Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada PT. Socfin Indonesia Medan

BAB II
URAIAN TEORITIS

2.1 Definisi Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu
pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari
dan membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi
yang diterapkan pada pertanian (Daniel, 2002: 9)

Dengan pengertian ekonomi pertanian yang demikian, ilmu pertanian
bukan hanya mempelajari tentang bercocok tanam tetapi suatu ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor tanaman
pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, maupun
subsektor perikanan (Daniel, 2002: 9).
Ilmu ekonomi pertanian menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai
manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan memacu
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi pertanian mencakup analisis
ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam
produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, serta hubungan antara faktor
produksi dan produksi itu sendiri. Dalam kebijakan pembangunan nasional,
pembangunan


pertanian

merupakan

langkah

awal

dan

mendasar

bagi

pertumbuhan industri. Salah satu subsektor pertanian yang berkembang adalah
subsektor perkebunan (Daniel, 2002: 9).

Universitas Sumatera Utara


2.1.2

Fungsi Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya dari

ilmu ekonomi maupun ilmu pertanian itu sendiri. Dia bisa berada di awal atau
sebelum ilmu pertanian, bisa seiring dan bisa juga sesudah. Semua fungsinya amat
menentukan akan kemajuan pertanian. Ekonomi pertanian bukan sekedar
gabungan antara ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian, tetapi mempunyai arti yang
sangat penting bagi pertanian dan juga bagi ekonomi (Daniel, 2002: 9).

2.4

Aspek-Aspek Produksi

2.4.1

Pengertian Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan


memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi.
Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum

output

yang

dihasilkan

dengan

kombinasi

input

tertentu


(Salvatore,1994: 233).
Dalam ilmu ekonomi istilah produksi mencakup jenis aktivitas yang jauh
lebih luas dibanding pengertian sehari-hari. Menurut konteks ini produksi dapat
diartikan sebagai hubungan fisik antar masukan (input) dan keluaran (output).
Pengertian seperti ini sering disebut sebagai “proses produksi” (Murdin, 2005:
34).

Universitas Sumatera Utara

Fungsi yang menggambarkan keadaan seperti itu dinamakan “fungsi
produksi”. Unsur-unsur ekonomi yang berkaitan erat dengan masalah produksi ini
diantaranya adalah pendapatan sekaligus berhubungan dengan laba/rugi, biaya
produksi, efisiensi, produktivitas, dll(Murdin, 2005: 34).

2.4.2 Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi
Beberapa prinsip ekonomi dalam proses produksi sebagai kebijakan
perusahaan, yaitu (Nasution, S. H., 2007; 76)
1. Maksimalisasi Output
Kebijaksanaan perusahaan untuk memaksimalisasi output dinyatakan

berdasarkan

kendala

biaya,

berarti

perusahaan

berupaya

untuk

mendapatkan output maksimum dengan mengeluarkan biaya tertentu.
2. Minimalisasi Biaya
Kebijakan perusahaan yang berupaya untuk meminimalisasi biaya
produksi untuk tingkat tertentu
3. Maksimalisasi Laba
Pengusaha memiliki kebebasan dalam penggunaan input sebagai biaya

produksi guna menciptakan produksi optimal dengan tujuan untuk
mendapatkan laba maksimum. Besarnya laba maksimum perusahaan
sebagai penjualan output adalah selisih diantara jumlah penerimaan (total
revenue) dikurangi dengan jumlah biaya (total cost)

2.4.3 Konsep Produksi
Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak,
terutama pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat memberikan

Universitas Sumatera Utara

maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen anatara lain
permintaan output maupun informasi ketersediaan berbagai input guna
mendukung proses output. Demikian pula alternatif penggunaan input dan bahkan
pengorbanan terhadap sesuatu output guna kepentingan output lainnya.
Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai
suatu kebijaksanaan sekaligus keputusan (Kadariah, 1994: 100).
Secara umum, konsep produksi dapat dibedakan menjadi 3 bagian
(Kadariah, 1994: 100), yaitu:
1.


