PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus) - Raden Intan Repository
PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Ilmu Ushuluddin Oleh KOMARUDDIN NPM : 1331040109 Jurusan : Pemikiran Politik Islam FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/2018 M
PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus) Pembimbing I : Drs. Efendi, M.Hum Pembimbing II : Abdul Qohar, M.Si Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Ilmu Ushuluddin Oleh KOMARUDDIN NPM : 1331040109 Jurusan : Pemikiran Politik Islam FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/2018 M
PERNYATAAN KEASLIAN/ORISINILITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Komaruddin NMP : 1331040109 Program Study : Pemikiran Politik Islam (PPI)
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul, Peran
Pendamping Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi di Pekon Paku
Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus), adalah benar-benar karya
asli saya, kecuali bagian yang disebutkan sumbernya.
Apabila kemudian hari ditemukan ketidak benaran pernyataan saya ini, maka saya bersedia menerima segala sangsi yang diakibatkan.
Bandar Lampung, 29 Mei 2018 Peneliti,
Komaruddin
NPM. 1331040109
ABSTRAK
PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus)
Oleh
KOMARUDDIN
Adanya suatu aturan atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah sebagai upaya untuk membagun dan mencapai kesejahteraan. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut maka kebijakan tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu pemerintah menetapkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Untuk pembangunan dan pemberdayaan Masyarakat. Kemudian dituangkan dalam Peraturan Kementerian Desa No 3 Tahun 2015 tentang adanya Pendamping Desa untuk membantu aparat desa dalam membangun masyarakat desa yang lebih maju dan mandiri. Pendamping desa bertugas mengawal pembangunan baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. menciptakan proses pembangunan yang partisipatif serta melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat. Saat ini pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pendamping Desa sudah berjalan hampir 4 Tahun lamanya. Dan untuk itu peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang peran pendamping desa dalam pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk dari implementasi kebijakan pemerintah yang terdapat dalam Undang-Undang untuk kesejahteraan masyarakat. Adapun rumusan masalah yang diambil antara lain: 1) Bagaimana peran pendamping desa sebagai bagian dari implementasi kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat?, 2) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat bagi Pendamping Desa dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat di desa paku. Penelitian ini dilaksanakan di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode pengumpulan data dengan 1). Wawancara, 2). Dokumentasi, 3). Observasi. Fokus kajian adalah implementasi kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat melalui peran Pendamping Desa. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan peran Pendamping Desa dalam pemberdayaan di Pekon Paku menghasilkan beberapa perubahan. Berdasarkan temuan-temuan peneliti dilapangan menunjukkan adanya kemajuan dalam hal peningkatan kapasitas pemerintahan Pekon seperti penggunaan teknologi tepat guna, kemajuan dalam hal administrasi dan pelayaan umum, namun masih minim dalam pembinaan terhadap kelompok-kelompok masyarakat, seperti pembinaan terhadap para nelayan, kelompok tani dan peternak kambing yang ada di Pekon Paku. Setelah peneliti menganalisa semua data yang didapat menunjukkan hasil bahwa pemberdayan yang dilaksanakan di Pekon Paku kurang maksimal dikarenakan beberapa faktor penghambat yaitu, pendamping bukan asli warga Pekon Paku, terlalu luas desa yang di dampingi oleh Pendamping Lokal Desa yang seharusnya hanya 4 desa menjadi 10 desa, jarak tempuh dari tempat tinggal pendamping menuju desa dampingan terhitung jauh, sehingga pendampingan yang dilakukan kurang efektif dan intensitas pendampingan sangat rendah.
MOTTO
Artinya : “sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka”. (Q.S Ar-Ra’du :11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada : 1.
Ayahanda Misruddin dan Ibunda Ilawati tercinta yang telah melindungi, mengasuh, menyayangi dan mendidik saya sejak dari kandungan hingga dewasa. Senantiasa mendo’akan dan sangat mengharapkan keberhasilan saya. Berkat do’a restu keduanya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah ini. Semoga semua ini merupakan hadiah untuk kedua orang tua saya.
