PERDIS – Pengertian, Rukun Syarat , Hak dan Kewajiban Para Pihak

HUKUM PERIKATAN ISLAM

  Pengertian, Rukun & Syarat

Hak & Kewajiban Para Pihak, Khiyar

dan

  Berakhirnya Akad Oleh WIRDYANINGSIH

    PENGERTIAN & ISTILAH AKAD

  ISTILAH-ISTILAH

  1.Wa’ad 2.‘Ahdu

  3.Akad

  4.Iltizam

  5.Perjanjian

  6.Perikatan

  7.Kontrak

1. WA’AD

  • Wa’ad = janji
  • Pernyataan yang dimaksud oleh

    pemberi pernyataan untuk melakukan

    perbuatan baik di masa depan
  • Keinginan yang dikemukakan oleh

    seseorang untuk melakukan sesuatu,

    baik perbuatan maupun ucapan, dalam rangka memberi keuntungan bagi pihak lain

  

Apakah Wa’ad Mengikat

Secara Hukum?

  1.Jumhur fuqaha dari Hanafiyah, Syafi’iyah, Hanabilah, dan satu pendapat dari Malikiyah  wa’ad adalah kewajiban agama, bukan kewajiban hukum formal, sehingga tidak mengikat secara hukum

  

2.Ibn Syubrumah, Ishaq bin Rahawiyah, Hasan Basri, dan

sebagian pendapat Malikiyah  wa’ad itu wajib dipenuhi dan mengikat secara hukum

  3.Sebagian fuqaha Malikiyah  wa’ad mengikat secara hukum apabila berkaitan dengan suatu sebab meskipun sebab tersebut tidak menjadi bagian/ disebutkan dari mau’ud (pernyataan janji)

  4.Ibn Qasim  wa’ad bersifat mengikat untuk dipenuhi apabila berkaitan dengan sebab yang dinyatakan

2. AL-’AHDU

  • Al-’ahdu yaitu ikatan yang terjadi antara manusia dengan Allah swt, seperti perjanjian terjalinnya fitrah manusia yang tunduk pada kebaikan, serta perjanjian para Nabi dengan Allah swt untuk menyampaikan pesan kepada umat manusia
  • Al ‘Ahdu yaitu pernyataan untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu yang tidak terkait dengan orang lain
  • Q.S. Ali Imran ayat 76: “Sebenarnya siapa yang menepati janji dan bertakwa, maka

    sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

    yang bertakwa” (balaa man awfaa bi’ahdihii

  wattaqaa fainnallaha yuhibbul muttaqiin)

3. AKAD

  • Al ‘Aqdu yaitu ikatan, mengikat; menghimpun dua ujung tali dan mengikatkannya sehingga menjadi bersambung
  • Akad adalah Pertalian antara ijab dan kabul yang dibenarkan oleh syara yang menimbulkan adanya akibat hukum terhadap objeknya
  • Akad diwujudkan melalui:

  1.Ijab dan kabul

  2.Kesesuaian dengan kehendak syariat

  3.Timbul akibat hukum terhadap objek akad

  DASAR HUKUM & UNSUR AKAD

  • Al Maidah ayat 1:

    “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-

    akad itu”
  • Unsur-unsur yang terdapat dalam akad:
    • –Pertalian ijab dan kabul
    • –Dibenarkan syara’
    • –Berakibat hukum terhadap objek

    >

    • Akad adalah salah satu bentuk perbuatan hukum

    (Tasharruf)
  • Tasharruf (Mustafa Az Zarqa) yaitu: Segala sesuatu perbuatan yg bersumber dari kehendak seseorang dan syara’ menetapkan atasnya sejumlah akibat hukum (hak & kewajiban)

  Pengertian Akad dalam Peraturan

  • Akad adalah kesepakatan tertulis antara

    Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan

    Prinsip Syariah (Pasal 1 Angka 13 UU

  

No. 21/2008 ttg Perbankan Syariah)

  • Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (Pasal 20 angka 1 KHES)

