Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Berdasarkan DP3 Di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan Chapter III V
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu penelitian
agar penelitian dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini
yang menjadi variabel-variabel penelitiannya adalah kesetiaan (X1), prestasi kerja
(X2), tanggung jawab (X3), ketaatan (X4), kejujuran (X5), kerjasama (X6), prakarsa
(X7), dan kepemimpinan (X8).Berikut disajikan gambar kerangka konseptual untuk
pengembangan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Kesetiaan
Prestasi Kerja
Tanggungjawab
Ketaatan
Kinerja
Kejujuran
Kerjasama
Prakarsa
Kepemimpinan
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Dari gambar kerangka konseptual 3.1, dapat diuraikan bahwa kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan
kepemimpinan yang akan diperkirakan saling mempengaruhi pengembangan model
penilaian kinerja pegawai negeri sipil. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi
bahwa semakin tinggi atau rendah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
55
Universitas Sumatera Utara
kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan akan ditentukan oleh variabel
indikator dari masing-masing variabel penelitian. Jadi dapat diuji analisis faktor yang
saling mempengaruhi dari ke delapan variabel penelitian berdasarkan variabel
indikator dari masing-masing variabel penelitian.
Kesetiaan (X1) adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan
mengamalkan sesuatu yang disertai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Prestasi Kerja (X2) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanggung jawab (X3) adalah
kesanggupan seorang pegawai negeri sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul
resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. Ketaatan
(X4) adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati perturan
perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan. Kejujuran (X5) merupakan ketulusan hati
seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Kerjasama (X6) adalah
kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai dayaguna
dan hasilguna yang sebesar-besarnya. Prakarsa (X7) adalah kemampuan seorang
pegawai
negeri
sipil
untuk
mengambil
keputusan,
langkah-langkah
atau
melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok
tanpa menunggu perintah dari atasan. Kepemimpinan (X8) adalah kemampuan
seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan
secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok
56
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari teoritis mengenai
variabel penelitian, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan delapan
variabel penelitian, antara lain kesetiaan (X1), prestasi kerja (X2), tanggung jawab
(X3), ketaatan (X4), kejujuran (X5), kerjasama (X6), prakarsa (X7), dan kepemimpinan
(X8). Dimana semua variabel penelitian merupakan unsur dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan. Adapun definisi operasional dan indikator pengukuran
masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut.
9. Variabel kesetiaan (X1), adalah tekad dan kesanggupan pengabdian kepada
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah. Indikator
variabel kesetiaan, antara lain mentaati (X1-1), melaksanakan (X1-2), dan
mengamalkan (X1-3).
10. Variabel prestasi kerja (X2), adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Adapun
indikator variabel prestasi kerja, antara lain kecakapan (X2-1), keterampilan (X22),pengalaman
(X2-3), dan kesungguhan (X2-4).
11. Variabel tanggung jawab (X3), adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya
atau tindakan yang dilakukannya. Adapun indikator variabel tanggung jawab,
antara lain menyelesaikan pekerjaan dengan baik (X3-1), menerima resiko atas
keputusan yang diambil (X3-2), dan kedisiplinan (X3-3).
12. Variabel ketaatan (X4), adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk
mentaati peraturan yang berlaku, mentaati perintah yang diberikan oleh atasan
57
Universitas Sumatera Utara
yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang
ditentukan. Adapun indikator variabel ketaatan, antara lain taat peraturan yang
berlaku (X4-1) dan taat perintah kedinasan (X4-2).
13. Variabel kejujuran (X5), adalah ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang
yang diberikan kepadanya. Adapun indikator variabel kejujuran, antara lain tulus
dalam bekerja (X5-1) dan amanah (X5-2).
14. Variabel kerjasama (X6), adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk
bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang
ditentukan sehingga mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-besarnya.
Adapun indikator variabel kerjasama, antar lain komunikatif (X6-1) dan proaktif
(X6-2).
15. Variabel prakarsa (X7) adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipiluntuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari
atasan. Adapun indikator variabel prakarsa, antara lain kemampuan pengambilan
keputusan (X7-1) dan inisiatif (X7-2).
16. Variabel kepemimpinan (X8) adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil
untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
melaksanakan tugas pokok. Adapun indikator variabel kepemimpinan, antara lain
objektivitas (X8-1) dan rasionalitas (X8-2).
17. Variabel Kinerja (Y) adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Adapun indikator variabel kinerja adalah quality,
quantity, timeliness, cost effectiveness, need for supervision, interpersonal impact.
58
Universitas Sumatera Utara
Berikut disajikan secara ringkas definisi operasional, indikator variabel, dan
skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian inipada tabel berikut.
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Kesetiaan
(X1)
Prestasi Kerja
(X2)
Tangung
Jawab
(X3)
Ketaatan
(X4)
Kejujuran
(X5)
Kerjasama
(X6)
Definisi
Indikator
Skala
Tekad
dan
kesanggupan 1. Mentaati (X1-1)
pengabdian kepada Pancasila, 2. Melaksanakan (X1-2)
Undang-undang Dasar 1945, 3. Mengamalkan (X1-3)
Negara, dan Pemerintah.
Likert
Hasil kerja yang dicapai oleh 1. Kecakapan (X2-1)
seorang pegawai negeri sipil 2. Keterampilan (X2-2)
dalam melaksanakan tugas yang 3. Pengalaman (X2-3)
4. Kesungguhan (X2-4)
dibebankan kepadanya.
Likert
Kesanggupan seorang pegawai 1. Menyelesaikan
negeri sipil menyelesaikan
pekerjaan dengan
pekerjaan yang diserahkan
baik (X3-1)
kepadanya
dengan
sebaik- 2. Menerima resiko atas
baiknya
dan
tepat
pada
keputusan yang
waktunya serta berani memikul
diambil (X3-2)
resiko atas keputusan yang 3. Kedisiplinan (X3-3)
diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
Likert
Kesanggupan seorang pegawai 1. Taat peraturan yang
negeri sipil untuk mentaati
berlaku (X4-1)
peraturan
yang
berlaku, 2. Taat perintah
mentaati
perintah
yang
kedinasan (X4-2).
diberikan oleh atasan yang
berwenang, serta kesanggupan
untuk tidak melanggar larangan
yang ditentukan.
Likert
ketulusan hati seorang pegawai 1. Tulus dalam bekerja
negeri sipil dalam melaksanakan
(X5-1)
tugas dan kemampuan untuk 2. Amanah (X5-2)
tidak
menyalah
gunakan
wewenang
yang
diberikan
kepadanya.
Likert
Kemampuan seorang pegawai 1. Komunikatif (X6-1)
negeri sipil untuk bekerja 2. Proaktif (X6-2)
bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan
sesuatu tugas yang ditentukan
sehingga mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-
Likert
59
Universitas Sumatera Utara
besarnya..
