Hubungan Usia Awal Pemberian Makanan Padat dengan Kejadian Penyakit Atopik pada Anak Usia 6 – 7 Tahun di SD N 200107 Kota Padangsidimpuan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Atopi adalah kecenderungan untuk menghasilkan imunoglobulin E (IgE)
sebagai respon terhadap paparan alergen atau peningkatan reaktivitas terhadap
alergen pada seseorang dengan predisposisi genetic (Greer et al., 2008). Alergen
adalah antigen yang bereaksi secara spesifik dengan antibodi IgE. Alergen yang
paling banyak mencetus respon IgE adalah protein dengan berat molekul 10-70
kDA (Leung, 2007).
Atopi berasal dari kata atopos yang dalam bahasa Yunani berarti tidak biasa.
Istilah atopi ini pertama kali diperkenalkan oleh Coca (1923) yaitu istilah yang
dipakai untuk menyatakan suatu keadaan hipersensitivitas yang berbeda atau tidak
biasa dengan hipersensitivitas pada orang normal karena adanya predisposisi
genetik (Subowo, 2010).
Menurut WHO (2003) hampir 20% penduduk dunia menderita penyakit
atopik seperti asma, rinitis alergi, dan dermatitis atopik. Penyakit asma
diperkirakan terjadi pada 150 juta orang di dunia dan 80% diantaranya terjadi
pada anak – anak. Sedangkan prevalensi penyakit atopik di Asia sangat bervariasi

yaitu asma 29,1% dan rinitis alergi 45%. Penyakit atopik ini paling banyak terjadi
di negara yang berpenghasilan rendah dan sedang (Pawankar et al., 2012). Di
Indonesia penyandang asma merupakan penyebab kesakitan terbanyak setelah
infeksi (Zulfikar, 2011). Prevalensi asma di Indonesia sebesar 4,5%, khususnya di
Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 2,4%. (RISKESDAS, 2013).
Penelitian tentang waktu mulai pemberian makanan padat dengan timbulnya
penyakit atopik masih memberikan hasil yang beragam. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Clayton et al. (2013) dan Tarini et al. (2006) menyatakan
bahwa pemberian makanan padat kurang dari 4 bulan dapat meningkatkan risiko
penyakit atopik seperti ekzema. Hal ini dikarenakan sistem saluran cerna yang

Universitas Sumatera Utara

2

imatur. Akibatnya akan terbentuk makanan dalam bentuk besar (makromolekul).
Makromolekul ini akan mudah masuk melalui saluran cerna dan dapat melewati
barier mukosa sehingga dipresentasikan sel mast (Sicherer dan Sampson, 2004).
Hal sebaliknya didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Joseph et al.
(2011) dan Nwaru et al. (2013) yang menyatakan bahwa pemberian makanan

padat terlalu dini dapat menurunkan risiko penyakit atopik seperti ekzema, asma,
dan rinitis alergi pada anak dengan predisposisi genetik. Hal ini dikarenakan
adanya mekanisme toleransi oral atau toleransi melalui jalur sel T. Sehingga
mekanisme toleransi oral terjadi jika mendapat makanan protein terlalu dini yaitu
sebelum usia 4 bulan (Sariachvili et al., 2010 ; Leo et al., 2012). Toleransi oral
adalah mekanisme yang mencegah terjadinya sensitisasi pada sistem imun saluran
cerna akibat terpajan dengan protein eksternal (Baratawidjaja dan Rengganis,
2010).
Karena adanya kontroversi hasil penelitian mengenai waktu mulai pemberian
makanan padat dengan kejadian penyakit atopik ini, menyebabkan waktu mulai
pemberian makanan padat yang direkomendasikan berbeda (Barlianto et al,
2009). Berdasarkan WHO dan UNICEF pemberian makanan tambahan atau
makanan padat dimulai pada usia 6 bulan (RISKESDAS, 2013). Sedangkan
berdasarkan

American

Academy

of


Pediatrics

(AAP)

tahun

2008

merekomendasikan pemberian makanan padat dimulai pada usia 4 - 6 bulan.
Pemberian susu sapi ditunda hingga usia 12 bulan dan pada bayi yang memiliki
risiko untuk terjadinya penyakit atopik dilarang memakan telur hingga usia 2
tahun, kacang dan ikan dimulai pada usia diatas 3 tahun (Greer et al., 2008).

1.2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara usia awal pemberian makanan padat dengan
kejadian penyakit atopik pada anak?

Universitas Sumatera Utara


3

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara usia awal pemberian makanan padat dengan
kejadian penyakit atopik pada anak.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jenis penyakit atopik yang paling banyak terjadi pada
anak.
2. Mengetahui jenis makanan yang paling banyak diberikan pada awal
pemberian makanan padat.
3. Mengetahui alasan ibu memberikan makanan padat yang terlalu dini
pada anaknya.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Di bidang akademik/ilmiah
Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang alergi imunologi anak,
khususnya dalam hal hubungan penyakit atopik pada anak dengan usia
awal pemberian makanan padat.

2. Di bidang pelayanan masyarakat
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak, khususnya pelayanan di bidang
alergi imunologi anak.
3. Di bidang pengembangan penelitian
Dapat memberikan masukan bagi peneliti lain dan sebagai rujukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alergi-imunologi anak,
khususnya dalam hal penyakit atopik pada anak.

Universitas Sumatera Utara