DAMPAK PERJANJIAN PERDAGANGAN INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perekonomian sebuah negara tidak luput dari adanya perdagangan,
perdagangan adalah satu-satunya cara untuk pembangunan ekonomi sebuah
negara.1 Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama.2 Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi,
sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Dalam upaya negara-negara ini untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi mereka, dewasa ini mereka cenderung membentuk blok-blok
perdagangan baik bilateral, regional maupun multilateral. Dalam kecenderungan
ini pun peran perjanjian internasional menjadi semakin penting. 3 Perjanjian
Internasional adalah perjanjian yang diadakan antarnegara dalam menjalin

hubungan internasional sebagai pengatur batasan-batasan dalam kerjasamanya
dan

juga

menghasilkan

hak

dan

kewajiban

yang

harus

bisa

dipertanggungjawabkan oleh negara-negara tersebut.

Untuk mendukung hal tersebut Indonesia perlu membangun relasi antar
negara guna memperlancar dan mengkapitalisasi proses pergerakan ekonomi di
negaranya, maka Indonesia menjadi salah satu negara yang meratifikasi Free
Trade Agreement (FTA). Free Trade Agreement (FTA) merupakan suatu
1 Rafiqul Islam. 1999, International Trade Law, NSW, LBC, hal.1
2 https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional, diakses pada tanggal 20 Januari 2017
3 Nopirin, 2014, Ekonomi Internasional Edisi 3, BPFE, Yogyakarta,
hal.2

1

perjanjian perdagangan bebas yang dilakukan antara suatu negara dengan negara
lainnya. Pembentukan berbagai FTA merupakan akibat dari liberalisasi
perdagangan yang tidak dapat dihindari oleh semua negara sebagai anggota
masyarakat internasional. Hal inilah yang mendorong terbentuknya blok-blok
perdagangan bebas. FTA dapat dibentuk secara bilateral, misalnya antara Amerika
Serikat dengan Singapura, Amerika Serikat dengan Chile; Japan dengan
Singapura; maupun regional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), North
America Free Trade Area (NAFTA) dan Uni Eropa.4
Pemerintah Indonesia meratifikasi pembentukan FTA bersama-sama

dengan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk pertama kalinya pada
tahun 2002. Dalam perkembangannya, ASEAN FTA melakukan kerjasama China
(ASEAN-China FTA) pada tahun 2004, dengan Korea (ASEAN-Korea FTA)
pada tahun 2007 dengan India (ASEAN-India FTA) pada tahun 2010, dengan
Australia dan New Zealand (ASEAN- Australia - New Zealand FTA) pada tahun
2010 dan terakhir dengan Japan (ASEAN- Japan Comprehensive Economic
Partnership) pada tahun 2010.Dalam rangka memperkuat kapasitas dan
kemampuan industri perekonomian di dalam negeri agar dapat tumbuh dan
berkembang, maka Indonesia bersama-sama dengan Jepang sepakat menjalin
kerjasama berbasis ekonomi komprehensif. Kesepakatan

perdagangan

bebas

dalam bingkai kesepakatan kerjasama ekonomi secara bilateral yang pertama kali
Indonesia lakukan dengan negara mitra adalah IJEPA (Indonesia-Japan
Economic

Partnership


Agreement).

Perjanjian

tersebut

disusun

guna

menghasilkan manfaat bagi kedua pihak secara adil, seimbang, dan terukur
melalui liberalisasi akses pasar, fasilitasi, dan kerjasama melalui pengembangan
kapasitas untuk sektor-sektor industri prioritas. Perjanjian IJ-EPA mencakup
bidang, yaitu: Trade in Goods; Customs Procedures; Rules of Origin;
Investment; Trade in Services; Movement of Natural Persons; Energy and
Mineral Resources; Intellectual Property Rights (IPR); Competition Policy;
Technical Cooperation and Capacity Building ; General Provisions and
4 http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/free-trade-agreement-fta-dan-economic-partnershipagreement-epa-dan-pengaruhnya-terhadap-arus, diakses pada tanggal 20 Januari 2017


