PENERAPAN METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMPN 1 KEMRANJEN BANYUMAS.

(1)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Giar Indriawati Tri Andini NIM 10416244022

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014


(2)

Kemru4f en Bunvurnu,s ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yog-vakarta, 21 Juli 2014 Pembimbing

I

Yogyakarta, 21 Juli 2t)14 Pembimbing

II

Anik lVidiastuti, FI.Pd NrP 19841118 2008 122004

G

\W

.ftil

ilrs. Sugiharyanto, frI.Si


(3)

Nama NIM

Jurusan

Fakultas

Judul

Giar Indriawati Tri Andini

t04t6244022

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Sosial

Penerapan Metode Tutorial Sebaya dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Beiajar Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen Banyumas. Dengan

ini

penulis menyatakan bahwa skripsi

ini

benar-benar karya sendiri. Sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah. Tanda tangan dosen yang tertera dalam skripsi ini adalah asli. Jika tidak asli, penulis siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 18 Juli 2014 Yang menyatakan

Giar Indriawati T. A NIM 10416244022


(4)

Indriawati Tri Andini, MM 10416244022 ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 26 Agustus 2014 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI Nama

Sudraja! M.Pd

Anik Widiastuti, M.Pd Saliman, M.Pd

Sugiharyanto, M.Si

Jabatan Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji Utama Penguji Pendamping

Tanggal .\1....!3.:.*'1 1.6.-.0.9.-.r.0 tq

rl

Q9 aoq

L6 -09- aafi

Yogyakarta, t7 Ae?+emben aLotl Fakultas Ilmu Sosial

: '- . ' ....4..-. '

hof. Dr. A,iat Sudraja! M.Ag NIP.1962032l 198903 I 001

tv


(5)

v

keinginan itu tidak hadir juga jangan salahkan siapa-siapa selain diri kita, mungkin kita kurang

bersungguh-sungguh.

Kebahagiaan ada dalam hati manusia yang bersyukur.

Terus doakan mereka, ayah, ibu, saudara, dan rekan. Agar suatu saat kita sedang kesusahan, mereka tidak

berat untuk mendoakan kita.

(Penulis)


(6)

vi

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, karya sederhana ini

penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan hormati, Bapak Mukdiyono dan Ibu Mutirah. Terimakasih atas doa dan perjuangan yang telah diberikan untuk anakmu,

atas motivasi dan kasih sayang yang tiada henti. Hanya ini yang bisa anakmu berikan, semoga Bapak & Ibu

senang.


(7)

vii Oleh

Giar Indriawati Tri Andini NIM 10416244022

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Maka dilakukan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran tutorial sebaya dalam pembelajaran IPS, yang bertujuan untuk mengetahui peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen setelah dilakukan tindakan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, dimana satu siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini untuk motivasi menggunakan observasi, angket, dan wawancara. Kemudian untuk hasil belajar menggunakan tes hasil belajar. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan data digunakan triangulasi teknik. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila rata-rata persentase indikator motivasi siswa mencapai 60% dan apabila jumlah siswa yang memenuhi KKM sudah mencapai 60%.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutorial sebaya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen Banyumas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase indikator motivasi dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM pada tiap siklusnya hingga mencapai bahkan melampaui kriteria keberhasilan tindakan. Pada siklus I rata-rata persentase indikator motivasi siswa berdasarkan observasi yaitu 56% dan berdasarkan angket yaitu 59%. Pada siklus II persentase motivasi meningkat, berdasarkan observasi menjadi 67%, dan berdasarkan angket menjadi 64%. Untuk hasil belajar, pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 32%, kemudian meningkat menjadi 63% pada siklus II.

Kata Kunci: Tutorial sebaya, Motivasi siswa, Hasil belajar siswa, Pembelajaran IPS.


(8)

viii

semesta alam. Atas Ridho-Nya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Bpk Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Bpk Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui dan mengizinkan pelaksanaan penelitian.

4. Dosen pembimbing skripsi, Bpk Sugiharyanto, M.Si., dan Ibu Anik Widiastuti, M.Pd., yang selalu sabar dalam membimbing dan memberikan dorongan serta arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Narasumber, Bpk Saliman, M.Pd., yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bpk Rudi Kristanto, S.Pd., kepala SMPN 1 Kemranjen yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Ibu Dewi Angkati, S.Pd., guru IPS SMPN 1 Kemranjen yang berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis selama penelitian.


(9)

membantu proses administrasi dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat Prodi Pendidikan IPS angkatan 2010, terimakasih atas

semangatnya semoga menjadi orang-orang yang sukses.

