ANALISIS KIMIA SEDIMEN AKTIF SUNGAI CITA

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

ANALISIS KIMIA SEDIMEN AKTIF SUNGAI CITARUM DAN SEKITARNYA
Oleh: Kurnia, dan Ronaldo Irzon
Pusat Survei Geologi-Badan Geologi

Abstrak
Sedimen aktif di ambil dengan metoda BLEG dan fraksi -80 mesh dikeringkan, digerus,
selanjutnya dilarutkan dengan campuran asam dan dianalisis dengan AAS. Analisis Ag, Cu, Pb,
Zn, Co, Ni, Cr menggunakan AAS-flame; Cd dengan AAS-Grafit; dan As, Se dengan AAS-VGA.
AAS-grafit digunakan pada analisa Au setelah conto dilarutkan dengan air raja dan diekstrak
dengan MIBK. Analisis Merkuri dengan AAS-VGA setelah conto dilarutkan dengan air raja. Hasil
analisis dikontrol dengan Standar Batuan (CRM), spike standar dan conto duplikat. Hasil analisis
memperlihatkan sebaran kadar unsur-unsur tersebut di lokasi penelitian relatif rata meskipun
terlihat terdapat perbedaan jenis sedimen serta kandungan bahan organik, kecuali beberapa unsur
di lokasi yang dijumpai mineral pirit dan kuarsa ada beberapa unsur yang terindikasi tinggi. Unsur
tersebut adalah Au, Ag, Pb, Zn, Hg, As dan Cd di aliran anak sungai dari Kp.Bojonglaja-Soreang
terus sampai bermuara ke Sungai Ciwidey. Unsur Cr indikasi sedikit tinggi di S. Ciwidey, S.
Citarik sebelah hulu, S. Cidurian dan Citarum pada bagian hilir muara S. Ciwidey. Unsur Ni
indikasi sedikit tinggi di hulu Sungai Citarik, Cidurian dekat Bojongsoang, S. Ciwidey dekat

muara Citarum. Terdapat korelasi yang kuat ditemukannya mineral pirit, kuarsa, dan lempung pada
sedimen dengan tingginya kandungan Au, Ag, Pb, Zn, Hg, As dan Cd yang bisa lebih dari 10 x
lebih besar dibandingkan kadar rata-rata. Sedangkan korelasi kandungan unsur–unsur yang
dianalisis dengan adanya zat organik dari limbah rumah tangga, pertanian dan industri tidak terlalu
besar, terdapat kecenderungan menaikkan kandungan logam tertentu tetapi tidak melebihi dua kali
dari kadar rata-rata.
PENDAHULUAN
Kandungan unsur-unsur dalam sedimen aktif
sungai sangat berkaitan dengan kandungan
unsur-unsur tersebut di daerah yang dilalui
oleh aliran sungai baik secara alamiah dari
mineral yang terkandung dalam batuan / soil
ataupun berkaitan dengan adanya aktifitas
manusia yang menghasilkan buangan unsurunsur tersebut. Unsur-unsur dalam batuan
atau soil dapat berinteraksi dengan udara dan
air sehingga beberapa unsur larut dalam air
dan merembes ke dalam perairan, dan
sebaliknya unsur dalam air dapat mengendap
lagi apabila keadaan potensial dan pH air
berubah. Kandungan unsur dalam sedimen

aktif merupakan gabungan dari kadar unsur
dalam mineral yang ada dalam sedimen dan
hasil keseimbangan unsur tersebut antara fasa
air dan koloid.

Satuan batuan yang dilalui aliran anak
sungai dan sungai Citarum yang sangat
mempengaruhi jenis mineral / fragmen
batuan yang terkandung dalam endapan
sungai memenurut Silitonga Dkk. adalah
Endapan Danau (Ql), Batuan Terobosan
Andesit (a) dan Dasit (d), batuan hasil
kegiatan gunung api terdiri dari Breksi Tufan,
Lava, Batu Pasir dan Konglomerat (Pb), dan
Tuf Batuapung (Qyt) terdiri dari pasir tufan,
lapili, bom-bom, lava berongga dan
kepingan-kepingan andesit-basal padat yang
bersudut dengan banyak bongkahan dan
pecahan batu apung.
Endapan Danau (Ql) menempati areal yang

luas berupa dataran yang dilalui beberapa
aliran anak sungai dan sungai Citarum mulai
dari sekitar Majalaya sampai Soreang.
Batuan terobosan serta batuan hasil kegiatan
gunung api menempati daerah tinggian yang
1

