Skip to main content Bisnis Internasiona

Skip to main content

Wahono Diphayana
Blog about Economics, Business, Marketing, Agricultural Quarantine, Plant Quarantine, Animal
Quarantine and Food Safety.
December 22, 2014

Bisnis Internasional Bab X : Pemasaran dan Strategi Memasuki Pasar
Internasional

BAB X
PEMASARAN DAN STRATEGI MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL

1. Pengertian Pemasaran Internasional
Pemasaran internasional adalah pelaksanaan aktivitas-aktivitas bisnis, yang
mengarahkan arus barang dan jasa kepada konsumen di lebih dari satu negara dengan
tujuan keuntungan. Perbedaan pengertian dengan pemasaran di dalam negeri atau
domestik hanya pada ruang lingkup kegiatan di lebih dari satu negara.
Esensi pemasaran internasional pada dasarnya adalah mencari dan memuaskan
kebutuhan pelanggan global secara lebih baik dibandingkan yang dilakukan oleh
kompetitor, baik domestik maupun internasional dan mengkoordinasikan aktivitasaktivitas pemasaran di dalam kendala-kendala lingkungan global.

Secara umum kegiatan-kegiatan pemasaran internasional meliputi antara lain ekspor,
impor, fabrikasi luar negeri, usaha patungan, pemberian lisensi dan waralaba
(franchising) di luar negeri, dan imbal dagang.
2. Orientasi Pemasaran Internasional
a. Konsep Eksistensi Pasar Domestik
Perusahaan domestik mencari perluasan penjualan produk domestiknya ke luar negeri.
b. Konsep Pasar Multidomestik

Perusahaan memasarkan produknya berdasarkan basis dari negara ke negara dengan
strategi pemasaran yang berbeda untuk setiap negara.
c. Konsep Pemasaran Global
Aktivitas pemasaran perusahaan adalah pemasaran global yang cakupannya adalah
dunia. Perusahaan membuat produk yang terstandarisasi, kualitas yang baik, untuk
dijual pada harga yang masuk akal.
3. Alasan Sebuah Perusahaan Memasuki Pasar Internasional
Terdapat berbagai alasan bagi sebuah perusahaan untuk memasuki pasar internasional
atau pasar luar negeri. Di antaranya adalah seperti diuraikan di bawah ini.
a. Untuk meneningkatkan laba atau keuntungan.
b. Untuk memperoleh penerimaan atau pendapatan yang lebih besar.
c. Memasuki atau menciptakan pasar baru.

d. Merupakan pasar percobaan.
e. Akibat adanya skala ekonomis (economies of scale), yaitu makin banyak
memproduksi barang maka biaya produksi per unit menjadi lebih rendah,
sehingga harganya menjadi lebih murah. Untuk itu perusahaan harus
memperluas pasarnya ke luar negeri, sehingga bisa berproduksi lebih banyak
yang mengakibatkan barangnya bisa dijual dengan harga yang makin rendah.
Hal ini juga dapat meningkatkan daya saing barang yang diproduksinya.
f. Adanya kesepakatan antara beberapa negara di suatu kawasan untuk
melakukan perdagangan bebas, sehingga hambatan dalam bentuk tarif dan non
tarif di negara-negara tersebut dihilangkan atau dikurangi. Akibatnya kegiatan
bisnis internasional di antara negara tersebut menjadi lebih mudah.
g. Mengikuti pelanggan ke luar negeri.
h. Menyerang pesaing di pasar dalam negeri mereka.
i. Menggunakan atau memanfaatkan input (faktor produksi) yang lebih murah di
luar negeri.
4. Ekspor Sebagai Strategi Memasuki Pasar Internasional
4.1. Pertimbangan Pemilihan Ekspor

Pengeksporan sering dipilih oleh sebuah perusahaan internasional untuk memasuki
pasar di luar negeri. Beberapa pertimbangan pemilihan ekspor untuk memasuki pasar