2. Kakak ku yang selalu memberikan motivasi dan semangat, M. Arif dan adik ku tersayang Indah Purnamasari , yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat serta motivasi bagi keberhasilan saya selama studi.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
4. Dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam penulisan skripsi ini.
5. Kepada teman-teman seperjuangan Pemikiran Politik Islam angkatan 2013, yang selalu memberikan nasehat dan semangat dan tak lupa untuk orang yang sangat spesial yang selalu mengingatkan dan membantu saya selama pembuatan skripsi ini yaitu Maila Yunfa Safitri.
6. Kepada keluarga besar HMI Cabang Bandar Lampung, terlebih khusus Komisariat Ushuluddin terimakasih untuk ilmu dan pengalaman yang sangat berharga ini.
7. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Komaruddin, dilahirkan di Pekon Kejadian Lom Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus pada tanggal 20 April 1994. Peneliti adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Terlahir dari pasangan yang harmonis dan selalu bahagia yaitu Bapak Misruddin dan Ibu Ilawati.
Pendidikan dimulai dari SDN 1 Kejadian Lom dan selesai pada tahun 2006. Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Pertiwi Desa Sukapadang Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus selesai tahun 2009. Kemudian melanjut ke MA Al-Ikhlas Pertiwi Desa Tanjung Raja Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus dan selesai pada tahun 2012. Melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi di Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung dimulai pada semester I TA. 2012/2013. Sementara pengalaman berorganisasi peneliti aktif di organisasi ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bandar Lampung Komisariat Ushuluddin. Peneliti diberi amanah dan tanggung jawab di HMI sebagai Ketua Umum HMI Komisariat Ushuluddin Priode 2016-2017.
Bandar Lampung, 29 Mei 2018 Peneliti,
Komaruddin
NPM. 1331040109 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan karunianya bagi seluruh ummat di dunia. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya hingga hari akhir tiba.
Berkat rahmat dan nikmat kemudahan dari Allah SWT, peneliti berhasil menyelesaikan tugas akhir perkuliahanya berupa skripsi, sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana seterata satu (S1) dalam Jurusan Pemikiran Politik Islam. Keseluruhan penelitian karya ilmiah ini telah melibatkan berbgai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menghaturkan banyak terimakasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, L.C, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama-Agama UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Dr. H. Nadirsah Hawari, L.C, M.A dan Ibi Tin Amalia Fitri, M.Si selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pemikiran Politik Islam.
4. Bapak Drs. Effendi, M.Hum selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran dan sumbangan pemikiran kepada peneliti sehingga tersusunya skripsi ini.
5. Bapak Abdul Qohar, M.Si selaku pembimbing II, yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen dan seluruh Civitas Akademika Fakultas UshuluddinUIN Raden Intan Lampung.
7. Kepala UPT Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan Kepala
Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama-Agama atas diperkenankannya peneliti meminjam literatur yang dibutuhkan.