Demikian ucapan terimakasih yang penulis berikan, semoga segala amal ibadahnya mendapatkan balasan dari

Allah swr.

Amin. penulis menyadari bahwa penelitian

ini

belum sempurna, penulis mengharapkan saran unfuk kesempumaan skripsi ini. Terimakasih.

Yogyakarta, 18 Juli 2014 Penulis

(7*

/

Giar tndriawati T. A NrM. 10416244022


(10)

x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Tutorial Sebaya ... 11

a. Pengertian Tutorial Sebaya ... 11

b. Langkah-langkah Metode Tutorial Sebaya ... 13

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tutorial Sebaya ... 16

2. Motivasi ... 20

a. Pengertian Motivasi ... 20

b. Sumber Motivasi ... 23

c. Motivasi Belajar ... 24

3. Hasil Belajar ... 31

a. Pengertian Belajar ... 31

b. Pengertian Hasil Belajar ... 32

c. Klasifikasi Hasil Belajar ... 35

d. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar ... 37

4. Mata Pelajaran IPS ... 41

a. Pengertian Mata Pelajaran IPS ... 41

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS... 42

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 45

B. Penelitian yang Relevan ... 45

C. Kerangka Berfikir... 47

D. Hipotesis Tindakan... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A. Desain Penelitian ... 51

B. Rancangan Tindakan ... 54

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59


(11)

xi

J. Keabsahan Data ... 70

K. Teknik Analisis Data ... 71

L. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Hasil Penelitian ... 75

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 75

a. Sejarah Singkat SMPN 1 Kemranjen ... 75

b. Kondisi Fisik SMPN 1 Kemranjen ... 75

c. Kondisi Non Fisik SMPN 1 Kemranjen ... 77

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

a. Siklus I ... 79

1) Perencanaan Tindakan Siklus I ... 79

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 81

3) Observasi ... 86

4) Refleksi ... 91

b. Siklus II ... 92

1) Perencanaan Tindakan Siklus II ... 92

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 94

3) Observasi ... 99

4) Refleksi ... 103

B. Pembahasan ... 104

C. Temuan Penelitian ... 113

D. Keterbatasan Penelitian ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(12)

xii

2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa ... 65

3. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 66

4. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

5. Kisi-kisi Lembar Obsrevasi Motivasi ... 68

6. Kisi-kisi Soal Tes Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 69

7. Hasil Uji Validitas Instrumen... 70

8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 70

9. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 74

10. Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kemranjen ... 77

11. Hasil Tes Sesudah Tindakan Siklus I ... 85

12. Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus I ... 87

13. Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus I ... 89

14. Hasil Tes Sesudah Tindakan Siklus II ... 98

15. Hasil Observasi Motivasi Siklus II ... 100


(13)

xiii

2. Hubungan Unsur-unsur dalam Belajar ... 33

3. Kerangka Pikir ... 49

4. Model PTK dari Kemmis & Taggart ... 52

5. Diagram Persentase Motivasi Beradasar Observasi Siklus I ... 88

6. Diagram Hasil Angket Motivasi Siklus I ... 90

7. Diagram Hasil Motivasi Berdasar Observasi Siklus II ... 101


(14)

xiv

3. Soal Sebelum Tindakan Siklus I ... 131

4. Soal Setelah Tindakan Siklus II ... 135

5. Kunci Jawaban Siklus I ... 139

6. Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ... 140

7. RPP Siklus II ... 142

8. Soal Sebelum Tindakan Siklus II ... 155

9. Soal Setelah Tindakan Siklus II ... 159

10. Kunci Jawaban Siklus II... 162

11. Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 163

12. Daftar Nilai Siswa ... 165

13. Daftar Hadir Siswa ... 166

14. Pedoman Wawancara Siswa ... 167

15. Hasil Wawancara Guru ... 169

16. Hasil Wawancara Siswa ... 173

17. Pedoman Observasi Kegiatan Guru ... 178

18. Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 180

19. Pedoman Lembar Observasi Motivasi Siswa ... 188

20. Hasil Observasi Motivasi Siswa ... 191

21. Tabulasi Siklus I & Siklus II ... 223

22. Pedoman Angket Motivasi Siswa Sebelum Tindakan ... 225

23. Pedoman Angket Motivasi Siswa Setelah Tindakan ... 227

24. Hasil Reliabilitas Angket Motivasi ... 229

25. Hasil Angket Motivasi Siswa Sebelum Tindakan ... 231

26. Hasil Angket Motivasi Siswa Setelah Tindakan ... 233

27. Triangulasi... 237

28. Foto Dokumentasi Hasil Penelitian ... 257


(15)

