PEMERIKSAAN TANDA VITAL rev 21 juli 2016

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Buku Pedoman
Keter ampilan Klinis

VITAL SIGN
Untuk Semester 1

FAKULTAS KEDOKTERAN UNI VERSI TAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNI VERSI TAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016
i

LABORATORIUM KETERAM PILAN KLINIS
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Buku Pedoman Keterampilan Klinis
Semester 1


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNI VERSI TAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016

ii

TI M PENYUSUN

1. Dhani Redhono Har ioput r o, dr ., Sp.PD
2. Yuliana Her i Suselo, dr ., MSc
3. Betty Sur yaw ati, dr ., MbiomedSc
4. Sugiar to, dr ., Sp.PD, FINASIM
5. R. Aj. Sr i Wulandar i, dr ., MSc
6. Atik Maftuhah, dr .
7. Dr . Ida Nur w ati, dr ., MKes

iii

KATA PENGANTAR


Kami mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan
bimbingan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Buku Pedoman
Keterampilan Klinis Pemeriksaan Tanda Vital bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta Semester 1 ini. Buku Pedoman Keterampilan Klinis ini disusun sebagai
salah satu penunjang pelaksanaan Problem Based Learning di FK UNS.
Perubahan

paradigma

pendidikan

kedokteran

serta

berkembangnya

teknologi

kedokteran dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perlunya dilakukan

perubahan dalam kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di I ndonesia.
Seorang dokter umum dituntut untuk

tidak hanya menguasai teori kedokteran, tetapi juga

dituntut terampil dalam mempraktekkan teori yang diterimanya termasuk dalam melakukan
Pemeriksaan Fisik yang benar pada pasiennya.
Keterampilan Pemeriksaan Tanda Vital ini dipelajari di semester I Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret. Dengan disusunnya buku ini penulis berharap mahasiswa kedokteran
lebih mudah dalam mempelajari dan memahami teknik pemeriksaan tanda vital sehingga
mampu melakukan diagnosis dan terapeutik pada pasien dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangannya,
sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
dalam penyusunan buku ini.
Terima kasih dan selamat belajar.

Surakarta, Agustus 2016
Tim penyusun


iv

DAFTAR I SI

Halaman Sampul ..........................................................................................

i

Halaman Judul ............................................................................................

ii

Tim Penyusun .............................................................................................

iii

Kata Pengantar ............................................................................................

iv


Daftar I si .....................................................................................................

v

Tata Tertib Mahasiswa di Skills Lab ...............................................................

vi

Abstrak .......................................................................................................

x

Pendahuluan ...............................................................................................

1

Tujuan Pembelajaran ...................................................................................

1


PEMERI KSAAN TEKANAN DARAH ...........................................................

2

PEMERI KSAAN NADI / ARTERI ................................................................

8

PEMERI KSAAN PERNAFASAN .................................................................

11

PEMERI KSAAN SUHU ...............................................................................

12

PENI LAI AN ...............................................................................................

16


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

20

v

TATA TERTI B MAHASI SW A DI SKI LLS LAB
1.

KETENTUAN UMUM :
1)
Mahasiswa wajib hadir tepat waktu.
Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak di ijinkan mengikuti
kegiatan skills lab pada hari itu.
2)
Aturan berpakaian :
- Mengenakan jas laboratorium sebelum masuk ruangan
- Disarankan memakai celana panjang, tetapi bukan jeans.
- Tidak boleh mengenakan pakaian ketat, kaos tanpa kerah atau sandal.
- Tidak boleh berdandan berlebihan, berkuku panjang, rambut diikat rapi.