Produk Total (Total Product)
Produk total adalah jumlah total produksi yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan sejumlah input
yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian produk total ini merupakan fungsi dari input/faktorfaktor produksi yang tersedia, sehingga besarnya sangat dipengaruhi oleh
kepemilikan terhadap input yang diperlukan.
Dalam hal ini fungsi produksi total dapat dirumuskan sebagai berikut:
TP = f (FP)
Artinya bahwa produksi total merupakan variabel dependen terhadap faktor
produksi (FP) yang dijadikan sebagai variabel independen, dimana:
TP = Total Product (produk total)
FP = Factor of Production (faktor produksi)
2.

Produksi Rata-Rata (Average Product)
Produksi rata-rata adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap unit

(satuan) faktor-faktor produksi. Konsep ini diperoleh dengan cara membagikan


Universitas Sumatera Utara

total produksi dengan jumlah faktor produksi (input) yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, konsep ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
AP = TP
FP
Dimana:
AP

= average product (produksi rata-rata)

TP

= total product (total produksi)

FP

= jumlah faktor produksi yang digunakan


3.

Produksi Marginal (Marginal Product)
Produk marjinal merupakan perubahan (pertambahan atau penurunan)

produksi yang diperoleh seiring dengan dilakukannya penambahan input. Dengan
demikian konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

MP = ΔQ = Qa - Qa-1
Dimana:
MP

= produksi marjinal (marginal product)

Qa

= total produksi setelah penambahan faktor produksi

Qa-1


= total produksi sebelum penambahan faktor produksi

Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Tahapan produksi
Tahapan produksi merupakan segala tahapan mulai dari tahap I-III dimana
sangat mempengaruhi kelancaran tahapan produksi berikutnya.
Y

TP

I

II

III

AP L
X

MP L

Gambar 2.1. Kurva Tahapan Produksi
Sumber: Teori Ekonomi Mikro (Sumanjaya, 2008: 83)

Berdasarkan data dan grafik pada gambar 2.1 dapat ditemukan tahapan
(stage) produksi, apakah sebagai tahap I, II dan III. Tahap I ditunjukkan dari

penggunaan 1 input tenaga kerja sampai pada perpotongan marginal product
dengan average product. Tahap II dimulai dari MP = AP sampai pada maksimum
total product dengan MP = 0. Tahap III dimulai total product mengalami

penurunan dan diikuti oleh marginal product yang negatif. Tahap I penggunaan
tenaga kerja relatif kecil sehingga total produksi masih memungkinkan untuk

Universitas Sumatera Utara

ditingkatkan, tahapan ini merupakan irrational stage sebagaimana tahap III
dimana penambahan jumlah input tenaga kerja justru menurunkan jumlah
produksi. Tahap II merupakan rational stage dimana penambahan input tenaga
kerja dapat meningkatkan jumlah produksi. Dengan demikian berdasarkan ketiga
tahapan produksi di atas, terbaik terdapat pada tahap produksi II (Nasution, S. H.,
2007; 59)

2.4.5 Production Possibility Curve
Proses penciptaan output selalu dihadapkan kepada berbagai alternatif,
apakah alternatif dimaksud berkaitan dengan penggunaan input atau penciptaan
output. Beberapa proporsi maupun jenis input yang digunakan guna menghasilkan

berbagai output dan bagaimana kombinasi penggunaan input sehingga proses
produksi terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input sangat berperan
sehingga proses produksi memberikan laba maksimum bagi perusahaan. Konsep
production

possibility

curve

atau

disebut

production

frontier

mendukung

makna

dapat

mengungkapkan keterangan di atas.
Dalam

penerapannya

pengertian

ini

berupa

penggunaan berbagai sumber daya tersedia dalam kegiatan produksi secara
keseluruhan dengan alternatif output. Apabila sumber daya yang tersedia tidak
digunakan secara keseluruhan berarti proses produksi tidak efisien. Tepatnya
pengertian production possibility curve sendiri merupakan alternatif pengorbanan
yang diberikan sesuatu output guna peningkatan output lain. (Nasution, S. H.,
2007: 55)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas produksi pada dasarnya merupakan proses
penggunaan input (masukan) untuk menghasilkan output (keluaran). Secara umum
fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Output = f (input)

2.4.6 Fungsi Produksi
Menurut Salvatore (1994: 233), Fungsi produksi adalah hubungan teknis
antara input dan output dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik. Jadi fungsi
produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output
yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu.
Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai
suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak dan
suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi
tingkat outputnya.
Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak
diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara
faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan
hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.
2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara
variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y dan variabel yang
menjelaskan (independent variable), X, serta sekaligus mengetahui

Universitas Sumatera Utara

hubungan antar variabel penjelas. Secara matetematis, hubungan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Y = f (X1,.....)
Dengan fungsi produksi sepertti di maka hubungan Y dan X dapat
diketahui dan sekaligus hubungan X1,.... lainnya juga dapat diketahui.

a.