Oleh

Giar Indriawati Tri Andini NIM 10416244022

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Maka dilakukan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran tutorial sebaya dalam pembelajaran IPS, yang bertujuan untuk mengetahui peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen setelah dilakukan tindakan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, dimana satu siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini untuk motivasi menggunakan observasi, angket, dan wawancara. Kemudian untuk hasil belajar menggunakan tes hasil belajar. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan data digunakan triangulasi teknik. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila rata-rata persentase indikator motivasi siswa mencapai 60% dan apabila jumlah siswa yang memenuhi KKM sudah mencapai 60%.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutorial sebaya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII A SMPN 1 Kemranjen Banyumas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase indikator motivasi dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM pada tiap siklusnya hingga mencapai bahkan melampaui kriteria keberhasilan tindakan. Pada siklus I rata-rata persentase indikator motivasi siswa berdasarkan observasi yaitu 56% dan berdasarkan angket yaitu 59%. Pada siklus II persentase motivasi meningkat, berdasarkan observasi menjadi 67%, dan berdasarkan angket menjadi 64%. Untuk hasil belajar, pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 32%, kemudian meningkat menjadi 63% pada siklus II.


(16)

1

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, karena pendidikan sangat berperan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan membantu manusia dalam mengembangkan keterampilan, seperti keterampilan baca tulis, menjahit, otomotif, dan lain sebagainya. Pendidikan juga mengajarkan manusia tentang norma dan nilai sosial dan cara memecahkan masalah dalam masyarakat. Pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia menyebabkan pendidikan harus selalu diperbaiki kualitasnya dari waktu ke waktu.

Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mencoba memperbaiki kualitas pendidikannya. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan memperbaiki aspek pembelajaran. Agar pembelajaran dapat mencetak SDM yang berkualitas, pemerintah mencanangkan program PAKEM, PAIKEM, dan lain sebagainya. Namun, masih banyak permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia. Permasalahan pembelajaran yang terjadi di Indonesia misalnya yaitu rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa.

Sebuah berita dalam Solopos di daerah Sukoharjo menyebutkan, delapan orang siswa SMP dan SMA terjaring Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena bermain di warnet saat jam pelajaran berlangsung, pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2014. Diakses dari (


(17)

http://www.soloposfm.com/2014/05/bolos-di-warnet-8-pelajar-sukoharjo-ditangkap-satpol/). Kasus siswa bolos sekolah juga terjadi di kabupaten Agam provinsi Sumatra Barat. Sebuah berita dalam Komapost daerah Agam mengatakan bahwa Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Agam, mengingatkan semua kepala sekolah dan jajarannya supaya meningkatkan pembinaan terhadap siswa karena ditemukan banyaknya siswa yang bolos sekolah dan diamankan Satpol PP sampai menimbulkan keprihatinan. Diakses dari (http://komapos.com/sumbar/agam/

1255-kasus-siswa-bolos-kadisdikpora-ingatkan-kepala-sekolah).

Siswa yang lebih memilih bolos saat pembelajaran berlangsung menandakan bahwa motivasi belajar siswa tersebut rendah. Siswa tidak mempunyai keinginan untuk belajar dengan teman-temannya di kelas, dan lebih memilih bermain. Siswa tidak mempunyai semangat untuk mencari ilmu, dan menganggap sekolah sebagai hal yang tidak penting.

Rendahnya motivasi belajar siswa juga dapat dilihat dari budaya mencontek siswa yang tinggi. Istilah mencontek sangat populer dalam pendidikan Indonesia, hingga Mendikbud harus membuat 20 macam soal UN untuk mengatasi permasalahan mencontek saat UN berlangsung. Banyak cara yang digunakan oleh siswa agar berhasil mencontek, misalnya yaitu menulis materi di kertas kecil, menulis materi di telapak tangan, dan yang paling berani yaitu langsung membuka buku pelajaran saat ujian berlangsung.

Siswa yang senang mencontek menandakan bahwa motivasi belajar siswa tersebut rendah. Siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal dan mengandalkanjawaban pada temannya. Siswa tidak memiliki motivasi


(18)

untuk mengerjakan soal sebaik mungkin dan mendapatkan nilai yang optimal sesuai kemampuannya sendiri.

Tidak hanya motivasi yang rendah, rendahnya hasil belajar juga menjadi permasalahan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat saat UN 2011 berlangsung, terdapat provinsi yang mempunyai persentase tinggi dalam hal ketidaklulusan siswa. Provinsi tersebut yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jawa tengah merupakan provinsi dengan jumlah siswa tidak lulus UN terbanyak. Sementara itu, Provinsi Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan persentase tidak lulus tertinggi dengan angka 6, 15%. Selanjutnya Nusa Tenggara Timur menyusul dengan jumlah ketidaklulusan mencapai 2, 61%. Diakses dari (http://edukasi.kompas.co/read/2011/06/01/

19280529/Nilai.UN.Jateng.dan.Kalbar.Terburuk).

Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa rendah. Kelulusan UN 2011 ditentukan murni dari nilai ujian nasional. Masih banyak siswa yang tidak lulus dikarenakan nilai UN siswa tidak mencapai kriteria yang ditentukan. Siswa tidak dapat mencapai tujuan instruksional pembelajaran sehingga nilai ujiannya rendah.

Ternyata, permasalahan dalam kegiatan pembelajaran juga terjadi di SMPN 1 Kemranjen, khususnya mata pelajaran IPS. Berdasarkan pengamatan dan wawancara pada guru IPS dan siswa kelas VIII A di SMPN 1 Kemranjen, ditemukan permasalahan seperti rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.


(19)

Siswa kelas VIII A sangat ribut saat pembelajaran IPS berlangsung. Ketika pembelajaran akan dimulai, seluruh siswa yang berjumlah 32 anak ribut di kelas. Siswa tidak memperhatikan kedatangan guru, bercerita dengan teman sebangku, berkejar-kejaran di dalam kelas, saling melempar kertas, dan mencorat coret buku pelajaran. Siswa tenang setelah guru mengkondisikan. Saat pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, bahkan ada satu siswa yang duduk bercerita dengan satu kaki di atas kursi dan ada dua siswa yang terus bercerita sampai berkelahi.

Motivasi belajar siswa kelas VIII A juga rendah, permasalahan ini terlihat ketika guru menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas siswa mengeluh malas pada guru, tiduran di meja, dan enggan membaca soal. Saat waktu mengerjakan tugas habis, hanya 5 siswa yang tepat waktu mengumpulkan pada guru. 27 siswa yang lain mengeluh belum selesai, kemudian mencontek pekerjaan teman, dan cepat-cepat mengumpulkan pada guru.

Selain malas mengerjakan soal, motivasi siswa yang rendah juga terlihat ketika guru mempersilahkan siswa untuk bertanya, tidak ada satupun siswa yang mengajukan pertanyaan pada guru. Saat diwawancarai, siswa mengaku bahwa enggan jika disuruh bertanya pada guru karena malu di dengarkan oleh teman yang lain. Siswa lebih memilih bertanya pada teman sebangku, karena merasa nyaman dan menurut siswa jawaban yang diberikan oleh temannya lebih bisa diterima.

Permasalahan dalam pembelajaran yang lainnya yaitu nilai ulangan mata pelajaran IPS kelas VIII A kurang memuaskan. Kelas VIII A merupakan kelas


(20)

(21)

merupakan suatu hal yang harus segera diatasi dan ketiga permasalahan ini merupakan permasalahan yang saling berkaitan. Guru yang kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran dapat menyebabkan motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Siswa cepat bosan dengan kegiatan yang tidak berubah di kelas, hanya diskusi dan ceramah. Siswa yang bosan tidak dapat mencerna materi dengan baik sehingga tidak dapat mencapai tujuan instruksional dengan maksimal. Pembelajaran menjadi sia-sia karena tidak bisa memberikan hasil yang optimal pada siswa. Hasil belajar siswa yang rendah akan menyebabkan kualitas lulusan rendah. Sehingga tidak dapat bersaing dengan siswa-siswa sekolah lain saat ingin masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi dan tidak dapat bersaing dalam dunia kerja.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, perlu adanya upaya untuk meningkakan kualitas kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran variatif yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Banyak metode yang bisa digunakan oleh guru pada saat mengajar IPS yang bertujuan untuk membuat siswa lebih termotivasi saat belajar dan lebih memahami pembelajaran sehingga hasil belajarnya meningkat. Metode-metode ini kebanyakan mengarah pada siswa yang menjadi subjek dalam pembelajaran, peran guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah metode tutorial sebaya.


(22)

Saat belajar dengan metode tutorial sebaya, siswa diberi penjelasan materi oleh teman sebayanya, bukan oleh guru. Terdapat siswa yang merasa lebih nyaman saat diberi penjelasan oleh temannya sendiri. Rasa nyaman ini akan membuat siswa lebih memahami materi dan tidak merasa tegang saat belajar karena siswa cenderung tidak malu untuk bertanya kepada temannya tentang materi yang masih dibingungkan. Metode tutorial sebaya dapat menimbulkan persaingan dalam diri siswa. Saat guru meminta beberapa siswa untuk mengajar temannya sendiri di kelas maka akan muncul keinginan dari hati siswa yang tidak menjadi tutor untuk lebih baik daripada tutornya. Keinginan untuk lebih baik ini akan menumbuhkan motivasi siswa tersebut dalam belajar yang bertujuan agar bisa lebih unggul hasil belajarnya atau setidaknya sejajar dengan temannya yang menjadi tutor.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Metode Tutorial Sebaya dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kemranjen Banyumas”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurang variatifnya guru dalam menggunakan metode mengajar.