internasional, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan relatif kecil dan tidak memiliki sumberdaya yang dibutuhkan untuk
usaha patungan asing atau investasi langsung.
b. Adanya risiko politis, ketidakpastian, atau kondisi pasar luar negeri yang kurang
menggiurkan.
c. Tidak ada tekanan ekonomi atau politis untuk memproduksi dan memasarkan di
luar negeri.
Pengeksporan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
4.2. Pengeksporan Secara Langsung
Dalam pengeksporan secara langsung, produk diekspor sendiri oleh perusahaan yang
memproduksinya. Tahapan yang umumnya harus diikuti oleh eksportir adalah sebagai
berikut.
a. Eksportir mempromosikan produknya untuk mencari minat calon importir
terhadap produk yang akan diekspor. Promosi dapat dilakukan melalui media
promosi, web-site atau homepage di internet, pameran dagang, melalui badan
khusus urusan promosi ekspor (misalnya Badan pengembangan Ekspor
Nasional atau BPEN di Indonesia), Atase Perdagangan di Kedutaan Besar
Negara pengekspor, Atase Perdagangan di Kedutaan Besar negara asing di
dalam negeri dan lain-lain.
b. Importir yang berminat mengirimkan surat permintaan harga atau Letter of

Inquiry kepada eksportir. Dalam syarat tersebut biasanya berisikan permintaan
penawaran harga, mutu barang, jumlah yang ingin dibeli, waktu pengiriman dan
lain-lain.
c. Eksportir mengirimkan Offersheet atau surat penawaran harga kepada importir,
yang berisikan keterangan yang diminta oleh importir dan keterangan atau
informasi lainnya yang dianggap perlu.
d. Setelah mempelajari offersheet dari eksportir, apabila menyetujui importir akan
mengirimkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase order.

e. Berdasarkan data dari ordersheet dan offersheet dan keterangan lain yang
diperlukan (misalnya syarat pengapalan dan force majeur clause), eksportir
menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale’s contract), Setelah ditandangani oleh
eksportir kontrak tersebut dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani
sebagai tanda persetujuan. Kontrak ini biasanya dibuat aslinya dalam rangkap
dua.
f. Kontrak ditandangani oleh importir apabila ia dapat menyetujuinya, dan
kemudian dikembalikan kepada eksportir. Satu copy kontrak akan ditahan oleh
importir sebagai sale’s confirmation.
g. Apabila syarat pembayaran menggunakan Letter of Credit (L/C), importir
meminta kepada opening bank (bank devisa eksportir) untuk membuka L/C

sebagai dana untuk membayar kepada pihak eksportir sesuai dengan
pembayaran dan dengan syarat-syarat yang telah disepakati.
h. Opening bank melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondenya
(advising bank) di negara eksportir. Penegasan pembukaan L/C dalam bentuk
tertulis disebut L/C confirmation yang kemudian disampaikan kepada eksportir.
i. Setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterima dari opening
bank, advising bank meneruskannya kepada eksportir dengan surat pengantar
yang disebut L/C advice. Eksportir penerima L/C disebut beneficiery.
j. Setelah menerima L/C confirmation, eksportir kemudian menyiapkan barang
yang akan diekspor, menghubungi perusahaan pelayaran (shipping company)
untuk pemesanan tempat di kapal pengangkut, dan mengurus formalitas ekspor
lainnya (misalnya pengurusan ke Bea dan Cukai).
k. Shipping company setelah melakukan pemuatan barang ke atas kapal
menyerahkan Bill of Lading (B/L), sebagai bukti pengiriman barang, kepada
eksportir. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab untuk mengangkut
barang tersebut sampai tujuan dengan selamat dan menyerahkannya kepada
penerima barang yang disebut dalam B/L.
l. Setelah menerima B/L dari perusahaan pelayaran, eksportir menyiapkan semua
dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam L/C, yang kemudian diserahkan
kepada negotiating bank untuk memperoleh pembayaran.

m. Setelah meneliti dengan seksama semua dokumen pengapalan yang diminta
dalam syarat-syarat L/C, dan dianggap cocok, negotiating bank akan
membayarkan jumlah yang ditagih eksportir dari dana L/C.
n. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan kepada opening bank yang
membuka L/C untuk menagih uang yang telah dibayarkan oleh negotiating bank
kepada eksportir.

o. Apabila semua dokumen pengapalan dianggap sesuai dengan syarat-syarat L/C,
opening bank kemudian melunasi uang yang telah dibayarkan oleh negotiating
bank kepada eksportir.
p. Opening bank memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan kepada
importir. Importir kemudian mengambil dokumen pengapalan dari opening bank
dan menyelesaikan administrasi pembayarannya. Opening bank kemudian
menyerahkan seluruh dokumen pengapalan untuk digunakan oleh importir untuk
pengurusan pengeluaran barang dari pelabuhan.
q. Setelah menerima dokumen pengapalan dari opening bank, importir selaku
penerima barang mengurus import clearance ke Bea Cukai di pelabuhan tujuan.
r. Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir. Maka selesailah proses
penerimaan barang oleh importir.
4.3. Pengeksporan Secara Tidak Langsung