8. Bapak Idiyanto Selaku Pendamping Lokal Desa Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupatentanggamus dan Bapak Zulkarnain selaku Kepala Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus beserta jajaranya, yang telah memberikan izin dan banyak memberikan bantuan selama mengadakan penelitian. semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT, mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapa menambah wawasan bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, 29 Mei 2018 Peneliti,
Komaruddin
NPM. 1331040109
DAFTAR ISI HALAM JUDUL ............................................................................................ i
PRNYATAAN KEASLIAN........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Penegasan Judul ................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .......................................................................... 4 C. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ................................................................................ 12 E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................... 12 F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 13 G. Metode Penelitian................................................................................. 15 BAB II PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ............................................................................................. 22 A. Peran Dan Fungsi Pendamping Desa ................................................... 22 1. Pengertian Peran............................................................................. 22 2. Pendamping Desa ........................................................................... 26 B. Pemberdayaan Masyarakat................................................................... 39 1. Pemberdayaan Masyarakat............................................................. 452. Masyarakat Desa ............................................................................ 41
BAB III PROFIL PEKON PAKU DAN PENDAMPING DESA .............. 47
A. Profil Pekon Paku ................................................................................. 47 1. Sejarah Pekon Paku ........................................................................ 47 2. Georafis dan Demografis ............................................................... 49 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Penduduk ........................................... 50 B. Pendamping Desa Pekon Paku ............................................................. 53 1. Struktur Pendamping Desa ............................................................. 53 2. Biografi Pendamping Lokal Desa Pekon Paku .............................. 56 BAB IV PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PEKON PAKU ............................................................ 58 A. Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pendamping Desa .................................................... 58 B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Pekon Paku .................................................................. 77BAB V PENUTUP .......................................................................................... 83
A. Kesimpulan .......................................................................................... 83 B. Saran ..................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRANDAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran I : Pedoman Wawancara Daftar Lampiran II : Surat Konsultasi Daftar Lampiran III : Pedoman Wawancara Daftar Lampiran IV : Daftar Nama Informan Daftar Lampitan V : Daftar Dokumentasi Daftar Lampitan VI : Surat Keputusan Judul Skripsi Daftar Lampitan VII : Surat Izin Penelitian UIN Raden Intan Lampung Daftar Lampitan VIII : Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa Dan Politik
Provinsi Lampung
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul skripsi ini adalah
“Peran Pendamping Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat (Studi di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten
menganggap perlu untuk menjelaskan beberapa pengertian dari judul skripsi ini sehingga tidak menimbulkan kesalah fahaman dalam memahami judul tersebut.
Adapun penegasan dari kata yang terdapat dalam judul, antara lain: Peran menurut Soejono Soekanto merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban sesuai
1
dengan kedudukannya maka Ia menjalankan suatu peranan. peran menurut peneliti adalah tugas dan fungsi yang dimiliki oleh Pendamping Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat, khususnya di Desa Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tangamus.
Pendamping Desa adalah sebuah jabatan dibawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Indonesia yang pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Desa dan bertugas untuk
2
meningkatkan keberdayaan masyarakat di sebuah Desa. Pendamping Desa sebagaimana disebutkan dalam Permendesa Nomor 3 Tahun 2015 tentang
1 Soejono Soekanto, patologi Sosial, (Jakarta: Rimeka Cipta, 1986), h.220
3 Pendampingan Desa. Didalam pasal 4 sampai 10 menyebutkan bahwa
pendampingan Desa dilaksanakan oleh pendamping yang terdiri dari: Tenaga Pendamping Profesional, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dan Pihak Ketiga. Di dalam pasal tersebut juga diuraikan bahwa Tenaga Pendamping Profesional terdiri atas:
Pendamping Desa (PD) yang berkedudukan ditingkat kecamatan 2. Pendamping Teknik yang berada di tingkat Kabupaten, 3. Tenaga Ahli yang berada di tingkat Provinsi atau pusat.
Untuk membantu kerja Pendamping Desa yang berkedudukan di tingkat Kecamatan, maka dianggap perlu adanya Pendamping Lokal Desa (PLD) yang berkedudukan langsung di Desa. Maka diterbitkanlah payung hukum yang lebih tinggi dari Permendesa Nomor 3 Tahun 2015, yaitu PP 47 tahun 2015 tentang perubahan atas PP 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Dari PP 47 tahun 2015, pada pasal 129 telah menambahkan Pendamping Lokal Desa termasuk bagian dari tenaga Pendamping
4 Profesional (Pendamping Desa). Berdasarkan uraian tersebut, maka yang
dimaksud peneliti mengenai Pendamping Desa adalah Pendamping Lokal Desa yang berkedudukan di Desa Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus, seseorang yang ditugaskan untuk mengawal dan membantu aparat pemerintah desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat supaya 3 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang menjadi desa yang lebih maju dan sejahtera melalui pemberdayaan masyarakat oleh Pendamping Desa.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan sumber daya manusia atau masyarakat itu sendiri dalam bentuk penggalian kemampuan pribadi, kreatifitas, kompetensi dan daya pikir serta tindakan yang lebih baik dari Pemberdayaan sebagai upaya memberikan kekuatan dan kemampuan kepada
5 individu atau kelompok agar lebih berdaya.