2

Goverment Procurement. Dalam sektor perdagangan barang IJEPA, Indonesia
dan Jepang sama-sama menyepakati adanya konsesi khusus yang diberikan.
Konsesi tersebut berupa penghapusan atau penurunan tarif bea masuk dalam tiga
klasifikasi : fast-track, normal-track, dan pengecualian, dengan memasang
rambu-rambu tindakan pengamanan (emergency and safeguard measures) untuk
mencegah kemungkinan dampak negatifnya terhadap industri domestik.
Menurut Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menilai Indonesia tidak
mendapatkan keuntungan signifikan atas kerja sama ekonomi dengan Jepang
dalam kerangka IJEPA yang diimplementasikan sejak 2008. Setelah diadakannya
serangkaian kajian dan evaluasi dapat di tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan
ekspor Indonesia ke Jepang cenderung bergerak lambat rata-rata berkisar 5%-7%
per tahun, sebaliknya barang-barang dari Jepang masuk begitu deras ke pasar
Indonesia dan tumbuh pesat rata-rata 17%-25% per tahun. Akibatnya, Indonesia
mengalami defisit perdagangan yang semakin melebar terhadap negeri sakura itu
hingga mencapai sekitar US$3 miliar. Padahal, sebelum IJEPA diberlakukan,
Indonesia masih mengantongi surplus dalam perdagangan dengan Jepang hingga
US$6,6 miliar.5
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang Dampak Perjanjian

Perdangan Indonesia – Jepang (IJ-EPA) terhadap Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan di bahas Pada Makalah ini adalah :
1. Bagaimana

Kepentingan

dan

keuntungan

Indonesia

Dalam

Perjanjian

Perdagangan Indonesia – Jepang (IJ-EPA) ?
2. Bagaimana Perdagangan Indoensia-Jepang setelah Implementasi IJ-EPA?


5 Menghentikan IJEPA bukanlah solusi,
http://koran.bisnis.com/read/20150107/245/388474/tajuk-bisnis-indonesia-menghentikan-ijepabukanlah-solusi. Diakses pada 20 Januari 2017

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPENTINGAN DAN KEUNTUNGAN INDONESIA DALAM PERJANJIAN
PERDAGANGAN INDONESIA – JEPANG (IJ-EPA)
Beberapa alasan yang mendasari Indonesia untuk menjalin kerjasama
melalui EPA dengan Jepang, diantaranya adalah:
o Jepang merupakan mitra dagang dan investor utama buat Indonesia, dan
Indonesia adalah penerima terbesar ODA Jepang
o Akses Pasar untuk produk Indonesia ke pasar ekspor terbesar mewakili 20%
dari ekspor yang ada, sedangkan Jepang merupakan sumber impor terbesar kedua
bagi Indonesia (13%);
o Peluang untuk mengirim tenaga kerja semi terampil;
o EPA memberi kepastian akses pasar yang lebih prefensial dan luas
dibandingkan dengan program seperti Generalized System of Preferences (GSP),
dan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara lain yang telah memiliki

perjanjian dengan Jepang seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di
ASEAN; sedangkan Brunei dan Vietnam menyusul.
Tidak seperti perjanjian perdagangan bebas sebelumnya, IJ-EPA
merupakan kerjasama perdagangan yang mencakup tidak hanya Liberalilasi,
namun juga sektor lainnya, anatara lain jasa, investasi, energi dan sebagainya,
yang tercakup dalam TIGA PILAR utama yaitu:
a. Fasilitasi Perdagangan dan investasi :
o Upaya bersama untuk memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan tingkat
kepercayaan bagi investor Jepang;
o Kerjasama di bidang prosedur kepabeanan, pelabuhan dan jasa-jasa
perdagangan, HKI, standar;
b. Liberalisasi: menghapuskan/mengurangi hambatan perdagangan dan investasi
(bea masuk, memberi kepastian hukum);

