IMPLEMENTASI METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BACA TULIS AL QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Aminuddin
Penelitian Tindakan Kelas
IMPLEMENTASI METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BACA TULIS AL QUR’AN PESERTA
DIDIK KELAS VIII DI SMP 1 WIRADESA KABUPATEN
PEKALONGAN
Aminuddin
Guru Pendidikan Agama Islam SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Peserta Program Peningkatan Kompetensi dan Wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ditjen Pendidikan Agama Islam, yang diselenggarakan FITK UNSIQ kerjasama dengan Kementrian Agama RI
Abstrak Untuk memberantas buta huruf Al- Qur’an maka sangat diperlukan pembinaan kemampuan baca tulis Al- Qur’an, agar peserta didik yang mempunyai kemampuan dasar Al-Qur’an dapat ditingkatkan. Penelitian tindakan kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al- Qur’an
dengan metode tutorial sebaya. Penelitian ini akan mencoba mengimplementasikan metode
tutorial sebaya sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan peserta didik dalam BTQ,
sehingga prestasi BTQ peserta didik bisa meningkat. Adapun tujuan dari Penelitian tinadakan
kelas ini, setidaknya ada dua hal, yakni: untuk mendeskripsikan penerapan metode tutorial
sebaya dalam pembelajaran BTQ, dan untuk mengetahui peningkatan prestasi BTQ melalui
penerapan metode tutorial sebaya di SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.Kata-kunci : Implementasi
, Metode Tutorial Sebaya, Prestasi, Baca Tulis Al Qur’an
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan undang-undang RI no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dinyatakan bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan dengan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, dalam pengembangan pendidikan Islam khususnya dalam pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an (BTQ) dikalangan umat Islam tidak sedikit jumlah anak yang belum mampu membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar.
Sehingga prosentase anak yang tidak mampu BTQ dari tahun ketahun semakin bertambah. Perubahan besar yang terjadi pada masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya serta masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak cukup lagi diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya tanpa target yang jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efesien. Pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al- Qur’an sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari- hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Alloh SWT. Agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk mempelajari serta mengajarkan kitab suci Al-
Qur’an, karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Salah satu problem yang cukup mendasar adalah kondisi obyektif umat Islam dewasa ini, salah satunya masyarakat buta akan Al-
Qur’an yang menunjukkan indikasi terus meningkat. Hal ini perlu segera diatasi, maka giliran umat Islam akan mengalami kemunduran diberbagai bidang. Disisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengkaji baca tulis Al- Qur’an secara sungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual pemuda terpelajar.
Di SMP 1 Wiradesa pada masa sekarang ini pembelajaran baca tulis Al- Qur’an belum diberikan secara formal, diberikan hanya melalui sebagian pokok bahasan dari satu bidang studi pendidikan agama Islam. Dalam hal ini tugas pendidikan formal adalah melanjutkan sekaligus meningkatkan tujuan pendidikan keluarga, lembaga sekolah ini meneruskan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingkungan keluarga. Sekolah menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga. (Team dosen FIP-IKIP: 15). Meskipun sebagian besar masyarakat telah mengenyam pendidikan Al-
Qur’an sejak masakanak-kanak namun kenyataanya, masih ada yang belum dapat membaca Al- Qur’an secara benar baik dilihat dari segi makhorijul huruf maupun dari tingkat kefasihanya.
Sebenarnya hal tersebut berhubungan erat dengan faktor yang berpengaruh terhadap tujuan pengajaran yakni metode yang digunakan. Metode merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, meskipun metode pengajaran tidak berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari faktor-faktor yang lain. Disinilah bahwa seorang pengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam melaksanakan metode pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan minat peserta didik dalam belajar. Terkait dengan itu untuk memberantas buta huruf Al-
Qur’an maka pada sekolah dasar hingga sekolah menengah keatas sangat diperlukan pembinaan kemampuan baca tulis Al-
Qur’an, agar peserta didik yang mempunyai kemampuan dasar Al- Qur’an dapat ditingkatkan. Sedangkan yang belum mampu dapat diupayakan pembinaanya. Pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an di SMPN I Wiradesa ini misalnya belum dapat mencapai tujuan secara maksimal. Masih banyak anak, terutama yang berlatar belakang pendidikan SD negeri yang kemampuan BTQnya masih rendah. Sebagai bagian yang integral dari pendidikan agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik tetapi secara substansial pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an (BTQ) memilki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an dengan metode tutorial sebaya. Penelitian ini akan mencoba mengimplementasikan metode tutorial sebaya sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan peserta didik dalam BTQ, sehingga prestasi BTQ peserta didik bisa meningkat lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang di atas, maka rumusan permasalah dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran BTQ di kelas VIII.4 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan ?
