Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

BAB II
KEDUDUKAN LEMBAGA PEGADAIAN SEBAGAI LEMBAGA
KEUANGAN

A. Lembaga Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena
kegiatan kredit sudah sangat biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam setiap
sendi kehidupan masyarakat. Defenisi secara umum dari lembaga keuangan tersebut
adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,
menyalurkan dana atau kedua-duanya. 16 Lembaga keuangan dilihat dari jenisnya,
terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang berbentuk bank
yaitu bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan pemberi
kredit, mempermudah pembayaran dan penagihan, stabilisator moneter dan
dinamisator pertumbuhan ekonomi. 17
Lembaga keuangan bukan bank tidak memiliki cara-cara penghimpunan dana
yang selengkap bank, namun pada pokoknya lembaga keuangan bukan bank
mempunyai kegiatan utama yang tidak jauh berbeda dengan Bank. Secara umum
kegiatan utama lembaga keuangan bukan bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat.


16
17

Kasmir, Op.Cit, hlm. 2.
Malayu Hasibuan, Manajemen Perbankan, (Jakarta: CV. Haji Magum, 1994), hlm. 9.

Universitas Sumatera Utara

Lembaga Keuangan Bukan Bank (selanjutnya disebut sebagai LKBB)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri RI No. KEP-38/MK/IV/1972 adalah semua
lembaga (badan) yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang keuangan yang secara
langsung maupun tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan suratsurat berharga, kemudian menyalurkan dana kepada masyarakat terutama untuk
membiayai investasi perusahaan-perusahaan. 18
Adapun lembaga keuangan bukan bank yang berkembang dalam kegiatan
keuangan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.

Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha merupakan Kegiatan pembiayaan kepada badan hukum atau
perseorangan dalam bentuk pembiayaan modal. Pembayaran dilakukan dalam

jangka waktu tertentu.

2.

Modal Ventura
Modal ventura merupakan suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaaan modal
kepada perusahaan kecil yang berupa penyertaan modal untuk jangka waktu
sementara. Balas jasa yang didapat adalah bagi hasil jika perusahaan yang
dibiayai mendapat keuntungan dan berbagi kerugian apabila perusahaan tersebut
merugi.

3.

Anjak Piutang
Anjak Piutang merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan serta pengurusan hutang atau tagihan jangka pendek perusahaan
(Debitur) dan transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
18

C.S.T. Kansil Dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang

Indonesia, Cet-4, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 432.

Universitas Sumatera Utara

4.

Asuransi
Asuransi merupakan perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugiank
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

5.

Dana Pensiun
Dana pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya.


6.

Pegadaian
Pegadaian merupakan bentuk lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan
usaha gadai yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang
membutuhkan dana dalam waktu segera. 19 Dalam hal ini PT. Pegadaian
diharapkan mampu menopang kebutuhan likuiditas dalam usaha kecil dan
menengah (UKM).
Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank memiliki ciri-ciri

sebagai berikut : 20
a. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.
b. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.
19

http://www.restikajuhasmi.blogspot.com (diakses pada tanggal 10 Maret 2016)

20


http://kitahebat1.blogspot.co.id/2014/02/maklah-lembaga-keuangan-bukanbank-lkbb. html (diakses pada tanggal 10 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

c. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Adapun jenis-jenis pegadaian yang berkembang di Indonesia adalah sebagai
berikut :
a. Pegadaian Konvensional
Pegadaian konvensional merupakan suatu lembaga pemerintah yang
memberikan uang pinjaman kepada nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian
konvensional ini sudah tersebar ke seluruh pedesaan. Namun pada jenis
pegadaian ini masih menggunakan sistem pencatatan manual, menggunakan
sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar.
b. Pegadaian Syariah
Pegadaian syariah yakni lembaga keuangan/devisi dari bentuk pegadaian
dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
Banyak sekali keuntungan pegadaian syariah ini, antara lain : menggunakan sistem
bagi hasil yang sesuai syariat dan prinsip-prinsip islam, tarif jasa simpan uang tidak
terlalu besar, dan biaya administrasinya sangat kecil. Namun, pegadaian syariah ini
masih menggunakan pencatatan yang manual.

