Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan (zero accident) di PT. PLN (Persero) Area Medan Tahun 2017

99

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Informan
PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Supervisor K3L
Di PT. PLN (Persero) Area Medan
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Nama : Annazmi
NIM : 131000713
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pencapaian Nihil Kecelakaan (zero accident) di PT. PN (Persero) Area
Medan Tahun 2017”. Penelitian ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan
penyelesaian tugas akhir studi.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan (zero accident) di PT. PN (Persero)
Area Medan Tahun 2017. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang
merugikan bagi informan serta segala hal yang bersifat internal akan saya
rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan kerja sama
yang baik saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Annazmi
131000713

Universitas Sumatera Utara

100

Lampiran 2 : Pernyataan Menjadi Informan
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
informan peneliti yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang bernama
Annazmi, dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil
Kecelakaan (zero accident) di PT. PN (Persero) Area Medan Tahun 2017”.

Untuk itu, secara suka rela saya menyatakan bersedia menjadi informan
penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan saya adalah bersedia ditemui dan
memberi keterangan yang diperlukan untuk keperluan penelitian tersebut.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh
kesadaran tanpa paksaan.

Medan,..../..../2017
Informan

Rosianna Tri Suci
Supervisor K3L

Universitas Sumatera Utara

101

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
informan peneliti yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang bernama

Annazmi, dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil
Kecelakaan (zero accident) di PT PN (Persero) Area Medan Tahun 2017”.
Untuk itu, secara suka rela saya menyatakan bersedia menjadi informan
penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan saya adalah bersedia ditemui dan
memberi keterangan yang diperlukan untuk keperluan penelitian tersebut.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh
kesadaran tanpa paksaan.

Medan,..../..../2017
Informan

Septian Prasyahna
Junior Techician K3L

Universitas Sumatera Utara

102

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan (zero
accident)
di PT. PLN (Persero) Area Medan Tahun 2017
Petunjuk umum wawancara mengenai “Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pencapaian Nihil Kecelakaan (zero accident) di PT. PLN (Persero) Area Medan
Tahun 2017”.
1. Ucapan terima kasih kepada informan karena telah bersedia diwawancarai.
2. Melakukan perkenalan dua arah, baik peneliti maupun informan.
3. Menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan wawancara.
4. Menjelaskan bahwa pendapat atau saran dan pengalaman informan sangan
berharga.
5. Menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan jujur sangat
diharapkan oleh peneliti.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban salah atau benar serta dijaga
kerahasiaannya.

Universitas Sumatera Utara

103


IDENTITAS INFORMAN
Nama
Jabatan

: Rosianna Tri Suci
: Supervisor K3L
PEDOMAN WAWANCARA

1.

2.

Komitmen Perusahaan
a.

Anggaran dana khusus keselamatan dan kesehatan kerja.

b.


Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja dan pemeliharaannya.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
a.

Keterlibatan pegawai dalam pembuatan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja.

b.

Implementasi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja kepada
pegawai dan sanksi.

3.

4.

5.

Komunikasi dan Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

a.

Sosialisasi program keselamatan dan kesehatan kerja.

b.

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai.

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan Penyelidikan Kecelakaan
a.

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja.

b.

Penyelidikan kecelakaan.

Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja
a.


Tindakan perbaikan dari aspek yang dibahas.

Universitas Sumatera Utara

104

IDENTITAS INFORMAN
Nama
Jabatan

: Septian Prasyahna
: Junior Techician K3L
PEDOMAN WAWANCARA

1.

Komitmen Perusahaan
a. Anggaran dana khusus keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja dan pemeliharaannya.


2.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
a. Keterlibatan pegawai dalam pembuatan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
b. Implementasi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja kepada pegawai
dan sanksi.

3.

Komunikasi dan Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
a. Sosialisasi program keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai.

4.

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan Penyelidikan Kecelakaan
a. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Penyelidikan kecelakaan.


5.

Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja
a. Tindakan perbaikan dari aspek yang dibahas.

Universitas Sumatera Utara

105

Lampiran 4.