Dalam pengeksporan secara tidak langsung, produk diekspor melalui berbagai jenis
fasilitator ekspor yang berbasis di dalam negeri, seperti agen-agen ekspor pabrikan
yang menjual untuk pabrikan, pedagang ekspor yang membeli dan menjual untuk
keuntungan mereka, perusahaan internasional yang menggunakan barang di luar
negeri, dan agen komisi ekspor yang membeli untuk pelanggan di luar negeri.
5. Aliansi Strategis Untuk Memasuki Pasar Internasional
Aliansi (alliance) atau persekutuan dapat diartikan sebagai kumpulan perorangan,
kelompok atau organisasi yang memiliki sumber daya, dan bersedia untuk kemudian
terklibat aktif untuk mengambil peran atau menjalankan fungsi dan tugas tertentu dalam
suatu rangkaian terpadu. Aliansi strategis di dalam kegiatan bisnis merupakan suatu
bentuk kerjasama antar perusahaan, dimana sumberdaya, kemampuan dan core
competencies digabungkan demi kepentingan bersama. Aliansi strategis tercipta ketika
dua atau lebih perusahaan bisnis bergabung untuk periode waktu tertentu. Umumnya
kedua atau lebih perusahaan itu tidak berkompetisi secara langsung dan memiliki
produk yang hampir serupa dan ditujukan untuk pasar sasaran yang sama.
Dewasa ini, melalui aliansi strategis perusahaan dapat memperoleh keunggulan
kompetitif melalui akses kepada sumber daya, pasar, teknologi dan modal yang dimiliki
partner. Melalui akses tersebut, perusahaan dapat memperoleh tambahan sumber daya
dan kemampuan, sehingga dapat melakukan perluasan pasar secara lebih cepat dan
efisien. Banyak pula perusahaan yang memanfaatkan aliansi strategis untuk

memperoleh saluran distribusi, pemasaran atau reputasi brand yang lebih besar dan
terkenal, Namun umumnya, perusahaan internasional membentuk aliansi untuk alasan
seperti ekspansi geografis, penghematan biaya, perluasan pabrik dan supply-chain
synergy.

Bentuk-bentuk aliansi strategis antara lain adalah usaha patungan (joint venture),
pemberian lisensi (licensing), waralaba (franchising), pabrikan kontrakan (contract
manufacturing), memproduksi di luar negeri, akuisisi, merger, dan konsorsium.
Disamping bentuk-bentuk aliansi strategis yang konvensional tersebut, sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi, telah muncul aliansi strategis baru, di antaranya
keiretsu di Jepang, relationship enterprise, dan virtual corporation.
5.1. Usaha Patungan
Usaha patungan merupakan kerjasama di antara dua atau lebih perusahaan yang
berbagi kepentingan bersama dalam usaha atau kegiatan bisnis yang diwujudkan
dalam bentuk pembelian saham atau investasi langsung. Bentuk usaha patungan
antara lain sebagi berikut.
a. Badan usaha baru yang dibentuk oleh perusahaan internasional dan perusahaan
lokal.
b. Badan usaha baru yang dibentuk oleh dua perusahaan internasional dengan
tujuan melakukan bisnis di pasar ketiga.

c. Badan usaha baru yang dibentuk oleh badan pemerintah dan sebuah
perusahaan internasional.
d. Kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan dalam suatu proyek
yang waktunya terbatas.
5.2. Pemberian lisensi
Lisensi adalah perjanjian kontraktual di mana sebuah perusahaan memberikan hak
paten, rahasia dagang atau teknologi kepada perusahaan lain untuk membuat atau
menjual suatu produk dengan mendapat bayaran.
5.3. Waralaba
Waralaba merupakan sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir,
dimana pemilik merk (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan
untuk melaksanakan bisnis dengan merk, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang
telah ditetapkan sebelumnya, dalam jangka waktu tertentu dan meliputi area tertentu.
Waralaba adalah suatu bentuk lisensi yang memberikan kesempatan kepada pihak
penerima untuk membeli paket pendukung bagi usaha tersebut.
5.4. Pabrikan kontrakan

Sebuah perusahaan di dalam negeri mengadakan perjanjian/kontrak dengan
perusahaan lain di luar negeri untuk memproduksi produk tertentu sesuai spesifikasi,
sedangkan tanggung jawab pemasaran tetap ditangan perusahaan di dalam negeri.