2. Siswa sangat ribut saat pembelajaran berlangsung.

3. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. 4. Belum maksimalnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.


(23)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan adanya berbagai keterbatasan, maka penelitian hanya dibatasi pada:

1. Kurang variatifnya guru dalam menggunakan metode mengajar.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII A dalam mengikuti pelajaran IPS.

3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII A dalam pelajaran IPS.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode tutorial sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 1 Kemranjen?

2. Bagaimana penerapan metode tutorial sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 1 Kemranjen?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran IPS melalui penerapan metode pembelajaran tutorial sebaya. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata


(24)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai metode pembelajaran tutorial sebaya dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti lain yang terkait dengan metode pembelajaran tutorial sebaya guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Memberikan suasana belajar yang lebih variatif sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar dan tidak berkesan monoton. 2) Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

3) Memberikan suasana belajar yang nyaman pada siswa.

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensinya.


(25)

b. Bagi guru

1) Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru dalam pengembangan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran tutorial sebaya.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu mengetahui permasalahan dalam pembelajaran IPS yang dihadapi dan mendapat tambahan wawasan serta ketrampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. c. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tutorial sebaya.

d. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui variasi metode pembelajaran sehingga tercipta alumni-alumni yang unggul dan berkualitas.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Tutorial Sebaya

a. Pengertian Tutorial Sebaya

Seorang guru dituntut untuk bisa menggunakan berbagai metode guna menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak sekali metode yang bisa digunakan, baik metode yang menuntut siswa untuk bekerja secara individu maupun kelompok. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode tutorial sebaya. Tutorial sebaya yang dalam istilah bahasa Inggris sering disebut dengan peer teaching

merupakan metode yang mengajak siswa untuk belajar dengan teman sebayanya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 25) disebut tutorial sebaya karena yang menjadi pengajar mempunyai usia yang hampir sebaya dengan siswa yang diajar. Jadi, tutorial sebaya merupakan metode yang memfasilitasi siswa untuk belajar dengan teman sebayanya, saat pembelajaran siswa diajar oleh teman yang usianya hampir sebaya dengan siswa tersebut.

Nurul Ramadhani Makarao (2009: 127) menjelaskan bahwa tutorial sebaya adalah metode pengajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu pengetahuan atau ketrampilan pada siswa yang lain. Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 184) menjelaskan bahwa tutorial sebaya adalah metode pembelajaran


(27)

dimana beberapa siswa ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar agar temannya tersebut bisa memahami materi dengan baik. Metode ini dianggap efektif karena pada umumnya hubungan antara teman lebih dekat dibandingkan hubungan antara guru dengan siswa. Metode tutorial sebaya merupakan metode yang mengajak siswa untuk saling membantu, siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi. Siswa yang membantu temannya dalam belajar disebut sebagai tutor. Seorang tutor bertugas untuk mengajarkan materi kepada teman-temannya dimana materi yang disampaikan adalah materi yang diberi oleh guru.

Suatu hubungan dekat dengan orang lain sangat besar pengaruhnya terhadap seseorang, hubungan yang dekat akan memberikan rasa nyaman dan senang saat bersama. Umumnya, hubungan siswa dengan guru tidak sedekat hubungan antara siswa dengan siswa. Pembelajaran dengan metode tutorial memberikan rasa nyaman pada siswa, karena yang membantu siswa dalam belajar adalah temannya sendiri. Rasa nyaman yang dirasakan membuat siswa lebih senang saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. Untuk siswa yang takut bertanya pada guru, metode ini juga dapat membantu siswa tersebut untuk tetap bertanya di kelas tanpa takut lagi, karena yang ditanya adalah temannya sendiri. Siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengutarakan pertanyaan atau pendapat yang dimiliki.