Hasil Wawancara Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian

Nihil Kecelakaan (zero accident) di PT. PLN (Persero) Area Medan Tahun 2017
No.
Informan
1.

Komitmen Perusahaan
“PT.


PLN

(Persero)

Area

Medan

mempunyai

komitmen

meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ke tingkat
yang paling tinggi melalui proses perbaikan yang terus menerus
dan secara sistematik melalui penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pendekatannya juga
ada seperti pendekatan organisasi. Di pendekatan organisasi ini
namanya kebijakan K3 dan sudah tertera di komitmen perusahaan
dan memiliki komite K3 untuk membahas dan mengkaji tentang
masalah-masalah K3-nya. Lalu ada yang namanya pendekatan
teknis seperti APD, dan ini merupakan pengendalian yang terakhir
setelah substitusi dan engineering seperti fuce cut out. Pendekatan
untuk

individunya juga ada lebih ke komunikasinya dan

pelatihannya.”
2.

“Kalau untuk keselamatan dan kesehatan kerjanya dalam bekerja
itu biasanya kita ada namanya harus melengkapi formulir JSA (Job
Safety Analysis), hal yang harus diisi seperti area, lokasi, tanggal,
kondisi peralatan, nama pekerjaan, tahapan pekerjaan, potensi
bahaya, dan pengendaliannya juga ada; terus ada work permit,
work permit itu ada check list. Jadi sebelum pegawai melakukan
pekerjaan pegawai harus melakukan izin kerja (work permit) di situ
ada job describtion bahwa penggunaan APD dan lainnya. Di situ
jika memang work permit-nya jalan biasanya otomatis di lapangan
seperti itu. Kalau untuk Rayon banyak dari sisi tekniknya, seperti
JSA PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) sesuai
dengan

standar PDKB karena berbeda dengan pekerjaan

Pemeliharaan. JSA dan work permitt-nya langsung dari pusat

Universitas Sumatera Utara

106

(Jakarta). Kalau JSA PDKB itu namanya komitte PDKB dan ini
termasuk pendekatan organisasi dan individu.”
Anggaran Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.

“Kalau untuk anggaran dana keselamatan dan kesehatan kerja itu
sudah ditentukan di Work Plan. Jadi, kita ada yang namanya Work
Plan yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
melalui rapat P2K3. Jadi semua kegiatan dan dananya sudah
termuat di dalam Work Plan.”

2.

“Untuk anggaran dana keselamatan dan kesehatan kerja biasanya
kita ada work plan lalu diusulkan dananya ke Wilayah kemudian ke
Pusat (Jakarta).Work plan itu adalah pekerjaan yang akan
dilakukan untuk semester selanjutnya. Jadi kita sudah dapat
gambaran dari tahun sebelumnya bahwasanya untuk tahun
berikutnya pekerjaan apa-apa saja yang akan dibuat, jadi kita
sudah tahu. Pembuatan work plan itu melalui rapat P2K3 yang
membahas apa saja item yang perlu ditambah. Rapat P2K3
diadakan secara terjadwal setiap triwulan atau satu semester dua
kali, yaitu pada akhir bulan. Hal yang tertera dalam work plan
yaitu uraian kegiatan dan juga kebutuhan anggarannya, seperti
membuat

RKAP

(Rencana

Kerja

Anggaran

Perusahaan);

sosialisasi bahaya listrik dan penggunaan energi listrik ke Sekolah
Dasar; melaksanakan Diklat (pendidikan dan latihan) K2K3 untuk
pengawas dan pelaksana bagi pegawai di Unit; melaksanakan
sosialisasi K2K3 kepada seluruh pegawai, calon pegawai, dan
mitra kerja; melaksanakan safety briefing setiap memulai
pekerjaan; melaksanakan lock out tag out, serta memasang ramburambu peringatan bahaya termasuk membuat papan monitoring
progress pekerjaan; memasukan klausal safety pada dokumen
pengadaan barang dan jasa, dan memberikan penjelasan kepada
vendor (mitra kerja). Jadi semua itu sudah ditentukan dananya.”

Universitas Sumatera Utara

107

Fasilitas K3 dan pemeliharaannya
1.

“Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja itu memang itu
tanggung jawab perusahaan untuk ke pegawainya. Jadi, banyak
fasilitas yang memang mendukung untuk pegawai kita seperti kita
menyediakan sistem proteksi kebakaran di PT. PLN (Persero) Area
Medan yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan di seluruh
Unit Rayon; alat pelindung diri seperti helm safety, safety belt,
sepatu tahan tegangan, pakaian kerja lapangan, safety glasses,
sarung

tangan;

kotak

P3K

(Pertolongan

Pertama

Pada

Kecelakaan); rambu-rambu K3 seperti papan informasi K3 yang
menandakan adanya tegangan, material rusak, jalur evakuasi, alat
pemadam api, dan sebagainya yang tersebar di tempat kerja; serta
pemasangan kunci pengaman pada instalasi ketenagalistrikan yang
berpotensi bahaya dan sudah terpelihara melalui Formulir
Laporan Inspeksi dan Formulir Check List Inspeksi yang dilakukan
secara terjadwal di awal bulan. Alat yang sudah rusak di simpan di
gudang dan alat yang masih bisa kita perbaiki, kita akan perbaiki
di bengkel Medan Baru.”
2.

“Untuk fasilitas K3 sudah

disediakan oleh perusahaan dan

terpelihara melalui Formulir Laporan Inspeksi dan Formulir Check
List Inspeksi yaitu APD seperti helm safety, sabuk pengaman,
sepatu tahan tegangan, kotak P3K yang disediakan dalam ruang
penyimpanan, APAR yang terletak pada tempat yang mudah
terlihat atau tercapai dan APAR ini telah diperiksa dengan
pengisian setiap bulan. Jadi, kami punya namanya Formulir
Laporan Inspeksi dan Formulir Check List Inspeksi untuk
memonitor penerapan K3, dalam formulir tersebut ada pertanyaan
per item baik dari area kantor sampai dengan lapangan. Adapun
untuk pengkalibrasian alat yang ada di PT. PLN (Persero) Area
Medan

dilakukan

oleh

Puslitbang

(Pusat

Penelitian

dan

Universitas Sumatera Utara

108

Pengembangan) di Jakarta setiap enam bulan.”
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keterlibatan pegawai dalam pembuatan Kebijakan K3
1.

“Dalam menyusun kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
memang itu wewenang top manajemen, tetapi dari top manajemen
diturunkan ke pegawai, kita hanya menjalankan saja. Semua itu
ada di dalam dokumen Manual Kebijakan SMK3 perusahaan.”

2.

“Pegawai

hanya

menjalankan

saja,

perubahan

kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja harus dikaji ulang minimal setiap
satu tahun dan ditandatangani oleh Manajer Area sebagai
persetujuan untuk penerbitan. Tinjauan itu biasanya kalau mau ada
perubahan di kebijakannya. Sejauh ini belum ada pergantian
kebijakan. Kebijakan K3 didokumentasikan di Manual SMK3.”
Implementasi Kebijakan K3 dan Sanksi
1.

“Kalau di lapangan itu kita juga ada pihak vendor (pihak ketiga).
Kalau di lapangan itu untuk penerapan APD-nya kami harus bisa
aktif, harus sering-sering ingatkan karena terkadang petugas
vendor (pihak ketiga) itu malas pakai APD, karena terkadang
petugasnya itu belum merasa APD itu adalah hal yang penting.
Jadi kita akan berikan sanksi berupa teguran yang ditujukan
kepada pengawasnya. Jadi sanksi itu ada tiga tahap, yang pertama
teguran kepada pengawasnya melalui pemberian surat, teguran
kedua yaitu orangnya harus sudah dipanggil dan jika masih
melakukan pelanggaran, sanksi selanjutnya ialah pemutusan
kontrak. Tapi sejauh ini hanya sampai teguran pertama saja.
Biasanya vendor ini diberi peringatan pertama (teguran) karena
tidak kompeten seperti penggunaan APD tadi padahal di surat
perjanjian kontrak sudah tertera bahwasanya pekerja harus
memiliki kompetensi. Kalau untuk pegawai PLN (Persero) Area

Universitas Sumatera Utara

109

Medan seperti PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) di
lapangan sudah selalu safety, mereka sudah tidak lagi diingatkan
untuk pemakaian APD.”
2.

