Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Chapter III VI

37

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimen dengan metode
pretest dan posttest pada dua kelompok (Two - Group Pretest – Posttest
design) yaitu suatu jenis penelitian yang memanipulasi variabel
independent dengan dua intevensi. Pada penelitian ini responden diberikan
pretest berupa pertanyaan melalui Kuesioner Kualitas Tidur yang
dilakukan dengan cara wawancara sebelum dilakukan perlakuan kemudian
setelah diberikan perlakuan kepada responden (posttest) dilakukan
Penilaian terhadap kualitas tidur menggunakan Kuesioner Kualitas Tidur
kembali untuk melihat perbedaan kualitas tidur antar 2 intervensi. Adapun
perlakukan yang diberikan terhadap responden adalah intervensi Terapi
Back Massage dan Akupresur secara rutin dihari kedua post hemodialisa.
Rancangan penelitian ini menggunakan dua kelompok yang dilakukan
intervensi penelitian berupa Terapi Back Massage dan Akupresur yang
bertujuan untuk melihat perbedaan peningkatan kualitas tidur yang terjadi
antara sebelum dan setelah adanya perlakukan (intervensi) pada dua
kelompok intervensi, untuk lebih jelasnya desain ini dapat dilihat pada

skema desain penelitian Two –group pretest-posttest design (skema 1)

Universitas Sumatera
37 Utara

38

X

O

X

Y

O

Y

Skema 3.1. Skema Rancangan Penelitian


- X1 = Pengukuran kualitas tidur sebelum dilakukan tindakan back massage
- X2 = Pengukuran kualitas tidur setelah dilakukan tindakan back massage
- Y1 = Pengukuran kualitas tidur sebelum dilakukan tindakan akupresur
- Y2 = Pengukuran kualitas tidur setelah dilakukan tindakan akupresur
- O = Diberikan Intervensi back massage dan akupresur

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan adalah di Ruang Hemodialisa RSUD
Langsa kota Langsa dengan alasan RSUD Langsa Kota Langsa merupakan
rumah sakit tipe B dengan jumlah populasi pasien hemodialisa dapat
memenuhi jumlah responden yang peneliti inginkan.
Penelitian ini dilakukan bulan Agustus s/d Oktober 2016 di Rumah
Sakit Umum Daerah Langsa dan melakukan home visit untuk dilakukan
intervensi.

Universitas Sumatera Utara

39


3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang menjadi sasaran penelitian atau
kumpulan elemen yang menjadi dasar untuk inferensi atau induksi (Fajar
et al, 2009). Pasien yang menjalani hemodialisa ditahun 2015 berjumlah
5760, sedangkan yang menjalankan Hemodialisa rutin/regular sebanyak 88
orang di RSUD Langsa yang dibagi dalam 3 kabupaten yaitu 33 orang
wilayah kota langsa, 34 wilayah Aceh Tamiang, dan 21 wilayah 21 Aceh
Timur (Rekam medik RSUD Langsa, 2016). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien yang menjalankan hemodialisa yang berdomisili di
Kota Langsa, Aceh Timur & Aceh Tamiang.
3.3.2. Sampel
Pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
non probability sampling jenis consecutive sampling, yaitu rekrutmen
semua orang dari populasi yang ada yang memenuhi kriteria kelayakan
selama interval waktu tertentu atau sampai ukuran sampel ditetapkan (Polit
dan Beck, 2012). Consecutive sampling adalah suatu metode pemilihan
sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan
memenuhi kriteria pemilihan (kriteria inklusi), sampai jumlah sampel yang
diinginkan terpenuhi (Dharma, 2011).

Peneliti harus memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi
sehingga sampel yang benar-benar mewakili persyaratan umum yang
dapat dimasukkan sebagai subyek dalam penelitian (Sastroasmoro &

Universitas Sumatera Utara

40

Ismail, 2008). Dari data populasi diatas jumlah sampel yang sesuai dengan
criteria inklusi berjumlah 33 orang dan Adapun kriteria inklusi: 1) Pasien
yang sedang menjalani therapy hemodialisa 2) pasien yang mengalami
gangguan kualitas tidur 3) kooperatif 4) tingkat kesadaran kompos mentis.
5) berdomisili didaerah Kota Langsa. 6) intervensi dilakukan pada hari
kedua setelah Hemodialisa