Pemberdayaan masyarakat sangat penting dan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan mengingat perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang demikian pesatnya pada saat ini akan sangat mempengaruhi kemampuan tiap individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu masyarakat luas diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman dengan dibantu oleh Pendamping Desa melalui proses pemberdayaan.
Pekon/Desa Paku adalah salah satu Pekon yang ada di wilayah Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Pekon Paku bersebelahan dengan Pekon Umbar dan Pekon Batu Patah yang merupakan daerah pesisir pantai. Pekon Paku dihuni oleh sebagian besar masyarakat bersuku Lampung, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan nelayan.
Jadi, dari penegasan judul diatas dapat dijelaskan bahwa skripsi ini adalah mengungkap dan mengkaji lebih dalam mengenai peran Pendamping Desa 5 Roni Budi Sulistyo, Nurahman Joko Wiryanu. Dkk, Materi Pratugas Pendamping Desa,
Implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, (Jakarta Selatan : Kementerian dilihat dari tugas dan fungsinya dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk mendampingi desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sebagaimana diketahui bahwa adanya Pendamping Desa merupakan wujud implementasi dari UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Kebijakan ini dibuat dengan harapan mampu memberikan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan dari tingkat pusat sampai kepelosok desa, untuk menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Fokus penelitian ini yaitu pada Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
B. Alasan Memilih Judul
Suatu hal yang mendasar mengapa peneliti memilih judul diatas sebagai judul penelitian adalah sebagai berikut:
1. Adanya suatu aturan atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah sebagai upaya untuk membagun dan mencapai kesejahteraan.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut maka kebijakan tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu pemerintah menetapkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 dan untuk melaksanakannya pemerintah melalui PERPRES No 12 Tahun 2015 yang diwujudkan dengan adanya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia. Kemendesa, menbuat kebijakan atau aturan yaitu tertuang dalam Permendesa No 3 Tahun 2015 tentang Pendamping Desa. Pendamping Desa yang dibentuk ditempatkan di seluruh wilyah Indonesia dari tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Dengan adanya kebijakan ini, penulis ingin mengetahui bagaimana Implementasinya dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam membangun desa melalui Peran Pendamping Desa untuk dapat memberikan kemajuan melalui proses Pemberdayaan di Desa Paku Kecamatan Kelumbayan.
2. Ketertarikan peneliti dalam memilih judul ini yaitu ingin mengetahui tentang Peran Pendamping Desa dalam mendampingi dan membantu pemerintah desa untuk melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, melalui tugas dan fungsinya. khususnya di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan.
3. Judul Peran Pendamping Desa Dalam Pemberdayaan masyarakat, sangat relevan dengan jurusan peneliti sehingga diharapkan dapat menambah satu sumbangan bahan bacaan dibidang kajian Kebijakan Publik untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
C. Latar Belakang
Negara merupakan orgnisasi terbesar dalam pemerintahan. Adapun yang berpendapat bahwa negara adalah suatu organisasi yang terdapat suatu kekuasaan didalamnya dan manusia atau masyarakat sebagai pelakunya serta sebagai alat yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Inu Kencana Syafi’i, tujuan negara antara lain yaitu untuk memperluas kekuasaan, menyelenggarakan hukum, dan mencapai kesejahteraan. Setiap negara memiliki aturan atau hukum yang dijadikan landasan dalam menjalankan roda pemerintahan, seperti Negara Indonesia memiliki UUD 1945. UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan. Selain itu juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka. Menurut sarjana hukum E.C.S Wade dalam buku Contitutional law, UUD adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas- tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan
6
pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Di dalam UUD tersebut terdapat tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun warga negara untuk mewujudkan cita-cita yang diharapkan oleh bangsa. Cita-cita bangsa terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia kedua, sebagai berikut: “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Selain itu, dalam alenia keempat pembukaan UUD 1945 di sebutkan pula: “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan selurug tumpah daran Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang 6 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2008), berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
7 Cita- dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
cita luhur bangsa Indonesia tersebut adalah cita-cita sepanjang masa yang harus selalu diupayakan pencapaiannya. Dalam rangka mewujudkannya, dibentuklah visi dan missi Indonesia. Salah satu visi dan misi Indonesia yaitu dengan adanya rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah.