“Seluruh pegawai dan atau pekerja di PT. PLN (Persero) Area
Medan

bertanggung

jawab

mendukung

dan

menerapkan

pernyataan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
prosedur-prosedur yang menyangkut aktifitas di PT. PLN (Persero)
Area Medan.

Seluruh pegawai dan atau pekerja mendapat

pelatihan yang sesuai dengan kebijakan ini untuk memastikan
aktifitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan pernyataan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.”
Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.

“Untuk pemasangan rambu-rambu K3 adalah di Unit Induk
maupun Unit Pelaksana, dan itu harus, contohnya papan informasi
K3 yang menandakan adanya tegangan, material rusak, jalur
evakuasi, alat pemadam api. Lalu untuk di lapangan juga, papan
informasi

yang ditempel bisa dibaca kapan saja, termasuk

evakuasi kalau terjadi emergency, tanda itu harus terlihat dan
jelas, yang dipasang di seluruh tempat kerja baik di PT. PLN
(Persero) Area Medan maupun di berbagai Rayon.”
2.

“Jadi setiap hari senin pagi di Lantai I (satu) itu ada namanya
COC (Code Of Conduct) seperti rapat, hal yang dibahas tentang
yang ada di PLN ini, seperti kebijakan itu disosialisasikan kepada
pegawai melalui manajer. Lalu manajemen ini yang akan
menurunkan ke pegawai di COC ini juga. Dalam COC ini juga ada
sesi arahan dari supervisor K3L yang membahas rancangan
kegiatan yang akan dilaksanakan seminggu ke depan. COC ini
dihadiri semua pegawai, baik itu manajer maupun supervisor.
Kalau untuk yang triwulan itu rapat P2K3 yang diadakan pada
akhir bulan yang dihadiri oleh manaejer, K3L, supervisor, dan

Universitas Sumatera Utara

110

P2K3. Hal yang diabahas dalam rapat ini ialah semua aspek di
Kuesioner Maturity Level K2K3 dan Keamanan akan dievaluasi,
termasuk hasil temuan di lapangan dan juga program-program
keselamatan dan kesehatan kerja. Yang mengevaluasi ialah
Wilayah. Hal yang dievaluasi apa-apa saja yang kurang, misalkan
sosialisasi kurang kemudian diberi tahu ke kita dan kita bisa
melengkapi dan hanya sampai di bagian manajemen saja tidak
diturunkan ke seluruh pegawai. Kalau di Rayon untuk pekerjaannya
supervisor teknik-nya langsung yang memberikan briefing karena
supervisornya sudah memiliki sertifikasi K3 kelistrikan jadi kalau
untuk di Rayon yang mewakilkan itu ya supervisor teknik atau staf
teknik-nya yang sudah memiliki sertifikasi K3. Kalau list khusus
yang memuat tentang topik apa yang akan di-briefing-kan itu tidak
ada, paling yang dibahas masalah kerjanya itu. Safety induction
untuk rapat, rapatnya diputarkan berupa rekaman video untuk
keadaan darurat. Kalau safety induction untuk tamu, biasanya di
sini diberi kartu tanda pengenal dari perusahaan, APD seperti
helm dan rompi baik itu manajemen maupun tamu. Yang
mengarahkan safety induction ya security yang sudah diberi arahan
dari pengawasnya lalu kita juga beri masukan kepada vendor yang
membawahi security ini dan untuk pegawai safety inducyion ini
tidak ada tim khusus.”
Sosialiasi Program K3
1.

