Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

2.1.1 Pengertian SAP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip- prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah”. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai
kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah di Indonesia.
Menurut PP No. 71 (2010: 2) lingkungan akuntansi pemerintahan
sebagaimana yang terungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan:
1. Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap
karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.
2. Ciri- ciri penting lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:

1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
pemerintah
3) Adanya pengaruh proses politik
4) Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah

9
Universitas Sumatera Utara

b. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target- traget
fiskal, dan sebagai alat pengendaliannya.
2) Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapat
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
pengendalian

2.1.2 Kerangka Konseptual SAP
Menurut PP No. 71 (2010: 1) kerangka konseptual merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah
yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya menjadi acuan bagi:

1) Penyusunan standar dalam melaksanakan tugasnya.
2) Penyusnan laporan keuangan dalam menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar.
3) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan standar.
4) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsir informasi yang
disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Kerangka Konseptual SAP
merupakan acuan dalam penyusunan standar pelaksanaan tugas, sebagai solusi
dalam menanggulangi permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar,
menjadi pedoman dalam pemeriksa yang dapat memberikan pendapat apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar dan untuk menafsirkan informasi
yang disajikan pada laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah.

10
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Sejarah SAP

1. Latar Belakang Terbitnya SAP
Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar
akuntansi

pemerintah

pusat

dan

daerah

yang

tertuang

dalam

KMK


308/KMK012/2002. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun
dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, dan standar tersebut
disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
2. Penetapan SAP
Proses penetapan PP SAP berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat
Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak
terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010.
3. Sosialisasi Awal SAP
KSAP melakukan sosialisasi awal standar kepada para pengguna.
Bentuk sosialisasi awal yang dilakukan berupa seminar/ diskusi dengan para
pengguna, program pendidikan profesional berkelanjutan, training of trainers
(TOT), dan lain-lain.

11
Universitas Sumatera Utara


2.2

Pelatihan

2.2.1 Pengertian Pelatihan
Dalam Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005 (pasal 1 : 72)
pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan pada praktik dari
pada teori yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan
pendekatan pelatihan untuk orang dewasa dan bertujuan meningkatkan
kemampuan dalam satu atau beberapa jenis keterampilan tertentu.
Terdapat

beberapa

pengertian

dari

pelatihan


yang

digunakan

mendefenisikan pelatihan (training). Diantaranya adalah:
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), “Pelatihan adalah
proses melatih; kegiatan atau pekerjaan”.
b. Menurut Dessler (2009), “Pelatihan adalah proses mengajarkan
karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang
mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.
c. Menurut Mathis (2002), “Pelatihan adalah suatu proses dimana orangorang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai
tujuan organisasi”.
Dari beberapa pengertian pelatihan diatas dapat ditarik kesimpulan secara
umum pelatihan adalah suatu proses pembelajaran/ pendidikan yang diberikan
kepada pegawai baik secara teori ataupun praktek yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam bekerja sehingga dapat
meningkatkan kinerja pegawai menjadi lebih baik dari sebelumnya.

12
Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Metode Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan
Estiningsih (2008) menyatakan ada dua strategi pendidikan / pelatihan
yang dapat dilakukan organisasi, yaitu metode di luar pekerjaan (off the job side)
dan metode di dalam pekerjaan (on the job side).
a. Metode di luar pekerjaan (on the job side)
Pada metode ini pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar
sementara ini pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif.
Metode ini terdiri dari 2 teknik, yaitu:
1) Teknis presentasi informasi, yaitu menyampaikan informasi yang
tujuannya mengintrodusikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru
kepada peserta. Teknik ini dapat dilakukan melalui ceramah

biasa,

teknik diskusi, teknik pemodelan perilaku (behavioral modelling), model
kelompok T, yaitu mengirim pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk
mempelajari teori dan mempraktikannya.
2) Teknik simulasi, yaitu meniru perilaku sedemikian rupa sehingga peserta
pendidikan dan latihan dapat merelisasikan seperti keadaan sebenarnya.

