Perpsepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent : studi kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjutak No. 70 Yogyakarta - USD Repository

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

  

VARIABEL MARKETING MIX

PASTA GIGI PEPSODENT

“Studi Kasus Toserba Mirota Kampus

Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta”

  

S k r i p s i

Diajukan untuk memperoleh salah satu syarat

Gelar Sarjana Ekonomi

  

Program Studi Manajemen

Oleh:

Wisnu Aji Andari

  

NIM: 982214157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan spesial untuk:

  • Allah Bapa yang Maha Kuasa yang selalu membimbing, memberkati, dan melindungi hidupku.
  • Papa (Alm) dan Mama tersayang, kakakku Arie, dan seluruh keluarga besarku, terima kasih telah begitu sabar dan banyak memberikan perhatian bagi saya.
  • Lusia Rubi A. tercinta, yang sudah memberikan doa dan harapan yang sangat besar.
  • Bapak A. Yudi Yuniarto dan keluarga, sebagai sahabat, terima kasih atas

  

MOTTO

Kalau kau ingin berhenti,

ingat untuk mulai lagi..

  

Tetap melangkah,

dalam kerasnya hati..

  

Di setiap hari, sampai nanti..

  

(Letto)

  

ABSTRAK

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

  

VARIABEL MARKETING MIX

PASTA GIGI PEPSODENT

“Studi kasus Toserba Mirota Kampus

Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta”

  

Wisnu Aji Andari

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2007

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram, dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen ditinjau dari tingkat usia konsumen, dari tingkat pendapatan konsumen, dan dari tingkat pendidikan konsumen.

  Data yang dicari meliputi gambaran umum perusahaan, persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows dengan metode One-Way ANOVA.

  Berdasarkan analisis data persepsi konsumen terhadap variabel marketing

  

mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram, maka diperoleh kesimpulan:

  Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram adalah baik, dan ada perbedaan persepsi konsumen ditinjau dari tingkat usia konsumen, dari tingkat pendapatan konsumen, dan dari tingkat pendidikan konsumen.

  

ABSTRACT

CONSUMERS PERCEPTION TO THE

MARKETING MIX VARIABLE OF

PEPSODENT TOOTHPASTE PRODUCTS

A case study in Mirota Kampus Store

Jl. C. Cimanjuntak No. 70 Yogyakarta

  

Wisnu Aji Andari

Economics Faculty

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2007

  The aims of the research were to know how consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste and to know if there were differences on consumers’ perception based on ages, incomes and education of the consumers.

  The data of the research were general illustration of the company and consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white120 gram toothpaste products.

  Data analysis technique used to know consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste products was SPSS program, 15.0 versions for windows with One Way ANOVA method.

  Based on the data analysis, it could be concluded that the consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste products was good and there were differences on consumers perception based on the ages, incomes and education of consumers.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Konsumen Terhadap Variabel Marketing Mix Pasta Gigi Pepsodent” Studi kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta.

  Skripsi yang penulis ajukan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan studi akhir di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Peran serta berbagai pihak telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Untuk itu rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada: 1.

  Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dengan sangat sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku dosen pembimbing II terima kasih atas semuanya.

  3. Bapak V. Mardi W. SE., MBA terima kasih atas perhatiannya.

  4. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.

  5. Papa (Alm) yang dulu telah memberikan kepercayaan penuh untuk memilih dan menentukan masa depan, Mama yang selalu menyediakan segala kebutuhan dengan tulus dan sayang bagi saya, kakakku Arie yang selalu memberikan dorongan dan bantuan.

  6. Lusia Rubi A. tercinta, terima kasih atas kesetiaan dalam menemani dan memberikan dorongan bagi saya.

  7. Mbak Ninuk, terima kasih atas segala bentuk bantuan dan perhatiannya yang sangat berarti bagi saya.

  8. Yoga Andre (Toyip), terima kasih atas segala bantuan, dorongan, dan perhatiannya. Sahabatku Andrew Michael semoga dapat segera menemukan dan menggapai cita-cita (waktu terus berjalan), Aden, Doni, dan Guntur semoga meraih masa depan yang lebih baik. Yosep, Roni, Nando, Eka, Tri (Mak Lampir), Popi, serta teman-teman di kost pak Karjo terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya.