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

dilalui oleh aliran anak Sungai Citarum di
sebelah selatan Majalaya, Banjaran dan
Soreang. Tuf Batuapung (Qyt) dilalui oleh
aliran anak sungai dari sebelah utara aliran
Citarum.
Aktifitas manusia yang erat kaitannya dengan
komposisi kimia sedimen aktif sungai antara
lain buangan rumah tangga, industri, dan
pertanian. Buangan rumah tangga yang besar
terutama yang dari daerah perkotaan yang

dilalui oleh S. Cikapundung dan S. Cidurian.
Kegiatan industri yang berada di daerah
sekitar Cicalengka dilalui oleh S. Citarik,
Gedebage oleh S. Cikeruh, Muhamad Toha
oleh S. Cidurian.
Kandungan unsur-unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn,
Co, Ni, Co, Cr, Hg, As, Se dan Cd dalam
sedimen aktif sungai dapat digunakan untuk
keperluan eksplorasi maupun untuk studi
lingkungan. Pengambilan conto pada
kegiatan ini tidak terlalu sistimatik karena
awalnya hanya ditujukan untuk pengambilan
conto yang akan dibuat Standar Batuan
(CRM) lokal di laboratorium kami, tetapi
conto cukup banyak dan dapat mewakili
beberapa area yang terlewati oleh aliran
sungai. Metode pengambilan sedimen sungai
menggunakan metode BLEG (Bulk Liquid
Ekstractable Gold).
Analisis Au menggunakan metode ekstraksi,

conto
dilarutkan
dengan
aquaregia
ditambahkan garam Sorenson dan diekstrak
dengan MIBK, selanjutnya diukur dengan
AAS-grafit. Merkuri diukur dengan metode
AAS-VGA setelah conto di dekstruksi
dengan air raja, menggunakan reduktor
larutan SnCl2.
Analisis Ag, Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Co, Cr
menggunakan metode AAS-flame dengan
bahan bakar asetilen dan oksidator udara,
setelah conto dilarutkan dengan campuran
asam HF, HClO4, HNO3 dan HCl. Analisis
Cd menggunakan metode AAS-Grafit dari
proses pelarutan yang sama. Analisis As dan
Se menggunakan metode AAS-VGA
menggunakan reduktor Sodium Borohidrid,


menggunakan hasil pelarutan yang sama
dengan di atas.
Dalam mengontrol keabsahan hasil analisis
digunakan SRM Gold ore MA-1b untuk Au,
sedangkan spike untuk Ag, Cu, Pb, Zn, Ni,
Co, Cr, As, Se dan Hg. Lebih jauh, untuk
melihat variasi dalam pengulangan analisis
dilakukan analisis duplo pada conto tertentu
(jumlahnya 10 % jumlah conto).
METODE
Pengambilan Conto
Pengambilan conto dalam kegiatan ini tidak
sistimatik sesuai dengan cara yang digunakan
untuk keperluan eksplorasi Geokimia
maupun untuk studi lingkungan, karena
kegiatan ini awalnya ditujukan untuk
pengambilan conto yang akan dipakai
sebagai standar batuan (CRM) yang
digunakan
lokal

di
laboratorium.
Pengambilan dilakukan dengan kerapatan
sekitar 5 km pada aliran sungai Citarum dan
di beberapa anak sungainya hanya beberapa
titik yang berdekatan dengan muara ke S.
Citarum. Pengambilan sedimen sungai di
lakukan dengan metode BLEG (Bulk Liquid
Ekstractable Gold) yaitu dengan penyaringan
secara basah menggunakan saringan nilon
ukuran 80 mesh, fraksi yang lolos ditampung
dalam wadah dan untuk mempercepat
pengendapan ditambahkan koagulan bisa
tawas/PAC (poli alumunium klorida).
Sedimen diambil pada sisi sungai yang
arusnya
lemah
sehingga
cukup
keterdapatannya, atau dibalik dan di bawah

batuan float. Supaya mewakili pengambilan
conto di suatu lokasi tidak di satu titik tetapi
beberapa titik ( 50 m jarak terjauh) sepanjang
aliran
sungai
kemudian
disatukan.
Pengambilan sedimen menggunakan sekop
bukan logam atau tempurung kelapa.
Dilakukan pencatatan singkapan batuan di
sekitar lokasi pengambilan conto, jenis
batuan float, mineral yang ada dalam
sedimen, dan kandungan zat organik. Hal

