laporan kinerja tahunan 2016
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah
patut
kita
panjatkan
kehadirat
Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, Laporan
Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang Tahun 2016 dapat
diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota
Malang memuat informasi kinerja Pemerintah Kota Malang dalam
menyelenggarakan
pemerintahan
sebagaimana
tertuang
dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang
Tahun 2013-2018.
Laporan
Kinerja
Tahunan
ini
disusun
berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat gambaran
tingkat
pencapaian
kinerja
Pemerintah
Kota
Malang
pada
Tahun 2016.
Demikian Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang
ini disusun, agar dapat bermanfaat untuk perbaikan perencanaan,
penilaian
dan
perbaikan
pelaksanaan
program
dan
kegiatan,
peningkatan kinerja dan penilaian kinerja.
Malang,
Maret 2017
WALIKOTA MALANG,
H. MOCH. ANTON
KATA PENGANTAR
i
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................... ii
Pernyataan Telah Direviu .............................................................. iv
Ringkasan Eksekutif ..................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Gambaran Umum Pemerintah Kota Malang ...................... 2
C. Pertumbuhan Ekonomi..................................................... 8
D. Susunan Perangkat Daerah .............................................. 9
E. Sumber Daya Aparatur ..................................................... 12
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................... 14
A. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 ................................ 14
B. Indikator Kinerja .............................................................. 25
C. Perjanjian Kinerja ............................................................. 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................ 37
A. Pengukuran Kinerja .......................................................... 40
1. Capaian Kinerja Tujuan .............................................. 43
2. Capaian Kinerja Sasaran............................................. 51
3. Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian
Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Sebelumnya ............ 76
4. Perbandingan
Realisasi
Kinerja
sampai
dengan
Tahun Ini dengan Target Jangka Menengah yang
Terdapat
dalam
Dokumen
yang
Merupakan
Kemajuan Pencapaian Target Jangka Menengah ......... 82
5. Perbandingan
Realisasi
Kinerja
dengan
Daerah
Sekitar ........................................................................ 90
B. Akuntabilitas Keuangan ................................................... 95
C. Permasalahan dan Solusi dalam Pencapaian Indikator
Kinerja Sasaran ................................................................ 106
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 110
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang
Penyempurnaan
Indikator
Kinerja
Daerah
Kota
Malang
Tahun 2013-2018, yang merupakan kebijakan yang mengatur
penyempurnaan indikator kinerja yang ada dalam RPJMD, telah
menetapkan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama yang harus
dicapai Pemerintah Kota Malang dalam kurun waktu lima tahun
mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Malang melalui Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Tahun
Anggaran
2016 dan
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Tahun
Anggaran 2016, telah menetapkan Program dan Kegiatan serta
anggaran yang dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Secara umum capaian kinerja
sasaran yang telah dilakukan pengukuran telah berhasil dicapai
dengan maksimal yaitu 102%.
Anggaran yang digunakan dalam mencapai keberhasilan
tersebut sebesar Rp. 1.803.419.132.331,33 dari pagu anggaran
Rp. 2.132.444.361.610,25, sehingga terdapat efisiensi anggaran
Rp. 329.025.229.278,92 atau 14,43%.
Keberhasilan capaian kinerja Pemerintah Kota Malang dapat
terwujud berkat dukungan semua elemen masyarakat Kota Malang,
yang akan terus dipelihara dan akan lebih ditingkatkan guna
mencapai sasaran kinerja yang lebih baik.
RINGKASAN EKSEKUTIF
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahwa sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah diterbitkan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, yang kemudian dicabut dengan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(SAKIP).
Dalam
ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
dinyatakan bahwa Azas-azas Umum Penyelenggaraan Negara,
meliputi: Azas Kepastian Hukum, Azas Tertib Penyelenggaraan
Negara, Azas Kepentingan Umum, Azas Keterbukaan, Azas
Proporsionalitas, Azas Profesionalitas, dan Azas Akuntabilitas.
Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Walikota
menyusun Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Daerah dan
menyampaikannya
Pembangunan
Pembangunan
BAB I - PENDAHULUAN
kepada
Gubernur,
Nasional/Kepala
Nasional,
Menteri
1
Menteri
Badan
Perencanaan
Perencanaan
Pendayagunaan
Aparatur
1
Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Dengan demikian, Laporan Kinerja yang disusun secara
periodik setiap akhir tahun anggaran tersebut menjadi media
pertanggungjawaban dan sebagai perwujudan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan
pelaksanaan
diamanatkan
para
program
pemangku
dan
kegiatan
kepentingan
yang
dalam
telah
rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau
target kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu juga berperan
sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong
terwujudnya Good Governance atau dalam perspektif yang lebih
luas berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
B. GAMBARAN UMUM KOTA MALANG
1. Kondisi Geografis
Kota Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km2, dan
terdiri atas 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kota Malang Berdasarkan Kecamatan
No.
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
dalam
Wilayah
Kecamatan
1.
Kedungkandang
12
39,89
36,24
2.
Sukun
11
20,97
19,05
3.
Klojen
11
8,83
8,02
4.
Blimbing
11
17,77
16,15
5.
Lowokwaru
12
22,60
20,53
57
110,06
100
Total
Luas
Wilayah
(Km2)
Persentase
Terhadap
Luas Kota
(%)
Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kota Malang
BAB I - PENDAHULUAN
2
2
Secara
astronomis,
Kota
Malang
terletak
pada
07O46’48” LS-8O46’42” LS dan 112O31’42” BT-112O48’48” BT,
dan secara geografis, letak Kota Malang berbatasan langsung
dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Malang,
yakni:
Sebelah Utara
:
Kecamatan Singosari dan Kecamatan
Karangploso
Sebelah Timur
:
Kecamatan
Pakis
dan
Kecamatan
Tumpang
Sebelah Selatan
:
Kecamatan Tajinan dan Kecamatan
Pakisaji
Sebelah Barat
:
Kecamatan
Wagir
dan
Kecamatan
Dau
Secara topografis sebagian besar wilayah Kota Malang
merupakan dataran dengan dikelilingi deretan bukit dan
pegunungan. Kota Malang terletak pada ketinggian antara
440-667m
(dpal),
dengan
keadaan
kemiringan
tanah
(topografi) Kota Malang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Kemiringan 0-8% tersebar diseluruh kecamatan di Kota
Malang. Kelas kemiringan ini tergolong datar agak landai.
Kondisi tanah yang berada pada kelas kemiringan ini
sangat potensial untuk dijadikan permukiman, pertanian,
dan perkebunan.
b) Kemiringan 8-15% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong landai agak miring. Kelas kemiringan ini berada
di seluruh kecamatan di Kota Malang. Kondisi tanah pada
kelas kemiringan ini cocok untuk dijadikan berbagai jenis
usaha konservasi tanah dan air.
BAB I - PENDAHULUAN
3
3
c) Kemiringan 15-25% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong miring agak curam. Kelas kemiringan ini juga
berada diseluruh kecamatan Kota Malang namun hanya
pada lokasi-lokasi tertentu seperti sempadan sungai.
Wilayah terluas pada kemiringan ini yaitu Kecamatan
Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru.
d) Kemiringan 25-45% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang
berada
disekitar
sempadan
sungai.
Namun
wilayah
terluas yang berada pada kelas kemiringan ini yaitu
Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru
yang merupakan tempat tertinggi di Kota Malang. Kondisi
tanah pada kelas kemiringan ini kurang baik untuk
dijadikan
pertanian
namun
demikian
perlu
dikelola
dengan memilih tanaman yang bisa digunakan untuk
konservasi.
e) Kemiringan >45% merupakan kelas kemiringan sangat
curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang berada di
Kecamatan Kedungkandang. Kondisi tanah pada kelas
kemiringan
ini
sangat
rentan
terhadap
erosi
maka
sebaiknya perlu upaya pelestarian hutan.
2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Kota Malang per 31 Desember 2016
sebesar 895.387 jiwa, yang terdiri dari WNA sejumlah 1.108
jiwa dan WNI sejumlah 894.278 jiwa yang tersebar di 5
Kecamatan,jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 13.593 jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan
BAB I - PENDAHULUAN
Kedungkandang
4
sebesar
208.979
jiwa
4
yang
terbagi ke dalam 63.580 Kepala Keluarga (KK), sedangkan
Kecamatan Klojen merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk paling sedikit yakni sebanyak 110.136 jiwa yang
terbagi ke dalam 35.739 KK, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan
per 31 Desember 2016
No.
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Persentase
Terhadap
Jumlah
Penduduk Kota
(%)
1.
Kedungkandang
208.979
23
63.580
2.
Sukun
206.612
23
64.154
3.
Klojen
110.136
12
35.739
4.
Blimbing
196.847
22
61.278
5.
Lowokwaru
172.813
19
53.676
895.387
100
278.427
Total
Jumlah
KK
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Diolah)
Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Klojen
merupakan wilayah yang paling padat penduduk, sementara
Kecamatan
Kedungkandang
menjadi
kecamatan
dengan
tingkat kepadatan penduduk paling rendah sebagaimana
tabel berikut:
BAB I - PENDAHULUAN
5
5
Tabel 1.3
Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang
Berdasarkan Kecamatan
per 31 Desember 2016
No.
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1.
Kedungkandang
208.979
39,89
5.239
2.
Sukun
206.612
20,97
9.853
3.
Klojen
110.136
8,83
12.473
4.
Blimbing
196.847
17,77
11.077
5.
Lowokwaru
172.813
22,60
7.647
895.387
110,06
8.135
Total
Luas
Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Diolah)
Berdasarkan aspek usia, sebagian besar penduduk di
Kota Malang terkategori sebagai penduduk usia produktif,
yakni pada rentang usia 15-64 tahun sebesar 634.555 jiwa
atau 71% dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah
penduduk yang termasuk ke dalam kategori penduduk usia
tidak produktif sebanyak 260.832 jiwa atau 29% dari total
penduduk. Adapun uraian jumlah penduduk berdasarkan
klasifikasi usia sebagaimana tabel berikut:
BAB I - PENDAHULUAN
6
6
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Kota Malang
Berdasarkan Kelompok Umur
per 31 Desember 2016
No.
Kelompok
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
Terhadap
Jumlah
Penduduk
(%)
1.
2.
3.
0-4
5-9
10 - 14
58.329
68.826
68.533
6,51
7,69
7,65
4.
5.
15 - 19
20 - 24
68.063
65.744
7,60
7,34
6.
25 - 29
67.731
7,56
7.
30 - 34
79.417
8,87
8.
9.
10.
35 - 39
40 - 44
45 - 49
79.557
69.535
64.716
8,89
7,77
7,23
11.
12.
50 - 54
55 - 59
56.019
47.888
6,26
5,35
13.
14.
60 - 64
≥ 65
35.885
65.144
4,01
7,28
895.387
100,00%
Total
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
BAB I - PENDAHULUAN
7
7
C. PERTUMBUHAN EKONOMI
Perubahan penghitungan PDRB dengan tahun dasar 2010
menempatkan Kota Malang pada posisi ke 11 besaran PDRB
se-Kabupaten/Kota di Jawa Timur, sebelumnya menempati
posisi ke-6 dengan seri tahun dasar 2000. Sedangkan di wilayah
Eks Karisidenan Malang PDRB Kota Malang menempati posisi ke3 setelah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka PDRB perkapita
Kota
Malang
menempati
posisi
ke
2
dibawah
Kabupaten
Pasuruan, yaitu sebesar Rp. 60.881.000,00.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Malang yaitu sebesar
5,82%. Kota Malang menempati posisi ketiga di wilayah Eks
Karisidenan Malang setelah Kota Batu dan Kota Probolinggo.
