Kajian Kualitas Keluarga Menggunakan Multidimensi Johnson Et Al (1996) Terhadap Petani Sawah-Ladang di Lahan Daratan Dan Petani Pekebun Di Lahan Dataran Tinggi di Propinsi Sumatera Utara

KODE/ NAMA RUMPUN ILMU: 612/SOSIOLOGI

USUL PENELITIAN FUNDAMENTAL

KAJIAN KUALITAS KELUARGA
MENGGUNAKAN MULTIDIMENSI JOHNSON et al (1996)
TERHADAP PETANI SAWAH-LADANG DI LAHAN DARATAN DAN
PETANI PEKEBUN DI LAHAN DATARAN TINGGI
DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TIM PENGUSUL

Ketua peneliti
NIDN
Anggota Peneliti
NIDN

: Prof. Rizabuana Ismail, PhD
: 0029096103
: Dr. Iskandar Zulkarnain, MSi
: 0003096603


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
i

ii

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan mengkaji tahap kualitas keluarga petani. Kualitas keluarga
petani ini diukur melalui lima dimensi kualitas perkawinan yaitu kebahagiaan dalam perkawinan,
interaksi dalam perkawinan, masalah dalam perkawinan, ketidaksefahaman dalam perkawinan dan
kecenderungan untuk bercerai. Persoalan yang akan dikaji adalah: hubungan kesignifikanan antara
karakteristik responden dengan kualitas perkawinan, hubungan kesignifikanan dan perbedaan
diantara setiap dimensi kualitas keluarga.
Sebanyak 300 orang petani padi sawah ladang di dataran rendah untuk penelitian tahap pertama dan
petani pekebun di lahan dataran tinggi Provinsi Sumatera Utara untuk penelitian tahap kedua, telah
dipilih sebagai responden dengan menggunakan model penentuan secara acak. Data dikumpulkan

melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisa mengunakan Paket Statistik untuk
Ilmu-Ilmu Sosial (SPSS). Hubungan korelasi diantara variabel diuraikan secara deskriptif.
Sedangkan penganalisaan dalam bentuk inferensi menggunakan korelasi, uji t, Anova searah dan chi
kuadrat.
Kata kunci: kualitas keluarga, dimensi perkawinan dan kebahagiaan dalam perkawinan

ABSTRACT

This research will conduct with an objective to identify the level of peasant family quality. The
peasant family quality can be measured through the five dimensions, wich are: marital happiness,
marital interaction, marital problems, marital disagreement and divorce proneness. The purpose into
that research is a significant between respondent characteristic with marital quality and differences
between each dimension marital quality.
There is totally of 300 of peasant serve as respondent for this research. The rice cultivation peasant
who works in ground land serve as respondent for the the first phase and second phase is respondemt
by field peasant who works on the highland. They all are comes from North Sumatera. Random
models is used in this research. Completion of the data will be collected by respondent wich using
questioner and processed by Statistical Packege for Social Science (SPSS) scheme .
Key words: marital quality, marital dimension and marital happines


iii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
ABSTRAK ................................................................................................................................................................... II
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ IV
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH .............................................................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................................... 2
1.3. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................................................................ 3
1.4. KONTRIBUSI PENELITIAN ..................................................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................... 4
2.1. TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)................................................................................ 4
2.2. KERANGKA KONSEP KUALITAS KELUARGA........................................................................................................ 6
2.3 STUDI TERDAHULU ............................................................................................................................................... 8
2.4. HIPOTESIS ............................................................................................................................................................ 9
BAB 3 METODE PENELITIAN ...............................................................................................................................10
3.1 RANCANGAN PENELITIAN ................................................................................................................................... 10
3.2. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ................................................................................. 10
3.3. VARIABEL PENELITIAN ...................................................................................................................................... 10

3.4. METODE DAN TEKNIK ANALISA PENELITIAN .................................................................................................... 11
3.5. KETERBATASAN PENELITIAN ............................................................................................................................. 12
3.6 MATRIKS ROAD MAP PENELITIAN ............................................................................................................ 12
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .......................................................................................................14
4.1. ANGGARAN BIAYA ............................................................................................................................................ 14
4.2. JADWAL PENELITIAN ......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................15
LAMPIRAN ...............................................................................................................................................................17

iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Kajian ini bertitik tolak dari data empiris mengenai penduduk di Indonesia. Keluarga,
perkawinan dan penduduk yang merupakan subjek bagi analisa demografi, telah menunjukkan
perubahan angka yang sangat menakjubkan. Angka rata-rata perceraian telah menurun secara drastis
pada dekade ini bila dibandingkan dengan negara-negara barat yang menunjukkan tren peningkataan
dari tahun ke tahun. Sedangkan angka usia awal perkawinan pada pria dan wanita remaja juga telah
berubah dengan menunjukkan peningkatan usia awal perkawinan.Walaupun telah meningkat cukup
signifikan, namun di segi lainnya angka ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan angka usia

awal perkawinan di negara-negara tetangga seperti: Philipina dan Thailand (Palmore dan
Singarimbun, 1992; United Nation, 1996).
Penurunan angka perceraian merupakan suatu hal dramatis dari kacamata barat, tetapi kasus
ini memang terjadi di dua negara yaitu Indonesia dan Taiwan (Guest, 1992; Jones, 1994, 1997;
Thorton & Lin, 1994). Data perceraian yang ditunjukkan adalah pada pertengahan tahun 1950 an,
dari setiap 1.000 penduduk jumlah kasusu perceraian adalah 25 orang, menurun pada pertengahan
tahun 1960 an menjadi 17.7 orang dan kasus perceraian terendah didapati di Aceh yaitu mendekati
4.2 orang (Jones, 1997).
Tabel 1. Median Umur Awal Perkawinan dan Tingkat pendidikan Kaum Wanita Indonesia