2

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

penting lagi adalah keadaan sungai apakah

sedang surut atau banjir.
Preparasi
Conto sedimen yang lolos ayakan 80 mesh
dikeringkan diterik matahari, apabila
menggunakan oven jangan melebihi 50 0C,
karena Hg bisa menguap pada suhu tinggi.
Setelah kering digerus dengan ball mill
sampai halus (sekitar -200 mesh).
Analisis Cu, Pb, Zn, Ni, Co, Ag dan Cr
Instrumen yang digunakan pada analisa ini
adalah SSA, Variant 120 FS. Asam yang
diperlukan adalah HClO4 p.a, HF p.a, HNO3
p.a. Pada tahap awal 0,5 gr conto ditimbang
dengan teliti dimasukkan kedalam beker
teflon, ditambahkan 5 ml HF, dan 1 ml
HClO4 selanjutnya dipanaskan di atas pelat
panas sampai macak-macak. Setelah dingin
ditambahkan 1,5 ml HNO3 p dan 7,5 ml HCl
p dipanaskan sampai larut , diencerkan
sampai 50 ml dengan aquades.Dipipet 1 ml

ditambah 1 ml Sr 2% dan ditanda bataskan
sampai 10 ml dengan HNO3 10%. Sampel
siap diukur dengan SSA flame dengan
parameter alat seperti pada Tabel 1.
Analisis Au
Instrumen yang dipakai tetap sama dengan
penambahan asesoris Grafit Furnace. 20 gr
conto dimasukkan ke dalam gelas piala 150
mL, tambahkan 40 mL HCl pekat dan 16 mL
HNO3 pekat. Campuran dibiarkan selama 4
jam atau lebih baik 1 malam. Campuran lalu
diaduk, tutup dengan kaca arloji sebelum
dipanaskan di atas pelat panas selama 1¼ jam
pada saat mendidih, didinginkan, diencerkan
dengan air suling sampai 50 mL dan aduk
campuran dengan baik, dibiarkan 1 malam.
Pipet aliquot 5 mL ke dalam tabung
pengekstrak dan tambahkan sekitar 5 mL
larutan garam Sorenson sampai warna kuning
hilang dan kocok. Tambahkan 5 mL MIBK

dan kocok selama 5 menit dan biarkan
larutan terpisah. Ukur dengan AAS pada
kondisi optimum

Dalam pegukuran ini kami memakai SAA
dengan panjang gelombang 242,8 nm;
bandpass 0,5 nm; dan arus lampu 6 mA
Analisis Se
Pengujian Se membutuhkan asessoris VGA.
Larutan yang dipakai analisis dapat
digunakan dari hasil dekstruksi pada analisis
Cu, Pb, Zn dan Ag di atas. Pipet 1 ml larutan
hasil dekstrusi conto, encerkan dengan HCl
6-7M dan panaskan 60-70 0C selama 10
menit tanda bataskan sampai 10 ml dan
masukkan kedalam botol tempat conto.
Masukkan ke dalam botol reductant larutan
NaBH4 0,6 % dalam NaOH 0,5 %. Masukkan
ke dalam botol acid larutan HCl 10M. Ketiga
larutan di atas yakni conto, acid dan reductan
disambungkan dengan kapiler, tutup rapat
botol tersebut. Sambungkan pipa kapiler dari
outlet uap ke sel yang ditempatkan di atas
burner SSA. Panggil program VGA untuk Se
dan lakukan optimasi, kalibrasi dan analisis.
Analisis As
Asesoris analisa As sama dengan yang
dipakai untuk Se. Sebanyak 1 ml larutan hasil
dekstruksi conto, encerkan dengan HCl 1 M,
tambahkan larutan KI 1% 2 ml,
tandabataskan sampai 10 ml biarkan 1
malam. Masukkan ke dalam botol reductant
larutan NaBH4 0,6 % dalam NaOH 0,5 %.
Masukkan ke dalam botol asam larutan HCl
5-10 M. Ketiga larutan di atas yakni conto,
asam dan reductan disambungkan dengan
kapiler yang sesuai dengan lihat, tutup rapat
botol tersebut. Panggil program VGA untuk
As dan lakukan optimasi, kalibrasi dan
analisis.
Analisis Hg
SSA Hitachi khusus dipakai untuk analisa Hg
dengan asesoris Merkuri Analizer. Bahan
yang butuhkan juga berbeda, yakni : HNO3 p,
HCl p.a., SnCl2, H2SO4 p, Hidroksil amin
HCl p.a dan K2S2O7 p.a. Timbang 0,5 gr
conto sebelum dimasukkan ke erlenmeyer
bertutup. Penambahan 5 ml aquaregia
dilakukan sebelum kemudian dipanaskan
pada pelat panas 60 0C selama 6 jam. Larutan

