Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

EVALUASI PETANI TERHADAP PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN
SL PTT (SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU):
HAMA TERPADU
Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

OLEH :

DIAN AFNIDAR YUSDA
060309026

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

EVALUASI PETANI TERHADAP PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN
SL PTT (SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU):

HAMA TERPADU
Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

OLEH :

DIAN AFNIDAR YUSDA
060309026
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE
Ketua Komisi Pembimbing


Emalisa, SP, M.Si
Anggota Komisi Pembimbing

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

ABSTRAK

DIAN AFNIDAR YUSDA : Evaluasi Petani Terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu):
Hama Terpadu, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE dan
Emalisa, SP, M.Si.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui evaluasi petani terhadap
program penyuluhan pertanian SL PTT (sekolah lapang pengelolaan tanaman
terpadu): hama terpadu. Penelitian dilakukan pada September-Oktober 2010 di
Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.
Metode penentuan daerah penelitian secara purposive dan metode penentuan

sampel menggunakan Stratified Random Sampling yaitu kelompok tani lama
sebanyak 30 sampel dan kelompok tani baru sebanyak 30 sampel. Metode analisis
data menggunakan teknik skala Likert, Regresi Linear Berganda dan uji statistik
U-Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap petani terhadap
program penyuluhan pertanian SL PTT : hama terpadu di kelompok tani lama
adalah positif dan sebagian besar sikap petani di kelompok tani baru adalah positif
dan negatif, tidak terdapat pengaruh antara karakteristik petani dengan sikap
petani terhadap program penyuluhan pertanian SL PTT : hama terpadu, dan
berdasarkan uji statistik ternyata diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sikap anggota kelompok tani terhadap program penyuluhan
pertanian SL PTT : hama terpadu di dua kelompok sampel.
Kata kunci : SL PTT, kelompok tani, dan sikap petani.

RIWAYAT HIDUP

Dian Afnidar Yusda, dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 19 Juni
1988. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Bachtiar Hamid dan Ibu
Munisah, dan beragama Islam.
Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai

berikut, pada tahun 1994 penulis memasuki SD Negeri No 124397
Pematangsiantar, lulus tahun 2000. Tahun 2000 penulis memasuki SLTP Negeri 1
Pematangsiantar, lulus tahun 2003. Tahun 2003 penulis memasuki SMU Negeri 2
Pematangsiantar, lulus tahun 2006. Tahun 2006 penulis diterima di Universitas
Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian melalui jalur

Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Desa Tupak Raja, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten
Dairi, Sumatera Utara pada bulan Juli 2010. Pada September 2010, penulis
melakukan penelitian skripsi di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini berjudul “Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT
(Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu” Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. H. Meneth
Ginting, MADE selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Emalisa, SP, M.Si selaku
Anggota Komisi Pembimbing penulis yang telah membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua
orangtua penulis, Bapak dan Ibu, juga kepada abang dan kakak penulis yang telah
memberikan doa, kasih sayang, nasehat dan semangat kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan guru-guru yang berjasa
mulai dari SD sampai sekarang, kepada teman-teman Departemen Agribisnis
stambuk 2006, serta seluruh pihak yang tidak tertulis, atas segala bantuan moral,
doa serta motivasinya kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan untuk
kepentingan penelitian selanjutnya.

Medan,

Februari 2011


Penulis

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK .....................................................................................................
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Identifikasi Masalah ...............................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Kegunaan Penelitian ...............................................................................

i
ii
iii

iv
v
vi
vii
1
4
5
6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka ....................................................................................
Karakteristik Petani .................................................................................
Landasan Teori ........................................................................................
Kerangka Pemikiran ...............................................................................
Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................
Hipotesis Penelitian.................................................................................

7
10

11
13
14
15

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian ....................................................
Metode Penentuan Sampel Penelitian.....................................................
Metode Pengumpulan Data ....................................................................
Metode Analisis Data ............................................................................
Definisi dan Batasan Operasional .........................................................
Definisi .............................................................................................
Batasan operasional ..........................................................................

16
16
17
17
22
22

23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian ...................................................................
Keadaan Penduduk .................................................................................
Sarana dan Prasarana ..............................................................................
Karakteristik Sampel Penelitian .............................................................
Umur Petani Sampel ........................................................................
Pendidikan ........................................................................................
Lama Bertani ....................................................................................
Luas Lahan ........................................................................................

24
24
26
28
28
28
29

29

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian ....................
Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Program Penyuluhan Pertanian
SL PTT .....................................................................................................
Pengaruh Karakteristik Petani Anggota Kelompok Tani Terhadap
Sikap Petani Pada Program Penyuluhan Pertanian SL PTT ...................
Kelompok Tani Lama ........................................................................
Kelompok Tani Baru ..........................................................................
Perbedaan Sikap Anggota Kelompok Tani Terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT : Hama Terpadu di Daerah Penelitian ..

42

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................
Saran........................................................................................................

44

45

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

46

LAMPIRAN ....................................................................................................

48

30
34
37
37
40

DAFTAR TABEL

No

Judul

1

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Deli Sardang Tahun 2009......................................................

4

2

Metode Pengumpulan Data...........................................................................

17

3

Distribusi Penduduk di Desa Paya Bakung Menurut Kelompok Umur
Tahun 2009 ……………………………........……..............………….........

25

Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di Desa Paya
Bakung Tahun 2009.....................................................................................

25

Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Desa Paya
Bakung Tahun 2009.................................................………………….........

