Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

(1)

INSTAGRAM

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA

INSTAGRAM

DI KALANGAN MAHASISWA ILMU

KOMUNIKASI FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan

Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan)

Diajukan oleh :

ADINDA MEIDINA LUBIS 100904017

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

INSTAGRAM

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA

INSTAGRAM

DI KALANGAN MAHASISWA ILMU

KOMUNIKASI FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan

Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan oleh : ADINDA MEIDINA LUBIS

100904017

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Adinda Meidina Lubis

NIM : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan).

Medan, April 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Yovita Sabarina Sitepu, S.sos, M.Si

NIP. 198011072006042002 NIP. 196208281987012001 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A

Dekan Fisip USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian

hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Adinda Meidina Lubis

Nim : 100904017 Tanda Tangan : Tanggal :


(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Adinda Meidina Lubis

Nim : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan).

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu s yarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua peneliti, Ayah dan Mama tercinta, Drs. Syafaruddin Lubis M.SP dan Elfinda Lolosari Nasution, atas rasa sayang dan cinta, terima kasih diucapkan karena telah mendukung sepenuhnya melalui dukungan dan doa yang diberikan kepada penliti yang akhirnya menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada Abang dan Adik tercinta Rifki Respati Ashari Lubis dan Alya Fadillah Lubis yang telah memberikan doa dan selalu memberikan semangat kepada peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Drs. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

4. Kak Yovita S. Sitepu, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing, yang dengan tekun dan sabar dan bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan masukan-masukan bagi skripsi ini dan mendorong peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Mukti Sitompul, M.Si selaku dosen pembimbing akademik selama peneliti menjalani masa perkuliahan.

6. Kak Maya, yang telah membantu peneliti dalam menjalani segala proses administrasi semasa perkuliahan di FISIP USU, serta seluruh staf perpustakaan, karyawan bagian pendidikan FISIP USU yang membantu peneliti semasa perkuliahan.


(7)

7. MHD. Fahmi Apriza yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat dan perhatiannya kepada peneliti selama menulis skripsi.

8. Semua teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang telah memberikan semangat terutama kepada Yesi, Cindy, Liza, Nina dan Trian. 9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung jalannya proses

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, April 2014


(8)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adinda Meidina Lubis NIM : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas : Sumatera Utara (USU)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di KalanganMahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal :


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram, mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram, dan untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaan Instagram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, Gratification Sought dan Gratification Obtained, Motif penggunaan media, media baru dan sosial networking. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan

Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan 1970 dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proposional stratified sampling dan simpel random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang cukup berarti antara motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Motif penggunaan Instagram adalah diversi (hiburan) yaitu menjelajahi timeline Instagram ketika sedang mengisi waktu luang sedangkan pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi juga terdapat pada kepuasan hiburan yaitu Instagram memberikan hiburan dengan melihat foto lucu yang diunggah oleh teman pengguna lainnya.

Kata Kunci:


(10)

ABSTRACT

This research titeld Instagram and needs fulfilment Instagram users among students of communication departement of social faculty of USU (studies correlational between use of Instagram motive and need fulfilment of Instagram users among students in communication departement of social faculty 2011 and 2012 USU Medan). The purpose of this study to determine the motive Instagram users, knowing the need fulfilment of Instagram users, and to determine the correlation between the motive and the needs in the use of Instagram. The theory used in this study using the theory of Communication, Mass Communication, Uses and Gratification, Gratification Sought and Gratification Obtained, Motive use of media, New media, and Social Networking. The method use in this study are correlation method, which aims to find the correlation, and how much the correlation menas and the correlation between the use Instagram to fulfilling the needs of Instagram Users. The population in this study are all Instagram users among students of Communication Sciences class of 2011 and 2012 USU FISIP totaling 132 people. To determine the number of samples used tables of Krejcie and Morgan 1970 with a precision of 5% and a confidence level of 95% in order to obtain a sample of 97 people. While the sampling technique used in this study is the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing through correlation coefficient formula administration study (Rank Order) by Spearman, using the application of statistical product and system solution (SPSS) 16. Based on the result of this study are significant correlation between the use of Instagram motives and the needs fulfillment of Instagram users among students of communication departement of social faculty 2011 and 2012 of USU. The use of Instagram motive is diversioned (entertainment) when brwose Instagram timeline in a spare time while also meeting the needs that are met to the satisfaction of entertainment is Insygram provide entertainment to see cute photos uploaded by other users friends.

Keywords :


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... v

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 10

1.3 Pembatasan Masalah... 10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 13

2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa... 13

2.1.2 Teori Uses and Gratification... 25

2.1.2.1 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratification... 29

2.1.3 Gratification Sought and Gratification Obtained... 30

2.1.4 Motif Penggunaan Media... 31

2.1.5 New Media (Media Baru)... 34

2.1.6 Social Networking (Jejaring Sosial)... 38

2.2 Kerangka Konsep... 39

2.2.1 Model Teoritis... 39

2.3 Variabel Penelitian... 40

2.4 Defenisi Operasional... 40

2.5 Hipotesis... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 45

3.1.1 Sejarah Fisip USU... 45

3.1.2 Sejarah Perkembangan Departemen Ilmu komunikasi Fisip USU... 47

3.1.2.1 Visi, Misi dan Sasaran Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU... 49

3.1.2.2 Struktur Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU 50 3.1.3 Sejarah Instagram... 51

3.1.3.1 Fitur-Fitur Instagram... 53

3.1.3.2 Peraturan di dalam Instagram... 60

3.1.3.3 Komunitas Instagram... 60


(12)

3.3 Populasi dan Sampel... 62

3.3.1 Populasi... 62

3.3.2 Sampel... 63

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel... 65

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 66

3.5 Teknik Analisis Data... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian... 69

4.1.1 Tahap Awal... 69

4.1.2 Pengumpulan Data... 69

4.1.3 Teknik Pengolahan Data... 70

4.2 Analisa Tabel Tunggal... 70

4.2.1 Karakteristik Responden... 70

4.2.2 Motif Penggunaan Instagram... 75

4.2.2.1 Motif Kognitif (Informasi)... 75

4.2.2.2 Motif Diversi (Hiburan)... 81

4.2.2.3 Motif Personal Identity (Identitas Pribadi)... 85

4.2.2.4 Motif Personal Relationship (Interaksi sosial).... 88

4.2.3 Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan Instagram... 92

4.2.3.1 Kepuasan Kognitif (Informasi)... 92

4.2.3.2 Kepuasan Diversi (Hiburan)... 99

4.2.3.3 Kepuasan Personal Identity (Identitas Pribadi).. 103

4.2.3.4 Kepuasan Personal Relationship (Interaksi Sosial) 107 4.2.3.5 Kepuasan Pengetahuan... 110

4.2.3.5 Dependensi Media... 113

4.3 Analisis Tabel Silang... 114

4.4 Uji Hipotesis... 119

4.5 Pembahasan... 121

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 125

5.2 Saran Responden Penelitian... 127

5.3 Saran dalam Kaitan Akademis... 128

5.4 Saran dalam Kaitan Praktis... 128


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Variabel Penelitian 40

3.1 Pengelola Departemen Ilmu Komunikasi 51 3.2 Pengguna Instagram Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP 63 3.3 Penentuan Sampel Krejcie dan Morgan 1970 64 3.4 Proposional Stratified Sampling 65 4.1 Jenis Kelamin Responden 71 4.2 Usia Responden 71 4.3 Angkatan Responden 72 4.4 Uang saku Responden 72 4.5 Perangkat yang Digunakan 73 4.6 Frekuensi Penggunaan Instagram 73 4.7 Durasi Mengakses Instagram 74 4.8 Motif Mencari Informasi Kuliner 75 4.9 Motif Informasi Jenis Inovasi Makanan Terbaru 75 4.10 Mencari Informasi Referensi TempatWisataTerbaru 76 4.11 Motif Mengetahui Keadaan Cuaca 77 4.12 Motif Mencari Tren Fashion Terbaru 77 4.13 Mencari Informasi DetailMengenai Kualitas Produk 78 4.14 Motif Mencari Informasi Seputar Tema Event 78 4.15 Mencari Informasi Mengenai Tempat

