Pengembangan SpektrofotometriDerivatif untuk Analisis Kandungan Kafein dan Vitamin C dalam Minuman Berenergi

Utama. Halaman 131 – 132.
Lampiran 1. Gambar Sampel
1.Sampel Minuman Berenergi merek Kratingdaeng-S®

2. Sampel Minuman Berenergi merek Hemaviton®

60
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2.Spesifikasi Sampel
Spesifikasi sampel:
Minuman Berenergi
Merek Kratingdaeng-S®
Taurine 800 mg
Glucoronolactone
Kafein 50 mg
Inositol 50 mg
Niasin 20 mg
Panotenat 5 mg
Vitamin B6 5 mg
Sukrosa 25 g

Air
Natrium Benzoat
Tartrazin Cl 19140

Sampel
1
2
3
4
5
6

Minuman Berenergi Merek Hemaviton®
Taurine 1000 mg
1,3,7 Trimethylxanthine 50 mg
Inositol 50 mg
Ginseng extract 10 mg
Nicotinamide 20 mg
Vitamin B6 5 mg
Dexpanthenol 5 mg

Vitamin B12 5 mcg
Mengandung gula alami dan sorbitol

Kratingdaeng-S®
Nomor Bets
Tanggal
Kadaluarsa
498A112 H 10 Februari 2016
498A112 H 10 Februari 2016
498A112 H 10 Februari 2016
498A112 H 10 Februari 2016
498A112 H 10 Februari 2016
498A112 H 10 Februari 2016

Hemaviton®
Nomor Bets
Tanggal
Kadaluarsa
07545407:58
Juli 2016

075454 07:58
Juli 2016
075454 07:58
Juli 2016
075454 07:58
Juli 2016
075454 07:58
Juli 2016
075454 07:58
Juli 2016

Panjang gelombang maksimum bahan-bahan dalam sampel:
Bahan
Taurine
Kafein
Inositol
Niasinamid
Vitamin B6
Vitamin B12
Sukrosa

Natrium Benzoat
Tartrazin

Panjang gelombang
maksimum (nm)
570
273
261
261
290
361
190
230
425

Rujukan
Draganov, dkk., 2014
Moffat, dkk., 2005
Moffat, dkk., 2005
Moffat, dkk., 2005

Moffat, dkk., 2005
Moffat, dkk., 2005
Sumantri, dkk., 2013
Moffat, dkk., 2005
Moffat, dkk., 2005

61
Universitas Sumatera Utara

Asam sitrat
Ponceau 4R
Vitamin B5

520
506
200

Napitupulu, 2011
Kartadarma, dkk., 2007
Engel, 2009


Lampiran 3. Hasil Uji Kualitatif Vitamin C pada sampel Kratingdaeng-S® dan
Hemaviton®
1. Uji Kualitatif sampel Kratingdaeng-S® dengan pembanding Baku Vitamin C
BPFI

a

blanko

b

2. Uji Kualitatif sampel Hemaviton® dengan pembanding Baku Vitamin C BPFI

c

a

Sebelum Penambahan
NaOH + FeCl3


Setelah Penambahan
NaOH + FeCl3

Baku Vitamin C
(a)

Larutan kuning lemah

Terbentuk endapan ungu
tua

Kratingdaeng-S®
(b)

Larutan kuning terang

Terbentuk endapan ungu

Analit


62
Universitas Sumatera Utara

Hemaviton®
(c)

Larutan kuning terang

Terbentuk endapan ungu

Hasil Uji Kualitatif dengan Pembanding warna Baku Vitamin C

Lampiran 4.Gambar Alat Spektrofotometer Ultraviolet (UV)

63
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan HCl 0,1N


HCl pekat

= 37% setara dengan 12 N

V1 x N1

= V2 x N2

V1 x 12 N

= 1000 mL x 0,1 N

V1

=

1000 mL
x 12 N
0,1 N


=8,3 mL

64
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Bagan Alir Prosedur Penelitian
Kafein BPFI
ditimbang 25 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan
HCL 0,1N
LIB I Kafein 1000 μg/mL
diambil 2,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan
HCL 0,1N
LIB II Kafein 100 μg/mL


diambil 0,8 mL

diambil 1,2 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL

diukur serapan
maksimumpada λ
200-400nm

diambil 1,6 mL
dimasukkan ke
labu 10 mL
Standar 3
16 μg/mL

Standar 2
12 μg/mL

Standar 1
8 μg/mL
diambil 2 mL
dimasukkan ke
labu 10 mL
Standar 4
20 μg/mL

diambil 2,4 mL

diambil 2,8 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL

Standar 5
24 μg/mL

Standar 6
28 μg/mL

65
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)
Vitamin C BPFI
ditimbang 25 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan
HCL 0,1N
LIB I vitamin C 1000 μg/mL
diambil 2,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan
HCL 0,1N