3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Tahap persiapan
Tahap penelitian di mulai dengan mengurus perizinan penelitian dengan
mengajukan surat permohonan penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang ditujukan ke BLUD RSUD Langsa untuk

tahapan penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan penelitiannya di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa setelah mendapatkan izin dari Bagian Diklat Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa.
Tahap berikutnya peneliti mencari Ahli bagian Fisiotherapy untuk
melakukan intervensi Back Massage. Sebelum memulai penelitian, peneliti dan
bagian fisiotherapy melakukan breafing terkait mekanisme dan cara-cara tindakan
back massage yang telah disetujui pada saat sidang proposal. Pada tahap
Akupresur, intervensi dilakukan sendiri oleh peneliti setelah melalui beberapa
tahapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh bagian yang expert di bidang
akupresur, sampai peneliti dinyatakan persetujuannya melalui surat yang beliau
tanda tangani. Peneliti mengidentifikasi sampel penelitian berdasarkan kriteria

Universitas Sumatera Utara

41

yang telah dibuat sebelumnya. Pengumpulan sampel dilakukan sesuai dengan
kriteria inklusi sampel.
Peneliti mengajarkan prosedur pengisian lembar isian penelitian serta
penjelasan tentang prosedur intervensi dan penandatangan informed consent oleh

responden. Pada lembar informed consent juga dicantumkan alamat lengkap dan
nomor telepon responden untuk kegiatan kunjungan rumah guna intervensi
dilakukan.
3.4.2 Tahap penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan antara
lain :1) Meminta izin kepada kepala Ruangan Hemodialisa dan mensosialisasikan
maksud dan tujuan penelitian, 2) peneliti mengidentifikasi calon responden yang
dapat mengikuti program penelitian (yang memenuhi kriteria inklusi), 3) peneliti
memberikan informasi tentang tujuan penelitian, prosedur pelaksanaan, waktu,
dan manfaat penelitian dengan jelas, 4) meminta kesediaan
menjalankan

Hemodialisa

untuk

menjadi

responden


Pasien yang

penelitian

dengan

menandatangani lembar informed consent, 5) melakukan kontrak dengan
responden. Sebelum dilakukan pengumpulan data peneliti memberikan penjelasan
kepada responden tentang tujuan penelitian, prosedur pengambilan data,
instrumen yang akan digunakan, prinsip etik dalam penelitian.
Peneliti kemudian melakukan pretest berupa wawancara Kuesioner Kualitas
Tidur kepada pasien yang menjalankan hemodialisa untuk mengetahui kualitas
tidur pasien, bagi pasien yang kualitas tidur nya kurang dari 21 akan dijadikan
responden pada penelitian ini dan responden dilakukan wawancara kuesioner

Universitas Sumatera Utara

42

untuk mendapatkan data karakteristik responden, selanjutnya peneliti menjelaskan

tentang prosedur tindakan (terapi back massage dan Akupresur) yang akan
dilakukan kepada responden, kemudian peneliti melakukan penilaian Kualitas
Tidur responden sebelum melakukan terapi back massage dan Akupresur, hasil
penilaian tersebut dicatat di lembar observasi, kemudian peneliti dan ahli terapi
melakukan kunjungan ke rumah responden untuk melakukan intervensi, pada
minggu pertama dilakukan terapi back massage pada malam kedua setelah
dilakukan Hemodialisa dan keesokan paginya peneliti kembali melakukan
kunjungan rumah untuk melakukan wawancara pengisian kuesioner kualitas tidur
pasien setelah dilakukan tindakan terapi back massage, sedangkan pada minggu
kedua dilakukan Akupresur dengan responden yang sama dan tahapan yang sama
seperti pada terapi back massage. tindakan yang dilakukan si peneliti sesuai
dengan standar Operasional Prosedur. Pelaksanaan terapi back massage dan
akupresur dilakukan

selama 30 menit. Setelah peneliti selesai melakukan

tindakan kemudian dilakukan penilaian kembali keesokan harinya untuk kualitas
tidur nya, hasil penilaian dicatat di lembar observasi dan diamati terhadap adanya
perubahan hasil penilaian sebelum dan sesudah dilakukan intervensi penelitian.


Universitas Sumatera Utara

43

3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Cara Ukur

Hasil Ukur

Kemampuan responden

kuesioner

Skor 0-21

Kualitas

memenuhi


kebutuhan

kualitas tidur

Tidur

dasar manusia dalam

yang diambil

pasien yang

hal tidur pasien yang

dari

menjalani

menjalani hemodialisa


(Pittshburgh

hemodialisa

sebelum dan sesudah

sleep Quality

intervensi.