Diselenggarakan Event 79

4.16 Mencari Informasi Mengenai Teknik Fotografi 79 4.17 Mencari Inspirasi Seputar Konsep Fotografi 80

4.18 Motif Diversi Melihat Foto yang Bernilai

Seni Tinggi 81 4.19 Motif Melihat Video Lucu 81 4.20 Motif Melihat Foto-Foto Lucu 82 4.21 Motif Menyalurkan Perasaan Melalui Foto 82 4.22 Motif Menyalurkan Perasaan Melalui Video 83 4.23 Motif Berbelanja Di Online Shop Ketika

Mengisi Waktu Luang 83 4.24 Motif Menjelajahi Timeline Ketika Sedang

Bersantai 84 4.25 Motif Personal Identity Menampilkan

Kemampuan Fotografi 85 4.26 Motif Memamerkan Kemampuan Konsep Fotografi 85 4.27 Motif Menyalurkan Kegiatan Sehari-Hari Melalui Foto 86 4.28 Motif Memperlihatkan Kegiatan Dengan

Menggunggah Video 87 4.29 Motif Menyalurkan Potensi Diri 87


(14)

4.30 Motif Interaksi Sosial Mencari Teman-Teman

Lama 88 4.31 Motif Mencari Teman Baru yang Memiliki

Kesamaan Minat 89 4.32 Motif Mencari Teman-Teman Berbisnis 89 4.33 Motif Mempererat Hubungan dengan Mengirim

Komentar 90 4.34 Motif Melakukan Interaksi Sosial dengan

Instagram Direct 90 4.35 Motif Mempererat Hubungan dengan Memberikan Tanda “Like” 91 4.36 Kepuasan Kognitif Instagram Menyediakan

Informasi Seputar Kuliner Terbaru 92 4.37 Instagram Memberikan Informasi Mengenai

Jenis Inovasi Makanan Terbaru 93 4.38 kepuasan Memperoleh Informasi Mengenai

Referensi Tempat Wisata Terbaru 93 4.39 Kepuasan Instagram Memberikan Informasi

Keadaan Cuaca 94 4.40 Kepuasan Instagram Memenuhi Informasi

Mengenai Tren Fashion 95 4.41 Kepuasan Instagram Memberikan Informasi Secara Detail Mengenai Kualitas Produk 95 4.42 Kepuasan Instagram Menyediakan Kebutuhan

Informasi Tema Event 96 4.43 Kepuasan Mengetahui Informasi Mengenai

Tempat Diselenggarakan Event 96 4.44 Kepuasan Instagram Memberikan Informasi

Teknik Fotografi Professional 97 4.45 Kepuasan Instagram Memberikan Inspirasi

Konsep Fotografi. 98 4.46 Kepuasan Diversi Memperoleh Hiburan

dengan Melihat Foto Bernilai Seni Tinggi 99 4.47 Kepuasan Mendapatkan Kesenangan dengan

Melihat Video Lucu 99 4.48 Kepuasan Hiburan dengan Melihat Foto Lucu 100 4.49 Kepuasan Instagram Memberikan Ruang

Untuk Menyalurkan Perasaan Melalui Foto 100 4.50 Kepuasan Untuk Menyalurkan Perasaan Melalui

Video 101 4.51 Kepuasan Instagram Memenuhi Kebutuhan

Berbelanja dengan Menjelajahi Online Shop 102 4.52 Kepuasan Instagram Menjadi Teman Ketika

Mengisi Waktu Luang 102 4.53 Kepuasan Personal Identity Instagram

Memberikan Ruang Untuk Menampilkan Kemampuan Fotografi 103


(15)

4.54 Kepuasan Memamerkan Kemampuan Konsep

Fotografi 104 4.55 Kepuasan Menyalurkan Kegiatan Sehari-Hari

Dengan Berbagi Foto 105 4.56 Kepuasan Memperlihatkan Semua Kegiatan

Melalui Video 105 4.57 Kepuasan Menyalurkan Potensi Diri 106 4.58 Kepuasan Menemukan Teman Lama 107 4.59 Kepuasan Mendapatkan Teman Baru yang

Memilliki Kesamaan Minat. 107 4.60 Kepuasan Mendapatkan Teman Berbisnis. 108 4.61 Kepuasan Interaksi Dengan Memberikan Komentar di Instagram. 109 4.62 Kepuasan Mempererat Hubungan

Dengan Teman Melalui Instagram Direct 109 4.63 Kepuasan Instagram Mempererat Hubungan

Dengan Pemberian Tanda “Like” 110 4.64 Kepuasan Pengetahuan Instagram Memberikan

Pengetahuan Baru Mengenai Kuliner 110 4.65 Kepuasan Menambah Wawasan Mengenai Tempat Wisata 111 4.66 Kepuasan Pengetahuan Tentang Tren Fashion

Terbaru 111

4.67 Kepuasan Pengetahuan Tentang Konsep Fotografi 112 4.68 Kepuasan Pengetahuan Tentang Teknik Fotografi 113 4.69 Dependensi Media KurangTerinformasi Jika Tidak Mengakses Instagram dalam Sehari 113 4.70 Dependensi Media Merasa Bosan Jika Tidak

Mengakses Aplikasi Instagram 114 4.71 Uji Silang antara Menjelajahi Timeline Ketika

Sedang Bersantai dengan Depenensi Media yaitu

Merasa Bosan Jika Tidak Mengakses Instagram 115 4.72 Uji Silang antara Frekuensi Penggunaan Instagram per-harinya dengan Motif Personal Identity yaitu Menyalurkan Semua Kegiatan Sehari-hari dengan Berbagi Foto 116 4.73 Uji silang antara Durasi Penggunaan Instagram

per-harinya dengan Motif Informasi yaitu Mencari Inspirasi Seputar Konsep Fotografi. 117 4.74 Uji silang antara Mencari Tren Fashion Terbaru dari Merek yang Disukai dengan Kepuasan Pengetahuan Tentang Tren Fashion Terbaru. 118 4.75 Hasil Uji Korelasi Spearman antara Penggunaan

Instagram dengan Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan Instagram. 119


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Prinsip Komunikasi 13

2.2 Model Komunikasi Massa Paradigma Lama 17 2.3 Model Komunikasi Massa Paradigma Baru 18

2.4 Tipologi Lalu Lintas Informasi 24

2.5 Model Uses and Gratification 27 2.6 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1970) 28 2.7 Model Expectancy-Values 31

2.8 Teknologi Media Baru 37

3.1 Struktur Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 50 3.2 logo Instagram 53 3.3 Timeline pada Instagram 54 3.4 Tampilan Foto dan Video Berserta Efek yang Dapat Digunakan Oleh Pengguna 55


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian

2 Daftar Nama Sampel Angkatan 2011 3 Daftar Nama Sampel Angkatan 2012 4 Tabulasi Data Mentah Penelitian 5 Tabel Statistik

6 Surat Keterangan Penelitian

7 Daftar Bimbingan


(18)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram, mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram, dan untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaan Instagram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, Gratification Sought dan Gratification Obtained, Motif penggunaan media, media baru dan sosial networking. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan

Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan 1970 dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proposional stratified sampling dan simpel random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang cukup berarti antara motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Motif penggunaan Instagram adalah diversi (hiburan) yaitu menjelajahi timeline Instagram ketika sedang mengisi waktu luang sedangkan pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi juga terdapat pada kepuasan hiburan yaitu Instagram memberikan hiburan dengan melihat foto lucu yang diunggah oleh teman pengguna lainnya.