26

Distribusi Sarana dan Prasarana di Desa Paya Bakung Pada Tahun
2009...............................................................................................................

27

7

Karakteristik Petani Sampel Desa Paya Bakung ...........................…...........

28

8

Perkembangan Jumlah Penyuluh Pertanian di Daerah Penelitian Tahun
2005-2009 ..................................................................………………...........

31

Perkembangan Jumlah Kelompok Tani di Daerah Penelitian Tahun
2005-2009......................................................................................................

31

Perkembangan Jumlah Anggota Kelompok Tani di Daerah Penelitian
Tahun 2005-2009..........................................................................................

33

Perkembangan Program Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian
Tahun 2005-2009....................................................……………................

33

12

Sikap Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT .................

35

13

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Petani
Anggota Kelompok Tani Lama Terhadap Sikap Petani.........………...........

37

14

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Petani
Anggota Kelompok Tani Baru Terhadap Sikap Petani....…….....................

40

15

Hasil Uji U Mann Whitney Test Antara Dua Jawaban Sampel di kelompok
tani lama dan kelompok tani baru............................…………….................

43

4

5

6

9

10

11

Hal

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Hal

1

Skema Kerangka Penelitian.................................................

14

DAFTAR LAMPIRAN

No

Judul

Hal

1

a. Nama Kelompok Tani di Desa Paya Bakung.........................................
b. Nama Kelompok Tani Lama yang Mendapatkan Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT di Desa Paya Bakung…….....................
c. Nama Kelompok Tani Baru yang Mendapatkan Program Penyuluhan
Pertanian SL PTT di Desa Paya Bakung................................................

48
48

a. Karakteristik Petani Sampel Anggota Kelompok Tani Lama.………...
b. Karakteristik Petani Sampel Anggota Kelompok Tani Baru.............…

49
50

2

3

4

a. Skor Pernyataan Sikap Anggota Kelompok Tani Lama Terhadap
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT ............................................…
b. Skor Pernyataan Sikap Anggota Kelompok Tani Baru Terhadap
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT...........…………......................
a. Skor Jawaban Responden di Kelompok Tani Lama Terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT.................................................................
b. Skor Jawaban Responden di Kelompok Tani Baru Terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT………....................................................

48

51
52

53
54

5

a. Skor Interprestasi dari Skor Responden Kelompok Tani Lama............
b. Skor Interprestasi dari Skor Responden Kelompok Tani Baru..............

55
56

6

a. Data Input Regresi Linear Berganda di Kelompok Tani Lama.............
b. Data Input Regresi Linear Berganda di Kelompok Tani Baru.............

57
58

7

a. Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Sikap Petani Anggota
Kelompok Tani Lama Dalam Program Penyuluhan Pertanian
SL PTT....................................................................................................
b. Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Sikap Petani Anggota
Kelompok Tani Baru Dalam Program Penyuluhan Pertanian
SL PTT....................................................................................................

8

Hasil Analisis U-Mann Whitney Untuk Dua Sampel Penelitian
(Kelompok Tani Lama dan Kelompok Tani Baru) Terhadap Sikap
Petani..........................................................................................................
.

59

60

61

ABSTRAK

DIAN AFNIDAR YUSDA : Evaluasi Petani Terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu):
Hama Terpadu, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE dan
Emalisa, SP, M.Si.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui evaluasi petani terhadap
program penyuluhan pertanian SL PTT (sekolah lapang pengelolaan tanaman
terpadu): hama terpadu. Penelitian dilakukan pada September-Oktober 2010 di
Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.
Metode penentuan daerah penelitian secara purposive dan metode penentuan
sampel menggunakan Stratified Random Sampling yaitu kelompok tani lama
sebanyak 30 sampel dan kelompok tani baru sebanyak 30 sampel. Metode analisis
data menggunakan teknik skala Likert, Regresi Linear Berganda dan uji statistik
U-Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap petani terhadap
program penyuluhan pertanian SL PTT : hama terpadu di kelompok tani lama
adalah positif dan sebagian besar sikap petani di kelompok tani baru adalah positif
dan negatif, tidak terdapat pengaruh antara karakteristik petani dengan sikap
petani terhadap program penyuluhan pertanian SL PTT : hama terpadu, dan
berdasarkan uji statistik ternyata diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sikap anggota kelompok tani terhadap program penyuluhan
pertanian SL PTT : hama terpadu di dua kelompok sampel.
Kata kunci : SL PTT, kelompok tani, dan sikap petani.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal)
bagi petani dan keluarganya agar berubah sikap dan perilakunya untuk bertani
lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih
sejahtera (better living) dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta
menjaga kelestarian lingkungannya (better environment)
(Departemen pertanian, 2009).
Penyuluhan

dapat

diartikan

sebagai

proses

perubahan

perilaku

(pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu,
mau

dan

mampu

melaksanakan

perubahan-perubahan

demi

tercapainya

peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan
keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian
(Huda, 2002).
Pentingnya penyuluhan pembangunan juga diawali oleh kesadaran akan
adanya kebutuhan manusia untuk mengembangkan dirinya agar lebih mampu
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karena itu, kegiatan penyuluhan
pembangunan terus menerus dikembangkan dalam rangka menggerakkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan agar mereka
memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan perbaikan
mutu hidup dan kesejahteraan yang dicita-citakan (Mardikanto, 1992).
Peran