3

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

lalu diencerkan dengan aquades, sambil
optimasi SSA untuk analisis Hg. Conto
dimasukkan ke dalam reaktor Hg dan
ditambahkan 5 ml SnCl2 10% dalam HCl,
sambil dikocok selama 5 menit dan reaktor
ditiup udara kering serapan Hg diukur.
Kontrol Hasil Uji
Untuk mengontrol keabsahan dari hasil yang
didapat, bersama conto yang diuji dilakukan
pengerjaan yang sama seperti conto tetapi
diganti dengan standar SRM Gold ore MA1b.
Standar
MA-1b,
untuk
unsur-unsur
Cu,Pb,Zn, Ni,Co,Cr,Ag, dan As nilainya
bukan sertifikat, sehingga ditambah lagi
dengan metode penentuan % recovery.
Penentuan % recovery adalah dengan
menambahkan ke dalam conto yang telah
ditimbang dalam cawan teflon sejumlah
volume
tertentu
standar
Cu,Pb,Zn,
Ni,Co,Cr,Ag, dan As 10 ppm kemudian
didekstruksi dan dikerjakan sama seperti
conto.
Untuk melihat variasi dalam hasil karena
pengulangan analisis dilakukan analisis duplo
terhadap 3 conto dari 24 conto yang
dianalisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Lapangan
Sedimen aktif di aliran sungai Citarum dan
sekitarnya
antara lain berupa pasiran,
lempung pasiran kaya zat organik, dan
lempung kaya zat organik. Sedimen jenis
pasiran dijumpai di S. Citarum agak ke hulu,
S. Cisangkuy, S. Ciraseah, dan S. Ciwidey
yang terdiri dari mineral golongan feldsfar,
mineral berat berwarna hitam dan sedikit
lempung. Khusus di aliran S. Ciwidey
tepatnya di sungai kecil dekat stadion Persib
selain mineral di atas terdapat juga pirit,
kuarsa, dan lempungnya cukup banyak.
Sedimen jenis lempung pasiran kaya zat
organik dijumpai di sebagian besar aliran
sungai yang diteliti yaitu di S. Citarum dari

Majalaya ke hilir, S. Citarik, S. Cikeruh, S.
Cipamokolan dan S. Cidurian. Sedimen jenis
lempungan sangat kaya zat organik dijumpai
di S. Cikapundung sekitar Dayeuhkolot.
Kontrol Hasil Analisis
Hasil kontrol hasil analisis dengan melihat
hasil kadar unsur dalam standar yang
dianalisis bersama-sama dengan analisis
conto, terlihat pada Tabel 2. Hasil analisis Au
memperlihatkan hasil yang cukup dekat
dengan nilai yang ada di sertifikat, baik
menggunakan standar lokal maupun standar
international Mb dikeluarkan Canada.
Sedangkan unsur lainnya dalam standar
international hanya merupakan informasi
tidak
disertifikatkan,
hasil
analisis
mempunyai nilai yang dekat dengan nilai
tersebut seperti Cu, Pb, Zn, Ag, Co dan Ni.
Kontrol analisis menggunakan metode spike
memperlihatkan hasil yang cukup baik
recovery berkisar 80 s.d. 120 %, kecuali
untuk Co terlihat adanya penekanan dari
matrik conto dalam sedimen sungai.
Metode lain adalah dengan membandingkan
hasil analisis dengan metode XRF,dan ICP
data yang terkumpul masih sedikit terlihat
beberapa unsur tertentu ada kesamaan dan
sebagian lagi berbeda, untuk menyimpulkan
masih memerlukan hasil dari Laboratorium
berbeda atau hasil dari metode NAA.
Variasi hasil dari pengulangan analisis
secara
duplo
terhadap
3
conto
memperlihatkan variasi yang tidak terlalu
besar (< 10%).
Hasil Analisis Kimia dan Peta Sebaran
Unsur dalam Sedimen Aktif S. Citarum
dan Sekitarnya
Au
Hasil analisis Au dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan dan di plot ke dalam peta
1:100.000 pada Gambar 3. Kadar terkecil 3
ppb dan terbesar 1900 ppb. Pada peta sebaran
Au di aliran S. Citarum dan sekitarnya