3)
Dilarang makan dan minum dalam ruang latihan.
4)
Berlaku tertib, tidak bersendau-gurau dan tidak membuat keributan yang akan
mengganggu kelompok lain serta dilarang mengaktifkan alat komunikasi dan barang
elektronik lainnya.
5)
Sebelum latihan, mahasiswa harus membuat BUKU RENCANA KEGIATAN yang
akan ditandatangani oleh instruktur, jika mahasiswa tidak membuat BUKU
RENCANA KEGIATAN maka tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan skills lab.
6)
Sebelum kegiatan skills lab instruktur akan memberikan PRETEST. Pretes dapat
diberikan secara lisan/tertulis. Instruktur berhak menghentikan proses pembelajaran
dan mengeluarkan mahasiswa yang dianggap tidak siap (sesi dapat dijadwalkan
lagi/diikutkan sesi inhal).
7)
Dalam menjalankan latihan keterampilan di Skills Lab, setiap mahasiswa harus mau
berlatih memeriksa dan diperiksa (menjadi probandus bagi teman sekelompok).
8)
Untuk efisiensi waktu latihan, mahasiswa diharuskan membawa peralatan yang

dianjurkan untuk dibawa (sesuai topik keterampilan).
9)
Instruktur berhak menghentikan proses latihan atau mengeluarkan mahasiswa yang
dianggap belum siap atau tidak mematuhi tata tertib Skills Lab.
10) Mahasiswa diwajibkan untuk aktif melihat pengumuman di papan pengumuman
skillslab dan website skillslab : http//skillslab.fk.uns.ac.id

2.

KETENTUAN IJIN :
1)
Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Skills Lab sesuai jadwal,
yang secara berurutan meliputi Kuliah Pengantar, Sesi Terbimbing, Sesi Responsi,
ujian tulis, OSCE dan ujian ulang.
2)
Ijin untuk tidak mengikuti kegiatan Skills Lab hanya diberikan apabila :
- Mahasiswa ybs sakit (disertai Surat Keterangan Dokter).
- Anggota keluarga inti meninggal (disertai bukti tertulis dan surat ijin yang
ditandatangani orang tua).
- Mahasiswa ybs menikah (dibuktikan dengan undangan dan surat ijin yang

ditandatangani orang tua).
vi

Menjadi utusan/wakil Fakultas atau universitas dalam suatu kegiatan
kemahasiswaan resmi (disertai surat tugas dan surat ijin yang ditandatangani oleh
PD3).
Bila berada di luar kota dan belum bisa menyerahkan surat ijin, harap menghubungi
Skills Lab dengan no telpon 0271-7890464, surat ijin bisa diserahkan kemudian.
Bila tidak mengikuti satu kegiatan dengan alasan di luar poin 2.2, maka mahasiswa
tersebut dinyatakan MANGKIR/ INDISIPLINER dan tidak diperkenankan
mengikuti ujian OSCE topik tersebut sehingga dinyatakan TIDAK LULUS.
-

3)
4)

3. KETENTUAN INHAL
1) Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan skills lab wajib mengikuti inhal dengan

ketentuan mengumpulkan surat ijin dan mendaftar di skills lab.

2) Mahasiswa yang seharusnya inhal tetapi tidak mengikuti inhal sesuai jadwal maka
tidak diperbolehkan mengikuti ujian osce topik tersebut.
4. KETENTUAN PENGGUNAAN ALAT & RUANG :
1)

2)

3)
4)

5)
6)

7)
8)

Setiap mahasiswa wajib menjaga kebersihan ruangan latihan. Seusai latihan, kondisi
ruangan dikembalikan seperti semula, tidak boleh ada sampah tertinggal dalam
ruang latihan.
Sebelum kegiatan, ketua kelompok mengambil alat latihan dengan menandatangani
form peminjaman alat. Seusai kegiatan, mahasiswa harus mengembalikan alat yang
dipergunakan untuk latihan dalam keadaan bersih, baik, lengkap dan
dikembalikan dalam tempatnya.
Mahasiswa tidak diperkenankan membuka lemari atau menggunakan alat selain yang
dipergunakan untuk latihan keterampilan saat itu.
Di Skills Lab banyak peralatan medis dan manekin berbasis elektronik dan mahal,
dengan aturan penggunaan tertentu. Gunakan alat/ manekin yang disediakan sesuai
dengan cara kerjanya.
Bila tidak memahami cara kerjanya, mintalah bantuan petugas.
Setiap mahasiswa wajib menjaga keutuhan dan fungsi alat dengan menggunakan
alat sesuai standar pemakaian. Mahasiswa/ kelompok mahasiswa, yang akibat
kelalaiannya menyebabkan kerusakan/ kehilangan alat, diwajibkan untuk mengganti.
Aturan penggantian alat akan ditetapkan kemudian.
Alat-alat dan media pembelajaran seperti VCD atau kaset hanya diperkenankan untuk
digunakan di tempat (Skills Lab) dan tidak boleh dibawa keluar atau digandakan.
Kelompok mahasiswa yang ingin berlatih secara mandiri di luar jadwal yang sudah
ditetapkan, dapat menghubungi petugas Skills Lab untuk menentukan hari latihan
(dengan catatan : latihan mandiri dilakukan di hari & jam kerja, ruang & alat tidak
dipergunakan untuk ujian/ latihan yang sudah terjadwal).