Fungsi Produksi Satu Input Variabel
Fungsi produksi dengan satu input dapat ditunjukkan melalui grafik dua

dimensi. Untuk penyederhanaannya dapat diasumsikan bahwa salah satu input
adalah konstan dalam jangka pendek (Suharti, T., 2003: 78).
Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti
pembahasan bertumpu pada kemampuan kerja dalam menciptakan jumlah
produksi (total physical productivity of labor/TPPL atau acapkali disingkat (TP),
produksi margin (MP), rata-rata produksi (AP) dan sampai kepada laba
maksimum (Nasution, S. H., 2007: 57).
Dalam analisis produksi dengan satu input variable diasumsikan bahwa
semua faktor produksi selain tenaga kerja (mL) dianggap tetap. Sehingga fungsi
produksi dengan satu input variabel: Q = f (L)
Fungsi produksi dengan satu input variabel tunduk terhadap hukum “the
law of diminishing return” yang menyatakan bahwa satu macam input (labor)
penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang
lain konstan, pada mulanya produksi total semakin banyak pertambahannya.
Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut
semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia
mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.

b.

Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel
Apabila dua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel

semua, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan isoquant dan isocost.
a. Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai

dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang
sama (Suharti, T., 2003: 83).
Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam

analisis perilaku konsumennya, yaitu (Suharti, T., 2003: 83) :
1. Turun dari kiri atas ke kanan bawah
2. Cembung ke arah titik origin
3. Tidak saling berpotongan
4. Apabila jumlah output yang lebih banyak, artinya perubahan produksi
digambarkan dengan pergeseran isoquant.
Slope  

K
= MRTS = MPL
L
MPK

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan penurunan/berkurangnya
penggunaan sesuatu input (kapital) di satu sisi pada sumbu vertikal dan diganti
dengan penambahan input lain (tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama
(Nasution, S. H., 2007; 65).
Secara matematis dapat dituangkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

MRTS = MPL   K
MPK
L
b.

Isocost
Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara dua

input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.

(Suharti, T., 2003; 87).
Kurva Isocost menjelaskan bahwa semakin dekat dengan titik origin,
berarti semakin kecil pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen dan
sebaliknya, semakin jauh dari titik origin maka semakin besar pengeluaran
produsen.

2.4.7 Beberapa Bentuk Fungsi Produksi
Fokus pengembangan fungsi produksi berakar dari penelitian-penelitian
tentang

bentuk

isoquant

(Wirasasmita,

Y.,

1991).

Bentuk

isoquant

menggambarkan subtitusi faktor-faktor produksi. Terdapat dua bentuk isoquant
yang ekstrim, yang dapat diungkapkan, yakni isoquant yang menggambarkan
adanya

subtitusi

sempurna

antar

faktor

produksi

dan

isoquant

yang

menggambarkan tidak adanya subtitusi sama sekali antar faktor produksi.
Berangkat dari pemikiran inilah maka hanya dikemukan tiga bentuk fungsi
produksi, yaitu (Suharti, T., 2003; 103), yaitu:
1. Fungsi produksi Leontief diperkenalkan oleh Wasilly Leontief
2. Fungsi produksi Cobb Douglas
3. Fungsi produksi CES