penyuluh

yaitu

membantu

petani

untuk

memecahkan

permasalahannya sendiri dengan kemampuan yang dimiliki sendiri, sehingga

petani dapat menjadi lebih baik. Penyuluh juga memiliki peran untuk
menyampaikan program-program pemerintah dan menyampaikan teknologi baru
dalam peningkatan produksi pada bidang pertanian. Program memiliki peran yang
penting dalam suksesnya penyuluhan (Priyono, 2009).
Terlepas dari berbagai persoalan, banyak pihak menyadari bahwa kegiatan
penyuluhan pertanian masih sangat diperlukan oleh petani. Kondisi pertanian
rakyat masih lemah dalam banyak aspek, sementara tantangan yang dihadapi
semakin berat, jadi sebenarnya mereka justru memerlukan kegiatan penyuluhan
yang makin intensif, berkesinambungan dan terarah. Untuk mewujudkan kondisi
penyuluhan pertanian seperti ini memang tidak mudah, dan tidak mungkin dapat
dilakukan dalam waktu singkat. Meskipun demikian, upaya-upaya perbaikan yang
nyata perlu segera dilakukan, karena jika tidak, kinerja penyuluhan pertanian yang
memang sudah mengalami kemunduran besar akan semakin memburuk.
Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang
dicanangkan Pemerintah guna meningkatkan kualitas dan produktifitas padi
sangat membantu para petani padi dalam melakukan pengelolaan untuk hasil yang
lebih baik (Mar, 2010).
Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan salah satu agenda
besar dalam program ini. Lewat SLPTT ini diharapkan muncul pendamping yang
dapat mendampingi petani di lapangan dalam menemukan dan memecahkan
masalah mereka. Dipilihnya pola ini karena model penyuluhan belum terbukti
mampu memecahkan masalah di lapangan (Mar, 2010).
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu terbukti berhasil dalam
menurunkan biaya pestisida, meningkatkan hasil panen dan membuat pertanian

lebih berkelanjutan sehingga Departemen Pertanian RI sekarang menerapkan
pendekatan serupa pada berbagai masalah lain. Keberhasilan hanya akan tercapai
melalui pelatihan kembali seluruh staf yang sebelumnya menggunakan
pendekatan dari atas ke bawah (Van den Ban, 1999).
Daerah penelitian mulai mendapatkan Program Penyuluhan Pertanian SL
PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) pada tahun 2007 yang
diberikan kepada para petani yang tergabung dalam anggota Kelompok Tani yang
mengelola lahan pertanaman seluas 25 Ha dengan Laboratorium Lahan seluas 1
Ha sebagai sarana belajar bersama anggota Kelompok Tani. Laboratorium Lahan
seluas 1 Ha tersebut memperoleh bantuan saprodi dari pemerintah seperti benih,
pupuk dan sarana produksi lainnya. Pemilihan Laboratorium Lahan tersebut
dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan bersama setiap anggota Kelompok Tani.
Disamping ketertarikan untuk mengevaluasi bagaimana sikap petani padi
sawah anggota kelompok tani terhadap pelaksanaan Program Penyuluhan
Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama
Terpadu yang dilaksanakan di daerah penelitian, terdapat ketertarikan untuk
membandingkan sikap petani padi sawah dari anggota 2 (dua) kelompok tani di
daerah penelitian, yaitu: kelompok tani yang telah lama terbentuk dan kelompok
tani yang baru terbentuk.
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa luas panen komoditi padi sawah di
Kecamatan Hamparan Perak pada tahun 2009 adalah sebesar 10.222 satuan yang
merupakan luas panen tertinggi di Kabupaten Deli Serdang. Produksi komoditi
padi sawah pada Kecamatan Hamparan Perak adalah sebesar 53.396 satuan dan
produktivitasnya adalah sebesar 52,24 satuan yang merupakan salah satu daerah

yang mendekati jumlah rata-rata produktivitas padi sawah di Kabupaten Deli
Serdang.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut
Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
No. Kecamatan

Luas Panen (Ha)

1. Gunung Meriah
2. STM Hulu
3. Sibolangit
4. Kutalimbaru
5. Pancur Batu
6. Namorambe
7. Biru-Biru
8. STM Hilir
9. Bangun Purba
10. Galang
11. Tanjung Morawa
12. Patumbak
13. Deli Tua
14. Sunggal
15. Hamparan Perak
16. Labuhan Deli
17. Percut Sei Tuan
18. Batang Kuis
19. Pantai Labu
20. Beringin
21. Lubuk Pakam
22. Pagar Merbau
Jumlah

1.104
990
1.370
1.976
940
1.832
1.795
1.715
365
2.063
4.925
1.428
40
4.905
10.222
6.632
10.167
2.029
8.443
4.503
3.376
3.916
74.737

Produksi (Ton)
5.612
4.957
6.925
10.087
4.774
9.486
9.134
8.739
1.827
10.772
25.669
7.200
204
25.604
53.396
34.503
53.585
10.296
43.872
23.888
18.104
20.961
389.597

Produktivitas
(Kw/Ha)
50,82
50,07
50,56
51,04
50,79
51,78
50,88
50,97
50,03
52,20
52,12
50,42
50,47
52,20
52,24
52,03
52,71
50,75
51,96
53,05
53,62
53,52
52,13

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana perkembangan penyuluhan pertanian di daerah penelitian selama 5
(lima) tahun terakhir?
2. Bagaimana karakteristik petani padi sawah anggota Kelompok Tani (umur,
tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan) di daerah penelitian?