4

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

terlihat kebanyakan sedimen konsentrasinya
antara 3 s.d. 20 ppb yang dapat dianggap
sebagai kadar Au dalam sedimen aktif sungai
yang mineralisasinya kecil dan tidak ada
pembuangan limbah yang mengandung Au.
Kadar yang agak besar antara 21 s.d. 40 ppb
dijumpai di S.Citarik agak hulu, S. Cidurian
sekitar Bojongsoang, S. Citarum sekitar
Baleendah dan S. Cikapundung sekitar
Dayeuhkolot, mungkin berkaitan dengan
industri rumah tangga. Sedangkan hasil yang
tinggi di sungai kecil di Kampung
Bojonglaja, 1900 ppb dan terus sampai
bermuara dengan sungai Ciwidey konsentrasi
Au masih 129 ppb sedangkan setelah
bermuara ke sungai Citarum kandungan Au
hanya sedikit diatas rata-rata yaitu 21 ppb
erat hubungannya dengan ditemukannya
mineral pirit halus dan kuarsa pada sedimen
sungai. Batuan yang tersingkap di sekitar
aliran sungai ini adalah tuf berkomposisi
dasitik ada yang terindikasikan mineralisasi
dengan adanya rekahan yang diisi mineral
berwarna coklat kehitaman. Mineral pirit,
kuarsa dan lempung cukup banyak dalam
sedimen sungai tidak sebanding dengan
mineralisasi yang ada pada batuan jadi
diperkirakan
berasal
dari
buangan
pengolahan bijih emas.
Ag
Hasil analisis Ag dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 1,7 ppm dan
terbesar 9,4 ppm. Peta sebaran unsur ini
hampir sama dengan sebaran Au, kebanyakan
berkisar antara 1,7 s.d. 2,8 ppm kecuali di
aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja,
9,4 ppm dan terus sampai bermuara dengan
Sungai Ciwidey. Meskipun telah terencerkan
konsentrasi Ag masih 4,9 ppm sedangkan
setelah bermuara ke sungai Citarum
kandungan Ag hanya rata-rata bagian atas
yaitu 2,6 ppm. Terlihat hubungan yang erat
antara sebaran Au dengan Ag, diperkirakan
anomali berasal dari sumber yang sama dari
mineral yang asosiasinya dengan Au dan Ag.

Cu
Hasil analisis Cu dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 33 ppm dan
terbesar 104 ppm. Pada peta sebaran Cu di
sepanjang aliran S. Citarum dan sekitarnya
terlihat relatif rata antara 30 s.d. 50 ppm ini
dapat dianggap nilai rata-rata, yang agak
tinggi antara 50-60 ppm terdapat di aliran S.
Cisangkuy dan S. Cikapundung bagian hulu
diperkirakan alamiah berasal dari alam
karena dari pengamatan lapangan sedimen
sungai relatif tidak banyak zat organiknya
dari buangan dan sungai cukup bersih.
Sedangkan yang di S. Citarik, Cikeruh,
Cipamokolon, Cikapundung dan Citarum
dekat Baleendah diperkirakan berkaitan
dengan kegiatan industri dan rumah tangga,
berdasarkan pengamatan di lapangan
sedimen banyak zat organiknya yang berasal
dari buangan. Tingginya kadar Cu di aliran
sungai kecil di sungai yang sama dengan
anomali Au dan Ag di Kampung Bojonglaja,
104 ppm, tentunya berhubungan dengan
sumber yang sama.
Zn
Hasil analisis Zn dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 75 ppm dan
terbesar 3343 ppm. Pada peta sebaran Zn di
sepanjang aliran S. Citarum dan sekitarnya
terlihat relatif rata antara 50 s.d. 150 ppm ini
dapat dianggap nilai rata-rata, yang agak
tinggi antara 151-200 ppm terdapat di aliran
S. Citarik sebelah hulu, Cidurian dan
Cikapundung
berdasarkan
pengamatan
lapangan yang memperlihatkan banyaknya
zat organik dari limbah di lokasi tersebut
diperkirakan erat kaitannya dengan kegiatan
tersebut.. Tingginya kadar Zn di aliran sungai
kecil di sungai yang sama dengan anomali
Au dan Ag di Kampung Bojonglaja, sekitar
2000 ppm, tentunya berhubungan dengan
sumber yang sama.

5

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

Co
Hasil analisis Co dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 8 ppm dan
terbesar 20 ppm. Hasil analisis setiap conto
relatif rata antara 8 s.d. 20 ppm.
Li
Hasil analisis Li dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 2,5 ppm dan
terbesar 4,7 ppm. Hasil analisis setiap conto
relatif rata antara 2,5 s.d. 4 ppm, di lokasi S.
kecil di Kampung Laja sedikit diatas ratarata, 4,7 ppm.
Ni
Hasil analisis Ni dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 9 ppm dan
terbesar 30 ppm. Hasil analisis setiap conto
relatif rata antara 9 s.d. 20 ppm, beberapa
lokasi yang sedikit diatas rata-rata yaitu di S.
Ciwidey dekat ke muara Citarum, S. Cidurian
dan Citarum setelah muara Cidurian di
daerah Bojongsoang, dan S. Citarik agak ke
hulu.Agak tingginya kadar Ni dalam sedimen
diperkirakan
ada
kaitannya
dengan
kandungan zat organik dari limbah industri
dan rumah tangga dalam sedimen.
Pb
Hasil analisis Pb dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 0 ppm dan
terbesar 943 ppm. Hasil analisis setiap conto
relatif rata antara 0 s.d. 40 ppm kecuali di
aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja,
943 ppm, dan di muara Sungai Citarik sedikit
diatas rata-rata. Anomali Pb di Kampung
Bojonglaja berkaitan dengan anomali Au dan
unsur-unsur lainnya sedangkan di S. Citarik
mungkin disebabkan adanya zat organik dari
limbah.
Hg
Hasil analisis Hg dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 100 ppb dan
terbesar 30.000 ppb. Hasil analisis setiap