Index

Variabel

Definisi Operasional

Dependent

Skala
Nominal

PSQI

dengan cara
wawancara
Independent

Intervensi yang

Therapi Back diberikan kepada
Massage

responden dalam bentuk
massage yang Prosedur
terapi back massage
yaitu effleuredge,
friction, petrisage,
tapotemen, dan fibrasi

Akupresur

Intervensi yang
diberikan kepada
responden dalam
bentuk tindakan
akupresur pada bagian
kaki, tangan dan
telinga yang diberikan
dengan tindakan
langsung

Universitas Sumatera Utara

44

3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Instrumen
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen antara lain :
kuesioner karakteristik/data demografi, Kuesioner Kualitas Tidur, Standar
Operasional Prosedur Therapy Back Massage dan Standar Operasional
Prosedur Akupresur
Penjelasan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1) Kuesioner karakteristik responden. Kuesioner ini digunakan untuk
mencatat karakteristik responden yang meliputi, : inisial, jenis kelamin,
usia, riwayat Hemodilisa, 2) Lembar Kuesioner Kualitas Tidur 3) Standar
Operasional Prosedur Terapi Back Massage 4) Standar Operasional
Prosedur Akupresur. Hasil ukur dalam instrument ini di nyatakan dengan
skor mean dan standar deviasi.
3.6.2 Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan (kesahihan instrumen) (Polit & Beck, 2012). Penelitian ini akan
menggunakan validitas konten (content validity). Polit dan Beck (2012)
menyatakan bahwa penilaian expert (tenaga ahli) terhadap keterkaitan
antara masing-masing item yang telah ditentukan proporsinya sebagai
konten yang valid dinyatakan dengan Content Validity Index (CVI).
Penilaian masing-masing item dinyatakan dalam 4 poin skala yaitu 1=tidak
relevan, 2=agak relevan, 3=cukup relevan, 4=sangat relevan. Nilai CVI
setiap item yang dihitung oleh para expert yaitu nilai 3 atau 4 (merupakan

Universitas Sumatera Utara

45

nilai yang dianggap relevan) dibagi dengan jumlah expert. Misalnya, item
yang dinilai dikatakan cukup atau sangat relevan jika terdapat 4 dari 5
dengan nilai CVI minimal .80
Instrumen kualitas tidur yang digunakan adalah kuesioner kualitas
tidur (KKT) sudah Content validity telah dianalisis 3 ahli Sleep and
Medical, Psychological Nursing, & Gerontological Nursing dari Prince of
Songkla University, Thailand dengan nilai yang 0.89
3.6.3 Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan kualitas suatu instrumen (Polit & Beck, 2012). Uji reliabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan internal consistency.
Internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali
saja, kemudian data dianalisis dengan tehnik tertentu (dapat ditentukan
dengan nilai Cronbach alpha). Polit dan

Beck (2012) mengatakan

interpretasi nilai reliabilitas dengan Cronbach alpha minimal 0.70 pada
umumnya adekuat, namun nilai > 0.80 merupakan nilai yang lebih
diharapkan.
Instrument yang sudah valid selanjutnya dilakukan uji coba kepada
15 pasien hemodialisa untuk mengetahui kehandalan dari instrument, pada
penelitian ini uji realibilitas dilakukan di Rumah Sakit Cut Meutia
Lhokseumawe. Hasil pengujian dengan menentukan nilai Cronbach alpha
sebesar 0,89.

Universitas Sumatera Utara

46

3.7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup :
3.7.1 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul melalui lembar isian penelitian dan lembar
observasi diolah melalui empat tahapan data yaitu:
3.7.1.1.Editing
Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kejelasan dan relevansi
daftar isian kuesioner dan lembar observasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hal ini dilakukan dilapangan sehingga apabila terdapat data yang meragukan atau
salah atau tidak didisi maka dapat dilakukan klarifikasi kembali kepada
responden.
3.7.1.2.Coding
Mengkode data merupakan kegiatan mengklasifikasi data, memberikan
kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh dari sumber data
yang telah diperiksa kelengkapannya. Data-data yng berupa angka atau tulisan
dikategorikan dalam skor yang telah ditetapkan peneliti.
3.7.1.3.Entry Data
Setelah data dikoding maka langkah selanjutnya melakukan entry data dari
instrumen penelitian ke dalam komputer melalui program statistik.
3.7.1.4.Cleaning
Kegiatan selanjutnya melakukan pemeriksaan kembali terhadap data yang
sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Universitas Sumatera Utara

47

3.7.2 Analisis Data
3.7.2.1.Analisis Univariat
Data yang terkumpul dianalisa lebih lanjut dengan program
komputer

secara

mendeskripsikan

univariat.