4. ILTIZAM

  • Terisinya dzimmah (tanggungan) seseorang

    dengan suatu hak yang wajib ditunaikannya

    kepada orang lain
  • Kaidah al ashlu bara’atudz-dzimmah  asasnya adalah bebasnya dzimmah, seseorang tidak memiliki hak apa pun atas milik orang lain atau tidak memikul kewajiban apapun terhadap orang lain sampai ada bukti yang menyatakan sebaliknya
  • Mustafa Az Zakra: “Iltizam adalah keadaan di

    mana seseorang diwajibkan menurut hukum

    syara’ untuk melakukan atau tidak melakukan

5. PERJANJIAN

  • Perjanjian atau overeenkomst adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 KUHPer)
  • Perjanjian merupakan suatu peristiwa hukum yang konkret

6. PERIKATAN

  • Perikatan atau verbintenis adalah suatu hubungan hukum (mengenai harta kekayaan) antara dua orang, yang memberi hak pada

    yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari

    yang lainnya, sedangkan orang yang lainnya itu diwajibkan memenuhi tuntutan itu (Subekti)
  • Perikatan adalah suatu peristiwa hukum yang abstrak
  • Mana yang lebih luas, Perjanjian atau perikatan?
  • Mana yang lebih luas Perikatan Islam atau Perikatan Barat?

  Tahap Terjadinya Hubungan Hukum Perikatan Barat

PERJANJI AN PERIKAT AN

  

Tahap Terjadinya

Perikatan Islam ( Abdoerraoef)

  AHDU PERJANJI- AN PERSETUJU - AN PERIKATAN

7. KONTRAK

  • Contract is an agreement between two or

  more parties creating obligations that are enforceable or otherwise recognizable at law

  • Tiga unsur dalam kontrak:

  1. The fact between the parties (kesepakatan tentang fakta antara para pihak)

  2. The agreement is written (dibuat secara tertulis)

  

3. Consist of peope who has rights and duties in

making a written agreement (adanya orang-

orang yang berhak dan berkewajiban untuk

membuat kesepakatan dan persetujuan tertulis)

  RUKUN & SYARAT AKAD

RUKUN AKAD

  • Jumhur Ulama:

  1. Al Aqidain (subjek akad)

  2. Mahallul Aqad (Obyek Akad)

  3. Sighat (Ijab dan Kabul)

  • Mustafa az Zarqa: unsur penegak akad:

  4. Maudhu’ul Aqd (Tujuan Akad)

  • TM Hasbi Ashiddiqi : 4 hal tsb disebut Komponen

    yg hrs dipenuhi utk terbtknya akad.
  • Pasal 22 KHES:

  1. Pihak-pihak yang berakad

  2. Objek akad

  3. Tujuan pokok akad

1. Al ‘Aqidain (Subjek akad)

  • Para pihak yang melakukan akad
  • Bentuk subjek akad:

  a. Manusia

  b. Badan hukum (syirkah)

  • Pasal 23 KHES:

  1) Pihak2 yg berakad: Org perseorangan, klpk org, persekutuan, atau Badan Usaha 2) Org yg berakad hrs cakap hukum,

a. Manusia

  • • Manusia sebagai subjek hukum

    adalah manusia yang sudah dapat dibebani hukum, disebut

  mukallaf

  • Mukallaf adalah orang-orang yang telah dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah swt

  Syarat-syarat Subjek Hukum

  1.Aqil Baligh

  • – Mencapai perubahan fisik dan berakal sehat

  2.Tamyiz (dapat membedakan)

  • – Dapat membedakan yang baik dan buruk

  3.Mukhtar (bebas dari paksaan)

  • – Dalam akad harus tercermin prinsip

  antharadin yaitu suka sama suka yang terbebas dari paksaan dan tekanan.