LIB II vitamin C 100 μg/mL

diambil 0,8 mL

diambil 1,6 mL

diambil 2,4 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL
diukur serapan
maksimum pada
λ 200-400nm

dimasukkan ke
labu 10 mL

dimasukkan ke
labu 10 mL

Standar 1
8 μg/mL

Standar 4
32 μg/mL

Standar 2
16 μg/mL

Standar 3
24 μg/mL

diambil 3,2 mL

diambil 4 mL

dimasukkan ke
labu 10 ml

dimasukkan ke
labu 10 ml

Standar 5
40 μg/mL

66

diambil 4,8 mL
dimasukkan ke
labu 10 ml
Standar 6
48 μg/mL
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

Larutan Standar Kafein
(8; 12; 16; 20; 24; 28μg/mL)
diukur serapan pada λ 200-400 nm
ditransformasikan ke serapan
derivat pertama
ditransformasikan ke serapan
derivat kedua
ditentukan zero crossing
ditentukan panjang gelombang
analisis
λkafein = 293,4 nm
dibuat kurva kalibrasi
Persamaan regresi

67
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

Larutan Standar Vitamin C
(8; 16; 24; 32; 40; 48μg/mL)
diukur serapan pada λ 200-400 nm
ditransformasikan ke serapan
derivat pertama
ditransformasikan ke serapan
derivat kedua
ditentukan zero crossing
ditentukan panjang gelombang
analisis
λVitamin c = 214 nm
dibuat kurva kalibrasi

Persamaan regresi vitamin C

68
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

Sampel

diambil 25 mL
dimasukkan ke dalam beaker gelas
disaring
dibuang filtrat pertama
diambil 1 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
diukur pada λ 293,4 nm (kafein)
diukur pada λ 214 nm (vitamin C)
Absorbansi
dihitung kandungan kafein dan vitamin C
Kandungan kafein dan
vitamin C

69
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Kurva Serapan Kafein dan Vitamin C

Gambar 7.1Kurva serapan kafein konsentrasi 8 μg/mL

Gambar 7.2Kurva serapan kafein konsentrasi 12 μg/mL

70
Universitas Sumatera Utara

Gambar 7.3Kurva serapan kafein konsentrasi 16 μg/mL
Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 7.4Kurva serapan kafein konsentrasi 20 μg/mL

Gambar 7.5Kurva serapan kafein konsentrasi 24 μg /mL

71
Universitas Sumatera Utara

Gambar 7.6Kurva serapan kafein konsentrasi 28 μg /mL

Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 7.7Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 8 μg /mL

72
Universitas Sumatera Utara

Gambar 7.8Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 16 μg /mL

Gambar 7.9Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 24μg /mL
Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 7.10Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 32 μg /mL

73
Universitas Sumatera Utara

Gambar 7.11Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 40 μg /mL

Gambar 7.12Kurva serapan vitamin Ckonsentrasi 48μg /mL

Lampiran 8. Kurva Serapan Derivat Pertama Kafein dan Vitamin C

74
Universitas Sumatera Utara

Gambar 8.1Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi 8 μg /mL

Gambar 8.2Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi 12 μg /mL

Gambar 8.3 Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi16 μg /mL
Lampiran 8. (Lanjutan)

75
Universitas Sumatera Utara

Gambar 8.4 Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi 20 μg /mL

Gambar 8.5 Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi 24 μg /mL

Gambar 8.6 Kurva serapan derivat pertama kafein konsentrasi 28 μg /mL
Lampiran 8. (Lanjutan)

76
Universitas Sumatera Utara

Gambar 8.7 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 8 μg /mL

Gambar 8.8 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 16 μg /mL

Gambar 8.9 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 24 μg /mL
Lampiran 8. (Lanjutan)

77
Universitas Sumatera Utara

Gambar 8.10 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 32 μg /mL

Gambar 8.11 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 40 μg /mL

Gambar 8.12 Kurva serapan derivat pertama vitamin C konsentrasi 48 μg /mL
Lampiran 9. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Vitamin C

78
Universitas Sumatera Utara

Gambar 9.1Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi 8 μg /mL

Gambar 9.2Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi 12 μg /mL

Gambar 9.3Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi16 μg /mL
Lampiran 9.(Lanjutan)

79
Universitas Sumatera Utara

Gambar 9.4Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi 20 mcg /mL

Gambar 9.5Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi 24 μg /mL

Gambar 9.6Kurva serapan derivat kedua kafein konsentrasi 28 μg /mL

80
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9.(Lanjutan)

Gambar 9.7Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 8 mcg /mL

Gambar 9.8Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 16 μg /mL

81
Universitas Sumatera Utara

Gambar 9.9Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 24 μg /mL
Lampiran 9.(Lanjutan)

