Hubungan Budaya Organisasi Dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2015 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat Analitik
dengan rancangan cross sectional yaitu pengamatan atau pengambilan data yang
hanya dilakukan sekali saja dalam waktu yang bersamaan(Singarimbun, 2008).
Penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur/ sistematis yang sama kepada banyak orang,
untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan
dianalisis. Pertanyaan terstruktur/ sistematis tersebut dikenal dengan istilah
kuesioner (Prasetyo, 2005)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitiandilakukan selama 3 bulan, terhitung mulai bulanOktober sampai
dengan Desember 2015.

Universitas Sumatera Utara


Tabel. 3.1. Jadwal Waktu Penyusunan Tesis

NO

JENIS KEGIATAN

1

Persetujuan judul
proposal

2

Tesis
Pengurusan izin
pengambilan

3


APRIL
JUNI
MARET SEPTEMBER
2015
2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
2016
1 2 3 4

data awal
Peninjauan dan
Pengambilan
data awal ditempat
penelitian


4

Pembuatan proposal tesis
BAB I,BAB II dan BAB
III

5

Konsul proposal tesis
BAB I,BAB II dan BAB
III

6

Sidang Proposal tesis

7

Perbaikan proposal tesis


8

10

Melakukan Penelitian
Pembuatan BAB
IV,V,VI
Konsultasi Hasil
Penelitian

11

Seminar hasil

9

MARET
2015

OKTOBER

NOVEMBER
DESEMBER
2015
1 2 3 4

Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek penelitian. Oleh karena itu populasi pada penelitian
ini adalah seluruh perawat pelaksana pada ruang rawat inapdi RSUD Kota Langsa
yang berjumlah 153 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruhperawat pelaksana RSUD Kota
Langsa berjumlah 153 orang, maka metode yang digunakan adalah Total
Sampling karena mengambil seluruh populasi menjadi sampel penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer dan data
sekunder.

3.4.1. Data Primer
Data primer didapat melalui wawancara kepada responden dengan
menggunakan kuesioner yang telah diuji olehpeneliti sebelumnya. Wawancara
tersebut dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sesuai dengan variabel
yang akan diteliti agar diperoleh informasisesuai dengan tujuan penelitian.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di RSUD Kota
Langsa seperti peraturan,struktur organisasi,dan data-data lain yang mendukung
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan realibilitas dalam penelitian ini sudah baku karna
sudah pernah di lakukan oleh peneliti sebelumnya dan telah mendapatkan izin
dari peneliti sebelumnya oleh Rahmanita

3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, dan
sebagainya. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2010).
3.5.2. Definisi Operasional
3.5.2.1.Variabel Bebas (X)
Budaya organisasi adalah nilai dan norma yang berlaku di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Langsa bersama-sama oleh anggotanya yang merupakan
faktor penting penentu keberhasilan pencapaian tujuan organisasi meliputi
keterlibatan,konsistensi,penyesuaian dan misi.
a Keterlibatan adalah kegiatan perawat yang berkaitan dengan bagaimana
keterlibatan kepala ruangan dalammerencanakan suatu pekerjaan,keterlibtan

Universitas Sumatera Utara

dalam pemberian tindakan keperawatan,keterlibatan antar ruangan,pemahaman
kebutuhan pasien,kerja sama tim dan menetapkan tindakan keperawatan yang
akan dilakukankan
b Konsistensi adalah kegiatan perawat yang berkaitan dengan

konsistensi

perawat

dalam

melaksanakan

asuhan

bagaimana

kepeawatan

tepat

waktu,nilai-nilai yg diterapkan di rumah sakit apakah jelas dan konsisten,
konsistensi

dalam


tanggung

perawat,bagaimana

kepala

jawab,konsistensi
ruangan

dalam

menghargai

kode

ide-ide

etik
dari


perawat,kesepakatan bersama dalam melakukan pekerjaan,konsisten dalam
dampak positif dalam pelayanan,dan konsisten dalam penerapan nilai-nilai
dalam bekerja.
c Penyesuaian adalah kegiatan perawat yang berkaiatan dengan memilih secara
kontinu