“Melakukan sosialisasi K2K3 kepada seluruh pegawai dan mitra
kerja. Sosialisasi ini dilakukan di ruang rapat bersama dengan
pihak terkait, biasanya ada Asman Jaringan karena di bawahnya
pekerjaan teknik, K3L, maupun pihak mitra kerja (vendor). Kita
sosialisasikan, memberitahu lagi bahwa APD itu wajib, jika terjadi
kecelakaan bukan hanya mereka yang rugi tapi mereka dan PLN
pun akan mendapatkan pengurangan di kinerja. Jadi gini, padahal

Universitas Sumatera Utara

111

mereka kan pihak ketiga (vendor), jika terjadi kecelakaan kerja
(vendor) bahkan meninggal karena memang kelalaian mereka bisa
jadi tidak memakai APD atau tidak mematuhi SOP (Standart
Operational Procedure), itu PLN akan terkena pengurangan
kinerja 10 poin dan sudah tertera di perjanjian kontrak.”
2.

“Selain melakukan sosialisasi K2K3 kepada seluruh pegawai dan
mitra kerja, kami juga melakukan sosialisasi K3L dan keamanan
kepada sekolah, masyarakat umum, dan instansi pemerintah.
Biasanya dilakukan secara rutin per tahunnya. Untuk sekolah,
sekolah pilihan kita artinya tidak ditentukan. Kemarin kami
melakukan sosialisasi di SD Negeri 060873 di jalan Gunung
Krakatau No. 105 Kecamatan Medan Timur pada hari Jum’at 24
Maret 2017. Hal yang disosialisasikan ialah tentang bahaya listrik,
seperti anak-anak yang bermain layangan jangan di bawah
jaringan listrik PLN, jangan bermain atau berada di dekat jaringan
PLN saat banjir dengan media power point dan juga pemutaran
film pendek. Kalau masyarakat kemarin di Kelurahan Merdeka,
Kecamatan Medan Baru. Sosialisasi ini ialah gabungan yang
dihadiri oleh perangkat kelurahan dan masyarakat dari Kelurahan
Merdeka untuk sosialisasi kepada instansi pemerintah dan
masyarakat. Sosiaisasi yang dilakukan pada hari Jum’at, 31 Maret
2017, di jalan Sei Belutu No. 3, di Kantor Kelurahan Merdeka,
Kecamatan Medan Baru yaitu tentang ketenagalistrikan seperti
bagaimana cara pembayaran rekening listrik untuk masyarakat,
kenapa listrik mengalami pemadaman, dan potensi bahaya listrik.”
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.

“Pelatihan dan kompetensi kerja dilakukan dengan melakukan
pengidentifikasian dan pendokumentasian standar kompetensi K3.
Standar

kompetensi

kerja

K3

dapat

diidentifikasi

dan

dikembangkan sesuai kebutuhan dengan : menggunakan standar

Universitas Sumatera Utara

112

kompetensi yang ada, memeriksa uraian tugas dan tanggung jawab,
menganalisis tugas, menganalisis hasil inspeksi dan audit, dan
meninjau ulang laporan insiden. Hasil identifikasi kompetensi kerja
dijadikan

dasar penentuan program pelatihan yang harus

dilakukan, dan menjadi dasar pertimbangan dalam penerimaan,
seleksi, dan penilaian kinerja.”
2.

“Pegawai yang mengikuti pelatihan K3 ialah supervisor dan staf
teknik, tetapi yang wajib itu supervisor karena supervisor
memantau semua kerjaan di Rayon. Belum wajib semua pegawai
karena di Work Plan pada item sertifikasi pegawai itu tidak semua,
jadi gini dalam melaksanakan sertifikasi itu pegawai yang dikirim
jumlahnya dibatasi. Di Manajemen Unit Induk dan Unit Pelaksana
mengikuti pelatihan K3 usulan. Jadi kita memberi surat dan
ditanda tangani oleh Manejer Area kemudian di kirim ke Wilayah
selanjutnya didaftarkan mana-mana lalu dikirim untuk mengikuti
pelatihan. pelatihan itu ada 2, dari diklat dan dari vendor.
Pelatihan K3 yang terakhir itu dari vendor. Kami ada juga
sertifikasi dari vendor dan yang mengeluarkan sertifikatnya ialah
dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kalau vendor
itu sertifikat eksternal PLN. Jadi kalau vendor mengadakan
sertifikat dan kita yang mengusulkan siapa saja yang akan
mengikuti sertifikat tersebut, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
kita dan paling banyak itu 20 orang. Kegiatan ini diadakan selama
seminggu dengan rangkaian kegitannya workshop dan ada juga
pelatihannya. Kemarin itu diadakan di Hotel Grand Serela. Untuk
internal itu di diklat (pendidikan dan latihan) di Medan Tuntungan
tapi tergantung dimana yang akan diadakan, pelaksanaan diklat ini
banyak, ada di Medan Tuntungan, di Bogor, Pandaan (Surabaya),
Makasar juga ada itu tergantung dari Unit-nya. Jadi kita ada
jadwal untuk diklat untuk mengikuti pembelajaran K3 ya wajib ikut
dan ini untuk semua pegawai termasuk pegawai baru. Tapi kalau