Perekonomian Kota Malang didukung oleh kegiatan industri,
dimana kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik
Brutonya mencapai 33,05%. Kegiatan industri dikelompokkan
berdasarkan jumlah tenaga kerja. Kelompok Industri Kecil dan
Rumah tangga adalah perusahaan industri dengan tenaga kerja
kurang
dari
10
orang,
kelompok
industri
sedang
adalah
perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 dan kelompok industri
besar adalah perusahaan dengan tenaga kerja sama dengan atau
lebihdari 100.
Di samping itu sektor Perdagangan merupakan sektor yang
sangat dominan dalam membentuk perekonomian Kota Malang,
kontribusi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
mencapai 28,90%. Sarana tempat belanja atau pasar tradisional
yang ada di Kota Malang sebanyak 28 pasar dengan berbagai
kelas pasar. Dengan jumlah bedak sebanyak 2.758 unit, 15.788
los/emper dan PKL 2.251, sedangkan jumlah pedagang 13.671
pedagang.
BAB I - PENDAHULUAN
8
8
D. SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Malang pada
tahun 2016 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, yang telah
ditindaklanjuti dengan:
1. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8
Tahun 2014;
2. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu,
Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah;
3. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
4. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;
5. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus
KORPRI;
6. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah;
7. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
BAB I - PENDAHULUAN
9
9
Adapun Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Malang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah sebagai
berikut:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Dinas Daerah (ada 16 Dinas): Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas
Perhubungan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata,
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perumahan dan Pengawasan Bangunan, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan, Dinas Pasar, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Dinas Pertanian, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Sosial,
Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil.
4. Lembaga Teknis Daerah:
a. Inspektorat;
b. Badan (ada 7 Badan): Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik,
Badan
Keluarga
Berencana
dan
PemberdayaanMasyarakat, Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu, dan Badan Lingkungan Hidup;
c. Kantor (ada 2 Kantor):Kantor Ketahanan Pangan, dan
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah;
5. Satuan Polisi Pamong Praja;
6. Kecamatan (ada 5 Kecamatan): Kecamatan Kedungkandang,
Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing,
dan Kecamatan Lowokwaru;
BAB I - PENDAHULUAN
10
10
7. Kelurahan yang terdiri dari 57 Kelurahan;
8. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;
9. Rumah Sakit Umum Daerah; dan
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Kemudian dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah
Nomor
18
Tahun
2016
tentang
Perangkat
Daerah
telah
ditindaklanjuti dengan diundangkannya Peraturan Daerah Kota
Malang Nomor 7Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat
Daerah,
sehingga
Susunan
Perangkat
Daerah
Pemerintah Kota Malang pada tahun 2017 mengalami perubahan
sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Badan Daerah (ada 6 Badan):Badan Perencanaan, Penelitian
dan Pengembangan, Badan Kepegawaian Daerah, Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pelayanan Pajak
Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik;
5. Dinas Daerah (ada 19 Dinas):Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Sosial,
Dinas
Tenaga
Kerja,
Dinas
Lingkungan
Hidup,
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Dinas Perhubungan, Dinas Komunikasi
dan Informatika, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas
Penanaman
Modal
dan
PTSP,
Dinas
Kebudayaan
danPariwisata, Dinas Kepemudaan dan Olah Raga, Dinas
BAB I - PENDAHULUAN
11
11
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah, Dinas Perdagangan,
Dinas Perindustrian, dan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan;
6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Kecamatan (ada 5 Kecamatan):
a. Kecamatan Kedungkandang, meliputi 12 Kelurahan;
b. Kecamatan Sukun, meliputi 11 Kelurahan;
c. Kecamatan Klojen, meliputi 11 Kelurahan;
d. Kecamatan Blimbing, meliputi 11 Kelurahan; dan
e. Kecamatan Lowokwaru, meliputi 12 Kelurahan.
E. SUMBER DAYA APARATUR
Salah satu instrumen penunjang pokok pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
adalah aparatur dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota
Malangberdasarkan data SIMPEG Tahun 2016 sebanyak 7.854
orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4.024 orang dan
perempuan sebanyak 3.830 orang.
BAB I - PENDAHULUAN
12
12
Tabel 1.5
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Data SIMPEG Tahun 2016
No.
Tingkat
Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
TOTAL
1.
SD / Sederajat
399
11
410
2.
SLTP / Sederajat
575
27
602
3.
SLTA / Sederajat
1.218
507
1.725
4.
Diploma I
8
9
17
5.
Diploma II
75
155
230
6.
Diploma III
139
349
488
7.
Strata I
1.324
2.417
3.741
8.
Strata II
281
353
634
9.
Strata III
5
2
7
4.024
3.830
7.854
JUMLAH
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah
BAB I - PENDAHULUAN
13
13
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013 - 2018
Rencana Strategis merupakan suatu proses perencanaan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun
waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi
yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program Kepala
Daerah. Perencanaan strategis juga merupakan langkah awal
yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan strategis, baik lokal, nasional
maupun
global
dan
tetap
Administrasi Negara
berada
dalam
tatanan
Sistem
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,
Pemerintah Daerah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya
dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam
upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
RPJMD
Kota
Malang
Tahun
2013-2018
merupakan
Dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan
setiap
lima
tahun
menggambarkan
(perencanaan
visi,
misi,
jangka
tujuan,
menengah)
sasaran,
yang
strategi
dan
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah. RPJMD
secara
sistematis
mengedepankan
isu–isu
lokal,
yang
diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana
pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan
sehingga
dapat
diimplementasikan
secara
bertahap
sesuai
dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN14
KINERJA
14
1. Visi
Berdasarkan
kondisi
Kota
Malang,
serta
peluang,
tantangan dan isu strategis yang akan dihadapi dalam
5 tahun mendatang, Walikota dan Wakil Walikota membuat
Visi Kota Malang Tahun 2013-2018, sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Malang Tahun 2013-2018 jo. Peraturan Walikota Malang
Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator
Kinerja Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 93
Tahun 2015, sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA
BERMARTABAT”
Penjelasan dari Visi sebagai berikut:
Istilah MARTABAT adalah istilah yang menunjuk pada harga
diri kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan. Sehingga,
dengan
visi
"Menjadikan
Kota
Malang
sebagai
Kota
BERMARTABAT" diharapkan dapat terwujud suatu kondisi
kemuliaan bagi Kota Malang dan seluruh masyarakatnya. Hal
ini
adalah
penerjemahan
langsung
dari
konsep
Islam
mengenai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT).
Untuk dapat disebut sebagai Kota BERMARTABAT, maka
akan diwujudkan Kota Malang yang aman, tertib, bersih, dan
asri, dimana masyarakat Kota Malang adalah masyarakat
yang mandiri, makmur, sejahtera, terdidik dan berbudaya,
serta memiliki nilai religiusitas yang tinggi dilandasi dengan
sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN15
KINERJA
15
tengah-tengah masyarakat, dengan Pemerintah Kota Malang
yang bersih dari KKN dan sungguh-sungguh melayani
masyarakat. Sehingga, Kota Malang secara umum akan
memiliki keunggulan-keunggulan dan berdaya saing tinggi
untuk dapat menempatkan diri sebagai kota yang terkemuka
dengan berbagai prestasi di berbagai bidang.
Visi Kota Malang tersebut berpedoman pada Visi
Pembangunan Kota Malang yang termuat dalam Rencana
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang Tahun 20052025, yaitu:
"TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA
PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS, BERBUDAYA,
BERWAWASAN LINGKUNGAN MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA".
2. Misi
Untuk mewujudkan Visi Walikota dan Wakil Walikota
ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan
pelayanan pendidikan dan kesehatan;
b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah;
c. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap
masyarakat
rentan,
pengarusutamaan
gender
serta
kerukunan sosial;
d. Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur
dan
daya
dukung Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib
penataan ruang serta berwawasan lingkungan; dan
e. Mewujudkan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
dan
kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN16
KINERJA
16
3. Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan visi dan misi pembagunan daerah Kota
Malang Tahun 2013-2018 ditetapkan 12 (dua belas) tujuan,
yaitu sebagai berikut:
Tujuan 1
: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas
dan pemerataan pelayanan pendidikan.
Sasaran:
Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas
dan
pemerataan pelayanan pendidikan;
Tujuan 2
: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas
dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran:
Meningkatnya
aksesibilitas,
kualitas
dan
pemerataan pelayanan kesehatan.
Tujuan 3
: Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah
melalui penguatan sektor ekonomi dan usaha
kecil
menengah,
perindustrian
dan
perdagangan, serta pariwisata daerah.
Sasaran:
Meningkatnya aktivitas ekonomi dan kualitas
kelembagaan koperasi, serta etos kerja UKM;
Meningkatnya
kontribusi
sektor
industri,
perdagangan dan pariwisata.
Tujuan 4
: Terwujudnya perluasan kesempatan kerja.
Sasaran :
Meningkatnya kesempatan kerja;
Meningkatnya kinerja penanaman modal dan
investasi daerah
Tujuan 5
: Terwujudnya kertersediaan dan akses pangan.
Sasaran :
Meningkatnya
ketersediaan
pangan
(food
availability)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN17
KINERJA
17
Tujuan 6
: Terwujudnya
peningkatan
perlindungan
terhadap masyarakat rentan dan pengentasan
kemiskinan.
Sasaran :
Menurunnya penduduk miskin;
Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut
usia tidak potensial;
Meningkatnya perlindungan terhadap korban
bencana.
Tujuan 7
: Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan
dan
peran
perempuan,
serta
terjaminnya
pengarusutamaan gender.
Sasaran :
Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran
perempuan di semua bidang dan terjaminnya
Kesetaraan Gender.
Tujuan 8
: Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan
sosial masyarakat.
Sasaran :
Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama
dan kerukunan antar umat beragama;
Meningkatnya
kehidupan
masyarakat
yang
aman dan tertib.
Tujuan 9
: Terwujudnya peningkatan kualitas infrastruktur
dan daya dukung kota.
Sasaran:
Meningkatnya kualitas infrastruktur, prasarana
dan
sarana
transportasi
jalan,
serta
daya
dukung kota dengan berwawasan lingkungan.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN18
KINERJA
18
Tujuan 10 : Terwujudnya peningkatan tertib pemanfaatan
ruang kota sesuai peruntukannya.
Sasaran:
Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang kota
sesuai peruntukannya.
Tujuan 11 : Terwujudnya
transparansi dan akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Daerah.
Sasaran:
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas
kinerja pemerintah daerah.
Tujuan 12 : Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan
publik
yang
profesional,
akuntabel
dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat.
Sasaran:
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
publik
menuju pelayanan yang profesional, akuntabel
dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN19
KINERJA
19
Tabel 2.1
Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Kota Malang
Visi : TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA BERMARTABAT
Tujuan
Misi
1
I.