5.5. Memproduksi di luar negeri
Perusahaan membuka cabang di luar negeri dan sepenuhnya menjadi milik perusahaan
tersebut, dengan cara membangun pabrik baru, mengambil alih perusahaan yang
sedang berjalan, atau membeli distributornya.
5.6. Sub-kontrak
Sub-kontrak merupakan kontrak kerja sebuah perusahaan kontraktor dengan orang
atau perusahaan lain untuk memasok barang atau menyelesaikan jasa tertentu.
Misalnya dalam pembangunan gedung, jalan raya, instalasi listrik dan lain-lain. Dalam
praktek, sebuah perusahaan kontraktor, baik yang domestik maupun yang
internasional, tidak menyelesaikan pembangunan suatu proyek secara sendirian, akan
tetapi menggunakan kontraktor lain, atau mensubkontakkan pekerjaan ke perusahaanperusahaan lain.
5.7. Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi sebuah perusahaan
yang dimiliki oleh pemilik yang sama. Merger biasanya dilakukan dengan mengambil
alih sebagian atau seluruh saham perusahaan lain.
Terdapat dua jenis merger, yaitu merger horizontal dan merger vertikal. Merger
horizontal merupakan kombinasi perusahaan yang melibatkan jenis bisnis yang sama,
sedangkan merger vertikal merupakan
kombinasi sebuah perusahaan dengan

pemasok atau pelanggan potensial.
Merger biasanya dilakukan dengan dua cara, akuisisi dan konsolidasi. Akuisisi
merupakan penggabungan perusahaan, dimana salah satu perusahaan tetap bertahan
dan perusahaan lainnya kehilangan identitas. Sedangkan dengan cara konsolidasi, dua
atau lebih perusahaan bergabung menjadi suatu perusahaan baru, dan masing-masing
kehilangan identitasnya.
5.8. Konsorsium
Konsorsium merupakan kerjasama dua perusahaan atau lebih untuk melakukan
pembiayaan suatu proyek yang nilainya sangat besar.

5.9. Keiretsu
Keiretsu merupakan suatu aliansi strategis khusus yang terdapat di Jepang. Suatu
keiretsu merupakan aliansi antar bisnis atau kelompok perusahaan dengan bisnis
keluarga yang bersatu padu untuk merebut pangsa pasar. Keiretsu meliputi berbagai
jenis pasar yang luas, termasuk pasar modal, pasar barang primer dan pasar suku
cadang. Hubungan keiretsu sering kali diperkuat dengan kepemilikan sebagian besar
saham bank, disamping kepemilikan silang dari saham sebuah perusahaan dengan
pembelinya dan pemasok non-keuangan. Eksekutif keiretsu secara sah dapat duduk
dalam dewan direksi perusahaan lain dan berbagi informasi serta mengkoordinasikan
harga di dalam rapat dewan presiden tertutup. Jadi pada dasarnya, keiretsu merupakan
suatu kartel yang direstui pemerintah Jepasng.
5.10. Relationship Enterprise
Relationship enterprise terdiri dari pengelompokan perusahaan dalam industri dan
negara yang berbeda, dimana berusahaan yang saling bergantung ini disatukan oleh
sasaran umum yang sama yang mendorong mereka untuk bertindak seolah-olah hanya
ada satu perusahaan. Tipe aliansi ini tidak semata-mata didorong oleh perubahan
teknologi, akan tetapi oleh kebutuhan politik untuk mempunyai negara asal di banyak
negara. Perusahaan ini akan mampu menarik banyak uang dari sumbernya,
menghindari hambatan antitrust, mempunyai negara asal di semua pasar utama, dan
akan menikmati keunggulan politik karena merupakan perusahaan “lokal” hampir di
manapun.
5.11. Virtual Corporation
Virtual corporation tampak seolah-olah merupakan satu kesatuan organisasi dengan
kemampuan luar biasa, tetapi sebenarnya merupakan hasil dari banyak kerjasama
yang dilakukan hanya apabila diperlukan. Pada tingkat global, virtual corporation dapat
menggabungkan efektivitas biaya dan kecepatan memberi tanggapan. Sukses dari
virtual corporation tergantung pada kemampuan mengumpulkan dan mengintegrasikan
arus informasi massal di seluruh komponen organisasi serta bertindak secara cerdas
atas informasi tadi. Virtual corporation muncul sebagai akibat perkembangan teknologi
informasi, database yang tersebar, jaringan dan sistem terbuka memungkinkan adanya
arus data, terutama yang berkaitan dengan supply chain management, yang diperlukan
untuk virtual corporation. Produk virtual, yang merupakan produksi virtual corporation,
praktis sudah ada sebelum produk tersebut dibuat di pabrik, dimana konsep,
rancangan, dan manufaktur dari produk tersebut disimpan dalam pikiran tim yang
bekerja sama, dalam komputer, dan dalam lini produksi yang fleksibel.
6. E-Commerce
Perkembangan teknologi komunikasi menggunakan internet telah mengembangkan ecommerce (electronic commerce) dalam pemasaran internasional suatu produk. Ecommerce merupakan suatu fenomena teknologi yang saat nini digunakan dalam