Teknik ini seperti: simulator alat- alat kesehatan, studi kasus (case study),
permainan peran (role playing), dan teknik dalam keranjang (in basket),
yaitu dengan cara memberikan bermacam- macam masalah dan peserta
diminta untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan teori dan
pengalamannya.

13
Universitas Sumatera Utara

b. Metode di dalam pekerjaan (on the job side)
Pelatihan ini berbentuk penugasan pekerja baru, yang dibimbing oleh pegawai
yang berpengalaman atau senior. Pekerja yang senior yang bertugas
membimbing pekerja baru diharapkan memperlihatkan contoh- contoh
pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang
jelas.
Selain kedua metode diatas, Estiningsih (2008) menyatakan bahwa
terdapat beberapa metode lain yang dapat dilakukan dalam organisasi, sesuai
dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan organisasi langsung di tempat kerja,
yaitu belajar sendiri (self-learning), tutorial, studi kasus, gugus kendali mutu.
a. Self- Learning (belajar sendiri)

Belajar secara mandiri merupakan suatu pembelajaran melalui modul,
yaitu materi yang berisi langkah- langkah proses belajar yang sistematis. Modul
disusun sedemikian rupa, sehingga peserta atau pembaca modul dapat dengan
mudah dituntun untuk mempelajarinya langkah demi langkah. Kelebihan dari cara
pembelajaran ini adalah menjamin kemampuan belajar tiap peserta, dapat
menjangkau banyak peserta serta dengan cepat dapat menilai kecakapannya.
Sedangkan kelemahannya, memerlukan banyak waktu dalam menyusul modul
dan biaya pembuatan modul tinggi. Dalam hal ini diperlukan motivasi yang kuat
dari peserta untuk belajar.
b. Tutorial
Tutorial adalah suatu metode dalam proses pembelajaran dengan cara
memberikan tugas baca pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang

14
Universitas Sumatera Utara

kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah
untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap materi. Dalam sistem ini
peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah berdasarkan referensi yang tersedia dan
hasilnya disusun dalam suatu makalah untuk kemudian dipresentasikan.

Kelebihan metode ini adalah analisis suatu topik dibahas secara mendalam,
sehingga menjamin dasar ilmiahnya dan terjadinya interaksi dalam kelompok.
c. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta
menganalisis masalah dan memilih alternatif- alternaltif pemecahan masalah.
Metode

ini

bertujuan

untuk

membantu

peserta

mengembangkan

daya


intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
d. Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu merupakan proses perbaikan kinerja staf secara terus
menerus, melalui suatu wadah yang melibatkan staf pada tingkat pelaksana dalam
kelompok kecil (3-8 orang) dan berada dalam suatu lingkup kerja yang sama.
Tujuan dari Gugus Kendali Mutu ini adalah untuk menciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan semua staf berperan serta dalam memecahkan masalah di
tempat kerjanya, guna untuk meningkatkan mutu dan produktifitas kerja.
2.3

Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo (2009: 18), Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban

kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.

15
Universitas Sumatera Utara

Semua instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya harus
memahami lingkungan akuntabilitas masing- masing. Akuntabilitas dapat
mencakup aspek pribadi dan aspek eksternal. Penyelenggaraan akuntabilitas
instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
Sedarmayanti (2009: 108)
1) Harus ada komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf.
2) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin kegunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan- peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
4) Harus berorientasi kepada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh.
5) Harus jujur, objektif, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen
instansi pemerintah dalam bentuk pemuktahiran metode dan teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai
akuntabilitas dalam pemerintahan para pimpinan beserta seluruh bawahannya
harus mempunyai komitmen yang kuat dalam mempertanggungjawabkan
pekerjaan masing-masing. Akuntabilitas juga harus sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
ditingkatkan, sejalan dengan visi dan misi yang akan menghasilkan manfaat. Serta
akuntabilitas harus mempunyai prinsip jujur, objektif serta inovatif dalam kinerja
pemerintahan agar tercipta akuntabilitas publik yang baik dan bermanfaat bagi
semua pihak.
2.4