Meningkatkan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan dan
kesehatan
Sasaran
Uraian
Indikator
Kinerja
Uraian
Indikator
Kinerja
2
3
4
5
1. Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Angka Melek
Huruf
Angka
kelulusan
1. Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas
dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
SD/MI
Angka
Partisipasi
Murni (APM)
SD/MI
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
SMP/MTs
Angka
Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs
Angka Melek
Huruf
Angka
kelulusan
Persentase
anak usia
sekolah dari
keluarga pra
sejahtera yang
sekolah lulus
sampai
dengan
SMP/MTs
2. Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Angka Usia
1. Meningkatnya
Harapan Hidup
aksesibilitas,
(AHH)
kualitas
dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN20
KINERJA
Angka
Kematian Bayi
Per 1000
Kelahiran
Hidup (KH)
Angka
Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran
Hidup (KH)
20
1
2
3
4
5
Rasio Tenaga
Medis per
Satuan
Penduduk (per
1.000
penduduk)
Rasio
Posyandu per
Satuan Balita
Persentase
Penduduk
Miskin yang
mendapatkan
fasilitas
pengobatan
gratis
Angka Usia
Harapan
Hidup (AHH)
II.
Meningkatkan
1. Terwujudnya
produktivitas dan
peningkatan
daya saing
perekonomian
daerah
daerah melalui
penguatan sektor
ekonomi dan
usaha kecil
menengah,
perindustrian
dan
perdagangan,
serta pariwisata
daerah
Pertumbuhan
PDRB
1. Meningkatnya
aktivitas
ekonomi
dan
kualitas
kelembagaan
Persentase
koperasi, serta
Koperasi Sehat
etos kerja UKM
Persentase
koperasi sehat
2. Meningkatnya
kontribusi
sektor industri,
perdagangan
dan pariwisata
Persentase
sektor
perdagangan,
hotel dan
restoran
terhadap Total
PDRB
Kontribusi
UKM terhadap
Total PDRB
Persentase
sektor industri
pengolahan
terhadap Total
PDRB
2. Terwujudnya
Tingkat
perluasan
Pengangguran
kesempatan kerja Terbuka (TPT)
Persentase
peningkatan
nilai
penanaman
modal dan
investasi
daerah
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN21
KINERJA
1. Meningkatnya
kesempatan
kerja
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
Tingkat
partisipasi
angkatan
kerja
2. Meningkatnya
kinerja
penanaman
modal dan
investasi
daerah
Persentase
peningkatan
nilai
penanaman
modal dan
investasi
daerah
21
1
2
3
3. Terwujudnya
Ketersediaan
ketersediaan dan pangan (food
akses pangan
availiability)
III. Meningkatkan
1. Terwujudnya
kesejahteraan dan
peningkatan
perlindungan
perlindungan
terhadap
terhadap
masyarakat
masyarakat
rentan,
rentan dan
pengarusutamaan
pengentasan
gender serta
kemiskinan
kerukunan sosial
Angka
kemiskinan
4
5
1. Meningkatnya Ketersediaan
ketersediaan
pangan (food
pangan
(food availibility)
availibility)
1. Menurunnya
persentase
penduduk
miskin
Angka
kemiskinan
2. Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang
cacat fisik dan
mental serta
lanjut usia
tidak potensial
Persentase
penyandang
cacat fisik dan
mental serta
lanjut usia
tidak potensial
yang
mendapatkan
penanganan
3. Meningkatnya
perlindungan
terhadap
korban
bencana
Persentase
korban
bencana yang
tertangani
2. Terwujudnya
Indeks
peningkatan
Pembangunan
kualitas
Gender (IPG)
kehidupan dan
peran perempuan,
serta terjaminnya
pengarusutamaan
gender
1. Meningkatnya
kualitas
kehidupan dan
peran
perempuan di
semua Bidang
dan
terjaminnya
Kesetaraan
Gender
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)
3. Terwujudnya
Angka
peningkatan
kriminalitas
kualitas
kerukunan sosial
masyarakat
1. Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama dan
kerukunan
antar umat
beragama
Persentase
kesepakatan
hasil
pertemuan
antar umat
beragama yang
ditindaklanjuti
Indeks
Pemberdayaan
Gender (IDG)
Persentasepen
urunan
kerusuhan
bermotif SARA
2. Meningkatkan
kehidupan
masyarakat
yang aman dan
tertib
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN22
KINERJA
Persentase
penurunan
angka
kriminalitas
Persentase
penurunan
kasus
pelanggaran
Perda
22
1
2
3
IV. Meningkatnya
1. Terwujudnya
Predikat
pembangunan
peningkatan
Adipura
infrastruktur dan
kualitas
daya dukung Kota
infrastruktur dan
Predikat
yang terpadu dan
daya dukung
Wahana Tata
berkelanjutan,
kota
Nugraha
tertib penataan
ruang serta
berwawasan
lingkungan
2. Terwujudnya
peningkatan
tertib
pemanfaatan
ruang kota
sesuai
peruntukannya
Persentase
luasan RTH
4
5
1. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur,
prasarana dan
sarana
transportasi
jalan, serta
daya dukung
kota dengan
berwawasan
lingkungan
Luasan
kawasan
kumuh
1. Meningkatnya
tertib
pemanfaatan
ruang kota
sesuai
peruntukannya
Persentase
luasan RTH
Persentase jalan
kota dalam
kondisi baik
Persentase
layanan air
bersih
Persentase
pelanggaran
tata ruang yang
tertangani
Persentase
luasan wilayah
yang telah
sesuai dengan
peruntukannya
V.
Mewujudkan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi dan
kualitas
pelayanan publik
yang profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
1. Terwujudnya
Opini BPK
transparansi dan
akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah
Daerah
1. Meningkatnya
transparansi
dan
akuntabiltas
kinerja
pemerintah
daerah
Jumlah SKPD
yang
ditetapkan
sebagai WBK
Nilai SAKIP
Kota Malang
Opini BPK
2. Terwujudnya
peningkatan
kualitas
pelayanan publik
yang profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
Survei
Kepuasan
Masyarakat
(SKM)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN23
KINERJA
1. Meningkatnya
kualitas
pelayanan
publik menuju
pelayanan
yang
profesional dan
berorientasi
pada kepuasan
masyarakat
Survei
Kepuasan
Masyarakat
(SKM)
23
4. Strategi dan Arah Kebijakan
Untuk mencapai Visi Pemerintah Kota Malang 20132018, digunakan 4 (empat) strategi pokok yaitu strategi pro
growth, pro job, pro poor, dan pro gender. Pro growth berarti,
pembangunan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah melalui sejumlah instrumen seperti adanya
peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur. Pro
job
berarti
pembangunan
diarahkan
untuk
mendorong
terbukanya peluang kerja bagi angkatan kerja, khususnya
bagi lulusan sekolah. Pro poor berarti, pembangunan memiliki
dimensi keberpihakan kepada Wong Cilik, yakni kelompokkelompok masyarakat yang belum berdaya. Strategi demikian
dilakukan
melalui
program-program
perlindungan
dan
pemberdayaan. Pro gender berarti pembangunan di Kota
Malang dilakukan dengan prinsip kesetaraan fungsi dan
peran laki-laki dan perempuan. Keempat strategi itu sekaligus
berarti adanya upaya untuk menggabungkan dua strategi
pokok pembangunan yang selama ini dikenal, yaitu Strategi
Pertumbuhan dan Strategi Pemerataan.
Arah kebijakan pembangunan Kota Malang 2013-2018,
beserta
keterkaitannya
dengan
rumusan
Misi,
Tujuan,
Sasaran, dan Strategi yang dipilih sebagaimana tercantum
dalam BAB VI lampiran Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN24
KINERJA
24
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang
ditetapkan
dalam
Peraturan
Walikota
Malang
Nomor
94
Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Pemerintah Kota Malang.
Adapun IKU Pemerintah Kota Malang sebagaimana
tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang
Tujuan
1.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Sasaran Strategis
1.
Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Indikator Kinerja
Utama
Angka Partisipasi
Kasar (APK) SD/MI
Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI
Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMP/MTs
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA
Angka Melek Huruf
Angka kelulusan
Persentase anak usia
sekolah dari keluarga
pra sejahtera yang
sekolah lulus sampai
dengan SMP/MTs
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN25
KINERJA
25
Tujuan
2.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Sasaran Strategis
2.
Meningkatnya
aksesibilitas,
kualitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Indikator Kinerja
Utama
Angka Kematian Bayi
Per 1000 Kelahiran
Hidup (KH)
Angka Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Rasio Tenaga Medis
per Satuan Penduduk
(per 1.000 penduduk)
Rasio Posyandu
Satuan Balita
per
Persentase Penduduk
Miskin
yang
mendapatkan fasilitas
pengobatan gratis
Angka Usia Harapan
Hidup (AHH)
3.
4.
5.
Terwujudnya
3.
peningkatan
perekonomian
daerah melalui
penguatan sektor
ekonomi dan usaha
kecil menengah,
4.
perindustrian dan
perdagangan, serta
pariwisata daerah
Terwujudnya
perluasan
kesempatan kerja
Terwujudnya
ketersediaan dan
akses pangan
5.
Meningkatnya
aktivitas ekonomi
dan kualitas
kelembagaan
koperasi, serta etos
kerja UKM
Persentase
sehat
koperasi
Meningkatnya
kontribusi sektor
industri,
perdagangan dan
pariwisata
Persentase sektor
perdagangan, hotel
dan restoran terhadap
Total PDRB
Meningkatnya
kesempatan kerja
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
Kontribusi UKM
terhadap Total PDRB
Persentase sektor
industri pengolahan
terhadap Total PDRB
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
6.
Meningkatnya
kinerja penanaman
modal dan investasi
daerah
Persentase
peningkatan nilai
penanaman modal
dan investasi daerah
7.
Meningkatnya
ketersediaan
pangan (food
availibility)
Ketersediaan pangan
(food availibility)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN26
KINERJA
26
Tujuan
6.
Sasaran Strategis
Terwujudnya
8.
peningkatan
perlindungan
terhadap
9.
masyarakat rentan
dan pengentasan
kemiskinan
Menurunnya
persentase
penduduk miskin
Angka kemiskinan
Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang cacat
fisik dan mental
serta lanjut usia
tidak potensial
Persentase
penyandang cacat
fisik dan mental serta
lanjut usia tidak
potensial yang
mendapatkan
penanganan
10. Meningkatnya
perlindungan
terhadap korban
bencana
7.
8.