  9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

  Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menjadikan penulisan ini menjadi lebih sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

  Penulis

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv MOTTO ................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Perumusan Masalah .............................................................................

  3 C. Batasan Masalah ..................................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian ...............................................................................

  5 F. Hipotesis ..............................................................................................

  6 BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................

  7 A. Pemasaran ............................................................................................

  7

  1. Produk .............................................................................................

  20 H. Metode Pengambilan Sampel ...............................................................

  33 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN .............

  31 B. Analisis Data ........................................................................................

  31 A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ..................................................

  28 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................

  25 B. Gambaran Umum Produk .....................................................................

  25 A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...............................................

  22 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................

  21 J. Teknik Analisis Data ............................................................................

  20 I. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................

  20 G. Populasi dan Sampel ............................................................................

  8 2. Price ................................................................................................

  19 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

  18 E. Data yang Dibutuhkan ..........................................................................

  18 D. Variabel Penelitian ...............................................................................

  18 C. Subyek dan Obyek Penelitian ...............................................................

  18 B. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................

  18 A. Jenis Penelitian .....................................................................................

  15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................

  12 B. Persepsi .................................................................................................

  11 4. Place ................................................................................................

  10 3. Promotion .......................................................................................

  42

  A. Kesimpulan ...........................................................................................

  42 B. Saran .....................................................................................................

  42 C. Keterbatasan .........................................................................................

  43 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

  44 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Konsumen ......................... 31 Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Konsumen ..................... 32 Tabel V.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas ........................................................ 32 Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 33 Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................. 34 Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 35 Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ......................... 36 Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per bulan ..... 37 Tabel V.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Per Individu ................ 38 Tabel V.10 Hasil Analisis Hipotesis Kedua .................................................... 39 Tabel V.11 Hasil Analisis Hipotesis Ketiga .................................................... 40 Tabel V.12 Hasil Analisis Hipotesis Keempat ................................................ 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini begitu banyak ragam produk yang ditawarkan produsen ke

  konsumen. Salah satunya adalah pasta gigi. Pasta gigi dari berbagai macam merk, ukuran, dan kegunaan yang bukan saja sekedar untuk melindungi gigi, tetapi juga untuk penyegar mulut dan menambah kepercayaan diri, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk memilih pasta gigi yang terbaik, sesuai dengan selera dan kemampuan keuangannya.

  Dikarenakan begitu banyak ragam pilihan pasta gigi, perusahaan pasta gigi perlu membuat suatu strategi pemasaran yang baik agar persepsi konsumen terbentuk dengan baik. Diharapkan dengan persepsi konsumen yang baik, penjualan produknya menjadi lebih baik dan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan pasta gigi lainnya. Persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan kepadanya merupakan hasil dari penglihatan serta pengalaman konsumen terhadap atribut produk. Agar produk dapat dikenal, perusahaan perlu mengetahui keinginan konsumen yang terus berubah sehingga dapat membuat suatu produk yang menarik minat konsumen setidaknya untuk mengenal atau mengetahui produk tersebut. Suatu produk yang baik dan berkualitas tetapi tidak didukung dengan promosi yang baik, menarik, dan gencar dilakukan, produk tersebut akan sia-sia.

  Selain hal tersebut, perusahaan perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat para konsumen tidak tertarik untuk membeli produk tersebut. Konsumen akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu tinggi dan sebaliknya apabila konsumen itu menilai kepuasannya terhadap suatu produk itu rendah, maka ia tidak akan bersedia membayar atau membeli produk itu dengan harga yang mahal. Besar kecilnya nilai atau harga tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik, tetapi juga faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap harga dan ketersediaan produk di pasar. Karena apabila tidak diikuti dengan kegiatan untuk menyalurkan produk tersebut kepada konsumen secara tepat dan cepat, maka perusahaan tidak akan bisa berhasil dengan baik. Setelah penyaluran produk baik, maka penjual perlu melakukan penataan toko yang baik dan menarik sehingga konsumen yang melewati toko tersebut tertarik untuk singgah dan mengamati keadaan toko maupun produk yang ditawarkan dan dijual di toko tersebut.