2. Apakan dengan penerapan metode tutorial sebaya prestasi pembelajaran BTQ peserta didik kelas VIII.4 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan bisa meningkat ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Mendeskripsikan penerapan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran BTQ di kelas VIII.4 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
b. Mengetahui peningkatan prestasi BTQ melalui penerapan metode tutorial sebaya di kelas VIII.4 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
2. Manfaat
a. Secara teoritis, untuk menambah wawasan kependidikan, khususnya dalam mengembangkan metode pembelajaran PAI.
b. Secara praktis, sebagai masukan bagi guru PAI, khususnya dalam pembelajaran BTQ.
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran PAI
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik sesuai rencana yang telah diprogramkan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai materi, kemampuan memilih metode dan media pembelajaran, kemampuan mengelola kelas dan menilai secara tepat proses pembelajaran.
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI meliputi: metode antisipatif; metode dialog kreatif; metode studi kasus; metode pelatihan, metode merenung; metode lawatan; metode kontemplasi; metode taubat; metode analisis; metode problem solving; metode ceramah; metode tanya jawab; metode pemberian tugas dan analogi. (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004: 92), Adapun menurut Ahmad Tafsir metode untuk menanamkan rasa keimanan adalah: metode hiwar (percakapan); metode kisah; metode ams|al (perumpamaan); metode keteladanan; metode pembiasaan; metode ibrah dan mauiz{ah; serta metode targib dan tarhib. (Ahmad tafsir, 1996: 135).
Dalam Kurikulum PAI tahun 2004 yang berparadigma Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), ada beberapa rambu yaitu yang berkaitan dengan: pendekatan pembelajaran dan penilaian, pengorganisasian materi, pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, membaca al-
Qur’an, nilai-nilai, aspek sikap, ekstra kurikuler dan keterpaduan. (Depdiknas, 2004: 13-16). Pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan pendekatan terpadu, yang meliputi:
1. Keimanan, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangklan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini;
2. Pengamalan, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan;
3. Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan;
4. Rasional, yaitu memberikan peranan kepada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajaran dalam materi pokok serta kaitannya perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi;
5. Emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa;
6. Fungsional, yaitu menyajikan bentuk semua materi pokok (al- Qur’an, keimanan, ibadah/fiqih, akhlak) dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti yang luas; dan
7. Keteladanan, yaitu menjadikan figur guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama. (Depdiknas, 2004:14)
B. Pengertian tutor
Secara etimologi tutor adalah guru pribadi, mengajar ekstra atau memberi les/pengajaran. Sedang pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (
UU RI Nomor 20 Tahun 2005, 2006: 57).
Di mana tutor merupakan sebutan bagi orang yang mengajar dalam pendidikan non-formal, walaupun yang menjadi tutor adalah seorang guru dalam pendidikan formal. Metode tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari peserta didik secara
Penelitian Tindakan Kelas mandiri. Peserta didik dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemui secara periodik. Metode ini biasanya dilakukan pada SMP Terbuka, Paket A,B,C dan belajar jarak jauh dengan tatap muka terjadwal.
(Yamin, Martinis, 2004)
Para tutor yang telah terlatih dalam menggunakan Pedoman Belajar Mengajar membawakannya dengan langkah-langkah sebagaimanadiperintahkan di dalam Pedoman itu, pada jam-jam tertentu yang telah ditetapkan. Langkah-langkah itu ada beberapa macam, sesuai dengan sifat bahan pelajaran, sehingga tutor akan mengajar secara berlainan pada waktu membawakan bagian modul satu ke bagian modul yang lain. Namun pola umum yang dilakukan para tutor adalah meminta murid-murid membuka buku pelajaran, menanyakan suatu pelajaran, memuji jawaban yang benar, meluruskan jawaban yang salah, menggilir latihan, mengetes, dan memaraf pedoman itu manakala telah selesai diajarkan. Tutor mengadakan evaluasi pada tiap-tap bagian modul yang memang telah diajarkan guna mengetahui apakah tujuan pengajaran telah dicapai atau belum. Apabila belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka seorang tutor harus mengulang materi sehingga sang murid dapat menguasai materi secara keseluruhan atau tidak pindah dari modul satu ke modul yang lain karena tujuan belum tercapai.