vii

5. KETENTUAN PENILAIAN :
1)

2)
3)

4)
5)

6)

7)

Nilai Skills Lab akan diperhitungkan secara menyeluruh dari nilai ujian (tulis &
OSCE) serta nilai attitude/ sikap selama latihan (mencakup : kedisiplinan, cara
berpakaian, konsentrasi/ perhatian pada latihan, sikap terhadap dosen, staf Skills Lab,
pasien simulasi, sesama teman maupun terhadap fasilitas Skills Lab).
Nilai batas lulus topik : 70
Nilai dalam KHS :
- >90
:A
- 80 – 89
: A- 75 – 79
: B+
- 70 –74
:B
- 67 – 69
: B- 64 – 66
: C+
- 60 – 63
:C
- 50 – 59
:D
- 160

> 100

Klasifikasi Tekanan Darah
Normal

Kesalahan yang sering terjadi pada saat pengukuran tekanan darah :
1. Ukuran bladder dan cuff tidak tepat (terlalu kecil atau terlalu besar). Bila terlalu kecil,
tekanan darah akan terukur lebih tinggi dari yang sebenarnya, dan sebaliknya bila
terlalu besar.
2. Pemasangan bladder dan cuff terlalu longgar, tekanan darah terukur lebih tinggi dari
yang seharusnya.
3. Pusat cuff tidak berada di atas arteri brachialis.
4. Cuff dikembangkan terlalu lambat, mengakibatkan kongesti vena, sehingga bunyi
Korotkoff tidak terdengar dengan jelas.
5. Saat mencoba mengulang pemeriksaan, kembali menaikkan tekanan cuff tanpa
mengempiskannya dengan sempurna atau re-inflasi cuff terlalu

cepat. Hal ini

mengakibatkan distensi vena sehingga bunyi Korotkoff tidak terdengar dengan jelas.

7

2. Pemeriksaan nadi/ arteri
Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (dari ventrikel kiri) dan ke paru
(dari ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, darah disemburkan melalui aorta dan kemudian
diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai akibatnya, timbullah suatu gelombang tekanan
yang bergerak cepat pada arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung
frekuensi denyut nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit.

a.

Prosedur pemeriksaan nadi/ arteri radialis :



Penderita dapat dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam posisi bebas dan
rileks.



Periksalah denyut arteri radialis di pergelangan tangan dengan cara meletakkan jari
telunjuk dan jari tengah atau 3 jari (jari telunjuk, tengah dan manis) di atas arteri
radialis dan sedikit ditekan sampai teraba pulsasi yang kuat.



Penilaian nadi/ arteri meliputi: frekuensi (jumlah) per menit, irama (teratur atau
tidaknya), pengisian, dan dibandingkan antara arteri radialis kanan dan kiri .



Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya terlihat normal dapat dilakukan hitungan
selama 15 detik kemudian dikalikan 4, tetapi bila iramanya tidak teratur atau denyut
nadinya terlalu lemah, terlalu pelan atau terlalu cepat, dihitung sampai 60 detik.



Apabila iramanya tidak teratur (irregular) harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan
auskultasi jantung (cardiac auscultation) pada apeks jantung.

Gambar 7. Pemeriksaan nadi arteri radialis

b.

Pemeriksaan nadi/ arteri karotis
Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tentang akt ivitas pompa jantung
maupun keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang -kadang nadi lebih jelas j ika diraba pada
pembuluh yang lebih besar, misalnya arteri karot is.

8

Catatan : pada pemeriksaan nadi/ arteri karotis kanan dan kiri tidak boleh bersamaan.