Transparansi
Menurut Mardiasmo (2004 : 30) Transparansi adalah keterbukaan

pemerintah dalam membuat kebijakan- kebijakan keuangan daerah sehingga dapat

16
Universitas Sumatera Utara

diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Pemerintah berkewajiban
memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan digunakan
untuk pengambilan keputusan oleh pihak- pihak yang berkepentingan. Menurut
Werimon (2005) prinsip transparansi memiliki 2 aspek, yaitu:
1) Komunikasi publik oleh pemerintah
2) Hak masyarakat terhadap aspek informasi
Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani
dengan baik kinerjanya. Komunikasi publik menuntut usaha yang sungguhsungguh dari pemerintah untuk membuka informasi yang terkait dengan aktivitas
publik. Transparansi merupakan salah satu prinsip good governance, yaitu tata
kelola pemerintahan yang baik. Dimana maksudnya adalah suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan yang solid dan
bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi. Maka dari itu transparansi
merupakan salah satu prinsip dari good governance karena apabila transparansi
tidak terlaksana maka good governace akan susah untuk diterapkan.
2.5

Penyusunan Laporan Keuangan

2.5.1

Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 (2010 : 6) Laporan keuangan merupakan laporan yang

terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi- transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih,
arus kas, hasil operasi dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

17
Universitas Sumatera Utara

mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan
pemerintah adalah untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Berikut ini adalah beberapa defenisi
mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:
a. Menurut Munawir (2000 : 2), “Laporan Keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan atau
aktivitas perusahaan tersebut.”
b. Menurut Sawir (2001 : 2), “Laporan Keuangan adalah media yang
dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri
dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan
posisi keuangan.”
c. Menurut Warren et al (2005 : 24), “Laporan Keuangan adalah laporan
akuntansi yang dibuat setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan yang
menghasilkan informasi bagi pemakainya.”
2.5.2

Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan
Menurut PP no. 71 (2010 : 9) juga dijelaskan mengenai asumsi dasar

dalam pelaporan keuangan dilingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi
dapat

diterapkan.

Asumsi

dasar

tersebut

kemandirian

entitas,

asumsi

kesinambungan entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary
meansurement).

18
Universitas Sumatera Utara

a) Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam
pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya
kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan
tanggungjawab penuh.
b) Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan
berkelanjutan keberadannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
c) Keterukunan Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan
yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
2.5.3

Peranan Pelaporan Keuangan
Menurut PP No. 71 (2010: 7) Setiap entitas pelaporan mempunyai

kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah dilakukan serta hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
periode pelaporan untuk kepentingan:
a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

19
Universitas Sumatera Utara

b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengecaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk

mengetahui

secara

terbuka

dan

menyeluruh

atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan.
d) Keseimbangan Antargenerasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecakupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran
yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
e) Evaluasi Kerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja
yang direncanakan.

20
Universitas Sumatera Utara

Dari berbagai pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran pelaporan
keuangan mempunyai kewajiban untuk melaporkan semua upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang telah dicapai dalam kegiatan, harus secara sistematis
dan terstruktur dalam suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi, keseimbangan antargenerasi serta evaluasi kerja. Dari
semua hal tersebut akan dapat dilihat bagaimana kualitas dari penyusunan laporan
keuangan. Kualitas penyusunan laporan keuangan akan bernilai baik apabila
semua kepentingan pelaporan keuangan diatas dapat dicapai sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
2.5.4

Dasar Hukum Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 (2010: 8) Pelaporan keuangan pemerintah

diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang mengatur
keuangan pemerintah antara lain:

1) Undang- Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yaitu,
Undang- Undang yang setiap tahunnya diterbitkan untuk menetapkan
APBN yaitu, UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2) UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah;
3) UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah;
Selain dari ketiga Undang-Undang diatas

terdapat banyak Undang-

Undang yang mengatur tentang keuangan pemerintah Daerah. Seperti UndangUndang yang dicantumkan diatas, UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara yaitu Undang- Undang yang mengatur anggaran pendapatan dan belanja
negara yang dimana diterbitkan setiap tahunnya. Kemudian Undang- Undang N0.