distance selling (penjualan jarak jauh). Karakteristik e-commerce berskala global, tanpa
mengenal sekat atau batas yuridiksi antar negara serta menghilangkan kendala jarak
yang sering menjadi kendala utama dalam komunikasi.
Menurut WTO, cakupan e-commerce meliputi bidang produksi, distribusi, pemasaran,
penjualan dan pengiriman barang atau jasa melalui cara elektronik. Alliance for Global
Business, suatu asosiasi di bidang perdagangan terkemuka, mengartikan e-commerce
sebagai seluruh transaksi nilai yang melibatkan transfer informasi, produk, jasa atau
pembayaran melalui jaringan elektronik sebagai media.
Dewasa ini pembuatan homepage perusahaan dan pemesanan produk melalui internet
telah berkembang pesat, dan merupakan salah satu strategi dalam pemasaran
internasional yang mulai banyak digunakan.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Cara Memasuki Pasar
Internasional
Terdapat cukup banyak faktor yang akan mempengaruhi pilihan sebuah perusahaan di
dalam memasuki pasar internasional, apakah sebaiknya mengekspor atau memilih
melakukan salah satu bentuk aliansi strategis. Faktor-faktor tersebut adalah seperti
diuraikan di bawah ini.
a. Karakteristik negara yang akan dimasuki. Di sini termasuk antara lain sistem
ekonomi negara tersebut, risiko politis dan lingkungan, tingkat pertumbuhan
pasar, dan infrastruktur yang tersedia.
b. Hambatan perdagangan dan regulasi pemerintah. Di sini termasuk hambatan
perdagangan langsung, hambatan perdagangan tidak langsung dan kebijakan
pemerintah.
c. Tujuan manajemen atau perusahaan.
d. Kapabilitas manajemen.
e. Kekuatan finansial perusahaan.
f. Ukuran perusahaan.
g. Pengalaman perusahaan dalam pemasaran internasional.
h. Karakteristik produk.
i. Tersedianya organisasi pemasaran.
j. Tipe organisasi pemasaran.

k. Komitmen sumberdaya.
l. Lokasi produksi.
m. Kemampuan perusahaan menghadapi perubahan akibat kondisi baru yang
dihadapi.
n. Hubungan dengan perantara pemasaran.

Comments
Popular Posts

December 26, 2014

Ekonomi Makro Bab II Pendapatan Nasional
1 comment
October 24, 2015

Ekonomi Manajerial Bab II Konsep Biaya Produksi, Penerimaan dan Laba
3 comments
Powered by Blogger
Theme images by Matt Vince

Wahono Diphayana
Visit profile

Archive
Report Abuse

Wahono Diphayana

Dokumen yang terkait

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

Institutional Change and its Effect to Performance of Water Usage Assocition in Irrigation Water Managements

0 21 7

An analysis on the content validity of english summative test items at the even semester of the second grade of Junior High School

4 54 108

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

the Effectiveness of songs to increase students' vocabuloary at second grade students' of SMP Al Huda JAkarta

3 29 100

The effectiveness of classroom debate to improve students' speaking skilll (a quasi-experimental study at the elevent year student of SMAN 3 south Tangerang)

1 33 122

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1

Kerjasama ASEAN-China melalui ASEAN-China cooperative response to dangerous drugs (ACCORD) dalam menanggulangi perdagangan di Segitiga Emas

2 36 164

The Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet

2 21 50

Pengantar Ekonomi dan Bisnis

0 15 9