Kata Kunci:


(19)

ABSTRACT

This research titeld Instagram and needs fulfilment Instagram users among students of communication departement of social faculty of USU (studies correlational between use of Instagram motive and need fulfilment of Instagram users among students in communication departement of social faculty 2011 and 2012 USU Medan). The purpose of this study to determine the motive Instagram users, knowing the need fulfilment of Instagram users, and to determine the correlation between the motive and the needs in the use of Instagram. The theory used in this study using the theory of Communication, Mass Communication, Uses and Gratification, Gratification Sought and Gratification Obtained, Motive use of media, New media, and Social Networking. The method use in this study are correlation method, which aims to find the correlation, and how much the correlation menas and the correlation between the use Instagram to fulfilling the needs of Instagram Users. The population in this study are all Instagram users among students of Communication Sciences class of 2011 and 2012 USU FISIP totaling 132 people. To determine the number of samples used tables of Krejcie and Morgan 1970 with a precision of 5% and a confidence level of 95% in order to obtain a sample of 97 people. While the sampling technique used in this study is the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing through correlation coefficient formula administration study (Rank Order) by Spearman, using the application of statistical product and system solution (SPSS) 16. Based on the result of this study are significant correlation between the use of Instagram motives and the needs fulfillment of Instagram users among students of communication departement of social faculty 2011 and 2012 of USU. The use of Instagram motive is diversioned (entertainment) when brwose Instagram timeline in a spare time while also meeting the needs that are met to the satisfaction of entertainment is Insygram provide entertainment to see cute photos uploaded by other users friends.

Keywords :


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi masa kini menyuguhkan media komunikasi yang semakin variatif. Dahulu kita hanya mengenal media komunikasi tradisional, seperti radio, televisi, dan media cetak. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan semakin meningkat pula perkembangan teknologi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan informasi. Dengan kemajuan dibidang teknologi informasi serta komunikasi sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu. Sebagai contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh berbagai macam informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut. Bahkan orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di dunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang tersambung ke internet yang muncul pada tahun 1990-an atau yang biasa kita kenal dengan media baru. Secara umum Rogers (1991) telah membagi sejarah perkembangan media dan teknologi komunikasi ke dalamempat era utama yaitu :

1) Era penulisan berawal sejak tahun 4000 SM yang dimulai saat orang-orang Sumeria menulis di atas papan batu.

2) Era percetakan berawal pada tahun 1456 pada saat terciptanya mesin cetak Gutenberg dari Jerman. Dengan penemuan mesin cetak ini buku dapat dicetak dan diedarkan sehingga menjadikan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan media massa surat kabar juga muncul pada saat itu.

3) Era telekomunikasi yang berawal pada tahun 1844 dengan menciptakan telegraf oleh Morse. Teknologi ini mengizinkan seseorang berkomunikasi dengan jarak jauh. Ciptaan-ciptaan lain yang muncul dalam era ini adalah telepon, radio, dan televisi. Tetapi media tradisional yang kini semakin ber-umur, memiliki sebuah kekurangan yaitu tidak adanya saluran interpesional di dalamnya kemudian lahirlah era perkembangan teknologi yang terakhir.

4) Era komunikasi interaktif berawal pada tahun 1946 dengan terciptanya komputer yang dimana pada era ini masyarakat harus aktif memilih informasi yang dikehendaki nya. Teknologi pada era ini mengizinkan penyatuan berbagai media dan hasilnya sesuatu media itu dapat melakukan beberapa fungsi (Rogers, 1991: 46).

Kebutuhan dan kepuasan yang berbeda-beda dalam penggunaan media komunikasi tersebut menyebabkan komunikasi dipaksa berkembang lebih cepat.


(21)

Akhirnya media baru bermunculan dan berkembang di antara media lainnya. Seperti yang diketahui, internet (interconnection networking) merupakan bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi, radio dan telepon (Bungin, 2006: 135).

Teknologi seakan tidak pernah berhenti untuk menghasilkan produk teknologi yang tidak terhitung jumlahnya. Produk teknologi yang beragam jenis dimaksudkan untuk memberikan manfaat dan kemudahan bagi setiap individu, mulai dari manfaat pendidikan, pengetahuan, kesehatan, atau bahkan untuk hiburan semata

Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, kehidupan dan kegiatan manusia menjadi sangat mudah dan cepat. Misalnya dalam pencarian informasi, kini masyarakat tidak perlu lagi menunggu informasi disiarkan di televisi, radio, maupun surat kabar. Masyarakat dapat langsung mencari sendiri informasi yang dibutuhkan melalui situs internet. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Manusia menggunakan teknologi ketika bekerja sepanjang hari dan bahkan menjelang tidur. Disadari atau tidak, kita menjadi tergantung kepada teknologi. Teknologi membentuk perasaan, pikiran, dan tindakan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi. Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita (McLuhan dalam Morissan dkk, 2010:30).

Internet muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai media massa baru yang sangat kuat (Jhon, 2008: 262). Secara sederhana media baru terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khusus termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum yang menggunakan komputer sebagai medianya (www.kompasiana.com).

Menurut McQuail media baru adalah:

“Tempat dimana saluran pesan komunikasi terdistribusi lewat satelit sehingga meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer. Keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat, semakin sering terjadinya komunikasi interaktif (dua sisi) dan juga meningkatnya derajat fleksibilitas untuk menentukan bentuk dan konten melalui digitalisasi pesan” (McQuail, 2011).


(22)

Produk dari media baru sangat identik dengan beberapa teknologi baru seperti CD/DVD-ROM, televisi kabel, jaringan komputer (internet maupun LAN) dan berbagai turunan dari internet (milis, chat, web, email, newsgroup, jejaring sosial). Seperti teknologi komunikasi baru lainnya, internet membentuk kembali pola komunikasi dan interaksi sosial, karena pengenalan metode komunikasi yang baru akan selalu memodifikasi bagaimana orang menerima pesan (McLuhan 2007).

Sebuah aspek yang terbilang baru di dunia internet adalah media sosial. Media sosial adalah sebuah bentuk media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dibantu dengan sebuah media teknologi komunikasi salah satunya yaitu smartphone.

Media komunikasi smartphone adalah sebuah media hasil konvergensi media lama dan media baru, yaitu sebuah telepon yang berkonvergensi dari media televisi, radio, sehingga menghasilkan sebuah mobile phone. Kemudian mobile phone berinovasi lagi dengan sistem jaringan internet dan komputer yang menghasilkan sebuah telepon pintar yang tidak hanya berguna untuk melakukan panggilan atau mengirim pesan singkat, tetapi dapat melakukan segala macam hal seperti layaknya komputer yang disebut dengan smartphone. Dengan kehadiran jejaring sosial, saluran komunikasi di internet semakin menjadi kuat, dan kini komunikasi instan pun semakin berkembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs online tekno.liputan.6.com, mengenai hasil studi bertajuk "Getting Mobile Right"yang diprakarsai oleh Yahoo dan Mindshare, media yang paling banyak digunakan saat ini adalah smartphone, dimana penggunanya di Indonesia saat ini ada sekitar 41,3 juta pengguna. Smartphone adalah telepon genggam yang memiliki sistem operasi untuk masyarakat luas, dimana pengguna dapat dengan bebas menambahkan aplikasi, menambah fungsi-fungsi atau mengubah sesuai keinginan pengguna. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon (Shiraisihi, 2010).

Pemanfaatan internet akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media komunikasi


(23)

semata, tetapi juga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan, kesukaan, dan pergaulan sosial. Khususnya pada jejaring sosial yang pertumbuhannya sangat meningkat.

Jejaring sosial adalah sebutan dari web community. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari hubungan kesamaan sosialitas seperti visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain baik yang dikenal sehari-hari maupun yang baru dikenal. Layanan jejaring sosial biasanya berbasis web yang menyediakan cara yang beragam bagi pengguna untuk berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, foto, chat suara, file, blog, diskusi grup dan lainnya. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat mengunggah foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya.

Jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Skype, dan Google+ adalah produk teknologi media baru yang kini sedang digemari banyak kalangan. Pada awalnya jejaring sosial digunakan hanya sebatas pengiriman pesan. Semakin lama jejaring sosial tersebut semakin berkembang dengan kreasi dan perubahan disetiap fiturnya.

Kini, jejaring sosial bisa dimanfaatkan lebih jauh. Tidak hanya untuk memberi kabar tentang keberadaan saja, lebih dari itu jejaring sosial kini sudah bisa digunakan sebagai sarana pengganti kehidupan kita di dunia maya. Seperti mengirim pesan, berkomentar terhadap pesan orang lain, menjalin pertemanan lebih banyak, mencari pasangan, berkirim foto, ruang untuk saling tukar pendapat dan lain sebagainya.

Salah satu jejaring sosial yang diminati dan banyak diakses di smartphone maupun tablet PC adalah “Instagram”. Hal ini diketahui melalui rating unduhan aplikasi terbanyak yang terdapat pada aplikasi apple store maupun android

market. Instagram menduduki posisi ke-5 pada peringkat unduhan terbanyak

dibandingkan Facebook, path, ataupun Twitter yang selalu berada diposisi bawah setelah Instagram. Hal ini diperkuat juga dengan hasil laporan penelitian comScore pada bulan Agustus di Amerika Serikat bahwa Instagram berhasil mengungguli Twitter dalam halmobile untuk pertama kalinya. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sepanjang bulan Agustus


(24)

Instagram memiliki pengguna aktif haria Sedangkan Twitter berada di bawahnya yakni dengan 6,9 juta pengguna. Pengguna Instagram juga cenderung lebih sering kembali mengunjungi web dan menghabiskan waktu lebih lama daripada Twitter. Setiap pengguna mobile Instagram dilaporkan menghabiskan waktu 257 menit dalam memakai aplikasi. Angka itu jauh lebih banyak dari pengguna Twitter yang rata-rata 170 menit. Tak hanya aktivitas harian, Instagram juga menambah pengguna baru hampir 10 kali lipat dalam waktu 6 bulan terhitung sejak Maret. Pengguna Twitter juga melonjak namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Rentang usia penggunanya berada di antara usia 15-35 tahun (www.detik.com).

Kata Instagram berasal dari kata “insta” yang berarti instan (foto instan), dan “gram” yang berarti telegram. Jadi, secara etimologis bisa diartikan sebagai foto instan yang bisa dikirim dengan cepat seperti cara kerja telegram. Instagram adalah media jejaring sosial yang memberikan layanan aplikasi berbagi foto yang pertama kali muncul melalui aplikasi store pada produk elektronik apple pada tahun 2010 dengan berdirinya burbn.inc. Instagram memungkinkan bagi penggunanya untuk mengambil foto, mengedit, menerapkan filter digital, video dan membagi foto ke situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, Posterous, dan juga jejaring sosial milik Instagram sendiri (www.Instagram.com).

Instagram sama seperti jejaring sosial lainnya, namun lebih fokus kepada foto atau pengeditan foto. Instagram adalah jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai salah satu wadah penyaluran bagi orang-orang yang memiliki minat di bidang fotografi. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di sekelilingnya melalui foto.

Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat berkomunikasi dengan hanya berbagi foto saja, namun sudah merambah ke video yang memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang menghibur, menginformasi berbagai event, pariwisata, dan sebagai ajang aktualisasi diri. Kekuatan gambar telah menghubungkan orang-orang dengan apa yang sedang terjadi di dunia. Instagram mengganggap dunia lebih terhubung dan mudah dipahami melalui foto. Banyak orang mengabadikan dunia secara real time


(25)

dengan Instagram, lalu berbagi gambar dengan orang lain di berbagai belahan dunia (www.tekno.kompas.com).

Di Indonesia Instagram banyak digunakan dan menjadi salah satu media sosial yang populer mulai dari masyarakat seperti remaja, publik figur, bahkan ibu Presiden Republik Indonesia Ibu Ani Yudhoyono pun memiliki akun resmi Instagram yang bernama “@Aniyudhoyono” dan aktif menggunakan Instagram untuk berbagi hasil-hasil foto jepretan karyanya dan moment kegiatan dirinya serta keluarga.

Instagram selain digunakan untuk memperlihatkan hasil fotografi dan

berbagi seputar informasi mengenai kuliner, tempat wisata, cuaca, dan lain-lainnya menggunakan foto atau video yang diunggah oleh si pengguna Instagram. Instagram juga digunakan masyarakat Indonesia untuk sarana berwirausaha yaitu dengan memasarkan sebuah produk yang mereka tawarkan ke konsumen atau sering disebut dengan etalase online shop. Melalui foto dan video, konsumen dapat melihat langsung produk yang dijual secara jelas dan informasi barang yang dicantumkan oleh si penjual. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat memasarkan produknya di Instagram, namun brand ternama pun tak mau kalah menggunakan media sosial ini untuk memasaran produknya agar lebih dikenal konsumen seperti brand celana jeans merek levis. Di Instagram pengunjung dapat berinteraksi dengan media kolom komentar yang disediakan sehingga memudahkan para pengguna untuk saling berinteraksi dan memudahkan pencarian dengan menggunakan hashtag.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul “Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menggunakan Situs Twitter di Internet” oleh Dianita Milanie pada tahun 2010 dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN) Jawa Timur ada beberapa alasan mengapa masyarakat menggunakan jejaring sosial:

1. Mencari teman yaitu bagi sebagian orang dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa mencari teman baru, mencari teman lama yang hilang dan teman-teman lainnya.

2. Berkomunikasi yaitu dengan jejaring sosial, para anggotanya bisa saling berkomunikasi dan saling bertukar informasi baik dalam video, foto, dan lain sebagainya.


(26)

3. Mencari informasi yaitu dengan jejaring sosial, para pengguna bisa mencari berbagai informasi yang diinginkan dengan keunggulan masing-masing media sosial.

4. Mencari popularitas yaitu bila ingin terkenal, jejaring sosial juga bisa dijadikan sarana untuk membuat orang terkenal atau populer di dunia maya yang pada akhirnya terkenal di dunia nyata.

5. Mencari dukungan yaitu dengan membuat jejaring sosial akan semakin ramai di kenal dan mudah mencari dukungan.

6. Tempat kritik dan saran yaitu melalui jejaring sosial, pengguna dapat menerima masukan, saran atau kritik dari pengguna lain.

7. Mengisi waktu luang yaitu bergabung dengan jejaring sosial setelah melakukan aktivitas sehari-hari, orang dapat merasa terhibur dengan berbagai fasilitas yang tersedia.

8. Aktualisasi diri yaitu dengan berbagi pendapat dengan teman-teman sesama pengguna, mereka bisa mengetahui tentang bakat, potensi dan kemampuan yang dimiliki dan juga bagaimana cara mengembangkan atau memanfaatkannya.

9. Media promosi yaitu bila mempunyai dagangan atau barang yang mempunyai nilai jual dan ingin menjualnya, bisa juga mempromosikan barang di jejaring sosial (www.ejournal.upnjatim.ac.id).

Salah satu tradisi riset media yang kini cukup populer di kalangan peneliti yaitu penelitian tentang penggunaan media, yang mengacu pada teori penggunaan dan gratifikasi atau Uses and Gratification. Berbeda dengan teori efek media lainnya yang menitikberatkan pada “apa yang dilakukan media terhadap khalayak” dan menganggap pengguna media bersifat homogen, teori U&G lebih memberikan perhatian pada “apa yang dilakukan khalayak terhadap media” sebagai bentuk perilaku individu sebagai khalayak aktif.