Perseroan Terbatas Pegadaian dalam menjalankan kegiatan jasa keuangan
dalam memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat umumnya kegiatan jasa keuangan
yang dijalankan

meliputi 2 hal, yaitu menghimpun dana dan penggunaan dana,

yaitu: 21
a. Penghimpunan dana (Funding Product)

21

http://restikajuhasmi.blogspot.co.id/2013/01/makalah-bank-dan-lembagakeuangan .html (diakses pada tanggal 12 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan
tabungan sebagaimana perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya untuk
melakukan kegiatan usahanya, maka pegadaian memiliki sumber-sumber dana,
sebagai berikut : 22

1) Modal sendiri, terdiri dari:
a) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN.
b) Penyertaan modal pemerintah.
c) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan perum pegadaian berdiri.
2) Pinjaman jangka pendek dari perbankan.
3) Bekerjasama dengan pihak ke-3 dalam memanfaatkan aset perusahaan
dalam bidang bisnis properti, seperti dalam pembangunan gedung kantor
dan pertokoan dengan sistem BOT, build, operate, dan transfer.
4) Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
5) Mengadakan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, baik
perbankan maupun non perbankan
b. Pengguna Dana
Dana yang berhasil dihimpun digunakan untuk mendanai kegiatan PT.
Pegadaian antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
1) Uang kas dan dana likuid lain.
2) Pendanaan kegiatan operasional.

22


Ibid.

Universitas Sumatera Utara

3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan
investaris.
4) Penyaluran dana.
5) Investasi lain.
6) Pinjaman pegawai, kredit yang diberikan kepada pegawai yang
berpenghasilan tetap.
Adanya kegiatan gadai yang dilakukan oleh PT. Pegadaian menimbulkan suatu
hubungan hukum perikatan yang lahir karena perjanjian antara penerima gadai yang
disini adalah PT. Pegadaian itu sendiri dan juga pemberi gadai yang disini merupakan
nasabah dari PT. Pegadaian. Hukum yang mengatur tentang Perjanjian di Indonesia
hingga saat ini masih mengacu pada Burgelijke Wetboek (BW) atau yang disebut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). 23
Aturan khusus yang mengatur mengenai perjanjian belum ada ditemukan
secara khusus sehingga pengaturan mengenai perjanjian saat ini diatur dalam Buku III
Bab II tentang Perjanjian sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata merupakan suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

lain atau lebih. Beberapa ahli juga memberikan definisi mengenai perjanjian. Sudikno
Mertokusumo berpendapat bahwa perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua
pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat atau menimbulkan akibat hukum. 24
Dasar hukum yang digunakan dalam gadai PT. Pegadaian juga berpedomanan
kepada:
1.

Pasal 1150 sampai dengan 1160 KUHperdata Buku II
23

Hapi Saherodji, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hlm. 90.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberty,
1986), hlm. 76.
24

Universitas Sumatera Utara

2.

Pasal 1977 KUHPerdata


3.

Pasal 548 ayat (1) KUHPerdata

4.

Pasal 582 KUHPerdata

5.

Staatblad (Stb) Nomor 81 Tahun 1928 (Pandhuist Reglement)
Perseroan Terbatas Pegadaian sebagai badan hukum yang bertindak sebagai

pemegang gadai (kreditur) memiliki wewenang, yaitu : 25
a. Hak retentie
Hak gadai hanyalah ada bilamana pemberi gadai telah menyerahkan
benda yang digadaikan. Di dalam hukum pemegang gadai menguasai
benda tersebut sampai tagihannya itu dilunasi (hak retentie) adalah suatu
upaya yang penting untuk mendorong debitur untuk membayar

hutangnya.
b. Hak executie yang dipermudah
Secara normal debitur akan memenuhi kewajiban-kewajibannya dan
benda tersebut akan dikembalikan padanya setelah ia melunasi hutangnya.
Hak gadai diciptakan dengan maksud adanya kemungkinan debitur tidak
memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dalam kasus demikian setiap
kreditur berhak untuk memperoleh gati rugi dari harta debitur, tetapi
kreditur yang minta janji suatu hak gadai memperoleh kemungkinan ganti
rugi yang lebih mudah. Di dalam beberapa segi, maka pemegang gadai di
dalam memperoleh ganti kerugian mempunyai suatu posisi yang lebih

25

R. Soetojo Prawirohamidjojo Dan Marthalena Pohan, Bab-Bab Tentang Hukum Benda,
Cet-1, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984), hlm. 101.