Negara dan
Tahun Kajian

Median Umur
Awal
Perkawinan

% Wanita Yang
Berkawin Pada
Umur 20 Tahun


% Wanita Yang
Berkawin Pada Umur
20-24 Tahun Yang
mendapat Pendidikan

Level
Minimum
Usia Awal
Perkawinan

20-24

45-49

20-24

45-49

20


L

P

Indonesia, 1991

19.8

16.9

51

76

18

58

16


19

Philipine, 1993

21.8

21.1

29

40

61

84

18

20


Thailand, 1987

21.0

189.5

37

55

14

32

17

17

Sumber: Demography and Health Survey, United Nation 1996

Sedangkan tentang awal mula perkawinan pada pasangan muda, menyatakan bahwa rata-rata
median umur perkawinan responden yang berumur 20-24 tahun adalah 19.8 tahun. Sedangkan pada
1

responden yang berumur 40-49 tahun adalah 16.9 tahun. Dari angka ini dapat dianalisa bahwa
selama 25 tahun telah terjadi peningkatan kesadaran terhadap umur awal perkawinan yaitu sebesar
2.7 tahun seperti ditunjukkan pada tabel. Dua keadaan di atasn dengan masa rentang waktu yang
cukup jauh menjadi perhatian untuk kajian ini, untuk menilai kemabali bagaimana kualitas keluarga
mereka dalam kehidupannya terutama bagi keluarga yang mempertahankan keluarganya sehingga
tidak terjadi perceraian ataupun yang memulai perkawinannya pada usia muda.
1.2. Rumusan Masalah
Secara logis, dari kedua isu kependudukan di atas akan menimbulkan pertanyaan lanjutan, apa
sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Walaupun banyak para ahli telah mencari
jawaban dan mengkaji latar belakang penyebab timbulnya angka-angka tersebut, namun terlintas
berbagai pertanyaan di fikiran orang awam, apakah setelah menurunnya angka perceraian tersebut
mereka akan berkawin kembali (remarriage), akan bahagiakah mereka dan bagaimana tingkatan
kebahagiaan mereka. Selain itu, apakah setelah angka median awal perkawinan semakin meningkat
berarti perkawinan mereka akan semakin bahagia dan bagaimana tingkat kepuasan dalan kehidupan
berkeluarganya. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul akibat pengaruh kedua isu-isu di atas adalah
variasi dan dimensi dalam kajian tentang perkawinan dan keluarga, yang hanya dapat difahami

dengan menggunakan konsep kualitas keluarga dalam perkawinannya (marital quality).
Persoalan utama penelitian ini dimulai dari sebuah pertanyan yaitu mengenai persoalan
keluarga, terutama mengenai kualitas perkawinan antara pasangan suami isteri yang memiliki
matapencaharian sebagai petani baik sebagai petani sawah atau ladang di daerah dataran rendah
maupun petani di daerah dataran tinggi . Secara rinci, masalah penelitian ini dirumuskan sbb:
1. Terdapatkah hubungan yang signifikan di antara karakteristik responden petani dengan dimensi
kualitas kerluarga dari pasangan suami ataupun istri petani.
2. Terdapatkah hubungan yang signifikan bagi setiap konponen dimensi kualitas kerluarga dari
pasangan suami ataupun istri petani.
3. Bagaimana tingkat perbedaan kualitas keluarga diantara masyarakat yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani sawah atau ladang di daerah dataran rendah dengan petani pekebun di
daerah dataran tinggi .
4. Dibahagian manakah dari dimensi-dimensi kualitas keluarga yang menunjukkan unsur kekuatan
dan kelemahan dari masing-masing keluarga petani?
2

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk memahami dan menjelaskan fenomena
melalui suatu analisis. Sejalan dengan pemikiran tersebut dan masalah di atas, tujuan penelitian ini
secara umum adalah untuk menguji dan menganalisis hubungan signifikansi antara karakteristik
responden dengan berbagai dimensi kualitas keluarga pada masyarakat tani. Tujuan penelitian ini
dirinci sebagai berikut:
1. Menganalisis dan menguji hubungan yang signifikan diantara karakteristik responden petani
dengan dimensi kualitas kerluarga dari pasangan suami ataupun istri petani baik sebagai petani di
dataran rendah maupun petani di dataran tinggi.
2. Menganalisis dan menguji hubungan yang signifikan bagi setiap komponen pada berbagai
dimensi kualitas kerluarga dari pasangan suami ataupun istri petani.
3. Menganalisis dan menguji tingkat perbedaan kualitas keluarga diantara masyarakat yang memiliki
mata pencaharian sebagai petani sawah atau ladang di daerah dataran rendah dengan petani
pekebun di daerah dataran tinggi .
4. Menganalisis dan menguji pada setiap item dari unsur-unsur dimensi kualitas keluarga sehingga
dapat diketahui suatu unsur yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing keluarga
petani yang berpengaruh terhadap kualitas keluarga petani.
1.4. Kontribusi Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan peneliti lanjutan
1.4.1. Kontribusi Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
a. Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang teori pertukaran sosial (social exchange) yang digunakan untuk melihat
kualitas keluarga pada masyarakat pedesaan di negara dunia ketiga
b. Instrument yang digunakan pada penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk
mengukur berbagai komponen masyarakat Indonesia yang memiliki karakteristik yang
sangat variatif.
c. Memberikan relevansi dari teori-teori barat terhadap kondisi di Indonesia sehingga
memperkaya kajian-kajian teori keluarga yang ada di Indonesia.

3

1.4.2. Kontibusi Bagi Para Peneliti Lanjutan

a. Sebagai referensi, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kualitas keluarga.
Melalui kajian ini dapat dilihat bagaimana masyarakat pedesaan juga menghadapi
masalah kualitas keluarga. Bukan hanya masalah penduduk perkotaan yang
dikategorikan sebagai golongan masyarakat modern.
b. Sebagai referensi, bahwa instrumen yang digunakan ini dapat dikembangkan dan
diujicoba pada berbagai masyarakat lainnya. Sehingga instrument ini dapat dilakukan
secara praktis. Individu dalam sebuah rumah tangga baik seorang suami ataupun
seorang istri dapat mengukur sendiri bagaimana kualitas keluarga mereka, bagaimana
harus membina dan menghadapi perubahan yang terjadi pada keluarganya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)
Teori pertukaran sosial adalah salah satu perspektif yang digunakan untuk memahami
kualitas keluarga melalui kualitas perkawinan keluarga. Pada awalnya, teori ini dijadikan kerangka
konseptual utama untuk menjelaskan proses interaksi sosial yang terjadi secara diadik dianatar
kelompok-kelompok kecil yang saling berhubungan (Blau, 1964: Homans, 1961, 1967; Thibaut and
Kelley, 1959). Namun, barulah Levinger (1965,1976) menggunakan konsep ini pertama kali untuk
melihat pertukaran sosial dalam keluarga. Ia menerangkan keberhasilan ataupun kegagalan sebuah
perkawinan sangat tergantung pada pertimbangan seorang individu, terutamanya disebabkan: a).
kewujudan hubungan daya tarik diantara pasangan maupun berbagai aspek yang saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, seperti: keamanan secara emosional, kepuasan dalam
hubungan seksual dan peningkatan status sosial. b).Adanya penghalang yang tidak mudah
memutuskan hubungan pada kedua belah pihak seperti: batasan agama, sosial ataupun kerugiaan
secara finansial. c). Timbulnya faktor eksternal yang lebih menarik sehingga mengganggu hubungan
harmonis pasangan seperti: meninggalkan pasangan untuk memtuskan hubungan dan menemui orang
lain yang dianggap lebih menarik. Dengan kata lain, perspektif ini mengemukakan bahwa
berakhirnya sebuah perkawinan apabila daya tarik semakin berkurang, lemahnya faktor penghalang
yang dapat membatasi hasrat untuk berpisah dan kehilangan daya tarik yang mengikat untuk
meneruskan perkawinan.