cara

yang

baru

dan

lebih

baik

dalam


menyelesaikan

pekerjaan,terciptanya suasana perubahan untuk lebih baik,adanya tanggapan
positif dari bidang lain,apakah rekomendasi pasien sering membawa
perubahan,apakah

perawat

sudah

memastikan

memahami

kebutuhan

pasien,apakah staff masing-masing bidang sudah mengetahui pekerjaan yang
dilakukan bidang lain,apakah pembelajaran sudah menjadi tujuan penting
dalam kerja perawat sehari-hari,apakah perawat merspon dengan baik setiap
pesaing dan perubahan lain dalam lingkungan rumah sakit.
d. Misi adalah kegiatan perawat yang berkaitan dengan visi ruang rawat,apakah
perawat selalu menelusuri perkembangan dengan tujuan yang telah

Universitas Sumatera Utara

ditetapkan,apakah sudah terdapat misi yang jelasdalam memberikan makna
dan arah bagi perawat, strategi yang jelas untuk masa depan, arah strategi
rumah sakit sudah jelas bagi perawat,pemahaman perawat dalam melakukan
keberhasilan dalam jangka panjang,apakah visi rumah sakit menciptakan
kegairahan dan motivasi bagi perawat.
3.5.2.1.Variabel Terikat (Y)
Kinerja perawat adalah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terbaik pada pasien.
Variabel dependen penelitian ini adalah kinerja perawat pelaksana yang
dapat diukur melalui pelaksanaan asuhan keperawatan meliputi pengkajian
keperawatan,diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan yang sudah menjadi
standar pelayanan medik di RSUD Kota Langsa.
a.

Pengkajian adalah proses pelayanan keperawatan dalam pengumpulan
data oleh perawat pelaksana tentang informasi respon pasien agar
dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan
kesehatan.

b.

Diagnosa keperawatan adalah proses pelayanan keperawatan dalam
merumuskan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan yang aktual atau
yang potensial.

Universitas Sumatera Utara

c.

Perencanaan adalah proses keperawatan dalam merencanakan
tindakan

atau

intervensi

keperawatan

yang

didasarkan

pada

identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien dan prioritas
masalahnya sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
d.

Impelementasi adalah proses keperawatan yang dilakukan perawat
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik.

e.

Evaluasi adalah proses keperawatan yang merupakan tahapan
penilaian terhadap proses-proses keperawatan yang sebelumnya
dilakukan oleh perawat dalam menegakkan pelayanan keperawatan
pada pasien.
Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional

NO
1

Variabel

Bobot Nilai
1 variabel = 8 indikator

Variabel independen
Budaya Organisasi
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
5. Sangat Baik

2

Bobot nilai
1 variabel = 1 indikator

1
2
3
4
5

8-14
15-21
22-28
29-34
35-40

1
2
3
4

20-35
36-41
42-57
58-80

Varibel Independen
Kinerja perawat
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Baik
4. Sangat Baik

Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Pengukuran
3.6.1.

Pengukuran Variabel Independen
Pengukuran variabel bebas (independent) yakni budaya organisasi yang
terdiri dari indikator keterlibatan,konsistensi,adaptabilitas (penyesuaian),
dan misi disusun dalam 32 pernyataan dan jawaban dengan
menggunakan skala likert yang dikuantifikasikan (dibobot) dalam skala
ordinal. Pemberian skor yang dimaksud akan dijabarkan sebagai berikut :
a. Keterlibatan didasarkan pada skala ordinal dikategorikan dari 8
pertanyaan yang diajukan dengan jawaban Sangat baik (SB) bobot
nilai 5, Baik (B) bobot nilai 4, Cukup Baik (CB) bobot nilai 3,
Kurang baik (KB) bobot nilai 2, dan Tidak Baik (TB) bobot nilai 1,
skor maksimal 40.
b. Konsistensi didasarkan pada skala ordinal dikategorikan dari 8
pertanyaan yang diajukan dengan jawaban Sangat baik (SB) bobot
nilai 5, Baik (B) bobot nilai 4, Cukup Baik (CB) bobot nilai 3,
Kurang baik (KB) bobot nilai 2, dan Tidak Baik (TB) bobot nilai 1,
skor maksimal 40.
c. Adaptabilitas

