TAP.COM - SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK ...

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN
M E T O D E SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) DI PT. ELTRAN INDONESIA
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE BEST EMPLOYEE
SELECTION USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) METHOD IN PT. ELTRAN INDONESIA
Wahyu Adam.,M.Eng.Sc. 1, Asep Rohaendi 2
Konsentrasi Teknik Informatika, Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Komputer Niaga LPKIA
Jl. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +6222-75642823, Fax. +6222-7564282
1
wahyuadam90@yahoo.com 2 aseprohaendi92@gmail.com

Abstrak
Pemilihan karyawan terbaik merupakan salah satu proses evaluasi seberapa baik kinerja dari karyawan
disesuaikan dengan standar yang telah di tentukan oleh perusahaan, khususnya di PT. Eltran Indonesia. Maksud
dari adanya proses pemilihan karyawan terbaik adalah untuk mengetahui seberapai baik kinerja dari karyawan
dalam menjalankan proses operasional dalam perusahaan.
Sistem Pendukung Keputusan pemilihan karyawan terbaik ini dilengkapi dengan menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW). SAW secara garis besar SAW merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep
dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
kriteria. Pada metode ini hasil dari penilaian yang telah dilakukan akan dihitung, kemudian di bandingkan
dengan tiap karyawan yang telah dinilai, sehingga didapatkan perangkingan yang dapat digunakan sebagai
pendukung keputusan.
Model prototype (prototyping model) adalah metodologi perangkat lunak yang digunakan pada sistem
pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini, dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan
terhadap perangkat lunak hingga pembuatan program agar perusahaan lebih terbayang dengan apa yang
sebenarnya diinginkan.
Dengan adanya Sistem Pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini dengan metode Simple Additive
Weighting (SAW). ini diharapkan bisa membantu perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada pegawai
serta bisa melakukan evaluasi untuk memajukan perusahaan menjadi lebih baik.
.
Kata kunci : Simple Additive Weighting

I.1 Latar Belakang Masalah
PT. Eltran Indonesia merupakan salah satu anak
perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
bidang elektronika insfratuktur di kota bandung
yaitu PT. Len Industri (Persero)

Di dalam perusahaan tersebut terdapat banyak
sumber daya manusia yang disebut sebagai
karyawan. Perubahan dan peningkatan peran fungsi
dari sumber daya manusia, khususnya karyawan
sangat
berpengaruh
untuk
meningkatkan
produktivitas dan mendukung dalam kemajuan dari
pencapaian atau target sesuai perusahaan.
Maka dari itu pada penelitian ini akan diangkat
suatu kasus yaitu mencari karyawan terbaik
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
dengan menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) untuk melakukan perhitungan
pada kasus pemilihan karyawan terbaik. Metode
ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan
kriteria-kriteria yang ditentukan. Kriteria bersifat

dinamis, nilai bobotnya dapat diubah sesuai
keinginan user. Kemudian dilakukan proses
perangkingan yang akan menentukan karyawan
terbaik yang telah direkomendasikan. Keputusan
yang diambil bukan merupakan keputusan akhir,
karena keputusan akhir tetap ada pada pengambil
keputusan. Dari
permasalahan diatas maka
menarik untuk dibuatnya suatu sistem yang
diharapkan akan dapat membantu untuk membuat
suatu keputusan yang diimplementasikan dalam
bentuk
perangkat
lunak
yang
sudah
terkomputerisasi, maka dalam hal ini penulis

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017
memilih judul “Sistem pendukung keputusan

pemilihan karyawan terbaik Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada
PT. Eltran Indonesia.
I.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijlaskan,
rumusan masalah yang akan dibahas dalam hal
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pendukung keputusan dapat
digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja
karyawan, sehingga Kepala Sumber Daya
Manusia
dapat
melakukan
pengambilan
keputusan berdasarkan rekomendasi sistem yang
dibuat?
2. Bagaimana aplikasi ini dapat menampilkan
peringkat karyawan berprestasi pada proses
penilaian kinerja karyawan?
I.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam permasalahan yang dikaji adapun ruang
lingkup dan batasan yang digunakan dalam
proses perancangan, yaitu mencakup :
1. Sistem ini hanya menangani penilaian
karyawan dengan kriteria-kriteria penilaian yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Informasi penilaian yang dicantumkan untuk
diolah merupakan hal yang berkaitan dengan
absensi, kinerja, kompetisi, organisasi kerja dan
kerjasama tim yang telah dilakukan oleh
karyawan.
3.
Perhitungan penilaian kinerja karyawan
dilakukan dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW)
dengan membandingkan kompetisi individu dan
kompetisi kinerja sehingga diketahui perbedaan
kompetensinya.
I.4 Tujuan Perancangan
1. Menghasilkan informasi yang akurat tanpa