  Dengan melihat berbagai permasalahan yang telah diungkapkan dan juga dikarenakan pasta gigi Pepsodent White 120 gram adalah pasta gigi yang paling umum ditemukan dan dikonsumsi, maka penulis ingin mengetahui hubungan persepsi konsumen dengan variabel marketing mix dari suatu perusahaan. Karena seperti telah dikemukakan di depan bahwa persepsi merupakan keadaan yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya dan dari individu yang bersangkutan. Apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi individu.

  Karena hal tersebut penulis ingin meneliti hal tersebut dengan mengambil judul penelitian “Persepsi Konsumen terhadap Variabel

  Marketing mix Pasta Gigi Pepsodent” studi kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

  Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi

  Pepsodent White 120 gram? 2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing

  mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia

  konsumen? 3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing

  mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan

  konsumen? 4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing

  mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan

  konsumen?

C. Batasan Masalah 1.

  Produk yang diteliti adalah produk pasta gigi khususnya Pepsodent White 120 gram.

2. Penelitian dilakukan terbatas pada variabel marketing mix pasta gigi

  Pepsodent White 120 gram, yaitu: a.

  1. Informasi produk Product :

  2. Kemasan b.

  1. Harga normal Price :

  2. Harga yang murah c. Promotion : 1. Iklan di TV (media elektronik)

  2. Iklan di media massa non-elektronik

  d. : Pepsodent White 120 gram mudah ditemukan di toko- Place toko kecil.

  Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram di toserba Mirota Kampus, diteliti dari konsumen yang mengetahui produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram, yang datang ke Toserba Mirota Kampus, dan atau melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent White 120 gram di Toserba Mirota Kampus.

D. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen.

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen.

  4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan konsumen.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi perusahaan Mengetahui atribut apa saja dari variabel marketing mix yang paling membentuk persepsi konsumen terhadap penjualan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.

  2. Bagi universitas Penelitian ini dapat menambah wawasan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.

  3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di universitas.

F. Hipotesis 1.

  Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram baik.

2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen.

  3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen.

  4. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran Proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat

  mempengaruhi konsumen agar para konsumen menjadi tahu, senang, lalu membeli produk yang ditawarkannya dan akhirnya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan selalu membeli produk perusahaan tersebut (Indriyo, 1994:99).

  Bagaimana cara pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkrit dan terprogram. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari empat macam, yaitu tindakan mengenai: 1.

  Product, yaitu: sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Philip Kotler, 1996:54).

  2. Price, yaitu: sejumlah uang yang dibutuhkan uuntuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya (Indriyo, 1994:230).

  3. Promotion, yaitu: segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang (Philip Kotler, 1996:242).

  4. Place, yaitu: kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen (Indriyo, 1994:253).

  Perpaduan antara empat macam hal itu merupakan senjata bagi pengusaha dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya.

  Senjata itu disebut sebagai “Bauran Pemasaran” atau “Marketing mix”. Bauran Pemasaran atau marketing mix tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.

1. Product

  Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen lewat produk yang ditawarkannya. Dalam hal ini dengan membuat produk tersebut sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen.

  Produk merupakan segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun organisasi. Produk yang berhasil berarti merupakan produk yang dapat benar-benar memenuhi kebutuhan, atau keinginan atau selera konsumennya. Keberhasilan itu sangat ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam produk tersebut, baik sifat yang kasat mata maupun sifat yang tidak kasat mata. Sifat-sifat produk tersebut merupakan komponen-komponen apa yang disebut “atribut produk”.

  Atribut produk yaitu suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh konsumen (Indriyo, 1994:188).

  Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berujud (tangible) maupun tidak berujud (intangible). Atribut produk yang bersifat teknis tercermin pada produk itu atau yang merupakan inti dari produk (core product), sedangkan atribut nonteknis dapat ditampilkan dalam beberapa bentuk, antara lain: (Indriyo, 1994:192) a.

  Desain produk, yaitu bentuk dari produk yang membedakannya dari produk lain.

  b.

  Kemasannya, yaitu segala kegiatan merancang, dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk.

  c.

  Merk, yaitu nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing (Philip Kotler, 1996:79).

  d.

  Gambar logo/trade mark, yaitu sebagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk simbol/logo, desain, warna/atau huruf tertentu.

  e.

  Label, yaitu sebagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya.