(28)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan metode tutorial sebaya merupakan metode pengajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu pengetahuan atau ketrampilan pada siswa yang lain. Metode tutorial sebaya dapat memberi rasa nyaman pada siswa karena pada umumnya hubungan antara teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa.

b. Langkah-Langkah Metode Tutorial Sebaya

Sebelum pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dilakukan, guru sebaiknya melakukan persiapan agar pembelajaran dengan metode ini berjalan dengan baik. Salah satu persiapan yang harus dilakukan oleh guru adalah memilih siswa yang akan dijadikan tutor. Terdapat peraturan dalam menentukan siswa yang akan dijadikan tutor, agar metode tutorial sebaya ini dapat berjalan dengan lancar dan semua tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 25) untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai, yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor tersebut, yaitu:

a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya.

b. Dapat menerangkan bahan yang diperlukan oleh siswa yang akan dibimbing.

c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan


(29)

Pekerjaan memilih tutor merupakan tugas dari guru, namun tidak baik bila guru memutuskannya sendiri tanpa campur tangan siswa yang akan dibimbing. Guru sebaiknya meminta persetujuan dari siswa yang akan dibimbing tentang tutor yang akan mengajar siswa tersebut, dengan begitu siswa menjadi lebih nyaman saat belajar dan merasa senang sehingga tidak malas untuk mendengarkan atau bertanya pada tutornya. Siswa yang dijadikan tutor sebaiknya adalah anak yang mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami materi yang akan diajarkan, agar dia mampu menerangkan materi dengan lancar pada teman-temannya. Tutor yang baik adalah tutor yang memiliki kebaikan hati, sabar mengajari teman-temannya, membantu teman-temannya saat menemukan kesulitan, dan mampu memberi semangat pada teman-temannya agar mau belajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2006: 26) persiapan yang seharusnya dilakukan sebelum pembelajaran dengan metode tutorial sebaya dimulai yaitu memberikan petunjuk sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan kepada para tutor. Petunjuk ini mutlak diketahui oleh para tutor karena tutor tidak mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, yang tahu kelemahan siswa hanya guru, tutor hanya membantu dalam pembelajaran, bukan mendiagnosis. Petunjuk yang diberikan oleh guru adalah petunjuk cara menerangkan materi dengan baik, tutor juga sebaiknya diberi tahu tentang SK, KD dan tujuan pembelajaran. Setelah para tutor dianggap siap, maka guru bisa langsung menyuruh mereka untuk membantu siswa-siswa lain dalam belajar.


(30)

Prosedur atau langkah-langkah untuk menggunakan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran menurut Conny Semiawan (1985: 70) yaitu:

a. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik.

b. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya. c. Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar kepada

setiapkelompok untuk memberikan bantuannya.

d. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. e. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta

bantuan kepada guru. f. Guru mengadakan evaluasi.

Menurut Udin S. Winatapura (1999: 38) langkah-langkah metode tutorial sebaya yaitu:

a. Tahap 1: pilihlah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk menjadi tutor.

b. Tahap 2: berikan tugas khusus pada tutor untuk membantu temannya dalam bidang tertentu.

c. Tahap 3: guru selalu memantau proses saling membantu tersebut. d. Tahap 4: berikan penguatan kepada kedua belah pihak (tutor dan

siswa) agar merasa senang.

Dari tahap-tahap metode tutorial sebaya yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan tahap-tahap metode tutorial sebaya yaitu:

a. Memilih siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk dijadikan tutor.

b. Siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tersebut diminta untuk mempelajari suatu topik.


(31)

d. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok, siswa yang pandai disebar pada setiapkelompok untuk memberikan bantuannya.

e. Guru memantau proses saling membantu tersebut.

f. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. g. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta

bantuan kepada guru.

h. Guru memberi penguatan kepada kedua belah pihak agar anak yang membantu maupun yang dibantu merasa senang.

i. Guru mengadakan evaluasi.

Langkah-langkah metode tutorial sebaya ini tidak semuanya dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran yaitu pemilihan tutor dan ketika tutor diminta untuk mempelajari suatu topik atau materi yang akan diajarkan. Guru dapat melakukan kegiatan ini diluar jam pembelajaran agar waktu untuk pembelajaran IPS tidak banyak terkurangi karena dua kegiatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tutorial Sebaya

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Begitu juga dengan metode tutorial sebaya yang mengajak siswa untuk belajar mengajar dan berbagi ilmu dengan teman sebayanya. Menurut Conny Semiawan (1985: 69), tutorial sebaya merupakan salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dengan kondisi pendidikan yang


(32)

ada di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia, alasan tersebut antara lain:

a. Pada umunya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar. Ada yang mencapai 55 orang;

b. Kebanyakan sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil, menghadapi kekurangan guru;

c. Kekurangan alat pelajaran;

d. Siswa perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas.