  • – Q.S. An Nisa ayat 29: “Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu

  

3 HAL PENTING SUBYEK HUKUM

  1. Ahliyah : Kecakapan sesorg utk memiliki hak & dikenai

kewajiban atasnya (wujuh) dan kecakapan bertasharruf

(Ada’):

a. Al Naqisah: Tidak sempurna Dapat bertasharruf tp

tdk cakap melkkn akad

  b. Kamilah: SempurnaDpt bertasharruf & cakap melkkn akad

2. Wilayah (Kewenangan): Kekuasaan hukum yg

  

pemiliknya dpt kegiatan melkkn akad & menunaikan sgl

akibat hkm yg ditimbulkan.

  

a. Niyabah Ashliyah: mempunyai kecakapan sempurna

  

b. Niyabah al Syar’iyyah: Pemberian kewenganan kpd

org lain yg memiliki kecakapan sempurna utk mlkkn tasharruf atas nama org lain (wali)

3. Wakalah (Perwakilan): Pengalihan kewenangan perihal

  harta dan perbuatan ttt dari seorg kpd org lain utk

b. Badan Hukum

  • Badan hukum adalah badan yang dianggap bertindak dalam hukum dan yang mempunyai

    hak-hak, kewajiban-kewajiban,

    dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain.
  • Dalam Islam dikenal syirkah

  

Dalil Syirkah

  • An Nisa ayat 12
    • – “Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorg, maka mereka bersekutu dalam yg sepertiga itu…”

  • Shaad ayat 24
    • – “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang- orang yang berserikat itu sebgn mereka berbuat zalim kpd sbgn yang lain, kecuali orang-orang yang beriman…”

  • Hadis Qudsi – “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya, maka Aku keluar dari keduanya”

  

Badan Hukum sebagai Subjek

Hukum

  (T.M. Hasbi Ash Shiddieqy)

  1. Memiliki hak yang berbeda dari hak manusia

  2. Tidak hilang dengan meninggalnya pengurus badan hukum

  3. Diperlukan pengakuan hukum

  4. Memiliki ruang lingkup terbatas

  

5. Memiliki tindakan hukum yang tetap,

tidak berkembang

2. Mahallul ‘Aqad (Objek

  akad)

  • Bentuk objek akad yang dapat dikenai hukum dapat berupa:
    • – benda berwujud dan
    • – tidak berwujud ataupun jasa

  • Pasal 24 KHES
    • –Amwal atau Jasa yg dihalalkan yg dibutuhkan msg2 pihak
    • –Obyek akad hrs suci, bermanfaat, milik sempuran & dpt

  

Syarat-syarat Objek akad

  1. Telah ada ketika akad dilangsungkan  Transaksi lebih jelas dan pasti

 Tidak dapat bergantung pada sesuatu yang belum ada

 Pengecualian: pada akad salam, istishna dan musyaqah yang objeknya diperkirakan ada di masa datang.  didasarkan pada istihsan  untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kegiatan muamalat

  2. Dibenarkan oleh syariah  Objek akad harus memiliki nilai dan manfaat bagi manusia, dan tidak bertentangan dengan ketentuan syariah

  3. Harus jelas dan dikenali  Kejelasan objek bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara para pihak, sehingga dapat menimbulkan sengketa

  4. Dapat diserahterimakan

 Terdapat serah terima objek akad dengan jelas antara

3. Maudhu’ul ‘Aqad (Tujuan akad)

  • Tujuan akad tidak boleh bertentangan dengan syari’ah
  • Al Maidah ayat 2: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
  • Pasal 25 KHES:
    • –Tujuan akad: memenuhi kebutuhan hidup

      dan pengembangan usaha masing2 pihak

      yg mengadakan akad.
    • –Sighat akad dilakukan dgn jelas, baik secara

4. Sighatul ‘Aqad

  

(Ijab dan Kabul)

  • Sighatul ‘aqad adalah suatu ungkapan para pihak yang

    melakukan akad berupa ijab dan

    kabul.
  • Ijab adalah pernyataan janji atau

    penawaran pihak pertama untuk

    melakukan atau tidak melakukan sesuatu
  • Kabul adalah pernyataan

  

Syarat dalam Ijab dan

Kabul

  1. Jala’ul ma’na yaitu tujuan yang

  terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad yang dikehendaki

  2. Tawafuq yaitu adanya kesesuaian

  antara ijab dan kabul

  3. Jazmul iradataini yaitu antara ijab

  dan kabul menunjukkan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu

  