Gambar 9.10Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 32 μg /mL

Gambar 9.11Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 40 μg /mL

82
Universitas Sumatera Utara

Gambar 9.12Kurva serapan derivat kedua vitamin C konsentrasi 48 μg /mL
Lampiran 10. Kurva Serapan Panjang Gelombang Analisis

Gambar 10.1Kurva Serapan Derivatif Kedua Kafein Konsentrasi 9μg /mL pada λ
293,40 nm

83
Universitas Sumatera Utara

Gambar 10.2 Kurva Serapan Derivatif Kedua vitamin C Konsentrasi 8 μg /mL
pada λ214nm

84
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 10.3Kurva serapan derivat kedua campuran kafein konsentrasi 9μg /mL
dan vitamin Ckonsentrasi 8 μg /mL

85
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11. Data Kalibrasi Kafein BPFI, Persamaan Regresi dan Koefisien
Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Kafein pada Panjang Gelombang 293,4 nm
No.
Konsentrasi (μg/mL)(X)
Absorbansi(Y)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

0,0000
8,0000
12,0000
16,0000
20,0000
24,0000
28,0000

0,00000
0,00237
0,00378
0,00489
0,00612
0,00736
0,00860

Perhitungan Persamaan Garis Regresi
No.
X
Y
1.
0,0000
0,00000
2.
8,0000
0,00237
3.
12,0000
0,00378
4.
16,0000
0,00489
5.
20,0000
0,00612
6.
24,0000
0,00736
7.
28,0000
0,00860
ΣX = 108
ΣY = 0,03312
� =15,42857 Y
� = 0,00473
X

�=

XY
0,0000
0,01896
0,04536
0,07824
0,12240
0,17664
0,24080
ΣXY =
0,6824

X2`
0,0000
64,0000
144,0000
256,0000
400,0000
576,0000
784,0000
ΣX2
=2224

Y2
0,000000000
0,000005617
0,000014288
0,000023912
0,000037454
0,000054169
0,000073960
Σ Y2 =
0,000209400

(∑ ��) − (∑ �)(∑ �)/�
(∑ � 2 ) −
=

(∑ �)2


(0,6824) − (108)(0,03312)/7
= 30,73 . 10−5
(2224) − (108)²/7
�� = ��� + �

� = �� − ��� = (0,00473) − (307,3 . 10−6 )(15,42857) = −1. 10−5
Maka, persamaan garis regresinya adalah � = (30,73� − 1) × 10−5

86
Universitas Sumatera Utara

Perhitungan Koefisien Korelasi(r)
r=

(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)/�

��(∑ � 2 )−(∑ �)2 /���(∑ � 2 )−(∑ �)2 /��

Lampiran 11. (Lanjutan)

r=

r=

(0,6824) – (108)(0,03312) /7
�[(2224)−(108)2 /7]�0,000209400−(0,03312)2 /7�
0,17141
0,17147

r = 0,9996
Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua kafein pada
panjang gelombang 293,4 nm adalah 0,9996

87
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. Data KalibrasiVitamin C, Persamaan Regresi dan Koefisien
Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Vitamin C pada Panjang Gelombang214 nm
No.
Konsentrasi (μg/mL)(X)
Absorbansi(Y)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

0,0000
8,0000
16,0000
24,0000
32,0000
40,0000
48,0000

0,00000
0,00089
0,00185
0,00282
0,00366
0,00452
0,00547

Perhitungan Persamaan Garis Regresi
No.
X
Y
1.
0,0000
0,00000
2.
8,0000
0,00089
3.
16,0000
0,00185
4.
24,0000
0,00282
5.
32,0000
0,00366
6.
40,0000
0,00452
7.
48,0000
0,00547
ΣX = 168
ΣY = 0,01921
� =24
� = 0,00274
X
Y

�=

XY`
0,0000
0,00712
0,02960
0,06768
0,11712
0,18080
0,26256
ΣXY =
0,66488

X2
0,0000
64,0000
256,0000
576,0000
1024,0000
1600,0000
2304,0000
ΣX2 =
5824

Y2
0,0000
7,92.10-7
34,22.10-7
79,52.10-7
133,95.10-7
204,30.10-7
299,21.10-7
ΣY2 =
75,91.10-7

(0,66488) − (168)(0,01921)/7
(∑ ��) − (∑ �)(∑ �) /�
=
(5824) − (1682 )/7
(∑ � 2 ) − (∑ �)2 /�
= 11. 10−5

�� = ��� + �

� = �� − ��� = (0,00274) − (11. 10−5 )(24) = 1. 10−5
Maka persamaan garis regresinya adalah � = (11� +1) x 10−5

88
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. (Lanjutan)
Perhitungan Koefisien Korelasi(r)
r=

r=
r =

(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)/�

��(∑ � 2 )−(∑ �)2 /���(∑ � 2 )−(∑ �)2 /��
(0,66488)−(168)(0,01921)/7
�[(5824)−168 2 /7][(75,91.10−7)−(0,01921)2 /7]
0,20380

0,20387

r = 0,9996
Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua vitamin C pada
panjang gelombang 214 nm adalah 0,9996.