3. Bagaimana sikap petani anggota Kelompok Tani yang telah lama terbentuk
terhadap pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian (Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu) SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian?
4. Bagaimana sikap petani anggota Kelompok Tani yang baru terbentuk terhadap
pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian (Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu) SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian?
5. Bagaimana pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang telah
lama terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan)
terhadap sikap petani pada pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian SL
PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian?
6. Bagaimana pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang baru
terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan) terhadap
sikap petani pada pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama
Terpadu di daerah penelitian?
7. Bagaimana perbandingan sikap petani antara anggota Kelompok Tani yang
telah lama terbentuk dengan Kelompok Tani yang baru terbentuk terhadap
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui perkembangan penyuluhan pertanian selama 5 (lima) tahun
terakhir di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui karakteristik petani padi sawah anggota Kelompok Tani
(umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan) di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui sikap petani anggota Kelompok Tani yang telah lama
terbentuk terhadap pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian

SL PTT:

Hama Terpadu di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui sikap petani anggota Kelompok Tani yang baru terbentuk
terhadap pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu
di daerah penelitian.
5. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang
telah lama terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan)
terhadap sikap petani pada Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama
Terpadu di daerah penelitian.
6. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang
baru terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan)
terhadap sikap petani pada Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama
Terpadu di daerah penelitian.
7. Untuk mengetahui perbedaan sikap petani antara anggota Kelompok Tani
yang telah lama terbentuk dengan Kelompok Tani yang baru terbentuk
terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di daerah
penelitian.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan
bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam kegiatan penyuluhan
pertanian serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan
cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur.
Program

dapat

dihasilkan

melalui

proses

perencanaan

program

yang

diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk memilih alternatif yang
terbaik dalam mencapai tujuan (Priyono, 2009).

Manfaat dari disusunnya program dan rencana kerja penyuluhan adalah
sebagai berikut:
1. Menjamin adanya pertimbangan yang mantap tentang apa dan mengapa
hal itu harus dilakukan.
2. Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yang dapat digunakan setiap saat
sebagai pedoman kerja bagi pelaksana penyuluhan, sehingga dapat
mencegah terjadinya salah pengertian, serta memberikan pedoman bagi
evaluator dalam pelaksanaan evaluasi penyuluhan.
3. Memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan terhadap adanya
usul atau saran penyempurnaan. Dengan adanya tujuan yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kemajuan, maka dapat
dikaji seberapa jauh saran penyempurnaan dapat diterima atau ditolak agar
tujuan yang diinginkan tetap dapat tercapai.
4. Memantapkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan harus dicapai yang
perkembangannya dapat diukur dan dievaluasi.

5. Memberikan jaminan kelangsungan pelaksanaan program meskipun ada
pergantian personalia.
6. Ikut sertanya

petani dalam kegiatan perencanaan akan membantu

meningkatkan kepercayaan diri petani dan kepemimpinannya.
7. Ikut sertanya petani dalam kegiatan perencanaan penyuluhan merupakan
pengalaman yang bersifat pendidikan
8. Membantu mengembangkan kepemimpinan, yaitu dalam menggerakkan
semua pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
9. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan penyuluhan secara keseluruhan,
seperti sumber daya, waktu dan tenaga (Priyono, 2009).
Program SL PTT merupakan program dari Departemen Pertanian (Deptan)
dengan cara memberi pengajaran kepada para petani mengenai pengendalian
hama terpadu, sekolah lapang iklim, dan teknologi budidaya. Petani diajarkan
melakukan pertanian terpadu meliputi pemberian benih, pengendalian hama,
penyediaan teknologi budidaya, dan pupuk secara terpadu (Mar, 2010).
Dalam upaya pengembangan PTT secara nasional, Departemen Pertanian
meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. Panduan SL PTT padi ini
dimaksudkan sebagai: (1) acuan dalam pelaksanaan SL PTT padi dalam upaya
peningkatan produksi beras di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; (2)
pedoman dalam koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program peningkatan
produksi padi melalui SL PTT antara di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota; (3) acuan dalam penerapan komponen teknologi PTT padi oleh
petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola usahataninya untuk mendukung upaya peningkatan produksi; dan (4)

pedoman

dalam

peningkatan

produktivitas,

produksi,

pendapatan

dan

kesejahteraan petani padi (Departemen Pertanian, 2009).
SL PTT akan melibatkan para petani yang terhimpun dalam Kelompok
Tani dengan setiap kelompoknya mengelola lahan pertanian seluas 25 hektar.
Dalam kegiatan tersebut para petani akan dapat saling bertukar ilmu tentang cara
bercocok tanam yang baik sehingga dapat menuai hasil yang maksimal
(Mar, 2010).
Dengan adanya program SL PTT ini, diharapkan para petani mendapatkan
ilmu yang sama mulai dari pemberian benih, pengendalian hama, penyediaan
teknologi budidaya, dan pemberian pupuk. Dalam kegiatan SL PTT para petani
akan dibimbing oleh para petugas penyuluh pertanian, diantaranya Petugas
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) sehingga dapat lebih
menuntun petani untuk mempelajari tata cara pertanian dengan baik guna
peningkatan produksi pertanian (Mar, 2010).
Pengenalan sistem Pengendalian Hama Terpadu pada tanaman padi di
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu, petani belajar dari observasi
mereka sendiri, serangga mana yang merusak tanaman mereka, serangga mana
yang merupakan predator dari hama itu dan bagaimana pengaruhnya terhadap
populasi hama yang ada di sawah mereka. Sebisa mungkin fasilitator tidak
menjawab pertanyaan petani, tetapi membantu mereka untuk belajar dari prosesproses lapangan (Van Den Ban, 1999).
Pembelajaran dalam program SL PTT, secara langsung dilaksanakan di
lapangan. Sehingga ilmu yang didapatkan langsung dapat diterapkan dan mudah
dimengerti oleh para petani. Karena dalam program tersebut selain dapat

