calk 2 tahun 2014 untuk bpk audited net 28 mei

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1

Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah
a. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri atas
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas
pelaporan adalah Pemerintah Daerah DIY atau suatu organisasi
dilingkungan Pemerintah Daerah DIY atau organisasi lainnya jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud
wajib menyajikan laporan keuangan.
b. Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana
dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY.
c. Entitas
Akuntansi
adalah

unit
pemerintahan
pengguna
anggaran/pengguna
barang
dan
oleh
karenanya
wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan. Pada Pemerintah Daerah DIY
terdapat 30 SKPD yang merupakan entitas akuntansi.

4.2

Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
a. Pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran menggunakan basis kas.
b. Pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca

menggunakan basis akrual.

4.3

Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pendapatan
1) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas oleh bendahara
penerimaan atau pada Rekening Kas Umum Daerah.
2) Pendapatan dicatat secara bruto.
3) Pendapatan disajikan berdasarkan jenis pendapatan dalam laporan
realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Belanja
1) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara
Pengeluaran atau Rekening Kas Umum Daerah.
2) Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi
anggaran dan rincian lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Belanja disajikan dalam laporan
realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi dalam anggaran.
c. Pembiayaan

1) Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
93

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
2) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Daerah.
3) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Daerah.
4) Pembiayaan disajikan berdasarkan jenis pembiayaan dalam laporan
realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pembiayaan
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
d. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material pada LRA
antara anggaran dan realisasinya, diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
e. Kas

1) Kas Pemerintah Daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan di
bawah tanggung jawab Bendahara umum Daerah dan kas yang
dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain Bendahara
Umum Daerah yang meliputi:
a) Saldo rekening Kas Daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada
bank yang digunakan untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran pemerintah daerah.
b) Setara Kas, antara lain berupa Surat Utang Negara (SUN)/obligasi
dan deposito kurang dari 3 bulan yang dikelola oleh BUD.
c) Uang Tunai di BUD
d) Kas di Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas
e) Kas di Bendahara Penerimaan
2) Kas
diakui
pada
saat
kas
diterima
oleh
bendahara

penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan
oleh bendahara pengeluaran/ Rekening Kas Umum Daerah.
3) Kas dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya.
f. Piutang
1) Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan dikelompokkan menjadi Bagian
Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada
BUMN/BUMD, Bagian lancar Tuntutan Perbendaharaan/TGR, Piutang
Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda dan Piutang Lainnya.
2) Piutang diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sejumlah tagihan
penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.
4) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dicatat sebesar nilai nominal
yang jatuh tempo tahun berikutnya.
5) Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yang akan
diterima dalam waktu satu tahun.
94


PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
6) Piutang Pajak dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak yang
pembayarannya belum diterima/belum dilunasi oleh wajib pajak.
7) Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD, Bagian
Lancar TP/TGR, Piutang Pajak dan Piutang Retribusi.
8) Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk
sebesar prosentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur
piutang.
9) Aset berupa piutang di neraca disajikan sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan (net realizable value), sehingga nilai piutang
harus disesuaikan dengan melakukan penyisihan piutang tidak
tertagih.
10)
Penyisihan piutang tidak tertagih yang didasarkan pada umur
piutang dibedakan dalam empat jenis dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Piutang Lancar

: ≤ 1 tahun dari tanggal jatuh tempo;
b) Piutang Kurang Lancar : > 1 - 3 tahun setelah tanggal jatuh
tempo;
c) Piutang Diragukan
: > 3 - 5 tahun setelah tanggal jatuh
tempo;
d) Piutang Macet
: > 5 tahun setelah tanggal jatuh tempo.
11)
Besarnya prosentase penyisihan piutang tidak tertagih yang
didasarkan pada umur piutang ditetapkan sebagai berikut:
a) Piutang Lancar
: nilai penyisihan sebesar 5%
b) Piutang Kurang Lancar
: nilai penyisihan sebesar 25%
c) Piutang Diragukan
: nilai penyisihan sebesar 50%
d) Piutang Macet
: nilai penyisihan sebesar 100%
Penyajian nilai penyisihan piutang tidak tertagih akan dicantumkan

dalam Laporan Keuangan pada Catatan atas Laporan Keuangan
selama piutang pokok masih tercantum atau belum dihapus.
Penyajian penyisihan piutang tidak tertagih di neraca merupakan
unsur pengurangan dari piutang yang bersangkutan.
12)
Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau
mutlak dari pembukuan Pemerintah Daerah, kecuali mengenai
Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
Undang-Undang.
13)
Penghapusan
Secara
Bersyarat
dilakukan
dengan
menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah
tanpa menghapuskan hak tagih daerah dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
14)
Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan

hak tagih Daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

95

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
15)
Penghapusan Secara Bersyarat dan Secara Mutlak sepanjang
menyangkut Piutang Daerah ditetapkan oleh:
a) Gubernur untuk jumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah);
b) Gubernur dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
untuk jumlah lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Piutang Daerah yang akan dihapuskan Secara Bersyarat dan Secara
Mutlak diusulkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
berpiutang kepada Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang
wilayah
kerjanya