Indikator Kinerja
Utama
Persentase korban
bencana yang
tertangani
Terwujudnya
11. Meningkatnya
peningkatan
kualitas kehidupan
kualitas kehidupan
dan peran
dan peran
perempuan di
perempuan, serta
semua bidang dan
terjaminnya
terjaminnya
pengarusutamaan
Kesetaraan Gender
gender
Indeks Pembangunan
Gender (IPG)
Terwujudnya
peningkatan
kualitas
kerukunan sosial
masyarakat
Persentase
kesepakatan hasil
pertemuan antar
umat beragama yang
ditindaklanjuti
12. Meningkatnya
layanan kehidupan
beragama dan
kerukunan antar
umat beragama
Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG)
Persentase penurunan
kerusuhan bermotif
SARA
13. Meningkatkan
kehidupan
masyarakat yang
aman dan tertib
Persentase penurunan
angka kriminalitas
Persentase penurunan
kasus pelanggaran
Perda
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN27
KINERJA
27
Tujuan
9.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas
infrastruktur dan
daya dukung kota
Sasaran Strategis
14. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur,
prasarana dan
sarana transportasi
jalan, serta daya
dukung kota dengan
berwawasan
lingkungan
10. Terwujudnya
15. Meningkatnya tertib
peningkatan tertib
pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
kota sesuai
kota sesuai
peruntukannya
peruntukannya
Indikator Kinerja
Utama
Luasan kawasan
kumuh
Persentase jalan kota
dalam kondisi baik
Persentase layanan air
bersih
Persentase luasan RTH
Persentase
pelanggaran tata
ruang yang tertangani
Persentase luasan
wilayah yang telah
sesuai dengan
peruntukannya
11. Terwujudnya
16. Meningkatnya
Jumlah SKPD yang
transparansi dan
transparansi dan
ditetapkan sebagai
akuntabilitas
akuntabiltas kinerja WBK
Kinerja Pemerintah
pemerintah daerah Nilai SAKIP Kota
Daerah
Malang
Opini BPK
17. Terwujudnya
peningkatan
kualitas pelayanan
publik yang
profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN28
KINERJA
Survei Kepuasan
Masyarakat (SKM)
28
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian
Kinerja
pada
dasarnya
adalah
pernyataan
komitmen pimpinan yang mempresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang
waktu satu tahun berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
mempertimbangkan
sumber
daya
yang
tersedia.
Tujuan
penyusunan Perjanjian Kinerja, yaitu:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi
amanah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
kinerja aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasarevaluasi kinerja
aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian
penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan
monitoring,
evaluasi
dan
supervisi
atas
perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah.
Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Malang
Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN29
KINERJA
29
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan
pendidikan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
%
99,63
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
%
88,97
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
%
94,01
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
%
70
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
%
92,66
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA
%
64,76
Angka Melek Huruf
%
99,92
SD/MI
%
99,23
SMP/MTs
%
99,66
SMA/MA/SMK
%
99,54
Persentase anak usia sekolah dari
keluarga pra sejahtera yang sekolah lulus
sampai dengan SMP/MTs
%
16
Angka kelulusan
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan pemerataan pelayanan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran
Hidup (KH)
-
16
Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
-
128
Rasio Tenaga Medis per Satuan
Penduduk (per 1.000 penduduk)
-
1,1
Rasio Posyandu per Satuan Balita
-
1:102
Persentase
Penduduk
Miskin
yang
mendapatkan fasilitas pengobatan gratis
Angka Usia Harapan Hidup (AHH)
%
76
Tahun
70,98
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN30
KINERJA
30
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya aktivitas ekonomi dan kualitas kelembagaan
koperasi, serta etos kerja UKM
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase koperasi sehat
%
56,69
Kontribusi UKM terhadap Total PDRB
%
54,67
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya kontribusi sektor industri, perdagangan dan
pariwisata
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase sektor perdagangan, hotel dan
restoran terhadap Total PDRB
%
39,95
Persentase sektor industri pengolahan
terhadap Total PDRB
%
32,02
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya kesempatan kerja
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
%
6,80
Tingkat partisipasi angkatan kerja
%
80
Sasaran Strategis 6
Meningkatnya kinerja penanaman modal dan investasi daerah
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase peningkatan nilai penanaman
modal dan investasi daerah
%
5
Sasaran Strategis 7
Meningkatnya ketersediaan pangan (food availibility)
Indikator Kinerja Utama
Ketersediaan pangan (food availibility)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN31
KINERJA
Satuan
-
Target 2016
10,91
31
Sasaran Strategis 8
Menurunnya persentase penduduk miskin
Indikator Kinerja Utama
Angka kemiskinan
Satuan
Target 2016
%
3,88
Sasaran Strategis 9
Meningkatnya perlindungan terhadap penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial
Indikator Kinerja Utama
Persentase penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial
yang mendapatkan penanganan
Satuan
Target 2016
%
17
Sasaran Strategis 10
Meningkatnya perlindungan terhadap korban bencana
Indikator Kinerja Utama
Persentase korban bencana yang
tertangani
Satuan
Target 2016
%
100
Sasaran Strategis 11
Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua
Bidang dan terjaminnya Kesetaraan Gender
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
-
74,79
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
-
77,21
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN32
KINERJA
32
Sasaran Strategis 12
Meningkatnya layanan kehidupan beragama dan kerukunan antar
umat beragama
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase kesepakatan hasil pertemuan
antar umat beragama yang
ditindaklanjuti
%
100
Persentase penurunan kerusuhan
bermotif SARA
%
15
Sasaran Strategis 13
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang aman dan tertib
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase penurunan angka kriminalitas
%
10
Persentase penurunan kasus pelanggaran
Perda
%
5
Sasaran Strategis 14
Meningkatnya kualitas infrastruktur, prasarana dan sarana
transportasi jalan, serta daya dukung kota dengan berwawasan
lingkungan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Luasan kawasan kumuh
ha
360
Persentase jalan kota dalam kondisi baik
%
96
Persentase layanan air bersih
%
87
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN33
KINERJA
33
Sasaran Strategis 15
Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang kota sesuai
peruntukannya
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase luasan RTH
%
15,95
Persentase pelanggaran tata ruang yang
tertangani
%
95
Persentase luasan wilayah yang telah
sesuai dengan peruntukannya
%
100
Sasaran Strategis 16
Meningkatnya transparansi dan akuntabiltas kinerja pemerintah
daerah
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
SKPD
4
Nilai SAKIP Kota Malang
-
66
Opini BPK
-
WTP
Jumlah SKPD yang ditetapkan sebagai
WBK
Sasaran Strategis 17
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
Indikator Kinerja Utama
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN34
KINERJA
Satuan
Target 2016
-
77,66
34
Dukungan anggaran terhadap pencapaian kinerja yang
telah diperjanjikan pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp.
972.438.255.448,74
yang
dijabarkan
dalam
masing-masing
sasaran strategis sebagai berikut:
No.
Anggaran
(Rp)
Sasaran Strategis
1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan 147.365.497.030,00
pemerataan pelayanan pendidikan
2. Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan
pemerataan pelayanan
94.036.872.603,00
3. Meningkatnya aktivitas ekonomi dan
kualitas kelembagaan koperasi, serta etos
kerja UKM
6.210.000.000,00
4. Meningkatnya kontribusi sektor industri,
perdagangan dan pariwisata
23.008.431.500,00
5. Meningkatnya kesempatan kerja
4.665.847.000,00
6. Meningkatnya kinerja penanaman modal
dan investasi daerah
1.620.000.000,00
7. Meningkatnya ketersediaan pangan (food
availibility)
7.201.410.000,00
8. Menurunnya
miskin
persentase
penduduk
13.989.659.550,00
9. Meningkatnya perlindungan terhadap
penyandang cacat fisik dan mental serta
lanjut usia tidak potensial
2.114.113.000,00
10. Meningkatnya perlindungan
korban bencana
terhadap
2.317.090.000,00
11. Meningkatnya kualitas kehidupan dan
peran perempuan di semua bidang dan
terjaminnya Kesetaraan Gender
7.525.786.760,00
12. Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama dan kerukunan antar umat
beragama
16.388.134.112,00
13. Meningkatkan kehidupan
yang aman dan tertib
14.618.988.600,00
masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN35
KINERJA
35
No.
Sasaran Strategis
Anggaran
(Rp)
14. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur, 261.674.491.087,00
prasarana dan sarana transportasi jalan,
serta
daya
dukung
kota
dengan
berwawasan lingkungan
15. Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang
kota sesuai peruntukannya
19.266.636.700,00
16. Meningkatnya
transparansi
dan
akuntabiltas kinerja pemerintah daerah
29.080.662.241,00
17. Terwujudnya
peningkatan
kualitas 321.354.635.265,74
pelayanan
publik
yang
profesional,
akuntabel
dan
berorientasi
pada
kepuasan masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN36
KINERJA
36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja diukur dengan melakukan pengumpulan
data kinerja yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai tugas pokok fungsinya. Data Kinerja dimaksud
dilakukan verifikasi data internal guna menjaga keakuratan data.
Kemudian capaian kinerja diukur dengan membandingkan
realisasi dan target kinerja. Adapun penanggung jawab data kinerja
tiap-tiap Indikator Kinerja sebagai berikut:
KINERJA UTAMA/
TUJUAN/SASARAN
Meningkatnya kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan pelayanan
pendidikan
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
PENANGGUNG
JAWAB
1. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SD/MI
Dinas Pendidikan
2. Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI
Dinas Pendidikan
3. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMP/
MTs
Dinas Pendidikan
4. Angka Partisipasi
Dinas Pendidikan
Murni (APM) SMP/MTs
5. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMA/
SMK/MA
Dinas Pendidikan
6. Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA
Dinas Pendidikan
7. Angka Melek Huruf
Dinas Pendidikan
8. Angka Kelulusan:
- SD
- SMP
- SMA
Dinas Pendidikan
9. Persentase anak usia
sekolah dari keluarga
pra sejahtera yang
sekolah lulus sampai
dengan SMP/MTs
Dinas Pendidikan
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA
37
KINERJA UTAMA/
TUJUAN/SASARAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
PENANGGUNG
JAWAB
Meningkatnya
1. Angka Kematian Bayi
aksesibilitas, kualitas dan
per 1000 Kelahiran
pemerataan pelayanan
Hidup (KH)
kesehatan
2. Angka Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Dinas Kesehatan
3. Rasio Tenaga Medis
per Satuan Penduduk
(per 1.000 penduduk)
Dinas Kesehatan
4. Rasio Posyandu
Satuan Balita
Dinas Kesehatan
per Dinas Kesehatan
5. Persentase Penduduk Dinas Kesehatan
Miskin yang
mendapatkan fasilitas
pengobatan gratis
6. Angka Usia Harapan
Hidup (AHH)
Dinas Kesehatan
Meningkatnya aktivitas
ekonomi dan kualitas
kelembagaan koperasi,
serta etos kerja UKM
1. Persentase koperasi
sehat
Dinas Koperasi dan
UKM
2. Kontribusi UKM
terhadap Total PDRB
Dinas Koperasi dan
UKM
Meningkatnya kontribusi
sektor industri,
perdagangan dan
pariwisata
1. Persentase sektor
Badan Perencanaan
perdagangan, hotel
Pembangunan
dan restoran terhadap Daerah
total PDRB
2. Persentase sektor
industri pengolahan
terhadap total PDRB
Meningkatnya
kesempatan kerja
Meningkatnya kinerja
penanaman modal dan
investasi daerah
Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1. Tingkat Pengangguran Dinas
Terbuka (TPT)
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
2. Tingkat partisipasi
angkatan kerja
Dinas
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
Persentase peningkatan
nilai penanaman modal
dan investasi daerah
Bagian Kerjasama
dan Penanaman
Modal
Meningkatnya
Ketersediaan pangan
ketersediaan pangan (food (food availability)
availibility)
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA
Dinas Pertanian
38
KINER
Syukur
Alhamdulillah
patut
kita
panjatkan
kehadirat
Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, Laporan
Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang Tahun 2016 dapat
diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota
Malang memuat informasi kinerja Pemerintah Kota Malang dalam
menyelenggarakan
pemerintahan
sebagaimana
tertuang
dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang
Tahun 2013-2018.