meningkatkan cara bertani melalui ilmu yang disampaikan oleh penyuluh, antar
para petanipun dapat saling bertukar pengalaman, baik dalam tata cara
pembenihan, pemberantasan hama yang efektif, hingga kepada pemberian pupuk
untuk produktifitas pertanian petani (Mar, 2010).
Metode yang dikembangkan dalam kegiatan itu model curah pendapat,
wawancara dan diskusi di tingkat kelompok sekolah lapang. Kegiatan diskusi
dilakukan bersamaan dengan acara pertemuan antar kelompok SL PTT yang
dipusatkan di satu lokasi. Selain itu juga melakukan kunjungan ke lahan belajar
SLPTT dan pertemuan antar pemandu (Mar, 2010).
Karakteristik Petani
a. Umur petani
Petani yang berusia lanjut berumur sekitar lebih dari 50 tahun biasanya
fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat
mengubah cara berfikir, cara bekerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap
apatis terhadap adanya teknologi baru (Kartasapoetra, 1991).
b. Tingkat pendidikan petani
Tingkat tinggi rendahnya pendidikan petani akan menanamkan sikap
menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern. Mereka yang
berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran penyuluh.
Tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya kurang menyenangi inovasi
sehingga sikap mental untuk menambah ilmu pengetahuan khususunya ilmu
pertanian kurang (Kesuma, 2006).

c. Pengalaman bertani
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah untuk menerapkan
anjuran penyuluh daripada petani pemula. Hal ini dikarenakan pengalaman yang
lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil
keputusan (Soekartawi, 1988).
d. Luas lahan petani
Semakin luas lahan yang dimiliki petani akan mengurangi keengganan
sikap petani pada resiko atau dengan kata lain petani semakin berani menanggung
resiko (Soekartawi, 1993).
Landasan Teori
Evaluasi merupakan suatu penilaian berkala terhadap prestasi, efisiensi
dan dampak proyek dalam konteks tujuan yang telah disepakati. Evaluasi biasanya
menyangkut perbandingan-perbandingan yang memerlukan informasi dari luar
proyek tentang waktu, kawasan atau populasi
(Dennis J, Casley dan Krishna Kumar, 1991).
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan
proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan
efek serta konsekuensinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin. Data
ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti
dalam perencanaan, program, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program
untuk

mencapai

kebijaksanaan

penyuluhan

yang

lebih

efektif

(Van Den Ban, 1999).
Tujuan evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk
mengevaluasi program penyuluhan. Dikenal dua jenis evaluasi: evaluasi formatif

yang mengumpulkan informasi untuk pengembangan program penyuluhan yang
efektif, dan evaluasi sumatif yang mengukur hasil akhir suatu program agar dapat
memutuskan apakah program akan diteruskan, diperluas, atau diperkecil. Data
yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data
kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena
program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai
alasan mengapa agen penyuluhan dan petani mengambil tindakan tertentu
(Van Den Ban, 1999).
Kelompok Tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang
terdiri atas petani dewasa pria dan wanita yang terikat secara informal dalam suatu
wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di
lingkungan pengaruh dan pimpinan kontak tani (Departemen Pertanian, 2009).
Pengertian sikap dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu sikap dalam
bentuk fisik dan sikap dalam bentuk nonfisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah
tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam
bentuk nonfisik yang sering juga disebut mentalis, merupakan gambaran keadaan
kepribadian seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap tindakannya
tidak dapat terlihat dan sulit dibaca (Suit dan Almasdi, 2005).

Kerangka Pemikiran
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu): Hama Terpadu merupakan program penyuluhan pertanian
dari Departemen Pertanian yang diberikan kepada petani. Program tersebut
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani seperti dapat menurunkan
biaya pestisida dan meningkatkan hasil panen petani padi sawah.
SL PTT melibatkan para petani yang menjadi anggota Kelompok Tani
baik Kelompok Tani yang telah lama terbentuk maupun Kelompok Tani yang
baru terbentuk, yang mengelola lahan pertanaman seluas 25 hektar. Setiap
Kelompok Tani memiliki anggota petani yang mempunyai karakteristik (umur,
tingkat pendidikan, lama bertani, luas lahan) yang berbeda-beda. Karakteristik
petani tersebut dapat berpengaruh kepada sikap mereka terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT.
Sikap petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT mungkin
berbeda-beda, baik sikap petani dari Kelompok Tani yang telah lama terbentuk
maupun sikap petani dari Kelompok Tani yang baru terbentuk. Karena biasanya
Kelompok Tani yang telah lebih lama terbentuk memiliki pengalaman yang lebih
banyak dan telah terbiasa dalam menerima program-program penyuluhan
pertanian.
Sikap petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT tentunya
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik alam, masyarakat maupun
penyuluh.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perkembangan penyuluhan pertanian di daerah penelitian selama 5
(lima) tahun terakhir.
2. Sikap petani anggota Kelompok Tani yang telah lama terbentuk terhadap
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian
adalah positif
3. Sikap petani anggota Kelompok Tani yang baru terbentuk terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian adalah
negatif.
4. Terdapat pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang telah
lama terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan)
terhadap sikap petani pada Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama
Terpadu di daerah penelitian.
5. Terdapat pengaruh karakteristik petani anggota Kelompok Tani yang baru
terbentuk (umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan luas lahan) terhadap
sikap petani pada Program Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di
daerah penelitian.
6. Terdapat perbedaan antara sikap petani anggota Kelompok Tani yang telah
lama terbentuk dengan Kelompok Tani yang baru terbentuk terhadap Program
Penyuluhan Pertanian SL PTT: Hama Terpadu di daerah penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive artinya dengan sengaja
yaitu di Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli
Serdang dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu
daerah produksi padi sawah dengan penyuluhan pertanian yang aktif serta
mendapatkan Program Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu).