Universitas Sumatera Utara

2.4.8 Fungsi Produksi Cobb Douglas
Fungsi produksi ini menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Cobb, C.
W. dan Douglas, P. H. Pada tahun 1928 melaui artikelnya yang berjudul “A
Theory of Production” (Suharti, T., 2003; 104).
Secara matematis fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan:
Q = A Kα Lβ
Dimana:
Q = Output
K = Input modal
L = Input tenaga kerja
A = Parameter efisiensi/koefisien teknologi
α = Elastisitas input modal
β = Elastisitas input tenaga kerja
Fungsi produksi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat linear
persamaan sehingga menjadi:
LnQ = LnA + αLnK + βLnL + ε
Dengan meregres persamaan di atas maka secara mudah akan diperoleh
parameter efisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Salah satu kemudahan fungsi
produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga
memudahkan untuk mendapatkannya.
Dalam fungsi produksi Cobb Douglas ini, penjumlahan elastisitas subtitusi
menggambarkan return of scale. Artinya apabila α + β = 1 berarti constan return to
scale, bila α + β < 1 berarti decresing return to scale dan apabila α + β > 1 berarti

Universitas Sumatera Utara

proses produksi berada dalam keadaan increasing return to scale. Hal ini dapat
dibuktikan sebagai berikut:
Fungsi produksi Cobb Douglas:
Q = A Kα Lβ
Apabila input dinaikkan dua kali lipat maka:
Q2 = A (2K1) α . (2L1) β
= A2 α K1 α . 2 β L1 β
= 2 α+ β AK1 α. L1 β
= 2 α+ β Q1
Jadi,

bila α + β = 1, maka Q2 = 2 Q1, berlaku constant return to scale
bila α + β > 1, maka Q2 > 2 Q1, berlaku increasing return to scale
bila α + β < 1, maka Q2 < 2 Q1, berlaku decreasing return to scale

Dalam fungsi produksi Cobb Douglas asli berlaku constant return to scale
(Nicholson,1995 : 332), sehingga dapat mengilustrasikan secara mudah perubahan
output sebagai akibat perubahan input. Apabila input (baik K maupun L) naik
sebesar 2 (dua) kali maka output akan naik sebesar 2 (dua) kali pula.
Karena dalam fungsi Cobb Douglas berlaku constant return to scale maka
akan membawa konsekuensi bahwa subtitusi antar faktor-faktor produksinya
adalah subtitusi sempurna, artinya satu input L (tenaga kerja) dapat digantikan
dengan satu unit K (modal). Dengan demikian, fungsi produksi Cobb Douglas
mempunyai bentuk isoquant linear.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Faktor-faktor Produksi
1.

Tanah
Tanah merupakan bagian lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari

bahan mineral dan bahan-bahan organic. Dipengaruhi oleh bahan induk, iklim,
bentuk wilayah dan mikro organism. Unsur pembentuk terdiri dari mineral (45%),
udara (25%), air (25%) dan bahan organik (5%) (Indriani, 1993; 1)
Tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabrik hasilhasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil
produksi keluar. Dalam pertanian, terutama di Negara kita, faktor produksi tanah
Mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa
yang diterima oleh tanah dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya
(Mubyarto, 1984; 76).
Tanah adalah faktor produksi yang tahan lama sehingga biasanya tidak
diadakan depresiasi atau penyusutan. Bahkan dengan perkembangan penduduk
nilai tanah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tetapi dalam pertanian
tanah yang dikerjakan terus-menerus akan berkurang pula tingkat kesuburannya.
Untuk mempertahankan kesuburan tanah petani harus mengadakan rotasi tanaman
dan usaha-usaha konservasi tanah lainnya (Mubyarto, 1984; 88).
Menurut Mubyarto (1984: 88), Unsur-unsur sosial ekonomi yang melekat
pada tanah dan memiliki peranan dalam pengelolaan usaha tani cukup beragam,
diantaranya adalah:
1. Kekuatan dan kemampuan potensil dan aktual dari tanah
2. Kapasitas ekonomis, efisiensi ekonomis dan keunggulan bersaing dari
tanah