89
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13.Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Kafein
Persamaan garis regresinya adalah � = (30,73� − 1) × 10−5
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

X
0,0000
8,0000
12,0000
16,0000
20,0000
24,0000
28,0000

Yi (10-5)
1
244
367
491
613
736
859

Y
0,00000
0,00237
0,00378
0,00489
0,00612
0,00736
0,00860

2

∑(�−��)
167.10
=�
�� = �

��� =

��� =

�−2

− 10

7−2

3 × ��
= 3 ×5,77.10−5
−5
�����
30,73.10

10 × ��
�����

=

10 ×5,77.10−5
−5

30,73.10

Y-Yi (10-5)
-1
-7
-11
-2
-1
0
1
Σ(Y-Yi)2

(Y-Yi)2 (10-10)
1
40
120
4
1
0
1
167

= 5,77.10-5

=

0,5632 μg/mL

= 1,8776 μg/mL

90
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Vitamin C
Persamaan garis regresinya adalah � = (11� +1) x 10−5
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

X
0,0000
8,0000
16,0000
24,0000
32,0000
40,0000
48,0000

2

∑(�−��)
968.10
�� = �
=�

��� =

��� =

�−2

3 × ��
�����

− 10

7−2

=

10 × ��
�����

Yi (10-5)
1
89
177
265
353
441
529

Y
0,00000
0,00089
0,00185
0,00282
0,00366
0,00452
0,00547

3 × 13,9 .10−4

=

11.10−5

(Y-Yi)2 (10-10)
1
0
64
289
169
121
324
968

= 13,9 .10-4

= 3,7936 μg/mL

10 × 13,9 .10−4
11.10−5

Y-Yi (10-5)
-1
0
8
17
13
11
18
Σ (Y-Yi)2

= 12,645 μg/mL

91
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. Kurva Serapan Derivat Kedua Sampel

Gambar 15.1Kurva Serapan Sampel Kratingdaeng-S® -1

Gambar 15.2Kurva Serapan Sampel Kratingdaeng-S® -2

92
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. (Lanjutan)

Gambar 15.3 Kurva Serapan Sampel Kratingdaeng-S® -3

Gambar 15.4 Kurva Serapan SampelKratingdaeng-S® -4

93
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. (Lanjutan)

Gambar 15.5 Kurva Serapan Sampel Kratingdaeng-S® -5

Gambar 15.6 Kurva Serapan Sampel Kratingdaeng-S® -6

94
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. (Lanjutan)

Gambar 15.7 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -1

95
Universitas Sumatera Utara

Gambar 15.8 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -2

Lampiran 15. (Lanjutan)

Gambar 15.9 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -3

96
Universitas Sumatera Utara

Gambar 15.10 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -4

Lampiran 15. (Lanjutan)

Gambar 15.11 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -5

97
Universitas Sumatera Utara

Gambar 15.12 Kurva SerapanSampel Hemaviton® -6
Lampiran 16.Hasil Analisis Kandungan Jumlah Kafeindan Vitamin Cdalam
Sampel
1. Sampel Merek Kratingdaeng-S®

No

Absorbansi
Kafein
λ 293,4 nm

1
2
3
4
5
6

0,00402
0,00403
0,00403
0,00401
0,00402
0,00402

Absorbansi
Vitamin
C
λ 214 nm
0,00147
0,00148
0,00147
0,00146
0,00146
0,00147

Konsentrasi
Kafein
(μg /mL)

KonsentrasiVitam
in C
(μg /mL)

Kandungan
Kafein
persajian(m
g)

Kandungan
Vitamin
Cpersajian(
mg)

324,70
325,50
325,50
323,90
324,70
324,70

331,31
333,58
331,31
329,04
329,04
331,31

48,705
48,825
48,825
48,585
48,705
48,705

49,696
50,037
49,696
49,356
49,356
49,696

Konsentrasi
Kafein
(μg /mL)

KonsentrasiVitam
in C
(μg /mL)

Kandungan
Kafein
persajian(m
g)

Kandungan
Vitamin
Cpersaji
(mg)