Metode Penentuan Sampel Penelitian
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah petani padi sawah.
Metode sampel yang digunakan adalah metode Stratified Random Sampling.
Sampel berada pada satu wilayah kerja penyuluhan pertanian yang terdiri dari 16
Kelompok Tani. Kelompok Tani yang telah mendapat Program Penyuluhan
Pertanian SL PTT di daerah penelitian adalah sebanyak 12 Kelompok Tani yaitu 3
dari Kelompok Tani lama dan 9 dari Kelompok Tani baru. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 60 petani. Gay dalam Husein (2009) menyatakan
bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain
penelitian yang digunakan yaitu minimal 30 sampel. Sampel terdiri dari 30 petani
di Kelompok Tani yang telah lama terbentuk dan 30 petani di Kelompok Tani
yang baru terbentuk yang mendapatkan program penyuluhan pertanian SL PTT di
daerah penelitian (Keterangan Lampiran 1).

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode survey dan observasi langsung,
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari keterangan petani anggota Kelompok Tani
selaku responden dan PPL yang bertugas pada Kelompok Tani tersebut.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait dan
beberapa buku-buku pendukung penelitian.
Tabel 2. Metode Pengumpulan Data.
Jenis Data
Primer :
Data Petani Sampel
Sekunder :
Data Perkembangan Penyuluhan Pertanian
Data Kelompok Tani

Sumber Data
Kuesioner
PPL Desa Paya Bakung
PPL Desa Paya Bakung

Metode Analisis Data
Analisis data untuk hipotesis 1 dianalisis dengan metode deskriptif.
Hipotesis 1 dianalisis dengan melihat data perkembangan penyuluhan pertanian
dalam jumlah penyuluh, jumlah kelompok tani, jumlah anggota kelompok tani
dan program penyuluhan pertanian daerah penelitian selama 5 (lima) tahun
terakhir.
Hipotesis 2 dan 3 dianalisis dengan teknik penskalaan Likert yaitu dengan
pemberian skor pada setiap pilihan jawaban.
Sangat Setuju

(SS)

=5

Setuju

(S)

=4

Ragu-Ragu

(R)

=3

Tidak Setuju

(TS)

=2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 (Husein, 2009).
Untuk mengukur sikap petani digunakan dengan Skala Pengukuran Likert,
dengan rumus (Suryabrata, 2002):

T = 50 + 10 X - X
S
Keterangan:
T = Skor standart
X = Skor responden
X = Rata-rata skor kelompok
S = Deviasi standar kelompok
Kriteria uji apabila:
T > 50 = sikap positif
T < 50 = sikap negatif
Untuk menguji hipotesis 4 dan 5 dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik Regresi Linier Berganda menggunakan SPSS 17 dengan rumus berikut:
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + .... + bn X n (Sudjana, 2002).
Dimana:
Y

= Variabel dependent (sikap petani)

a

= Koefisien intersep

b1 , b2 , b3 , b4 , bn

= Koefisien regresi

X1, X 2 , X 3 , X 4 , X n

= Variabel independent

X1

= Umur (Tahun)

X2

= Tingkat pendidikan (tahun)

X3

= Lama bertani (Tahun)

X4

= Luas Lahan (Ha)
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik petani terhadap sikap

tersebut secara serempak maka digunakan uji F, dengan rumus:
F=

r2

(1 − r )
2

k

(n − k − 1)

R2 =

JK (reg )
∑ y2

Dimana:
r2

= Koefisien determinasi

n

= Jumlah sampel

k

= Derajat bebas pembilang

n-k-l

= Derajat bebas penyebut

Kriteria uji serempak:
F-hit > F-tabel………………………………… Tolak H 0
F-hit < F-tabel………………………………… Terima H 0
Untuk menguji pengaruh secara parsial, maka dilakukan uji t dengan rumus:
t=

bi
sbi

Dimana:
bi

= Koefisien regresi

S bi

= Standar deviasi

Kriteria uji parsial:
t-hit > t-tabel………………………………… Tolak H 0
t-hit < t-tabel………………………………… Terima H 0