Seorang guru di sini sebagai pengawas, mengawasi jalannya Pengajaran Terprogram, mereka membantu mengatur kelompok, menyesuaikan jadwal, membantu mengatasi kesulitan, menyempurnakan kompetensi yang belum dicapai secara sempurna dan mengelola keseluruhan administrasi pendidikan (Muntasir, Saleh, 1985: 64) Sekolah Menengah Pertama itu.
Tugas seorang guru juga melatih para tutor untuk mengajar berdasarkan pedoman program silabus, hubungan antara tutor dengan anak-anak adalah hubungan antar kakak-adik atau antar kawan, kekakuan seperti yang ada pada guru agar dihilangkan. Bersama-sama para tutor yang lain dan guru, mereka menjadi semacam staf ahli yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi murid, baik dengan cara satu lawan satu maupun kelompok kecil. Setiap tutor menghadapi empat sampai enam orang. Kelompok ini cukup kecil, sehingga metode mengajar yang ditetapkan berdasarkan teknik program itu memungkinkan setiap anak mendapatkan latihan dalam bentuk giliran lebih banyak. Mereka yang dengan cepat menguasai suatu item pengajaran tidak usah mendapat giliran lagi, sementara mereka yang tidak cepat menguasai akan mendapat giliran terus sampai dapat menguasai. Di sini waktu penguasaan disesuaikan dengan kondisi murid.
C. Pengertian metode tutor sebaya
Menurut Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.( Suherman, E.,
Turmudi, 2003: 276). Nasution (1992) berpendapat bahwa bantuan tutor,
adalah orang yang dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak dan Warji (1987) tutor sebaya artinya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar peserta didik dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. (Winataputra, Udin S, 1999: 380). Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan peserta didik yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga peserta didik yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang peserta didik kepada peserta didik lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan peserta didik yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena peserta didik tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.
1. Kriteria Tutor Sebaya.
Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria:
a. Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta didik satu kelas.
b. Mampu menjalin kerja sama dengan sesama peserta didik,
c. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik, d. Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan ramah dengan sesama.
e. Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik.
f. Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab. Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan ( Sawali, 2007)
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tutor Sebaya Tutor memiliki tugas dan tanggung jawab:
a. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi yang dipelajari, b. Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis,.
c. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.
Penelitian Tindakan Kelas
3. Cara Menyiapkan Tutor Sebaya menurut Suparno yaitu:
a. Guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi.
b. Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama.
c. Guru membantu agar semua peserta didik dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman belajar.
d. Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil, campuran peserta didik berbagai kemampuan (heterogen) akan lebih baik.
e. Guru memonitoring terus kapan tutor maupun peserta didik yang lain membutuhkan pertolongan.
f. Guru memonitoring tutor sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi di kelas maupun praktikum.
g. Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru. (Suparno, P, 2007: 140)
D. Kelebihan dan kekurangan tutor sebaya
Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dengan menggunakan tutor sebaya, seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini.
1. Keunggulan dari tutor sebaya:
a. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa peserta didik yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
b. Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas.
c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d. Mempererat hubungan antar peserta didik sehingga mempertebal perasaan sosial.
2. Kekurangan dari tutor sebaya:
a. Peserta didik yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b. Ada beberapa orang peserta didik yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya.
c. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan peserta didik yang diberi program perbaikan.
d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua peserta didik yang pandai dapat mengajarkannya kembali kepada teman-temannya. Menurut Suparno beberapa studi menemukan keuntungan dengan tutor sebaya antara lain: a. Tutor sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur, status, dan latar belakang antara peserta didik dengan guru. Antara peserta didik biasanya mudah kerja sama dan komunikasi.
b. Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman.
c. Tutor teman dapat sabar terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar.
d. Pelajaran dengan tutor sebaya cukup efektif daripada pelajaran biasa, karena peserta didik yang lemah akan dibantu tepat pada kekurangannya
e. Peserta didik yang lemah dapat terus terang memberi tahu tutornya mana yang belum jelas, tanpa malu-malu. Kekurangan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, tidak semua peserta didik bisa menjawab pertanyaan teman sebayanya sehingga peserta didikpun bingung, dan tidak semua peserta didik mau belajar bersama temannya. Jadi menurut para tokoh di atas Kelebihan dan kekurangan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, anak-anak diajak untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Adapun kekurangannya tidak semua tutor dapat mengajari atau menjawab semua pertanyaan temannya. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja.