memikirkan proses perhitungan dengan data yang
sangat banyak dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Membangun aplikasi yang dapat membantu
proses penilaian kinerja karyawan sehingga dapat
menghasilkan alternatif keputusan yang cepat
walaupun banyak kriteria yang diperhitungkan.
II.1 Teori Tentang Permasalahan
II.1.1. Penilaian Kinerja Karyawan
“Penilaian Kinerja merupakan suatu proses
yang dilakukan
organisasi
atau
perusahaan untuk mengevaluasi atau
menilai
keberhasilan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya. Penilaian
dapat
dilakukan dengan membandingkan hasil
kerja yang dicapai karyawan

dengan
standar pekerjaan, bila hasil kerja ang
diperoleh sampai atau melebihi standar
pekerjaan
dapat
dikatakan
kinerja

seseorang termasuk dalam kategori baik,
dan apabila tidak
mencapai
standar
maka termasuk pada kinerja yang tidak
baik
atau berkinerja rendah” [1]
Penilaian kinerja karyawan dapat dirasakan
manfaatnya oleh ketiga pihak, yaitu karyawan,
penilai dan perusahaan. Manfaat yang
terutama dirasakan oleh karyawan dari
penilaian kinerja adalah :

1. Karyawan dapat termotivasi untuk lebih
baik lagi.
2. Dapat meningkatkan kepuasan kerja.
3. Karyawan dapat mengetahui kelebihan
dan
kelemahannya
serta
dapat
memperbaiki
kelemahan
dan
meningkatkan kelebihan.
4. Dapat mengetahui standard hasil yang
ditetapkan
5. Terjadinya komunikasi yang baik antara
atasan dengan karyawannya.
6. Dapat berdiskusi mengenai masalah
pekerjaan dan cara atasan dalam
mengatasinya.
7. Terjalin hubungan baik antara karyawan

dengan atasan.
8. Karyawan dapat melihat lebih jelas
konteks pekerjaannya.
II.1.2. Penilaian Kinerja Konvensional
Permasalahan
dalam penilaian
kinerja
karyawan masih belum optimal dikarenakan
masih manual yaitu menggunakan alat tulis
dan kertas sehingga tidak adanya basis data
yang mempunyai peranan sebagai tempat
penyimpanan data-data. Adapun cara penilaian
kinerja secara konvensional sebagai berikut :
1. HRD mengisi formulir penilaian yang telah
dilakukan, hasil perolehan penilaian yang
dilakukan oleh karyawan lalu dikumpulkan
kemudian dihitung kembali dengan
mengisi
formulir
penilaian

untuk
mendapatkan hasil penentuan nilai akhir
sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2. HRD merekap kembali data hasil akhir
penilaian terhadap karyawan.
3. Sistem dengan cara manual memerlukan
banyak waktu dikarenakan banyaknya data
karyawan, sehingga kurang optimal
dikarenakan sering terjadi kesalahan dalam
pencatatan dan keterlambatan dalam
penyampaian informasinya.
II.1.3. Sistem Pendukung Keputusan
“Sistem
pendukung
keputusan
merupakan sistem informasi interaktif
yang
menyediakan
informasi,
pemodelan dan pemanipulasi data.

Sistem ini digunakan untuk membantu
mengambil keputusan dalam situasi

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017

yang semi terstruktur dan tidak
terstruktur, dimana tidak seorang pun
tahu
secara
umum
bagaimana
keputusan tersebut dibuat.” [2]
II.1.4. Simple Additive Weighting (SAW)
“Simple Additive Weighting (SAW)
merupakan metode penjumlahan
terbobot. Konsep dasar metode SAW
adalah
mencari
penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada
setiap
alternatif
pada
semua
kriteria”.[3]
Adapun
langkah
penyelesaian
dalam
menggunakannya adalah:
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan
acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Cj
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat
kepentingan (W) setiap kriteria.
W = [ W1,W2,W3,…,WJ] (2.1)
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap
alternatif pada setiap kriteria.
6. Melakukan normalisasi matrik keputusan
dengan cara menghitung nilai rating kinerja
ternomalisasi (rij) dari alternatif Aipada
kriteria Cj.

Keterangan :
a. Kriteria keuntungan apabila nilai
memberikan keuntungan bagi pengambil
keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila
menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.
b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka
nilai dibagi dengan nilai dari setiap kolom,
sedangkan untuk kriteria biaya, nilai dari
setiap kolom dibagi dengan nilai
7. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi
(rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)

8. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh
dari penjumlahan dari perkalian elemen baris
matrik ternormalisasi (R) dengan bobot
preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom
matrik (W).

Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar
mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan
alternatif terbaik.
II.1.5. Bahasa Pemograman Yang Digunakan
Basa Pemrograman yang digunakan yaitu Bahasa
pemrograman
PHP
dan
menggunakan
pemrograman Codelgniter. Dengan xampp,
database yang digunakan yaitu mengunakan
MySQL, dan webserver Apache.
II.1.8. Pemrograman Code Igniter
“Code
Igniter
adalah
sebuah
framework PHP yang dapat membantu
mempercepat
developer
dalam
pengembangan aplikasi web berbasis
PHP dibanding jika menulis semua
kode program dari awal.” [5]

II.1.11 Pengertian Database
“Basis data sebagai himpunan kelompok
data yang saling berhubungan sedemikian
rupa agar kelak dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah”. [15]
Sedangkan menurut [16] menyatakan “Basis
data adalah media untuk menyimpan data
agar dapat diakses dengan mudah dan
cepat.
II.1.12 Pengertian MySQL
MySQL adalah Relational Database Management
Sistem ( RDBMS ) yang didistribusikan secara
gratis di bawah lisensi General Public license ( GPL
).
III.1 Analisis
III.1.1 Profile Perusahaan
PT. Eltran Indonesia didirikan pada tahun 1997 oleh
beberapa
anggota
Koperasi
Karyawan
dan Pensiunan
PT.
Len
Industri
(KOPKARPENLEN).
Pada tahun 2006 PT Eltran Indonesia resmi menjadi
anak perusahaan PT. Len Industri (Persero)
dengan porsi kepemilikan saham sebesar 75% dan
KOPKARPENLEN memiliki porsi saham 25%.
Sumber Daya Manusia PT. Eltran Indonesia telah
mengembangkan kapabilitas dan kompetensi SDM
yang tinggi sebagai modal utama perusahaan,
khususnya dalam bidang engineering dan project
management. Kualitas SDM yang memadai dengan
kualifikasi System Engineer, Control Engineer, IT
Engineer, Power System Engineer, dan Project
Manager merupakan kekuatan perusahaan.
Visi
Menjadi perusahaan yang berkemampuan tinggi
dalam integrasi sistem untuk memberikan solusi

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017

total
dalam
bidang
sarana
dan
prasarana transportasi serta minyak dan gas.
Misi
Menyediakan Produk dan jasa terbaik pada
pelanggan

Memberikan nilai tambah terbaik pada
stakeholder

III.1.1.1 Usecase Diagram

Mengelola Kriteria

Melihat Dashboard




HRD

Melakukan Penilaian




Melihat Hasil Penilaian

Login

Melihat Stastitik Kinerja Karyawan





Tabel III.2 Use Case Description Kelola Data
Mengelola Riwayat Pendidikan
Karyawan

III.1.1.3 Activity Diagram
Mengelola Data Kepegawaian





Mengelola Karyawan
Mengelola Divisi

Mengelola Jabatan

Gambar III.1 Use Case Diagram Aplikasi
Pendataan Pegawai [20] UML 2.0
III.1.1.2 Usecase Description

Gambar III.2 Activity Diagram Login
HRD

System

Memilih Menu
Kepegwaian

Memilih Sub
Menu Divisi

Menampilkan Halaman
Utama Divisi

Memilih Aksi
Tambah

Menampilkan Form
Tambah Divisi

mengisi Form
jika salah

Tabel III.1 Use Case Description Login

Menekan Tombol
Simpan
jika validasi benar
Menyimapan Data dan Kembali
Pada Halaman Utama

Gambar III.3 Activity Diagram Data Pegawai

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017

III.1.2 Structural Modeling
Sebuah struktural, atau konseptual, model yang
menggambarkan struktur data yang mendukung
proses bisnis dalam sebuah organisasi. Selama
analisis, model struktural menyajikan logis
organisasi data tanpa menunjukkan bagaimana data
disimpan, dibuat, atau dimanipulasi sehingga analis
dapat fokus pada bisnis, tanpa terganggu oleh
rincian teknis . Kemudian selama desain, model
struktural diperbarui untuk mencerminkan persis
bagaimana data akan disimpan dalam database dan
file. Bab ini menjelaskan kartu class-responsibilitycollaboration (CRC), diagram kelas, dan diagram
objek, yang digunakan untuk membuat model
struktural. Setiap kali analis sistem menemukan
masalah baru untuk memecahkan, analis harus
mempelajari mendasari masalah domain
.
III.1.2.1 Class Diagram

domain masalah akan bekerja sama untuk
membentuk kerjasama untuk mendukung masingmasing kasus penggunaan. Sedangkan model
struktural mewakili objek dan hubungan di antara
mereka,
model
perilaku
menggambarkan
pandangan internal proses bisnis yang penggunaan
Kasus menjelaskan. Proses ini dapat ditunjukkan
oleh interaksi yang terjadi antara objek yang
berkolaborasi untuk mendukung kasus penggunaan
melalui penggunaan interaksi (urutan dan
komunikasi) diagram.
III.1.3.1 Sequence Diagram

