JAWABAN LATIHAN SOAL URAIAN BAB I

JAWABAN LATIHAN SOAL URAIAN BAB I
(ESENSI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SATUAN JALUR, JENIS DAN
JENJANG PENDIDIKAN)

Oleh:
Wanti Yulianti, M.Pd.
No. Peserta PLPG 2017: 17026881010165
NUPTK: 7752757658300032

SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA
TASIKMALAYA
2017

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan pelayanan bimbingan dan konseling di bawah
ini!
a. Di SD, SMP, SMA, SMK, dan PT
 Perbedaan:
Layanan bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan formal tentunya
harus direncanakan dengan matang, dan diprogramkan sesuai dengan
karakteristik siswa pada setiap jenjang pendidikannya. Setiap tingkatan usia
siswa,


juga

setiap

tingkatan

jenjang

pendidikan

memiliki

tugas

perkembangannya masing-masing sehingga akan memunculkan kebutuhan
pelayanan bimbingan dan konseling dengan target dan tujuan yang berbeda pula.
Akan berbeda antara layanan bimbingan dan konseling yang diberikan pada
siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi. Program
layanan bimbingan dan konseling diberikan sesuai dengan assessment, sehingga

disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada tiap jenjang pendidikan.
 Persamaan:
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyebutkan Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
Permendikbud No.111 Tahun 2014 menyebutkan bahwa dalam jalur pendidikan
formal, bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program
pendidikan, merupakan upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik
dalam rangka mecapai perkembangan yang utuh dan optimal. Bimbingan dan
konseling diprogram secara sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan.
Dari berbagai litelatur dan modul mengenai esensi bimbingan dan konseling,
persamaan dari layanan bimbingan dan konseling pada pendidikan formal adalah
mengenai konsep layanan bimbingan dan konseling itu sendiri, yakni supaya
siswa lebih mandiri, dapat menyelesaikan setiap tahap tugas perkembangannya
dengan baik, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi sesuai dengan
tugas perkembangannya, dan dapat mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin.
Selain persamaan dalam pelayanan bimbingan dan konseling diatas, terdapat

persamaan yang lainnya, yakni layanan bimbingan dan konseling harus
dilakukan oleh orang yang ahli. Orang yang ahli disini adalah yang memiliki
kemampuan atau kualifikasi sarjana dalam bidang bimbingan dan konseling,
sehingga pendekatan pelayanan dilakukan secara integratif yang mencakup

berbagai bidang, jenis layanan, dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
b. Di pendidikan kejuruan, pendidikan umum, pendidikan keagamaan, dan
pendidikan khusus.
 Persamaan:
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003
Pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan umum merupakan pendidikan dasar
dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan dasar disini adalah Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dengan bentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan

pendidikan kejuruan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan keagamaan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi ahli
ilmu agama. Pasal 30 ayat 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa pendidikan keagamaan berbentuk diniyah, pesantren, dan
bentuk lain yang sejenis. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Tingkat satuan
pendidikannya mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Pendidikan khusus merupakan penyelenggara pendidikan inklusif pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan penjelasan tentang satuan pendidikan diatas, masing-masing
jenis pendidikan memiliki karakteristik yang khas, tetapi sama-sama bertujuan
pada perkembangan optimal peserta didik masing-masing. Sama halnya
dengan layanan bimbingan dan konseling yang memiliki konsep mencapai
kemandirian dalam wujud kemampuan memahami diri dan lingkungannya,
menerima, mengarahkan dalam pengambilan keputusan, dan merealisasikan
diri secara bertanggung jawab, sehingga peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya.
 Perbedaan:

Implementasi layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan ciri khas dari
jenis pendidikan tersebut, dan tugas perkembangan siswanya.

2. Jelaskan pengertian, tujuan, strategi layanan, dan contoh pelaksanaan layanan
dasar, layanan responsif, layanan peminatan dan perencanaan individual, dan
dukungan sistem pada program bimbingan dan konseling SMP!
Bimbingan dan konseling disekolah menengah pertama (SMP) merupakan bimbingan
dan konseling dijalur pendidikan formal, sehingga segala hal mengenai program
bimbingan dan konseling di SMP mengacu pada kurikulum yang telah ada sejak Tahun
1975. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengertian
Program sering diartikan sebagai sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai sesuatu. Hornby & Parnwell (Saripah, 2006: 64) mendefinisikan
program sebagai plan of what is to be done. Program dalam layanan bimbingan dan
konseling merupakan rencana menyeluruh dari aktivitas suatu lembaga atau unit yang
berisi layanan-layanan yang terencana beserta waktu pelaksanaan dan pelaksananya.
Saripah (2006: 64) mengartikan program dalam bimbingan dan konseling
sebagai seperangkat rencana kerja bimbingan yang disusun secara sistematis dan
terencana berdasarkan kompetensi yang diharapkan.
Menurut Borders & Durry (Imaddudin, 2008: 47) Program Bimbingan dan