Gambar 8. Pemeriksaan nadi (arteri karot is)

c. Pemeriksaan nadi/ arteri ekstremitas lainnya
i.

Pemeriksaan nadi/ art eri brachialis (gambar 9a).

ii.

Pemeriksaan nadi/ art eri femoralis (gambar 9b).

iii.

Pemeriksaan nadi/ arteri tibialis posterior (gambar 9c).

iv.

Pemeriksaan nadi/ art eri dorsalis pedis (gambar 9d).

Gambar 9a. Pemeriksaan pulsasi arteri brachialis pada orang dewasa
dan anak

Gambar 9b.
Pemeriksaan pulsasi
arteri femoralis

9

Gambar 9d. Pemeriksaan pulsasi
arteri dorsalis pedis

Gambar 9c. Pemeriksaan pulsasi
arteri tibialis posterior

Hasil pemeriksaan nadi/ arteri :

 Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60-100 kali/ menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/ menit, sedangkan bradikardia bila frekuensi
nadi< 60 kali/ menit

 I rama nadi: Normal irama t eratur
 Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat , sangat kuat
 Kelent uran dinding arteri : elastis dan kaku
 Perbandingan nadi/ art eri kanan dan kiri (Normal : nadi kanan dan kiri sama)
 Perbandingan antara frekuensi nadi/ arteri dengan frekuensi denyut jantung (Normal :
t idak ada perbedaan).

Abnormalit as pemeriksaan nadi/ arteri :

 Pulsus defisit : frekuensi nadi/ art eri lebih rendah daripada frekuensi denyut jantung
(misalnya pada fibrilasi at rium).

 Pulsus seler (b ound ing pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse, Corrigan's pulse),
disebabkan upst roke dan downst roke mencolok dari pulsus, misalnya pada t irot oksikosis,
regurgit asi aorta, hipert ensi, Patent Ductus Arteriosus (PDA), fist ula art eriovenosus.

 Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upst roke dan d ownst roke yang perlahan, misalnya pada st enosis katup aorta berat.

 Pulsus alternan : perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan jan t ung, misalnya pada gagal jant ung, kadang-kadang lebih nyata dengan auskult asi saat
mengukur t ekanan darah.

10

 Pulsus bigeminus : nadi t eraba berpasangan dengan interval tak sama dimana nadi
kedua biasanya lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah tak teraba
sehingga seolah-olah merupakan suatu bradikardia atau pulsus defisit j ika dibandingkan
denyut jantung.

 Pulsus p aradoksus : melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi. Sering lebih nyata
pada auskultasi saat pengukuran tekanan darah, di mana pulsus terdengar melemah saat
inspirasi, dan biasanya tak melebihi 10 mmHg. Bisa pula disertai penurunan tekanan vena
jugularis saat

inspirasi, misalnya pada gangguan restriksi pada effusi perikardium,

tamponade perikardium, konstriksi perikard, sindrom vena kava superior, atau emfisema
paru.

3. Pemeriksaan Pernafasan
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang otak dan
dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, Saat inspirasi, diafragma dan otot-otot
interkostalis berkontraksi, memperluas kavum thoraks dan mengembangkan paru-paru. Dinding
dada akan bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan diafragma terdorong ke
bawah. Saat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis, diafragma naik secara pasif dan
dinding dada kembali ke posisi semula.
Persiapan pemeriksaan :
1. Pasien dalam keadaan tenang, posisi tidur.
2. Dokter meminta ijin kepada pasien untuk membuka baju bagian atas.
Cara pemeriksaan pernapasan:
1. Pemeriksaan inspeksi : perhatikan gerakan pernafasan pasien secara menyeluruh
(lakukan inspeksi ini tanpa mempengaruhi psikis penderita).
Pada inspirasi, perhatikan : gerakan iga ke lateral, pelebaran sudut epigastrium, adanya
retraksi

dinding

dada

(supraklavikuler,

suprasternal,

interkostal,

epigastrium),

penggunaan otot-otot pernafasan aksesoria serta penambahan ukuran anteroposterior
rongga dada.
Pada ekspirasi, perhatikan : masuknya kembali iga, menyempitnya sudut epigastrium
dan pengurangan diameter anteroposterior rongga dada.
2. Pemeriksaan palpasi : pemeriksa meletakkan telapak tangan untuk merasakan naik
turunnya gerakan dinding dada.