Prakarsa
(X7)
Kemampuan seorang pegawai 1. Pengambilan
negeri sipil untuk mengambil
keputusan (X7-1)
keputusan,
langkah-langkah 2. Inisiatif (X7-2)
atau melaksanakan sesuatu
tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok
tanpa menunggu perintah dari
atasan.
Kepemimpinan Kemampuan seorang pegawai 1. Objektivitas (X8-1)
negeri sipil untuk meyakinkan 2. Rasionalitas (X8-2)
(X8)
orang lain sehingga dapat
dikerahkan secara maksimal
untuk
melaksanakan
tugas
pokok.
Kinejra
(Y)
Hasil kerja kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya
1.
2.
3.
4.
Quality
Quantity
Timeliness
Cost of
Effectiveness
5. Need for
Supervision
6. Interpersonal
Impact
Likert
Likert
Likert
3.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007).
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang
kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Ha : “Kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,
prakarsa, dan kepemimpinan berpengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai
negeri sipil Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan”.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis korelasional yaitu mengkaji hubungan antar
variabel. Penelitian korelasional bertujuan mengungkap hubungan antar variabel,
faktor apa yang terjadi sebelum atau bersama-sama tanpa adanya intervensi.
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat antar dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel
dan Wallen, 2008).
Penelitian ini menekankan pada upaya memberikan bukti empiris dan
mendiskripsikan atau memberikan gambaran yang jelas tentang kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa mempengaruhi
kinerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota
Medan.
4.2. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan yang beralamat di Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan, Telepon
(061) 4535179. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari
bulan April 2015 hingga Juni 2015. Dengan jadwal kegiatan penelitian seperti yang
diuraikan pada Tabel 4.1.
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Jadwal Penelitian
2014
No
Jenis Kegiatan
Des
1
1.
Pengajuan Usulan
Geladikarya
2.
Penyusunan Geladikarya
3.
Kolokium
4.
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
5.
Penyusunan Geladikarya
6.
Seminar Perusahaan
7.
Penyusunan Akhir
Geladikarya
8
Sidang Geladikarya
2015
Jan
1
2
3
Feb
4
1
Mar
1
2
3
4
Apr
Mei
Jun
1
1
1
Jul
Agus
Sept
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil
di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan yang berjumlah 80
orang.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2006), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik sampel sensus, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, maka peneliti
mengambil sampel dari seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan yaitu sebanyak 80 orang.
62
Universitas Sumatera Utara
4.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari daftar pertanyaan
instrumen angket yang disebarkan kepada responden dan wawancara kepada
Pegawai Negeri Sipil Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota
Medan.
2.
Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer melalui catatan-catatan,
laporan, media masa dan dokumen-dokumen lain yang diperoleh dari Badan
Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan.
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan
dari responden digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dalam bentuk
jawaban tertutup. Pilihan jawaban kuesioner menggunakan skala likert pengukuran
interval dengan lima pilihan jawaban sebagai berikut:
Sangat Setuju
= diberi skor 5
Setuju
= diberi skor 4
Kurang Setuju
= diberi skor 3
Tidak Setuju
= diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju
= diberi skor 1
Pengukuran menghasilkan data interval untuk masing-masing variabel
penelitian, karena data penelitian ini berbentuk interval sehingga teknik analisis data
dapat digunakan analisis faktor. Kuesioner dirancang berdasarkan indikator yang
terdapat pada masing-masing variabel penelitian.
63
Universitas Sumatera Utara
Sebelum kuesioner diserahkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji
coba instrumen. Kuesioner akan diuji coba kepada responden bukan sampel tetapi
memiliki karakteristik yang sama. Uji coba instrumen akan dilakukan di Badan
Kepegawaian Daerah Kantor Walikota Medan sebanyak 30 Pegawai Negeri Sipil.
Tujuan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas kuesioner sebelum dilakukan pengumpulan data.
4.6. Uji Instrumen Penelitian
4.6.1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang
dimaksud. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Jadi suatu instrument
dikatakan memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal
sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan (Arikunto, 2013). Uji validitas
yang dilakukan adalah pengujian validitas terhadap item pertanyaan, yaitu sebuah
item (pernyataan) dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor
total. Dalam uji validitas digunakan perhitungan Product Moment dari Karl Pearson.
Rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi product moment
X
= Tingkat skor indikator yang di uji / nilai dari setiap pertanyaan
64
Universitas Sumatera Utara
Y
= Total skor indikator
n
= Jumlah sampel
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika r hitung > r tabel, maka pengujian tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka pengujian tersebut tidak valid.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2011). Dengan kata lain, reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut (Sinulingga, 2013). Dalam penelitian ini, metode
yang akan digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan teknik
Cronbach Alpha . Untuk mengetahui reliabilitas masing-masing variabel yaitu
pekerjaan itu sendiri (X1), gaji (X2), kesempatan promosi (X3), atasan/supervisi (X4),
rekan kerja (X5) dan kepuasan kerja karyawan (Y) digunakan alpha Cronbach ≥ 0,6
maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik/reliabel/terpercaya. Sebuah faktor
dinyatakan reliabel jika koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Sekaran,
2009). Adapun rumus Cronbach Alpha yaitu:
�11 =
�
(�−1)
Keterangan :
1−
∑�� 2
� 2�
�11 = reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑�� 2 = jumlah varians butir
�2t
= varians total
65
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari varians butir digunakan rumus :
�� =
2
∑ � 2
)
�
∑2� −(
�
Keterangan :
Xi
= skor butir skala ke-i
Xt
= skor total
Untuk mencari varians total digunakan rumus :
�
2
t
=
∑
∑ �2 −( � )2
Keterangan :
∑
�
= banyaknya sampel
N
∑
�
�
2
�
= banyaknya skor total subjek
= jumlah kuadrat skor total subjek
4.7. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan uji statistik terhadap data yang
dikumpulkan, dengan menggunakan bantuan program SPSS
4.7.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model
prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, maka
perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus
terbebas dari penyimpangan data yang teridiri dari uji normalitas, multikolonieritas,
dan heteroskedastisitas.
66
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melihat normalitas
residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normalakan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara lain yang digunakan untuk
melihat apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji KolmogorovSmirnov. Jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari alpha (0,05)
maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas (independen). Jika
terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Dalam model regresi yang
baik,
seharusnya
tidak
terjadi
multikolinieritas.