Konseling adalah program yang bersifat proaktif, preventif, dan bersifat mengarahkan
dalam proses membantu seluruh siswa menemukan pengetahuan, keterampilan, selfawareness, dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam proses perkembangan individu.
Seluruh kegiatan bimbingan terselenggarakan dalam rangka suatu program
bimbingan, yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi,
dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misal satu tahun ajaran (Winkel,
1991: 143)
Berdasarkan berbagai definisi yang telah dipaparkan, maka yang dimaksud
dengan program bimbingan dan konseling adalah serangkaian rencana kegiatan
layanan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada analisis kebutuhan yang
dilaksanakan pada periode waktu tertentu dan bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
b. Tujuan
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk individu mengembangkan diri secara
optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti
kemampuan dasar dan bakat–bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (latar

belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkungannya. Dengan kata lain, bimbingan dan konseling bertujuan
membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya
seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas

perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.
Sebagai komponen yang terpadu dalam sistem pendidikan, bimbingan dan
konseling memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai
kemandirian dalam wujud kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima
diri, mengarahkan diri, dan mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara
bertanggung jawab, sehingga bahagia dan sejahtera dalam kehidupannya.
c. Contoh Pelaksanaan Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan,
dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan tersebut merupakan inti
pendekatan perkembangan yang diorganisasikan sekitar perencanaan dan eksplorasi
karir, pengetahuan tentang diri dan orang lain, dan perkembangan belajar.
d. Contoh Pelaksanaan Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli
yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera.
Tujuan layanan ini ialah memberikan (1) layanan intervensi terhadap peserta didik
yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak
bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam
bidang


kelemahan

yang spesifik dan (2) layanan pencegahan bagi peserta

didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana.
Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan
masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Berkaitan dengan tujuan program
bimbingan dan konseling di atas, isi layanan responsif yaitu sebagai berikut.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan
kesulitan penyusunan rencana pelajaran. Dalam masalah yang berkaitan dengan karir,
misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang

karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. Masalah yang berkaitan dengan
perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya dan keterampilan
interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan pribadi
antara lain konflik antara keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki
pemahaman yang tidak jelas tentang potensi diri.
e. Contoh Pelaksanaan Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian

bantuan

kepada

semua

peserta

didik/konseli

dalam

membuat

dan

mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama
layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami
pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif
terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan mulai


dari

penciptaan untuk

menyenangi terhadap mata pelajaran kelompok peminatan dan bidang keahlian/
kejuruan, memiliki cita-cita pendidikan dan jenis pekerjaan, sinkronisasi antara citacita pendidikan dan jenis pekerjaan dengan mata pelajaran yang cenderung disenangi,
dan pada awal semester 6 mampu menetapkan peminatannya. Layanan peminatan
perlu dilakukan sinergi kerja antar pendidik dalam satuan pendidikan dan kerjasama
satuan pendidikan SMA dan Pendidikan Agama. Lanjutan dari pendidikan SMP
tersebut dapat juga mulai diberikan secara garis besar, dan nantinya diperdalam dan
diperluas di pendidikan SMA dan Pendidikan Keagamaan. Rekomendasi peminatan
peserta didik/konseli SMP disusun oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan cara menganalisis data pretasi akademik dan non akademik di SD dan
SMP, minat belajar peserta didik di SMP serta memperhatikan harapan orang tua.
Dapat juga memperhatikan data hasil tes kecerdasan, bakat, dan minat yang
diselenggarakan di SMP.
Identifikasi peminatan dan perencanaan individual dapat memfasilitasi peserta
didik/konseli memahami potensi dan keadaan diri, merencanakan masa depan, serta
secara individual mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat dalam

mengembangkan potensi mereka. Hasil identifikasi tersebut dituangkan ke dalam
jabaran mata program.
Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung
diberikan kepada peserta didik/konseli dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal,

konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau

lintas

kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor memimpin kolaborasi dengan
pendidik pada satuan pendidikan dan berperan mengkoordinasikan layanan
peminatan, memberikan informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi
dan dunia kerja, sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut.
f. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk
mendukung dan meningkatkan (1) staf bimbingan dan konseling dalam melaksanakan
layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan
(2) staf personalia sekolah yang lain