Universitas Sumatera Utara

menguntungkan daripada kreditur lain yang tagihannya tidak dijamin
dengan hak gadai.
c. Hak yang didahulukan dalam memperoleh ganti rugi (voorang bij verhaal)
Kreditur yang mempunyai tagihan yang diperkuat dengan hak gadai untuk
mencapai tidak hanya, bahwa ia tidak harus menunggu-nunggu
pembayarannya, akan tetapi dengan cara sederhana dapat melakukan hak
excecutie atas benda gadai itu. Di samping itu, bahwa tagihannya itu akan
memperoleh ganti rugi yang paling didahulukan dari hasil benda gadai itu.
Pemegang gadai di dalam pembagian hasil executie haknya tidak hanya di
atas kreditur konkuren saja melainkan juga berada diatas kreditur-kreditur
yang diberikan preferentie (voorang) menurut undang-undang.

B. Kedudukan Lembaga Pegadaian sebagai Lembaga Keuangan
Perseroan Terbatas Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank di
Indonesia yang ditunjuk untuk menerima dan menyalurkan kredit berdasarkan hukum
gadai. Sebelum berubah menjadi Persero, PT. Pegadaian merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang berstatus sebagai perusahaan umum, dimana mengenai
BUMN sendiri diatur dalam UU BUMN dan kemudian berubah menjadi Persero yang
pengaturannya diatur dalam UU Perseroan Terbatas.
Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan
Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian menjadi Perusahaan
Perseroan (PERSERO), PT. Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan
usaha di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa
lain di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Universitas Sumatera Utara

terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan
dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1, PT. Pegadaian memiliki kegiatan usaha
utama yang berupa:
1.

Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek.

2.

Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia.

3.

Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi, dan perdagangan logam
mulia.

4.

Adanya kegiatan gadai yang dilakukan oleh PT. Pegadaian menimbulkan suatu
hubungan hukum perikatan yang lahir karena perjanjian antara penerima gadai
yang disini adalah PT. Pegadaian itu sendiri dan juga pemberi gadai yang disini
merupakan nasabah dari PT. Pegadaian. Hukum yang mengatur tentang Perjanjian
di Indonesia hingga saat ini masih mengacu pada Burgelijke Wetboek (BW) atau
yang disebut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). 26
Sebagaimana diketahui PT. Pegadaian yang merupakan Badan Usaha Milik

Negara yang berbentuk Perseroan sebagaimana penjelasan Pasal 1 Angka 2 UU
BUMN menyatakan bahwa “Perusahaan Perseroan yang selanjutnya disebut Persero,
adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

26

Hapi Saherodji, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hlm. 90.

Universitas Sumatera Utara

Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan PT. Pegadaian
diharapkan mampu member pemasukan terhadap keuangan Negara. Dalam hal ini
keuntungan dari pengelolaan PT. Pegadaian dimasukkan ke dalam Anggaran
Pemasukan dan Belanja Negara (APBN) dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Sebagai salah satu BUMN PT. Pegadaian didirikan dengan maksud dan tujuan untuk
memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan penerimaan,
mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, serta turut aktif memberikan bimbingan
dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. 27
Lembaga pegadaian sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan maka
lembaga pegadaian maka segala bentuk pengelolaan serta kepengurusan lembaga
pegadaian dalam kegiatan usaha memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat mengacu
kepada sebelumnya hal. depan UU Perseroan Terbatas. Dalam UU Perseroan Terbatas
ini memuat ketentuan terkait pengelolaan badan hukum yang menjalankan kegiatan
usahanya yang mana bentuk dari badan hukum tersebut ialah perusahaan perseroan.
Lembaga keuangan yang menyediakan jasa keuangan PT Pegadaian usaha
intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum
gadai. Masyarakat yang membutuhkan dana untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari ataupun untuk modal usaha dapat mengaksesnya melalui Pegadaian.
Selama ini pegadaian terus berupaya membantu pemerintah dalam meningkatkan
27

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha
Milik Negara, Pasal 2 ayat (1).

Universitas Sumatera Utara

pendapatan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
menyediakan jasa keuangan yang cepat, mudah dan aman melalui distribusi pinjaman
untuk masyarakat umum serta para pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar
Hukum Gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan
informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.
Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan
keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti lintah darat dan
pengijinan untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat
tinggi. 28
Perseroan Terbatas Pegadaian sebagai lembaga keuangan yang menjalankan
kegiatan jasa keuangan berupa : 29
1.