332,76
331,95
332,76
331,15
331,15
332,76

338,12
340,38
344,93
342,66
344,93
342,66

49,914
49,792
49,914
49,672
49,672
49,914

50,718
51,057
51,739
51,399
51,739
51,399

2. Sampel Merek Hemaviton®

No

Absorbansi
Kafein
λ 293,4 nm

1
2
3
4
5
6

0,00412
0,00411
0,00412
0,00410
0,00410
0,00412

Absorbansi
Vitamin
C
λ 214 nm
0,00150
0,00151
0,00153
0,00152
0,00153
0,00152

98
Universitas Sumatera Utara

Lampiran

17.Contoh Perhitungan Kandungan
dalamSampelKratingdaeng-S®

Volume sampel 1 yang digunakan

Kafein

dan Vitamin

C

= 1 mL

Absorbansi analisis (Y) kafein (293,4 nm)= 0,00402
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang kafein
pada λ293,4 nm : Y = 30,73X – 1 . 10-5
Sehingga untuk mendapatkan kadar (X) sampel, digunakan subtitusi
Yterhadappersamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
Konsentrasi Kafein

:

Y = (30,73X – 1). 10-5

0, 00402 = (30,73X – 1) . 10-5
(30,73.10-5 )X = 0,00403
X = 13,1142 μg /mL
Kandungan kafein dalam sampel

:

����


C

: konsentrasi larutan sampel (μg /mL)

V

: volume larutan pengenceran (mL)

Fp

: faktor pengenceran

W

: volume sampel (mL)

Kandungan kafein dalam sampel =

13,1142μg /mL× 25 mL × 1

1 mL

= 327,85 mcg/mL
Kandungan kafein sebenarnya = Kandungan kafein dalam sampel x persen baku
= 327,85 μg /mL x 99,04%

99
Universitas Sumatera Utara

= 324,70 μg /mL
Lampiran 17.(Lanjutan)
Volume sampel Kratingdaeng-S®= 150 mL
Jumlah Kandungan kafein = Kandungan kafein sebenarnya x volume sampel
= 324,70 μg /mL x 150 mL
= 48705 μg = 48,705 mg
Absorbansi analisis vitamin C (214 nm) = 0,00147
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang
vitamin C pada λ 214 nm : Y = (11X+1) . 10-5
Konsentrasi Vitamin C

:

Y = (11X+1) . 10-5

0, 00147 = (11X+1) . 10-5
(11.10-5 )X = 0,00146
X = 13,2727μg /mL

Kandungan Vitamin C dalam sampel :

����


C

: konsentrasi larutan sampel (μg /mL)

V

: volume larutan pengenceran (mL)

Fp

: faktor pengenceran

W

: volume sampel (mL)

KandunganVitamin C dalam sampel =

13,2727 μg /mL × 25 mL × 1
1 mL

= 331,81 μg /mL
KandunganVitamin C sebenarnya = KandunganVitamin C dalam sampel x
persen baku Vitamin C
= 331,81 μg /mL x 99,85%

100
Universitas Sumatera Utara

= 331,31μg /mL
Lampiran 17.(Lanjutan)
Volume sampel Kratingdaeng-S®= 150 mL
Jumlah Kandungan Vitamin C = KandunganVitamin C sebenarnya x volume
sampel
= 331,31 μg /mL x 150 mL
= 49696 μg
= 49,696 mg

101
Universitas Sumatera Utara

Lampiran

18.Contoh Perhitungan Kandungan
dalamSampel Hemaviton®

Volume sampel 1 yang digunakan

Kafein

dan Vitamin

C

= 1 mL

Absorbansi analisis (Y) kafein (293,4 nm)= 0,00412
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang kafein
pada λ293,4 nm: Y = 30,73X – 1 . 10-5
Sehingga untuk mendapatkan kadar (X) sampel, digunakan subtitusi Y terhadap
persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
Konsentrasi Kafein

:

Y = (30,73X – 1). 10-5

0, 00412 = (30,73X – 1) . 10-5
(30,73.10-5 )X = 0,00413
X = 13,4396μg /mL

Kandungan kafein dalam sampel

:

����


C

: konsentrasi larutan sampel (μg /mL)

V

: volume larutan pengenceran (mL)

Fp

: faktor pengenceran

W

: volume sampel (mL)

Kandungan kafein dalam sampel =

13,4396μg /mL× 25 mL × 1

1 mL

= 335,99μg /mL

102
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 18.(Lanjutan)

Kandungan kafein sebenarnya = Kandungan kafein dalam sampel x persen baku
= 327,85 μg /mL x 99,04%
= 332,76μg /mL

Volume sampel Kratingdaeng-S®= 150 mL
Jumlah Kandungan kafein = Kandungan kafein sebenarnya x volume sampel
= 332,76μg /mL x 150 mL
= 49914μg
= 49,914 mg