Rumusan Hipotesis :
Hi : Ada pengaruh antara karakteristik petani anggota kelompok tani (umur,
tingkat pendidikan, lama bertani, dan luas lahan) terhadap sikap petani pada
program penyuluhan pertanian SL PTT : Hama Terpadu.
Ho : Tidak ada pengaruh antara karakteristik petani anggota kelompok tani (umur,
tingkat pendidikan, lama bertani, dan luas lahan) terhadap sikap petani pada
program penyuluhan pertanian SL PTT : Hama Terpadu.
Hipotesis 6 diuji dengan Uji statistik U-Mann Whitney. Mann Whitney U
test digunakan untuk menguji

apakah ada perbedaan sikap antara kelompok

sampel di dua Kelompok Tani. Adapun rumus U-Mann Whitney adalah sebagai
berikut:
U 1 = n1 n 2 +

Dan

U 2 = n1 n2 +

Dimana:

n1 (n1 − 1)
− R1
2
n2 (n2 − 1)
− R2
2

n 1 = jumlah sampel 1
n 2 = jumlah sampel 2
U 1 = jumlah peringkat 1
U 2 = jumlah peringkat 2
R 1 = jumlah ranking pada sampel n 1
R 2 = jumlah ranking pada sampel n 2

Pengambilan keputusan:
Jika probabilitas ≤ 0.05 maka……………… Tolak H 0
Jika probabilitas > 0.05 maka ……………… Terima H 0 (Nazir, 2005).

Rumusan hipotesis:
H 1 : Ada perbedaan yang signifikan antara sikap anggota kelompok tani terhadap
Program Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu) pada dua sampel di daerah penelitian.
H 0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap anggota kelompok tani
terhadap Program Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu) pada dua sampel di daerah penelitian.

Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat
definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi
1. SL PTT : Hama Terpadu adalah program dari Departemen Pertanian dengan
cara memberi pengajaran kepada para petani mengenai strategi pengendalian
hama berprinsip ekologi dan sangat tergantung pada faktor-faktor kelestarian
alam seperti musuh-musuh alam dan cuaca serta mengusahakan teknik
pengendalian yang seminim mungkin merusak faktor-faktor tersebut.
2. Evaluasi adalah pencarian nilai angka untuk suatu ekspresi terhadap
pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian SL PTT (Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu) di daerah penelitian.
3. Perkembangan penyuluhan pertanian adalah perubahan atau kemajuan
penyuluhan pertanian kearah yang lebih baik dari sebelumnya di daerah
penelitian.
4. Kelompok tani adalah sekumpulan petani yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
5. Sikap petani adalah tanggapan petani terhadap pelaksanaan program
penyuluhan pertanian.
6. Karakteristik petani adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap individu
petani di daerah penelitian, yang meliputi:
a. Umur adalah usia petani sampel pada saat penelitian dilaksanakan yang
dinyatakan dalam tahun

b. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah
ditempuh oleh petani.
c. Lamanya bertani adalah lamanya seorang petani menekuni usahatani
dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam tahun..
d. Luas Lahan adalah luas areal pertanaman usahatani padi sawah yang
diusahakan petani.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang.
2. Populasi penelitian adalah anggota kelompok tani yang telah mengikuti
program SL PTT.
3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang. Desa Paya Bakung memiliki luas wilayah 1.652,5 ha
dengan ketinggian 0-16 mdpl, dengan rata rata suhu udara 28-300C dan curah
hujan 1.100 mm/tahun.
Batas wilayah Desa Paya Bakung adalah ( Kepala Desa Paya Bakung, 2009):
Sebelah Utara berbatasan dengan

: Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Mulio Rejo Kecamatan Sunggal
Sebelah Timur berbatasan dengan

: Tandem Hulu I Kecamatan Hamparan
Perak

Sebelah Barat berbatasan dengan

: Kelambir lima Kecamatan Hamparan Perak

Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Paya Bakung,
jumlah penduduk Desa Paya Bakung terdiri dari 8.736 jiwa dengan perincian laki
laki berjumlah 4.647 jiwa dan perempuan berjumlah 4.089 jiwa dan jumlah rumah
tangga (RT) sebanyak 2.347 KK. Distribusi penduduk di Desa Paya Bakung
menurut kelompok umur Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Penduduk di Desa Paya Bakung Menurut Kelompok
Umur Tahun 2009.
No

Golongan Umur
Pria
Wanita
(Tahun)
(Jiwa)
(Jiwa)
1.
0 – 19
1.730
1.608
2.
20 – 49
2.208
1.977
3.
>50
709
484
Total
4.647
4.089
Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2009

Persentase(%)
38,19
48,12
13,69
100

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Paya
Bakung yang paling banyak adalah kelompok umur 20 – 49 tahun yaitu sebanyak
4.185 jiwa (48,12 %) dan penduduk yang paling sedikit jumlahnya adalah
kelompok umur

> 50 tahun yaitu sebanyak 1.193 jiwa (13,69 %). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Paya Bakung penduduknya
sebagian besar tergolong usia produktif.
Mata pencaharian penduduk di Desa Paya Bakung sangat beragam,
sehingga dengan adanya mata pencaharian tersebut penduduk dapat memenuhi
kebutuhan sehari harinya. Komposisi mata pencaharian penduduk di Desa Paya
Bakung dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di Desa
Paya Bakung Tahun 2009
No
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pencaharian
Jumlah(Jiwa)
Bertani
3.491
Industri/Kerajinan
78
PNS&TNI/POLRI
64
Perdagangan
16
Lain lain
90
Total
3.739
Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2009

Persentase (%)
93,38
2,09
1,71
0,41
2,41
100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di
Desa Paya Bakung yang paling tinggi adalah bertani yaitu sebesar 3.491 jiwa
(93,38 %) dan yang paling rendah adalah Perdagangan yaitu sebesar 16 jiwa

(0,41%). Selebihnya bekerja di sektor industri/kerajinan, PNS&TNI/POLRI dan
lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah ini memiliki potensi dalam
bidang pertanian karena besarnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian.
Keadaan penduduk di Desa Paya Bakung menurut agama dan kepercayaan
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Desa Paya
Bakung Tahun 2009
No
1.
2.
3.
4.
5.