Laporan
Kinerja
Tahunan
ini
disusun
berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat gambaran
tingkat
pencapaian
kinerja
Pemerintah
Kota
Malang
pada
Tahun 2016.
Demikian Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang
ini disusun, agar dapat bermanfaat untuk perbaikan perencanaan,
penilaian
dan
perbaikan
pelaksanaan
program
dan
kegiatan,
peningkatan kinerja dan penilaian kinerja.
Malang,
Maret 2017
WALIKOTA MALANG,
H. MOCH. ANTON
KATA PENGANTAR
i
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................... ii
Pernyataan Telah Direviu .............................................................. iv
Ringkasan Eksekutif ..................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Gambaran Umum Pemerintah Kota Malang ...................... 2
C. Pertumbuhan Ekonomi..................................................... 8
D. Susunan Perangkat Daerah .............................................. 9
E. Sumber Daya Aparatur ..................................................... 12
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................... 14
A. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 ................................ 14
B. Indikator Kinerja .............................................................. 25
C. Perjanjian Kinerja ............................................................. 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................ 37
A. Pengukuran Kinerja .......................................................... 40
1. Capaian Kinerja Tujuan .............................................. 43
2. Capaian Kinerja Sasaran............................................. 51
3. Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian
Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Sebelumnya ............ 76
4. Perbandingan
Realisasi
Kinerja
sampai
dengan
Tahun Ini dengan Target Jangka Menengah yang
Terdapat
dalam
Dokumen
yang
Merupakan
Kemajuan Pencapaian Target Jangka Menengah ......... 82
5. Perbandingan
Realisasi
Kinerja
dengan
Daerah
Sekitar ........................................................................ 90
B. Akuntabilitas Keuangan ................................................... 95
C. Permasalahan dan Solusi dalam Pencapaian Indikator
Kinerja Sasaran ................................................................ 106
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 110
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang
Penyempurnaan
Indikator
Kinerja
Daerah
Kota
Malang
Tahun 2013-2018, yang merupakan kebijakan yang mengatur
penyempurnaan indikator kinerja yang ada dalam RPJMD, telah
menetapkan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama yang harus
dicapai Pemerintah Kota Malang dalam kurun waktu lima tahun
mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Malang melalui Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Tahun
Anggaran
2016 dan
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Tahun
Anggaran 2016, telah menetapkan Program dan Kegiatan serta
anggaran yang dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Secara umum capaian kinerja
sasaran yang telah dilakukan pengukuran telah berhasil dicapai
dengan maksimal yaitu 102%.
Anggaran yang digunakan dalam mencapai keberhasilan
tersebut sebesar Rp. 1.803.419.132.331,33 dari pagu anggaran
Rp. 2.132.444.361.610,25, sehingga terdapat efisiensi anggaran
Rp. 329.025.229.278,92 atau 14,43%.
Keberhasilan capaian kinerja Pemerintah Kota Malang dapat
terwujud berkat dukungan semua elemen masyarakat Kota Malang,
yang akan terus dipelihara dan akan lebih ditingkatkan guna
mencapai sasaran kinerja yang lebih baik.
RINGKASAN EKSEKUTIF
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahwa sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah diterbitkan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, yang kemudian dicabut dengan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(SAKIP).
Dalam
ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
dinyatakan bahwa Azas-azas Umum Penyelenggaraan Negara,
meliputi: Azas Kepastian Hukum, Azas Tertib Penyelenggaraan
Negara, Azas Kepentingan Umum, Azas Keterbukaan, Azas
Proporsionalitas, Azas Profesionalitas, dan Azas Akuntabilitas.
Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Walikota
menyusun Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Daerah dan
menyampaikannya
Pembangunan
Pembangunan
BAB I - PENDAHULUAN
kepada
Gubernur,
Nasional/Kepala
Nasional,
Menteri
1
Menteri
Badan
Perencanaan
Perencanaan
Pendayagunaan
Aparatur
1
Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Dengan demikian, Laporan Kinerja yang disusun secara
periodik setiap akhir tahun anggaran tersebut menjadi media
pertanggungjawaban dan sebagai perwujudan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan
pelaksanaan
diamanatkan
para
program
pemangku
dan
kegiatan
kepentingan
yang
dalam
telah
rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau
target kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu juga berperan
sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong
terwujudnya Good Governance atau dalam perspektif yang lebih
luas berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
B. GAMBARAN UMUM KOTA MALANG
1. Kondisi Geografis
Kota Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km2, dan
terdiri atas 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kota Malang Berdasarkan Kecamatan
No.
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
dalam
Wilayah
Kecamatan
1.
Kedungkandang
12
39,89
36,24
2.
Sukun
11
20,97
19,05
3.
Klojen
11
8,83
8,02
4.
Blimbing
11
17,77
16,15
5.
Lowokwaru
12
22,60
20,53
57
110,06
100
Total
Luas
Wilayah
(Km2)
Persentase
Terhadap
Luas Kota
(%)
Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kota Malang
BAB I - PENDAHULUAN
2
2
Secara
astronomis,
Kota
Malang
terletak
pada
07O46’48” LS-8O46’42” LS dan 112O31’42” BT-112O48’48” BT,
dan secara geografis, letak Kota Malang berbatasan langsung
dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Malang,
yakni:
Sebelah Utara
:
Kecamatan Singosari dan Kecamatan
Karangploso
Sebelah Timur
:
Kecamatan
Pakis
dan
Kecamatan
Tumpang
Sebelah Selatan
:
Kecamatan Tajinan dan Kecamatan
Pakisaji
Sebelah Barat
:
Kecamatan
Wagir
dan
Kecamatan
Dau
Secara topografis sebagian besar wilayah Kota Malang
merupakan dataran dengan dikelilingi deretan bukit dan
pegunungan. Kota Malang terletak pada ketinggian antara
440-667m
(dpal),
dengan
keadaan
kemiringan
tanah
(topografi) Kota Malang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Kemiringan 0-8% tersebar diseluruh kecamatan di Kota
Malang. Kelas kemiringan ini tergolong datar agak landai.
Kondisi tanah yang berada pada kelas kemiringan ini
sangat potensial untuk dijadikan permukiman, pertanian,
dan perkebunan.
b) Kemiringan 8-15% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong landai agak miring. Kelas kemiringan ini berada
di seluruh kecamatan di Kota Malang. Kondisi tanah pada
kelas kemiringan ini cocok untuk dijadikan berbagai jenis
usaha konservasi tanah dan air.
BAB I - PENDAHULUAN
3
3
c) Kemiringan 15-25% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong miring agak curam. Kelas kemiringan ini juga
berada diseluruh kecamatan Kota Malang namun hanya
pada lokasi-lokasi tertentu seperti sempadan sungai.
Wilayah terluas pada kemiringan ini yaitu Kecamatan
Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru.
d) Kemiringan 25-45% merupakan kelas kemiringan yang
tergolong curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang
berada
disekitar
sempadan
sungai.
Namun
wilayah
terluas yang berada pada kelas kemiringan ini yaitu
Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru
yang merupakan tempat tertinggi di Kota Malang. Kondisi
tanah pada kelas kemiringan ini kurang baik untuk
dijadikan
pertanian
namun
demikian
perlu
dikelola
dengan memilih tanaman yang bisa digunakan untuk
konservasi.
e) Kemiringan >45% merupakan kelas kemiringan sangat
curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang berada di
Kecamatan Kedungkandang. Kondisi tanah pada kelas
kemiringan
ini
sangat
rentan
terhadap
erosi
maka
sebaiknya perlu upaya pelestarian hutan.
2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Kota Malang per 31 Desember 2016
sebesar 895.387 jiwa, yang terdiri dari WNA sejumlah 1.108
jiwa dan WNI sejumlah 894.278 jiwa yang tersebar di 5
Kecamatan,jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 13.593 jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan
BAB I - PENDAHULUAN
Kedungkandang
4
sebesar
208.979
jiwa
4
yang
terbagi ke dalam 63.580 Kepala Keluarga (KK), sedangkan
Kecamatan Klojen merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk paling sedikit yakni sebanyak 110.136 jiwa yang
terbagi ke dalam 35.739 KK, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan
per 31 Desember 2016
No.
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Persentase
Terhadap
Jumlah
Penduduk Kota
(%)
1.
Kedungkandang
208.979
23
63.580
2.
Sukun
206.612
23
64.154
3.
Klojen
110.136
12
35.739
4.
Blimbing
196.847
22
61.278
5.
Lowokwaru
172.813
19
53.676
895.387
100
278.427
Total
Jumlah
KK
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Diolah)
Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Klojen
merupakan wilayah yang paling padat penduduk, sementara
Kecamatan
Kedungkandang
menjadi
kecamatan
dengan
tingkat kepadatan penduduk paling rendah sebagaimana
tabel berikut:
BAB I - PENDAHULUAN
5
5
Tabel 1.3
Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang
Berdasarkan Kecamatan
per 31 Desember 2016
No.
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1.
Kedungkandang
208.979
39,89
5.239
2.
Sukun
206.612
20,97
9.853
3.
Klojen
110.136
8,83
12.473
4.
Blimbing
196.847
17,77
11.077
5.
Lowokwaru
172.813
22,60
7.647
895.387
110,06
8.135
Total
Luas
Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Diolah)
Berdasarkan aspek usia, sebagian besar penduduk di
Kota Malang terkategori sebagai penduduk usia produktif,
yakni pada rentang usia 15-64 tahun sebesar 634.555 jiwa
atau 71% dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah
penduduk yang termasuk ke dalam kategori penduduk usia
tidak produktif sebanyak 260.832 jiwa atau 29% dari total
penduduk. Adapun uraian jumlah penduduk berdasarkan
klasifikasi usia sebagaimana tabel berikut:
BAB I - PENDAHULUAN
6
6
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Kota Malang
Berdasarkan Kelompok Umur
per 31 Desember 2016
No.
Kelompok
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
Terhadap
Jumlah
Penduduk
(%)
1.
2.
3.
0-4
5-9
10 - 14
58.329
68.826
68.533
6,51
7,69
7,65
4.
5.
15 - 19
20 - 24
68.063
65.744
7,60
7,34
6.
25 - 29
67.731
7,56
7.
30 - 34
79.417
8,87
8.
9.
10.
35 - 39
40 - 44
45 - 49
79.557
69.535
64.716
8,89
7,77
7,23
11.
12.
50 - 54
55 - 59
56.019
47.888
6,26
5,35
13.
14.
60 - 64
≥ 65
35.885
65.144
4,01
7,28
895.387
100,00%
Total
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
BAB I - PENDAHULUAN
7
7
C. PERTUMBUHAN EKONOMI
Perubahan penghitungan PDRB dengan tahun dasar 2010
menempatkan Kota Malang pada posisi ke 11 besaran PDRB
se-Kabupaten/Kota di Jawa Timur, sebelumnya menempati
posisi ke-6 dengan seri tahun dasar 2000. Sedangkan di wilayah
Eks Karisidenan Malang PDRB Kota Malang menempati posisi ke3 setelah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka PDRB perkapita
Kota
Malang
menempati
posisi
ke
2
dibawah
Kabupaten
Pasuruan, yaitu sebesar Rp. 60.881.000,00.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Malang yaitu sebesar
5,82%. Kota Malang menempati posisi ketiga di wilayah Eks
Karisidenan Malang setelah Kota Batu dan Kota Probolinggo.