Bentuk Ijab dan Kabul

  1. Lisan  ijab dan kabul dinyatakan dengan perkataan secara jelas

  2. Tulisan  ijab dan kabul dinyatakan secara tertulis (Al Baqarah ayat 282: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”)

  3. Isyarat  ijab dan kabul diungkapkan dengan kode tertentu, asalkan para pihak memiliki pemahaman yang sama

  4. Perbuatan  ijab dan kabul melalui suatu tindakan yang menunjukkan adanya akad

  Keharaman dalam Akad

  • Ps 2 ayat (3) PBI 7/46/PBI/2005: transaksi syariah tidak boleh mengandung unsur-unsur:

  1.Gharar : transaksi yang mengandung tipuan dari salah satu pihak sehingga pihak lain dirugikan

  2.Maysir : transaksi yang mengandung unsur perjudian, untung-untungan atau spekulatif yang tinggi

  3.Riba : pengambilan tambahan baik dalam jual beli maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan ajaran Islam

  4.Zalim : perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan orang lain

  5.Risywah : tindakan suap dalam bentuk uang, fasilitas, atau bentuk lainnya yang melanggar hukum sebagai upaya mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam transaksi

  

6.Barang haram dan maksiat : barang atau fasilitas

yang dilarang dimanfaatkan atau digunakan menurut hukum Islam

  

Akibat Akad

  • Menimbulkan hak dan kewajiban di antara para pihak (subjek hukum)
  • Terdapat khiyar yaitu hak pilih bagi yang melaksanakan akad untuk melangsungkan atau membatalkan akad yang disepakati

  • HAK DAN

  

KEWAJIBAN PARA

PIHAK

PENGERTIAN DAN MACAM HAK

  • Mnrt bahasa: Kekuasaan yg benar atas sesuatu atau utk menuntut sesuatu.
  • • Mnrt ulama: Sesustu hkm yg telah ditetapkan secara syara’.

  • Macam Hak:

  1.Pemilik Hak: a.Hak Allah b.Hak Manusia c.Hak Gabungan Hak Allah dan hak Manusia

  2.Obyek Hak: a.Hak Maali dan Hak Ghairu Maali b.Hak Sakhsyi c.Hak al Aini d.Hak Mujarrad dan hak ghairu mujarrad

  3.Kewenangan pengadilan: a.Hak Diyaani 34

1. Pemilik Hak

  a. Hak Allah:

  • – Seluruh bentuk yg dapat mendekatkan diri kpd Allah.
  • – Seluruh hak Allah tdk dapat digugurkan.

  b. Hak Manusia:

  • – Utk memelihara kemaslahatan setiap pribadi manusia.
  • – Hak Manusia bisa digugurkan, diubahnya, diwariskannya.

  c. Hak Gabungan Hak Allah dan Hak Manusia.

  • – Hak Allah dapat lebih dominan (Mis. Iddah),

  • 35<
  • – Hak manusia dapat lbh dominan (Mis. Qisas)

  

2. OBYEK HAK

1.Hak Maali: Berhubungan dgn harta/benda.

  • – Mis. Hak penjual thd harga brg yg dijualnya dan hak pembeli thd brg yg dibelinya.

  2.Hak Ghairu Maali: Tdk terkait dgn harta/benda.

  • – Mis. Hak wanita dlm talak.
  • 3.Hak Sakhsyi: Hak yg ditetapkan syara’ bagi pribadi berupa kewajiban bagi org
  • – Mis. Penjual utk menerima harga dari brg yg dijualnya.
  • 4.Hak Aini: hak seorg thd sesuatu shg ia memiliki kekuasaan penuh utk menggunakan ha
  • – Mis. Hak pemanfaatan sesuatu.
  • 5.Hak Mujarrad: hak murni yg tdk meninggalkan bekas bila digugurkan mll perdamaian atau pemanfa
  • – Mis. Persoalan utang
  • 6.Hak ghairu mujarrad: hak yg bila digugurkan meninggalkan

    bekas thd org yg dimaafkan. 36

      

    3. Kewenangan Pengadilan

      

    1. Hak Diyaani (keagamaan): hak yg tdk

    dicampuri oleh kekuasaan kehakiman.