conto relatif rata antara 100 s.d. 200 ppb
kecuali di aliran sungai kecil di Kampung
Bojonglaja, 30.000 ppb dan setelah bermuara
ke S. Ciwidey yang besar kadar Hg masih
tinggi ,745 ppb bahkan sampai bermuara ke
Citarum masih terdeteksi kadar Hg di atas
rata-rata, 350 ppb. Di Sungai Cikapundung
sekitar Dayeuhkolot kandungan Hg sedikit di
atas rata-rata, 428 ppb, di lapangan
memperlihatkan sedimen sangat didominasi
lempung kaya zat organik berwarna hitam
dan berbau mungkin berasal dari limbah
rumah tangga dan industri. Di Sungai
Cikapundung agak ke hulu di wilayah desa
Cikawao kandungan Hg sedikit tinggi, 405
ppb, di lapangan memperlihatkan sungai
bersih dan sedimen sungai berupa pasiran
yang tidak banyak bahan organik,
kemungkinan merkuri berasal dari alam
misalnya berkaitan dengan air panas atau
sungai melewati daerah hidrotermal. Di
tempat yang air sungainya kotor dan
sedimennya banyak bahan organik seperti di
S. Cidurian sekitar Bojongsoang, S. Citarum
sekitar Baleendah, S. Cikeruh, Citarik dan
Cipamokolan kadar merkuri masih dalam
range rata-rata.
Cd
Hasil analisis Cd dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 0,09 ppm dan
terbesar 17,46 ppm. Hasil analisis setiap
conto relatif rata antara 0.09 s.d. 0,30 ppm
kecuali di aliran sungai kecil di Kampung
Bojonglaja, 17,46 ppm dan setelah bermuara
ke S. Ciwidey yang besar kadar Cd masih
tinggi, 0,405 ppm bahkan sampai bermuara
ke Citarum masih terdeteksi kadar Cd di atas
rata-rata, 0,375 ppm. Di Sungai Cikapundung
sekitar Dayeuhkolot kandungan Cd sedikit di
atas rata-rata, 0,345 ppm, di lapangan
memperlihatkan sedimen sangat didominasi
lempung kaya zat organik berwarna hitam
dan berbau mungkin berasal dari limbah
rumah tangga dan industri. Sedangkan
dibeberapa lokasi yang terlihat airnya kotor

6

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

dan terlihat limbah kadar Cd hanya sedikit
agak tinggi.
As
Hasil analisis As dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 0,178 ppm dan
terbesar 79,930 ppm. Hasil analisis setiap
conto relatif rata antara 0.178 s.d. 1,00 ppm
kecuali di aliran sungai kecil di Kampung
Bojonglaja, 79,93 ppm dan setelah bermuara
ke S. Ciwidey yang besar kadar As masih
tinggi, 1,923 ppm tetapi setelah bermuara ke
Citarum konsentrasinya tidak tinggi lagi
dekat dengan kadar Cd rata-rata. Yang
menarik adalah di sebelah hulu bermuaranya
sungai kecil dengan S. Ciwidey terdeteksi
kadar As tinggi 3,623, berarti ada sumber As
lain selain sungai kecil dari Kampung
Bojonglaja, di lapangan keadaan sungai
cukup bersih dan tidak banyak limbah
organiknya. Sedangkan kadar As di sungai
yang terlihat kotor dan banyak zat
organiknya dari limbah tidak terlalu terlihat
perbedaannya dengan rata-rata.
Se
Hasil analisis Se dalam sedimen aktif aliran
sungai
Citarum
dan
sekitarnya
di
kelompokkan. Kadar terkecil 0,114 ppm dan
terbesar 0,274 ppm. Hasil analisis setiap
conto relatif rata antara 0.1 s.d.0,3 ppm.
Beberapa unsur yang memperlihatkan
anomali di beberapa lokasi tertentu yang
terlihat ada limbahnya tidak memperlihatkan
gejala yang sama dalam kandungan Se, hasil
relatif rata diseluruh lokasi baik sungai
keadaannya bersih atau tercemar.
KESIMPULAN
Sebaran unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Hg, Cd
dan As memperlihatkan pola sebaran yang
hampir sama, memperlihatkan anomali
positip di aliran sungai kecil yang melewati
Kampung Bojonglaja, Soreang, terus sampai
bermuara ke S.Ciwidey terus sampai
bermuara dengan S. Citarum. Sedangkan di