(penyesuaian)

didasarkan

pada

skala

ordinal

dikategorikan dari 8 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban
Sangat baik (SB) bobot nilai 5, Baik (B) bobot nilai 4, Cukup Baik
(CB) bobot nilai 3, Kurang baik (KB) bobot nilai 2, dan Tidak Baik
(TB) bobot nilai 1, skor maksimal 40.

Universitas Sumatera Utara

d. Misi didasarkan pada skala ordinal dikategorikan dari 8 pertanyaan
yang diajukan dengan jawaban Sangat baik (SB) bobot nilai 5,
Baik (B) bobot nilai 4, Cukup Baik (CB) bobot nilai 3, Kurang
baik (KB) bobot nilai 2, dan Tidak Baik (TB) bobot nilai 1, skor
maksimal 40.
3.6.2. Pengukuran Variabel Dependen
Pengukuran variabel dependent yaitu kinerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum daerah Kota Langsa yang terdiri dari
tahap: pengkajian dan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan

evaluasikeperawatan

sebagai

didasarkan

pada

skala

ordinal

dikategorikan dari 20 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban Sangat
Baik (SB) bobot nilai 4, Baik (B) bobot nilai 3, kurang Baik (KB) bobot
nilai 2, Tidak Baik (TB) bobot nilai 1, skor maksimal 80.

3.7.

Metode Analisis Data

3.7.1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam suatu penelitian, pengolahan data
merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang
diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi
apa-apa dan belum siap untuk disajikan.
Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan
kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data. Pengolahan data dari

Universitas Sumatera Utara

kuesioner, dapat dilakukan menggunakan bantuan komputer (komputerisasi),
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.

Penyuntingan data (editing)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

2.

Pemberian kode (coding)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.

3.

Memasukkan data (data entry) atau processingData
yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software”
komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk
“entri data”.

4.

Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan
data (data cleaning).

Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Analisis Data
Data yang telah diolah baik dengan pengolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis.
Tujuan dilakukan analisis data adalah:
1.

Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
tujuan penelitian.

2.

Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

3.

Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan
kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan. (Notoatmodjo,
2010).

Analisis data dalam penelitian ini meliputi :
1.

Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo, 2010)

2.

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
(independent) terhada variabel terikat (dependent) dengan menggunakan uji
Korelasi spearman rank dengan α 0,05 dan hipotesa sebagai berikut:
- Ada hubungan jika P < dari 0,05 sedangkan jika P > 0,05 berarti tidak ada
hubungan.

Universitas Sumatera Utara

Untuk mencari tingkat hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat di
pergunakan pedoman interpretasi korelasi sebagai mana yang tersebut dalam
tabel 3.3. berikut :
Tabel 3.3. Pedoman Interpretasi Korelasi
Interval Korelasi

Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

Sangat Rendah

0,20 - 0,399

Rendah

0,40 - 0,599

Sedang

0,60 - 0,799

Kuat

0,80 – 1,000

Sangat Kuat

Sumber: Metode Penelitian Pendidikan 2011

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa didirikan pada tahun 1915 oleh
2