  Dari atribut itulah suatu produk akan dipandang oleh konsumen berbeda dengan produk lain. Setiap produk akan memiliki atribut yang berbeda dengan jenis produk yang lain. Perbedaan atribut antara produk yang satu dengan yang lain itu akan menimbulkan perbedaan persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Dengan berbeda-bedanya persepsi dari para konsumen itulah maka lalu terjadi pilihan yang berbeda terhadap berbagai produk yang ada di pasar.

2. Price

  Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Harga itu sebenarnya merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang alat tukar, terhadap sesuatu barang tertentu.

  Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya.

  Perusahaan harus selalu memonitor keadaan pasar. Dari hasil monitor inilah perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen. Strategi ini dapat dengan jalan: a.

  Potongan harga, yaitu penetapan harga dimana pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga yang seharusnya.

  b.

  Penetapan harga diskriminasi, yaitu suatu metode penetapan harga, dimana harga untuk satu macam produk ditetapkan lebih dari satu macam.

  c.

  Harga psikologis, yaitu penetapan harga yang tidak bulat.

  Dengan cara penetapan harga semacam ini akan dapat menarik perhatian serta mendorong konsumen untuk segera melakukan transaksi pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi berlakunya harga obral tersebut.

  Semua variabel yang terdapat pada bauran pemasaran merupakan unsur pendapatan (revenue).

3. Promotion

  Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu membeli produk tersebut.

  Untuk memperkenalkan suatu produk sehingga konsumen mengenal dan tahu, ataupun bagi yang sudah kenal menjadi lebih menyenangi produk itu, bahkan bagi yang sudah agak lupa diharapkan menjadi ingat kembali akan produk tersebut, diperlukan promosi. Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, tetapi harus dilanjutkan dengan upaya untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan kemudian membeli produknya.

  Menurut Kotler (1996:242), adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk, dapat dipilih beberapa cara, yaitu : a.

  Iklan (Advertensi): Setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi akan gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor tertentu.

  b.

  Promosi penjualan (Sales promotion): Intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan produk atau jasa.

  c.

  Publikasi (Publication): Rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa/satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melalui radio, tv, atau pentas yang tidak dibayar oleh sponsor.

  d.

  Penjualan pribadi (Personal selling): Penyajian lisan dalam percakapan dengan satu/lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.

  Keempat bentuk promosi di atas oleh perusahaan haruslah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga akan mampu secara efektif untuk mempengaruhi konsumennya agar menjadi tertarik untuk membeli produk yang dipasarkannya itu. Kombinasi dari keempat bentuk cara promosi itu sering disebut “Bauran Promosi” atau “Pomotional Mix”.

4. Place

  Dibanding dengan keputusan menyangkut produk, promosi, maupun harga, keputusan tentang saluran distribusi ini adalah yang paling “kaku”.

  Karena merubah sistem saluran distrtibusi akan melibatkan banyak pihak seperti para pedagang besar, pengecer, pembuat gudang distribusi dan sebagainya. Tujuan perusahaan sebagai podusen adalah menyampaikan barang yang dihasilkannya kepada konsumen.

  Pengelompokan barang dan keputusan distrribusi (Philip Kotler, 1996:59): a.

  Barang Konvenien: Barang yang mudah dipakai, membelinya dapat di sembarang tempat, dan pada setiap waktu.

  b.

  Barang Shopping: Barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan didalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-bandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya.

  c.

  Barang Special: Barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa.

  Patronage Motives adalah motif atau alasan yang mendorong seseorang

  untuk membeli barang di tempat tertentu. Dikelompokan menjadi dua macam yaitu, motif yang ekonomis (rasional) dan emosional. Sehubungan dengan motif konsumen berbelanja pada tempat tertentu ini maka dalam ilmu pemasaran dikenal tiga macam toko: a.

  Convenience Store: Toko yang berlokasi “di tengah” para konsumen, sehingga mereka mudah mendatanginya, tanpa harus mengeluarkan pengorbanan dan biaya tambahan. Lokasi toko itu dirasakan sangat “Convinience” oleh konsumen, sehingga dapat menarik banyak konsumen untuk berbelanja di sana. Barang yang dijual tidak hanya barang kebutuhan sehari-hari saja. Mungkin beberapa Shopping Goods juga tersedia.

  b.