meliputi
wilayah
kerja
Gubernur
yang
bersangkutan.
16)
Pengungkapan piutang di CaLK harus menunjukkan posisi
piutang pada tanggal laporan keuangan dan menunjukkan asal usul
piutang.
g. Persediaan
1) Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir
periode akuntansi.
2) Terhadap persediaan yang rusak/usang tidak dicatat sebagai nilai
persediaan dalam lembar muka laporan keuangan (neraca) tetapi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3) Persediaan disajikan sebesar:
a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
c) Nilai wajar atau didasarkan pada dokumen yang menyertainya

apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
h. Pengukuran Investasi :
1) Dicatat sebesar biaya perolehan.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul
dalam rangka perolehan tersebut.
2) Dicatat sebesar nilai wajar.
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat
membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai
pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset
pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah
sebesar nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak
ada.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada
tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.
3) Dicatat sebesar nilai nominal
96

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

4)

5)

6)

7)

8)

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam
bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
Dicatat sebesar nilai tercatat atau nilai wajar lainnya
Investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan
nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnya.
Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang
diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk
memperoleh investasi tersebut.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek
pembangunan
pemerintah
dinilai
sebesar
biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan
dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek
sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
Investasi Non Permanen dalam bentuk dana bergulir dicatat sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) yaitu
harga perolehan dana bergulir dikurangi penerimaan pelunasan dana
bergulir pada tahun yang bersangkutan dikurangi perkiraan dana
bergulir diragukan tertagih.
Perkiraan dana bergulir diragukan tertagih dikelompokkan
berdasarkan umurnya dan ditentukan prosentasenya sebagai berikut
:
a) 1 - 2 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 5%
b) > 2 - 3 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 10%
c) > 3 – 5 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 50%
d) > 5 tahun dari tanggal jatuh tempo
: 100%
Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode
yaitu :
a) Metode biaya jika kepemilikan investasi pemerintah daerah
kurang dari 20% pada BUMD
b) Metode ekuitas jika kepemilikan investasi pemerintah 20%
sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan, atau kepemilikan lebih dari 50%
c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan jika kepemilikan
investasi pemerintah bersifat nonpermanen. Metode nilai bersih
yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek
pembangunan
pemerintah
dinilai
sebesar
biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan
dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek
sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
Pengakuan hasil investasi dicatat sebagai pendapatan investasi
(termasuk kelompok Lain-lain PAD Yang Sah) apabila :

97

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
a) Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,
antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan deviden
tunai (cash dividend).
b) Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh dari
penyertaan
modal
pemerintah
yang
pencatatannya
menggunakan metode biaya,
c) Pengakuan hasil investasi tidak dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah, apabila
bagian
laba
yang
diperoleh
oleh
pemerintah
apabila
menggunakan metode ekuitas, kecuali untuk dividen dalam
bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi
pemerintah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah
yang sama.
i. Aset Tetap
1) Aset Tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada
saat
perolehan.
2) Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya
lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap
tersebut.
3) Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya
harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh
dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar
pada saat aset tersebut diperoleh.
4) Tanah diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup
harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya
yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan
sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika
bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
5) Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan
mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi
harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya
langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai
peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
6) Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan
sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian
98

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan
pajak.
7) Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan
sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya
konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
8) Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap
pakai. Sedangkan biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan
merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya
tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. Demikian
pula biaya permulaan dan pra-produksi serupa tidak merupakan
bagian biaya suatu aset kecuali biaya
tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya. Untuk biaya perolehan suatu
aset yang dibangun dengan cara
swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
9) Apabila dalam pembelian terdapat potongan dagang dan rabat maka
setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian.
10)
Konstruksi Dalam Pengerjaan diakui setiap terjadi pembayaran
11)
Penyusutan untuk aset tetap bagi pemerintah daerah belum
dilaksanakan.
12)
Aset Bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit dan harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
bersejarah yang
memberikan potensi manfaat lainnya kepada
pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan
bersejarah yang digunakan untuk ruang perkantoran akan
diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
13)
Konstruksi Dalam Pengerjaan
a) Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau
melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang
belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai
konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut
selesai dan siap dipakai. Konstruksi Dalam Pengerjaan yang
sudah selesai dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai harus
segera direklasifikasi ke dalam aset tetap
b) Konstruksi dalam pengerjaan diklasifikasikan sebagai aset tetap
karena biasanya merupakan aset yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam operasional pemerintahan atau dimanfaatkan
oleh masyarakat dalam jangka panjang.
c) Penyelesaian suatu konstruksi pada umumnya membutuhkan
waktu yang relatif panjang dan menyerap dana yang relatif
besar. Pembayaran untuk kontrak konstruksi dilakukan melalui
99