4

Secara umum, teori pertukaran sosial membahas tentang pasangan yang telah berkawin,
berusaha untuk memaksimumkan keuntungan kepada dirinya dan menghindarkan biaya kerugian
dalam perkawinannya. Individu mendapatkan kepuasan dalam perkawinannya, apabila berhasil
mendapatkan keuntungan dibandingkan biaya kerugiannya.Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa
individu yang dapat memberikan bonus keuntungan kepada pasangannya pasti telah memperoleh
keuntungan untuk dirinya terlebih dahulu. Berarti, jika pertukaran sosial secara resiprositas telah
terjadi, maka interaksi diantara kedua pasangan ini dapat diteruskan. Namun r (1979, 1982) untuk
melihat hubungan sebaliknya, apabila resiprositas tidak tercapai maka interaksi diantara kedua
pasangan ini akan berakhir.
Pada dekade kebelakangan ini, teori pertukaran sosial semakin digunakan oleh ahli sosiologi
keluarga dalam percobaan untuk menjelaskan proses memilih pasangan untuk berkawin (McCall,
1966; dan Murstein 1973), mengkaji hubungan stabilitas dalam perkawinan (McDonald, 1981),
penyiksaan dalam keluarga atau KDRT (Goode, 1971). Ide ini juga digunakan oleh Lewis dan
Spanier (1979, 1982) untuk melihat hubungan keterkaitan antara kepuasan dalam perkawinan dengan
stabilitas keluarga. Walaupun beberapa peneliti menemui beberapa kekuatan dan kelemahan dalam
teori ini apabila digunakan untuk melihat dimensi kualitas keluarga, tetapi teori ini masih relevan
untuk dijadikan kerangka berfikir untuk memahami masalah ini, Sebagai kekuatan, pertukaran sosial
dalam perkawinan dapat dijadikan konsep daya tarik (concept of attraction) sebagai variable mikro
dan konsep penghalang (concept of barriers) di tingkat makro. Pada tingkat mikro, beberapa variable
digunakan untuk seperti persepsi tentang persahabatan, demografi dan status pekerjaan. Sedangkan
pada tingkat makro, variable yang dapat menghalangi perceraian, antara lain norma pada masyarakat
maupun perasaan tanggung jawab terhadap pasangan. Sedangkan yang dianggap kelemahan antara
lain: menyatakan bahwa hubungan cinta pada dasarnya tidak dapat disamakan dengan hubungan
pertukaran (Boulding, 1974). Hubungan percintaan dapat mengubah mindset pasangannya, dari
konsep ’kau’ dan ‘aku’ menjadi ‘kita’. Menurutnya juga, pasangan tersebut harus dapat menjadi ‘ the
individual comes to identify his own desire with those to another’ bukan menyebutkan ‘I will do
something good for you if you will do something good for me’.Oleh karena itu, pertukaran sosial
dalam perkawinan tidak hanya didasarkan kepada keuntungan ataupun kerugian semata. Foa dan Foa
(2004) menyebutkan keuntungan dan kerugian dalam hubungan seksual diantara suami dan istri
sangat sukar untuk dihitung. Pada satu pihak, ia hanya perlu mengeluarkan biaya yang kecil tetapi
memberikan kenikmatan yang besar bagi dirinya. Sedangkan bagi pihak lainnya merupakan suatu
5

kewajiban. Padahal, hubungan ini dapat berupa aktivitas yang saling melengkapi dan mempeerat
hubungan diantara kedua pasangan.
2.2. Kerangka Konsep Kualitas Keluarga
Walaupun telah terjadi perdebatan panjang terhadap konsep kualitas keluarga, namun pada
akhirnya beberapa peneliti telah sepakat untuk menggunakan analisa kualitas suatu perkawinan
dengan pendekatan dimensi kualitas perkawinan sebagai suatu instrumen untuk mengukur kualitas
sebuah keluarga. Oleh Johnson, Amoloza dan Booth (1996) dimensi ini dikelompokkan menjadi 2
bahagian, yaitu: kelompok yang menilai hubungan dalam perkawinan secara individu disebut
dengan: dimensi kebahagiaan dalam keluarga (marital happiness dimension). Sedangkan kelompok
lainnya, yang menggambarkan hubungan-hubungan yang menentukan kepada kualitas perkawinan,
harus dilihat dari empat dimensi lainnya yaitu: dimensi hubungan interaksi dalam perkawinan
(marital interaction dimension), dimensi ketidaksefahaman dalam perkawinan (marital disagreement
dimension), dimensi masalah-masalah yang muncul di dalam perkawinan (marital problems
dimension) dan dimensi kecenderungan untuk bercerai (divorce proneness dimension). Untuk
memahami kelima dimensi kualitas keluarga dalam kajian ini adalah:
1. Dimensi Kebahagian Dalam Perkawinan (Marital Happines).
Dimensi ini digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan seorang individu dalam
perkawinannya.Kebahagiaan suatu perkawinan bagi seorang individu berbeda dengan individu
lainnya. Oleh karena dimensi ini lebih bersifat subjektif, komponen yang digunakan untuk mengukur
tingkat kepuasan dan kebahagian perkawinan dari seorang individu dibatasi kepada beberapa
perspektif berikut: a). Perasaan bahagia yang bersifat umum tentang perkawinannya. Item yang
digunakan pada komponen ini adalah kebahagiaan yang telah dirasakannya selama perkawinannya,
terutama bila dibandingkan pada 3 tahun kebelakangan ini. Kebahagiaan dalam perkawinan ini juga
diukur dari segi kekuatan cinta dan kasih sayang terhadap pasangannya. Pengukuran yang digunakan
untuk melihat kebahagiaan dari pasangan ini antara lain adalah komitmen terhadap peranan masingmasing suami dan isteri, persetujuan kepada perubahan peranan yang dilakukan oleh salah satu
pasangan tetapi disetujui oleh pasangan lainnya dan adaptasi terhadap perubahan suasana sekitarnya
dan peranan pasangan masing-masing. b). Perasaan bahagia terhadap aspek yang bersifat spesifik.
Item yang digunakan untuk mengukur kepuasan terhadap pasangannya antara lain diukur melalui
hal-hal yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama, tindakan yang menimbulkan cinta dan
6