Perekonomian Kota Malang didukung oleh kegiatan industri,
dimana kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik
Brutonya mencapai 33,05%. Kegiatan industri dikelompokkan
berdasarkan jumlah tenaga kerja. Kelompok Industri Kecil dan
Rumah tangga adalah perusahaan industri dengan tenaga kerja
kurang
dari
10
orang,
kelompok
industri
sedang
adalah
perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 dan kelompok industri
besar adalah perusahaan dengan tenaga kerja sama dengan atau
lebihdari 100.
Di samping itu sektor Perdagangan merupakan sektor yang
sangat dominan dalam membentuk perekonomian Kota Malang,
kontribusi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
mencapai 28,90%. Sarana tempat belanja atau pasar tradisional
yang ada di Kota Malang sebanyak 28 pasar dengan berbagai
kelas pasar. Dengan jumlah bedak sebanyak 2.758 unit, 15.788
los/emper dan PKL 2.251, sedangkan jumlah pedagang 13.671
pedagang.
BAB I - PENDAHULUAN
8
8
D. SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Malang pada
tahun 2016 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, yang telah
ditindaklanjuti dengan:
1. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8
Tahun 2014;
2. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu,
Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah;
3. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
4. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;
5. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus
KORPRI;
6. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah;
7. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
BAB I - PENDAHULUAN
9
9
Adapun Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Malang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah sebagai
berikut:
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Dinas Daerah (ada 16 Dinas): Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas
Perhubungan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata,
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perumahan dan Pengawasan Bangunan, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan, Dinas Pasar, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Dinas Pertanian, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Sosial,
Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil.
4. Lembaga Teknis Daerah:
a. Inspektorat;
b. Badan (ada 7 Badan): Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik,
Badan
Keluarga
Berencana
dan
PemberdayaanMasyarakat, Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu, dan Badan Lingkungan Hidup;
c. Kantor (ada 2 Kantor):Kantor Ketahanan Pangan, dan
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah;
5. Satuan Polisi Pamong Praja;
6. Kecamatan (ada 5 Kecamatan): Kecamatan Kedungkandang,
Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing,
dan Kecamatan Lowokwaru;
BAB I - PENDAHULUAN
10
10
7. Kelurahan yang terdiri dari 57 Kelurahan;
8. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;
9. Rumah Sakit Umum Daerah; dan
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Kemudian dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah
Nomor
18
Tahun
2016
tentang
Perangkat
Daerah
telah
ditindaklanjuti dengan diundangkannya Peraturan Daerah Kota
Malang Nomor 7Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat
Daerah,
sehingga
Susunan
Perangkat
Daerah
Pemerintah Kota Malang pada tahun 2017 mengalami perubahan
sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Inspektorat;
4. Badan Daerah (ada 6 Badan):Badan Perencanaan, Penelitian
dan Pengembangan, Badan Kepegawaian Daerah, Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pelayanan Pajak
Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik;
5. Dinas Daerah (ada 19 Dinas):Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Sosial,
Dinas
Tenaga
Kerja,
Dinas
Lingkungan
Hidup,
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Dinas Perhubungan, Dinas Komunikasi
dan Informatika, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas
Penanaman
Modal
dan
PTSP,
Dinas
Kebudayaan
danPariwisata, Dinas Kepemudaan dan Olah Raga, Dinas
BAB I - PENDAHULUAN
11
11
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah, Dinas Perdagangan,
Dinas Perindustrian, dan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan;
6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Kecamatan (ada 5 Kecamatan):
a. Kecamatan Kedungkandang, meliputi 12 Kelurahan;
b. Kecamatan Sukun, meliputi 11 Kelurahan;
c. Kecamatan Klojen, meliputi 11 Kelurahan;
d. Kecamatan Blimbing, meliputi 11 Kelurahan; dan
e. Kecamatan Lowokwaru, meliputi 12 Kelurahan.
E. SUMBER DAYA APARATUR
Salah satu instrumen penunjang pokok pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
adalah aparatur dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota
Malangberdasarkan data SIMPEG Tahun 2016 sebanyak 7.854
orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4.024 orang dan
perempuan sebanyak 3.830 orang.
BAB I - PENDAHULUAN
12
12
Tabel 1.5
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Data SIMPEG Tahun 2016
No.
Tingkat
Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
TOTAL
1.
SD / Sederajat
399
11
410
2.
SLTP / Sederajat
575
27
602
3.
SLTA / Sederajat
1.218
507
1.725
4.
Diploma I
8
9
17
5.
Diploma II
75
155
230
6.
Diploma III
139
349
488
7.
Strata I
1.324
2.417
3.741
8.
Strata II
281
353
634
9.
Strata III
5
2
7
4.024
3.830
7.854
JUMLAH
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah
BAB I - PENDAHULUAN
13
13
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013 - 2018
Rencana Strategis merupakan suatu proses perencanaan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun
waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi
yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program Kepala
Daerah. Perencanaan strategis juga merupakan langkah awal
yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan strategis, baik lokal, nasional
maupun
global
dan
tetap
Administrasi Negara
berada
dalam
tatanan
Sistem
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,
Pemerintah Daerah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya
dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam
upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
RPJMD
Kota
Malang
Tahun
2013-2018
merupakan
Dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan
setiap
lima
tahun
menggambarkan
(perencanaan
visi,
misi,
jangka
tujuan,
menengah)
sasaran,
yang
strategi
dan
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah. RPJMD
secara
sistematis
mengedepankan
isu–isu
lokal,
yang
diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana
pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan
sehingga
dapat
diimplementasikan
secara
bertahap
sesuai
dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN14
KINERJA
14
1. Visi
Berdasarkan
kondisi
Kota
Malang,
serta
peluang,
tantangan dan isu strategis yang akan dihadapi dalam
5 tahun mendatang, Walikota dan Wakil Walikota membuat
Visi Kota Malang Tahun 2013-2018, sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Malang Tahun 2013-2018 jo. Peraturan Walikota Malang
Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator
Kinerja Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 93
Tahun 2015, sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA
BERMARTABAT”
Penjelasan dari Visi sebagai berikut:
Istilah MARTABAT adalah istilah yang menunjuk pada harga
diri kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan. Sehingga,
dengan
visi
"Menjadikan
Kota
Malang
sebagai
Kota
BERMARTABAT" diharapkan dapat terwujud suatu kondisi
kemuliaan bagi Kota Malang dan seluruh masyarakatnya. Hal
ini
adalah
penerjemahan
langsung
dari
konsep
Islam
mengenai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT).
Untuk dapat disebut sebagai Kota BERMARTABAT, maka
akan diwujudkan Kota Malang yang aman, tertib, bersih, dan
asri, dimana masyarakat Kota Malang adalah masyarakat
yang mandiri, makmur, sejahtera, terdidik dan berbudaya,
serta memiliki nilai religiusitas yang tinggi dilandasi dengan
sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN15
KINERJA
15
tengah-tengah masyarakat, dengan Pemerintah Kota Malang
yang bersih dari KKN dan sungguh-sungguh melayani
masyarakat. Sehingga, Kota Malang secara umum akan
memiliki keunggulan-keunggulan dan berdaya saing tinggi
untuk dapat menempatkan diri sebagai kota yang terkemuka
dengan berbagai prestasi di berbagai bidang.
Visi Kota Malang tersebut berpedoman pada Visi
Pembangunan Kota Malang yang termuat dalam Rencana
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang Tahun 20052025, yaitu:
"TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA
PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS, BERBUDAYA,
BERWAWASAN LINGKUNGAN MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA".
2. Misi
Untuk mewujudkan Visi Walikota dan Wakil Walikota
ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan
pelayanan pendidikan dan kesehatan;
b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah;
c. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap
masyarakat
rentan,
pengarusutamaan
gender
serta
kerukunan sosial;
d. Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur
dan
daya
dukung Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib
penataan ruang serta berwawasan lingkungan; dan
e. Mewujudkan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
dan
kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN16
KINERJA
16
3. Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan visi dan misi pembagunan daerah Kota
Malang Tahun 2013-2018 ditetapkan 12 (dua belas) tujuan,
yaitu sebagai berikut:
Tujuan 1
: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas
dan pemerataan pelayanan pendidikan.
Sasaran:
Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas
dan
pemerataan pelayanan pendidikan;
Tujuan 2
: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas
dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran:
Meningkatnya
aksesibilitas,
kualitas
dan
pemerataan pelayanan kesehatan.
Tujuan 3
: Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah
melalui penguatan sektor ekonomi dan usaha
kecil
menengah,
perindustrian
dan
perdagangan, serta pariwisata daerah.
Sasaran:
Meningkatnya aktivitas ekonomi dan kualitas
kelembagaan koperasi, serta etos kerja UKM;
Meningkatnya
kontribusi
sektor
industri,
perdagangan dan pariwisata.
Tujuan 4
: Terwujudnya perluasan kesempatan kerja.
Sasaran :
Meningkatnya kesempatan kerja;
Meningkatnya kinerja penanaman modal dan
investasi daerah
Tujuan 5
: Terwujudnya kertersediaan dan akses pangan.
Sasaran :
Meningkatnya
ketersediaan
pangan
(food
availability)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN17
KINERJA
17
Tujuan 6
: Terwujudnya
peningkatan
perlindungan
terhadap masyarakat rentan dan pengentasan
kemiskinan.
Sasaran :
Menurunnya penduduk miskin;
Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut
usia tidak potensial;
Meningkatnya perlindungan terhadap korban
bencana.
Tujuan 7
: Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan
dan
peran
perempuan,
serta
terjaminnya
pengarusutamaan gender.
Sasaran :
Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran
perempuan di semua bidang dan terjaminnya
Kesetaraan Gender.
Tujuan 8
: Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan
sosial masyarakat.
Sasaran :
Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama
dan kerukunan antar umat beragama;
Meningkatnya
kehidupan
masyarakat
yang
aman dan tertib.
Tujuan 9
: Terwujudnya peningkatan kualitas infrastruktur
dan daya dukung kota.
Sasaran:
Meningkatnya kualitas infrastruktur, prasarana
dan
sarana
transportasi
jalan,
serta
daya
dukung kota dengan berwawasan lingkungan.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN18
KINERJA
18
Tujuan 10 : Terwujudnya peningkatan tertib pemanfaatan
ruang kota sesuai peruntukannya.
Sasaran:
Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang kota
sesuai peruntukannya.
Tujuan 11 : Terwujudnya
transparansi dan akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Daerah.
Sasaran:
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas
kinerja pemerintah daerah.
Tujuan 12 : Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan
publik
yang
profesional,
akuntabel
dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat.
Sasaran:
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
publik
menuju pelayanan yang profesional, akuntabel
dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN19
KINERJA
19
Tabel 2.1
Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Kota Malang
Visi : TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI KOTA BERMARTABAT
Tujuan
Misi
1
I.