Pemerintah Kolonial Belanda diatas areal tanah seluas ± 35.800 M sebagai balai
pengobatan serdadu Belanda. Pemerintah Kolonial Belanda mulai melakukan
pengembangan dari segi fisik bangunan, peralatan kesehatan dan tenaga medis,
sebagai akibat dari agresi militer di Aceh sehingga banyak serdadu Belanda yang
tewas dan luka. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia membuat
Pemerintah Kolonial Belanda harus hengkang dari Bumi Rencong Aceh sehingga
meninggalkan bangunan fisik dan membuat masyarakat pribumi mulai
menggunakannya sebagai balai pengobatan kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa merupakan Rumah Sakit
rujukan atas mata rantai sistem kesehatan di wilayah Pemerintah Kota Langsa dan
sekitar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
51/Men.Kes/SK/II/1979 tanggal 22 Februari 1979 diberikan status menjadi
Rumah Sakit dalam klasifikasi type C, Kemudian pada tahun 1997 ditingkatkan
klasifikasinya menjadi Rumah Sakit type B Non Pendidikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 479/Men.Kes/SKV/1997
tanggal 20 Mei 1997. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 40 tahun

Universitas Sumatera Utara

2001 berubah status menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa dan telah
juga ditetapkan dengan Qanun Pemerintah Kota Langsa No. 5 Tahun 2005.
4.1.2. Letak Geografi dan Demografi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Langsa
Kota Langsa merupakan bagian dari Provinsi Aceh terletak pada 04°
lintang utara dan 97° bujur timur. Luas keseluruhan kota langsa adalah 262,41 km
dengan panjang garis pantai 16 km.
Lokasi rumah sakit umum daerah Kota Langsa terletak di kecamatan LangsaKota
dengan status pemilikan pemerintah Kota Langsa yang berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Birem Bayeun Kab. Aceh Timur
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Birem Bayeun Kab. Aceh Timur
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Manyak Payed Kab. Aceh Timur
4.1.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa
4.1.3.1. Visi
Visi rumah sakit umum daerah Kota Langsa adalah :
“ Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Menjadi Rumah Sakit
Unggulan Di Wilayah Timur Aceh “
4.1.3.2. Misi
Misi rumah sakit umum daerah Kota Langsa adalah:
- Meningkatkan kualitas pelayanan individu yang prima secara
berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

-

Sebagai pendukung utama dalam meningkatkan derajat kesehatan di
wilayah Timur Aceh pada umumnya dan Kota Langsa pada khususnya.

-

Membentuk jaringan pelayanan kesehatan dengan seluruh fasilitas
pelayanan primer di Kota Langsa melalui pelayanan dengan system
rujukan yang terkoordinasi.

4.1.4. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh
hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.Pelayanan rawat jalan merupakan
pelayanan pasien untuk observasi,diagnosis,pengobatandan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa harus menginap dirumah sakit. Pelayanan rawat jalan poliklinik
yang ada di rumah sakit umum daerah Kota Langsa antara lain sebagai berikut:
pelayanan spesialis penyakit dalam,pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan,
pelayanan spesialis bedah,pelayanan spesialis kesehatan anak,pelayanan spesialis
THT,pelayanan spesialis jantung,pelayanan spesialis kulit dan kelamin,pelayanan
spesialis

mata,pelayanan

spesialis

gigi

dan

mulut,pelayanan

spesialis

paru,pelayanan spesialis neurologi,pelayanan spesialis urologi,pelayanan rawat
jalan umum.

4.2. Statistik Demografi Responden Penelitian
Statistik demografi responden penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Demografi Responden Penelitian
Demografi
Usia
21-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
SPK
D III
S1
Status Perkawinan
Belum menikah
Menikah
Masa Kerja
5 -10 tahun
11-20 tahun
> 21

N

Persentase (%)

77
47
29

50,3
30,7
19,0

58
95

37,9
62,1

3
97
53

2,0
63,4
34,6

21
132

13,7
86,3

88
47
18

57,5
30,7
11,8

Statistik demografi di atas mendeskripsikan bahwa responden dengan
rentang usia 31-40 tahun, yaitu berjumlah 47 responden (30,7%), diikuti dengan
responden dengan usia lebih dari 40 tahun 29 responden (19,0%) dan responden
yang berusia 21-30 tahun
besarperempuansebanyak