Absorbansi analisis vitamin C (214 nm) = 0,00150
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang
vitamin C pada λ 214 nm: Y = (11X+1) . 10-5
Konsentrasi Vitamin C

:

Y = (11X+1) . 10-5
0, 00150 = (11X+1) . 10-5

(11.10-5 )X = 0,00149
X = 13,5454 μg /mL

Kandunganvitamin C dalam sampel :

����


C

: konsentrasi larutan sampel (μg /mL)

V

: volume larutan pengenceran (mL)

103
Universitas Sumatera Utara

Fp

: faktor pengenceran

W

: volume sampel (mL)

Lampiran 18.(Lanjutan)
Kandungan vitamin C dalam sampel =

13,5454 μg /mL× 25 mL × 1
1 mL

= 338,63μg /mL
Kandungan vitamin C sebenarnya= Kandungan vitamin C dalam sampel x persen
baku vitamin C
= 338,63μg /mL x 99,85%
= 338,12 μg /mL
Volume sampel Kratingdaeng-S®= 150 mL
Jumlah kandunganvitamin C = Kandungan vitamin C sebenarnya x volume sampel
= 338,12μg /mL x 150 mL
= 50718μg
= 50,718 mg

104
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 19.Perhitungan Statistik Kandungan Kafein dan Vitamin C
dalamSampel Merek Kratingdaeng-S®
1. Kafein

1
2
3
4
5
6

X
Kadar (mg)
48,705
48,825
48,825
48,585
48,705
48,705

SB

� = 48,725

No.

∑��−��
=�

(� − �)
-0,02
0,1
0,1
-0,14
-0,02
-0,02

0,0408

=�

0,0408

0,0004
0,01
0,01
0,0196
0,0004
0,0004
2

Σ(� − �) = 0,0408

2

�−1

=�

2

(� − � )

6−1

5

= 0,0903
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5,
maka t(α/2,dk) = 4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1

t hitung 2

t hitung 3

=�

=�

=�

�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�

=�

−0,02

0,0903⁄√6

=�

�=�

0,1

0,0903⁄√6
0,1

0,0903⁄√6

�= 0,5425

�= 2,7126
�= 2,7126

105
Universitas Sumatera Utara

t hitung 4

=�

�−�

�� ⁄√�

�=�

−0,14

�= 3,7976

−0,02

�= 0,5425

0,0903⁄√6

Lampiran 19.(Lanjutan)
t hitung 5

t hitung 6

=�
=�

�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�

=�

0,0903⁄√6

=�

−0,02

0,0903⁄√6

�= 0,5425

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka
semua data tersebut diterima.
Kandungan kafein dalam sampel merek Kratingdaeng-S®:
μ = � ± (tα/2, dk) x SB/√n)

= 48,725 mg ± (4,0321 x 0,0903/√6)

= 48,725 mg ± (4,0321 x 0,0368)
= (48,725± 0,14) mg

2. Vitamin C

1
2
3
4
5
6

X
Kadar (mg)
49,696
50,037
50,037
49,356
49,356
49,696

SB

� = 49,696

No.

∑��−��
=�

(� − �)
0
0,341
0,341
-0,34
-0,34
0

(� − �)

2

0
0,1162
0,1162
0,1156
0,1156
0
2

Σ(� − �) =0,4636

2

�−1

106
Universitas Sumatera Utara

0,4636

=�

6−1

= 0,3044

Lampiran 19.(Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5,maka t(α/2,dk) =
4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1

t hitung 2

=�

=�

�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�

t hitung 3

=�

t hitung 4

=�

�� ⁄√�

t hitung 5

=�

�−�

�� ⁄√�

t hitung 6

=�

�−�

=�
=�

0
0,3044⁄√6
0,341

0,3044⁄√6
0,341

=�

0,3044⁄√6

� = ��

�−�

�� ⁄√�

= ��
=�

−0,34

�= 0

�= 2,7440
�= 2,7440

0,3044⁄√6
−0,34

0,3044⁄√6
0

0,3044⁄√6

��= 2,7359
��= 2,7359

�= 0

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka
semua data tersebut diterima.
Kandungan vitamin C pada sampel merek Kratingdaeng-S® :
μ = � ± (tα/2, dk) x SB/√n)

= 49,696 mg ± (4,0321 x 0,3044/√6)
= (49,696± 0,5010) mg

107
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 20.Perhitungan Statistik Kandungan Kafein danVitamin C
dalamSampel Merek Hemaviton®
1. Jumlah Kafein

1
2
3
4
5
6

X
Kadar (mg)
49,914
49,792
49,914
49,672
49,672
49,914

SB

� = 49,813

No.