  Shopping Store: Toko yang menjual beraneka ragam barang yang mungkin juga dijual pada Convinience Store. Tetapi toko ini mempunyai kelebihan tertentu dalam menarik konsumen, misalnya tata letak barang yang dijual, karyawan yang berseragam, dan sebagainya, sehingga tampak “berbeda” dengan Convinience Store. Image yang ditimbulkannya membuat toko ini dicari oleh konsumen meskipun ia tidak berlokasi di tengah konsumen.

  c.

  Special Store: Akhirnya, konsumen mungkin mempunyai “kesetiaan yang besar” pada suatu toko tertentu, entah karena pelayanan, pilihan maupun reputasi toko tersebut. Artinya konsumen tetap secara konsisten berbelanja di toko tersebut baik barang-barang convinience, shopping maupun barang-barang “specialty”, meskipun untuk itu mereka terpaksa mengeluarkan biaya lebih besar, dan pengorbanan untuk mencapai toko yang mungkin terletak jauh dari tempat tinggal mereka.

  Kesetiaan konsumen, merupakan cerminan image toko yang sedemikan hebat, sehingga ia “dicari” oleh konsumen. Konsumen merasa ada sesuatu yang khusus di toko ini yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.

B. Persepsi

  Persepsi merupakan proses dimana antara satu orang dengan orang lain sifatnya berbeda (individualistic) daripada yang diperkirakan orang.

  Persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri (Wiliam & David, 1996:257).

  Dalam melukiskan gejala persepsi ini kita sampai pada apa yang dinyatakan filosof Immanuel Kant: “kita melihat benda-benda itu tidak sebagaimana adanya benda-benda itu sendiri tetapi sebagaimana adanya diri kita”. Atau dengan kalimat lain: persepsi itu merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang dalam artian pengalaman-pengalaman kita yang telah lalu.

  Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu. Mengapa orang-orang memandang situasi yang sama dengan cara yang berbeda? Kenyataannya adalah bahwa kita memandang suatu obyek stimuli melalui sensasi-sensasi yang mengalir melalui kelima indra kita: mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah. Namun demikian, setiap orang mengikuti, mengatur, dan menginterpretasikan data sensoris ini menurut cara masing- masing. Persepsi didefinisikan sebagai “proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar (Ide Gestalt) dan keadaan individu tersebut (Kotler & A. B. Susanto,2000:241).

  Karena itu apa yang kita persepsi pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus itu, seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita yang terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan- keinginan, sikap, dan tujuan kita. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi (Bimo Walgito, 1994:56): 1.

  Kesadaran Pada saat kita senang atau murung kita akan menghasilkan suatu persepsi yang berbeda tergantung kesadaran kita pada saat kita melhat suatu benda.

2. Ingatan

  Indera kita secara teratur akan menyimpan data-data yang kita terima. Dalam rangka untuk memberikan arti, secara terus menerus, orang cenderung untuk terus menerus membanding-bandingkan penglihatan, suara, dan pengindraan lainnya dengan ingatan-ingatan pengalaman lalu yang mirip.

  3. Proses informasi Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi lalu dan saat itu, lalu membuat interpretasi dan evaluasi.

  4. Bahasa Bahasa jelas dapat mempengaruhi kognisi kita, memberikan bentuk pada persepsi secara tidak langsung.

  5. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis merupakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi. Sering terjadi, interpretasi terhadap data pengindraan hanya mempunyai satu kemungkinan saja, sehingga “pencarian” untuk hipotesis persepsi yang tepat dilakukan dengan sangat cepat, otomatis, dan berada sedikit di bawah kesadaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian

  terhadap obyek tertentu dengan populasi terbatas. Kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian hanya berlaku pada obyek yang diteliti.

  B. Waktu dan Tempat Penelitian 1.

  Waktu penelitian Penelitian akan dilakukan pada bulan September tahun 2006.

  2. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No.

  70, Yogyakarta.

  C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.

  Subyek penelitian adalah pembeli pasta gigi di Toserba Mirota Kampus.

2. Obyek penelitian adalah persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram.

D. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Persepsi konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent yang dipengaruhi oleh variabel marketing mix yang melekat pada produk pasta gigi tersebut.

