 ) terhadap serapan anggaran (Y)
Nilai koefisien Politik anggaran sebesar 0,052 bearti setiap kenaikan nilai variabel
politik anggaran sebesar satu satuan maka nilai variabel serapan anggaran akan
bertambah sebesar 0,052 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
4. Proses pengadaan barang dan jasa (X 3 ) terhadap serapan anggaran (Y)
Nilai koefisien Proses pengadaan barang dan jasa sebesar 0,068 bearti setiap
kenaikan nilai variabel Proses pengadaan barang dan jasa sebesar satu satuan
maka nilai variabel serapan anggaran akan bertambah sebesar 0,052 dengan
asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
5. Komitmen organisasi (X 4 ) terhadap serapan anggaran (Y)
Nilai koefisien Komitmen organisasi sebesar -0,097 bearti setiap penurunan nilai
variabel Komitmen organisasi sebesar satu satuan maka nilai variabel serapan
anggaran akan menurun sebesar -0,097 dengan asumsi variabel independen yang
lain dalam model regresi adalah tetap.
Berdasarkan persamaan diatas dilaksanakan, uji signifikansi simultan (uji
F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t), uji koefisien
determinasi (Adjusted R2).
1. Uji Statistik F

Universitas Sumatera Utara

Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan
komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPD. Hasil uji Statistik F dapat
dilihat pada tabel dibawah ini dari hasil pengolahan data melalui SPSS.

Tabel 5.10
Uji Statistik F

Pada tabel 5.10 diatas dapat dilihat besaran nilai F hitung 8,654 lebih
besar dari nilai F tabel 2,71 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
dari α = 0,05 maka menerima H1. Sehingga dapat disimpulkan secara simultan
variabel regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan
jasa dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap serapan anggaran
SKPD.
2. Uji Statistik t
Uji Statistik t dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 5.11
Tabel 5.11
Uji Statistik t

Universitas Sumatera Utara

Coefficientsa
Unstandardize
d Coefficients

Model

1

(Constant)
Regulasi Keuangan Daerah
Politik Anggaran
Proses Pengadaan Barang dan
Jasa
Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Serapan Anggaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

B
5,183
0,308
0,052

Standard
ized
Coefficie
nts
Std. Error Beta
3,533
0,114
0,349
0,219
0,028

t

Sig.

1,467
2,699
0,236

0,146
0,008
0,814

0,068

0,094

0,082

0,724

0,471

-0,097

0,120

-0,097

-0,813

0,418

Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan nilai signifikansi t
pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.11 maka secara
parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dilihat sebagai berikut.
1. Variabel regulasi keuangan daerah (X 1 ) memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,008 < 0.05 dan nilai t hitung 2,699 > t tabel 1,987 dan koefisien regresi
bernilai positif maka menerima H1, sehingga dapat disimpulkan variabel
regulasi keuangan daerah berpengaruh positif signifikansi terhadap variabel
serapan anggaran SKPD.
2. Variabel politik anggaran (X 2 ) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,814 >
0.05 artinya berbengaruh tidak signifikan dan nilai t hitung 0,236 < t tabel
1,987 artinya tidak perpengaruh dan koefisien regresi bernilai positif maka
tidak dapat menerima H1, sehingga dapat disimpulkan variabel politik
anggaran tidak berpengaruh terhadap variabel serapan anggaran SKPD.
3. Variabel proses pengadaan barang dan jasa (X 3 ) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,471 > 0.05 artinya berbengaruh tidak signifikan dan nilai t hitung
0,724 < t tabel 1,987 artinya tidak perpengaruh dan koefisien regresi bernilai

Universitas Sumatera Utara

positif maka tidak dapat menerima H1, sehingga dapat disimpulkan variabel
proses pengadaan barang dan jasa tidak berpengaruh terhadap variabel serapan
anggaran SKPD.
4. Variabel komitmen organisasi (X 4 ) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,418
> 0.05 artinya berbengaruh tidak signifikan dan nilai t hitung -0,813 < t tabel
1,987 artinya tidak perpengaruh dan koefisien regresi bernilai negatif maka
tidak dapat menerima H1, sehingga dapat disimpulkan variabel komitmen
organnisasi tidak berpengaruh terhadap variabel serapan anggaran SKPD.

3. Uji koefisein determinasi (Adjusted R2)
Untuk

mengetahui

seberapa

besar

variabel

serapan

anggaran

mempengaruhi regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang dan jasa dan komitmen organisasi dapat dilihat pada Tabel 5.9 dibawah
ini.
Tabel 5.9
Uji koefisein determinasi (Adjusted R2)

Model

R

Model Summary
Std. Error
Adjusted
R Square
of the
R Square
Estimate

0,588
0,345
0,306
2,740
1
a. Predictors: (Constant), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Regulasi
Keuangan Daerah, Politik Anggaran, Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Komitmen
Organisasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Dari tabel diatas diketahui nilai R2 sebesar 0,345 hal ini menunjukan
variabel regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan
jasa dan komitmen organisasi sebagai variabel independen memiliki hubungan

Universitas Sumatera Utara

yang kuat sebesar 34,5 % dengan variabel serapan anggaran sebagai variabel
dependen. Nilai adjusted R2 sebesar 0,306 yang mengindikasikan bahwa 30,6%
variabel dependen (serapan anggaran ) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu
regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan
komitmen organisasi, sedangkan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel
lain diluar model penelitian ini.
5.1.4.2 Pengujian Hipotesis kedua
Pengujian hipotesis kedua menggunakan analisis linear berganda dengan
uji residual. Penggunaan variabel moderating ini dimaksud untuk membuktikan
hipotesis kedua bahwa variabel silpa dapat memoderasi hubungan antara variabel
regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan
komitmen organisasi dengan variabel serapan anggaran SKPD. Hasil persamaan
residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12
Hasil Pengujian Regresi Hipotesis kedua
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Model
t
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
10,171
2,167
4,694
1
(Constant)
-0,139
0,077
-0,242 -1,794
Regulasi Keuangan Daerah
-0,402
0,145
-0,329 -2,778
Politik Anggaran
Proses Pengadaan Barang
0,196
0,061
0,366 3,226
dan Jasa
0,277
0,077
0,422 3,594
Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Sig.
0,000
0,076
0,007
0,002
0,001

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan hasil uji residual sebagai
berikut:
Z = 10,170 - 0,138X 1 – 0,401X 2 + 0,196 X 3 +0,27X 4 ......................................(1)

Universitas Sumatera Utara

Model persamaan hipotesis kedua diatas bertujuam umtuk mendapatkan nilai
residual dari variabel moderating. Nilai residual dari model (1) digunakan sebagai
variabel independen pada model (2). Hasil yang diperoleh dari uji model (2) akan
disimpulkan apakah variabel silpa bisa dikatakan moderating atau tidak. Sebuah
variabel bisa dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai signifikan lebih
kecil dari nilai α = 0,05 dan memiliki nilai koefisien yang negatif.
Tabel 5.13
Hasil uji Residual
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
5,208
1,344
1
(Constant)
0,298
0,062
0,458
Serapan Anggaran
a. Dependent Variable: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Sumber : Hasil Penelitian,

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi SAP Berbasis Akrual Dengan Komitmen SKPD Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 48

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Dengan Perubahan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten Kota di Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 40

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 1 12

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 0 20

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 1 3

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Skpd Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2015 Dengan Silpa Sebagai Variabel Moderating

0 0 19

Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan anggaran pemerintah daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan waktu penetapan anggaran sebagai variabel moderating Chapter III VI

0 0 49

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 44