kasih sayang, berusaha mencari kesamaan terhadap sesuatu yang berbeda, kepuasan dalam hubungan
seksual dengan pasangannya, kesetiaan terhadap pasangan dan melakukan sesuatu untuk melayani
pasangannya.
2. Dimensi Interaksi Dalam Perkawinan (Marital Interaction).
Bentuk interaksi yang dilakukan oleh pasangan suami istri pada dimensi ini dibatasi pada
kerjasama antara keduanya dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi yang dilakukan menunjukkan
wujudnya ‘komunikasi’

terbuka antara suami istri, ada tanggung jawab untuk terus menjaga

kebersamaan mereka, menjaga keseimbangan untuk saling tergantung kepada pasangannya,
kesetaraan terhadap kemampuan bersama dan menghargai pasangan. Kehidupan bersama sepanjang
hari ini diwujudkan pada lima item yaitu makan bersama dengan pasangannya, berbelanja bersama,
mengunjungi teman ataupun sanak saudara bersama, melakukan pekerjaan di rumah di dalam
ataupun di sekitar rumah secara bersama, pergi berjalan-jalan baik untuk rekreasi ataupun sekedar
melepaskan lelah secara bersama. Dengan kata lain, interaksi dilakukan dalam bentuk aktivitas
bersama seharian pada pasangan suami isteri.
3. Dimensi Ketidak-sefahaman Dalam Perkawinan (Maritas Disagreement)
Dimensi ini digunakan untuk melihat ketidak-sefahaman ataupun ketidaksesuaian diantara
pasangan suami istri terhadap berbagai kesepakatan yang telah mereka nyatakan pada awal
perkawinannya.Ada ketidaksesuaian terhadap tujuan masing-masing pasangan secara individu
ataupun menghadapi berbagai persoalan lainnya yang membuat mereka tidak sepakat. Pengukuran
dilakukan bukan terhadap sumber ketidaksesuaian atau ketidaksefahaman tersebut, melainkan
dengan melihat apa yang dilakukan akibat ketidaksesuaian ataupun ketidaksefahaman diantara
mereka itu.
4. Dimensi Masalah Dalam Perkawinan (Marital Problems)

Dimensi ini digunakan untuk melihat pasangan suami istri mengatasi berbagai masalah dalam
perkawinannya, antara lain: a). menghadapi sikap mudah marah dari salah satu pasangan, perasaan
sensitive dan mudah tersinggung, terlalu mudah cemduru, tertutup dan tidak ingin bertegur sapa
dengan orang lain. b). Terjadinya masalah perselingkuhan diantara suami ataupun istri, baik dalam
bentuk hubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangannya yang sah ataupun memiliki
hubungan percintaan dengan oranng lain. c). Persoalan seringnya salah satu pasangan ataupun keduaduanya selalu berada di luar rumah sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berinteraksi
7

dengan keluarga. d). Persoalam keuangan rumah tangga sehingga ada pasangan yang dianggap
terlalu boros berbelanja, tidak terbuka dalam penggunaan uang untuk keluarga, ada pasangan yang
terlibat dengan perjudian, minuman keras, tindakan kejahatan dan pelanggaran hukum.
5. Dimensi Kecenderungan Untuk Bercerai (Divorce Pronenes).
Dimensi ini ditandai dengan bentuk kecenderungan yang dimiliki oleh salah seorang dari
pasangan suami istri sebagai suatu sikap, jalan keluar ataupun pengambilan keputusan terakhir yaitu
bercerai dengan pasangannya.Bentuk kecenderungan untuk bercerai ini termasuk di dalamnya
komponen kognitif dan komponen tindakan. Kecenderungan tersebut, antara lain: a). Apabila salah
satu pasangan suali istri mempunyai fikiran bahwa perkawinan ini hanyalah membawa berbagai
masalah seperti masalah keluarga, anak-anak, rumah tangga, keuangan, kebebasan dan
pengungkungan terhadap kebebasannya. b). Apabila salah satu pasangan mempunyai fikiran bahwa
jalan keluar dari masalah perkawinan iniini adalah perceraian. c). Apabila salah satu pasangan telah
menyatakan kepada teman terdekatnya, bahkan kepada pasnangannya untuk bercerai. d). Telah
melakukan pembicaraan awal dengan penasehat perkawinan, psikolog masalah keluarga, pengacara,
pengadilan agama ataupun menyebut perkataan’seandainya kita bercerai’ kepada pasangannya.
2.3 Studi Terdahulu
Penelitian terdahulu yang memfokuskan perhatiannya kepada dimensi kualitas keluatga telah
dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya berkaitan dengan pengaruh ekonomi terhadap perilaku
suami istri, ketaatan beribadat dan pengaruhnya terhadap kualitas rumah tangga dan hubungan
gender dengan kualitas rumah tangga.Penelitian yang dilakukan ini dikaukan pada masyarakat barat
dengan setting yang berbeda dengan masyarakat tani di negara-negara dunia ketiga.
Conger, Elder, Lorenz, Simons, Whitbeck, Huck dan Melby (1990) membahas kualitas
keluarga diantara pasangan suami istri dengan tingkat perasaan kepuasan dan kebahagiaan yang
diperoleh apabila berhadapan dengan kesulitan ekonomi yang parah. Kajian awal menemukan bahwa
kesulitan ekonomi dalam keluarga dapat menimbulkan berbagai resiko, diantaranya adalah
berakhirnya sebuah perkawinan, keluarga yang terpecah belah, terjadinya kekerasan secara fisik pada
anggota keluarga dan terabaikannya perhatian terhadap anak-anak.Namun demikian, interaksi di
antara pasangan menambah pertentangan dan mengurangi kemesraan hubungan suami istri hanya
didapati pada suami. Sedangkan pada istri, kesulitan ekonomi tidak memberi pengaruh kepada
perasaannya. Secara tidak langsung situasi ini menggambarkan bahwa penurunan kualitas
8