21
Universitas Sumatera Utara

33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
merupakan Undang- Undang yang mencakup pembagian keuangan secara
proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi,
kondisi dan kebutuhan daerah. Dan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan
Retribusi Daerah merupakan Undang- Undang yang mengatur pemungutan pajak
dan retribusi di masing- masing daerah oleh pemerintah daerah yang kemudian
disetorkan kepada pemerintah pusat.
2.5.5

Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71 (2010: 7) Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun
politik dengan:
1) Menyediakan informasi tetang sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan;
2) Menyediakan informasi mengenai kecakupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran;
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kinerja entitas pelaporan serta hasil- hasil yang telah
dicapai;
4) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelopran mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber- sumber penerimaannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang termasuk yang berasal dari pungutas pajak
dan pinjaman;
6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaopran apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan;
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

22
Universitas Sumatera Utara

2. Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian
besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian masa lalu
3. Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas, sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
sebagai suatu informasi yang dapat dipercaya mengenai Aktiva, Kewajiban dan
Modal, serta informasi mengenai perubahan sumber- sumber ekonomi lainnya.
Selain itu laporan keuangan membantu para pemakai dalam memperkirakan
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba dan pengambilan keputusan
ekonomi lainnya
2.6

Penelitian Terdahulu
1. Enho (2008), judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman Standar
Akuntansi Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan, serta Latar Belakang
Pendidikan dalam Penyusunan Laporan Keuangan Daerah pada
Pemerintah Kota Medan. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
Pemahaman SAP (X1), Pendidikan dan Pelatihan (X2), Latar Belakang
Pendidikan (X3), sedangkan variabel dependennya adalah Penyusunan
Laporan Keuangan (Y). Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 30 responden. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yohannes
(2008) adalah Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pendidikan
dan Pelatihan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan serta memiliki
hubungan

yang negatif terhadap penyusunan laporan keuangan.

23
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan Latar Belakang Pendidikan mempunyai hubungan yang positif
namun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan
laporan keuangan.
2. Rajana (2009), judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman Standar
Akuntansi Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan terhadap Penyusunan
Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar. Variabel Independen
dalam penelitian ini adalah Pemahaman SAP (X1), Latar Belakang
Pendidikan (X2), Starta Pendidikan (X2.2), Pelatihan (X3), variabel
dependennya adalah Penyusunan Laporan Keuangan (Y). Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan
jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 39 orang. Hasil
penelitian adalah Pemahaman SAP, Latar Belakang Pendidikan tidak
mempunyai pengaruh yang siginifikan serta memiliki hubungan yang
negatif, sedangkan Strata Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan
yang positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penyusunan laporan keuangan.
3. Rahim (2012), judul penelitian adalah Pengaruh Pemahaman SAP,
Pendidikan, Pelatihan, dan Akuntabilitas terhadap Penyusunan Laporan
Keuangan

SKPD

Pemerintahan

Kabupaten

Bengkalis.

Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Pemahaman SAP (X1),
Pendidikan (X2), Pelatihan (X3), dan Akuntabilitas (X4). Sedangkan
variabel dependennya adalah Penyusunan Laporan Keuangan (Y1).

24
Universitas Sumatera Utara

4. Maryanti (2008), judul penelitian ini adalah Pengaruh Desentralisasi
Fiskal dan Transparansi terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Desentralisasi Fiskal (X1), dan
Transparansi (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah Pengelolaan
Laporan Keuangan Daerah (Y1).
5. Siregar (2009), judul penelitian adalah Pengaruh Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik, dan Pengawasan terhadap Pengelolaan APBD
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai variabel moderator pada
Pemerintah Kota Pematangsiantar. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Akuntabilitas Publik (X1), Transparansi Publik (X2), dan
Pengawasan (X3). Sedangkan variabel dependennya adalah Pengelolaan
APBD (Y) dan variabel moderator yaitu Standar Akuntansi Pemerintah.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus yaitu
pejabat yang terkait dengan pengelolaan APBD pada SKPD- SKPD
sebanyak 56 orang pejabat sebagai sampel. Hasil dari penelitian ini adalah
secara simultan variabel Akuntabilitas Publik, Transparansi Publik, dan
Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan APBD. Secara
parsial akuntabilitas publik berpengaruh secara signifikan terhadap
pengelolaan APBD. Sedangkan Transparansi Publik dan Pengawasan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan APBD.
Kemudian Uji Nilai Selisih Mutlak