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
termin. Tagihan suatu termin dilakukan jika suatu tahapan
pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak konstruksi sudah
selesai dikerjakan. Setiap pembayaran akan diakui adanya
penambahan aset tetap berupa konstruksi dalam pengerjaan.

j. Kewajiban
1) Bagian lancar kewajiban jangka panjang diakui pada saat
reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar kewajiban
jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan atau
sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal neraca.
2) Kewajiban kepada fihak ketiga adalah sebesar jumlah yang belum
dibayar untuk barang tersebut pada tanggal neraca.
3) Kewajiban Bunga adalah sebesar biaya bunga yang telah terjadi
tetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah pada tanggal
penyusunan neraca.
4) Kewajiban Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah sebesar saldo
pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai
dengan tanggal neraca.
5) Kewajiban dalam negeri perbankan adalah sebesar jumlah yang
belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih
dari duabelas bulan setelah tanggal neraca.
6) Kewajiban jangka panjang lainnya diakui pada akhir periode
akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan
jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan.
7) Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang diukur
dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali.
Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang diukur
dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar/kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
transaksi.
k. Ekuitas dana diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
aktiva dikurangi dengan utang yang ada pada periode akuntansi yang
bersangkutan.
l. Koreksi Kesalahan
1) Koreksi Kesalahan adalah tindakan pembetulan akuntansi atas
penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang
seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan
atau periode sebelumnya.
2) Kesalahan dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan yang tidak
berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik

100

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
4.4

Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang
Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD.
a. Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah
1) Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua
pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk
meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur
teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.
2) Pengeluaran Belanja Modal yang nilainya melebihi batasan minimum
kapitalisasi aset tetap yang ditetapkan dan dimanfaatkan untuk
kegiatan pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual, harus
dikapitalisasi.
3) Pengeluaran Belanja Barang dan Jasa yang mengakibatkan adanya
perolehan
aset
tetap
hingga
siap
pakai,
peningkatan
kapasitas/efisiensi dan memperpanjang umur teknis barang milik
daerah harus dilakukan kapitalisasi.
4) Pengeluaran yang dikapitalisasi terdiri atas:
a) Pengeluaran belanja modal yang nilainya sama atau melebihi
batasan minimum kapitalisasi aset tetap dan dimanfaatkan untuk
kegiatan pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual yang
meliputi:
 Pembelian/pembuatan peralatan dan mesin serta bangunan.
 Pembelian/pembangunan gedung dan bangunan.
b) Pengeluaran
belanja
Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi
dapat
dikategorikan sebagai Belanja Modal jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
 Mengakibatkan peningkatan kualitas, kapasitas, kuantitas
dan/atau umur aset yang telah dimiliki.
 Nilainya sama dengan/melebihi batasan minimum nilai
kapitalisasi aset tetap.
c) Pengeluaran yang digunakan untuk:
 Pengadaan tanah
 Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan
 Pembelian/pembuatan Aset Tetap Lainnya
5) Pengeluaran yang dikapitalisasi adalah sebagai berikut:
a) Pembelian peralatan dan mesin meliputi harga barang, ongkos
angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama masa
uji coba dan belanja yang terkait dengan pengadaan aset tetap
sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
b) Pembuatan peralatan, mesin serta bangunan yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak
ditambah biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan
dan jasa konsultan serta biaya lain yang terkait dengan
pembuatan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

101

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
c) Pembuatan peralatan, mesin dan bangunan yang dilaksanakan
secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya
perijinan serta biaya lain yang terkait dengan pembuatan aset
sampai dengan aset tersebut siap digunakan.
d) Pembelian gedung dan bangunan sampai siap pakai.
e) Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui
kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan
dan pembongkaran bangunan lama dan biaya lain yang terkait
dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
f) Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola meliputi biaya
langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi bahan
baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan
pengawasan,
biaya
perijinan,
biaya
pengosongan
dan
pembongkaran bangunan lama serta biaya yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap
tersebut siap digunakan.
g) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan dan biaya lain yang terkait dengan
pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
h) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan
secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, jasa konsultan dan biaya lain yang terkait dengan
pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
i) Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor
tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran
dan
pengurugan
dan
biaya
yang
terkait
dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap
tersebut siap digunakan.
j) Pembelian jaringan sampai siap pakai meliputi harga barang,
ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama
masa uji coba dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan aset
sampai dengan aset tersebut siap digunakan.
k) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan melalui
kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan
dan pembongkaran bangunan yang ada di atas tanah yang
102