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, untuk mewujudkan itu semua, presiden Joko Widodo mengeluarkan program berupa Nawacita Presiden, pada bagian ke tiga menyebutkan bahwa presiden ingin membangun Indonesia dari pinggiran dengan cara memperkuat daerah-daerah dan Desa dalam kerangka NKRI. Maka dalam pelaksanaannya, dibuatlah aturan berupa Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa. Adanya pembangunan 7 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor I/MPR/2003 Tentang Peninjauan Kembali
Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 Sampai Dengan Tahun 2002,
Desa, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, memang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Desa, dengan mendorong pembangunan Desa mandiri yang berkelanjutan serta memiliki ketahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Upaya mengurangi kesenjangan antara Desa dan kota dilakukan dengan mempercepat pembangunan Desa-Desa mandiri. Untuk itu dalam implementasinya Peresiden menetapkan Peraturan Presiden No. 12 tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kementerian desa membentuk Pendamping Desa yang ditempatkan diberbagai wilayah yaitu dari tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Desa.
Pendamping Desa sebagaimana disebutkan dalam Permendesa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa pada pasal 4 sampai 10 menyebutkan bahwa Pendampingan Desa dilaksanakan oleh pendamping yang terdiri dari: Tenaga Pendamping Profesional, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dan Pihak Ketiga. Di dalam pasal tersebut juga diuraikan bahwa Tenaga Pendamping Profesional terdiri atas: 1.
Pendamping Desa (PD) yang berkedudukan ditingkat kecamatan 2. Pendamping Teknik yang berada di tingkat Kabupaten, 3. Tenaga Ahli yang berada di tingkat Provinsi atau pusat.
Untuk membantu kerja Pendamping Desa yang berkedudukan di tingkat kecamatan, maka dianggap perlu adanya Pendamping Lokal Desa (PLD) yang berkedudukan langsung di Desa. Maka diterbitkanlah payung hukum yang lebih tinggi dari permedesa nomor 3 tahun 2015, yaitu PP 47 tahun 2015 tentang perubahan atas PP 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Dari PP 47 tahun 2015, pada pasal 129 telah menambahkan Pendamping Lokal Desa termasuk bagian dari tenaga Pendamping
8 Profesional.
masyarakat merupakan wujud dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, terdapat pada Bab I Ketentuan Umum yaitu pada Pasal 1 ayat 4 poin pertama berisikan tentang pemberdayaan masyarakat Desa sebagai upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
9
prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Dari uraian diatas menjelaskan bahwa perlu adanya Pendamping Desa untuk membantu pemerintah dalam memberikan kesejahteraan Desa melalui pemberdayaan maupun kegiatan yang dilakukan serta bertugas untuk mengawal dan membantu kinerja yang dilakukan oleh aparat Desa setempat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui sejauhmana peran dari Pendamping Desa dalam membantu pemerintah untuk memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat di desa paku kecamatan kelumbayan kabupaten tanggamus, dan menciptakan masyarakat desa yang mandiri seperti Nawacita yang diharapkan oleh presiden. 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015, Op,cit.