menunjukkan bahwa Standar

Akuntansi Pemerintahan tidak memoderasi hubungan antara Akuntabilitas
Publik, Transparansi Publik dan Pengawasn dengan Pengelolaan APBD.

25
Universitas Sumatera Utara

6. Wayan, dkk (2014), judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman
Standar Akuntansi Pemrintah dan Belakang Pendidikan terhadap
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
pada SKPD Kabupaten Klungkung). Variabel independen penelitian ini
adalah Pemahaman SAP (X1) dan Latar Pendidikan (X2). Sedangkan
variabel dependennya adalah Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Y). Metode pengambilan sampel adalah
purposive smpaling dan sampelnya sebanyak 82 orang yaitu pegawai
skpd dibagian akuntansi dan keuangan. Hasil penelitian ini adalah
pemahaman SAP dan latar belakang pendidikan berpengaruh positif dan
berpengaruh secara simultan terhadap penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah. Pemahaman SAP dan latar belakang pendidikan juga
berpengaruh positif dan berpengaruh secara simultan terhadap penyajian
laporan keuangan pemerintah daerah.
7. Oulasvirta (2010)(University of Tampere, Finland), judul penelitian ini
adalah Public- Sector Accounting and the International Standardization
Process of Presenting Financial Statement. Variabel independen
penelitian ini adalah Sector Accounting (X1) dan

International

Standardization Process (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah
Presenting Financial Accounting (Y). Hasil penelitian ini adalah Tradisi
unik akuntansi pemerintah Finlandia yang telah dikembangkandi tempat
sendiri dan melayani akuntansi pemerintah dan kebutuhan pelaporan juga
merupakan penghalang institusional . Ketika pemerintah Finlandia

26
Universitas Sumatera Utara

mengaadopsi komersial double-entry pembukuan pada tahun 1998 ,
pilihan CF adalah akuntansi akrual kita sendiri kerangka kerja
berdasarkan model pendapatan / beban bukan aset model / kewajiban.
8. Amanda, Eddy, judul penelitian ini adalah Preparing for International
Financial Reporting Standards. Variabel independen penelitian ini adalah
Hisory (X1), Timeline (X2), Advantages (X3), Disadvantages (X4),
Classroom Impact (X5) . Sedangkan variabel dependennya adalah
International Financial Reporting Standards (Y). Hasil dari penelitian ini
adalah Proses konvergensi yang pada akhirnya dapat menyebabkan
konversi GAAP ke IFRS telah berlangsung selama beberapa tahun .
Puncak dari upaya ini diharapkan mulai tahun 2014. Terlepas dari banyak
keuntungan dan kerugian dari konversi , IFRS tampaknya menjadi standar
pelaporan yang akan diperlukan untuk masa depan . Seperti yang
ditunjukkan dari survei disajikan , baik profesi dan akademisi tidak siap .
Semua akuntan harus mempersiapkan sendiri dan menjadi fasih dalam
IFRS , bersama dengan GAAP . Dampak pada akuntansi kelas
berpotensibesar . siswa hari ini harus dibuat sadar IFRS , prinsip-prinsip ,
dan dampaknya terhadap dunia akuntansi seperti yang kita kenal.

