MAKALAH TENTANG EVOLUSI UBUR UBUR

MAKALAH TENTANG
EVOLUSI UBUR – UBUR

Fanny Oktaviani (10)
XII MIPA 4

PERBANDINGAN UBUR – UBUR DANAU KAKABAN
DENGAN UBUR – UBUR LAUT
KARAKTERISTIK
Ubur – ubur pada
Ubur – ubur Danau
umumnya
Kakaban
Kebanyakan ubur-ubur hidup di
Ubur-ubur yang berada di Danau
laut (perairan), yaitu dari pantai Kakaban hidup di air yang lebih tawar
hingga dasar laut.
dibandingkan dengan air laut d
sekelilingnya.
Keistimewaan dari ubur-ubur
adalah Sel penyengat (nematosit) yang

berada pada tentakelnya dan berfungsi
untuk beberapa aktivias ubur-ubur
seperti
pergerakan,
menangkap
mangsa serta pertahan diri. Nemato
atau sel penyengat adalah struktur
intraseluler
paling
besar
dan
kompleks. Racun dari mematosis
bervariasi dan neurotoksin adalah
yang paling sering muncul.

Dikarenakan adanya perbedaan
ekosistem air, daya sengat yang
dimiliki oleh ubur-ubur menjadi turun
atau
bahkan

hilang.
Demi
mempertahankan
hidup,
mereka
(ubur-ubur)
berevolusi
dengan
mengikuti perubahan ekosistem di
sekitarnya. Perangkat organ penghasil
racun yang ditemukan pada ubur-ubur
yang hidup di air laut dengan
kepekatan garam pun musnah.

Ubur-ubur termasuk ke dalam
bangsa karnivora. Makanan ubur-ubur
terdiri atas berbagai macam hewan,
mulai dari jenis zooplankton hingga
ikan yang ditangkapya dengan
tentakel yang dilengkapi banyak

nematosis.

Ubur-ubur tersebut cenderung pasif
atau berdiam diri dengan bukaan
payungnya yang terbalik menghadap
ke atas dan membiarkan tentakelnya
yang penuh alga simbion untuk
fotosintetis. Prilaku ini merupakan
perilaku “memelihara” simbion dalam
tubuhnya berupa mikroalga yang
hidup dalam jaringan. Hal ini
merupakan aksi simbiosis yang saling
memberi keuntungan. Mikroalga
dapat menggunakan produk metabolik
(CO2) dari ubur-ubur, sebaliknya uburubur dapat menggunakan oksigen
yang dihasilkan dari fotosintesis
mikroalga.

Menurut para ahli, Beribu-ribu tahun diperlukan untuk suatu proses evolusi
dari suatu bentuk kehidupan yang lebih kompleks dimana ini hal ini bisa terjadi

hanya di laut tanpa adanya kehidupan yang bersaingan.

Danau Kakaban terletak di Pulau Kakaban, sebuah
pulau kecil tak berpenghuni di pesisir timur Kalimantan.
Danau Kakaban terbentuk dari sebuah pulau karang
berbentuk cincin yang disebut atol. Umumnya, daratan
atol yang muncul ke permukaan laut berukuran sempit
dan melingkar. Di tengah atol terdapat semacam kolam
berisi air laut yang disebut laguna.
Adanya
pergerakan
lempeng
kulit
bumi
± 20.000 tahun yang lalu dan berbagai aktifitas geologi
yang kompleks di pesisir timur Kalimantan, menyebabkan
karang atol perlahan-lahan mengalami pengangkatan
setinggi 40-60 m di atas permukaan laut. Kemudian
ditambah air dari dalam tanah dan air hujan sejak sekian
lama. Akibatnya,

semua
makhluk
hidup
yang
terperangkap pun beradaptasi selama beribu-ribu tahun
yang lalu dengan lingkungan barunya itu.
Danau Kakaban memiliki setidaknya empat jenis ubur-

ubur, yaitu:
1. Ubur-ubur totol Mastigias cf papua (1-20 cm)
Ubur-ubur totol merupakan jenis ubur-ubur yang
paling banyak jumlahnya di Danau Kakaban. Akibat
isolasi selama ribuan tahun, ubur-ubur ini memiliki
karakter fisik yang berbeda dengan saudaranya yang
hidup di laut.
Kurangnya predator menyebabkan kelenjar sengat
(nematosit) dari ubur-ubur ini mengalami reduksi
sehingga berukuran sangat kecil. Dalam ekosistem
danau Kakaban yang nyaris tanpa predator dan memiliki


sumber makanan yang melimpah, keberadaan kelenjar
sengat tidak diperlukan lagi.

Selain reduksi pada kelenjar sengat, pola totol pada

tubuh ubur-ubur di danau Kakaban juga menghilang.
Warna
tudungnya
pun
berubah
menjadi
kemerahan/pink. Demikian pula dengan tentakel yang
tereduksi menjadi lebih kecil.
2. Ubur-ubur bulan Aurelia aurita (5-50 cm)

Ubur-ubur bulan merupakan jenis ubur-ubur
terbesar. Tubuhnya dapat dikenali dari warnanya yang
putih agak transparan dengan motif daun semanggi di
ujung tudungnya. Struktur seperti daun semanggi ini
sebenarnya adalah gonad dari ubur-ubur tersebut.

3. Ubur-ubur kotak Tripedalia cystophora (7-10 mm).

Ubur-ubur kotak Tripedalia
cystophora (Gambar 4D) yang
merupakan spesies ubur-ubur
terkecil di Danau Kakaban.
Meskipun ukurannya paling
kecil, keluarga ubur-ubur ini
(kelas
Cubozoa)
terkenal
sebagai kelompok ubur-ubur
dengan daya sengat paling
mematikan.
Namun, sebagaimana jenis
ubur-ubur
sebelumnya,
kelenjar nematosit ubur-ubur
kotak
telah

tereduksi
sehingga tidak lagi membahayakan bagi manusia.

4. Ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (15-20 cm).
Jenis ubur-ubur lainnya yang juga unik adalah uburubur terbalik (upside-down jellyfish) Cassiopea ornata
(Gambar 4A). Ubur-ubur ini tergolong hewan bentik yang
terspesialisasi hidup di dasar perairan.
Berbeda dengan jenis sebelumnya yang memangsa
zooplankton, ubur-ubur terbalik mendapatkan makanan
dari zooxanthella yang “bersemayam” di dalam jaringan
tubuhnya.
Zooxanthella termasuk protozoa berbulu cambuk
yang mampu memproduksi makanannya sendiri
melalui
proses
fotosintesis.
Sebagian
besar
zooxanthella pada ubur ubur ini terkonsentrasi di
bagian bawah tudung dan tentakel sehingga untuk

memaksimalkan proses fotosintesis, ubur ubur ini
membalik tubuhnya di dasar perairan.

OPINI
Saya setuju dengan teori evolusi ubur – ubur ini dan
sangat unik khususnya ubur – ubur Mastigias yang dapat
menyengat manusia dan membunuh mangsa, namun
mereka terisolasi ± 20.000 tahun yang lalu sehingga tidak
berbahaya. Begitu juga fakta yang ditunjukan oleh para
ahli masuk akal dan tanpa kekuatan Nya mungkin kita
tidak dapat menikmati keindahan alam bawah laut karena
ubur – ubur Mastigias yang dapat menyengat ini. Maka
atas izin Nya, dibuat lah Danau Kakaban, agar manusia
dapat menikmati kekuasaan Nya.