perkawinan keluarga disebabkan oleh tingkah laku suami. Booth, Johnson, Branaman dan sica
(1995), melihat bahwa ketaatan sebuah keluarga sebagai penganut suatu agama berpengaruh
terhadap kualitas keluarga. Dari penelitian mereka diperoleh bukti bahwa apabila terjadi perubahan
dalam memahami dan melaksanakan ibadah keagamaan, maka terjadi perubahan pada dimensi
kualitas keluarga yaitu dimensi kecenderungan untuk bercerai (divorce proneness). Apabila
seseorang itu bersifat religious (seperti: kehadiran ketempat ibadah, melaksanakan ibadah dirumah
keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan, rajin membaca kitab suci, dan mempengaruhi dalam
kehidupan sehari-harinya) menunjukan pengaruh yang signifikan dengan kualitas keluarga. Pasangan
ini cenderung untuk tidak berfikir tentang perceraian dan membicarakannya tentang kemungkinan
bercerai dengan orang lain. Semakin aktif seseorang melaksanakan aktifitas keagamaannya maka
hubungan antara suami istri (marital relation) juga semakin meningkat.Mereka juga mengurangi
kecenderungan untuk bertengkar dan menghindari berbagai masalah yang dapat menyebabkan
terjadinya pertengkaran atau membuat masalah yang menuju kepada perceraian.
Kajian aspek gender yang dilakukan, umumnya membahas bagaimana pengaruh hubungan
kekeluargaan apabila seorang istri bekerja, berpendapatan lebih tinggi dari suami dan pembahagian
kerja dalam rumah tangga. Amato dan Booth (1995) melihat perubahan sikap terhadap peranan
gender dari pasangan suami istri dengan membagikan sikap secara tradisional dan sikap non
tradisional dari sebuah keluarga. Sikap tradisional digambarkan dengan terjadinya pembagian secara
dikotomis diantara suami sebagai satu-satunya kepala keluarga pencari nafkah dengan istri sebagai
ibu rumah tangga sepenuh waktu yang tidak menghasilkan pendapatan.Sedangkan sikap non
tradisional digambarkan sebagai sebuah keluarga dimana suami dan istri telah mempunyai peranan
bersama dan hubungan keduanya bersifat egalitarian.Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai kualitas keluarga para istri lebih berkeinginan untuk bersikap non tradisional dalam
mengurus kehidupan rumah tangganya dan para suami lebih berkeinginan mempunyai sikap
tradisional dibandingkan pasangannya.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka konseptual penelitian dan studi terdahulu yang
berhubungan dengan variabel penelitian ini, maka disusun beberapa hipotesis sebagai berikut:
1.

Adakah

hubungan yang signifikan diantara karakteristik responden petani dengan dimensi

kualitas kerluarga dari pasangan suami ataupun istri petani.
9

2. Adakah hubungan yang signifikan bagi setiap komponen pada berbagai dimensi kualitas keluarga
dari pasangan suami ataupun istri petani.
3. Adakah tingkat perbedaan pada setiap komponen dimensi kualitas keluarga dari pasangan suami
ataupun istri petani sehingga dapat diketahui suatu unsur yang menjadi kekuatan dan kelemahan
yang berpengaruh terhadap kualitas keluarga petani.

BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa kualitas keluarga menggunakan
dyadic Adjustment Scale dari Johnson melalu dimensi kualitas perkawinan pada petani sawah ladang
di lahan dataran rendah. Rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian
berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variable melalui
pengujian hipotesis.
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah para keluarga petani sawah ataupun ladang yang tinggal
di kawasan dataran rendah pantai timur Provinsi Sumatera Utara yaitu: di sekitar kabupaten Serdang
Bedagai, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang. Besaran sampel disesuaikan dengan
rekomendasi instrument analisis SPSS 16, minimal sebesar 100 individu dari salah satu pasangan
petani yaitu suami ataupun istri saja untuk setiap kawasan. Individu yang menjadi unit penting dalam
penelitian ini juga dilihat dalam konteks hubungan peran yang dimainkan dengan anggota keluarga
lainnya dalam rumah tangganya, seperti: dengan istri ataupun suami, anak-anak, saudara lain yang
tinggal dalam satu rumah ataupun berjauhan, tetangga maupun teman sejawat lainnya. Pada
umumnya, keterangan yang diperlukan mengenai anggota keluarga dalam rumah tangga petani
selalunya didapatkan melalui kepala rumah tangga. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
random dengan teknik proporsional cluster sampling
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam melihat kualitas keluarga petani terdiri dari karakteristik responden
dan dimensi kualitas perkawinan petani.

10

KARAKTERISTIK
RESPONDEN PETANI

Umur
Jenis Kelamin
Umur Awal Berkawin
Lama Perkawinan
Pendapatan Bulanan

DIMENSI KUALITAS
PERKAWINAN

Kebahagiaan Dalam Perkawinan
Interaksi Dalam Perkawinan
Masalah Dalam Perkawinan
Ketidaksefahaman Dalam Perkawinan
Kecenderungan Untuk Bercerai

Jumlah Anak

Definisi operasional variabel penelitian dilakukasn untuk menjawab persoalan kualitas
keluarga di atas, dengan menjelaskan beberapa nkonsep di bawah ini:
a.

Dimensi kualitas Perkawinan. Kelima kualitas dalam perkawinan yaitu: Kebahagiaan Dalam
Perkawinan, Interaksi Dalam Perkawinan, Masalah Dalam Perkawinan, Ketidaksefahaman
Dalam Perkawinan dan Kecenderungan Untuk Bercerai digunakan untuk menentukan kualitas
keluarga petani. Kelima dimensi ini diukur mnggunakan skala multidimensional Johson et al
(1986) dan setiap dimensi diukur dengan item yang berbeda-beda dalam menentukan kualitas
keluarga.

b.

Karakteristik Responden. Enam komponen karakteristik responden petani di atas diperkirakan
mempunyai peranan dalam mempengaruhi kualitas perkawinan seorang individu, Karakteristik
pendidikan dan sukubangsa seorang petani diabaikan, karena petani memiliki karakteristik
yang berbeda diantara petani di dataran rendah dan petani di dataran tinggi (Gertz, 1967).

3.4. Metode dan Teknik Analisa Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain
eksplanatori yang digunakan untuk menjelaskan hasil analisa dari gambaran kehidupan kekeluargaan
pada keluarga petani dan metode kuantitatif untuk mengukur kekuatan hubungan atau perbedaan
setiap dimensi perkawinan. Teknik analisa data untuk menjawab masalah penelitian dan menguji
hipotesis penelitian menggunakan bentuk statistik deskriptif dan tabel frekuensi, analisa korelasi,
analisa t-test dan analisa Anova. Bentuk statistik deskriptif dan tabl frekwensi seperti: persentase,
min dan standard deviasi digunakan untuk menerangkan tentang asa atau ciri responeden petani.
Analisa korelasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua
11

variable. Apakah hubungan ini berbentuk linear atau sebaliknya. Jika terdapat hubungan diantara dua
variabel, maka kedua-duanya dikatakan berkorelasi apakah positif ataupun negatif. Korelasi wajar
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan ini. Sehingga, dapat diketahui dimensi perkawinan
yang kuat atau lemah dengan salah satu variabel, hubungan antara dimensi pada kelima-lima dimensi
perkawinan dan hubungan antara karakteristik responden dengan dimensi kualitas perkawinan.