4

c. Kerjasama: kesepakatan untuk kerjasama dalam meningkatkan kapasitas
Indonesia sehingga lebih mampu bersaing dan memanfaatkan secara optimal
peluang pasar dari EPA.
Dengan diberlakukannya perjanjian kerjasama IJ-EPA ini Indonesia akan

memperoleh beberapa keuntungan dan manfaat.
Pertama, IJ-EPA dapat menjadi wujud nyata aplikasi kemitraan yang
komprehensif. Kemitraan dalam IJ-EPA menggambarkan kepentingan dari kedua
negara yang mengikatkan diri. Indonesia dan Jepang akan lebih dapat menggali
potensi untuk meningkatkan kepentingannya agar dapat terakomodasi didalam IJEPA tersebut.
Kedua, kerjasama perjanjian IJ-EPA memiliki manfaat dan berdampak
pada berbagai sektor. Di bidang perdagangan, Indonesia mampu meningkatkan
arus barang dan jasa ke Jepang. Peningkatan ekspor impor ini akan mampu
mendongkrak devisa Negara yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Negara. Disamping itu, Indonesia akan diuntungkan dengan peningkatan
investasi yang dating dari Jepang. Hal ini akan menggerakkan bisnis didalam
negeri. Dan tentunya, adanya transver teknologi menjadi keuntungan yang tidak
dapat dipungkiri Indonesia. Dengan adanya transfer teknologi ini akan mampu
meningkatan kualitas SDM Indonesia yang juga dapat meningkatkan kapasitas
bagi Indonesia. Peningkatan kapasitas yang dimaksud seperti area standardisasi
produk dan pengujian, kebersihan dan standar kesehatan untuk produk makanan
dan minuman, Pelatihan ketrampilan dan teknologi di sektor manufaktur yang
akan meningkatkan mutu produk Indonesia di pasar domestik dan internasional.
Ketiga, keuntungan dengan adanya IJ-EPA ini tidak hanya akan dirasakan
kalangan


elit

pemerintah.

Namun,

kerjasama

komprehensif

ini

akan

meningkatkan “tetesan ekonomi” yang dapat dirasakan masyarakat seluruh
lapisan. Penggerak roda ekonomi sebagian besar ditopang dari sektor UKM.
Dengan adanya perjanjian IJ-EPA akan menjadi batu loncatan bagi para UKM di
Indonesia dalam meningkatkan produktivitasnya.
Walaupun IJ-EPA merupakan kemitraan ekonomi, namun diharapkan

kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak secara berimbang.

5

Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di dua
Negara. IJ-EPA merupakan komplementer untuk kerjasama regional lebih luas
seperti ASEAN plus, APEC dan WTO Putaran Doha. Sehingga diharapkan kedua
Negara mampu menyinergikan kepentingan kedua Negara didalam kerangka IJEPA.
B. PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG SETELAH IMPLEMENTASI IJ-EPA
Selama lima tahun terakhir (2005-2009) pertumbuhan ekspor Indonesia
cenderung meningkat sebesar 20% pertahun, begitu pula pertumbuhan impor
cenderung meningkat sebesar 9,7% pertahun. Negara yang menjadi mitra Dagang
utama Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat Singapura, RRT, dan India. 6
Total perdagangan Indonesia-Jepang selama semester I 2014 mencapai USD 20,6
miliar atau turun sebesar 14,4% dibandingkan semester I 2013. Total
perdagangan tersebut terdiri dari migas sebesar USD 4,8 miliar dan non migas
USD 15,8 miliar .
Sejalan dengan semakin meningkatnya total perdagangan Indonesia ke
Jepang, pertumbuhan ekspor Indonesia ke Jepang selama 5 tahun terakhir pasca
implementasi IJ-EPA juga menunjukkan tren pertumbuhan positif, tumbuh
sebesar 9,5% per tahun. Kinerja ekspor selama semester I mencapai USD 11,9
miliar, turun 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar USD 4,8 miliar dan non
migas sebesar USD 7,1 miliar. Ekspor non migas Indonesia ke Jepang selama
periode yang sama tahun 2014 didominasi oleh sektor industri mencapai USD 5,4
miliar dengan pangsa sebesar 76,3% dari total ekspor non migas Indonesia.
Sementara itu, ekspor sektor pertanian dan pertambangan Indonesia ke Jepang
masing-masing mencapai USD 0,3 miliar (pangsa: 4,4%) dan USD 1,4 miliar
(pangsa: 19,3%). Ekspor non migas Indonesia ke Jepang didominasi oleh ekspor
barang-barang tambang seperti batubara dan nikel, karet, kayu dan produk
perikanan.
6 Kementrian Perdagangan, 2016, Bagaimana Kinerja Perdagangan Indonesia 5 tahun

terakhir ini?. Diakses http://www.kemendag.go.id/id/faq, pada tanggal 20 Januari 2017.