11

3. Pemeriksaan auskultasi : menggunakan membran stetoskop diletakkan pada dinding
dada di luar lokasi bunyi jantung.
I nterpretasi pemeriksaan pernapasan :
1. Frekuensi : Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit dengan inspeksi, palpasi, atau
dengan menggunakan stetoskop. Normalnya frekuensi nafas orang dewasa sekitar 14 –
20 kali per menit dengan pola nafas yang teratur dan tenang.
2. I rama pernapasan : reguler atau ireguler

4. Pemeriksaan Suhu
Suhu merupakan gambaran hasil metabolisme tubuh.Termogenesis (produksi panas
tubuh) dan termolisis (panas yang hilang) secara normal diatur oleh pusat thermoregulator
hipothalamus.

Gambar 10b. Termometer oral/aksila

Gambar 10c. Termometer rektal
Gambar 10a. Bagian-bagian
termometer

Pemeriksaan suhu dapat dilakukan di mulut (gambar 11), aksila (gambar 12) atau rektal
(gambar 13), dan ditunggu selama 3–5 menit. Pemeriksaan suhu dilakukan dengan
menggunakan termometer baik dengan glass thermometer atau electronic thermometer. Bila
menggunakan glass thermometer, sebelum digunakan air raksa pada termometer harus dibuat
sampai menunjuk angka 35 0C atau di bawahnya.

12

Pengukuran suhu oral biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat, tetapi termometer
air raksa dengan kaca tidak seyogyanya dipakai untuk pengukuran suhu oral, yaitu pada
penderita yang tidak sadar, gelisah atau tidak kooperatif, tidak dapat menutup mulutnya atau
pada bayi dan orang tua.

Prosedur Pemeriksaan Suhu secara Oral :
1. Turunkan air raksa sedemikian sehingga



air raksa pada termometer menunjuk
angka 35 0C atau di bawahnya dengan
cara mengibaskan termometer beberapa
kali.



2. Letakkan ujung termometer di bawah
salah satu sisi lidah. Minta pasien untuk
menutup mulut dan bernafas melalui
hidung.
3. Tunggu 3-5 menit. Baca suhu pada



termometer.
4. Apabila penderita baru minum dingin atau
panas, pemeriksaan harus ditunda selama
10-15 menit agar suhu minuman tidak
mempengaruhi hasil pengukuran.
Gambar 11. Pengukuran suhu oral

13

Prosedur Pengukuran suhu aksila :
1. Turunkan air raksa sedemikian



sehingga air raksa pada
termometer menunjuk angka



35 0C atau di bawahnya.
2. Letakkan termometer di lipatan
aksila. Lipatan aksila harus dalam
keadaan kering. Pastikan



termometer menempel pada kulit
dan tidak terhalang baju pasien.
3. Jepit aksila dengan merapatkan
lengan pasien ke tubuhnya.
4. Tunggu 3-5 menit. Baca suhu



pada termometer.
Gambar 12. Pengukuran suhu aksila

Gambar 13b. Pengukuran suhu rektal pada
bayi dan anak

Gambar 13a. Pengukuran suhu rektal
pada orang dewasa

14

Prosedur pengukuran suhu secara rektal :
1. Pemeriksaan suhu melalui rektum ini biasanya dilakukan terhadap bayi.
2. Pilihlah termometer dengan ujung bulat, beri pelumas di ujungnya.
3. Masukkan ujung termometer ke dalam anus sedalam 3-4 cm.
4. Cabut dan baca setelah 3 menit
(Catatan :

pada prakteknya, untuk menghemat waktu pemeriksaan, sambil

menunggu pemeriksaan suhu dilakukan pemeriksaan nadi dan frekuensi nafas).

Rata-rata suhu normal dengan pengukuran oral adalah 37 0C. Suhu rektal lebih tinggi
daripada suhu oral ± 0,4 - 0,5 0C. Suhu aksila lebih rendah dari suhu oral sekitar 0,5 0C - 1 0C.