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
diperuntukkan untuk keperluan pembangunan dan belanja yang
terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai
dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
l) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan dengan
swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung sampai
siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa
peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan,
biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di
atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan
dan belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset
tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.
m) Pembelian Aset Tetap lainnya meliputi harga kontrak/beli, ongkos
angkut, biaya asuransi dan biaya lain yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.
n) Pembuatan/Pembangunan aset tetap lainnya yang dilaksanakan
melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perijinan dan biaya lain yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.
o) Pembuatan/Pembangunan aset tetap lainnya yang dilaksanakan
dengan swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung
sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perijinan, jasa konsultan dan belanja yang terkait dengan
pembuatan/pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
6) Pengeluaran yang tidak dikapitalisasi terdiri dari:
a) Pengeluaran belanja pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk
mempertahankan fungsi aset tetap yang sudah ada ke dalam
kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah
belanja.
b) Pengeluaran Belanja Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi yang tidak
memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap.
c) Pengeluaran belanja barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa baik untuk dipasarkan maupun
tidak dipasarkan.
7) Batas minimum Kapitalisasi Aset Tetap ditetapkan sebagai berikut:
a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang sama
dengan atau lebih dari Rp500.000,00.
b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000,00 kecuali pekerjaan pengecatan.
8) Batas minimum kapitalisasi Aset Tetap dikecualikan terhadap
pengeluaran untuk:
a) Pengadaan/pembelian tanah
103

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
b) Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan
c) Pengadaan/pembelian/pembuatan aset tetap lainnya berupa
koleksi perpustakaan, barang bercorak kesenian, hewan/ternak
dan tumbuhan.

b. Pedoman Pencatatan Barang Milik Daerah
1) Barang Milik Daerah dicatat dalam buku persediaan dan buku
inventaris.
2) Pencatatan Barang Milik Daerah meliputi barang tidak bergerak dan
barang bergerak.
3) Barang Persediaan merupakan Aset Lancar yang dicatat dalam buku
persediaan meliputi barang pakai habis, suku cadang, barang yang
diproses untuk dijual, barang bekas pakai yang sudah direklasifikasi
dan Barang Milik Daerah yang akan diserahkan kepada pihak lain.
4) Pencatatan dalam buku inventaris terdiri atas pencatatan di dalam
pembukuan (intrakomptabel) dan pencatatan di luar pembukuan
(ekstrakomptabel).
5) Barang tidak bergerak dan barang bergerak yang mempunyai nilai
satuan minimum kapitalisasi aset tetap dicatat dalam buku
inventaris di dalam pembukuan (intra komptabel).
6) Barang Milik Daerah yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah nilai
satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap dicatat di dalam buku
inventaris di luar pembukuan (ekstra komptabel).

104

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1 Rincian dan Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
2014
2013
Rp3.139.871.880.41 Rp2.583.056.763.52
5.1.1 Pendapatan
7,16
4,01
Pendapatan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp3.155.760.939.182,27 realisasi
sebesar Rp3.139.871.880.417,16 atau 99,50 % dengan rincian sebagai
berikut:
5.1.1. Pendapatan Asli
Rp1.464.604.954.20 Rp1.216.102.749.61
1
Daerah
0,16
7,01
Anggaran
Pendapatan
Asli
Daerah
Tahun
2014
sebesar
Rp1.342.290.475.580,27 dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
yang
diakui secara kas sebesar Rp1.464.604.954.200,16 atau 109,11%, dengan
rincian sebagai berikut:
a
.

Pajak Daerah

Rp1.291.664.420.8
Rp1.063.314.117.9
08,00
23,00
Pendapatan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar
Rp1.202.117.342.494,00
dan
realisasi
sebesar
Rp1.291.664.420.808,00 atau 107,45% dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel V.1
Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah

b
.

Retribusi Daerah

Rp44.595.094.779,
Rp38.043.014.004,
94
85
Pendapatan Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2014 dianggarkan
sebesar
Rp40.682.507.208,00
dan
realisasi
sebesar
Rp44.595.094.779,94 atau 109,62% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.2
Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah

105

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

106

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.3
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Jasa Umum

Retribusi Pelayanan Pendidikan dianggarkan sebesar Rp463.577.600,00
dan realisasi sebesar Rp444.591.200,00 atau 95,90%. Retribusi Pelayanan
Pendidikan
direalisasikan
pada
Dinas
Kesehatan
sebesar
Rp144.391.200,00 atau 88,38%, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sebesar Rp300.200.000,00 atau 100%. Retribusi Pelayanan Pendidikan
pada Dinas Kesehatan tidak tercapai karena penurunan permintaan dari
lembaga pendidikan.
Tabel V.4
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Jasa Usaha

Tabel V.5
Rincian Anggaran dan Realisasi Retribusi Perijinan Tertentu

Retribusi Izin Usaha Perikanan dianggarkan sebesar Rp2.500.000,00 dan
realisasi sebesar Rp1.825.000,00 atau 73,00%, tidak tercapai karena dari
24 kapal yang terdaftar hanya 4 kapal yang melakukan perpanjangan ijin.
c
.

Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan

Rp48.247.880.493,70

107

40.817.517.188,12

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.6
Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan

Tabel V.7
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada PT. Tarumartani dianggarkan
sebesar Rp88.400.000,00 dan realisasi sebesar Rp40.404.234,00 atau
sebesar 45,71% dari anggaran karena realisasi Laba PT. Tarumartani
Tahun 2013 tidak sesuai dengan yang diperkirakan.
Tabel V.8
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik
Swasta

Tabel V.9
Rincian Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Lembaga Keuangan
Non Bank

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada BUKP dianggarkan sebesar
Rp3.968.646.264,08 dan realisasi sebesar Rp3.965.052.571,46 atau
sebesar 99,91% dari anggaran karena realisasi Laba BUKP Tahun 2013
tidak sesuai dengan yang diperkirakan.
d
.

Lain-lain
Pendapatan
Asli
Daerah Yang Sah

Rp80.097.558.118,52

108

73.928.100.501,04

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

109

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.10
Anggaran dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Tabel V.11
Rincian Anggaran dan Realisasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang
Tidak Dipisahkan

Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai dianggarkan
sebesar Rp30.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp127.300.000,00 atau
sebesar 424,33% dari anggaran karena pada saat penganggaran nilai
barang sesuai dengan nilai buku dan pada saat lelang dilakukan terjadi
negosiasi harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya.
Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua
dianggarkan sebesar
Rp143.770.000,00 dan realisasi sebesar Rp143.770.000,00 atau sebesar
100,00% dari anggaran, merupakan lelang yang dilakukan pada akhir
bulan Desember 2013, penyetoran uang hasil lelang baru dilakukan pada
bulan Januari 2014.
Penjualan Kendaraan Dinas Roda Empat
dianggarkan sebesar
Rp1.920.200.000,00 dan realisasi sebesar Rp1.920.200.000,00 atau
sebesar 100% dari anggaran, merupakan lelang yang dilakukan pada
akhir bulan Desember 2013, penyetoran uang hasil lelang baru dilakukan
pada bulan Januari 2014.
Penjualan Hasil Pertanian dianggarkan sebesar Rp6.065.000,00 dan
realisasi sebesar Rp27.887.000,00 atau 459,80% karena banyak benih
110

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
padi yang kedaluwarsa dan tidak layak untuk ditanam sehingga kemudian
dijual.
Penjualan Hasil Kehutanan dianggarkan sebesar Rp687.050.340,00 dan
realisasi sebesar Rp483.727.800,00 atau 70,41% tidak tercapai karena
umur pohon sudah relatif tua sehingga tidak berproduksi secara optimal.
Penjualan Hasil Peternakan tidak dianggarkan dan realisasi sebesar
Rp62.500.500,00 karena adanya penjualan dua ekor sapi yang sudah
tidak produktif dan kemudian dijual.
Penjualan Hasil Pertanian tidak dianggarkan dan realisasi sebesar
Rp11.110.000,00 karena adanya penjualan ikan indukan yang sudah tidak
produktif.
Pendapatan Jasa Giro
Pendapatan dari Jasa Giro dianggarkan sebesar Rp9.656.000.000,00 dan
realisasinya sebesar
Rp15.435.204.951,73 sehingga lebih dari
anggaran sebesar Rp5.779.204.951,73 atau 159,85%. Meliputi jasa giro
dari Bank BPD sebesar Rp14.619.966.682,00, Bank BTN sebesar
Rp299.660.694,46, Bank Mandiri sebesar Rp134.068.922,27, Bank BRI
sebesar Rp77.671.780,00, Bank BNI sebesar Rp175.379.043,00 dan jasa
giro Bendahara Pengeluaran sebesar Rp128.457.830,00.
Pendapatan Bunga Deposito
Pendapatan Bunga Deposito dianggarkan sebesar Rp12.458.300.000,00,
realisasi sebesar
Rp27.324.110.244,12 , sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp14.865.810.244,12 atau 219,32%. Meliputi bunga deposito
dari Bank BPD sebesar Rp16.875.000.000,00,
Bank BTN sebesar
Rp7.628.642.123,24, Bank Mandiri sebesar Rp1.761.780.821,88, Bank
BRI sebesar Rp677.479.432,00 dan Bank BNI sebesar Rp381.207.867,00.
Tuntutan Ganti Rugi
Tuntutan Ganti Rugi berupa kerugian barang daerah dianggarkan sebesar
Rp0,00 realisasi sebesar Rp2.500.000,00, sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp2.500.000,00.
Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dianggarkan sebesar
Rp320.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp694.028.852,00. Penerimaan
tersebut merupakan penerimaan dari keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan pada SKPD baik berupa pekerjaan fisik maupun non fisik yang
dianggarkan seminimal mungkin karena tidak dapat diperkirakan dengan
baik dan diharapkan tidak akan terjadi.
Pendapatan Denda Retribusi
Pendapatan Denda Retribusi dianggarkan sebesar Rp853.980,00, realisasi
sebesar
Rp5.748.140,00 sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp4.894.160,00 atau 673,10%. Penerimaan tersebut merupakan
penerimaan denda Retribusi Jasa Usaha.
Pendapatan dari Pengembalian
111