27
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Nama Peneliti
(Tahun Penelitian)
Enho
(2008)

Judul Penelitian

Rajana (2009)

Pengaruh
Pemahaman SAP,
Pendidikan
dan
Pelatihan terhadap
Penyusunan
Laporan Keuangan
SKPD
Kota
Pematangsiantar

Independen
Variabel:
Pemahaman
SAP,
Pendidikan, dan
Pelatihan serta
Latar Belakang
Pendidikan dan
Strata
Pendidikan
Dependen
Variabel:
Penyusunan
Laporan
Keuangan
SKPD

3

Rahim
(2012)

4

Maryanti
(2008)

Pengaruh
pemahaman
sap,
pendidikan,
pelatihan,
dan
akuntabilitas
terhadap
penyusunan laporan
keuangan
skpd
pemerintah
Kabupaten
Bengkalis
Pengaruh
desntralisasi fiscal
dan
transparansi
terhadap
pengelolaan
keuangan daerah

Independen
Variabel:
Pemahaman
sap, pendidikan,
pelatihan,
akuntabilitas
Dependen
Variabel:
Penyusunan
laporan
keuangan
Independen
Variabel
:
desentralisasi
fiskan
dan
transparansiDep
enden variable :

1

2

Pengaruh
Pemahaman
Standar Akuntansi
Pemerintah,
Pendidikan
dan
Pelatihan,
serta
Latar
Belakang
Pendidikan dalam
Penyusunan
Laporan Keuangan
Daerah
pada
Pemerintah
Kota
Medan

Variabel
Penelitian
Independen
Variabel:
Pemahaman
SAP,
Pendidikan, Dan
Pelatihan Serta
Latar Belakang
Pendidikan.
Dependen
Variabel:
Penyusunan
Laporan
Keuangan

Hasil Penelitian
Pemahaman
SAP,
Pendidikan
Dan
Pelatihan
tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan serta
memiliki
hubungan
yang
negatif.
Sedangkan
Latar
Belakang Pendidikan
mempunyai hubungan
yang positif namun
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
siginfikan
terhadap
penyusunan Laporan
Keuangan.
Pemahaman
SAP,
Latar Belakang, Strata
Pendidikan
Dan
Pelatihan
tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan serta
memiliki
hubungan
yang
negatif,
Sedangkan
Strata
Pendidikan
Dan
Pelatihan mempunyai
hubungan yang positif
namun
tidak
mempunyai pengaruh
yang
signifikan
terhadap Penyusunan
Laporan Keuangan
Pemahaman
SAP
Berpengaruh
Signifikan Terhadap
Penyusunan Laporan
Keuangan, Sedangkan
Pendidikan, Pelatihan,
Akuntabilitas
Tidak
Berpengaruh
Signifikan Terhadap
Penyusunan Laporan
Keuangan Daerah
Desentralisasifiskal
berpengaruh signifikan
positif
terhadap
pengelolaan keuangan
daerah pada kantor
dinas
pengelolaan

28
Universitas Sumatera Utara

Pengelolaan
laporan
keuangan
daerah

5

Siregar
(2009)

Pengaruh
Akuntabilitas
Publik,
Transparansi
Publik,
dan
Pengawasan
terhadap
Pengelolaan APBD
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
sebagai
Variabel
Moderator
pada
Pemerintah
Kota
Pematangsiantar

Independen
Variabel:
Akuntabilitas
Publik,
Transparansi
Publik,
Pengawasan
Dependen
Variabel:
Pengelolaan
APBD
Moderator
Variabel: SAP

6

Wayan, dkk
(2014)

Pengaruh
Pemahaman
Sap
Dan Latar Belakang
Pendidikan
Terhadap
Penyusunan
Dan
Penyajian Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah

Independen
Variabel:
Pemahaman
Sap,
Latar
Belakang
Pendidikan
Dependen
Variabel:
Penyusunan
Dan Penyajian
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah

keuangan
daerah
(DPKD)
kota
di
Sumatera Barat dan
transparansi
berpengaruh signifikan
positif
terhadap
pengelolaankeuangan
daerah pada DPKD
kota di sumatera barat
Hasil penelitian dan uji
hipotesis menunjukkan
bahwa secara simultan
variabel akuntabilitas
publik,
transparansi
publik,
dan
pengawasan
berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan
APBD. Secara parsial
akuntabilitas
publik
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
pengelolaan
APBD.
Taransparansi publik
dan pengawasan tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
pengelolaan
APBD.
Uji
Nilai
Selisih
Mutlak menunjukkan
bahwa
standar
akuntansi
pemerintahan
tidak
memoderasi hubungan
antara
akuntabilitas
publik
transparansi
publik,
dan
pengawasan
dengan
pengelolaan APBD
(1)
pemahaman
standar
akuntansi
pemerintahan
positif
berpengaruh
terhadap penyusunan
laporan keuangan
pemerintah daerah, (2)
latar
belakang
pendidikan
berpengaruh
positif
terhadap
penyusunan
laporan
keuangan pemerintah
daerah,
(3)
pemahaman
standar