Pendamping Desa di Kecamatan kelumbayan berjumlah 1 (satu) orang dan satu orang Pendamping Lokal Desa ditugaskan untuk mendampingi sebanyak 8 (delapan) desa. Sedangkan didalam Panduan Teknis Rekrutmen Tenaga Pendamping Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dijelaskan setiap Kecamatan akan di damping minimal 2 Pendamping Desa yaitu Pendamping Desa Pemberdayaan dan Pendamping Desa Tehnik Infrastruktur. Kecamatan yang memiliki jumlah desa 1 (satu) samapai dengan 4 (empat) akan di dampingi oleh Satu orang Pendamping Lokal Desa, jika jumlah desa didalam satu kecamatan lebih dari 4 (empat) desa maka penghitunganya adalah jumlah desa dibagi 4 (empat), apa bila masih ada sisa 1 (satu) sampai 3 (tiga) desa maka ditambah satu orang Pendamping Lokal Desa. Pada tahun 2016 dalam penyusunan dokumen RPJMDes dan RKPDes, sebagian besar desa yang pernah dikaji sudah melaksanakan rangkaian musyawarah yang diatur dalam permendagri No 114 Tahun 2014 tentang perencanaan pembangunan desa. Akan tetapi pertemuam ditingkat RT hanya digunakan untuk menggali usulan-usulan sebagai masukan penyusunan RPJMDes. Sedangkan dalam proses RKPDes, proses penetapan prioritas pembangunan melibatkan beberapa orang sebagai tim penyusun dan tidak melibatkan masyarakat. Hal serupa juga dijumpai dalam penyusunan APBDes yang biasanya dikerjakan oleh aparat desa, antara lain kepala desa, kaur pembangunan, bendahara desa sekdes dan kaur umum.
Seringkali penyusunan anggaran tersebut hanya melibatkan segelintir orang yang dianggap pemerintah desa sebagai seseorang yang koopratif. Walaupun hal ini tidak menyalahi aturan karena permendagri No 113 tahun 2015 hanya mensyaratkan bahwa pembehasan dilakukan antara pemerintah desa dengan BPD, tetapi tidak ikut sertanya warga masyarakat berpotensi terjadinya kasus penyalahgunaan wewenang. Secara umum, pemerintah desa belum memfasilitasi proses dan pendekatan yang lebih partisipatif. Proses penetapan prioritas ini berdampak kepada penundaan atau tidak terlaksananya kegiatan pembangunan
10
yang menurut masyarakat dianggap sangat dibutuhkan. Demikian pula yang terjadi di desa paku kecamatan kelumbayan. Masih minimnya pemberdayaan masyarakat dan pengorganisasian masyarakat dapat di lihat dari peningkatan usaha dan kemandirian masyarakat yang masih rendah, pengelolaan asset wisata pantai yang tidak maksimal, Pembanguan-pembangunan yang belum mengenai titik sasaran.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk membangun dan memberdayakan masyarakat desa agar menjadi desa yang mandiri. Dengan tingkat keberdayaan yang tinggi, maka masyarakat desa akan mampu menyelesaikan permasalahan dan urusan pemerintahannya sendiri. Dengan keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan pelaksanaan dan pengawasan terhadap pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa diyakini mampu meningkatkan kemakmuran dan menciptakan masyarakat yang sejahtera. Maka pemerintah menugaskan Pendamping Desa untuk mendampingi Pemerintah desa dalam proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Oleh sebab itu, penulis memfokuskan penelitian ini pada peran Pendamping Desa dalam pemberdayaan masyarakat yang ada di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus melalui tugas dan fungsinya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat dibatasi dengan perumusan masalah yang lebih fokus. Permasalahan yang akan menjadi konsentrasi penelitian ada dua, yaitu:
a) Bagaimana peran pendamping desa sebagai bagian dari implementasi kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat? b)
Apa faktor pendukung dan faktor penghambat bagi Pendamping Desa dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat di desa paku?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui bagaimana peran dari pendamping desa dalam mengimplementasi kebijakan pemerintah tentang pemberdayaan masyarakat.
b) Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat bagi
Pendamping Desa dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat di desa paku.
Kegunaan penelitian : 1.
Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya mengenai kajian tentang kebijakan pemerintah dalam membangun dan memberdayakan masyarakat Desa menjadi masyarakat yang mandiri melalui peran Pendamping Desa yang ditempatkan diberbagai Provinsi, Kabupten, Kecamatan, dan Desa.
2. Secara Praktis
Memberikan tambahan pengetahuan kepada peneliti maupun melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat.
F. Tinjauan Pustaka
Sepengetahuan peneliti, karya ilmiah yang berbentuk penelitian atau buku yang permasalahannya mengenai Peran Pendamping Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat, pernah dikaji dan diteliti oleh peneliti terdahulu, antara lain: 1.