Analisa t-test dengan prosedur satu sampel digunakan untuk membandingkan nilai min bagi
sesuatu variabel dengan satu nilai tertentu yang telah ditetapkan. Analisa Anova digunakan untuk
menghasilkan analisa varians satu arah untuk satu variable terikat berdasarkan satu variabel bebas
yang dinamakan sebagai faktor. Teknik yang digunakan dalam prosedur Anova se arah (one way
Anova) adalah merupakan perluasan bagi prosedur sampel bebas t-test. Dengan teknik ini dapat
dibenarkan bahwa pengujian terhadap perbedaan min pada variabel terikat untuk dua kelompok atau
lebih dapat dilakukan secara bersamaan.
3.5. Keterbatasan Penelitian
3.5.1. Penelitian ini terbatas hanya meneliti kualitas keluarga petani padi saja. Dengan demikian,
hasil penelitian ini belum dapat mewakili keseluruhan kehidupan petani yang ada.
3.5.2.

Sampel petani pada penelitian ini berasal dari populasi petani dataran rendah dan dataran
tinggi yang belum merangkumi keseluruhan corak petani di Indonesia.

3.5.3. Kriteria sampel pada penelitian ini tidak membedakan karakteristik responden yang lebih
beragam seperti sukubangsa, agama, dan sebagainya.
3.6 MATRIKS ROAD MAP PENELITIAN
Road Map Penelitian 2 (Dua) Tahun (2014-2015)

Eksplorasi

TAHUN PERTAMA (2014)
Informan/Responden
Data
Pengumpulan
Sekunder
Data
-. Keluarga Petani
-. Data
Wawancara

Peta masalah

permasalahan

-. Tokoh Masyarakat

keluarga petani di

Kegiatan

Pemerintah

keluarga pada

Desa

masyarakat petani di

-. Jurnal

Mendalan

Hasil

Secanggang

Secanggang
12

Menganalisis dan

Keluarga petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola hubungan

menguji hubungan

antara

antara karakteristik

karakteristik

responden petani

responden petani

dengan dimensi

berdasarkan

kualitas keluarga

dimensi kualitas
keluarga

Menganalisis dan

Keluarga Petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola hubungan

menguji hubungan

dari setiap

dari setiap komponen

komponen dimensi

dimensi kualitas

kualitas keluarga

keluarga petani

petani dataran

dataran rendah

rendah

Menganalisis dan

Keluarga Petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola kualitas

menguji setiap unsur-

keluarga dari

unsur dimensi

setiap unsur-unsur

kualitas keluarga

dimensi kualitas

petani dataran rendah

keluarga
TAHUN KEDUA (2015)

Kegiatan

Informan/Responden

Eksplorasi

-. Keluarga Petani

Data
Sekunder
-. Data

permasalahan

-. Tokoh Masyarakat

Pemerintah

keluarga pada

Desa

masyarakat petani

-. Jurnal

Pengumpulan
Data
Wawancara
Mendalan

Hasil
Peta masalah
keluarga petani
dataran tinggi

dataran tinggi
Menganalisis dan

Keluarga petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola hubungan

menguji hubungan

antara

antara karakteristik

karakteristik

responden petani

responden petani

dengan dimensi

berdasarkan
13

kualitas keluarga

dimensi kualitas
keluarga

Menganalisis dan

Keluarga Petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola hubungan

menguji hubungan

dari setiap

dari setiap komponen

komponen dimensi

dimensi kualitas

kualitas keluarga

keluarga petani

petani dataran

dataran tinggi

tinggi

Menganalisis dan

Keluarga Petani

Jurnal

-. Kuesioner

Pola kualitas

menguji setiap unsur-

keluarga dataran

unsur dimensi

tinggi dari setiap

kualitas keluarga

unsur-unsur

petani dataran tinggi

dimensi kualitas
keluarga

Menganalisis dan

- Keluarga petani

Jurnal

Kuesioner

Pola tingkat

menguji setiap unsur- dataran rendah

perbedaan kualitas

unsur tingkat

-. Keluarga Petani

keluarga di dua

perbedaan kualitas

dataran tinggi

lokasi penelitian

keluarga di dua
lokasi

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang diusulkan untuk melaksanakan penelitian tahun pertama ini sebesar Rp.
38.450.000 (Tiga Puluh Delapan Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Ringkasan anggaran
Biaya yang diajukan per tahun disajikan pada tabel di bawah ini:
TABEL 4.1. ANGGARAN BIAYA
No.

Jenis Pengeluaran

Biaya Tahun I

1.

Honor (Gaji dan Upah)

Rp.

11.000.000

2.

Bahan habis pakai dan peralatan

Rp.

10.380.000

14

3.

Perjalanan

Rp.

11.000.000

4.

Lain-lain (Publikasi, Seminar, Laporan , dll)

Rp.

5.850.000

Rp

38.450.000

Jumlah dana yang dibutuhkan
Rincian pada lampiran 1

4.2. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksana kegiatan penelitian ini, sejak persiapan proposal sampai dengan penyampaian
laporan akhir, direncanakan selama satu tahun. Jenis kegiatan penelitian ini disajikan pada tabel 4.2.
TABEL 4.2
No.

JENIS KEGIATAN

1.

Penyususnan Proposal

2.

Pengesahan Proposal

3.

Pengumpulan Data

4.

Tabulasi Data

5.

Pengolahan Data

6.

Penyusunan Draft
Laporan
Seminar

7.
8.

JADAWAL KEGIATAN PENELITIAN
Tahun Ke- 1, Bulan Ke
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Penyusunan Laporan
Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Amato, Paul R., and Booth Alan. Changes in Gender Role Attitude and Perceived Marital
Quality. American Sosiological Review, Vol 60, 1995: 58-66.
Amato, Paul R., David Johnson, Alan Booth, and Stacy J Rogers. Continuity and Change in
Marital Quality Between 1980 and 2000. Journal of Marriage and the Family, (65) 2003:122.
Booth, Alan, David R. Johnson, Ann Branaman and Alan Sica. Belief and Behavior: Does Religion
Matter in Today`s Marriage?. Journal of Marriage and the Family, 57 (1995): 661-671.
Burr, Wesley R. (ed.). Contemporary Theories About The Family, Research Based Theories.
New York: The Free Press, 1979.