Banyak sekali daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih kekurangan guru dan alat pelajaran. Apabila hal ini tidak diatasi maka akan menambah jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah karena tidak mempunyai guru. Maka dari itu, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan metode tutorial sebaya dalam pembelajaran. Guru dapat meminta pada siswa yang pandai untuk mengajari temannya dalam belajar. Jumlah siswa di Indonesia dalam satu kelas juga sangat banyak, yang menyebabkan guru kewalahan saat mengajar. Di saat seperti ini guru membutuhkan orang lain untuk membantunya, dalam metode tutorial sebaya siswa yang menjadi tutor dapat membantu guru untuk mengajari siswa-siswa yang lain saat belajar lewat kelompok-kelompok kecil.

Kelebihan dari metode tutorial sebaya tidak hanya untuk membantu guru yang kesulitan dalam menerangkan materi karena terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas, atau membantu sekolah menyediakan siswa yang bisa ditugaskan untuk mengajari temannya apabila sekolah tersebut


(33)

kekurangan guru. Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2006: 27) kelebihan dari metode tutorial sebaya antara lain:

a.Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru.

b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat

konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghapalkannya kembali. c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang

tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.

d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.

Neila Ramdhani (2012: 43) menjelaskan pembelajaran dengan metode tutorial sebaya memungkinkan seorang tutor memperoleh pemahaman materi yang lebih kuat, karena pada saat tutor menjelaskan materi yang belum dipahami oleh temannya, tutor juga menjelaskan pada dirinya sendiri (self explanatory). Selain itu harga diri (self esteem) dan efikasi diri (self

eficacy) tutor juga akan meningkat karena merasa dirinya mampu membantu

temannya yang kurang memahami materi pelajaran. Sedangkan menurut Abu Ahmadi & Widodo Supriyono (2004: 184) kebaikan dari metode tutorial sebaya yaitu memberi hubungan yang lebih dekat dan lebih akrab antar siswa, menambah motivasi belajar siswa, serta meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kelebihan dari metode tutorial sebaya antara lain memberikan hasil belajar yang lebih baik bagi anak yang takut pada guru, tutor menjadi lebih paham dengan materi yang sedang dibahas, bagi tutor metode ini dapat melatih dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas, melatih kesabaran dan


(34)

meningkatkan harga diri serta efikasi diri karena merasa bahwa dirinya mampu membantu temannya dalam memahami materi. Tutorial sebaya juga dapat mendekatkan hubungan antar siswa, dan menambah motivasi belajar siswa. Metode ini dapat menimbulkan persaingan belajar antara tutor dengan siswa, siswa yang diajar tidak ingin kalah dengan temannya yang menjadi tutor, dia ingin lebih baik daripada tutor. Motivasi belajar siswa yang meningkat akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Tutorial sebaya dapat membantu guru dalam menerangkan materi karena terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas dan membantu sekolah menyediakan siswa yang bisa ditugaskan untuk mengajari temannya apabila sekolah tersebut kekurangan guru.

Tutorial sebaya sebagai metode pembelajaran juga mempunyai kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2006: 26-27) kelemahan dari metode pembelajaran tutorial sebaya antara lain:

a. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.

b. Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasinya diketahui kawannya.

c. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan, karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.

d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.

e. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada kawan-kawannya.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari metode tutorial sebaya antara lain kurangnya keseriusan siswa yang diajar karena tahu yang mengajar adalah temannya sendiri, siswa yang diajar


(35)

menganggap enteng tutornya karena menganggap tutor tersebut hanya teman bukan orang tua yang harus dihormati. Ada beberapa siswa yang malu bertanya karena takut rahasianya terbongkar, perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa menjadikan metode ini sukar dilaksanakan pada kelas-kelas tertentu, guru sukar dalam menentukan tutor dan tidak semua siswa yang pandai dapat menerangkan materi kembali pada teman-temannya.

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Banyak orang menyebut dengan kata “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang berbuat sesuatu. Misalnya adalah, apa motif seseorang melakukan kecurangan saat ujian, apa motif pejabat tinggi menerima uang suap, dan lain sebagainya. Sardiman A.M (2010: 73) menjelaskan motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menggerakan orang tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuannya. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sugihartono, dkk (2007: 20) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang melakukan tingkah laku tertentu, dan memberi arah juga ketahanan pada tingkah laku tersebut.

Motivasi menyebabkan seseorang melakukan perilaku tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Motivasi memberikan arah pada seseorang dalam berbuat, apabila seorang siswa mempunyai tujuan untuk


(36)

lulus sekolah dan dia termotivasi untuk mencapai keinginannya itu, maka motivasinya akan memberikan arah pada tingkah laku siswa tersebut. Motivasinya akan mengarahkan tingkah lakunya untuk rajin belajar bukan untuk rajin bermain, dan dengan adanya motivasi tingkah laku tersebut akan terus bertahan dalam dirinya sebelum keinginannya terwujud.