S. Citarum ke sebelah hilirnya anomali sudah
tidak terlalu jelas karena pengenceran yang
banyak. Di aliran sungai Citarum dan
sekitarnya yang lain tidak memperlihatkan
variasi yang besar dari kandungan unsurunsur tersebut.
Kandungan unsur Zn, Pb, Cd, Hg dan Cr
pada sedimen yang di lapangan terlihat
banyak limbah baik industri maupun rumah
tangga seperti di S. Cidurian sekitar
Bojongsoang, S. Cikapundung sekitar
Dayeuh Kolot, S. Citarum sekitar Baleendah,
S. Citarik dan S. Cikeruh memperlihatkan
sedikit lebih tinggi tetapi tidak melebihi 2
(dua) kali lipat kadar rata-rata dari sedimen
yang bersih / tidak ada mineralisasi.
Hasil analisa juga memperlihatkan bahwa
kandungan unsur Se dan Li relatif tidak
memperlihatkan variasi yang besar, hampir
rata pada semua conto. Kemudian,
kandungan Co dalam sedimen sungai kurang
bagus hasilnya jika dianalisis dengan AAS,
terlihat adanya penekanan signal pada saat
dilakukan kualiti kontrol dan hasil uji
banding dengan metode XRF maupun ICP.
Hasil AAS < XRF < ICP..

DAFTAR PUSTAKA
Arthur W.R., Hawkes R.E, dan Webb J.S.,
1979. Geochemistry in Mineral Exploration.
Second Edition, Academic Press, London,
1979.
Brady, J.E., 1990. General Chemistry: Principles
and Structure, 5th edition, John Wiley & Sons,
New York.

Broekoert J.A.C,. 2002. Analytical Atomic
Spectrometry with Flames and Plasmas.
Wiley VCH, New York.
Michael K., and Hendrik E., 2000. Extraction
of Antimony and Arsenic from fresh and

7

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

freeze-dried plant samples as determined by
HG-AAS. Fresenius J. Anal. Chem, 368,702707.
Reeves R.D. dan Brooks R.R., 1978. Trace
element analysis of Geological Materials.
Vol.51, John Wiley & Sons, New York.
Seider, W.D., Seader, J.D., dan Lewin, D.R.,
2003, Product and Process Design Principles:
Synthesis,Analysis and Evaluation, Edisi ke-2,
John Wiley & Sons, New York.

Silitonga P.H., 2003. Peta Geologi Lembar
Bandung, Jawa. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Viets J.G., Clark J.R. dan Campbell W.L.,
1984. A Rapid partial leach and organic
seperation for the sensitive determination of
Ag, Bi, Cd, Cu, Mo, Pb, Sb, and Zn in surface
geologic material by flame atomic
absorption. Jour. Geochem. Exploration, 20,
355-366.
Wesley J., dan Maxwell ., 1981. Rock and
Mineral Analysis, 2nd edition, John Wiley &
Sons, New York.
Anonim, 2004 , Analytical Methods for
Graphite VGA-77, Instruction Manual
Variant, Australia.

8

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

Tabel 1. Parameter AAS Dalam Analisis Unsur
Parameter AAS
Tipe
Panjang gelombang
(nm)
Lebar celah (nm)
Arus (mA)
Bacground
Standar 1 (ppm/ppb)
Standar 2 (ppm/ppb)
Standar 3 (ppm/ppb)
Standar 4(ppm/ppb)
Waktu pengukuran
(detik)
Tipe nyala

Aliran udara (l/mnt)
Aliran asetilen (l/mn)

Ni
Flame
232.0

Pb
Flame
217.0

Cu
Flame
324.8

Zn
Flame
213.9

Cr
Flame
357.9

Co
Flame
240.7

Cd
Furnace
228.8

V
Furnace
318.5

Se
Vapor
196.0

0.2
4.0
On
0.25
0.50
1.00
2.00
1.5

1.0
8.0
On
0.25
0.50
1.00
2.00
1.7

0.5
4.0
Of
0.25
0.50
1.00
2.00
1.5

1.0
5.0
On
0.10
0.20
0.40
0.80
1.0

0.2
7.0
Off
1.000
2.500
5.000
7.500
1.5

0.2
7.0
On
0.500
1.000
2.500
5.000
1.2

0.5
4.0
On
0.50
1.00
2.50
5.00

0.2
20.0
Off
10
20
30
40

0.5
8.0
On
2.00
4.00
6.00
8.00
5

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Udara/
Asetilen
13.50
2.90

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Tabel 2. Parameter Kontrol Uji
Unsur
Au