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP 1 Wiradesa, yang beralamatkan di Jalan raya A. Yani No. 400 Kecamatan Wiradesa kabupaten Pekalongan, dengan subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VIII. 4, yang berjumplah 29.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap bulan Februari – Maret 2012.
B. Indikator keberhasilan
Berisi berupa indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan, berupa kategori pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang meliputi :
1. Melampaui KKM : Nilai 76 - 100
2. Mencapai KKM : Nilai 75
3. Belum Mencapai KKM : Nilai Kurang dari 75
C. Gambaran umum penelitian (siklus tindakan);
Berisi tindakan tindakan tiap siklusnya, yang dalam setiap siklus berupa : kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, kegiatan pengamatan serta kegiatan refleksi. Refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya.
Penelitian Tindakan Kelas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pra Siklus
Langkah awal sebelum melaksanakan proses peneletian, yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pre tes terhadap seluruh peserta didik kelas VIII.4. Pre tes ini dilakukan pada jam pelajaran Pengembangan Diri Bidang Agama Islam (PDBAI) yaitu pada hari sabtu tanggal 26 Februari dan 3 Maret 2012 dengan metode konvensional, yaitu peserta didik diuji untuk membaca alqur’an pada surat tertentu dan ternyata hasilnya di dapatinya beberapa peserta didik dalam membaca alqur’an belum lancar.
Pre tes yang dilakukan peneliti dianggap penelitian pra siklus, hasilnya masih banyak peserta didik mencapai nilai kurang dari KKM sebagaimana tergambar pada daftar nilai pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 DAFTAR NILAI BTQ PRA SIKLUS Kelas VIII. 4
No NIS Nama Peserta didik JK Nilai 1 8260 ADITYA FEBRI KURNIAWAN L
65 2 8350 ARDEA BIMAYU KURNIAWAN L 50 3 8264 DANANG NURDIANTORO L 69 4 8409 DEFA SARI ROSADI P 84 5 8326 DEVI MAHANANI P 71 6 8354 DITA TRI WULANDARI P 70 7 8268 FAULA ARINA P 83 8 8383 FILDZATUN NABILAH P 83 9 8615 GILANG ARIS DIANTO L 35 10 8616
IFATIMAH MUMTAHANAH SILFI R. P
70 11 8297
IFTAH MULIAWATI P
83 12 8300 JUNIAR CHASSY FERRARA P
70
13 8271 KAMILAH NUR FAUZIAH P
82 14 8302 LARAS PRASTITININGSIH P 82 15 8274 LENI IMROATUS SALAMAH P 72 16 8416 M.KAHFI FATKHURRIZQI L 71 17 8390 MOCH. FIKRI ARDIANSYAH L 71 18 8617 MUH. IQBAL NURPRIYANTO L 69 19 8395 NADIA FITRIYANI P 71 20 8421 NADYA RACHMI P 72 21 8278 OCTAVIANI RIZKY WIDYASARI P 72 22 8425 PRIESKA MARINA P 81 23 8281 RESTYARINI P 81 24 8400 RIFKI MAULIDA P 72 25 8372 RISFAN KHUROZAK L 60 26 8401 SUROYA MILADIA P 73 27 8430 SYARIMA SAFITRI P 80 28 8403 TIA RIWANDA MARYAM P 80 29 8431 TINI INDRIYANI P
80 Rata-rata 72,48
Dari tabel 1 bisa disimpulkan mayoritas peserta didik belum mencapai KKM BTQ, karena rata-rata nilai peserta didik sebesar 72,48 sementara KKM BTQ 75,00.