6

Selanjutnya, kinerja impor Indonesia dari Jepang selama 5 tahun terakhir
(2009-2013)

juga

menunjukkan

pertumbuhan

positif

dengan

rata-rata

pertumbuhan sebesar 17,8% per tahun. Impor Indonesia dari Jepang tersebut
didominasi oleh impor non migas sebesar 98,8% dari total impor Indonesia dari
Jepang. Lebih lanjut, kinerja impor semester I 2014 Indonesia dari Jepang
mencapai USD 8,7 miliar, turun 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Sebanyak 67% impor non migas Indonesia dari Jepang berupa
bahan baku penolong yang nilainya mencapai USD 5,8 miliar. Sedangkan impor
barang konsumsi dan barang modal masing-masing mencapai USD 0,3 miliar dan
USD 2,6 miliar dengan pangsa sebesar 3,5% dan 29,5%.
Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan IndonesiaJepang selama 10 tahun terakhir baik sebelum implementasi maupun sesudah
implementasi selalu mengalami surplus. Namun demikian, surplus neraca
perdagangan pada periode setelah implementasi IJ-EPA menunjukkan adanya
penurunan kecuali pada tahun 2011 dimana surplus perdagangan mencapai USD
14,3 miliar. Pada tahun 2013, surplus neraca perdagangan Indonesia-Jepang
mencapai USD 7,8 miliar yang terdiri dari surplus migas sebesar USD 10,8 miliar
dan defisit non migas sebesar USD 3,0 miliar. Sementara itu, secara kumulatif
selama Januari-Juni 2014, surplus neraca perdagangan Indonesia- Jepang
mencapai USD 3,2 miliar terdiri dari surplus migas USD 4,7 miliar dan defisit
non migas USD 1,6 miliar.

BAB III
PENUTUP

7

Indonesia menerima tingkat manfaat yang lebih besar dari Jepang baik dari
sisi naiknya kontribusi ekspor terhadap pendapatan nasional secara nominal dan
persentase

dan

berlipat

gandanya

tingkat

pertumbuhan

ekspor

akibat

keikutsertaannya dalam IJ-EPA.
Kerjasama IJ-EPA memberikan pengaruh positif signifikan terhadap
peningkatan ekspor non migas Indonesia ke Jepang, namun tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan impor non migas
Indonesia dari Jepang sebelum dan sesudah adanya IJEPA. Adanya kerjasama IJEPA memberikan manfaat yang besar bagi perdagangan luar negeri Indonesia
karena terbukti mampu meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke Jepang.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Nopirin, 2014, Ekonomi Internasional Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.
Rafiqul Islam. 1999, International Trade Law, NSW, LBC.
INTERNET
http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/free-trade-agreement-fta-dan-economicpartnership-agreement-epa-dan-pengaruhnya-terhadap-arus.

8

Menghentikan
IJEPA
bukanlah
solusi,
http://koran.bisnis.com/read/20150107/245/388474/tajuk-bisnis-indonesiamenghentikan-ijepa-bukanlah-solusi.
Kementrian Perdagangan, 2016, Bagaimana Kinerja Perdagangan Indonesia 5
tahun terakhir ini?. Diakses http://www.kemendag.go.id/id/faq
http://hamdydoank.blogspot.co.id/2010/04/indonesia-japan-economicpartnership.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional,
https://edimirantojelajahpena.wordpress.com/2011/06/18/kepentingan-indonesiadalam-indonesia-japan-economic-partnership-agreement-ij-epa/

9