Universitas Sumatera Utara

113

untuk sekarang ini tergantung dari lihat job describtion-nya. Kalau
pembelajarannya menyangkut K3 atau lingkungan bisa saja ikut
pembelajaran ke diklat. Diklat ini diadakan tidak tentu, kalau
biasanya satu semester sekali atau setahun dua kali kalau sekarang
kembali lagi tergantung job describtion-nya kalau memang butuh
kali diklat-nya ya dikeluarkan di rencana diklat-nya karena kita
juga bisa memantau, bisa saja tiga kali atau bahkan lima kali dan
itu bisa diajukan. Kalau dari diklat yang terakhir diadakan pada
hari Jum’at, 10 Maret 2017. Kemarin nama diklatnya E-Learning,
diadakan selama seminggu. Jadi seminggu itu kita diberi materi
untuk pelatihan K3-nya ada juga post test-nya jika berhasil itu
dipanggil ke Medan Tuntungan atau lokasi yang mengadakan diklat
dan keluar nama untuk simulasi. Simulasi ini hanya sehari tapi
secara keseluruhan diklat-nya selama seminggu. Kalau diklat
sertifikatnya dari Jendral Manajer diklat karena sertifikat internal
PLN. Emergency untuk kebakaran dan P3K ada dan sudah tertera
di work plan dan ada juga yang disertifikasikan. Simulasi
kebakaran dan P3K ini diadakan satu semester sekali dan wajib
oleh semua pegawai. Sertifikatnya dari PMI (Palang Merah
Indonesia).”
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.

“Untuk inspeksi di PT. PLN (Persero) Area Medan ini dibagi 2,
yaitu inspeksi instalasi ketenagalistrikan dan keamanan yang
dilakukan rutin setiap awal bulan di seluruh Unit Kerja dan kami
juga melakukan inspeksi mendadak K2K3 (Ketenaga Kelistrikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan keamanan pada Unit yang
dipimpinnya. Hal-hal yang diinspeksi ialah pekerja dan cara kerja
dengan uraian kenyataan di lapangan yaitu pekerja menggunakan
APD yang dipersyaratkan, pekerjaan dilakukan sesuai dengan
instruksi kerja yang telah ditetapkan, menggunakan peralatan kerja

Universitas Sumatera Utara

114

dengan benar, mengoperasikan mesin sesuai dengan persyaratan
teknis, adanya rambu-rambu peringatan yang jelas, adanya
batasan izin masuk pada daerah-daerah berbahaya/risiko tinggi,
pekerja telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya, pekerja
bekerja dengan serius/tidak bercanda, posisi tubuh benar saat
mengangkat beban; kondisi dan lingkungan kerja dengan uraian
kenyataan di lapangan yaitu lanta bersih dari ceceran oli atau
tumpahan lainnya, jalur untuk jalan bebas dari halangan/bendabenda lainnya (misalnya produk dan lain sebagainya), penempatan
barang sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan, tempat kerja
memiliki penerangan yang memadai, tempat kerja memiliki
ventilasi udara yang memadai, tempat kerja telah disediakan
APAR, APAR terletak pada tempat yang mudah dicapai dan tidak
terhalang, APAR yang terpasang telah diperiksa, terdapat tanda
jalur evakuasi yang jelas terlihat; sarana K3 dengan uraian
kenyataan di lapangan yaitu APD (helm safety, sabuk pengaman,
sepatu tahan tegangan, dan lain sebagainya), tangga, ranta
pengaman); material seperti wadah penyimpanan bahan dalam
kondisi baik (tidak bocor/rusak), wadah penyimpanan bahan
memiliki label yang jelas, tempat penyimpanan bahan bersih dari
ceceran bahan, tabung gas kosong diletakkan terpisah (diberi
label), MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia di ruang
penyimpanan bahan, APD, dan kotak P3K disediakan dalam ruang
penyimpanan.”
2.