∑��−��
=�

(� − �)

(� − �)

0,101
-0,021
0,101
-0,141
-0,141
0,101

2

0,0102
0,0004
0,0102
0,0198
0,0198
0,0102
2

Σ(� − �) = 0,0706

2

�−1

0,0706

=�

6−1

= 0,1188

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5,
maka t(α/2,dk) = 4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1

t hitung 2

t hitung 3

t hitung 4

=�

=�
=�
=�

�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�

=�

0,101

0,1188⁄√6

=�

−0,021

0,1188⁄√6

=�

0,101

0,1188⁄√6

=�

−0,141

0,1188⁄√6

�= 2,0824
�= 0,4329
�= 2,0824
�= 2,9072
108
Universitas Sumatera Utara

=�

t hitung 5

�−�

�� ⁄√�

�=�

−0,141

�= 2,9072

0,101

�= 2,0824

0,1188⁄√6

Lampiran 20.(Lanjutan)

=�

t hitung 6

�−�

�� ⁄√�

=�

0,1188⁄√6

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka
semua data tersebut diterima.
Jumlah kandungan kafein dalam sampel merek Hemaviton® :
μ = � ± (tα/2, dk) x SB/√n)

= 49,813 mg ± (4,0321 x 0,1188/√6)

= (49,813 ± 0,1955) mg

2. Jumlah Vitamin C

1
2
3
4
5
6

X
Kadar (mg)
50,718
51,057
51,739
51,399
51,739
51,399

SB

� = 51,341

No.

=�

∑��−��

=�

(� − �)
-0,623
-0,284
0,398
0,058
0,398
0,058

(� − �)

2

0,3881
0,0806
0,1584
0,0033
0,1584
0,0033
2

Σ(� − �) =0,7921

2

�−1

0,7921

6−1

= 0,3980

109
Universitas Sumatera Utara

Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5,
maka t(α/2,dk) = 4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
Lampiran 20.(Lanjutan)

t hitung 1

t hitung 2

t hitung 3

t hitung 4

t hitung 5

t hitung 6

=�

=�
=�
=�
=�
=�

�−�

�� ⁄√�

�=�

�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�
�−�

�� ⁄√�

−0,623

0,3980⁄√6

=�

−0,284

0,3980⁄√6

=�

0,398

0,3980⁄√6

=�

0,058

0,3980⁄√6

=�

0,398

0,3980⁄√6

=�

0,058

0,3980⁄√6

�= 3,8342
�= 1,7478
�= 2,4494
�= 0,3569
�= 2,4494
�= 0,3596

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka
semua data tersebut diterima.
Jumlah kandungan vitamin C pada sampel merek Hemaviton®:
μ = � ± (tα/2, dk) x SB/√n)

= 51,341mg ± (4,0321 x 0,3980/√6)
= (51,341± 3,9307) mg

110
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 21. Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Vitamin C
dalam Sampel Kratingdaeng-S®

Gambar 21.1 Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -1

111
Universitas Sumatera Utara

Gambar 21.2Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -2
Lampiran 21.(Lanjutan)

Gambar 21.3 Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -3

112
Universitas Sumatera Utara

Gambar 21.4 Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -4
Lampiran 21.(Lanjutan)

Gambar 21.5 Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -5

113
Universitas Sumatera Utara

Gambar 21.6Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliKafein dan Vitamin C dalam
Sampel Kratingdaeng-S® -6
Lampiran 22. Hasil Uji Perolehan Kembali Kafein dan Vitamin C Setelah
Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada Sampel
Kratingdaeng-S®
1. Hasil Analisis Kafein Setelah Penambahan Larutan Standar Kafein
Konsentrasi (μg /mL)
Sampel

Serapan
λ 293,4
nm

1
2
3
4
5
6

0,00783
0,00785
0,00786
0,00785
0,00784
0,00784

Setelah
penambahan
Baku
(μg /mL)
632,49
633,30
634,10
633,30
632,48
632,48

Sebelum
penambahan
Baku
(μg /mL)
324,70
325,50
325,50
323,90
324,70
324,70

Baku yang
ditambahkan
(μg /mL)
330
330
330
330
330
330

Persen
Perolehan
Kembali
(%)
93,23
93,47
93,71
93,47
93,22
93,22

X= 93,38

2. Hasil Analisis Vitamin C Setelah Penambahan Larutan Standar Vitamin C

114
Universitas Sumatera Utara

Konsentrasi (μg /mL)
Sampel

Serapan
λ 214
nm

1
2
3
4
5
6

0,00282
0,00285
0,00285
0,00281
0,00284
0,00282

Setelah
penambahan
Baku
(μg /mL)
637,67
644,48
644,48
635,40
642,21
637,67

Sebelum
penambahan
Baku
(μg /mL)
331,31
333,58
331,31
329,04
329,04
331,31

Baku yang
ditambahkan
(μg /mL)
330
330
330
330
330
330

Persen
Perolehan
Kembali
(%)
92,95
95,01
95,01
92,26
94,32
92,95

X= 93,75

Lampiran 23. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali dengan menggunakan
Sampel Kratingdaeng-S®