dalam

melaksanakan

program-program

pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas manajemen
yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling
secara keseluruhan.
Berkaitan dengan pelayanan terhadap program bimbingan dan konseling,
komponen dukungan sistem menangani pengembangan program bimbingan dan
konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia
sekolah yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat;
pengembangan profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan.
3. Guru bimbingan dan konseling berencana memberikan layanan kepada siswa kelas
X SMA agar mampu belajar efektif. Anda diminta bantuan untuk merencanakan
layanan tersebut dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: (a) tetapkan tema
bimbingan yang akan diberikan, (b) tetapkan tujuan bimbingan yang diharapkan
dicapai, (c) tetapkan teknik bimbingan yang akan digunakan, (d) tetapkan media
bimbingan dan konseling yang akan dipakai, dan (e) jelaskan langkah-langkah
layanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, serta (f)
tetapkan teknik mengevaluasi keberhasilan layanan tersebut!

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN DAN KONSELING

A
B
C
D
E

Komponen
Bidang Layanan
Topik / Tema Layanan
Fungsi Layanan
Tujuan Umum

F

Tujuan Khusus

G
H

Sasaran Layanan
Materi Layanan

I
J

Waktu
Sumber Materi

K
L
M

Metode/Teknik
Media / Alat
Pelaksanaan
Tahap:

1. Tahap Awal /
Pedahuluan

2. Tahap Inti

3. Tahap Penutup

M

Evaluasi

Layanan Dasar
Belajar
Belajar efektif dan efisien
Pemahaman
Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar serta dapat belajar secara efektif dan
efisien
1.
Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian belajar
2.
Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar
3.
Peserta didk/konseli dapat memahami strategi belajar
efektif dan efisien
Kelas 10
1.
Pengertian belajar
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
3.
Strategi belajar efektif dan efisien
2 Kali Pertemuan x 45 Menit
1. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling bidang belajar, Yogyakarta, Paramitra
3. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
4. https://mintotulus.wordpress.com/perangkat-susuai-pop-bk/rplsesuai-pop-bk/
Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
LCD, Power Point, Cara belajar efektif dan efisien
Uraian Kegiatan:
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan
materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 56 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang
terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam

1. Evaluasi Proses

2. Evaluasi Hasil

Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan
guru BK
Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik
untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
Tasikmalaya, Juli 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru BK

……………………………..
NIP. ……………………..

………………………………
NIP. ……………………….

URAIAN MATERI
CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari (Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker
belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui
penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam
arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).

Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya: Seorang anak
yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk
mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit
melangkahkan kakinya dan kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu dengan
baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan
perubahan yang bersifat “Intensional (disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri, tetapi keberhasilan
belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam diri sendiri (faktor
Internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Kondisi internal
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan
sehat,maka akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya : siswa kondisi sakit :
secara tiba-tiba terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa sedang menjalani perawatan operasi,
amandel,jantung,paru-paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya
2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar kurang
stabil,maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya : Siswa diliputi
rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik batin, diliputi rasa kekecewaan,serta
gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau niat
tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil
belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/ sekolah itu
merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang gemilang.
Siswa juga berniat bahwa : “saya harus menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah
dan karir saya”. “Saya tidak boleh bermalas malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang.
Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut hasil psykhotes),maka
ia disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia
tidak mengalami gangguan-gangguan lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai
kecerdasan dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar disekolah
jika dibanding dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik yang kuat
terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak mempunyai rasa
ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu seseorang terus
menerus untuk belajar mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu
dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar

tersebut, yang pada akhirnya motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan
dalam belajarnya.
6. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil
tertentu / suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu motivasi internal dan
motivasi eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang.
Misalnya ; Belajar adalah suatu kebutuhan untuk masa depan, dan sejenisnya. Sedangkan
motivasi eksterinsik adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari
luar. Misalnya : Hadiah/Reward. Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80.
Kedua motivasi tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga.
Alangkah baiknya seseorang memiliki motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil
belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan
adalah keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan
personal maupun lingkungan-lingkungan material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut
yaitu :
1. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajar seseorang. Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa dan dari lembaga pendidikan.
Misalnya di rumah mempunyai sarana dan prasarana penunjang keberhasilan belajar, sedangkan
di sekolah sarana dan prasarana penunjang belajar juga lengkap, maka kemungkinan untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Sarana dan prasarana belajar misalnya ;
buku-buku paket, buku catatan,ruang laboratorium, komputer, laptop, conect internet (hotspot),
dan sejenisnya
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat mendukung
kemajuan individu,maka keberhasilan belajar dapat tercapai. Demikian juga sebaliknya, termasuk
didalamnya adalah lingkungan bermain dan kelompok individu. Oleh sebab itu seseorang harus
bijak dalam menyikapi dirinya untuk hidup bermasyarakat, artinya mampu memilih mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak.
Ada 3 hal yang mendukung terhadap cara belajar efektif diantaranya :
1. Belajar Mandiri
Yaitu sebuah konsep pembelajaran atas inisiatif sendiri bukan belajar sendiri, kedua hal itu
sangat berbeda artinya, yang benar adalah belajar atas inisiatif diri sendiri karena dengan
begitu diri kita akan merasa teringat akan hal yang kita pelajari karena kita tertarik pada hal
tersebut. Cara ini adalah cara paling efektif untuk belajar sehingga kita terus mengingatnya,
tetapi cara ini juga sangat sulit karena butuh kemauan pada dirinya sendiri. Dan kemauan itu
tumbuh dengan sendirinya karena kebiasaan diri orang tersebut.
2. Media belajar

Media belajar adalah sebuah sarana kita yang akan membantu kita dalam belajar karena kita
tinggal membaca dari media itu sehingga kita sudah tinggal memahami hal tersebut ini juga
butuh kita cari sesuai yang akan kita pelajari. Bentuk sumber belajar banyak diantaranya ;
buku, transparansi, film dengan topik tertentu, internet, dan sebagainya.
3. Strategi atau cara belajar
Strategi belajar efektif sangat penting untuk mencapai presatasi belajar yang ingin dicapai.
Berikut adalah beberapa strategi dalam belajar supaya efektif dan efisein, diantaranya :
Strategi Belajar Efeketif dan Efisien
1. Siapkan buku-buku materi pelajaran yang akan dipelajari dan kumpulkan dengan rapi di
atas meja belajar.
2. Mulailah pelajari buku paket atau buku catatan untuk jam pertama dan seterusnya
3. Jangan terlalu lama membaca buku pelajaran, uapayakan kira-kira 20 menit
4. Pahami setiap alenia materi yang dipelajari
5. Catat hal-hal yang penting dalam buku anda,jika belum dimengerti maka tanyakan pada
guru atau teman yang mengerti
6. Untuk pelajaran non eksakta ( yang tidak menggunakan rumus-rumus), cobalah sambil
berbicara sendiri layaknya seorang guru ketika berdiri di depan kelas. Hal itu untuk
menguji berapa persen anda menguasai materi yang baru dipelajari.
7. Untuk pelajaran eksakta (menggunakan rumus-rumus), upayakan anda tulis rumus-rumus
tersebut pada folio, karton manila dsb. Tempelkan/gantungkan pada tempat belajarmu atau
di kamarmu agar sering terlihat dan mudah untuk mengingatnya
8. Kerjakan latihan-latihan soal sebanyak-banyaknya dan catat temuan-temuan soal yang
belum dimengerti untuk ditanyakan kepada teman atau guru yang mengerti
9. Seringlah mendiskusikan atau menanyakan soal-soal atau materi pelajarnmu baik dengan
teman maupun bapak/ibu guru
10. Upayakan kelompok belajar kecil yang solid
Stevent R. Covey dalam bukunya berjudul Seven Habits of Highly Effective People,
memaparkan tujuh langkah yang bisa Anda kembangkan untuk mendapatkan belajar yang efektif.
1) Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Merupakan tolok ukur sederhana Anda sudah berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu,
sumber-sumber terpercaya dalam mencapainya
2) Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain
mendikte kamu apa yang penting.
3) Kerjakan dahulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas yang telah Anda tentukan sendiri.
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition"
(persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama, anggaplah
dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, Anda akan selalu terpacu untuk
melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas
5) Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Banyaklah belajar memahami orang lain, sehingga orang akan memahami Anda.
6) Cari solusi yang lebih baik.

Bila Anda tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang
bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru, teman,
kelompok belajar
7) Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide
yang cemerlang.
Seseorang belajar dapat kita kategorikan seperti ini:
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang didengar
30% dari apa yang dilihat
50% dari apa yang dilihat dan didengar 70% dari apa yang dikatakan
90% dari apa yang dilakukan