Ada
tidaknya
masalah
multikolinieritas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Menurut Santoso (2002), pedoman suatu model
regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari
angka 10 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi itu terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
67
Universitas Sumatera Utara
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Menurut
Santoso
(2002),
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada Scatterplot
yang dihasilkan oleh program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan. Jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7.2. Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan
antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Adapun persamaan regresi linier berganda
yang digunakan penelitian ini sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Keterangan:
Y
= Kinerja Pegawai
a
= Konstanta
b1, …, b8
= Koefisien Regresi pada masing-masing variabel bebas
X1
= Kesetiaan
X2
= Prestasi Kerja
X3
= Tanggungjawab
X4
= Ketaatan
68
Universitas Sumatera Utara
X5
= Kejujuran
X6
= Kerja sama
X7
= Prakarsa
X8
= Kepemimpinan
e
= Error
4.7.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat
terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi dari variabel terikat.
4.7.4 Uji F
Pengujian hipotesis untuk uji f (uji serempak) dilakukan untuk melihat
signifikan secara serempak variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat akan diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat
kesalahan (uji serempak) adalah α = 0,05 (5%). Hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : b1, b2, bn = 0, Seluruh Variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Medan.
69
Universitas Sumatera Utara
Ha : b1, b2, bn ≠ 0, Seluruh Variabel bebas secara serempak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Medan
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengujian hipotesis
secara serempak adalah sebagai berikut:
a.
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak dengan α = 0,05
b.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan α = 0,05
4.7.5 Uji t
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan. Kriteria
pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
H0 : b1,b2,bn = 0, Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan.
H1 : b1,b2,bn ≠ 0, Variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan.
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengujian hipotesis
secara parsial adalah sebagai berikut:
a.
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak dengan α = 0,05
b.
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan α = 0,05
70
Universitas Sumatera Utara
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan
sekretariat daerah kota Medan dengan tugas pokoknya mengelola keuangan
pemerintah kota Medan. Mengingat pada saat itu potensi tugas pengelolaan
keuangan pemerintah kota Medan belum begitu kompleks, maka bagian
keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu:
anggaran,
perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk kota Medan, maka melalui peraturan daerah kota Medan, bagian
tersebut di atas ditingkatkan menjadi badan pengelola keuangan daerah yang
tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan.
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam
rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).
Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan
penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai
sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan
organisasi
perangkat
daerah
yang
profesional guna pengawasan dan
akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan
daerah.
71
Universitas Sumatera Utara
BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota
Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan
berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang
efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan
yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta
standar operasional dan prosedur (SOP).
5.2. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
5.2.1. Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011. Visi dan Misi Badan
Pengelola Keuangan Daerah diterapkan mulai 2011-2015. Visi BPKD Kota
Medan
dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Kota Medan.
Secara
dimensional pernyataan visi berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran
masa kini dan pengalaman masa lalu.
Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat
ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan. BPKD Kota
Medan
berkeinginan
agar
setiap
Aparatur
Pemerintah
Kota
Medan
berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan
berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang
efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan
yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta
standar operasional dan prosedur (SOP). Sejalan dengan visi dan misi Kota
Medan, maka visi BPKD Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai berikut:
Terwujudnya sumber daya aparatur pemerintah kota medan yang profesional,
72
Universitas Sumatera Utara
berwawasan manajemen pengelola keuangan yang sistematis efisien dan
efektif .
Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas adalah sebagai
berikut:
1.
Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama
dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/regulasi maupun
fungsi pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang
perananan
dalam
rangka
menumbuhkembangkan
pembangunan
masyarakat, khususnya untuk menjawab permasalahan dan peluang pada
era globalisasi sekarang ini.
Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil
bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek
kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
Pemerintah Kota Medan adalah sumber daya aparatur yang profesional
dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi.
2. Sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan
manajemen pengelolaan keuangan
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya
aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam
hal
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan
Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan
masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada terbentuknya
sumber
daya
73
Universitas Sumatera Utara
aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilainilai agama dan budaya.
Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota
Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai
bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta
peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya, sehingga akan memungkinkan
Pemerintah dan masyarakat Kota Medan mampu mencapai keberhasilan
pembangunan Kota sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: Medan
Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera .
3.
Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian
Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita
lakukan secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya
aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan
dalam kerangka membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena
itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut
tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu, dan
teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa
pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan
daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan
pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan
masukan
untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan,
sehingga
penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di
74
Universitas Sumatera Utara
bidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan
aparatur.
4.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan
keuangan diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu
berdaya guna untuk menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh
karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas
sumber daya aparatur yang kompetensi, menguasai perkembangan ilmu,
dan
teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa
pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan
daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan
pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk
perbaikan kebijakan
dan
kinerja
ke
arah
yang
lebih
baik.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga
dapat meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.
5.
Pengembangan dan Peningkatan Keuangan Daerah
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik
dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good
governance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah
yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional
dan berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan
keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional
guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan
dan pengelolaan keuangan daerah.
75
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
Pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicitacitakan pada masa mendatang akan tercapai yaitu:
1.
Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan.
2.
Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang
lebih baik.
3.
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan.
Dalam mencapai visi organisasi, BPKD Kota Medan merumuskan misi
organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas
dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:
1.
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur
Pemerintah Kota Medan
Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi
perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas- tugas pelayanan
bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna
dan berhasil guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka
pelayanan administrasi dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan
rencana kerja yang telah disusun dan dapat menerapkan mutu pelayanan
administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
76
Universitas Sumatera Utara
2.
Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BPKD Kota Medan harus
memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kinerja sehingga dapat terlihat
dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah semakin
memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang
sesuai dengan ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban
sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang
pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan
efektif.
3.
Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang
lebih baik
Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan
untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan umum
Pemerintah Kota Medan kepada
masyarakat dengan pelayanan yang
prima, terjangkau dan adil, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan
itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem teknologi yang
harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang harus
dilakukannya. Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya
aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan
pengelolaan keuangan daerah yang good governance.
4.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah
Kota Medan
77
Universitas Sumatera Utara
Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi
akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam organisasi
yang bersangkutan di samping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh
karena itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan mutlak harus dilakukan.
Dalam batasan misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat
terlepas dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah
Kota Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan.
Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja yang jelas, peningkatan
karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan prestasi aparatur, kepuasan
kerja,
budaya
organisasi
yang mendukung peningkatan kinerja dan
sebagainya merupakan faktor- faktor yang secara simultan berkorelasi
dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan.
5.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
adalah sebagai berikut:
78
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1
Struktur Organisasi
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
5.4. Tugas dan Wewenang Jabatan
Tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPKD terdiri dari:
1.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BPKD
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah
lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan. Kepala BPKD
menyelenggarakan fungsi:
a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah
79
Universitas Sumatera Utara
b.
Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah
di bidang pengelolaan keuangan daerah.
c.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pengelolaan keuangan.
d.
Penyusunan
dan
penatausahaan,
penyelenggaraan
pelaporan,
dan
administrasi
keuangan,
pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah.
e.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan
daerah.
f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.
Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang
meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan
program. Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariat
b.
Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD
c.
Pelaksanaan
dan
penyelenggaraan
pelayanan
administrasi
kesekretariatan BPKD yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD.
d.
Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan.
80
Universitas Sumatera Utara
e.
Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD
f.
Pelaksanaan pembinaan,
pengawasan,
dan pengendalian bidang
kesekretariatan.
g.
Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan
h.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahi sebagai berikut:
a.
Sub Bagian Umum
Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian umum
mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas sekretariat lingkup
administrasi umum. Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum.
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata
naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan
kerumahtanggaan dan keprotokolan BPKD.
4) Pengelolaan administrasi kepegawaian
5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.
6) Pelaksanaan hubungan masyarakat
7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas
8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan tugas
dan fungsinya
81
Universitas Sumatera Utara
b.
Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Seketaris. Sub Bagian Keuangan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Seketariat
lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Sub bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan
3) Pelaksanaan
pengelolaan
administrasi
keuangan
meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,
pengusulan, dan verifikasi
4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan.
5) Penyusunan laporan keuangan BPKD
6) Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
7) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c.
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub bagian,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub
82
Universitas Sumatera Utara
bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian
tugas
sekretariat
lingkup penyusunan program dan
pelaporan. Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan
rencana,
program,
dan
kegiatan
Sub
Bagian
Penyusunan Program
2) Pengumpulan
bahan
petunjuk
teknis
lingkup
penyusunan
rencana, program, dan kegiatan BPKD
3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD
4) Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD
5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3.
Bidang Anggaran
Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang anggaran mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan,
belanja
tidak
langsung,
dan
belanja
langsung.
Bidang
anggaran
menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran
b.
Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi
pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.
c.
Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
83
Universitas Sumatera Utara
(TPAD).
d.
Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
e.
Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan
APBD atas usulan SKPD.
f.
Penyiapan
bahan
pengesahan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
(DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD.
g.
Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD
h.
Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD
i.
Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
j.
Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
k.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang Anggaran membawahi sebagai berikut
a.
Sub Bidang Pendapatan
Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang anggaran. Sub
bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan. Sub bidang
Pendapatan menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pendapatan
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan
penerimaan pembiayaan
3) Pengkoordinasian
pelaksanaan
dan
pengendalian
kegiatan
84
Universitas Sumatera Utara
penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
4) Pengkoordinasian
Rencana
Keuangan
Anggaran
(RKA)
pendapatan SKPD.
5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan
dan penerimaan pembiayaan.
6) Penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
pendapatan
dan
pembiayaan SKPD.
7) Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
DPA/DPPA SKPD
8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan
9) Pengumpulan
dan
pengolahan
data
serta
informasi
yang
berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan.
10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
pendapatan dan pembiayaan.
11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas.
12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b.
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak
langsung. Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:
85
Universitas Sumatera Utara
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Tidak Langsung.
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak langsung.
3) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD
4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja
tidak langsung dengan SKPD
5) Pemeriksaan
dan
penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
belanja tidak langsung SKPD
6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai DPA/DPPA
SKPD
7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung
8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
belanja tidak langsung
9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c.
Sub Bidang Belanja Langsung
Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Anggaran.
Sub
Bidang
Belanja
Bidang
Langsung mempuyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja
langsung. Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja
86
Universitas Sumatera Utara
Langsung
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung
3) Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD
4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja
langsung dengan SKPD
5) Pemeriksaan
dan
penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
belanja langsung SKPD
6) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD
7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja
8) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran
lingkup belanja langsung.
9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4.
Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Badan.
Bidang
Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas. Bidang perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan
b.
Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan
87
Universitas Sumatera Utara
c.
Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi
dan kas
d.
Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan
pengeluaran pembiayaan.
e.
Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi
dan kas
f.
Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung,
belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.
g.
Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD
h.
Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan
i.
Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi
j.
Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas
k.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang perbendaharaan, membawahi sebagai berikut:
a.
Sub Bidang Gaji
Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub
bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Perbendaharaan lingkup gaji. Sub bidang Gaji menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji
88
Universitas Sumatera Utara
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai
3) Penyiapan bahan Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang
gaji
4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD.
5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji
6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD
7) Penyelesaian permasalahan lingkup gaji
8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji
9) Penyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP) gaji.
10) Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia
11) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji
12) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan
lingkup gaji.
13) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b.
Sub Bagian Belanja
Sub bagian belanja mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kerja sub bagian
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum anggaran dan
prioritas dan plafon anggaran sementara
89
Universitas Sumatera Utara
3) Menyusun standar analisa belanja
4)
Menyiapkan bahan pelaksanaan anggaran
5) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk
teknis dalam penyusunan APBD
6) Menghimpun dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan
rencana perubahan APBD
7) Mengolah data serta informasi yang berkaitan dengan bidang
belanja daerah
8) Menerima dan mengolah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD
di lingkungan Pemerintah Daerah
9) Menerima
dan
mengolah
Dokumen
Pelaksana
Anggaran
(DPA)/Dokumen Pelaksana Perubahan Anggaran (DPPA) dan
Dokumen Pelaksana Anggaran Lanjutan (DPAL) SKPD di lingkungan
Pemerintah Daerah.
10) Menganalisa rencana anggaran belanja daerah
11) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala
tentang perkembangan penyusunan APBD
12) Melaksanakan
monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
kegiatan
subbagian; dan
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
90
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Hasil Analisis
6.1.1. Analisis Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Pada distribusi jenis kelamin responden yang paling banyak terdapat
pada laki-laki sebanyak 49 orang (61,25), sedangkan perempuan sebanyak 31
orang (38,78%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Responden
Persentase (%)
1
2
Laki – Laki
49
61,25
31
38.75
80
100,00
Perempuan
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2015
2. Pendidikan Terakhir
Pada distribusi pendidikan terakhir responden yang paling banyak
terdapat pada responden yang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana/S1sebanyak 60 orang (75%), diikuti Diploma/D3 sebanyak 15 orang (18,75%),
selanjutnya pascasarjana sebanyak 5 orang (6,25%), sedangkan untuk tingkat
pendidikan SMA dan Doktoral/S3 tidak ada. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 6.2.
91
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Responden
Persentase (%)
1
2
3
4
5
SMA
-
-
Diploma/D3
15
18.75
Sarjana/S-1
60
75.00
Pascasarjana/S2
5
6.25.