Penelitian mengenai motif penggunaan media dan pemenuhan kebutuhan salah satunya banyak dilakukan oleh Bradley Greenberg tahun 1974, yaitu berjudul Gratifications of Television Viewing and Their Correlates for British Children. Dalam kesimpulannya menjelaskan bahwa ada 6 alasan dibalik penggunaan televisi oleh anak-anak, yakni pembelajaran (learning), kebiasaan

(habit), hubungan pertemanan (championship), keaktifan (arousal),

istirahat/relaksasi (relaxation), dan menghabiskan waktu (passing time) (Greenberg, 1974).

Di Indonesia penelitian jejaring sosial dan motif penggunaan media sering dilakukan. Salah satunya mengenai “Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di Indonesia” oleh Dea Anggraeni Utomo dari Universitas Kristen Petra Surabaya.


(27)

Dalam jurnalnya ditemukan sebuah kesimpulan bahwa dari pengguna jejaring sosial, motif tertinggi adalah untuk memperbaharui status, dimana mereka mampu menyatakan eksistensi dirinya serta mendapatkan informasi melalui stream dalam jejaring sosial (www.studentjournal.petra.ac.id).

Manusia mempunyai otonomi, dan wewenang untuk memperlakukan media. Pendekatan teori Uses and Gratifications, memengaruhi fungsi komunikasi massa dalam melayani pengguna medianya. Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas hiburan personal. Kita menyeleksi setiap hiburan tidak hanya karna kita merasa cocok dengan hiburannya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk menjadi bahan referensi obrolan dengan orang lain, ataupun untuk kepuasan batin. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat tergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya.

Pendekatan Uses and Gratification ditunjukkan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289). Pendekatan ini menjelaskan tentang motif penggunaan media, dalam hal ini media tersebut adalah

Instagram yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan seperti, kebutuhan untuk

mendapatkan informasi, kebutuhan hiburan, interaksi sosial, dan identitas diri. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan media aplikasi yang terus berkembang dan terus bermunculan, peneliti memilih Instagram sebagai media aplikasi baru yang muncul dan banyak digemari oleh masyarakat setelah Facebook dan twitter. Alasan tersebut dipilih dan diperkuat dengan adanya polling yang diadakan oleh sebuah situs yang bernama selular online. Mereka menggelar poling ke-48 dengan tema “Apa Jejaring Sosial Berbasis Foto yang Paling Baik Menurut Anda?” periode poling berlangsung dari 21 Juli- 23 Agustus 2013 dari total 381 responden (41%) memilih Instagram sebagai aplikasi jejaring sosial berbasis foto terbaik (www.celular.com). Penelitian mengenai motif penggunaan media komunikasi baru yaitu “Instagram” dan pemenuhan kebutuhan di kalangan mahasiswa dirasa sangat penting dan penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya khususnya di Sumatera Utara.


(28)

Berdasarkan beberapa alasan tersebut diatas, maka penelitian ini berusaha untuk mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang didasarkan pada pendapat McQuail (2002: 72), yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interkasi sosial, serta 4) Hiburan.

Objek penelitian ini adalah pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu komunikasi Fisip USU angkatan 2011 dan 2012. Peneliti memilih Mahasiswa Komunikasi Fisip USU karena hal ini berkaitan dengan Ilmu Komunikasi yang diantaranya membahas tentang penyampaian pesan atau ide seseorang kepada orang lain, membahas kontak sosial yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi dan membahas teknologi media. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi pastilah akan tetap berusaha meningkatkan kemampuannya sesuai dengan disiplin ilmunya. Secara umum, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU belajar tentang perkembangan teknologi komunikasi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi juga sangat dekat dengan dunia fotografi dan Instagram adalah media yang tepat untuk mempublikasikan hasil-hasil fotografi serta peristiwa yang penting sebagai sumber informasi bagi para pengguna Instagram.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan diketahui bahwa Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU juga berada pada usia 19-20 tahun, dimana pada usia tersebut merupakan masa awal dewasa. Sangat perlu ditekankan pada tahap ini merupakan tingkatan perkembangan yang masih potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik. Dengan kata lain kaum muda identik dengan pribadi yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki minat yang sangat tinggi akan penggunaan media internet dan media aplikasinya. Sebagian besar para pengguna Instagram adalah usia 15-35 tahun yang dimana mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 diantara tingkat usia tersebut.

Alasan peneliti menetapkan angkatan 2011 dan 2012 dan tidak memilih angkatan 2010 dan 2013 adalah karena peneliti sendiri adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 sehigga takut terjadinya bias akan data yang diperoleh karena mahasiswa angkatan 2010 memiliki kedekatan hubungan dengan peneliti


(29)

sendiri, kemudian untuk menghindari bahwa tidak menutup kemungkinan peneliti juga terpilih menjadi responden karena peneliti juga pengguna Instagram. Sedangkan mengapa peneliti tidak memilih angkatan 2013 dikarenakan penelitian ini dimulai pada tahun 2013 dan angkatan 2013 masih baru menjadi mahasiswa dan belum mengambil mata kuliah fotografi, yang dimana ada beberapa pertanyaan pada kuesioner yang mengukur bagaimana mahasiswa komunikasi memanfaatkan media Instagram untuk menampilkan kemampuan fotografi yang telah mereka pelajari. Peneliti juga sebelum melakukan penelitian sudah meng-observasi pengguna Instagram di kalangan mahasiswa komunikasi dan didapatlah hasil bahwa pengguna Instagram paling banyak terdapat pada angkatan 2011 dan 2012.

Sehubungan dengan gambaran tentang pemanfaatan Instagram sebagai media teknologi informasi dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratifications, yang menekankan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukan apa yang dilakukan media terhadap khlayak, akan tetapi apa yang dilakukan khlayak terhadap media. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan motif penggunaan “Instagram” terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi?”

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitan merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas guna menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :


(30)

1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana untuk mencari data dan menyimpulkan apakah ada hubungan antara variabel.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai selesai.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang di lakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan di capai. adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram.

2. Penelitian ini untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram.

3. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaaan Instagram oleh pengguna instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif terhadap perkembangan keilmuan Ilmu Komunikasi, khususnya pada uses and gratification dalam hal pemuasan penggunaan media baru bagi mahasiswa departemen ilmu komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya khasanah bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lanjutan mengenai jejaring sosial dan pemanfaatan uses and gartification dalam media baru.


(31)

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pemberian masukan bagi pengguna yang berkaitan dengan motif dan penggunaannya dalam menggunakan Instagram. Termasuk pemberian masukan terhadap aplikasi Instagram itu sendiri.


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi. Sama maksudnya disini adalah sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan” dalam hal ini yang dimaksud adalah kesamaan pengertian antara si penyampai informasi dan penerima informasi (Cangara, 2006: 18).

Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihan itu disebut kerangka pengalaman (field of experience), yang menunjukkan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol. Menurut Cangara, ada tiga prinsip komunikasi yakni:

Gambar 2.1 : Pinsip Komunikasi

(Cangara, 2006: 20)

1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experience).

2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif).

3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih semakin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses

B

A


(33)

Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi (Bungin, 2006: 57).

Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial, dan lain sebagainya. Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Menurut Lasswell dalam bukunya “The Structure and

Function of Communication in Society”, cara yang baik untuk mendefenisikan

komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : who, says, what, in which channel, to whom, with what effect (Effendy, 2004: 33).

Menurut Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2006: 19) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, sengaja maupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada konteks komunikasi verbal, tapi juga dalam konteks ekspresi muka, seni dan teknologi.

Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek”, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Menginformasikan (to inform) yang memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau fikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) yaitu komunikasi berfungsi untuk

menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan


(34)

Komunikasi Massa

Komunikasi massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik. Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (pengelihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2004: 71-75).

Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, yaitu merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film, film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004: 3).

Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi : “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.”