“Inspeksi mendadak itu item-itemnya sama seperti yang ada di
inspeksi terjadwal. Kalau yang mendadak ini bisa saja waktunya
pagi ataupun sore. Yang melaksanakan sidak (inspeksi mendadak)
ialah tim yang terdiri atas Manajer, Supervisor K3L atau staf K3L,
Supervisor Pemeliharaan, Supervisor Operasi Distribusi ataupun
pegawai yang sudah memiliki sertifikasi dan ini di Work Plan
sudah ada seperti apa saja yang akan digunakan saat sidak.”

Universitas Sumatera Utara

115

Penyelidikan Kecelakaan
1.

“Kalau untuk investigasi kecelakaan kerja, kami punya yang
namanya Formulir Laporan Kecelakaan Kerja yang di pantau
langsung oleh pihak Wilayah. Di formulir tersebut sudah ada
prosedu-proser yang akan diinvestigasi saat kecelakaan terjadi.
Dan untuk pelaporan kecelakaan kerja dilaporkan setiap bulan
secara rutin.”

2.

“Kalau yang sekarang ini jika terjadi kecelakaan, kita dipantau
oleh Wilayah. Jadi Wilayah itu yang menurunkan formulir
identifikasi kecelakaan dan yang turun tangan memang kita. Yang
melakukan investigasi itu P2K3, K3L, dan pihak Rayon (tergantung
Rayon mana yang terjadi kecelakaan). Wilayah hanya memantau
dan menurunkan formulir identifikasi dan kita yang melakukan
investigasi-nya misalkan kecelakaan itu terjadi kenapa. Dalam
formulir laporan kecelakaan kerja tersebut banyak hal yang
dimuat, seperti data kecelakaan, yaitu lokasi kejadian kecelakaan,
tanggal kejadian kecelakaan, waktu kejadian kecelakaan, perkiraan
penyebab terjadinya kecelakaan, dan kondisi korban. Lalu memuat
tentang data korban, yaitu nama korban, tempat dan tanggal lahir
korban, umur, jenis kelamin korban, status ketenagakerjaan
korban. Di formulir tersebut juga memuat kronologi kejadian
kecelakaan, analisis penyebab langsung, seperti kondisi berbahaya
atau unsafe condition yang ditemukan dimana penyebab kejadian
kecelakaan, tindakan berbahaya atau unsafe action yang dilakukan
korban, kemudian ada upaya pencegahan yang sudah dilakukan
manajemen sebelum terjadinya kecelakaan. Di formulir tersebut
juga memuat masalah kerugian perseroan, seperti kerugian akibat
kWh tidak tersalur, kerugian akibat kerusakan asset, kerugian
akibat

biaya

perawatan.

Lalu

di formulir tersebut

juga

mencantumkan rekomendasi perbaikan, serta ada bukti atau

Universitas Sumatera Utara

116

evidence berupa lampiran

foto maupun dokumen lainnya dan

mencantumkan nama tim yang melakukan investigasi serta ada
juga lampiran berita acara investigasi yang dilaporkan dalam
waktu 1 x 24 jam dan kalau bisa secepatnya. Untuk laporan
kecelakaan kerja itu dilaporkan setiap bulan ke K3L. Selama ini
tidak ada terjadi kecelakaan dan semoga tetap tidak ada.”

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.

“Kalau di kami evaluasi itu namanya Maturity Level. Evaluasi
dilakukan secara bervariasi. Pelaporan kecelakaan kerja dilakukan
setiap bulan ke K3L dan laporan maturity level dilakukan triwulan.
Jadi yang sudah kami lakukan selama tiga bulan lalu kami
laporkan dan di-assesment sama pihak Wilayah artinya kami
laporkan untuk dievaluasi dan yang mengevaluasi ialah Wilayah.
Sebelum kami laporkan kami juga sudah mengevaluasi makanya
setelah kami yakin itu telah terlaksana dan benar baru dijadikan
laporan ini. Implementasi evaluasi K3 ini termuat dalam Kuesioner
Maturity Level K2/K3 dan Keamanan.”