  2. Variabel marketing mix yang melekat pada produk pasta gigi Pepsodent meliputi: a.

  Product, yaitu: sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

  b.

  Price, yaitu: sejumlah uang yang dibutuhkan uuntuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya.

  c.

  Promotion, yaitu: segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.

  d.

  Place, yaitu: kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen.

E. Data yang Dibutuhkan 1.

  Data primer, yaitu data yang diambil langsung dari konsumen tentang bagaimana persepsinya terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent 120 gram.

2. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari perusahaan tentang jenis produk, dan variabel marketing mix yang digunakan.

  F. Teknik Pengumpulan Data 1.

  Wawancara, yaitu teknik wawancara langsung kepada konsumen yang diteliti.

  2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden.

  G. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yaitu keseluruhan konsumen yang datang ke Toserba Mirota Kampus dan melakukan pembelian Pepsodent white 120 gram. Sampel yang diambil dalam penelitian ini 100 orang konsumen sebagai responden. Adapun alasan penulis mengambil sampel 100 orang konsumen disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya.

  H. Metode Pengambilan Sampel

  Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan dengan penelitian ini.

I. Teknik Pengujian Instrumen

  Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukan adanya persesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan untuk menguji (Sutrisno Hadi, 1991:23)

  =

  Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ

  X XY N r xy

  

X

X Y

  ( ) { } [ ] 2 2 2 2 Y N Y N

  ( )( )

( ) { }

  Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuesioner yang digunakan sudah valid atau belum, maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan butir dan keandalan butir menggunakan analisis validitas dan reliabilitas dengan program aplikasi SPSS versi 15.0 for windows atau dapat juga menggunakan rumus: 1.

  Analisis Validitas Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukan tingkat validitas atau kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Pearson (Sutrisno Hadi, 1991:23)

  r : koefisien korelasi setiap item

  = Keterangan: xy

  Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ

  X XY N r xy

  

X

X Y

  ( ) { } [ ] 2 2 2 2 Y N Y N

  ( )( )

( ) { }

  x : nilai dari setiap item y : nilai dari semua item N : jumlah sampel 2. Analisis Reliabilitas Keterangan:

  r : koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor xy

  genap X : nilai item bernomor ganjil Y : nilai item bernomor genap N : jumlah sampel

  Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan item bernomor genap didapat, maka untuk menilai reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown.

  2 r xy

r =

  • 1 r xy xx

  Keterangan:

  r : koefisien reliabilitas xx r : koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item xy

  bernomor genap Dengan taraf signifikan ( r

  α) = 0.05 jika lebih besar dari r tabel, maka xx kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi keandalan.

  J. Teknik Analisis Data

  Setelah alat ukur/kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner akan dibagikan kepada 100 responden pasta gigi Pepsodent. Setelah semua kuesioner dikumpulkan, maka data yang diperoleh tersebut akan dianalisis.

  1. Teknik analisis karakteristik konsumen menggunakan analisis persentase dengan membuat tabel-tabel dan mengelompokan serta mengikhtiarkan karakteristik konsumen berdasarkan pada hasil jawaban yang diperoleh dengan menggunakan tabulasi data.

  2. Dalam menganalisis persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent, setiap persepsi konsumen diberi bobot nilai sebagai berikut:

  SS : Sangat Setuju = 5 S : Setuju = 4 R : Ragu-ragu = 3 TS : Tidak Setuju = 2 STS : Sangat Tidak Setuju = 1

  Untuk mengukur nilai persepsi per individu, digunakan skala Likert, yaitu: kelas jumlah jangkauan

  Interval kelas = 15 – 34 = Kurang baik 35 – 54 = Sedang 55 – 75 = Baik

  Untuk mengukur nilai total persepsi konsumen secara keseluruhan dengan cara menjumlah nilai persepsi konsumen per individu secara keseluruhan.

  Untuk mengukur total nilai persepsi konsumen keseluruhan digunakan skala Likert, yaitu: 1500 – 3400 = Kurang baik

  5500 – 7500 = Baik 3. Analisis untuk menguji hipotesis menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows dengan metode One-Way ANOVA.