Menurut Bungin (2006: 71) komunikasi massa adalah :

“Proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.”


(35)

Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a) Komunikator

b) Media massa c) Informasi (pesan)

d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik) f) Umpan balik tertunda Ciri-ciri komunikasi massa adalah:

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak, ke sejumlah khlayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam media massa biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah atau penerbit buku).

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama. Herbert Blumer memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan sebagai berikut:

Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia

mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka bersal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. • Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.

Disamping itu, antara individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

• Mereka tidak mempunyai kemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditunjukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesannya ditunjukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakanya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Contohnya pada saat kita membaca surat kabar komunikasi hanya berlangsung satu arah yakni dari media massa (koran itu) ke pembaca dan tidak sebaliknya. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa pasti sifatnya tertunda.


(36)

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Contohnya pada saat penayangan langsung siaran bola piala dunia dimana pada saat peristiwa penyetakan gol semua audience yang menonton sama-sama menerima pesan yang serempak bahwa tim sepak bola tersebut mencetak gol. Namun ketika penonton yang ketinggalan menonton tetap bisa mengetahui skor pertandingan yang tidak disiarkan secara langsung melalui news sport.

6. Komunikasi Menggandalkan Peralatan Teknis

Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronika seperti televisi.

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang diserbarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film//surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameraman, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2006: 16-30).

Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku dan film (Nurudin, 2006: 5). Berikut beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru :

Gambar 2.2: Model Komunikasi Massa Paradigma Lama

Sumber : (Nuruddin, 2006: 12)

Kaset/ CD

Surat Kabar Film

Alat Komunikasi Massa

Majalah Televisi

Tabloid Radio


(37)

Gambar 2.3 : Model Komunikasi Massa Paradigma Baru

(Nuruddin, 2006: 12)

Jika dilihat dari dua bagan diatas, ada perbedaan mencolok antara paradigma lama dengan paradigma baru, dalam paradigma baru ada penambahan dan pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, film, buku, tabloid, dan internet sedangkan pengurangannya ada apa CD/kaset. Perubahan tersebut dimungkinkan kerena perkembangan teknologi komunikasi massa yang kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi pada perubahan ciri yang melekat pada media massa tersebut.

Kita tidak bisa membayangkan bahwa internet adalah media baru yang mempunyai keserempakan tinggi dalam penyebaran pesan kepada khalayak. Sedangkan media lama seperti surat kabar, tabloid, dan majalah pada masa yang akan datang keserempakan pesannya sangat mungkin harus direvisi pula. Beruntung saat ini, tiga media massa itu sudah didukung penyebarannya dengan internet. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa akan mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan tingkat perkembangan perubahan manusia dan peningkatan percepatan teknologi komunikasi (Nurudin, 2006: 14).

Ada beberapa era yang dapat dijadikan pijakan untuk melihat sejarah perkembangan komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball

Televisi Surat

Kabar Film

Radio Alat Komunikasi Majalah

Massa

Internet Tabloid


(38)

Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989), setidak-tidaknya disebutkan ada lima revolusi komunikasi massa:

1. Zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and signals)

2. Zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the age of speech and language)

3. Zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing) 4. Zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of

print)

5. Zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass communication)

Masing-masing perubahan membawa kepentingan sendiri-sendiri dan untuk masyarakat yang berbeda satu sama lain. Perubahan dalam cara berkomunikasi yang dilakukan manusia jelas telah membawa perubahan penting dalam kehidupan berkomunikasi manusia. Perubahan tersebut bukan hanya berdampak positif bagi manusia melainkan dampak negatif pun sudah semakin terasa. Misalnya acara yang disiarkan melalui media elektronik dengan menggunakan jaringan satelit sehingga dapat menyiarkan acara secara langsung. Namun dampak yang dirasakan adalah anak-anak memiliki peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam di televisi daripada untuk belajar. Ditambah lagi dengan munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru. Membawa pengaruh yang tidak sedikit pula. Seperti munculnya media-media sosial di jaringan internet dan didukung oleh media-media telepon pintar yang mengakibatkan setiap orang dengan mudah dan dapat mengakses internet kapan saja dan dimana saja. Hal inilah yang mengakibatkan masyarakat banyak menghabiskan waktu dengan teknologi daripada bersosialisasi dengan lingkungan disekitar mereka.

Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang kian kompleks. Orang tidak perlu lagi susah-susah mengirim surat dengan jasa pos, tetapi cukup memakai surat elektronik (e-mail). Inilah abad komunikasi massa pada zaman sekarang ini. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.


(39)

Menurut Wright (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai tiga ciri, yaitu :

1. Komunikasi massa yang diartikan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan unruk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Menurut McManus (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4) ada beberapa ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut:

1. Teknologi yang terdahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.

2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang melimpah.

3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.

4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah ke media interaktif.

Media baru merujuk pada dunia metamorfosis di mana banyak bentuk komunikasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak adalah menggunakan internet yaitu jaringan dari komputer yang berkembang pesat. Internet merubah komunikasi dengan sangat mendasar, termasuk melibatkan banyak interaktivitas antara komunikator dan pengguna. Dunia maya (internet) menawarkan kesempatan membentuk komunitas yang sebenarnya, orang yang memiliki kesamaan ketertarikan bertemu hanya melalui elektronik. Maka defenisi komunikasi massa bahwa audiens yang bersifat heterogen dan tidak saling mengenal dan berinteraksi tidaklah sama dengan prinsip pada media baru terutama pada jejaring sosial. Kemudian, pesan tidak lagi dijadwalkan secara umum dan komunikator berada dalam sebuah organisasi. Dalam media baru semua orang dapat menyebarkan pesan kepada semua orang baik bersifat umum maupun khusus baik itu penting ataupun tidak penting. Media baru dalam penggunaan medianya khalayak sangat aktif dalam pemanfaatan media termasuk


(40)

dalam menyebarkan informasi yang sering kita kenal citizen journalism (Saverin and Tankard, 2008 : 465).

Merton (dalam Bungin, 2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas:

a. Fungsi pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Contoh nya saja seperti dalam jejaring sosial Instagram para pengguna Instagram bisa mengunduh gambar ataupun video mengenai HIV/AIDS. Sehingga orang yang melihat bisa terpengaruh untuk ikut menjahui hubungan seks bebas.

b. Fungsi social learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Contohnya seperti dalam jejaring sosial Instagram dapat dijelaskan dengan menggunakan video yang berdurasi 15 detik serta ditambahkan dengan caption mengenai sebuah produk yang dapat memberikan pencerahan dan pengetahuan terhadap produk tersebut.

c. Fungsi penyampaian informasi

Komunikasi massa menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas, yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat. Contohnya dalam jejaring sosial Instagram dapat dimasukkan informasi


(41)

mengenai pemilu 2014 dengan menggunakan video berdurasi 15 detik yang diunggah oleh institusi yang bersangkutan.

d. Fungsi transformasi budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Contohnya dengan menggunakan Instagram kita dapat berbagi gambar dengan seluruh orang di penjuru dunia. Kita bisa mengunggah berbagai macam budaya dari Indonesia dan begitu pula sebaliknya dari negara lainnya. Sehingga tanpa disadari kita mengikuti budaya lain, misalnya dalam hal berpakaian.

e. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunkasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Contohnya dengan adanya Instagram mampu menjadi media hiburan seperti melihat video, melakukan obrolan dan melihat gambar-gambar yang menarik yang diunggah oleh para pengguna Instagram.

Khalayak memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media. fungsi media massa ini adalah fungsi sosial yang diinginkan dan fungsi sosial yang tidak diinginkan yang dimana para pengguna menyadari atau tidaknya fungsi pada media massa pada kehidupan mereka. Seperti pada fungsi transformasi budaya yang tanpa audiens sadari mereka telah mengikuti budaya dari negara lain dengan adanya terpaan tayangan di televisi maupun media massa lainnya termasuk pada media baru. Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian: secara sederhana Keith R. Stamm dan Jhon E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar, pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Nurudin, 2006: 206).