15

Conger, Rand D., Glen H. Elder, Frederick O. Lorenz, Katherine J. Conger, Ronald L. Simons, Les
B. Whitbeck, Shirley Huck and Janet. N Melby. Linking Economic Hardship to Marital
Quality and Instability. Journal of Marriage and the Family, (52)1990: 643-656.
Dordrecht. Uprooting and Surviving: Adaptation and Resettlement of Migrant Families and
Children. Holland: Reichel Publ. Co, 1982.
Hair F. Joseph, Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C. Balack. Multivariate Data
Analysis. New York: Prentice Hall Inc. 1998.
Heaton Tim B, Mark Cammack, and Larry Young. Why is the Divorce Rate Declining in
Indonesia ?. Journal of Marriage and the Family, (63) 2001: 480-490.
Helms Heather M, Ann C. Crouter and Susan M. Mchale. Marital Quality and Spouse’ Marriage
Work With Close Friends and Each Other. Journal of Marriage and the Family, (65) 2003:
963-977.
Juhari Rumaya. Marital Quality Asunction of Gender Role Egalitarianism Among The Malay
Muslim Student Couples in The Mid-west Region of The United States of America. PhD
Disertation Unpublished, Michigan State University, 1997.
Johnson, David R., and Booth Alan. Marital Quality: A Product of the Dyadic Environment or
Individual Factors?. Social Forces, Vol 76:3, March 1998: 883-904.
Lewis, R.A and G.B. Spanier. Theorizing About The Quality and Stability of Marriage, dalam
W.R. Burr et.al. (eds) Contemporary Theories about the family, Vol. 1. New York: The Free
Press, 1979.
Lewis, R.A and G.B. Spanier. Marital Quality: A review of The Seventies. Journal of Marriage
and the Family, 42 (1980): 825-839
Johnson, David R.,Teodora O. Amoloza, Alan Booth. Stability and Development Change in
Marital Quality: A Three Wave Panel Analysis. Journal of Marriage and The Family, 54
(1992): 582-594.
Locke, Harvey and Karl Wallace. Short Marital Adjustment and Prediction Tests: Their
Reliability and Validity. Marriage and Family Living 21 (August, 1959):251-255.
Lorenz, Frederick O, Rand D. Conger, Ronald L. Simons, Les Whitbeck and Glen H. Elder Jr.
Economic Pressure and Marital Quality: An Illustration of the Method Variance
Problem in the Causal Modeling of Family Processe. Journal of Marriage and the Family,
53 (1991): 375 - 388.

16

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 2 : Dukubngan Sarana dan Prasarana
Lampiran 3 : Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas tim Peneliti
Lampiran 4 : Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Ketua Peneliti dan Tim Peneliti

Lampiran 1

Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor per Tahun
Waktu
Minggu
(Jam/Minggu)
Tahun I
Tahun II
Ketua
100.000
8 jam
10
8.000.000
8.000.000
Anggota
50.000
6 jam
10
3.000.000
3.000.000
Sub Total (Rp) 11.000.000 11.000.000
2. Bahan habis pakai dan peralatan penunjang
Harga Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi
(Rp)
Material
Kuantitas
Satuan
Pemakaian
(Rp)
Tahun I
Tahun II
Kuesioner
Cetak
200 Set
10.000
2.000.000
2.000.000
Kertas
Print Out
6 Rim
30.000
180.000
180.000
Tinta
Print Out
2 Unit
250.000
500.000
500.000
ATK Lainnya
Tabulasi
2 Set
1.000.000
2.000.000
2.000.000
Artikel
Referensi
3 Unit
500.000
1.500.000
1.500.000
Jaringan WiFI
Browsing
6 GG/bulan x
150.000
1.200.000
1.200.000
8 bulan
Souvenir
Responden
200 Set
10.000
2.000.000
2.000.000
Program SPSS
Program
1 Unit
1.000.000
1.000.000
1.000.000
Sub Total (Rp) 10.380.000 10.380.000
3. Perjalanan
Harga
Biaya per Tahun (Rp)
Justifikasi
Material
Kuantitas
Satuan
Tahun I
Tahun II
Pemakaian
(Rp)
Sewa Kendaraan
Kumpul Data
3 Kabupaten
20 hari
250.000
5.000.000
5.000.000
Kumpul Data
Penginapan
3 Kabupaten
20 hari
100.000
2.000.000
2.000.000
Honor

Honor/Jam (Rp)

17

Enumerator

Kumpul Data
3 Kabupaten

200 Resp

20.000
Sub Total (Rp)
4. Lain-Lain (Publikasi, Laporan, Seminar, lainnya)
Harga
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Satuan
(Rp)
Pengurusan
Provinsi & Kabupaten
perizinan
1 Daerah
1.200.000
Biaya Seminar
Konsumsi, dll
30 set
30.000
Draft Laporan
Bahan Seminar
30 Set
40.000
Biaya Publikasi Fee
1 set
1.750.000
Biaya Adm,
Surat Menyurat
1 Set
500.000
komunikasi
Biaya lainnya
Keamanan,
1 set
500.000
komunikasi
Sub Total (Rp)
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN TAHUN I (Rp)
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN KESELURUHAN

4.000.000
11.000.000

4.000.000
11.000.000

Biaya per Tahun (Rp)
Tahun I

1.200.000
900.000
1.200.000
1.750.000
500.000

1.200.000
900.000
1.200.000
1.750.000
500.000

500.000

500.000

5.700.000
5.700.000
38.450.000 38.450.000
76.900.000

Lampiran 2

DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
No.

SARANA DAN PRASARANA

KETERANGAN

1.

Text Book

Tersedia di perguruan tinggi pengusul

2.

Jurnal Ilmiah

Tersedia di perguruan tinggi pengusul,
namun ada sebagian artikel yang dibutuhkan
tidak tersedia. Beberapa artikel akan
diperoleh dari sumber di luar PT

3.

Jaringan Internet

Tersedia di perguruan tinggi pengusul,
namun hanya dapat digunakan secara
terbatas di PT. Untuk memperlancar akses
data dan referensi akan digunakan secara
optimal internet di rumah.

18

4.

Program Aplikasi SPSS

Tersedia di perguruan tinggi pengusul pada
lab computer, namun tidak dapat digunakan
sepenuhnya. Program aplikasi terakhir akan
diperoleh dari sumber di luar PT

5.

Komputer dan Printer

Tersedia di perguruan tinggi pengusul,
namun tidak tersedia laboratorium computer
di fakultas. Satu unit computer dan printer
akan digunakan milik pribadi.

Lampiran 3

SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM PENELITI
No
.
1.

2.

Nama
Prof. Rizabuana Ismail,
PhD

Instansi
Asal
FISIP
USU

Bidang
Ilmu
Sosiologi

Dr. Iskandar Zulkarnain,
MSi

FISIP
USU

Komunikasi

Alokasi Waktu
Jam/Minggu
8
-

Uraian Tugas

Penyusunan proposal
Pengesahan proposal
Pengumpulan Data
Tabulasi Data
Pengolahan data
Penyusunan
Draft
laporan
- Presentasi
Pada
Seminar

6

-

Editing Proposal
Pencarian referensi
Pengumpulan data
Tabulasi data
Pengolahan data
Editing
Draft
Laporan
- Mempersiapkan
Seminar
- Editing
Laporan
Akhir

19

Lampiran 4
BIODATA KETUA PENELITI DAN ANGGOTA PENELITI
I. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan Gelar)

Prof. Rizabuana Ismail, M.Phil, PhD

2.