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Pendapatan dari Pengembalian merupakan penerimaan pengembalian
belanja periode tahun anggaran sebelumnya sesuai dengan Peraturan
Gubernur Nomor 49 Tahun 2012 penerimaan tersebut dicatat sebagai
penerimaan pendapatan.
Pendapatan dari Pengembalian dianggarkan sebesar Rp357.218.094,00
direalisasikan
sebesar
Rp973.916.068,00.
Meliputi
pengembalian
kelebihan gaji dan tunjangan sebesar Rp29.562.704,00 pengembalian
Dana Penyesuaian (BOS) sebesar Rp424.962.307,00, pengembalian dari
PT Taspen sebesar Rp1.150.000,00, pengembalian dari BOK Trans Jogja
sebesar Rp129.675.362,00, pengembalian Dana Hibah dan Bantuan Sosial
sebesar Rp277.722.575,00, pengembalian kelebihan honorarium sebesar
Rp110.843.120,00.
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dianggarkan sebesar Rp187.621.100,00
dan direalisasikan sebesar Rp593.148.904,00 atau 316,14. Pendapatan
tersebut berasal dari Kontribusi/bunga dan denda.
Pendapatan dari Pengelolaan BLUD
Pendapatan
dari
Pengelolaan
BLUD
dianggarkan
sebesar
Rp13.943.034.710,00 dan realisasi sebesar Rp18.877.090.734,50 atau
135,39% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.12
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan
BLUD

Pendapatan dari Pengelolaan BLUD pada Balai Latihan Pendidikan dan
Teknik dianggarkan sebesar Rp1.780.388.500,00 dan realisasi sebesar
Rp1.284.466.195,00 atau 72,15% dari anggaran, tidak tercapai karena
adanya penurunan pelanggan secara keseluruhan.
Pendapatan dari Pengelolaan BLUD pada Bapel Jamkesos dianggarkan
sebesar Rp734.197.000,00 dan realisasi sebesar Rp586.019.614,00 atau
sebesar 79,82% dari anggaran, tidak tercapai karena Kota Yogyakarta
belum membayar iuran COB.
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dianggarkan
sebesar Rp3.211.740.000,00 dan realisasi sebesar Rp3.122.319.000,00
atau 97,22% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.13
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan

112

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

Pendapatan dari Pengukuran Kompetensi Pegawai
pada Badan
Kepegawaian Daerah dianggarkan sebesar Rp331.800.000,00 dan
realisasi sebesar Rp240.900.000,00 atau 72,60% dari anggaran, tidak
tercapai karena adanya pembatalan kegiatan Pengukuran Kompetensi
Pegawai oleh Pihak Ketiga.
Pendapatan dari Pengelolaan BUKP
Pendapatan
dari
pengelolaan
BUKP
dianggarkan
sebesar
Rp376.000.161,95 dan direalisasikan sebesar Rp380.132.369,57 atau
101,10%. Meliputi pendapatan dari Dana Pembinaan yang direalisasikan
sebesar Rp217.064.175,08 dan Jasa Produksi direalisasikan sebesar
Rp163.068.194,49.

Pendapatan Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pendapatan Pengelolaan Barang Milik Daerah dianggarkan sebesar
Rp5.518.736.300,00 dan realisasi sebesar Rp5.678.157.320,00 sehingga
lebih dari anggaran sebesar Rp159.421.020,00 atau 102,89% dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel V.14
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan
Barang Milik Daerah

Anggaran dan Realisasi Sewa Rumah Dinas sebesar Rp3.199.000,00
merupakan pendapatan dari sewa rumah di Jl. Panembahan Kromo Nomor
65 yang tarif pemungutannya belum ditetapkan dalam Perda Retribusi
Daerah.
Pendapatan Denda Lain-lain
Pendapatan Denda Lain-lain dianggarkan sebesar Rp2.221.665.244,00
dan realisasi sebesar
Rp2.658.101.952,00 atau 119,64%
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.15
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Denda Lain-lain

113

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

Tindak Lanjut Hasil Temuan
Pendapatan Tindak Lanjut Hasil Temuan dianggarkan sebesar
Rp386.443.685,00 dan realisasi sebesar Rp720.023.557,00 sehingga lebih
dari anggaran sebesar
Rp333.579.872,00 atau 186,32%. Realisasi
tersebut meliputi Temuan Inspektorat sebesar Rp602.446.366,00, Temuan
BPK RI/BPK RIP sebesar Rp64.659.476,00 dan Tindak Lanjut Hasil Temuan
TP/TGR Anggota Dewan sebesar Rp52.917.715,00.
Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dianggarkan sebesar Rp162.212.445,00 dan
direalisasikan sebesar Rp600.774.725,70 atau 370,36% dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel V.16
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Lain-lain