95

77

responden (50,3%). Responden sebagian

responden (62,1%) dan laki-laki sebanyak 58

responden (37,9%). Respondenlebih banyak berpendidikan S1 sebanyak 53
responden (34,6%) , berpendidikan DIII yaitu

97

responden (63,4%), dan

berpendidikan SPK sebanyak 3 (2,0%). Responden lebih banyak berumah tangga
(menikah) 132 responden (86,3%) dan belum menikah 21 responden (13,7%).
Apabila dilihat dari masa kerja diperoleh bahwa sebaran terbanyak adalah
responden yang memiliki masa kerja 5-10 tahun 88 orang (57,5%), diikuti dengan

Universitas Sumatera Utara

masa kerja 11-20 tahun sebanyak 47 responden (30.7%) dan masa kerja > 21
tahun sebanyak 18 responden (11,8%).

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya Organisasi di
RSUD Kota Langsa.
Budaya organisasi dalam penelitian ini merupakan salah satu variabel
bebas yangmempengaruhi kinerja perawat di RSUD Kota Langsa. Budaya
organisasi ini terdiri dari budaya keterlibatan,konsistensi,penyesuaian dan misi.
Deskripsi budaya organisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Budaya
Organisasi di RSUD Kota Langsa
Budaya Organisasi

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Total

6
48
72
24
3
153

3,9
31,4
47,1
15,7
2,0
100

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat perolehan hasil bahwa responden memiliki
budaya organisasiyang tidak baik dalam bekerja sebesar6 responden (3,9%),
responden yang memilikibudaya organisasi yang kurang baiksebesar48 responden
(31,4%), responden yang memiliki budaya organisasi cukup baik sebesar 72
(47,1%), responden yang memiliki budaya organisasi baik sebesar 24 (15,7%)
sedangkan responden yang memiliki budaya organisasi yang sangat baikyaitu
3responden (2,0%).

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi budaya organisasi dan masing-masing indikatornya diuraikan sebagai
berikut:
a. Keterlibatan
Deskripsi budaya organisasi keterlibatandi RSUD Kota Langsa dapat
dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Budaya
Organisasi Keterlibatan di RSUD Kota Langsa
Keterlibatan

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Total

69
22
23
22
17
153

45,1
14,4
15,0
14,4
11,1
100

Dari Tabel 4.3. dapat dilihat perolehan hasil bahwa responden memiliki
budaya organisasi keterlibatan yang tidak baikdalam bekerja sebesar69 responden
(45,1%), responden yang memilikibudaya organisasi keterlibatan yang kurang
baiksebesar22 responden (14,4%), responden yang memiliki budaya organisasi
keterlibatan cukup baik sebesar 23 (15,0%), responden yang memiliki budaya
organisasi keterlibatan baik sebesar 22 (14,4%)

sedangkan responden yang

memiliki budaya organisasiketerlibatan yang sangat baikyaitu 17responden
(11,1%).

Universitas Sumatera Utara

b. Konsistensi
Deskripsi budaya organisasi Konsistensi di RSUD Kota Langsa dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Budaya
Organisasi Konsistensi di RSUD Kota Langsa.
Konsistensi

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Total

33
9
45
44
22
153

21,6
5,9
29,4
28,8
14,4
100

Tabel 4.4. dapat dilihathasil responden memiliki budaya organisasi
konsistensi yang tidak baik dalam bekerja sebesar33 responden (21,6%),
responden yang memiliki budaya organisasi konsistensi yang kurang baiksebesar9
responden (5,9%), responden yang memiliki budaya organisasi konsistensi cukup
baik sebesar 45 (29,4%), responden yang memiliki budaya organisasi konsistensi
baik sebesar 44 (28,8%) sedangkan responden yang memiliki budaya organisasi
konsistensi yang sangat baikyaitu 22responden (14,4%).
c. Penyesuaian
Deskripsi budaya organisasi penyesuaiandi RSUD Kota Langsa dapat
dilihat pada Tabel 4.5.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Budaya
Organisasi Penyesuaian di RSUD Kota Langsa.
Penyesuaian