Agama
Jumlah (jiwa)
Islam
8.553
Kristen Protestan
17
Kristen Katolik
90
Hindu
7
Budha
69
Total
8.736
Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2009

Persentase (%)
97,91
0,19
1,03
0,08
0,79
100

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Paya
Bakung lebih banyak menganut agama Islam yaitu sebanyak 8.553 jiwa (97,05 %)
dan yang paling sedikit adalah agama Hindu yaitu sebanyak 7 jiwa (0.08 %).

Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di suatu desa akan mempengaruhi perkembangan
dan kemajuan penduduk atau masyarakatnya. Semakin baik dan mendukung
tersedianya sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju perkembangan.
Distribusi sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Paya Bakung dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Distribusi Sarana dan Prasarana di Desa Paya Bakung Pada Tahun
2009.
No
1.

2.
3.

4.

5.

6.
7.
8.

Sarana dan Prasarana
Sarana Pendidikan Formal
- TK
- SD
- SMP
- SMA
Sarana Pendidikan Non Formal
- Perpustakaan Desa
Sarana Kesehatan
- Puskesmas Pembantu
- Posyandu
- Poliklinik/Balai Pengobatan
Sarana Ibadah
- Mesjid
- Musola
- Gereja
- Wihara
Sarana Olah Raga
- Lapangan Sepak Bola
- Lapangan Bulu Tangkis
- Lapangan Voli
Sarana Perhubungan
Kantor Kepala Desa
Balai Desa

Jumlah (unit)
5
5
2
1
1
1
10
5
7
17
1
1
2
2
2
1
1
1

Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa
Paya Bakung telah terpenuhi dengan baik dengan adanya berbagai fasilitas yang
mendukung. Seperti sarana pendidikan, kesehatan, tempat ibadah dan lain lain.

Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik petani sampel yang dimaksud adalah umur, pendidikan, lama
bertani dan luas lahan yang dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini:
Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Desa Paya Bakung.
No.Uraian

Kelompok Tani Lama
(N=30)
Range
Rataan

1. Umur
28-70
2. Pendidikan
6-12
3. Lama Bertani
6-30
4. Luas Lahan
0,08-1,5
Sumber: Diolah dari lampiran 2

49
9
15,5
0,83

Kelompok Tani Baru
(N=30)
Range
Rataan
20-57
6-12
2-30
0,03-1,5

41
10
12
0,75

Rata-Rata
(N=60)

45
9,5
14
0,80

Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan karakteristik petani sampel adalah
umur rata-rata 45 tahun, pendidikan tamat SLTP, lama bertani 14 tahun dan luas
lahan 0,80 Ha. Karakteristik petani sampel secara lebih rinci sebagai berikut:

Umur Petani Sampel
Umur petani sampel di Kelompok Tani lama memiliki range antara 28 –
70 tahun dengan rataan 49 tahun. Sedangkan di Kelompok Tani baru memiliki
range antara 20-57 tahun dengan rataan 41 tahun. Perolehan rataan umur tersebut
mengindikasikan bahwa para anggota Kelompok Tani berada pada usia yang
cukup beragam.

Pendidikan
Pendidikan petani sampel terdiri dari SD, SMP, dan SMA dengan rentang
waktu antara 6 – 12 tahun. Rataan tingkat pendidikan petani sampel anggota
Kelompok Tani lama dan Kelompok Tani baru memiliki pendidikan yang cukup
beragam, ada yang tamat SD, SMP juga SMA.

Lama Bertani
Petani sampel di Kelompok Tani lama memiliki rentang lama bertani
antara 6 – 30 tahun dengan rataan 15,5 tahun. Sedangkan petani sampel di
Kelompok Tani baru memiliki rentang lama bertani antara 2-30 tahun dengan
rataan 12,17 tahun. Berdasarkan rataan tersebut pengalaman bertani petani sampel
sudah cukup lama, sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih baik
dalam mengelola usahatani padi sawah.

Luas Lahan
Luas lahan petani sampel di Kelompok Tani lama berkisar antara 0,08-1,5
Ha dengan rataan sebesar 0.83 Ha. Sedangkan luas lahan petani sampel di
Kelompok Tani baru berkisar antara 0,03-1,5 Ha dengan rataan sebesar 0,75 Ha.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan lahan petani anggota Kelompok
Tani lama sedikit lebih luas jika dibandingkan dengan rata-ra

Dokumen yang terkait

Memudarnya Sitem Kerja Bearian Pada Petani Padi Etnis Banjar(Di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

1 68 126

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Hama Terpadu (Studi Kasus : Desa Kubah Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

1 35 71

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Evaluasi Terhadap Petani Peserta Program Penyuluhan Pertanian SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu)(Kasus : Desa Hutagaol Peatalun, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

8 72 80

Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 77 69

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Memudarnya Sitem Kerja Bearian Pada Petani Padi Etnis Banjar(Di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 23

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 20

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 11