2.

“Semua akan dievaluasi, termasuk hasil temuan di lapangan dan
juga program-program keselamatan dan kesehatan kerja. Maturity
level itu triwulan diadakan. Yang mengevaluasi ialah Wilayah . Hal
yang dievaluasi apa-apa saja yang kurang kemudian diberi tahu ke
kita, misalkan sosialisasi kurang jadi kita bisa melengkapi. Jadi self
assesment maturity ini sesuai dengan formulir Kuesioner Maturity
Level K2/K3 dan Keamanan lalu Wilayah yang memberi nilainilainya per item. Untuk pemberian bobot itu dari Pusat dan
diturunkan ke Wilayah jadi pihak Area tidak tahu. Kalau terjadi
kecelakaan di maturity level akan terjadi pengurangan point. Setiap
triwulan ada penilaian jadi kalau terjadi kecelakaan akan terjadi
pengurangan point sebesar 10 dari 100 point. Laporan kecelakaan

Universitas Sumatera Utara

117

ini ke Wilayah melalui temusan Manajer Area. Jadi, kalau terjadi
kecelakaan dan sudah diinvestigasi kecelakaan dan rangkaiannya
di wilayah kerja mana dan sudah dibuat dalam laporan dan dikirim
ke Wilayah. Kemudian Wilayah mempertimbangkan untuk point.
Jadi disitulah Wilayah mempertimbangkan untuk point maturity
level-nya.

Jadi

selesai

di-maturity

dirundingkan

Wilayah

selanjutnya diturunkan lagi ke Area. Setelah itu akan diadakan
rapat di Wilayah yang dihadiri oleh Area, tapi tergantung juga
kalau mau buat di Area juga bisa. Di rapat ini sekalian membahas
tentang program selanjutnya.”
Tindakan Perbaikan dan Peningkatan Kinerja K3

1.

“Tindakan perbaikan dari evaluasi ialah semua hasil temuan di
lapangan

untuk

dilengkapi,

seperti

kegiatan

yang

belum

dilaksanakan maka akan dilaksanakan untuk diwaktu berikutnya.
Kalau untuk maturity level ini, kami punya panduan berupa
Kuesioner Maturity Level K2/K3 dan Keamanan dan di form
tersebut sudah tercantum aspek-aspek yang akan dievaluasi.”
2.

“Tindakan perbaikan dari evaluasi ialah semua hasil temuan di
lapangan untuk dilengkapi dan mencari evidennya untuk nge-closekan yang kurang. Formulirnya itu dari Wilayah ke Area. Jadi di
rapat maturity level ini kita juga bahas apa-apa saja yang sudah
dikerjakan selanjutnya mengevaluasi apa yang sudah dilaksanakan
dan memberi solusi untuk meng-close-kan yang kurang. Misalnya
sosialisasi kurang, bisa saja di-close-kan dengan membuat
sosialisasi besoknya dan hanya sampai di bagian manajemen saja
dan tidak diturunkan ke pegawai.”

Keterangan :
1 : Supervisor K3L
2 : Junior Techician K3L

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12 : Dokumentasi Lapangan

1. Dokumentasi wawancara dengan Supervisor K3L

2. Dokumentasi wawancara dengan Junior Technician K3L

Universitas Sumatera Utara

3. Dokumentasi Papan Prestasi Kecelakaan Nihil

4. Dokumentasi Pemasangan APAR

Universitas Sumatera Utara

5.

Papan Informasi K3

6. Dokumentasi Peraturan tentang K3

Universitas Sumatera Utara

7.

Dokumentasi Rambu K3

8. Dokumentasi P3K dan Hydrant

Universitas Sumatera Utara

9. Dokumentasi Pemasangan Kunci
Pengaman Ketenagalistrikan

Universitas Sumatera Utara