29
Universitas Sumatera Utara

akuntansi
pemerintahan dan latar
belakang pendidikan
secara
simultan
berpengaruh terhadap
penyusunan
laporan
keuangan pemerintah
daerah,
(4)
pemahaman
standar
akuntansi
pemerintahan
berpengaruh
positif
terhadap
penyajian
laporan
keuangan
pemerintah
daerah,
(5)
latar
belakang pendidikan
berpengaruh
positif
terhadap
penyajian
laporan
keuangan pemerintah
daerah,
(6)
pemahaman
standar
akuntansi
pemerintahan dan
latar
belakang
pendidikan
secara
simultan berpengaruh
penyajian
laporan
keuangan

7

Oulasvirta
(2010)

PublicSector
Accounting and the
International
Standardization
Process
of
Presenting
Financial Statement

Independen
Variabel: Sector
Accounting,
International
Standardization
Dependen
Variabel:
Presenting
Financial
Statement

pemerintah daerah.
Tradisi
akuntansi
pemerintah Finlandia
yang
telah
dikembangkan
di
tempat sendiri dan
melayani
akuntansi
pemerintah
dan
kebutuhan pelaporan
juga
merupakan
penghalang
institusional.
Ketika
pemerintah Finlandia
mengadopsi komersial
double-entry
pembukuan pada tahun
1998,
pilihan
CF
adalah
akuntansi
akrual
kerangka
kerja
berdasarkan
model
pendapatan / beban
bukan aset model /
kewajiban

30
Universitas Sumatera Utara

Amanda, Eddy
8

Preparing
for
international
financial reporting
standards

Independen
Variabel;
history,
timeline,
advantages,
disadvantages,
classroom
impact
Dependen
variabel:
International
Financial
Reporting
Standards
(IFRS)

Proses
konvergensi
yang pada akhirnya
dapat
menyebabkan
konversi GAAP ke
IFRS
telah
berlangsung
selama beberapa tahun
. Puncak dari upaya ini
diharapkan
mulai
tahun
2014. Terlepas dari
banyak
keuntungan
dan kerugian dari
konversi
,
IFRS
tampaknya
menjadi
standar
pelaporan yang akan
diperlukan untuk masa
depan . Seperti yang
ditunjukkan dari survei
disajikan , baik profesi
dan akademisi tidak
siap . Semua akuntan
harus mempersiapkan
sendiri dan menjadi
fasih dalam IFRS ,
bersama
dengan
GAAP . Dampak pada
akuntansi
kelas berpotensi besar .
siswa hari ini harus
dibuat sadar IFRS ,
prinsip-prinsip , dan
dampaknya terhadap
dunia akuntansi seperti
yang kita kenal .

31
Universitas Sumatera Utara

2.7

Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini model yang dibangun berdasarkan model yang

dikembangkan oleh Yohannes (2008) dalam Junita (2009). Penelitian ini
menggunakan empat variabel independen dan satu variabel dependen. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen Pemahaman SAP, Pelatihan,
Akuntabilitas serta Transparansi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
Didalam kerangka konseptual ini menunjukkan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen secara parsial dan simultan. Adapun gambar
kerangkanya seperti dibawah ini:

Pemahaman SAP
(X1)
Pelatihan
H

(X2)