Meningkatkan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan dan
kesehatan
Sasaran
Uraian
Indikator
Kinerja
Uraian
Indikator
Kinerja
2
3
4
5
1. Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Angka Melek
Huruf
Angka
kelulusan
1. Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas
dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
SD/MI
Angka
Partisipasi
Murni (APM)
SD/MI
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
SMP/MTs
Angka
Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs
Angka Melek
Huruf
Angka
kelulusan
Persentase
anak usia
sekolah dari
keluarga pra
sejahtera yang
sekolah lulus
sampai
dengan
SMP/MTs
2. Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Angka Usia
1. Meningkatnya
Harapan Hidup
aksesibilitas,
(AHH)
kualitas
dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN20
KINERJA
Angka
Kematian Bayi
Per 1000
Kelahiran
Hidup (KH)
Angka
Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran
Hidup (KH)
20
1
2
3
4
5
Rasio Tenaga
Medis per
Satuan
Penduduk (per
1.000
penduduk)
Rasio
Posyandu per
Satuan Balita
Persentase
Penduduk
Miskin yang
mendapatkan
fasilitas
pengobatan
gratis
Angka Usia
Harapan
Hidup (AHH)
II.
Meningkatkan
1. Terwujudnya
produktivitas dan
peningkatan
daya saing
perekonomian
daerah
daerah melalui
penguatan sektor
ekonomi dan
usaha kecil
menengah,
perindustrian
dan
perdagangan,
serta pariwisata
daerah
Pertumbuhan
PDRB
1. Meningkatnya
aktivitas
ekonomi
dan
kualitas
kelembagaan
Persentase
koperasi, serta
Koperasi Sehat
etos kerja UKM
Persentase
koperasi sehat
2. Meningkatnya
kontribusi
sektor industri,
perdagangan
dan pariwisata
Persentase
sektor
perdagangan,
hotel dan
restoran
terhadap Total
PDRB
Kontribusi
UKM terhadap
Total PDRB
Persentase
sektor industri
pengolahan
terhadap Total
PDRB
2. Terwujudnya
Tingkat
perluasan
Pengangguran
kesempatan kerja Terbuka (TPT)
Persentase
peningkatan
nilai
penanaman
modal dan
investasi
daerah
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN21
KINERJA
1. Meningkatnya
kesempatan
kerja
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
Tingkat
partisipasi
angkatan
kerja
2. Meningkatnya
kinerja
penanaman
modal dan
investasi
daerah
Persentase
peningkatan
nilai
penanaman
modal dan
investasi
daerah
21
1
2
3
3. Terwujudnya
Ketersediaan
ketersediaan dan pangan (food
akses pangan
availiability)
III. Meningkatkan
1. Terwujudnya
kesejahteraan dan
peningkatan
perlindungan
perlindungan
terhadap
terhadap
masyarakat
masyarakat
rentan,
rentan dan
pengarusutamaan
pengentasan
gender serta
kemiskinan
kerukunan sosial
Angka
kemiskinan
4
5
1. Meningkatnya Ketersediaan
ketersediaan
pangan (food
pangan
(food availibility)
availibility)
1. Menurunnya
persentase
penduduk
miskin
Angka
kemiskinan
2. Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang
cacat fisik dan
mental serta
lanjut usia
tidak potensial
Persentase
penyandang
cacat fisik dan
mental serta
lanjut usia
tidak potensial
yang
mendapatkan
penanganan
3. Meningkatnya
perlindungan
terhadap
korban
bencana
Persentase
korban
bencana yang
tertangani
2. Terwujudnya
Indeks
peningkatan
Pembangunan
kualitas
Gender (IPG)
kehidupan dan
peran perempuan,
serta terjaminnya
pengarusutamaan
gender
1. Meningkatnya
kualitas
kehidupan dan
peran
perempuan di
semua Bidang
dan
terjaminnya
Kesetaraan
Gender
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)
3. Terwujudnya
Angka
peningkatan
kriminalitas
kualitas
kerukunan sosial
masyarakat
1. Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama dan
kerukunan
antar umat
beragama
Persentase
kesepakatan
hasil
pertemuan
antar umat
beragama yang
ditindaklanjuti
Indeks
Pemberdayaan
Gender (IDG)
Persentasepen
urunan
kerusuhan
bermotif SARA
2. Meningkatkan
kehidupan
masyarakat
yang aman dan
tertib
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN22
KINERJA
Persentase
penurunan
angka
kriminalitas
Persentase
penurunan
kasus
pelanggaran
Perda
22
1
2
3
IV. Meningkatnya
1. Terwujudnya
Predikat
pembangunan
peningkatan
Adipura
infrastruktur dan
kualitas
daya dukung Kota
infrastruktur dan
Predikat
yang terpadu dan
daya dukung
Wahana Tata
berkelanjutan,
kota
Nugraha
tertib penataan
ruang serta
berwawasan
lingkungan
2. Terwujudnya
peningkatan
tertib
pemanfaatan
ruang kota
sesuai
peruntukannya
Persentase
luasan RTH
4
5
1. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur,
prasarana dan
sarana
transportasi
jalan, serta
daya dukung
kota dengan
berwawasan
lingkungan
Luasan
kawasan
kumuh
1. Meningkatnya
tertib
pemanfaatan
ruang kota
sesuai
peruntukannya
Persentase
luasan RTH
Persentase jalan
kota dalam
kondisi baik
Persentase
layanan air
bersih
Persentase
pelanggaran
tata ruang yang
tertangani
Persentase
luasan wilayah
yang telah
sesuai dengan
peruntukannya
V.
Mewujudkan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi dan
kualitas
pelayanan publik
yang profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
1. Terwujudnya
Opini BPK
transparansi dan
akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah
Daerah
1. Meningkatnya
transparansi
dan
akuntabiltas
kinerja
pemerintah
daerah
Jumlah SKPD
yang
ditetapkan
sebagai WBK
Nilai SAKIP
Kota Malang
Opini BPK
2. Terwujudnya
peningkatan
kualitas
pelayanan publik
yang profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
Survei
Kepuasan
Masyarakat
(SKM)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN23
KINERJA
1. Meningkatnya
kualitas
pelayanan
publik menuju
pelayanan
yang
profesional dan
berorientasi
pada kepuasan
masyarakat
Survei
Kepuasan
Masyarakat
(SKM)
23
4. Strategi dan Arah Kebijakan
Untuk mencapai Visi Pemerintah Kota Malang 20132018, digunakan 4 (empat) strategi pokok yaitu strategi pro
growth, pro job, pro poor, dan pro gender. Pro growth berarti,
pembangunan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah melalui sejumlah instrumen seperti adanya
peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur. Pro
job
berarti
pembangunan
diarahkan
untuk
mendorong
terbukanya peluang kerja bagi angkatan kerja, khususnya
bagi lulusan sekolah. Pro poor berarti, pembangunan memiliki
dimensi keberpihakan kepada Wong Cilik, yakni kelompokkelompok masyarakat yang belum berdaya. Strategi demikian
dilakukan
melalui
program-program
perlindungan
dan
pemberdayaan. Pro gender berarti pembangunan di Kota
Malang dilakukan dengan prinsip kesetaraan fungsi dan
peran laki-laki dan perempuan. Keempat strategi itu sekaligus
berarti adanya upaya untuk menggabungkan dua strategi
pokok pembangunan yang selama ini dikenal, yaitu Strategi
Pertumbuhan dan Strategi Pemerataan.
Arah kebijakan pembangunan Kota Malang 2013-2018,
beserta
keterkaitannya
dengan
rumusan
Misi,
Tujuan,
Sasaran, dan Strategi yang dipilih sebagaimana tercantum
dalam BAB VI lampiran Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN24
KINERJA
24
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang
ditetapkan
dalam
Peraturan
Walikota
Malang
Nomor
94
Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Pemerintah Kota Malang.
Adapun IKU Pemerintah Kota Malang sebagaimana
tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang
Tujuan
1.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Sasaran Strategis
1.
Meningkatnya
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
pendidikan
Indikator Kinerja
Utama
Angka Partisipasi
Kasar (APK) SD/MI
Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI
Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMP/MTs
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA
Angka Melek Huruf
Angka kelulusan
Persentase anak usia
sekolah dari keluarga
pra sejahtera yang
sekolah lulus sampai
dengan SMP/MTs
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN25
KINERJA
25
Tujuan
2.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Sasaran Strategis
2.
Meningkatnya
aksesibilitas,
kualitas dan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
Indikator Kinerja
Utama
Angka Kematian Bayi
Per 1000 Kelahiran
Hidup (KH)
Angka Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Rasio Tenaga Medis
per Satuan Penduduk
(per 1.000 penduduk)
Rasio Posyandu
Satuan Balita
per
Persentase Penduduk
Miskin
yang
mendapatkan fasilitas
pengobatan gratis
Angka Usia Harapan
Hidup (AHH)
3.
4.
5.
Terwujudnya
3.
peningkatan
perekonomian
daerah melalui
penguatan sektor
ekonomi dan usaha
kecil menengah,
4.
perindustrian dan
perdagangan, serta
pariwisata daerah
Terwujudnya
perluasan
kesempatan kerja
Terwujudnya
ketersediaan dan
akses pangan
5.
Meningkatnya
aktivitas ekonomi
dan kualitas
kelembagaan
koperasi, serta etos
kerja UKM
Persentase
sehat
koperasi
Meningkatnya
kontribusi sektor
industri,
perdagangan dan
pariwisata
Persentase sektor
perdagangan, hotel
dan restoran terhadap
Total PDRB
Meningkatnya
kesempatan kerja
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
Kontribusi UKM
terhadap Total PDRB
Persentase sektor
industri pengolahan
terhadap Total PDRB
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
6.
Meningkatnya
kinerja penanaman
modal dan investasi
daerah
Persentase
peningkatan nilai
penanaman modal
dan investasi daerah
7.
Meningkatnya
ketersediaan
pangan (food
availibility)
Ketersediaan pangan
(food availibility)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN26
KINERJA
26
Tujuan
6.
Sasaran Strategis
Terwujudnya
8.
peningkatan
perlindungan
terhadap
9.
masyarakat rentan
dan pengentasan
kemiskinan
Menurunnya
persentase
penduduk miskin
Angka kemiskinan
Meningkatnya
perlindungan
terhadap
penyandang cacat
fisik dan mental
serta lanjut usia
tidak potensial
Persentase
penyandang cacat
fisik dan mental serta
lanjut usia tidak
potensial yang
mendapatkan
penanganan
10. Meningkatnya
perlindungan
terhadap korban
bencana
7.
8.
Indikator Kinerja
Utama
Persentase korban
bencana yang
tertangani
Terwujudnya
11. Meningkatnya
peningkatan
kualitas kehidupan
kualitas kehidupan
dan peran
dan peran
perempuan di
perempuan, serta
semua bidang dan
terjaminnya
terjaminnya
pengarusutamaan
Kesetaraan Gender
gender
Indeks Pembangunan
Gender (IPG)
Terwujudnya
peningkatan
kualitas
kerukunan sosial
masyarakat
Persentase
kesepakatan hasil
pertemuan antar
umat beragama yang
ditindaklanjuti
12. Meningkatnya
layanan kehidupan
beragama dan
kerukunan antar
umat beragama
Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG)
Persentase penurunan
kerusuhan bermotif
SARA
13. Meningkatkan
kehidupan
masyarakat yang
aman dan tertib
Persentase penurunan
angka kriminalitas
Persentase penurunan
kasus pelanggaran
Perda
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN27
KINERJA
27
Tujuan
9.