15

CHECKLI ST PENI LAI AN

KETERAMPI LAN PEMERI KSAAN TEKANAN DARAH
No

Aspek Penilaian

1
2

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada pasien.
Menyiapkan pasien dalam posisi duduk atau tidur telentang,
pemeriksa berada di samping kanan pasien.
Mempersiapkan tensimeter dan memasang manset pada lengan
atas pasien.
Meraba nadi arteri brachialis dan memompa tensimeter sampai
tidak teraba denyutan.
Menaikkan tekanan tensimeter 30 mmHg di atasnya, dan
melonggarkan cuff sampai teraba kembali denyutan arteri
brachialis (tekanan sistolik palpatoir).
Mengosongkan udara pada manset sampai tekanan 0
Memasang membran stetoskop pada fossa cubiti dan memompa
bladder sampai tekanan sistolik palpatoir ditambah 30 mmHg
Melonggarkan kunci pompa perlahan-lahan 2-3 mmHg dan
menentukan tekanan sistolik dan diastolik.
Melepas manset dan memberitahukan hasil pemeriksaan tekanan
darah pada penderita.

3
4
5

6
7
8
9

0

SKOR
1
2

JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0
1
2

Tidak dilakukan mahasiswa
Dilakukan, tapi belum sempurna
Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).

Nilai Mahasiswa =

Jumlah Skor
18

x 100%

16

=

...............

CHECKLI ST PENI LAI AN

KETERAMPI LAN PEMERI KSAAN NADI

No

Aspek Penilaian

0

1

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.

2

Meraba arteri radialis dengan cara meletakkan 2 jari (jari
telunjuk dan jari tengah) atau 3 jari (jari telunjuk, jari tengah
dan jari manis) pada pulsasi radial dan sedikit ditekan.
Menilai frekuensi, irama, pengisian arteri/ nadi serta elastisitas
dinding arteri bergantian pada pergelangan tangan kanan
dan kiri, kemudian dibandingkan.
Memberitahukan hasil pemeriksaan nadi pada pasien

3

4

Skor
1

2

JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0
1
2

Tidak dilakukan mahasiswa
Dilakukan, tapi belum sempurna
Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Nilai Mahasiswa =

Jumlah Skor
8

x

17

1 00% =

...............

CHECKLI ST PENI LAI AN

KETERAMPI LAN PEMERI KSAAN FREKUENSI PERNAFASAN

No
1
2
3
4
5

Aspek Penilaian

0

Skor
1

2

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada pasien.
Menyiapkan pasien dalam posisi duduk atau tidur telentang.
Melakukan pemeriksaan pernafasan dengan inspeksi dinding
dada atau dengan palpasi atau dengan auskultasi.
Menilai frekuensi pernafasan per menit dan irama pernafasan
Memberitahukan hasil pemeriksaan frekuensi pernafasan pada
pasien

JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0
1
2

Tidak dilakukan mahasiswa
Dilakukan, tapi belum sempurna
Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).

Nilai Mahasiswa =

Jumlah Skor
10

x

18

1 00%

=

...............

CHECKLI ST PENI LAI AN

KETERAMPI LAN PEMERI KSAAN SUHU

No
1
2

Aspek Penilaian

0

Skor
1

2

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada
pasien.
Mempersiapkan termometer dan mengecek apakah air
raksa menunjukkan angka dibawah 35 0C.

3

Memasang termometer pada aksila, rectal atau oral.

4

Memasang termometer pada tempat tersebut selama
kurang lebih 3-5 menit.

5

Membaca hasil , interpretasi hasil, dan memberitahukan
hasil pemeriksaan suhu pada penderita

JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0
1
2

Tidak dilakukan mahasiswa
Dilakukan, tapi belum sempurna
Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).

Nilai Mahasiswa =

Jumlah Skor
10

x 100%

19

=

...............

DAFTAR PUSTAKA

Bate’s Guide To Physical Examination And History Taking, electronic version
Cameron J.R., Skofronick J.G., Grant R.M. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Ed. 2. Jakarta :
Sagung Seto, pp : 124-125
Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC, pp : 221-222
Robert M. S., William J. R., and Karen S. Q. Pshychophysiological recording, electronic version

20