Usaha pokok kredit gadai
Kredit gadai adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum dengan prosedur
pelayanan mudah, aman dan cepat. Dengan usaha gadai ini, pegadaian
melindungi masyarakat yang tidak mempunyai akses ke dalam industri
perbankan, sehingga terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman yang
tidak wajar. Pelayanan yang sederhana juga melindungi masyarakat dari
prosedur dan persyaratan kredit yang terbelit dan tidak dapat dipenuhi oleh
masyarakat kecil.

28

Triandaru dan Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), hlm. 212.
29

http://adjieamry.blogspot.co.id/2012/09/lembaga-keuangan-pengertian-bentuk-

danhtml, (diakses pada tanggal 12 Maret 2016.)

Universitas Sumatera Utara

2.

Usaha jasa titipan
Jasa titipan adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin
menitipkan barang-barang atau surat berharga yang dimiliki terutama bagi
orang-orang yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama,
misalnya menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota atau mahasiswa yang
sedang berlibur.

3.

Jasa taksiran
Jasa taksiran adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin
mengetahui sebarapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki
seperti emas, berlian, batu permata dan lain-lain.

4.

Properti
Pengoptimalan pemanfaatan asset yang kurang produktif, perusahaan
membangun gedung untuk disewakan, baik dengan cara pembiayaan sendiri
maupun bekerjasama dengan pihak ketiga dengan system bangun, kelola dan
alih atau Built Operate and Transfer (BOT) dan Kerja Sama Operasi (KSO).

5.

Jasa lelang
Jasa lelang dimaksudkan untuk menyelenggarakan penjualan dimuka umum
secara lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usaha penjualan
keeping emas ONH (Ongkos Naik Haji) Penjualan keping emas ONH kepada
masyarakat dimaksudkan untuk melindungi nilai uang masyarakat yang ingin
merencanakan ibadah haji. Harganya ditentukan berdasarkan harga emas
yang berlaku pada saat transaksi. Dengan demikian, emas ONH ini bukan

Universitas Sumatera Utara

saja baik untuk merencanakan ibadah haji, tetapi juga baik untuk berinvestasi
atau melindungi nilai uang dari inflasi.

C. Peranan Lembaga Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan
Peranan pegadaian dalam menunjang pembangunan ekonomi sedemikian
penting karena pegadaian tidak hanya memberikan pinjaman konsumtif tapi juga
produktif kepada para petani, nelayan, pedagang, industri rumah tangga serta
kaum buruh/pegawai negeri yang ekonominya lemah. Pegadaian juga terlibat
dalam berbagai program kemitraan dan bina lingkungan serta program-program
sosial lainnya. Ini membuktikan Pegadaian memang nyata-nyata peduli
masyarakat dan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perseroan Terbatas Pegadaian yang merupakan lembaga keuangan bukan
bank di Indonesia yang ditunjuk untuk menjalankan kegiatan keuangan berupa
menerima dan menyalurkan kredit berdasarkan hukum gadai. Kegiatan ini
diharapkan mampu mengatasi permasalahan likuiditas masyarakat melalui
peranan PT. Pegadaian, antara lain:
1.

Memberikan pembiayaan yang terepat, termudah, aman, dan selalu memberikan
pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.

2.

Memastikan

pemerataan

pelayanan

dan

infrastruktur

yang

memberikan

kemudahan dan kenyamanan di seluruh pegadaian dalam mempersiapkan diri
menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

3.

Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan
menengah ke bawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi
sumber daya perusahaan.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara PT. Pegadaian mempunyai

peranan dalam mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal 2 ayat 1
UU BUMN yakni:
1.

Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan Negara pada khususnya.

2.

Mengejar keuntungan.

3.

Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedian barang ∕atau
dan jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4.

Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.

5.

Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Pegadaian

menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. 30 PT. Pegadaian
berperan dalam meningkatkan sektor usaha lainnya melalui kegiatan pembiayaan
kredit sebagai produk jasa keuangan dalam menopang kebutuhan likuiditas
masyarakat dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional.

30

Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik
Negara, Pasal 12.