    • – Mis. Walau tidak dapat cukup bukti di Pengadilan, tapi tetap dituntut pertanggung jawabannya di hadapan Allah.

      2. Hak Qadhai: Seluruh hak di bwh

    kekuasaan pengadilan (hakim) dan

    pemilik hak mampu membuktikannya di depan hakim 37

      SUMBER &amp; AKIBAT HAK Sumber Hak:

      1.Syara’. Mis. Ibadah

      2.Akad

      3.Kehendak pribadi. Mis. Nazar 4.Perbuatan yg bermanfaat.

      5.Perbuatan yg menimbulkan mudarat.

      Akibat Hak:

      6.Perlindungan hak  sesuai prinsip keadilan yang sesuai syariat

      

    7.Penggunaan hak  kebebasan yang tidak

    bertentangan dgn syariat 38

    PELANGGARAN DALAM PENGGUNAAN HAK

      1. Menggunakan haknya mengakibatkan

    pelanggaran thd hak org lain atau menimbulkan

    kerugian thd kepentingan org lain.

      2. Melakukan perbuatan yg tdk disyariatkan &amp; tdk sesuai dgn tujuan kemaslahatan yg ingin dicapai dlm penggunaan haknya tsb.

      3. Menggunakan haknya utk kemaslahatan pribadinya tp mengakibatkan mudharat thd pihak lain.

      

    4. Menggunakan haknya tdk sesuai tempatnya atau

    bertentangan dgn adat kebiasaan yg berlaku serta menimbulkan mudharat thd pihak lain.

      5. Menggunakan haknya secara ceroboh shg menimbulkan mudharat thd pihak lain 39

      

    TINDAKAN YG DPT DILAKUKAN

    TERHADAP PELANGGARAN HAK

      1. Menghilangkan segala hal yg telah menimbulkan mudharat

      2. Membayar ganti rugi/ kompensasi sepadan dgn kerugian

      3. Membatalkan perbuatan tsb

      4. Memberikan sanksi hukuman

      5. Mengambil tindakan paksa thd pelaku utk melakukan sesuatu atas kerugian tsb. 40

    KEWAJIBAN/ ILTIZAM

    • Dikaitkan dgn akibat hkm dr akad  Iltizam:
    • Akibat (ikatan) hkm yg mengharuskan pihak lain berbuat memberikan sst atau mlkkn suatu perbuatan atau tdk berbuat sst.
    • Hak sbg taklif (yg menjd keharusan yg terbebankan pd org lain)
      • –dari sisi penerima dinamakan hak,
      • –dari sisi pelaku dinamakan iltizam (keharusan)
      • 41

    SUMBER UTAMA ILTIZAM

      1.Aqad

      2.Kehendak Sepihak

      3.Perbuatan yg bermanfaat

      4.Perbuatan yg merugikan

      42

    KEBERLAKUAN ILTIZAM

      Iltizam berlaku atas:

      1.Harta  menyerahkan harta

      

    2.Perbuatan  melakukan pekerjaan

      3.Utang  alternatif pemenuhan iltizamnya: a.Hawalah (pengalihan iltizam) b.Kafalah (menjamin/ menanggung) c. Taqashi (terhalang menuntut hak krn msh terbebani iltizam msg2) 43

      KHIYAR PENGERTIAN

    Khiyar (Pilihan) adalah hak pilih bagi

    salah satu atau kedua pihak yang melaksanakan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi

    Pasal 20 butir 8 KHES Khiyar adalah hak pilih bagi penjual

      dan pembeli untuk melanjutkan atau 45

    MACAM-MACAM KHIYAR

      46 FIKIH

      Bab X Pasal 271-294 KHES

      1. Khiyar al-Majlis

      1. Khiyar Syarth

      2. Khiyar at-Ta’yin

      2. Khiyar Naqdi

      3. Khiyar asy-Syarth 3. Khiyar Ru’yah

      4. Khiyar al-’Aib

      4. Khiyar ‘Aib

      5. Khiyar ar-Ru’yah

      5. Khiyar Ghabn dan Taghrib

    1. KHIYAR AL-MAJLIS

    • Hak pilih kedua pihak yang berakad untuk membatalkan akad, selama keduanya masih berada dalam majelis akad dan belum berpisah badan.
    • • berlaku pada akad al-mu’awwadhah al

      maliyah, seperti jual beli dan ijarah.
    • mazhab Syafi’i dan Hanbali yang berdasar pada HR Bukhari dan Muslim “Masing-masing dari penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selama keduanya belum berpisah”.
    • Contoh: Barang-barang yang sudah
    • 47

    2. KHIYAR AT-TA’YIN

    • Hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang yang berbeda kualitas dalam jual beli.
    • Hak yang dimiliki oleh pembeli untuk memastikan pilihan atas sejumlah benda sejenis dan setara sifat atau harganya.
    • berlaku pada akad al-mu’awwadhah

      al maliyah yang mengakibatkan

      perpindahan hak milik seperti jual 48

    3. KHIYAR ASY-SYARTH

    • Adalah hak pilih yang ditetapkan bagi salah satu pihak yang berakad atau keduanya atau bagi orang lain untuk meneruskan atau membatalkan jual beli, selama masih dalam tenggang waktu yang ditentukan, untuk menghindari adanya penipuan
    • berlaku pada akad lazim (pasti) yg mengikat keduabelah pihak seperti
    • 49

    4. KHIYAR AL-’AIB

    • Hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada objek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya ketika akad berlangsung
    • HR Ibnu Majah “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka tidak halal seorang muslim menjual kepada saudaranya sesuatu
    • 50

    5. KHIYAR AR-RU’YAH

    • Hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang belum ia lihat ketika akad berlangsung
    • Contoh: membeli dengan cara memesan, kecuali akad salam

      (pembiayaan pengadaan barang

    • 51

    6. KHIYAR NAQAD

    • Melakukan jual beli dengan ketentuan, jika pihak pembeli tidak melunasi pembayaran, atau jika pihak penjual tidak menyerahkan barang, dalam batas waktu tertentu, maka pihak yang dirugikan mempunyai hak untuk membatalkan akad atau tetap melangsungkannya.
    • 52

      53

      

    KHIYAR GHABN dan TAGHRIB

    (Pasal 287-294 KHES)

    • Penjual memberi keterangan yang salah mengenai kualitas benda yang dijualnya.
    • Penjual melakukan penipuan

    BERAKHIRNYA AKAD

      

    54

      

    SEBAB-SEBAB BERAKHIRNYA

    AKAD

      1.Tujuan telah tercapai

      2.Fasakh (Pemutusan)

      3.Waktu telah berakhir

      55

      

    FASAKH

    • Artinya: melepaskan ikatan akad atau menghilangkan atau menghapuskan hukum akad secara keseluruhan seakan-akan akad tidak pernah terjadi.
    • Pelaksanaan fasakh:
      • Wajib  utk menghormati ketentuan syariah, melindungi kepentingan umum dan khusus, menghilangkan bahaya dan menghindarkan perselisihan thd syarat yg ditetapkan syariah. Mis. Fasakh pada akad fasid.
      • Jaiz  dilakukan atas dasar keinginan

      

    Sebab-sebab terjadi Fasakh

    • Dibatalkan karena terdapat hal-hal yang tidak dibenarkan oleh syara’
    • Adanya khiyar
    • Iqalah: membatalkan transaksi karena menyesal atas akad yang baru dilakukan
    • Kewajiban tidak dilaksanakan
    • Tidak mendapat izin dari pihak yang berwenang
    • • Kematian, tergantung dari bentuk akad:

      hak perorangan dan hak kebendaan.
    • 57

    • WASSALAM
    • • TERIMAKASIH