Analisa

masing-masing

univariat

variabel

yang

bertujuan
diteliti

untuk

mengenai

karakteristik responden, variabel bebas, dan variabel terikat. Analisa
statistik univariat menguji frekuensi atau rata-rata nilai dari variabelvariabel (Polit & Beck, 2012). Hasil analisa data univariat berupa
distribusi frekuensi, presentase dari masing-masing variabel, nilai mean
dan standar deviasi (SD).
3.7.2.2.Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas seharihari sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan uji beda 2
mean. Uji beda 2 mean yang digunakan adalah jenis uji t dependan dan uji t
independen (paired t test). Uji t independen digunakan untuk menguji beda mean
dari hasil pengukuran untuk membandingkan dua kelompok yang berbeda, Uji t
dependen digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan
sesudah intervensi (Polit & Beck, 2012). Sebelum dilakukan analisa bivariat
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data menggunakan Uji Shapiro Wilk.
Data yang berdistribusi normal akan dilakukan uji beda dua mean (uji t test) yaitu
uji t berpasangan/dependen (kualitas tidur sebelum intervensi therapy back
massage, kualitas tidur sebelum intervensi akupresur, kualitas tidur sesudah
intervensi therapy back massage, kualitas tidur sesudah intervensi akupresur). Uji

Universitas Sumatera Utara

48

t tidak berpasangan/independen (kualitas tidur sebelum intervensi therapy back
massage, kualitas tidur sebelum intervensi akupresur, kualitas tidur sesudah
intervensi therapy back massage, kualitas tidur sesudah intervensi akupresur).
Uji statistik ini dinyatakan bermakna jika nilai p value < 0,05 pada tingkat
kepercayaan 95%. Data yang berdistribusi tidak normal diuji dengan wilcoxon
atau Mann–Whitney. Uji homogenitas data pada penelitian ini juga dilakukan
untuk mengetahui kesetaraan pada setiap variabel data antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol. Data numerik digunakan uji levene’s test, jika nilai p
value > 0,05 berarti data tersebut adalah homogen.

3.8. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan prinsipprinsip dasar etik penelitian yang meliputi beneficience, respect for human
dignity dan

justice (Polit & Beck, 2012). Pertimbangan etik terkait

penelitian ini dilakukan melalui perizinan dari komite etik rumah sakit dan
komite etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3.8.1 Asas manfaat (beneficience)
Salah satu prinsip etik yang paling mendasar adalah asas manfaat, dalam hal
ini peneliti harus meminimalkan kerugian dan memaksimalkan manfaat untuk
responden penelitian (Polit & Beck, 2012).
Peneliti memiliki kewajiban untuk mencegah atau tidak menimbulkan
kerugian dan ketidaknyamanan baik fisik maupun psikis pasien (Polit & Beck,
2012). Intervensi therapy back massage dan akupresur dilakukan dengan terlebih

Universitas Sumatera Utara

49

dahulu meminta persetujuan (informed consent) dan keluhan seperti yang
diuraikan dalam kriteria eksklusi merupakan salah satu cara peneliti untuk
mencegah kerugian dan ketidaknyamanan responden.
Keterlibatan responden dalam penelitian ini harus mendapat jaminan bahwa
data atau informasi yang diberikan tidak akan menimbulkan kerugian bagi
responden di masa yang akan datang (Polit & Beck, 2012). Peneliti disini
menjelaskan tujuan penelitian, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan
kewajiban responden, sehingga responden merasa dirinya tidak dieksploitasi.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan hak dan kewajiban peneliti untuk melindungi
responden dan menggunakan data atau informasi yang diberikan responden hanya
untuk penelitian, sehingga responden merasa aman selama dilakukan penelitian.
3.8.2 Asas menghargai hak asasi manusia (Respect for human dignity).
Responden merupakan individu yang memiliki otonomi untuk menentukan
aktivitas yang akan dilakukannya, dalam hal ini responden memiliki hak untuk
menentukan apakah dirinya akan berpartisipasi dalam penelitian atau tidak tanpa
khawatir akan mendapatkan sanksi atau tuntutan hukum (Polit & Beck, 2012).
Selama penelitian berlangsung, peneliti menghargai dan menerima semua
keputusan responden yang diberikan sehingga responden terlibat dalam penelitian
secara sukarela dan tanpa paksaan.
Hak untuk membuat keputusan dan hak untuk mendapatkan informasi
merupakan dua faktor utama yang menjadi landasan dalam membuat informed
concent (Polit & Beck, 2012). Sebelum dilakukan penelitian, peneliti menjelaskan
segala hal yang berkaitan dengan penelitian, setelah mendapatkan penjelasan,