5.1.1. Pendapatan Transfer
2

Rp1.666.443.974.08
0,00

Rp1.356.662.127.53
7,00

Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Dareah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 yang diterima secara kas sebesar
Rp1.666.443.974.080,00 atau (92,35%), sehingga kurang dari anggaran
sebesar Rp138.057.078.122,00, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.17.
114

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Transfer

115

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Dana Bagi Hasil Pajak dianggarkan sebesar Rp103.137.240.292,00 dan
realisasi sebesar Rp70.324.849.321,00 terdiri dari:
Tabel V.18.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak

Pendapatan dari Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan dianggarkan sebesar
Rp96.419.727.057,00 dan realisasi sebesar Rp63.599.717.655,00 atau
sebesar 65,96% dari anggaran, tidak tercapai karena target sebesar
Rp32.820.009.402,00 diterima sesuai dengan transfer dari pusat dan
sampai laporan diterbitkan belum terdapat penetapan definitif dari
Kementrian Keuangan.
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam dianggarkan sebesar
Rp6.035.088.357,00 dan realisasi sebesar Rp6.431.380.269,00 atau
106,57% terdiri dari:
Tabel V.19.
Rincian Anggaran dan Realisasi
Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam

Pendapatan Bagi Hasil dari Provisi SDA dianggarkan sebesar
Rp3.137.213,00 dan realisasi sebesar Rp2.196.047,00 atau 70%, realisasi
sesuai dengan transfer dari pusat.
Pendapatan dari Bagi Hasil dari Iuran Tetap ( Land Rent) dianggarkan
sebesar Rp27.968.944,00 dan realisasi sebesar Rp19.578.259,00 atau
sebesar 70,00% dari anggaran, realisasi telah sesuai transfer dari pusat.
Dana Alokasi Umum dianggarkan sebesar Rp899.923.550.000,00, realisasi
sebesar Rp899.923.550.000,00 atau 100%.
Dana Alokasi Khusus dianggarkan sebesar Rp37.131.610.000,00 dan
realisasi 100% dengan rincian:
Tabel V.20.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

116

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

117

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Dana Penyesuaian dianggarkan sebesar Rp295.532.991.000,00
realisasi sebesar Rp294.666.956.487,00 dengan rincian:

dan

Tabel V.21.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Penyesuaian

Pendapatan dari Dana Bantuan Operasional (BOS) dianggarkan sebesar
Rp275.476.985.000,00 dan realisasi sebesar Rp274.610.950.487,00 atau
sebesar 99,69% dari anggaran, tidak tercapai karena pada saat alokasi
menggunakan data siswa pada awal Tahun Ajaran 2013/2014 sedangkan
realisasi berdasarkan data siswa awal Tahun Ajaran 2014/2015.
Dana Otonomi Khusus terdiri dari Dana Keistimewaan Tahun 2014 yang
dianggarkan sebesar Rp462.740.572.553,00. Nilai tersebut berasal dari
nilai
Alokasi
Dana
Keistimewaan
Tahun
2014
sebesar
Rp523.874.719.000,00 dikurangi dengan sisa Dana Keistimewaan Tahun
2013 sebesar Rp61.134.146.447,00. Adapun realisasi penerimaan Dana
Keistimewaan Tahun 2014 adalah sebesar Rp357.965.628.003,00 atau
sebesar 77,36% dari anggaran.
5.1.1. Lain-lain Pendapatan
3
yang Sah

Rp8.822.952.137,00

Rp10.291.886.370,
00

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah yang diterima oleh Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 merupakan
Pendapatan Hibah yang dianggarkan sebesar Rp8.969.411.400,00 dan
realisasi sebesar Rp8.822.952.137,00 atau 98,37% dengan
rincian
sebagai berikut:
Tabel V.22.
Anggaran dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah

118

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Realisasi Penerimaan Pendapatan Hibah sebesar Rp8.822.952.137,00
tidak termasuk Penerimaan Hibah Barang dari Pihak Ketiga sebesar
Rp19.609.378.072,00 yang terdiri dari:
Tabel V.23.
Rincian Penerimaan Hibah Barang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Uraian
Tanah
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat-alat Bengkel dan Ukur
Alat-alat Pertanian dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat-alat Studio dan Komunikasi
Alat-alat Laboratorium
Bangunan Gedung
Jaringan
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan
Aset Lain-lain
Jumlah

(Rp)
5.594.181.000,00
220.000.000,00
1.588.774.500,00
177.013.000,00
12.100.000,00
2.798.907.772,00
178.591.100,00
51.809.200,00
8.573.645.500,00
23.380.000,00
150.758.000,00
230.228.000,00
9.990.000,00
19.609.378.072,00

Penerimaan Hibah Barang senilai Rp19.609.378.072,00 telah dicatat
menambah aset tetap sebesar Rp19.599.388.072,00 dan Aset Lainnya
sebesar Rp9.990.000,00 pada Neraca per 31 Desember 2014 sesuai
dengan akun masing-masing.
5.1.2