  4. Kesimpulan: Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah 4 dengan kriteria pengujian dari langkah 3, diambilah kesimpulan, apakah

  H diterima atau ditolak.

  

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Unilever adalah sebuah perusahaan multi nasional yang memiliki misi

  “To add vitality to life, we meet everyday needs for nutrition, hygiene and

  

personal care with brands that help people feel good and get more out of life

  yang dapat diartikan sebagai: menambah vitalitas kehidupan dengan menyediakan kebutuhan akan nutrisi, kebersihan, dan perawatan tubuh sehari- hari dengan merek yang terpercaya untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

  Unilever memproduksi produk-produk yang dapat dikonsumsi setiap hari, dari mulai shampoo sampai dengan es krim. Perusahaan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif pada masyarakat melalui berbagai program seperti pengembangan jiwa kewirausahaan, inovasi yang berkelanjutan, dan melakukan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintahan.

  Produk-produk yang dihasilkan Unilever meliputi: 1. Makanan dan minuman yakni; Blue Band, Knorr, Slim Fast, Amora, Lipton, dan Hellmanns.

  2. Perlindungan Rumah Tangga yakni; Surf, OMO, Comfort, dan Domestos.

  3. Perlindungan Pribadi yakni; Axe, Dove, Ponds, Rexona, Signal, Sunsilk, Vaseline, dan Lux.

  Unilever sudah eksis di Indonesia sejak tahun 1933, memiliki keterikatan kuat dengan Indonesia dan terlibat dalam pasang surut perjalanan sejarah Indonesia, sejak masa penjajahan, pergolakan politik tahun 1965, hingga kerusuhan tahun 1998.

  Setelah hampir 70 tahun berkiprah di Indonesia, Unilever kini menjadi pemimpin pasar dengan penjualan sekitar 600 juta dollar AS dan kapitalisasi pasar 1,2 milyar dollar AS atau kelima terbesar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

  Secara keseluruhan, Unilever Indonesia mempekerjakan 2.400 orang karyawan, di samping sekitar 19.600 orang lain yang terlibat sebagai distributor dan agen. Saat ini, perusahaan itu memproduksi berbagai macam produk di tujuh pabrik.

  Kantor Pusat Unilever Indonesia Tbk bertempat di Graha Unilever Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta 12930. Telpon 021-5262112, faximile 021-5262044. Email unvr.indonesia@unilever.com, home page http://www.unilever.com.

  Kepemilikan saham Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yakni Mavibel BV, Rotterdam sebanyak 84,99 % dan Publik 15,01 %. Para pimpinan perusahaan terdiri dari: 1. : Louis Willem Gunning

  Presiden Komisaris 2. :

  Komisaris Independen

  • Bambang Subianto • Cyrillus Harinowo • Kuntoro Mangkusubroto
  • Theodore Permadi Rachmat

  3. Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang

  4. Direktur-direktur :

  • Mohammad Effendi Soeparsono • Andreas Morits Egon Rompis • Muhammad Saleh • Debora Herawati Sadrach • Bernandette Mary Wake • Laercio de Holanda Cardoso Junior • Josef Bataona • Surya Dharma Mandala • Desmond Gerard Dempsey

  5. Komite Auditor, terdiri dari :

  a. : Cyrillus Harinowo Ketua b.

  Anggota : Benny Redjo Setyono dan Tjan Hong Tjhiang

  6. Sekretaris Perusahaan : Franky Jamin Kini Unilever di Indonesia tersebar pada berbagai kota-kota besar seperti di Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan Batam. Sebagai hasilnya mereka telah mampu mengembangkan dan berpengalaman dalam menjalankan operasional dalam pendistribusian produk. Pengetahuan tentang pasar lokal dan kebutuhan pengecer merupakan hasil yang tiada bandingnya. Kekuatan yang menunjang produk Unilever ada pada ketersediaan tenaga penjualan yang berkeahlian khusus dan hubungan yang baik antar pengecer dan telah mengakar dengan kuat sehingga jaringan penjualan dan distribusi dapat terbentuk dengan baik.

  Tujuan utama perusahaan adalah untuk melayani pasar dalam negeri, meskipun berbagai macam produk di luar Unilever beredar dan berkembang, namun tidak mempengaruhi kualitas serta jumlah produk yang dihasilkan.

  B. Gambaran Umum Produk