Jenis Kelamin

Laki-Laki

3.

Jabatan Fungsional

Guru Besar

4.

NIP

106109291986011002

5.

NIDN

0029096103

6.

Tempat dan Tanggal Lahir

Air Batu (Asahan)

7.

E mail

rizabuanaismail@gmail.com

8

No Telp / HP

0618211767 / 082164397804

9.

Alamat Kantor

10.

No Telp / Fax

FISIP USU - Jl. Dr. A. Sofian No.1, Kampus USU
Medan 20155
0618211965

11.

Lulusan yang Telah Dihasilkan

S1 = 100 orang; S2 = 5 Orang;S3 = - Orang
1. Sosiologi Ke;uarga

12.

Mata Kuliah Yang Diampu

2. Metodologi Penelitian Kualitatif
3. Perbuhan Sosial

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama perguruan tinggi

Universitas
Sumatera utara,
Medan, Indonesia

Universiti Malaya,
Kuala Lumpur,
Malaysia

Bidang Ilmu

Antropologi

Universiti
Kebangsaan
Malaysia, Bangi
AntropologiSosiologi

Tahun Masuk – Lulus

1980-1985

1989-1991

1998-20068

Ketaksamaan
Sambutan Terhadap
Program
Pembangunan

Kualiti Perkawinan
Keluarga Peneroka
Melayu: Di Ladang
kelapa Sawit

Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

Sosiologi

20

Nama
pembimbing/Promotor

Prof. Dr.
Koentjaraningrat

Ekonomi
Perkebunan Inti
Rakyat (PIR)

Jambi- Indonesia

Prof. Madya
Kamaruddin M Said

Prof.Dr
Hashim Awang

c. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No

Tahun

1.

2012

Pendanaan

Judul
Analisa Sosial Budaya Pengembangan
Air Minum Aqua oleh PT. Danone
Indonesia di Prov. Sumatera Utara

Sumber

Jml (Juta/Rp)

Swasta

135

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No

1.

Tahun

2012

Pendanaan

Judul
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Dakam Konsolidasi kebersihan
Lingkungan di Desa Amplas. Kec
Percur Sei Tuan

Sumber

Jml (Juta/Rp)

PNBP USU

5.000.000

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No.

1.

Judul Artikel Ilmiah
Kajian Dimention Of Marital Quality:
Memahami Konsep, Metode Penelitian dan
Beberapa Kajian Kepustakaan Dalam
Sosiologi Keluarga.

Nama Jurnal

Vol/No/Tahun

Jurnal Harmoni Sosial

Vol 2, No.2,
Januari 2009.

21

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
No.

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan
Tempat

Etika Sosial Dalam
Menjalankan Penelitian Sosial

2014
FISIP USU

Nama pertemuan Ilmiah
Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Sosiologi Kota
Medan

1.

G. Karya Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
No.

1.

2.

Judul Buku
Pendidikan Kewarganegaraan, Buku
Ajar. Diterbitkan Untuk Laboratorium
Pancasila, Pusat Perkuliahan dan
Laboratorium Ilmu dasar & Umum
USU,
Jambi Malay Community in Plasma
Plantation and Family: Profile,
Function, Bond and Family Role
Transition, Based On Program
Developmen, Level Of Nucleus Estate
Smallholder,

Tahun

Jumlah
Halaman

Penerbit

2009

87

USU Press

2010

105

USU Press

Tahun

Jenis

H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No.

I.

Judul/Tema HKI

PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No.

Judul/Tema /Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya Yang Telah Diterapkan

Tahun

No P/ID

PUBLIK/REKAYASA

Tempat
Penerapan

SOSIAL

Respon
Masyarakat

22

J. Penghargaan Dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No.

Jenis Penghargaan

1.

Satyalencana Karya Satya X Tahun

Institusi Pemberi
Penghargaan
Presiden R.I

Tahun
2008

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bio data ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyar atan dalam
pengajuan Hibah Penelitian Fundamental.

Medan, 20 Maret 2014
Pengusul

Prof. Rizabuana Ismail, M.Phil, PhD

23

Lampiran 4a
BIODATA ANGGOTA PENELITI
I. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan Gelar)

Dr. Iskandar Zulkarnain, MSi

2.

Jenis Kelamin

Laki-Laki

3.

Jabatan Fungsional

Pembina

4.

NIP

19660903

5.

NIDN

0003096603

6.

Tempat dan Tanggal Lahir

Seunagan (NAD), 03 September 1966

7.

E mail

Badaru_69@yahoo.com

8

No Telp / HP

061-6613653

9.

Alamat Kantor

Jl. Dr. A. Sofian No.1 Kampus USU, Medan

10.

No Telp / Fax

061-8211965

11.

Lulusan yang Telah Dihasilkan

S1 = 80 orang; S2 = 10 Orang; S3 = - Orang
1. Hukum Media Massa

12.

2. Komunikasi Organisasi

Mata Kuliah Yang Diampu

3. Psikologi Komunikasi
4. Manajemen Humas

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama perguruan tinggi

Universitas Sumatera
Utara, Medan

Universitas
Padjajaran
Bandung

Universitas
Padjajaran
Bandung

Bidang Ilmu

Komunikasi

Komunikasi

Komunikasi

Tahun Masuk – Lulus

1985-1989

1992-1995

1997-2003

Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

Analisa Hubungan
Antara jaminan
Sosial dan Motivasi

Pengaruh Media
massa Terhadap
Sikap Ibu Rumah

Hubungan Antara
Effektifitas
Komunikasi Antar
24

kerja karyawan PT
Arun NGL.Co Dari
Sudut Public relation

Tangga Tentang
Perilaku Hidup sehat
Di dalam Keluarga
(Suatu studi di
Kotamadya Bandung)

Pribadi Dengan
Pembentukan Konsep
Diri Melalui
Penyesuaian Diri
Pada Penyandang
Cacat Fisik Bukan
Bawaan Usia dewasa
Awal

Nama
pembimbing/Promotor

c. Pengalaman penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No

1.

Pendanaan

Tahun

Judul

2008

Pornografi dan Pornoaksi di Media (Studi
Tentang Dampak Pornografi dan Pornoaksi
di Media TerhadapKhalayak di Kel Tegal
sari III Kec Medan Area Kotamadya Medan)

Sumber

Jml (Juta/Rp)

SPP/DPP

5