Volume sampel 1 yang digunakan

= 1 mL

Absorbansi analisis (Y) :
Kafein (293,4 nm)

= 0,00783

Vitamin C (214 nm) = 0,00282
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang kafein
pada λ293,4 nm: Y = (30,73X – 1) . 10-5
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang
vitamin C pada λ214nm : Y = (11X + 1) . 10-5
Konsentrasi Kafein

:

Y = (30,73X – 1) . 10-5

115
Universitas Sumatera Utara

0, 00783 = (30,73X – 1) . 10-5
X = 25,5125 μg /mL
Y = (11X + 1) . 10-5

Konsentrasi Vitamin C:

0, 00282 = (11X + 1) . 10-5
X = 25,5454 μg /mL

1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein
Konsentrasi awal setelah penambahan larutan baku = 25,5125 μg /mL
Konsentrasi

=
=

Konsentrasi (μg /mL )
Volume sampel (mL )

× volume (mL) × Faktor pengenceran

25,5125 μg /mL × 25 mL × 1

1 mL

= 638,63 μg /mL
Lampiran 23.(Lanjutan)

CF

= konsentrasi kafein x persen baku
= 638,63 μg /mL x 99,04%
= 632,49 μg /mL

Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (CF ) = 632,49 μg /mL
Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 324,83 μg /mL
Kadar larutan standar yang ditambahkan (C*A)
C*A =

=

Konsentrasi baku yang ditambahkan
Volume sampel
100 μg /mL
1 mL

×ml yang ditambahkan

×3,3 mL

=330 μg /mL

116
Universitas Sumatera Utara

Maka persen perolehan kembali kafein =

CF − C A

=

C ∗A

×100%

(632,49−324,83)μg /mL
330 μg /mL

×100%

= 93,23%

2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Vitamin C
Konsentrasi awal setelah penambahan larutan baku = 25,5454μg /mL
Konsentrasi

=

Konsentrasi (μg /mL )
Volume sampel (mL )

× volume (mL) × Faktor pengenceran

Lampiran 23. (Lanjutan)
=

25,5454μg /mL× 25 mL × 1

1 mL

= 638,63 μg /mL
CF

= kadar x persen baku
= 638,63 μg /mL x 99,85%
= 637,67 μg /mL

Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (CF ) = 637,67 μg /mL
Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 330,93 μg /mL
Kadar larutan standar yang ditambahkan (C*A)
C*A =

=

Konsentrasi baku yang ditambahkan
Volume sampel
100 μg /mL
1 mL

×mL yang ditambahkan

×3,3 mL

= 330 μg /mL

117
Universitas Sumatera Utara

Maka persen perolehan kembali Vitamin C =

=

CF − CA

C ∗A

×100%

�637,67–330,93�μg /mL
330 μg /mL

×100%

= 92,95%

Lampiran 24. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (SBR) Kandungan Kafein
Persen Perolehan Kembali
(Xi)
93,23
93,47
93,71
93,47
93,22
93,22

X = 93,38

No.
1
2
3
4
5
6

SB = �

�)
(Xi - X
-0,15
0,09
0,33
0,09
-0,16
-0,16

� )2
(Xi - X

0,0225
0,0081
0,1089
0,0081
0,0256
0,0256
∑ = 0,0331

� )2
∑(Xi − X

=�

n−1

0,0331

5

= 0,0813
SBR

SB

= � x 100%
X

118
Universitas Sumatera Utara

=

0,0813
93,38

x 100%

= 0,0870%
= 0,09%

119
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 25. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (SBR) Kandungan Vitamin C
Persen Perolehan Kembali
(Xi)
92,95
95,01
95,01
92,26
94,32
92,95
�= 93,75
X

No.
1
2
3
4
5
6

SB = �

�)
(Xi - X
-0,8
1,26
1,26
-1,49
0,57
-0,8

� )2
(Xi - X

0,64
1,5876
1,5876
2,2201
0,3249
0,64
∑ = 1,1667

� )2
∑(Xi − X

=�

n−1

1,1667

5

= 0,4830

SBR

SB

= � x 100%
X
=

0,4830

93,75

x 100%

= 0,5152%
= 0,52%

120
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 26. Daftar Nilai Distribusi t

121
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 27. Sertifikat Pengujian Kafein

122
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 28. Sertifikat Pengujian Vitamin C

123
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 29. SNI 01-6684-2002

124
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 29. (Lanjutan)

125
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 29. (Lanjutan)

126
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 30. Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan BPOM

127
Universitas Sumatera Utara