B. Hasil Penelitian Siklus 1
1. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan siklus 1, peneliti menerapkan metode tutor sebaya. Hal-hal yang harus di persiapkan menggunakan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran siklus I
Penelitian Tindakan Kelas
a. Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu Q.S. Ad Dhuha
b. Menentukan tutor , yaitu peserta didik yang nilainya tinggi
c. Membagi kelompok
d. Menentukan waktu kegiatan pembelajaran dengan tutorial sebaya, yaitu dalam satu minggu peserta didik belajar dengan tutorial sebayanya sebanyak tiga kali pertemuan.
e. Membuat daftar hadir f. Membuat daftar nilai pada setiap siklus.
2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dilakukan secara mandiri sebanyak tiga kali pada setiap minggunya dan peserta didik berhak menentukan tempat dan waktu (jam berapa) kegiatan tersebut dilaksanakan. Ada yang melaksanakan di ruang kelas setelah selesai KBM dan ada yang di luar kelas setelah selesai KBM. Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya di laksanakan : a. Hari pertama pada : senin, 5 maret 2012
b. Hari kedua pada : selasa, 6 maret 2012
c. Hari ketiga pada : rabu, 7 maret 2012 Setelah peserta didik belajar secara mandiri 3 kali selama satu minggu, selanjutnya adalah penilaian atau tes yang dilakukan oleh peneliti, yaitu pada hari sabtu 10 maret 2012 dan hasilnya didapat nilai sebagai berikut :
Tabel 2
DAFTAR NILAI BTQ SIKLUS 1
Kelas VIII. 4
No NIS Nama Peserta didik JK Nilai
1 8260 ADITYA FEBRI KURNIAWAN L
71 2 8350 ARDEA BIMAYU KURNIAWAN L 56 3 8264 DANANG NURDIANTORO L 72 4 8409 DEFA SARI ROSADI P 84 5 8326 DEVI MAHANANI P 77 6 8354 DITA TRI WULANDARI P 76 7 8268 FAULA ARINA P
83
8 8383 FILDZATUN NABILAH P
83 9 8615 GILANG ARIS DIANTO L 41 10 8616
IFATIMAH MUMTAHANAH SILFI R. P
76 11 8297
IFTAH MULIAWATI P
83 12 8300 JUNIAR CHASSY FERRARA P 73 13 8271 KAMILAH NUR FAUZIAH P 82 14 8302 LARAS PRASTITININGSIH P 82 15 8274 LENI IMROATUS SALAMAH P 78 16 8416 M.KAHFI FATKHURRIZQI L 77 17 8390 MOCH. FIKRI ARDIANSYAH L 77 18 8617 MUH. IQBAL NURPRIYANTO L 75 19 8395 NADIA FITRIYANI P 77 20 8421 NADYA RACHMI P 78 21 8278 OCTAVIANI RIZKY WIDYASARI P 78 22 8425 PRIESKA MARINA P 81 23 8281 RESTYARINI P 81 24 8400 RIFKI MAULIDA P 78 25 8372 RISFAN KHUROZAK L 66 26 8401 SUROYA MILADIA P 79 27 8430 SYARIMA SAFITRI P 80 28 8403 TIA RIWANDA MARYAM P 80 29 8431 TINI INDRIYANI P
80 Rata-rata 76,00 Penelitian Tindakan Kelas
3. Refleksi Dari hasil nilai tes yang diperoleh, kalau dibandingkan dengan nilai yang didapat dari nilai pra siklus atau pre tes, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya ada peningkatan prestasi untuk peserta didik, hal ini dibuktikan dengan rata- rata nilai siklus 1 sebesar 76,00 seperti tergambar pada tabel 2.
C. Hasil Penelitian Siklus 2
Pada siklus 2 peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan seperti halnya pada siklus 1 yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan Metode tutorial sebaya pada perencanaan siklus 2, hal-hal yang harus di persiapkan adalah : a. Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu Q.S. al Lail
b. Menentukan tutor , yaitu peserta didik yang nilainya tinggi
c. Membagi kelompok
d. Menentukan waktu kegiatan pembelajaran dengan tutorial sebaya, yaitu dalam satu minggu peserta didik belajar dengan tutorial sebayanya sebanyak tiga kali pertemuan.
e. Membuat daftar hadir f. Membuat daftar nilai pada setiap siklus.