Gambar III.8 Sequence Diagram Login [20] UML
2.0

Gambar III.6 Class Diagram Pendataan Pegawai
III.1.3 Behavioral Modeling
Ketika seorang analis berusaha untuk memahami
domain aplikasi yang mendasari masalah, ia harus
mempertimbangkan aspek struktural dan perilaku
dari masalah. Tidak seperti pendekatan lain untuk
pengembangan sistem informasi, pendekatan
berorientasi objek mencoba untuk melihat domain
aplikasi yang mendasari secara holistik. Dengan
melihat masalah domain sebagai satu set kasus
penggunaan yang didukung oleh satu set objek
berkolaborasi, pendekatan berorientasi objek
memungkinkan seorang analis untuk meminimalkan
kesenjangan semantik antara set dunia nyata objek
dan model berorientasi objek berkembang dari
domain masalah. Namun, seperti yang kita
tunjukkan dalam bab sebelumnya, dunia nyata
cenderung berantakan, yang membuat sempurna
pemodelan domain aplikasi praktis tidak mungkin
dalam perangkat lunak. Ini karena perangkat lunak
harus rapi dan logis untuk bekerja. Salah satu tujuan
utama dari model perilaku adalah untuk
menunjukkan bagaimana mendasari objek dalam

Gambar III.9 Sequence Diagram Data Pegawai

III.2 Perancangan
III.2.1 Perancangan Antarmuka

Gambar III.14 Rancangan Antarmuka Login

JURNAL ASEP ROHAENDI 6313046, Oktober 2017

kasus ini dengan metode yang lainnya sebagai
bahan perbandingan.

Gambar III.15 Rancangan Antarmuka Menu
Utama
IV.1 Implementasi
IV.1.1 Implemetasi Antarmuka
Sub bab ini memperlihatkan hasil dari implementasi
yang telah dilakukan. Hasil implementasi ini
diperlihatkan per dialog screen. Berikut adalah hasil
dari implementasi menu utama :

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
[1] Prof. Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si. 2012.
Manajemen Sumberdaya manusia, Erlangga, Jakarta.
[2] Kusrini. 2007, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan, Andi Offset, Yogyakarta.
[5] Priyanto Hidayatulloh & Jauhari Khairul Kawistara.
2017, Pemrograman Web, Informatika, Bandung.
[7] Alan, Dennis, Barbara, Haley, Wikom, David, Tegarden.
2009, System Analysis and Design With UML., Don Fowley,
United States.
[ [8] Roger S. Pressman, Ph.D. 2009, Rekayasa Perangkat Lunak,
i
Offset, Yogyakarta.
Jurnal :

[5] http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/526/jbptunikompp-intanapr
26258-6-unikom_i-i.pdf, Diakses pada tanggal 08-05-17
ul
23.07 WIB

Internet :
[3] http://www.yiiframework.com/doc/guide/1.1/id/basics.mvc,
Diakses pada tanggal 04-04-17 pukul 15.07 WIB

[4]http://jitter.widyatama.ac.id/index.php/jitter/article/view/70/5
tanggal 12-09-17 pukul 19.56 WIB
Gambar IV.2 Menu Utama
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan membangun
perangkat
lunak
yang
dibuat
serta
mengimplementasikan
juga
melakukan
pengujian, berikut ini adalah hasil kesimpulan
yang dapat dijabarkan:
1. Sistem pendukung keputusan dapat digunakan
sebagai alat untuk mengevaluasi atas kinerja
karyawan yaitu dengan menggunakan salah
satu metode dalam sistem pendukung
keputusan. Metode yang digunakan yaitu
Simple Additive Weighting (SAW).
2. Aplikasi ini dapat menampilkan hasil nilai
karyawan berprestasi melalui grafik yang di
tampilkan dalam aplikasi.
V.2 Saran
Adapun saran-saran untuk pengembangan
perangkat lunak sistem pendukung keputusan
penilaian kinerja karyawan ini adalah :
1. Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan
Kepala Sumber Daya Manusia harus memberikan
penilaian yang akurat, agar hasil penilaian sesuai
dengan kinerja karyawan.
2. Pada sistem pendukung keputusan ada
beberapa metode, anda dapat mengembangkan