Universitas Sumatera Utara

50

responden diberikan kesempatan untuk bertanya dan memutuskan apakah bersedia
atau tidak bersedia untuk terlibat dalam penelitian.
3.8.3 Asas keadilan (Justice)
Prinsip memperlakukan secara adil berkaitan dalam memilih responden
berdasarkan kriteria sampel bukan berdasarkan maksud atau posisi tertentu (Polit
& Beck, 2012). Selain itu peneliti harus memperlakukan emua responden tanpa
adanya diskriminasi sehingga peneliti harus menghargai perbedaan baik dalam hal
keyakinan, budaya, dan sosial ekonomi responden (Polit & Beck, 2012). Saat
penelitian berlangsung, peneliti berupaya memahami perbedaan latar belakang
setiap responden, sehingga peneliti dapat menghargai perbedaan tersebut, namun
tetap berlaku adil dalam memperlakukan setiap responden sesuai dengan tujuan
dan prosedur penelitian.
Responden memiliki hak untuk mengajukan permintaan mengenai data atau
informasi yang berkaitan dengan dirinya untuk dijaga kerahasiaannya (Polit &
Beck, 2012). Oleh karena itu untuk menjaga kerahasiaan responden maka
responden tidak perlu mencantumkan namanya dalam lembar pengumpulan data
(anomimity). Semua data dan informasi yang diberikan disimpan dan dijaga
kerahasiaannya serta hanya untuk kepentingan pasien.

Universitas Sumatera Utara

51

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Singkat Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh rumah sakit yang ada di Kota
Langsa. Kota Langsa berada kurang lebih 400 km arah timur kota Banda
Aceh, merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa didirikan pada tahun
1915 oleh Pemerintah Kolonial Belanda diatas areal tanah seluas ± 35.800
M2 , yang merupakan Rumah Sakit Rujukan atas mata rantai sistim
kesehatan di Pemerintah Kota Langsa. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 51/Men.Kes/SK/II/1979 tanggal 22 Februari 1979
diberikan status menjadi Rumah Sakit dalam klasifikasi type C, kemudian
pada tahun 1997 ditingkatkan klasifikasinya menjadi Rumah Sakit type B
Non pendidikan berdasarkan Surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 479/Men.Kes/SKV/1997 tanggal 20 Mei 1997. Kemudian
berdasarkan Kepres No. 40 tahun 2001 berubah status menjadi Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Langsa dan telah juga ditetapkan dengan Qanun
Pemerintah Kota Langsa No. 5 Tahun 2005, dan Qanun Pemerintah Kota
Langsa No.10 Tahun 2009 tentang rincian pokok dan fungsi pemangku
jabatan struktural dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

51

Universitas Sumatera Utara

52

4.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap karakteristik responden pada tabel
4.1 bahwa pada pasien hemodilaisa rata-rata umur adalah 54,93, pada jenis
kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang
(69,7%), pada lama menjalankan hemodialisa mayoritas pada 0-4 tahun sebanyak
19 orang ( 57,6%),

Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan data karateristik responden (n=33)
Uraian

Jumlah

Persentase

40 – 55 Tahun

17

51,5

56-70 Tahun

16

48,5

Laki-Laki

23

69,7

Perempuan

10

30,3

0-4 Tahun

19

57,6

5-9 Tahun

14

42,4

Umur

Jenis Kelamin

Lama Hemodialisa

4.3 Deskripsi Kualitas Tidur Pre Test dan Post Test
Menunjukkan Kualitas tidur pada kedua kelompok intervensi (back
massage dan Akupresur) pada periode pre test dan post test. Pada periode pre test
kelompok back massage rata-rata skor Kualitas tidur adalah 9.39 sedangkan pada
kelompok Akupresur rata-rata skor Kualitas tidur adalah 10.87. pada periode post
test didapatkan hasil kelompok back massage rata-rata skor Kualitas tidur adalah

Universitas Sumatera Utara

53

13..51 sedangkan pada kelompok Akupresur rata-rata skor Kualitas tidur adalah
13.84.
Tabel 4.2
Deskripsi kualitas tidur pre test dan post test pada responden Hemodialisa
(n=33)
Pre Test