2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dilakukan secara mandiri sebanyak tiga kali pada setiap minggunya dan peserta didik berhak menentukan tempat dan waktu (jam berapa) kegiatan tersebut dilaksanakan. Ada yang melaksanakan di ruang kelas setelah selesai KBM dan ada yang di luar kelas setelah selesai KBM. Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya di laksanakan : a. Hari pertama pada : senin, 12 maret 2012
b. Hari kedua pada : selasa, 13 maret 2012
c. Hari ketiga pada : rabu, 14 maret 2012 Setelah peserta didik belajar secara mandiri 3 kali selama satu minggu, selanjutnya adalah penilaian atau tes yang dilakukan oleh peneliti, yaitu pada hari sabtu 17 maret 2012 dan hasilnya didapat nilai sebagai berikut :
Tabel 3
DAFTAR NILAI BTQ SIKLUS 2
Kelas VIII. 4
No NIS Nama Peserta didik JK Nilai
1 8260 ADITYA FEBRI KURNIAWAN L
74 2 8350 ARDEA BIMAYU KURNIAWAN L 59 3 8264 DANANG NURDIANTORO L 75 4 8409 DEFA SARI ROSADI P 84 5 8326 DEVI MAHANANI P 80 6 8354 DITA TRI WULANDARI P 79 7 8268 FAULA ARINA P 83 8 8383 FILDZATUN NABILAH P 83 9 8615 GILANG ARIS DIANTO L 44 10 8616
IFATIMAH MUMTAHANAH SILFI R. P
76 11 8297
IFTAH MULIAWATI P
83 12 8300 JUNIAR CHASSY FERRARA P 76 13 8271 KAMILAH NUR FAUZIAH P 82 14 8302 LARAS PRASTITININGSIH P 82 15 8274 LENI IMROATUS SALAMAH P 81 16 8416 M.KAHFI FATKHURRIZQI L 80 17 8390 MOCH. FIKRI ARDIANSYAH L 80 18 8617 MUH. IQBAL NURPRIYANTO L 75 19 8395 NADIA FITRIYANI P 80 20 8421 NADYA RACHMI P 81 21 8278 OCTAVIANI RIZKY WIDYASARI P 81 22 8425 PRIESKA MARINA P 81 23 8281 RESTYARINI P
81 Penelitian Tindakan Kelas 24 8400 RIFKI MAULIDA P 81 25 8372 RISFAN KHUROZAK L 69 26 8401 SUROYA MILADIA P 82 27 8430 SYARIMA SAFITRI P 80 28 8403 TIA RIWANDA MARYAM P 80 29 8431 TINI INDRIYANI P
80 Rata-rata 77,66
3. Refleksi Dari hasil nilai tes yang diperoleh, kalau dibandingkan dengan nilai yang didapat dari nilai siklus 1, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya pada siklus kedua ini ada peningkatan prestasi untuk peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 77,66 seperti tergambar pada tabel 3.
D. Hasil Penelitian Siklus 3
Pada siklus ke 3 peneliti melakukan perrencanaan dan pelaksanaan tindakan seperti pada siklus sebelumnya, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan Metode tutorial sebaya pada perencanaan siklus 3, hal-hal yang harus di persiapkan adalah : a. Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu Q.S. asy Syams
b. Menentukan tutor , yaitu peserta didik yang nilainya tinggi
c. Membagi kelompok
d. Menentukan waktu kegiatan pembelajaran dengan tutorial sebaya, yaitu dalam satu minggu peserta didik belajar dengan tutorial sebayanya sebanyak tiga kali pertemuan.
e. Membuat daftar hadir f. Membuat daftar nilai pada setiap siklus.