Penelitian yang berhubungan dengan pembangunan Desa, pernah dilakukan oleh Lela Anggraini dengan judul “Peran Tokoh Politik Dalam Membangun Desa (studi kasus: di Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan)
” dalam penelitian Lela Anggaraini hanya berfokus pada peran tokoh politik dalam membangun Desa,
2. Penelitian yang juga memiliki kedekatan tema dengan penelitian skripsi ini pernah dilakukan oleh Raditia Saputra dengan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Islam Studi di Kecamatan Sukarame Bandar Lampung Thun 2013” penelitian ini berfokus kepada Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dalam perspektif Islam
3. Penelitian selanjutnya yang mempunyai kedekatan tema dengan sekripsi ini pernah dilakukan oleh Maria Christina, Mahasiswi Universitas Lampung (UNILA) dengan skripsi yang berjudul “Kinerja Pendamping Lokal Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah” Tahun 2017. Penelitian ini berfokus kepada ketenaga kerjaan, beliau menyimpulkan bahwa tenaga Pendamping Lokal Desa Di Desa Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tidak memenuhi setandar kriteria Pendamping Desa.
Sedangkan pembahasan dalam skripsi ini adalah tentang peran dari Pendamping Desa yang berkedudukan di desa atau yang disebut dengan Pendamping Lokal Desa untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah, dan juga lokasi penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Maka, terdapat perbedaan antara judul penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian kali ini. Dilihat dari fokus kajian penelitiannya, menunjukkan bahwa penelitian ini tidak mengandung plagiasi karena penelitian ini memfokuskan kajiannya pada peran Pendamping Desa dalam pemberdayaan masyarakat dengan melihat kedudukannya dan juga tugas beserta fungsinya tersebut yang merupakan bentuk implementasi dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk membangun desa.
G. Metode Penelitian
Untuk melakukan suatu penelitian dan memperoleh data akurat seorang peneliti harus berpijak pada penelitian itu sendiri, perbedaan objek yang diteliti tentu akan membedakan pula metode yang dipakai. Dengan demikian berarti bahwa prosedur atau metode penelitian dalam menyusun Skripsi adalah mutlak diperlukan. Adapun langkah-langkah yang diperlukan atau di tempuh peneliti dalam pembahasan proposal ini secara sistematis sebagai berikut:
1. Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah penelitian lapangan atau “field
research
”.Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi penelitian lapangan yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu kelompok sosial, individu,
11
lembaga, atau masyarakat. Proses penelitian ini yaitu dengan mengangkat data dan permasalahan yang ada dilapangan dalam hal ini adalah berkenaan dengan bentuk implementasi dari kebijakan pemerintah dalam memberikan kemujuan dan pemerataan pembangunan pada setiap desa melalui dibentuknya Pendamping Desa untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa. dengan mengusung judul tentang Peran Pendamping Desa Dalam pemberdayaan Masyarakat, khususnya di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
11 Cholis Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h.
b. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat penelitian deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
12
nampak atau sebagaimana adanya. Dalam hal ini penelitiakanmengungkap segala sesuatu yang berhubungan dengan pentingnya peran Pendamping Desa untuk memberikan perubahan dalam membangun masyarakat yang cerdaifs dan mandiri melalui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pendamping Desa. Khususnya di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
2. Sumber Data
Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
13 orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya.
Dalam hal ini, untuk mengumpulkan data primer, peneliti menjadikan resfonden yaitu Pendamping Desa Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan, bapak Idiyanto, S.Sos selaku Pendamping Lokal Desa sebagai sumber utama dalam mencari data- data yang diperlukan oleh peneliti.
12 Hadar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Social, (Yogyakarta: Gama Press, 1987), h.
63. 13 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk umum oleh lembaga yang mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan. Data
14
sekunder disebut juga dengan data tersedia. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang diperoleh dari buku-buku, literature, karya-karya dan dokumentasi terkait objek penelitian.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Pekon Paku, Ketua pemuda Pekon Paku, Ketua Kelompok Tani dan Ketua Kelompok Nelayan Pekon Paku. Serta ditunjang dengan beberapa hasil penelitian ilmiah seperti skripsi, jurnal, serta menggunakan peraturan-peraturan pemerintah/kementerian desa, dan perundang-undangan.