Perkembangan teknologi yang begitu cepatnya menimbulkan suatu era bernama digitalisasi, dimana nantinya menimbulkan konvergensi antar media.


(42)

Kovergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi adalah keadaan dimana semua elemen media baik yang menggunakan teknologi lama atau baru bersatu untuk menghasilkan produk baru yang terintegrasi. Konvergensi media yang dimaksud adalah sebuah telepon pintar yang di dalamnya terdapat internet lengkap dengan aplikasi nya seperti media-media sosial, email, kemudian dilengkapi dengan telepon selular, jaringan nirkabel, radio, kamera, video, dan lainnya yang tujuan nya adalah memudahkan para pengguna teknologi sehingga dapat melakukan berbagai hal hanya dengan satu media komunikasi dan dapat dibawa kemana saja. Perkembangan teknologi yang memicu lahirnya media baru tidak serta merta menghapuskan atau mengganti media lama. Karena ada beberapa karakteristik media lama yang tidak bisa digantikan oleh media baru (McQuail, 2011: 153).

Menurut McQuail (2011: 153) terdapat beberapa perbedaan yang muncul akibat perkembangan teknologi terletak pada :

1. Digitalisasi dan konvergensi media

2. Interktifitas dan konektivitas jaringan yang semakin meningkat, dimana publik bisa secara langsung memberikan feedback terhadap konten.

3. Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima 4. Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak

5. Munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ (gateway) media 6. Pemisahan dan pengaburan dari ‘lembaga media’

Perkembangan teknologi tidak hanya memicu lahirnya media-media baru tapi juga melahirkan pola baru dalam lalu lintas informasi. Bordewijk dan Van Kaam (dalam McQuail, 2011: 159) mencoba membagi pola tersebut kedalam beberapa kategori :

Allocution

Merupakan suatu pola komunikasi dimana informasi disebarkan dari satu pusat kepada beberapa titik yang tersebar secara bersamaan. Biasanya pola ini banyak digunakan komunikasi yang berbentuk perkuliahan, konser, atau khotbah. Sedangkan ditengah perkembangan teknologi baru kita dapat melihat pola ini ketika ada salah satu Igers yang mengunggah foto atau video. Secara bersamaan pada saat itu juga akan menyebarkan kepada semua followernya.


(43)

• Percakapan

Karakteristik dari pola komunikasi ini adalah memungkin semua orang untuk berinteraksi baik yang dimediasi ataupun secara langsung. Kunci utama dari percakapan ini adalah adanya kesetaraan diantara pihak yang terlibat dalam interaksi. Contohnya adalah percakapan melalui komentar/direct message pada aplikasi Instagram yang dimediasi oleh pihak ketiga berupa aplikasi Instagram itu sendiri .

• Konsultasi

Konsultasi merupakan pola komunikasi dimana antara pihak yang terlibat ada yang berfungsi sebagai bank informasi yang bisa dijadikan tempat untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Surat kabar cetak merupakan salah satu media yang menggunakan pola komunikasi konsultasi, dimana didalamnya terdapat beraneka ragam informasi. Saat ini bank informasi dapat di peroleh dari world wide web / google sebagai search engine yang banyak digunakan dalam pencarian informasi apapun yang khalayak inginkan. Contoh lainnya dalam aplikasi Instagram banyak informasi terdapat pada bagian search dengan menggunakan hashtag maka informasi yang diinginkan akan keluar. Seperti misalnya ingin mencari konsep photo prawedding maka dengan menggunakan hashtag prawedding gambar-gambar yang sesuai dengan hashtag tersebut akan keluar dan dapat dilihat sebagai penambah inspirasi.

• Registrasi

Pola komunikasi registrasi adalah pola konsultasi yang berkebalikan, dimana pusat meminta dan menerima informasi dari partisipan di periferi. Hal ini berlaku kapanpun pencatatan pusat disimpan oleh individu dalam sebuah sistem dan pada semua sistem pengawasan. Misalnya dengan pencatatan otomatis di pusat pertukaran panggilan telepon.

Kontrol Gudang Informasi Pusat

Kontrol Waktu dan Pilihan Subjek

Individual

Gambar 2.4: Tipologi Lalu Lintas Informasi.

Sumber: (Bordewijk dan Van Kaam dalam McQuail, 2011: 161).

Allocution Registrasi


(44)

Empat pola ini melengkapi dan membatasi (atau tumpang tindih) satu sama lain. Para pencipta model ini telah menunjukkan bagaimana pola-pola dapat dihubungkan dan berkaitan dengan dua variabel utama: dari kontrol informasi pusat versus individual: dari kontrol waktu dan pilihan topik sentral versus individual. Pola allocution di sini berlaku pada media ‘lama’ komunikasi massa pada umumnya. Secara luas sama dengan model transmisi-khususnya penyiaran, dimana persediaan konten yang terbatas disediakan untuk khalayak massa.

Pola konsultasi telah dapat tumbuh tidak hanya karena telepon dan media telematika baru, tetapi karena penyebaran peralatan rekaman gambar dan suara dan semata-mata peningkatan jumlah saluran sebagai hasil dari kabel dan satelit. Media baru juga secara berbeda meningkatkan potensi ‘komunikasi percakapan’ atau komunikasi interaktif antara individu-individu yang terpisah jauh. Seperti yang telah dijelaskan, ‘registrasi’ menjadi lebih praktis sekaligus sering terjadi, meskipun hal ini bukan pengganti bagi jenis lintas komunikasi lain. Hal ini dapat dipandang sebagai perpanjangan kekuatan pengawasan di era elektronik. Anak panah yang tertera pada gambar 4 mencerminkan penyebaran ulang lalu lintas informasi dari pola allocution ke percakapan dan konsultatif.

Secara umum, hal ini mengimplikasikan pergeseran luas keseimbangan kekuatan komunikatif dari pengirim ke penerima, meskipun hal ini dapat diimbangi dengan pertumbuhan registrasi dan perkembangan lebih jauh jangkauan dan daya tarik media massa. Pola allocutory belum betul-betul berkurang volumenya, tapi telah mengambil bentuk-bentuk baru dengan penyediaan skala kecil untuk khalayak yang tersegmentasi berdasarkan kepentingan atau keperluan informasi (narrowcasting) (McQuail, 2011: 161).

2.1.2 Teori Uses and Gratification (Teori Penggunaan dan Kepuasan)

Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Penelitian yang mulai hidup adalah tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media ?” karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan


(45)

kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199).

Teori ini menjelaskan bagaimana individu berusaha mencari dan menikmati apa yang disajikan media massa guna memuaskan berbagai macam kebutuhan. Perilaku orang sering berorientasi pada tujuan (goal oriented) ketika mereka memilih media dan menikmati apa yang disajikan media massa (isi media). Pilihan mereka terhadap media juga ditentukan oleh informasi dan kepuasan yang telah mereka antisipasi sebelumnya.

Little John (dalam Morissan, 2010: 77) mengajukan gagasan teori bahwa perbedaan individu (jenis kelamin, usia, tingkatan pendidikan, status sosial, dan lain-lain) menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis yang berbeda-beda diantara individu audiens. Inti dari model Uses and Gratification ini adalah aktivitas audiens yaitu pilihan yang disengaja oleh para pengguna isi media untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Teori Uses and Gratification ini merupakan “kebalikan” dari teori peluru atau teori jarum hipodermik, dimana dalam teori peluru, media sangat aktif dan sementara khalayak berada di pihak yang pasif (Nurudin, 2006: 192). Sedangkan teori Uses and Gratification ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, melainkan tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2007: 65).

Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratification menurut Katz, Blumler dan Gurevitch (dalam Ardianto, 2004: 71) adalah :

1. Khalayak dianggap aktif artinya sebagian penting dari penggunaan media masa di asumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.


(46)

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Untuk lebih jelasnya teori Uses and Gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini :

Gambar 2.5 : Model Uses and Gratification Sumber: (Kriyantono, 2010: 210)

Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yaitu:

a. Individual: dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan: dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem

sosial dan struktur sosial.

2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu :

a. Kognitif: dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas.

b. Diversi: dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

c. Personal identity: dimensi ini menyajikan perihal data tentang

bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni :

a. Hubungan: dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

Antesenden Motif Penggunaan Media Efek Variabel individual Kognitif Hubungan Kepuasan Variabel lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan

Personal Hubungan Depedensi Identity dengan Isi Media


(47)

b. Jenis isi media: dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan.

c. Jumlah waktu: dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media.

4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu:

a. Kepuasan: dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

b. Pengetahuan: dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.

c. Dependensi media: dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.

Perkembangan tahap kedua teori penggunaan dan kepuasaan terjadi pada tahun 1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasan-alasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori Uses and Gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow (1970).

Gambar 2.6 : Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1970)

Sumber: (Morissan dkk, 2010: 83)


(1)

Dependensi Media

Jika tidak membuka instagram dalam sehari merasa kurang terinformasi Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sangat Tidak

Setuju 14 14.4 14.4 14.4

Tidak Setuju 49 50.5 50.5 64.9

Setuju 26 26.8 26.8 91.8

Sangat Setuju 8 8.2 8.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Merasa abosan jika tidak mengakses aplikasi instagram Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sangat Tidak

Setuju 18 18.6 18.6 18.6

Tidak Setuju 33 34.0 34.0 52.6

Setuju 31 32.0 32.0 84.5

Sangat Setuju 15 15.5 15.5 100.0

Total 97 100.0 100.0


(2)

Crosstabs

[DataSet3] C:\Documents and Settings\mei\My Documents\New Folder\Statisti k Adinda Meidina Lubis.sav

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Menjelajahi timeline ketika

sedang bersantai * Merasa bosan jika tidak mengakses aplikasi instagram

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Menjelajahi timeline ketika sedang bersantai * Merasa abosan jika tidak mengakses aplikasi instagram Crosstabulation

Merasa abosan jika tidak mengakses aplikasi instagram

Total Tidak

Pernah Jarang Sering

Sangat Sering Menjelajahi

timeline ketika sedang bersantai

Tidak Pernah Count 2 0 1 0 3

% of Total 2.1% .0% 1.0% .0% 3.1%

Jarang Count 5 2 0 0 7

% of Total 5.2% 2.1% .0% .0% 7.2%

Sering Count 5 16 13 4 38

% of Total 5.2% 16.5% 13.4% 4.1% 39.2% Sangat Sering Count 6 15 17 11 49 % of Total 6.2% 15.5% 17.5% 11.3% 50.5%

Total Count 18 33 31 15 97


(3)

Crosstabs

[DataSet3] C:\Documents and Settings\mei\My Documents\New Folder\Statisti k Adinda Meidina Lubis.sav

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Frekuensi Anda menggunakan

instagram per hari *

Menyalurkan semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari dengan berbagi foto menggunakan aplikasi instagram

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Frekuensi Anda menggunakan instagram per hari * Menyalurkan semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari dengan berbagi foto menggunakan aplikasi instagram Crosstabulation

Menyalurkan semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari dengan berbagi foto menggunakan

aplikasi instagram

Total Tidak

Pernah Jarang Sering Sangat Sering Frekuensi Anda

menggunakan instagram per hari

0 - < 8 kali / hari

Count 5 16 9 0 30

% of Total 5.2% 16.5% 9.3% .0% 30.9% 8 - < 16 kali /

hari

Count 1 26 15 3 45

% of Total 1.0% 26.8% 15.5% 3.1% 46.4% > 16 kali/

hari

Count 2 10 9 1 22

% of Total 2.1% 10.3% 9.3% 1.0% 22.7%

Total Count 8 52 33 4 97

% of Total 8.2% 53.6% 34.0% 4.1% 100.0%


(4)

Crosstabs

[DataSet3] C:\Documents and Settings\mei\My Documents\New Folder\Statisti k Adinda Meidina Lubis.sav

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Durasi Anda mengakses

instagram per hari * Mencari inspirasi seputar konsep fotografi melalui aplikasi instagram

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Durasi Anda mengakses instagram per hari * Mencari inspirasi seputar konsep fotografi melalui aplikasi instagram Crosstabulation

Mencari inspirasi seputar konsep fotografi melalui aplikasi instagram

Total Tidak

Pernah Jarang Sering Sangat Sering Durasi Anda

mengakses instagram per hari

0 - <1 jam / hari

Count 3 10 17 9 39

% of Total 3.1% 10.3% 17.5% 9.3% 40.2% 1 jam - < 2

jam / hari

Count 5 5 17 10 37

% of Total 5.2% 5.2% 17.5% 10.3% 38.1% > 2 jam / hari Count 1 3 11 6 21 % of Total 1.0% 3.1% 11.3% 6.2% 21.6%

Total Count 9 18 45 25 97


(5)

Mencari tren fashion terbaru dari merek yang anda sukai melalui instagram * Instagram memberikan pengetahuan tentang tren fashion terbaru Crosstabulation

Instagram memberikan pengetahuan tentang tren fashion terbaru

Total Sangat

Tidak setuju

Tidak

setuju Setuju

Sangat Setuju Mencari tren

fashion terbaru dari merek yang anda sukai melalui instagram

Tidak Pernah Count 3 2 6 0 11

% of Total 3.1% 2.1% 6.2% .0% 11.3%

Jarang Count 0 2 16 1 19

% of Total .0% 2.1% 16.5% 1.0% 19.6%

Sering Count 0 2 28 11 41

% of Total .0% 2.1% 28.9% 11.3% 42.3% Sangat

Sering

Count 0 0 9 17 26

% of Total .0% .0% 9.3% 17.5% 26.8%

Total Count 3 6 59 29 97

% of Total 3.1% 6.2% 60.8% 29.9% 100.0%

Nonparametric Correlations

[DataSet1] C:\Documents and Settings\mei\My Documents\New Folder\Korelasi Adinda Meidina Lubis.sav

Correlations

Penggunaan Instagram

Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan

Instagram Spearman's rho Penggunaan Instagram Correlation Coefficient 1.000 .596**

Sig. (2-tailed) . .000

N 97 97

Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan Instagram

Correlation Coefficient .596** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(6)

BIODATA PENELITI

Nama/NIM

:

Adinda Meidina Lubis/ 100904017

Tempat/Tanggal Lahir

:

Medan, 20 Mei 1992

Departemen

:

Ilmu Komunikasi FISIP USU

Alamat

:

Jln. Pimpinan No.62 Medan

Email

:

Adindameidina20@gmail.com

Orang Tua

Ayah

:

Drs. Syafaruddin, MSP

Ibu

:

Elfinda Lolosari Nasution

Anak Ke

:

2 dari 3 bersaudara

Nama Saudara Kandung

:

Rifki Respati Ashari Lubis, S.Kom

Alya Fadhila Lubis

Agama

:

Islam

Pendidikan

:

1998 – 2004

SD Swasta Taman Harapan Medan

2004 – 2007

SMP Negeri 17 Medan

2007 – 2010

SMU Negeri 8 Medan

2010 –2014

Universitas Sumatera Utara Medan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen S1 Ilmu Komunikasi


Dokumen yang terkait

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

12 104 186

Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

12 111 94

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

MOTIF PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI KALAGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MALANG (Studi Pada Pengguna Akun Instagram Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011)

28 142 16

Situs Berita Online dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi(Studi Korelasional Situs Berita Online detikcom Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 0 11

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 36

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa - Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebu

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalanga

0 0 12

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

0 0 6