2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dilakukan secara mandiri sebanyak tiga kali pada setiap minggunya dan peserta didik berhak menentukan tempat dan waktu (jam berapa) kegiatan tersebut dilaksanakan. Ada yang melaksanakan di ruang kelas setelah selesai KBM dan ada yang di luar kelas setelah selesai KBM. Kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya di laksanakan : a. Hari pertama pada : senin, 19 maret 2012 b. Hari kedua pada : selasa, 20 maret 2012
c. Hari ketiga pada : rabu, 21 maret 2012 Setelah peserta didik belajar secara mandiri 3 kali selama satu minggu, selanjutnya adalah penilaian atau tes yang dilakukan oleh peneliti, yaitu pada hari sabtu 24 maret 2012 dan hasilnya didapati nilai sebagai berikut :
Tabel 4
DAFTAR NILAI BTQ SIKLUS 3
Kelas VIII. 4
No NIS Nama Peserta didik JK Nilai
1 8260 ADITYA FEBRI KURNIAWAN L
77 2 8350 ARDEA BIMAYU KURNIAWAN L 62 3 8264 DANANG NURDIANTORO L 78 4 8409 DEFA SARI ROSADI P 84 5 8326 DEVI MAHANANI P 83 6 8354 DITA TRI WULANDARI P 82 7 8268 FAULA ARINA P 83 8 8383 FILDZATUN NABILAH P 83 9 8615 GILANG ARIS DIANTO L 47 10 8616
IFATIMAH MUMTAHANAH SILFI R. P
78 11 8297
IFTAH MULIAWATI P
83 12 8300 JUNIAR CHASSY FERRARA P 78 13 8271 KAMILAH NUR FAUZIAH P 82 14 8302 LARAS PRASTITININGSIH P 82 15 8274 LENI IMROATUS SALAMAH P
78 Penelitian Tindakan Kelas 16 8416 M.KAHFI FATKHURRIZQI L 83 17 8390 MOCH. FIKRI ARDIANSYAH L 83 18 8617 MUH. IQBAL NURPRIYANTO L 77 19 8395 NADIA FITRIYANI P 78 20 8421 NADYA RACHMI P 78 21 8278 OCTAVIANI RIZKY WIDYASARI P 78 22 8425 PRIESKA MARINA P 81 23 8281 RESTYARINI P 81 24 8400 RIFKI MAULIDA P 79 25 8372 RISFAN KHUROZAK L 72 26 8401 SUROYA MILADIA P 79 27 8430 SYARIMA SAFITRI P 80 28 8403 TIA RIWANDA MARYAM P 80 29 8431 TINI INDRIYANI P
80 Rata-rata 78,24
3. Refleksi Dari hasil nilai tes yang diperoleh, kalau dibandingkan dengan nilai yang didapat dari nilai siklus 2, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya pada siklus ketiga ini ada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 78,24 seperti tergambar pada tabel 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penerapan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran BTQ di kelas VIII. 4 SMP 1 Wiradesa kabupaten Pekalongan dilakukan dengan tahapan perencanaan meliputi :
1. Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu Q.S. ad Dhuha
2. Menentukan tutor , yaitu peserta didik yang nilainya tinggi
3. Membagi kelompok
4. Menentukan waktu kegiatan pembelajaran dengan tutorial sebaya, yaitu dalam satu minggu peserta didik belajar dengan tutorial sebayanya sebanyak tiga kali pertemuan.
5. Membuat daftar hadir 6. Membuat daftar nilai pada setiap siklus. Dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan berupa tutorial sebaya sebanyak 3 siklus dan refleksi tiap siklusnya. Dengan penerapan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran BTQ, prestasi BTQ peserta didik kelas VIII. 4 SMP 1 Wiradesa kabupaten Pekalongan bisa meningkat, hal ini dibuktikan dengan nilai pra siklus sebesar 72,48, meningkat setelah tindakan dengan metode tutorial sebaya pada siklus 1 menjadi 76,00, meningkat lagi setelah tindakan pada siklus ke 2 menjadi 77,66 dan meningkat lebih baik lagi setelah tindakan pada siklus ke 3 menjadi 78,24.
B. Saran
Bahwa metode pembelajaran salah satu aspek yang perlu diperhatikan supaya pembelajaran PAI efektif. Sebagai guru PAI kita harus mencoba beberapa metode pembelajaran yang bervariasi, supaya pembelajaran tidak monoton dan peserta didik tetap memiliki minat dan motivasi untuk mengikuti pembelajaran PAI.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004)
Ahmad tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung; P.T Remaja Rosda Karya, 1996)
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi, Muntasir, Saleh. Pengajaran Terprogram. Jakarta: CV. Rajawali, 1985. Nurjanah, Ade Rohayati.. Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer. Bandung: JICA,2003. Sawali. 2007. ttp://sawali.info/ 2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor- sebaya/ [diakses 21/3/10]. Suherman, E., Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendar, Sufyani
Prabawanto, Suparno, P. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 2007. Hal 140 Team dosen FIP-IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Penelitian Tindakan Kelas Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wacana Intelektual, 2006. Winataputra, Udin S.. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada
Press, Cet. II, 2004