Doktoral/S3
-
-
80
100.00
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah,2015
3. Masa Kerja
Pada distribusi masa kerja, responden dengan masa kerja paling lama
terdapat pada responden dengan masa kerja 5-6 tahun adalah sebanyak 37
orang (46,25%), masa kerja > 6 tahun adalah sebanyak 23 orang (28.75%), masa
kerja 3-4 tahun adalah sebanyak 15 orang (18,75%), masa kerja 1-2 tahun
adalah sebanyak 5
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu penelitian
agar penelitian dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini
yang menjadi variabel-variabel penelitiannya adalah kesetiaan (X1), prestasi kerja
(X2), tanggung jawab (X3), ketaatan (X4), kejujuran (X5), kerjasama (X6), prakarsa
(X7), dan kepemimpinan (X8).Berikut disajikan gambar kerangka konseptual untuk
pengembangan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Kesetiaan
Prestasi Kerja
Tanggungjawab
Ketaatan
Kinerja
Kejujuran
Kerjasama
Prakarsa
Kepemimpinan
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Dari gambar kerangka konseptual 3.1, dapat diuraikan bahwa kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan
kepemimpinan yang akan diperkirakan saling mempengaruhi pengembangan model
penilaian kinerja pegawai negeri sipil. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi
bahwa semakin tinggi atau rendah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
55
Universitas Sumatera Utara
kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan akan ditentukan oleh variabel
indikator dari masing-masing variabel penelitian. Jadi dapat diuji analisis faktor yang
saling mempengaruhi dari ke delapan variabel penelitian berdasarkan variabel
indikator dari masing-masing variabel penelitian.
Kesetiaan (X1) adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan
mengamalkan sesuatu yang disertai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Prestasi Kerja (X2) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanggung jawab (X3) adalah
kesanggupan seorang pegawai negeri sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul
resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. Ketaatan
(X4) adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati perturan
perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan. Kejujuran (X5) merupakan ketulusan hati
seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Kerjasama (X6) adalah
kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai dayaguna
dan hasilguna yang sebesar-besarnya. Prakarsa (X7) adalah kemampuan seorang
pegawai
negeri
sipil
untuk
mengambil
keputusan,
langkah-langkah
atau
melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok
tanpa menunggu perintah dari atasan. Kepemimpinan (X8) adalah kemampuan
seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan
secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok
56
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari teoritis mengenai
variabel penelitian, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan delapan
variabel penelitian, antara lain kesetiaan (X1), prestasi kerja (X2), tanggung jawab
(X3), ketaatan (X4), kejujuran (X5), kerjasama (X6), prakarsa (X7), dan kepemimpinan
(X8). Dimana semua variabel penelitian merupakan unsur dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan. Adapun definisi operasional dan indikator pengukuran
masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut.
9. Variabel kesetiaan (X1), adalah tekad dan kesanggupan pengabdian kepada
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah. Indikator
variabel kesetiaan, antara lain mentaati (X1-1), melaksanakan (X1-2), dan
mengamalkan (X1-3).
10. Variabel prestasi kerja (X2), adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Adapun
indikator variabel prestasi kerja, antara lain kecakapan (X2-1), keterampilan (X22),pengalaman
(X2-3), dan kesungguhan (X2-4).
11. Variabel tanggung jawab (X3), adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya
atau tindakan yang dilakukannya. Adapun indikator variabel tanggung jawab,
antara lain menyelesaikan pekerjaan dengan baik (X3-1), menerima resiko atas
keputusan yang diambil (X3-2), dan kedisiplinan (X3-3).
12. Variabel ketaatan (X4), adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk
mentaati peraturan yang berlaku, mentaati perintah yang diberikan oleh atasan
57
Universitas Sumatera Utara
yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang
ditentukan. Adapun indikator variabel ketaatan, antara lain taat peraturan yang
berlaku (X4-1) dan taat perintah kedinasan (X4-2).
13. Variabel kejujuran (X5), adalah ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang
yang diberikan kepadanya. Adapun indikator variabel kejujuran, antara lain tulus
dalam bekerja (X5-1) dan amanah (X5-2).
14. Variabel kerjasama (X6), adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk
bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang
ditentukan sehingga mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-besarnya.
Adapun indikator variabel kerjasama, antar lain komunikatif (X6-1) dan proaktif
(X6-2).
15. Variabel prakarsa (X7) adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipiluntuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari
atasan. Adapun indikator variabel prakarsa, antara lain kemampuan pengambilan
keputusan (X7-1) dan inisiatif (X7-2).
16. Variabel kepemimpinan (X8) adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil
untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
melaksanakan tugas pokok. Adapun indikator variabel kepemimpinan, antara lain
objektivitas (X8-1) dan rasionalitas (X8-2).
17. Variabel Kinerja (Y) adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Adapun indikator variabel kinerja adalah quality,
quantity, timeliness, cost effectiveness, need for supervision, interpersonal impact.
58
Universitas Sumatera Utara
Berikut disajikan secara ringkas definisi operasional, indikator variabel, dan
skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian inipada tabel berikut.
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Kesetiaan
(X1)
Prestasi Kerja
(X2)
Tangung
Jawab
(X3)
Ketaatan
(X4)
Kejujuran
(X5)
Kerjasama
(X6)
Definisi
Indikator
Skala
Tekad
dan
kesanggupan 1. Mentaati (X1-1)
pengabdian kepada Pancasila, 2. Melaksanakan (X1-2)
Undang-undang Dasar 1945, 3. Mengamalkan (X1-3)
Negara, dan Pemerintah.
Likert
Hasil kerja yang dicapai oleh 1. Kecakapan (X2-1)
seorang pegawai negeri sipil 2. Keterampilan (X2-2)
dalam melaksanakan tugas yang 3. Pengalaman (X2-3)
4. Kesungguhan (X2-4)
dibebankan kepadanya.
Likert
Kesanggupan seorang pegawai 1. Menyelesaikan
negeri sipil menyelesaikan
pekerjaan dengan
pekerjaan yang diserahkan
baik (X3-1)
kepadanya
dengan
sebaik- 2. Menerima resiko atas
baiknya
dan
tepat
pada
keputusan yang
waktunya serta berani memikul
diambil (X3-2)
resiko atas keputusan yang 3. Kedisiplinan (X3-3)
diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
Likert
Kesanggupan seorang pegawai 1. Taat peraturan yang
negeri sipil untuk mentaati
berlaku (X4-1)
peraturan
yang
berlaku, 2. Taat perintah
mentaati
perintah
yang
kedinasan (X4-2).
diberikan oleh atasan yang
berwenang, serta kesanggupan
untuk tidak melanggar larangan
yang ditentukan.
Likert
ketulusan hati seorang pegawai 1. Tulus dalam bekerja
negeri sipil dalam melaksanakan
(X5-1)
tugas dan kemampuan untuk 2. Amanah (X5-2)
tidak
menyalah
gunakan
wewenang
yang
diberikan
kepadanya.
Likert
Kemampuan seorang pegawai 1. Komunikatif (X6-1)
negeri sipil untuk bekerja 2. Proaktif (X6-2)
bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan
sesuatu tugas yang ditentukan
sehingga mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-
Likert
59
Universitas Sumatera Utara
besarnya..