Post Test

Kualitas Tidur

Mean

SD

Back Massage

9.39

4.70

13.51

3.82

5.41

13.84

4.40

Akupresur

10.87

Mean

SD

4.4 Uji Normalitas data Kualitas Tidur Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Tindakan Back Massage dan Akupresur Pasien Hemodialisa di RSUD
Langsa
Sebelum dilakukan analisis statistik untuk seluruh jenis data numerik
dilakukan uji normalitas untuk melihat distribusi data. Tabel 4.4 menunjukkan Uji
normalitas dengan Shapiro Wilk Test menunjukkan bahwa kualitas tidur
kelompok back massage dan kelompok Akupresur berdistribusi normal (p>0,05)
sehingga dianalisis menggunakan uji parametrik yaitu Paired T test untuk menguji
perbedaan rata-rata kualitas tidur sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.
Tabel 4.4
Uji normalitas kualitas tidur (n=33)
Kelompok back massage

Kelompok akupresur

Pretets (p value)

Posttest (p value)

Pretets (p value)

Posttest (p value)

0,062

0,071

0,076

0,127

Universitas Sumatera Utara

54

4.5 Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan
Back Massage Pasien Hemodialisa di RSUD Langsa
Hasil uji statistik menggunakan uji Paired t test, menunjukkan bahwa pada
kelompok back massage terdapat perbedaan Kualitas tidur secara keseluruhan
antara sebelum dan sesudah periode intervensi

dengan nilai p=0,000. Dapat

disimpulkan bahwa rata-rata kualitas tidur mengalami peningkatan dan
menyatakan ada pengaruh therapy Back Massage terhadap kualitas tidur sebelum
dan sesudah intervensi pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Langsa
Tabel 4.5
Perbedaan kualitas tidur responden sebelum dan sesudah dilakukan Back Massage
Pasien Hemodialisa (n=33)
Kualitas Tidur

Mean

SD

SE

Pre Back Massage

9.39

4.703

0.818

Post Back Massage

13.51

3.825

0.665

Nilai P
0.000

4.6 Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan
Akupresur Pasien Hemodialisa di RSUD Langsa
Hasil uji statistik uji bivariat menggunakan uji Paired t test dapat dilihat pada
tabel 4.6, menunjukkan bahwa pada kelompok akupresur terdapat perbedaan
kualitas tidur secara keseluruhan antara sebelum dan sesudah periode intervensi
dengan nilai p=0,000.

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 4.6
Perbedaan kualitas tidur responden sebelum dan sesudah priode intervensi pada
kelompok Akupresur pasien hemodialisa (n=33)
Kualitas Tidur

Mean

SD

SE

Nilai P

Pre Akupresur

10.87

5.418

0.943

Post Akupresur

13.84

4.402

0.766

0.000

4.7 Perbedaan Kualitas Tidur Kelompok Back Massage Dan Kelompok
Akupresur Setelah Priode Intervensi
Menunjukkan hasil uji statistik menggunakan Paired t Test, yaitu
tidak terdapat perbedaan kualitas tidur antara kelompok Back Massage dan
kelompok Akupresur setelah periode intervensi dengan nilai (p>0.05).
Tabel 4.7
Perbedaan Kualitas Tidur sesudah priode intervensi pada responden kelompok
Back Massage dan kelompok Akupresure pasien Hemodialisa (n=33)
Kualitas tidur

Mean

SD

SE

Back Massage

13,51

3,825

0,665

Akupresur

13,84

4,402

0,766

Nilai P

0,575

Universitas Sumatera Utara

56

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Kualitas Tidur Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Back
Massage
Kualitas tidur pada responden dengan kelompok terapi back
massage, sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan back massage,
menunjukkan rata-rata kualitas tidur yang jauh berbeda, kelompok
sebelum dilakukan intervensi rata-rata skor kualitas tidur adalah 9.39
sedangkan rata – rata kualitas tidur setelah dilakukan intervensi dengan
skor adalah 13.51.
Intervensi yang dilakukan yaitu terapi back massage yang
dilakukan pada hari kedua post Hemodialisa, kualitas tidur responden
kelompok terapi back massage menunjukkan peningkatan nilai rata-rata
sebelum dilakukan intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan
yang dilakukan kepada kelompok terap back massage memberikan
dampak pada perubahan kualitas tidur yaitu berupa peningkatan skor ratarata kualitas tidur, yang kemudian juga dibuktikan secara statistik dengan
uji paired t Test dengan nilai p = 0,000 (p