Penyusunan Laporan
Keuangan SKPD Kota

Akuntabilitas

Padangsidimpuan

(X3)
Transparansi
(X4)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian

32
Universitas Sumatera Utara

2.7.1 Pengaruh Pemahaman SAP terhadap Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD Kota Padangsidimpuan
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Penyusunan Laporan
Keuangan merupakan suatu hal yang penting. Hal ini karena, Standar Akuntansi
Pemerintahan merupakan prinsip- prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Jika perangkat kerja
kurang memahami standar akuntansi pemerintahan maka akan mengurangi
efesiensi perangkat kerja dalam menyusun laporan keuangan pemerintah. Namun,
apabila perangkat kerja memahami standar akuntansi pemerintahan makan akan
sangat mudah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan
sesuai prinsip- prinsip akuntansi yang diterapkan. Hal tersebut sejalan dengan
hasil penelitian Rajana (2009) yang menemukan hubungan negatif antara
pemahaman standar akuntansi pemerintahan dengan penyusunan laporan
keuangan pemerintahan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa perangkat
kerja masih banyak yang belum mengetahui dan memahami standar akuntansi
pemerintahan.
2.7.2 Pengaruh Pelatihan terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Kota Padangsidimpuan
Pelatihan diberikan kepada perangkat kerja untuk mendapatkan suatu
pembelajaran yang lebih menekankan pada praktik daripada teori, yang bertujuan
meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa jenis keterampilan tertentu.
Semakin sering seseorang mengikuti pelatihan maka akan semakin bertambah
pengetahuannya serta semakin meningkat pula keterampilannya dalam bidangnya

33
Universitas Sumatera Utara

masing- masing. Sebaliknya, jika seseorang jarang mengikuti pelatihan tidak
menutupi kemungkinan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak
sebanyak orang yang sering mengikuti pelatihan. Hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yaitu Rajana (2009) dan Enho (2009), pelatihan berpengaruh secara
negatif. Hal ini disebabkan karena pendidikan dan pelatihan yang diberikan
semata- mata hanya formalitas serta ketidaktahuan perangkat kerja mengenai
materi yang diberikan. Namun tidak semua perangkat kerja yang jarang mengikuti
pelatihan akan berarti pendidikan dan pengetahuannya hanya sedikit, karena bisa
saja perangkat kerja mendapatkan ilmu pengetahuan tidak melalui pelatihan.
2.7.3 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD Kota Padangsidimpuan
Akuntabilitas merupakan suatu pertanggungjawaban kepada publik atas
setiap aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas yang baik dinyatakan apabila
pegawai memenuhi tanggungjawabnya dalam melakukan semua perkejaan yang
diberikan kepadanya. Jika pegawai tidak dapat mempertanggungjawabkan
pekerjaan ataupun aktivitasnya maka akuntabilitas dinyatakan tidak tercapai
dengan baik. Pada penelitian Rahim (2012) akuntabilitas tidak berpengaruh secara
signifikan. Pegawai yang dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan yang
dilakukan tentu saja akan mendapat nilai yang baik disaat evaluasi kerja.
2.7.4 Pengaruh Transparansi terhadap Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD Kota Padangsidimpuan
Transparansi berarti keterbukaan. Transparansi pemerintah merupakan
keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan- kebijakan keuangan daerah

34
Universitas Sumatera Utara

sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Didalam
pemerintahan transparansi merupakan satu hal penting karena, apabila
transparansi tidak diterapkan maka akan timbul rasa kecurigaan dan tidak percaya
antara berbagai pihak. Pemerintah harus dapat memberikan informasi keuangan
ataupun lainnya yang akan digunakan untuk suatu pengambilan keputusan oleh
pihak tertentu. Pada penelitian Maryanti (2008), transparansi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pengelolaan laporan keuangan. Transparansi
mungkin sulit dilakukan oleh pihak – pihak tertentu karena berbagai alasan.
Tetapi jika pemerintah dapat menangani dengan baik kinerjanya, serta komunikasi
publik yang baik dapat terjalin tidak menutup kemungkinan bahwa transparansi
dapat berjalan sesuai bagaimana seharusnya.
2.8

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2007:51).Dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah “Pemahaman Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), Pelatihan, Akuntabilitas, dan Transparansi berpengaruh
Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan”.

35
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84