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Total

39
31
40
33
10
153

25,5
20,3
26,1
21,6
6,5
100

Tabel 4.5. dapat dilihat hasil bahwa responden memiliki budaya organisasi
penyesuaian yang tidak baik dalam bekerja sebesar39 responden (25,5%),
responden yang memiliki budaya organisasi penyesuaian

yang kurang

baiksebesar31 responden (20,3%), responden yang memiliki budaya organisasi
penyesuaian cukup baik sebesar 40 (26,1%), responden yang memiliki budaya
organisasi penyesuaian baik sebesar 33 (21,6%)

sedangkan responden yang

memiliki budaya organisasi penyesuaian yang sangat baikyaitu 10responden
(6,5%).
d. Misi
Deskripsi budaya organisasi Misidi RSUDKota Langsa dapat dilihat pada
Tabel 4.6.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Budaya
Organisasi Misi di RSUD Kota Langsa.
Misi

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik

27
14
41

17,6
9,2
26,8

Baik
Sangat Baik
Total

54
17
153

35,3
11,1
100

Tabel 4.6. dapat dilihat hasil bahwa responden memiliki budaya organisasi
misi yang tidak baik dalam bekerja sebesar 27 responden (17,6%), responden
yang memiliki budaya organisasi misi yang kurang baiksebesar14 responden
(9,2%), responden yang memiliki budaya organisasi misi cukup baik sebesar 41
(26,8%), responden yang memiliki budaya organisasi misi baik sebesar 54
(35,3%) sedangkan responden yang memiliki budaya organisasi misi yang sangat
baikyaitu 17 responden (11,1%).

4.4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat
Pelaksana di RSUD Kota Langsa
Kinerja perawat dalam hal ini merupakan pelaksanaan asuhan keperawatan

yang terangkum dalam 5 rangkaian kegiatan yaitu pengkajian keperawatan,
diagnosa

keperawatan,

perencanaan

keperawatan,

tindakan

keperawatan

danevaluasi keperawatan.
Berdasarkan kelima rangkaian kinerja perawat yang merupakan asuhan
keperawatan tersebut diperoleh hasil pada Tabel 4.7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran Kinerja
Perawat Pelaksana di RSUD Kota Langsa.
Kinerja perawat
pelaksana
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Total

Frekuensi

Persentase (%)

50
35
20
48
153

32,7
22,9
13,1
31,4
100

Tabel 4.7. dapat dilihat hasil bahwa responden memiliki kinerja perawat
yang tidak baik dalam bekerja sebesar50 responden (32,7%), responden yang
memiliki kinerja perawat kurang baik sebesar35 responden (22,9%), responden
yang memiliki kinerja perawat baik sebesar 20 (13,1%), responden yang memiliki
kinerja perawat sangat baik sebesar 48 (31,4%).

4.5.

Korelasi Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Perawat
Pelaksana di RSUD Kota Langsa
korelasihubungan budaya organisasi keterlibatan dengan kinerja perawat

pelaksana di RSUD Kota Langsa dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Korelasi Budaya Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
RSUD Kota Langsa
Kinerja
perawat
Spearman’s rho Kinerja perawat correlation coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
153
Misi
correlation coefficient
.215
Sig. (2-tailed)
.008
N
153

Budaya
organisasi
.215
.008
153
1000
153

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8. diketahui bahwa hasil uji korelasi hubungan budaya organisasi
dengan kinerja perawat menunjukkan bahwa keeratan hubungan yang rendah (r)
sebesar 0.215 dan berpola positif artinya semakin rendah budaya organisasi maka
semakin kurang kinerja perawat. Hasil uji statistik di peroleh P.Value = 0.008