Prakarsa
(X7)
Kemampuan seorang pegawai 1. Pengambilan
negeri sipil untuk mengambil
keputusan (X7-1)
keputusan,
langkah-langkah 2. Inisiatif (X7-2)
atau melaksanakan sesuatu
tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok
tanpa menunggu perintah dari
atasan.
Kepemimpinan Kemampuan seorang pegawai 1. Objektivitas (X8-1)
negeri sipil untuk meyakinkan 2. Rasionalitas (X8-2)
(X8)
orang lain sehingga dapat
dikerahkan secara maksimal
untuk
melaksanakan
tugas
pokok.
Kinejra
(Y)
Hasil kerja kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya
1.
2.
3.
4.
Quality
Quantity
Timeliness
Cost of
Effectiveness
5. Need for
Supervision
6. Interpersonal
Impact
Likert
Likert
Likert
3.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007).
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang
kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Ha : “Kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,
prakarsa, dan kepemimpinan berpengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai
negeri sipil Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan”.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis korelasional yaitu mengkaji hubungan antar
variabel. Penelitian korelasional bertujuan mengungkap hubungan antar variabel,
faktor apa yang terjadi sebelum atau bersama-sama tanpa adanya intervensi.
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat antar dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel
dan Wallen, 2008).
Penelitian ini menekankan pada upaya memberikan bukti empiris dan
mendiskripsikan atau memberikan gambaran yang jelas tentang kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa mempengaruhi
kinerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota
Medan.
4.2. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan yang beralamat di Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan, Telepon
(061) 4535179. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari
bulan April 2015 hingga Juni 2015. Dengan jadwal kegiatan penelitian seperti yang
diuraikan pada Tabel 4.1.
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Jadwal Penelitian
2014
No
Jenis Kegiatan
Des
1
1.
Pengajuan Usulan
Geladikarya
2.
Penyusunan Geladikarya
3.
Kolokium
4.
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
5.
Penyusunan Geladikarya
6.
Seminar Perusahaan
7.
Penyusunan Akhir
Geladikarya
8
Sidang Geladikarya
2015
Jan
1
2
3
Feb
4
1
Mar
1
2
3
4
Apr
Mei
Jun
1
1
1
Jul
Agus
Sept
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil
di Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan yang berjumlah 80
orang.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2006), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik sampel sensus, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, maka peneliti
mengambil sampel dari seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan yaitu sebanyak 80 orang.
62
Universitas Sumatera Utara
4.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari daftar pertanyaan
instrumen angket yang disebarkan kepada responden dan wawancara kepada
Pegawai Negeri Sipil Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota
Medan.
2.
Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer melalui catatan-catatan,
laporan, media masa dan dokumen-dokumen lain yang diperoleh dari Badan
Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan.
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan
dari responden digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dalam bentuk
jawaban tertutup. Pilihan jawaban kuesioner menggunakan skala likert pengukuran
interval dengan lima pilihan jawaban sebagai berikut:
Sangat Setuju
= diberi skor 5
Setuju
= diberi skor 4
Kurang Setuju
= diberi skor 3
Tidak Setuju
= diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju
= diberi skor 1
Pengukuran menghasilkan data interval untuk masing-masing variabel
penelitian, karena data penelitian ini berbentuk interval sehingga teknik analisis data
dapat digunakan analisis faktor. Kuesioner dirancang berdasarkan indikator yang
terdapat pada masing-masing variabel penelitian.
63
Universitas Sumatera Utara
Sebelum kuesioner diserahkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji
coba instrumen. Kuesioner akan diuji coba kepada responden bukan sampel tetapi
memiliki karakteristik yang sama. Uji coba instrumen akan dilakukan di Badan
Kepegawaian Daerah Kantor Walikota Medan sebanyak 30 Pegawai Negeri Sipil.
Tujuan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas kuesioner sebelum dilakukan pengumpulan data.
4.6. Uji Instrumen Penelitian
4.6.1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang
dimaksud. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Jadi suatu instrument
dikatakan memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal
sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan (Arikunto, 2013). Uji validitas
yang dilakukan adalah pengujian validitas terhadap item pertanyaan, yaitu sebuah
item (pernyataan) dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor
total. Dalam uji validitas digunakan perhitungan Product Moment dari Karl Pearson.
Rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi product moment
X
= Tingkat skor indikator yang di uji / nilai dari setiap pertanyaan
64
Universitas Sumatera Utara
Y
= Total skor indikator
n
= Jumlah sampel
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika r hitung > r tabel, maka pengujian tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka pengujian tersebut tidak valid.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2011). Dengan kata lain, reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut (Sinulingga, 2013). Dalam penelitian ini, metode
yang akan digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan teknik
Cronbach Alpha . Untuk mengetahui reliabilitas masing-masing variabel yaitu
pekerjaan itu sendiri (X1), gaji (X2), kesempatan promosi (X3), atasan/supervisi (X4),
rekan kerja (X5) dan kepuasan kerja karyawan (Y) digunakan alpha Cronbach ≥ 0,6
maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik/reliabel/terpercaya. Sebuah faktor
dinyatakan reliabel jika koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Sekaran,
2009). Adapun rumus Cronbach Alpha yaitu:
�11 =
�
(�−1)
Keterangan :
1−
∑�� 2
� 2�
�11 = reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑�� 2 = jumlah varians butir
�2t
= varians total
65
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari varians butir digunakan rumus :
�� =
2
∑ � 2
)
�
∑2� −(
�
Keterangan :
Xi
= skor butir skala ke-i
Xt
= skor total
Untuk mencari varians total digunakan rumus :
�
2
t
=
∑
∑ �2 −( � )2
Keterangan :
∑
�
= banyaknya sampel
N
∑
�
�
2
�
= banyaknya skor total subjek
= jumlah kuadrat skor total subjek
4.7. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan uji statistik terhadap data yang
dikumpulkan, dengan menggunakan bantuan program SPSS
4.7.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model
prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, maka
perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus
terbebas dari penyimpangan data yang teridiri dari uji normalitas, multikolonieritas,
dan heteroskedastisitas.
66
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melihat normalitas
residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normalakan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara lain yang digunakan untuk
melihat apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji KolmogorovSmirnov. Jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari alpha (0,05)
maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas (independen). Jika
terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Dalam model regresi yang
baik,
seharusnya
tidak
terjadi
multikolinieritas.