Terwujudnya
peningkatan
kualitas
infrastruktur dan
daya dukung kota
Sasaran Strategis
14. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur,
prasarana dan
sarana transportasi
jalan, serta daya
dukung kota dengan
berwawasan
lingkungan
10. Terwujudnya
15. Meningkatnya tertib
peningkatan tertib
pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
kota sesuai
kota sesuai
peruntukannya
peruntukannya
Indikator Kinerja
Utama
Luasan kawasan
kumuh
Persentase jalan kota
dalam kondisi baik
Persentase layanan air
bersih
Persentase luasan RTH
Persentase
pelanggaran tata
ruang yang tertangani
Persentase luasan
wilayah yang telah
sesuai dengan
peruntukannya
11. Terwujudnya
16. Meningkatnya
Jumlah SKPD yang
transparansi dan
transparansi dan
ditetapkan sebagai
akuntabilitas
akuntabiltas kinerja WBK
Kinerja Pemerintah
pemerintah daerah Nilai SAKIP Kota
Daerah
Malang
Opini BPK
17. Terwujudnya
peningkatan
kualitas pelayanan
publik yang
profesional,
akuntabel dan
berorientasi pada
kepuasan
masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN28
KINERJA
Survei Kepuasan
Masyarakat (SKM)
28
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian
Kinerja
pada
dasarnya
adalah
pernyataan
komitmen pimpinan yang mempresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang
waktu satu tahun berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
mempertimbangkan
sumber
daya
yang
tersedia.
Tujuan
penyusunan Perjanjian Kinerja, yaitu:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi
amanah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
kinerja aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasarevaluasi kinerja
aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian
penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan
monitoring,
evaluasi
dan
supervisi
atas
perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah.
Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Malang
Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN29
KINERJA
29
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan
pendidikan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
%
99,63
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
%
88,97
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
%
94,01
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
%
70
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
%
92,66
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA
%
64,76
Angka Melek Huruf
%
99,92
SD/MI
%
99,23
SMP/MTs
%
99,66
SMA/MA/SMK
%
99,54
Persentase anak usia sekolah dari
keluarga pra sejahtera yang sekolah lulus
sampai dengan SMP/MTs
%
16
Angka kelulusan
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan pemerataan pelayanan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran
Hidup (KH)
-
16
Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
-
128
Rasio Tenaga Medis per Satuan
Penduduk (per 1.000 penduduk)
-
1,1
Rasio Posyandu per Satuan Balita
-
1:102
Persentase
Penduduk
Miskin
yang
mendapatkan fasilitas pengobatan gratis
Angka Usia Harapan Hidup (AHH)
%
76
Tahun
70,98
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN30
KINERJA
30
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya aktivitas ekonomi dan kualitas kelembagaan
koperasi, serta etos kerja UKM
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase koperasi sehat
%
56,69
Kontribusi UKM terhadap Total PDRB
%
54,67
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya kontribusi sektor industri, perdagangan dan
pariwisata
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase sektor perdagangan, hotel dan
restoran terhadap Total PDRB
%
39,95
Persentase sektor industri pengolahan
terhadap Total PDRB
%
32,02
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya kesempatan kerja
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
%
6,80
Tingkat partisipasi angkatan kerja
%
80
Sasaran Strategis 6
Meningkatnya kinerja penanaman modal dan investasi daerah
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase peningkatan nilai penanaman
modal dan investasi daerah
%
5
Sasaran Strategis 7
Meningkatnya ketersediaan pangan (food availibility)
Indikator Kinerja Utama
Ketersediaan pangan (food availibility)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN31
KINERJA
Satuan
-
Target 2016
10,91
31
Sasaran Strategis 8
Menurunnya persentase penduduk miskin
Indikator Kinerja Utama
Angka kemiskinan
Satuan
Target 2016
%
3,88
Sasaran Strategis 9
Meningkatnya perlindungan terhadap penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial
Indikator Kinerja Utama
Persentase penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial
yang mendapatkan penanganan
Satuan
Target 2016
%
17
Sasaran Strategis 10
Meningkatnya perlindungan terhadap korban bencana
Indikator Kinerja Utama
Persentase korban bencana yang
tertangani
Satuan
Target 2016
%
100
Sasaran Strategis 11
Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua
Bidang dan terjaminnya Kesetaraan Gender
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
-
74,79
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
-
77,21
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN32
KINERJA
32
Sasaran Strategis 12
Meningkatnya layanan kehidupan beragama dan kerukunan antar
umat beragama
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase kesepakatan hasil pertemuan
antar umat beragama yang
ditindaklanjuti
%
100
Persentase penurunan kerusuhan
bermotif SARA
%
15
Sasaran Strategis 13
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang aman dan tertib
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase penurunan angka kriminalitas
%
10
Persentase penurunan kasus pelanggaran
Perda
%
5
Sasaran Strategis 14
Meningkatnya kualitas infrastruktur, prasarana dan sarana
transportasi jalan, serta daya dukung kota dengan berwawasan
lingkungan
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Luasan kawasan kumuh
ha
360
Persentase jalan kota dalam kondisi baik
%
96
Persentase layanan air bersih
%
87
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN33
KINERJA
33
Sasaran Strategis 15
Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang kota sesuai
peruntukannya
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
Persentase luasan RTH
%
15,95
Persentase pelanggaran tata ruang yang
tertangani
%
95
Persentase luasan wilayah yang telah
sesuai dengan peruntukannya
%
100
Sasaran Strategis 16
Meningkatnya transparansi dan akuntabiltas kinerja pemerintah
daerah
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2016
SKPD
4
Nilai SAKIP Kota Malang
-
66
Opini BPK
-
WTP
Jumlah SKPD yang ditetapkan sebagai
WBK
Sasaran Strategis 17
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik yang
profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat
Indikator Kinerja Utama
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN34
KINERJA
Satuan
Target 2016
-
77,66
34
Dukungan anggaran terhadap pencapaian kinerja yang
telah diperjanjikan pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp.
972.438.255.448,74
yang
dijabarkan
dalam
masing-masing
sasaran strategis sebagai berikut:
No.
Anggaran
(Rp)
Sasaran Strategis
1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan 147.365.497.030,00
pemerataan pelayanan pendidikan
2. Meningkatnya aksesibilitas, kualitas dan
pemerataan pelayanan
94.036.872.603,00
3. Meningkatnya aktivitas ekonomi dan
kualitas kelembagaan koperasi, serta etos
kerja UKM
6.210.000.000,00
4. Meningkatnya kontribusi sektor industri,
perdagangan dan pariwisata
23.008.431.500,00
5. Meningkatnya kesempatan kerja
4.665.847.000,00
6. Meningkatnya kinerja penanaman modal
dan investasi daerah
1.620.000.000,00
7. Meningkatnya ketersediaan pangan (food
availibility)
7.201.410.000,00
8. Menurunnya
miskin
persentase
penduduk
13.989.659.550,00
9. Meningkatnya perlindungan terhadap
penyandang cacat fisik dan mental serta
lanjut usia tidak potensial
2.114.113.000,00
10. Meningkatnya perlindungan
korban bencana
terhadap
2.317.090.000,00
11. Meningkatnya kualitas kehidupan dan
peran perempuan di semua bidang dan
terjaminnya Kesetaraan Gender
7.525.786.760,00
12. Meningkatnya
layanan
kehidupan
beragama dan kerukunan antar umat
beragama
16.388.134.112,00
13. Meningkatkan kehidupan
yang aman dan tertib
14.618.988.600,00
masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN35
KINERJA
35
No.
Sasaran Strategis
Anggaran
(Rp)
14. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur, 261.674.491.087,00
prasarana dan sarana transportasi jalan,
serta
daya
dukung
kota
dengan
berwawasan lingkungan
15. Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang
kota sesuai peruntukannya
19.266.636.700,00
16. Meningkatnya
transparansi
dan
akuntabiltas kinerja pemerintah daerah
29.080.662.241,00
17. Terwujudnya
peningkatan
kualitas 321.354.635.265,74
pelayanan
publik
yang
profesional,
akuntabel
dan
berorientasi
pada
kepuasan masyarakat
BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN36
KINERJA
36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja diukur dengan melakukan pengumpulan
data kinerja yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai tugas pokok fungsinya. Data Kinerja dimaksud
dilakukan verifikasi data internal guna menjaga keakuratan data.
Kemudian capaian kinerja diukur dengan membandingkan
realisasi dan target kinerja. Adapun penanggung jawab data kinerja
tiap-tiap Indikator Kinerja sebagai berikut:
KINERJA UTAMA/
TUJUAN/SASARAN
Meningkatnya kualitas,
aksesibilitas dan
pemerataan pelayanan
pendidikan
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
PENANGGUNG
JAWAB
1. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SD/MI
Dinas Pendidikan
2. Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI
Dinas Pendidikan
3. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMP/
MTs
Dinas Pendidikan
4. Angka Partisipasi
Dinas Pendidikan
Murni (APM) SMP/MTs
5. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMA/
SMK/MA
Dinas Pendidikan
6. Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA
Dinas Pendidikan
7. Angka Melek Huruf
Dinas Pendidikan
8. Angka Kelulusan:
- SD
- SMP
- SMA
Dinas Pendidikan
9. Persentase anak usia
sekolah dari keluarga
pra sejahtera yang
sekolah lulus sampai
dengan SMP/MTs
Dinas Pendidikan
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA
37
KINERJA UTAMA/
TUJUAN/SASARAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
PENANGGUNG
JAWAB
Meningkatnya
1. Angka Kematian Bayi
aksesibilitas, kualitas dan
per 1000 Kelahiran
pemerataan pelayanan
Hidup (KH)
kesehatan
2. Angka Kematian Ibu
per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Dinas Kesehatan
3. Rasio Tenaga Medis
per Satuan Penduduk
(per 1.000 penduduk)
Dinas Kesehatan
4. Rasio Posyandu
Satuan Balita
Dinas Kesehatan
per Dinas Kesehatan
5. Persentase Penduduk Dinas Kesehatan
Miskin yang
mendapatkan fasilitas
pengobatan gratis
6. Angka Usia Harapan
Hidup (AHH)
Dinas Kesehatan
Meningkatnya aktivitas
ekonomi dan kualitas
kelembagaan koperasi,
serta etos kerja UKM
1. Persentase koperasi
sehat
Dinas Koperasi dan
UKM
2. Kontribusi UKM
terhadap Total PDRB
Dinas Koperasi dan
UKM
Meningkatnya kontribusi
sektor industri,
perdagangan dan
pariwisata
1. Persentase sektor
Badan Perencanaan
perdagangan, hotel
Pembangunan
dan restoran terhadap Daerah
total PDRB
2. Persentase sektor
industri pengolahan
terhadap total PDRB
Meningkatnya
kesempatan kerja
Meningkatnya kinerja
penanaman modal dan
investasi daerah
Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1. Tingkat Pengangguran Dinas
Terbuka (TPT)
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
2. Tingkat partisipasi
angkatan kerja
Dinas
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
Persentase peningkatan
nilai penanaman modal
dan investasi daerah
Bagian Kerjasama
dan Penanaman
Modal
Meningkatnya
Ketersediaan pangan
ketersediaan pangan (food (food availability)
availibility)
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA
Dinas Pertanian
38
KINER