Universitas Sumatera Utara

Lembaga keuangan yang hidup dalam dinamika jasa keuangan di
Indonesia Lembaga Pegadaian berperan dalam hal-hal berikut : 31
1.

Pengalilian Aset (Asset Transfer)
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji-janji untuk
membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan
jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan perninjam. Dana
pembiayaan asset tersehut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan
demikian lembaga keuangan sebcnarnya hanyalah mengalihkan atau
mernindahkan kewaiban penlinjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka
waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban
menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.

2.

Likuiditas (Liquidity)
Likuiditas berkaitan dengan kemainpuan untuk rnemperoleh uang tunai pada
saat dihutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah
tangga terutama dirnaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder
seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum
memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping
tambahan pendapatan.

3.

Realokasi Pendapatan (Income Reallocation)
Masyarakat yang memiliki banyak individu merniliki penghasilan yang
memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun

31

http://verozzaranii.blogspot.co.id/2013/07/lembaga-keuangan-di-

indonesia_1060.html (diakses pada tanggal 12 Maret 2016.)

Universitas Sumatera Utara

sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang
akan

datang

tersebut

mereka

menyisihkan

atau

inerealokasikan

pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan
hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan
barang misalnya tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas
sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tabungan,
deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan altenatif pertama.
4.

Transaksi (Transaction)
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan
misalnya rekening giro, tabungan, (deposito dan sebagainya, merupakan
bagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan tertentu yang
ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai alat pembayaran.
Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha
untuk rnernperrnudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam
hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk
mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.
Menelaah peranan lembaga pegadaian dari segi jasa-jasa penyedia finansial

dalam memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat maka lembaga pegadaian memiliki
peranan sebagai berikut : 32
1.

Fungsi Transmutasi Kekayaaan

32

http://adjieamry.blogspot.co.id/2012/09/lembaga-keuangan-pengertian-bentuk-

danhtml (diakses pada tanggal 13 Maret 2016.)

Universitas Sumatera Utara

Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji memberikan
imbalan kepada pemilik dana. Bentuk janji-janji tersebut pada dasarnya
adalah pembiyaan/ kredit yang diberikan kepada unit defisit dengan jangka
waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan. Lembaga
keuangan dalam membiayai aset tersebut daperoleh dengan menerima
simpanan dari para penabung (surplus unit) yang jangka waktunya diatur
kebutuhan penabung. Lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan
kewajiban menjadi aset dengan jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan
keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban oleh lembaga keuangan
menjadi aset disebut transmutasi kekayaan. Dalam sistem syariah proses
transmutasi kekayaan tersebut haruslah didasari oleh akad/kontrak yang jelas,
transparan dan sah secara syariah.
2.

Fungsi Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat
dibutuhkan. Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan
dapat dengan mudah dicairkan melalui mekanisme pasar keuangan. Obligasi
atau saham dan instrumen keuangan lainnya menjanjikan keuntungan dengan
resiko yang relatif kecil. Pasar uang dan pasar modal menyediakan suatu cara
untuk mengkonversi instrumen-instrumen tersebut menjadi uang tunai.
Lembaga keuangan depositori menyediakan berbagai alternatif instrumen
simpanan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi

Universitas Sumatera Utara

3.

Fungsi pembiayaan atau kredit
Penyediaan likuiditas dapat mempermudah arus tabungan menjadi investasi
dalam rangka menyimpan kekayaan, pasar keuangan menyediakan
pembiayaan atau kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi
ekonomi. Konsumen membutuhkan pembiayaan atau kredit untuk membeli
barang-barang misalnya rumah, mobil, dan sebagainya. Sedangkan
pengusaha menggunakan fasilitas pembiayaan atau kredit untuk membeli
barang untuk tujuan produksi, membangun gedung, membeli mesin,
membayar gaji atau deviden kepada pemegang saham, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

12 104 186

Pemenuhan Kebutuhan Informasi E-Journal Westlaw International Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pascasarjana S2 Ilmu Hukum

5 77 77

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Pengaturan Teknis Operasional Stone Crusher Dalam Pemenuhan Kebutuhan Agregat Di Sekitar Medan

3 28 94

Evaluasi Pemanfaatan Situs Chem-is-try.org dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi oleh Mahasiswa Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU

6 86 77

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

1 20 93

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

1 3 8

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

0 0 1

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

0 1 20

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

0 0 4