Ada
tidaknya
masalah
multikolinieritas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Menurut Santoso (2002), pedoman suatu model
regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari
angka 10 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi itu terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
67
Universitas Sumatera Utara
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Menurut
Santoso
(2002),
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada Scatterplot
yang dihasilkan oleh program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan. Jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7.2. Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan
antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Adapun persamaan regresi linier berganda
yang digunakan penelitian ini sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Keterangan:
Y
= Kinerja Pegawai
a
= Konstanta
b1, …, b8
= Koefisien Regresi pada masing-masing variabel bebas
X1
= Kesetiaan
X2
= Prestasi Kerja
X3
= Tanggungjawab
X4
= Ketaatan
68
Universitas Sumatera Utara
X5
= Kejujuran
X6
= Kerja sama
X7
= Prakarsa
X8
= Kepemimpinan
e
= Error
4.7.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat
terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi dari variabel terikat.
4.7.4 Uji F
Pengujian hipotesis untuk uji f (uji serempak) dilakukan untuk melihat
signifikan secara serempak variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat akan diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat
kesalahan (uji serempak) adalah α = 0,05 (5%). Hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : b1, b2, bn = 0, Seluruh Variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Medan.
69
Universitas Sumatera Utara
Ha : b1, b2, bn ≠ 0, Seluruh Variabel bebas secara serempak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Medan
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengujian hipotesis
secara serempak adalah sebagai berikut:
a.
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak dengan α = 0,05
b.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan α = 0,05
4.7.5 Uji t
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan. Kriteria
pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
H0 : b1,b2,bn = 0, Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan.
H1 : b1,b2,bn ≠ 0, Variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
kinerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Medan.
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengujian hipotesis
secara parsial adalah sebagai berikut:
a.
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak dengan α = 0,05
b.
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan α = 0,05
70
Universitas Sumatera Utara
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan
sekretariat daerah kota Medan dengan tugas pokoknya mengelola keuangan
pemerintah kota Medan. Mengingat pada saat itu potensi tugas pengelolaan
keuangan pemerintah kota Medan belum begitu kompleks, maka bagian
keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu:
anggaran,
perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk kota Medan, maka melalui peraturan daerah kota Medan, bagian
tersebut di atas ditingkatkan menjadi badan pengelola keuangan daerah yang
tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan.
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam
rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).
Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan
penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai
sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan
organisasi
perangkat
daerah
yang
profesional guna pengawasan dan
akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan
daerah.
71
Universitas Sumatera Utara
BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota
Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan
berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang
efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan
yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta
standar operasional dan prosedur (SOP).
5.2. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
5.2.1. Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011. Visi dan Misi Badan
Pengelola Keuangan Daerah diterapkan mulai 2011-2015. Visi BPKD Kota
Medan
dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Kota Medan.
Secara
dimensional pernyataan visi berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran
masa kini dan pengalaman masa lalu.
Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat
ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan. BPKD Kota
Medan
berkeinginan
agar
setiap
Aparatur
Pemerintah
Kota
Medan
berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan
berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang
efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan
yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta
standar operasional dan prosedur (SOP). Sejalan dengan visi dan misi Kota
Medan, maka visi BPKD Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai berikut:
Terwujudnya sumber daya aparatur pemerintah kota medan yang profesional,
72
Universitas Sumatera Utara
berwawasan manajemen pengelola keuangan yang sistematis efisien dan
efektif .
Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas adalah sebagai
berikut:
1.
Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama
dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/regulasi maupun
fungsi pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang
perananan
dalam
rangka
menumbuhkembangkan
pembangunan
masyarakat, khususnya untuk menjawab permasalahan dan peluang pada
era globalisasi sekarang ini.
Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil
bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek
kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
Pemerintah Kota Medan adalah sumber daya aparatur yang profesional
dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi.
2. Sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan
manajemen pengelolaan keuangan
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya
aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam
hal
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan
Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan
masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada terbentuknya
sumber
daya
73
Universitas Sumatera Utara
aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilainilai agama dan budaya.
Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota
Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai
bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta
peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya, sehingga akan memungkinkan
Pemerintah dan masyarakat Kota Medan mampu mencapai keberhasilan
pembangunan Kota sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: Medan
Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera .
3.
Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian
Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita
lakukan secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya
aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan
dalam kerangka membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena
itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut
tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu, dan
teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa
pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan
daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan
pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan
masukan
untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan,
sehingga
penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di
74
Universitas Sumatera Utara
bidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan
aparatur.
4.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan
keuangan diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu
berdaya guna untuk menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh
karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas
sumber daya aparatur yang kompetensi, menguasai perkembangan ilmu,
dan
teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa
pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan
daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan
pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk
perbaikan kebijakan
dan
kinerja
ke
arah
yang
lebih
baik.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga
dapat meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.
5.
Pengembangan dan Peningkatan Keuangan Daerah
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik
dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good
governance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah
yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional
dan berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan
keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional
guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan
dan pengelolaan keuangan daerah.
75
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
Pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicitacitakan pada masa mendatang akan tercapai yaitu:
1.
Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan.
2.
Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang
lebih baik.
3.
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan.
Dalam mencapai visi organisasi, BPKD Kota Medan merumuskan misi
organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas
dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:
1.
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur
Pemerintah Kota Medan
Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi
perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas- tugas pelayanan
bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna
dan berhasil guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka
pelayanan administrasi dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan
rencana kerja yang telah disusun dan dapat menerapkan mutu pelayanan
administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
76
Universitas Sumatera Utara
2.
Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BPKD Kota Medan harus
memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kinerja sehingga dapat terlihat
dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah semakin
memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang
sesuai dengan ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban
sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang
pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan
efektif.
3.
Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang
lebih baik
Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan
untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan umum
Pemerintah Kota Medan kepada
masyarakat dengan pelayanan yang
prima, terjangkau dan adil, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan
itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem teknologi yang
harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang harus
dilakukannya. Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya
aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan
pengelolaan keuangan daerah yang good governance.
4.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah
Kota Medan
77
Universitas Sumatera Utara
Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi
akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam organisasi
yang bersangkutan di samping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh
karena itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan mutlak harus dilakukan.
Dalam batasan misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat
terlepas dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah
Kota Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan.
Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja yang jelas, peningkatan
karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan prestasi aparatur, kepuasan
kerja,
budaya
organisasi
yang mendukung peningkatan kinerja dan
sebagainya merupakan faktor- faktor yang secara simultan berkorelasi
dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota
Medan.
5.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
adalah sebagai berikut:
78
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1
Struktur Organisasi
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
5.4. Tugas dan Wewenang Jabatan
Tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPKD terdiri dari:
1.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BPKD
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah
lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan. Kepala BPKD
menyelenggarakan fungsi:
a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah
79
Universitas Sumatera Utara
b.
Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah
di bidang pengelolaan keuangan daerah.
c.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pengelolaan keuangan.
d.
Penyusunan
dan
penatausahaan,
penyelenggaraan
pelaporan,
dan
administrasi
keuangan,
pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah.
e.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan
daerah.
f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.
Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang
meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan
program. Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariat
b.
Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD
c.