Jenis
kontrol

CRM lokal

CRM Mb

Nilai Sertifikat

(Nilai Taksiran)
1,0 ± 0,1

17,0 ± 0,3

Hasil
Uji

Udara/
Asetilen
13.50
2.00

Keterangan

1,17
0,97
0,99

95%

16,42

97%

16
16,3
Ag

Pb

Cu

CRM Mb

CRM Mb

CRM Mb

3,9

200

100

4,2
4,3
4,4

90%

231
228
219

89%

99
101
98

Zn

Co

Ni

CRM Mb

CRM Mb

CRM Mb

100

30

90

99%

76
77
78

77%

34
33
33

90%

66
68
68

76%

9

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Sedimen Aktif Dari Sungai Citarum dan Sekitarnya
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Kode
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-01
dup
K-02
dup
K-03
dup

Cu
54.75
52.39
103.5
48.43
56.79
58.39
44.04
51.00
56.57
43.29
35.25
32.89
47.04
49.07
53.04
63.96
41.04
39.96
43.50
49.18
46.39
43.18
55.71
47.04

Pb
7.4
11.7
942
14.6
11.4
9.5
19.4
40.2
35.7
27.4
19.6
31.2
31.3
21
15.4
36.9
2.5
t.d
t.d.
3.54
1.82
t.d.
14.8
6.32

Zn
100.07
142.50
3342.8
169.29
93.32
89.14
75.32
79.61
115.71
92.57
125.79
265.07
86.04
108.21
119.25
178.93
75.32
179.79
101.36
88.50
99.64
86.46
124.39
199.07

Ni
16.82
19.18
17.57
17.36
16.18
16.71
16.61
14.36
16.29
19.82
16.71
27.11
11.14
15.75
13.5
8.89
19.29
22.39
22.07
14.46
17.14
18.54
18.54
30.32

Co
9.54
10.07
7.82
11.79
11.04
10.29
10.29
9.21
9.00
10.71
12.43
19.71
7.50
9.64
8.46
7.29
10.82
18.21
12.11
9.11
9.75
10.07
8.04
11.68

Ag
2.70
2.60
9.40
2.60
2.10
1.90
2.10
1.80
1.80
2.10
2.30
4.90
1.80
1.70
1.80
1.80
2.20
2.60
2.30
1.90
2.10
2.30
2.10
2.80

Li
3.54
3.00
4.71
3.21
2.57
2.57
2.79
2.89
4.07
2.79
3.32
2.68
3.32
3.96
3.54
3.96
3.32
2.89
3.32
3.11
2.68
3.00
2.79
2.79

Au
0.011
0.03
1.589
0.021
0.009
0.008
0.031
0.016
0.013
0.011
0.006
0.129
0.011
0.017
0.008
0.031
0.004
0.012
0.013
0.005
0.003
0.005
0.012
0.029

Hg
200.00
150.00
48400
350.9
185.20
405.20
100.00
163.00
192.60
118.50
177.80
745.10
192.59
140.74
200.00
428.80
100.00
100.00
133.30
163.00
148.20
163.00
200.00
200.00

55.79

5.14

108.9

16.29

7.9

2.3

3.50

0.012

206

54.4

8.6

151.0

22.0

8.8

2.0

3.20

0.021

159

109.7

979

3430

18.6

6.1

8.6

5.92

1.620

47650

Cr
86.04
96.75
87.21
100.6
73.18
61.61
69.11
51.21
46.07
85.93
100.6
218.6
37.93
62.04
48.32
29.46
77.46
150.7
98.36
42.21
67.93
78.86
33
110.3

As
0.705
0.492
79.93
0.879
0.756
0.769
0.553
0.480
0.179
0.606
3.623
1.923
0.623
0.583
1.710
0.255
0.376
0.350
0.491
0.553
0.178
0.547
0.287
0.293

Se
0.15
0.134
0.148
0.118
0.172
0.222
0.114
0.158
0.174
0.182
0.202
0.142
0.25
0.188
0.274
0.248
0.152
0.206
0.178
0.218
0.19
0.154
0.222
0.16

10

Cd
0.21
0.21
17.46
0.375
0.225
0.27
0.12
0.18
0.255
0.18
0.135
0.405
0.255
0.165
0.195
0.345
0.135
0.09
0.12
0.105
0.165
0.06
0.225
0.09

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

11

Pertemuan Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia
Yogyakarta, November 2011

12