Universitas Sumatera Utara

3. Produktivitas tanah, yang dimaksud dengan produktivitas tanah adalah
jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (satu
hektar) selama satu tahun dihitung dengan uang
4. Nilai sosial ekonomis dari tanah, bagi sebuah perusahaan lahan atau tanah
memiliki peranan penting terutama sebagai tempat pendirian perusahaan
dan pabrik-pabrik yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu bagi
perusahaan tertentu tanah dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku,
misalnya melalui pemberdayaan lahan yang dapat mendukung penyediaan
bahan baku yang dibutuhkan sekaligus akan mengurangi biaya produksi.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sering disebut tenaga manusia muthlak dibutuhkan jika ingin
menghasilkan sebuah produk. Tenaga kerja yang tersedia biasanya digunakan
untuk mengoperasikan serta mengendalikan mesin/peralatan yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk kasus tenaga kerja ini terutama tidak dipandang dari kuantitas
(jumlah), tetapi juga mutu (kualitas) yang sangat mempengaruhi kenerja
perusahaan yang bersangkutan (Mubyarto, 1984:104).
Dengan adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih maka dipastikan
kesalahan-kesalahan fatal yang merugikan dan membahayakan akan dapat
dicegah. Dalam hal ini perusahaan sangat mengharapkan tenaga kerja yang benarbenar berpengalaman serta memiliki keahlian yang tinggi sehingga dapat
memberikan kontribusi besar terutama terhadap peningkatan produksi perusahaan.
Selain keahlian dan kejujuran, kedisplinan juga hal yang sangat
dibutuhkan dari seorang tenaga kerja (Mubyarto, 1984:104).

Universitas Sumatera Utara

Tenaga kerja dalam pertnian di Indonesia dibedakan ke dalam persoalan
tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan (usaha tani rakyat) dan persoalan
tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besaran yaitu perkebunan,
kehutanan, peternakan dan sebagainya. Petani yang memiliki lahan yang tidak
luas tidak membutuhkan tenaga kerja dari luar dan sebaliknya (Mubyarto,
1984:104).
3. Modal
Pengertian modal adalah barang dan jasa yang bersama-sama dengan faktor
produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Barang-barang
pertanian yang termasuk barang modal modal dapat berupa uang, ternak, pupuk,
bibit, cangkul, investasi dalam mesin dan lain-lain. Biasanya semakin besar dan
semakin baik kualitas modal yang dimiliki maka akan sangat mendukung terhadap
peningkatan poduksi yang dihasilkan (Mubyarto, 1984: 91).
4. Manajemen (Skill)
Menurut Mubyarto (1984: 92), Manajemen berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota serta
penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dari
uraian di atas maka faktor produksi ini tidak kalah penting disbanding faktor
produksi lain. Perlu diketahui ada 3 alasan manajemen ini sangat dibutuhkan oleh
perusahaan, yakni:
1. Untuk mencapai tujuan perusahaan
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

Universitas Sumatera Utara

2.6

Biaya Produksi
Keputusan manajemen dalam kaitan dengan penggunaan input produksi

sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk menciptakan
sesuatu output tentunya berbagai input yang digunakan seperti: tenaga kerja,
barang-barang modal, teknologi, dan lainnya. Keseluruhan input ini pada
hakikatnya berupa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi
(Sumanjaya, 2008; 106)

2.6.1. Fungsi Biaya Total
Fungsi biaya total ini merinci biaya total yang dikenakan oleh perusahaan
untuk memproduksi suatu output tertentu selama kurun waktu tertentu. Para ahli
ekonomi mendefinisikan biaya ditinjau dari biaya alternatif atau opportunity cost.
Doktrin biaya alternatif menetapkan bahwa biaya dari suatu faktor produksi
merupakan nilai maksimum yang diproduksi oleh faktor ini dalam suatu
penggunaan alternatif (Suhartati, 2003: 123).
Menurut Suhartati (2003: 123), Biaya dapat dikelompokkan berdasarkan
realitas dan sifatnya. Berdasarkan realitas, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Biaya Eksplisit ialah pengeluaran yang nyata dari suatu perusahaan untuk
membeli atau menyewa input atau faktor produksi yang diperlukan di dalam
proes produksi

2.

Biaya Implisit ialah nilai dari suatu input milik sendiri atau keluarga yang
digunakan oleh perusahaan itu sendiri di dalam proses produksi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan sifatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Biaya Tetap
Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan per

satuan waktu tertentu, untuk keperluan pembayaran semua input tetap dan
besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan.

2.

Biaya Variabel
Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada

waktu tertentu, untuk pembayaran semua input variable yang digunakan dalam
proses produksi.

Universitas Sumatera Utara