Pelaksanaan
dan
penyelenggaraan
pelayanan
administrasi
kesekretariatan BPKD yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD.
d.
Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan.
80
Universitas Sumatera Utara
e.
Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD
f.
Pelaksanaan pembinaan,
pengawasan,
dan pengendalian bidang
kesekretariatan.
g.
Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan
h.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahi sebagai berikut:
a.
Sub Bagian Umum
Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian umum
mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas sekretariat lingkup
administrasi umum. Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum.
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata
naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan
kerumahtanggaan dan keprotokolan BPKD.
4) Pengelolaan administrasi kepegawaian
5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.
6) Pelaksanaan hubungan masyarakat
7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas
8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan tugas
dan fungsinya
81
Universitas Sumatera Utara
b.
Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Seketaris. Sub Bagian Keuangan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Seketariat
lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Sub bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan
3) Pelaksanaan
pengelolaan
administrasi
keuangan
meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,
pengusulan, dan verifikasi
4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan.
5) Penyusunan laporan keuangan BPKD
6) Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
7) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c.
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub bagian,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub
82
Universitas Sumatera Utara
bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian
tugas
sekretariat
lingkup penyusunan program dan
pelaporan. Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan
rencana,
program,
dan
kegiatan
Sub
Bagian
Penyusunan Program
2) Pengumpulan
bahan
petunjuk
teknis
lingkup
penyusunan
rencana, program, dan kegiatan BPKD
3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD
4) Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD
5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3.
Bidang Anggaran
Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang anggaran mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan,
belanja
tidak
langsung,
dan
belanja
langsung.
Bidang
anggaran
menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran
b.
Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi
pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.
c.
Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
83
Universitas Sumatera Utara
(TPAD).
d.
Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
e.
Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan
APBD atas usulan SKPD.
f.
Penyiapan
bahan
pengesahan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
(DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD.
g.
Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD
h.
Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD
i.
Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
j.
Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
k.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang Anggaran membawahi sebagai berikut
a.
Sub Bidang Pendapatan
Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang anggaran. Sub
bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan. Sub bidang
Pendapatan menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pendapatan
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan
penerimaan pembiayaan
3) Pengkoordinasian
pelaksanaan
dan
pengendalian
kegiatan
84
Universitas Sumatera Utara
penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
4) Pengkoordinasian
Rencana
Keuangan
Anggaran
(RKA)
pendapatan SKPD.
5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan
dan penerimaan pembiayaan.
6) Penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
pendapatan
dan
pembiayaan SKPD.
7) Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
DPA/DPPA SKPD
8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan
9) Pengumpulan
dan
pengolahan
data
serta
informasi
yang
berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan.
10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
pendapatan dan pembiayaan.
11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas.
12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b.
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak
langsung. Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:
85
Universitas Sumatera Utara
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Tidak Langsung.
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak langsung.
3) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD
4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja
tidak langsung dengan SKPD
5) Pemeriksaan
dan
penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
belanja tidak langsung SKPD
6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai DPA/DPPA
SKPD
7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung
8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup
belanja tidak langsung
9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c.
Sub Bidang Belanja Langsung
Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Anggaran.
Sub
Bidang
Belanja
Bidang
Langsung mempuyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja
langsung. Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja
86
Universitas Sumatera Utara
Langsung
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung
3) Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD
4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja
langsung dengan SKPD
5) Pemeriksaan
dan
penyiapan
bahan
pengesahan
DPA/DPPA
belanja langsung SKPD
6) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD
7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja
8) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran
lingkup belanja langsung.
9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4.
Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Badan.
Bidang
Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas. Bidang perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan
b.
Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan
87
Universitas Sumatera Utara
c.
Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi
dan kas
d.
Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan
pengeluaran pembiayaan.
e.
Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi
dan kas
f.
Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung,
belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.
g.
Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD
h.
Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan
i.
Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi
j.
Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas
k.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang perbendaharaan, membawahi sebagai berikut:
a.
Sub Bidang Gaji
Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub
bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Perbendaharaan lingkup gaji. Sub bidang Gaji menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji
88
Universitas Sumatera Utara
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai
3) Penyiapan bahan Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang
gaji
4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD.
5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji
6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD
7) Penyelesaian permasalahan lingkup gaji
8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji
9) Penyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP) gaji.
10) Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia
11) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji
12) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan
lingkup gaji.
13) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b.
Sub Bagian Belanja
Sub bagian belanja mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kerja sub bagian
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum anggaran dan
prioritas dan plafon anggaran sementara
89
Universitas Sumatera Utara
3) Menyusun standar analisa belanja
4)
Menyiapkan bahan pelaksanaan anggaran
5) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk
teknis dalam penyusunan APBD
6) Menghimpun dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan
rencana perubahan APBD
7) Mengolah data serta informasi yang berkaitan dengan bidang
belanja daerah
8) Menerima dan mengolah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD
di lingkungan Pemerintah Daerah
9) Menerima
dan
mengolah
Dokumen
Pelaksana
Anggaran
(DPA)/Dokumen Pelaksana Perubahan Anggaran (DPPA) dan
Dokumen Pelaksana Anggaran Lanjutan (DPAL) SKPD di lingkungan
Pemerintah Daerah.
10) Menganalisa rencana anggaran belanja daerah
11) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala
tentang perkembangan penyusunan APBD
12) Melaksanakan
monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
kegiatan
subbagian; dan
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
90
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Hasil Analisis
6.1.1. Analisis Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Pada distribusi jenis kelamin responden yang paling banyak terdapat
pada laki-laki sebanyak 49 orang (61,25), sedangkan perempuan sebanyak 31
orang (38,78%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Responden
Persentase (%)
1
2
Laki – Laki
49
61,25
31
38.75
80
100,00
Perempuan
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2015
2. Pendidikan Terakhir
Pada distribusi pendidikan terakhir responden yang paling banyak
terdapat pada responden yang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana/S1sebanyak 60 orang (75%), diikuti Diploma/D3 sebanyak 15 orang (18,75%),
selanjutnya pascasarjana sebanyak 5 orang (6,25%), sedangkan untuk tingkat
pendidikan SMA dan Doktoral/S3 tidak ada. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 6.2.
91
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Responden
Persentase (%)
1
2
3
4
5
SMA
-
-
Diploma/D3
15
18.75
Sarjana/S-1
60
75.00
Pascasarjana/S2
5
6.25.
Doktoral/S3
-
-
80
100.00
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah,2015
3. Masa Kerja
Pada distribusi masa kerja, responden dengan masa kerja paling lama
terdapat pada responden dengan masa kerja 5-6 tahun adalah sebanyak 37
orang (46,25%), masa kerja > 6 tahun adalah sebanyak 23 orang (28.75%), masa
kerja 3-4 tahun adalah sebanyak 15 orang (18,75%), masa kerja 1-2 tahun
adalah sebanyak 5