Belanja dan Transfer

Rp2.981.068.320.42
1,41

Rp2.509.643.375.21
8,35

Belanja dan Transfer Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp3.466.745.462.269,77
dengan realisasi sebesar Rp2.981.068.320.421,41 atau 85,99%. Rincian
realisasi belanja terdiri dari:
5.1.2. Belanja Operasi
1

Rp1.942.797.509.93
2,94

Rp1.640.519.809.95
8,57

Realisasi Belanja Operasi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2014
dianggarkan sebesar Rp2.249.087.791.483,00 dan
realisasi sebesar Rp1.942.797.509.932,94 atau 86,38%, dengan rincian
sebagai berikut:
a
.

Belanja Pegawai

Rp623.924.262.660
,00

Rp634.832.119.680
,00

Belanja Pegawai pada Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar
Rp642.581.566.630,25 terdiri dari Belanja Pegawai Tidak Langsung
sebesar Rp523.308.261.027,25 dan Belanja Pegawai Langsung
sebesar Rp119.273.305.603,00.
Realisasi
Belanja
Pegawai
Tidak
Langsung
Rp512.498.970.935,00 dengan rincian sebagai berikut:

119

sebesar

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.24.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Sesuai Dengan Rincian Obyek Belanja

120

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Tahun 2014 per SKPD adalah sebagai berikut:
Tabel V.25.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Per
SKPD

Realisasi Belanja Pegawai Langsung Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp111.425.291.725,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.26.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Sesuai Obyek
Belanja

121

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Tahun
2014 per SKPD adalah sebagai berikut:
Tabel V.27.
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Langsung Per SKPD

b. Belanja
Jasa

Barang

dan Rp697.030.165.607,
94

Rp449.868.675.222
,57

Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp697.030.165.607,94 merupakan realisasi Belanja Barang dan Jasa
sebesar Rp867.039.199.272,94 dikurangi dengan realisasi Belanja
Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga
sebesar Rp170.009.033.665,00 dengan perhitungan sebagai berikut:

122

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.28.
Konversi Belanja Hibah Barang Ke Belanja Hibah

Sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari
APBD maka Belanja Hibah dalam bentuk barang dikonversi
menambah Belanja Hibah.
Belanja Barang dan Jasa pada Tahun Anggaran 2014 sebelum
dikonversi dianggarkan sebesar Rp1.099.717.364.859,67 dan
realisasi sebesar Rp867.039.199.272,94 dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel V.29.
Realisasi Belanja Barang dan Jasa Sesuai Dengan Obyek Belanja

123

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun 2014
per SKPD adalah sebagai berikut:
Tabel V.30.
Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Per SKPD

c.

Belanja Bunga

Rp0,00

Rp 0,00

Belanja Bunga pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar
Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.
d. Belanja Subsidi

Rp0,00

Rp0,00

Belanja Subsidi pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar
Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.

e.

Belanja Hibah

Rp611.770.903.665,
00
124

Rp542.939.546.55
6,00

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Realisasi Belanja Hibah Tahun 2014 sebesar Rp611.770.903.665,00
terdiri dari Belanja Hibah dalam bentuk uang sebesar
Rp441.914.970.000,00 dan Belanja Hibah dalam bentuk barang
sebesar Rp169.855.933.665,00.
Belanja Hibah dalam bentuk uang dianggarkan pada Belanja Tidak
Langsung PPKD dan Belanja Hibah dalam bentuk barang
direalisasikan melalui Belanja Barang dan Jasa obyek Belanja Hibah
Barang/Jasa Yang Akan Diserahkan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat
pada SKPD.
Belanja Hibah dalam bentuk uang pada Tahun Anggaran Belanja
Hibah pada Belanja Tidak Langsung Tahun 2014 dianggarkan sebesar
Rp492.157.257.993,00 dan realisasi sebesar Rp441.914.970.000,00
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.31.
Anggaran dan Realisasi Belanja Hibah Uang

Penjelasan Belanja Hibah (uang) Tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
1) Hibah Urusan Pendidikan
Hibah Urusan Pendidikan dikelola oleh Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga sebagai SKPD Teknis dengan anggaran
sebesar
Rp395.514.407.013,00
dan
realisasi
sebesar

125

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Rp389.704.141.000,00 atau 98,53% dengan rincian sebagai
berikut:

126

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel V.32.
Rincian Hibah Urusan Pendidikan

2) Hibah Urusan Kesehatan
Hibah Urusan Kesehatan dikelola oleh Dinas Kesehatan sebagai
SKPD Teknis. Dari anggaran sebesar Rp632.199.000,00 dan
realisasi sebesar 100% untuk Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit HIV AIDS sebesar Rp392.398.000,00 serta Peningkatan
Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan sebesar
Rp239.801.000,00.
3) Hibah Urusan Perhubungan
Hibah Urusan Perhubungan dikelola oleh Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika dengan ang