Kedua data tersebut dipergunakan untuk saling melengkapi, karena data yang ada dilapangan tidak akan sempurna apabila tidak ditunjang dengan data kepustakaan. Dengan mempergunakan kedua sumber data tersebut maka data yang terkumpul dapat memberikan validitas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Alat Pengumpulan Data
Dalam usaha menghimpun data dari lokasi penelitian, maka penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut :
a. Interview (wawancara)
Metode wawancara atau interview ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab ataupun percakapan secara langsung dengan seluruh sumber data yang ada berdasarkan daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebagai panduan sumber data. Menurut M. Nasir, wawancara dapat diartikan sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil
15
tatap muka secara langsung antara pewawan cara dengan informan. Wawancara dalam penilitian ini adalah untuk mendapatkan data-data yang valid tentang peran Pendamping Desa dalam pemberdayaan masyarakat di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
Metode interview yang digunakan dalam skripsi ini adalah interview bebas terpimpin, yakni pewawancara membawa kerangka-kerangka pertanyaan- pertanyaan untuk disajikan kepada resfonden yang dalam hal ini adalah Pendamping Desa Tehnik Infrastruktur, Pendamping Desa Pemberdayaan dan Pendamping Lokal Desa Kecamatan Kelumbayan.
Metode interview ini penelitijadikan metode pokok dalam pencarian data karena beberapa alasan : 1)
Dipilih interview bebas terpimpin ini agar jalannya proses tanya jawab tidak kaku dan tidak keluar dari jalur yang direncanakan.
2) Orang-orang yang diinterview adalah mereka yang mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang peranan Pendamping Desa dalam pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat di Desa Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
15 MohNasir, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Madja University
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, spanduk, majalah, prasasti, notulen
16
rapat, blangko-blangko dan sebagainya. Metode ini sebagai pelengkap dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti data yang telah dituliskan dalam bentuk buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan
17
sebagainya. metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa arsip-arsip dan dokumen-dokumen tertulis dalam pelaksanaan tugas pendampingan oleh Pendamping Desa di Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan. Data dokumentasi yang peneliti gunakan disini berupa dokumen laporan bulanan Pendamping Desa, dokumen Pedoman Kerja Pendamping Desa, Berita Acara kegiatan Pendamping Desa dan lain-lain.
c. Observasi
Menurut Kartini Kartono metode Observasi adalah pengamatan pencatatan dengan sistematika atas fenomena-fenomena yang diselidiki.Dalam arti luas, observasi sebenarnya pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun
18
tidak langsung. Metode ini dilakukan dengan jalan mengamati dan mencatat segala fenomena-fenomena yang Nampak dalam objek penelitian.Selain itu juga dapat menyaring data yang tidak objektif dari data yang dikemukakan oleh para 16 17 Suharsimi Arikunto, Perosedur penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h. 148 ., h. 149.
Ibid responden melalui interview.Mengingat data yang didapatkan melalui wawancara kadang-kadang dipengaruhi oleh sifat subjektifitas orang yang menyampaikan keterangan tersebut.Dengan demikian data yang diperoleh benar-benar merupakan data yang dapat dipertanggung jawabkan.
Peneliti didalam penelitian ini berusaha mengamati apa yang dilakukan oleh Pendamping Desa dalam menjalankan peranannya sebagai petugas yang mendampingi dan membantu aparat desa dalam membangun masyarakat desa melalui kegiatan yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat tersebut yang ada di pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil interview, dokumentasi, dan sebagainya, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti dan disajikan sebagai temuan
19 orang lain.
Data yang diperoleh dan yang telah dikumpulkan melalui alat pengumpul data tersebut, selanjutnya akan dianalisa sehingga diperoleh suatu kesimpulan penelitian. Dalam menganalisis data dan menarik kesimpulan digunakan cara berfikir induktif, yakni penarikan kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, pristiwa-pristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta dan