Menurut Mc. Donald (Sardiman A.M., 2010: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Berdasarkan pengertian motivasi menurut Mc. Donald ini, terdapat tiga elemen penting motivasi, yaitu:

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/“feeling”, afeksi seseorang.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. (Sardiman A.M., 2010: 74)

Ketika seseorang mempunyai tujuan, maka dari dalam dirinya akan muncul keinginan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai. Energi yang dimiliki seseorang tersebut akan berubah menjadi lebih besar, lebih bersemangat karena keinginannya untuk mencapai tujuannya. Jadi, tujuan merupakan rangsangan agar motivasi timbul dari dalam diri manusia yang akan merubah energi dan merangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu.

Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 80) motivasi merupakan suatu dorongan yang menggerakan dan mengarahkan manusia dalam berperilaku, termasuk perilaku belajar. Motivasi mengandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan


(37)

perilaku individu dalam belajar. Motivasi belajar tidak selalu hadir dalam diri siswa, adakalanya motivasi itu hilang yang disebabkan oleh berbagai hal baik dari dalam maupun dari luar siswa. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena akan menurunkan hasil belajar siswa dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Sardiman A.M. (2010: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dimiliki seorang siswa dapat tercapai dengan baik. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan senang melakukan kegiatan belajar karena menurutnya kegiatan belajar akan mempermudah jalan untuk mencapai tujuan yang dimilikinya. Berbeda dengan siswa yang rendah motivasi belajarnya, siswa yang tidak mempunyai motivasi tidak senang dengan kegiatan belajar karena siswa ini tidak mempunyai tujuan dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dimiliki seorang siswa dapat tercapai dengan baik. Pada kegiatan pembelajaran, motivasi belajar adalah daya penggerak yang ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga siswa tersebut dapat mencapai tujuannya sebagai seorang siswa.


(38)

b. Sumber Motivasi

Motivasi yang ada dalam diri seseorang tidak hanya bersumber dari orang tersebut. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 90) motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri dan dari luar. Kemudian Sardiman A.M. (2010: 75), mengatakan bahwa motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi tumbuh di dalam diri seseorang itu sendiri. Jadi, sumber motivasi ada dua, yaitu motivasi yang berasal dari diri sendiri dan motivasi yang berasal dari luar, seperti dari keluarga, guru, masyarakat dan teman. Namun, rangsangan motivasi dari luar tidak akan menumbuhkan motivasi seseorang apabila orang tersebut tidak ingin menumbuhkan motivasi dalam dirinya. Motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri disebut dengan motivasi internal, sedangkan motivasi yang berasal dari luar disebut dengan motivasi eksternal. Pemberian motivasi dari orang lain pada seseorang bisa menggunakan beberapa cara seperti memberi hadiah, pujian, hukuman dan celaan.

Motivasi merupakan sesuatu yang dapat dipelihara agar selalu ada dalam diri manusia. Seorang siswa sebaiknya terus memelihara motivasi belajar di dalam dirinya, karena perilaku belajar siswa tidak selamanya baik, sering rasa malas datang, namun perilaku belajar ini bisa diperkuat dan dikembangkan. Maka dari itu motivasi intrinsik perlu untuk diperhatikan agar selalu ada dan tidak mudah hilang. Untuk menguatkan motivasi intrinsik bisa dilakukan dengan cara pemberian motivasi ekstrinsik oleh guru atau orang tua pada siswa seperti memberi hadiah atau hukuman.


(39)

c. Motivasi Belajar

Motivasi belajar bersumber dari dalam diri siswa dan dari luar siswa seperti motivasi dari seorang guru. Guru merupakan pendidik yang tugasnya tidak terbatas pada memberi materi dan memberikan fasilitas pembelajaran, memperkuat motivasi siswa juga merupakan peran seorang guru. Menurut Abdul Majid (2009: 152) memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan pada anak agar anak bersedia mengerjakan kegiatan yang diharapkan oleh orang tua atau guru. Penguatan motivasi oleh guru bisa dilakukan dengan tindakan memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasehat. Tindakan guru ini bisa menguatkan motivasi intrinsik siswa, siswa akan tertarik belajar dan bersedia mengerjakan kegiatan yang diharapkan oleh guru karena ingin memperoleh hadiah atau menghindari hukuman.

Saat kegiatan belajar-mengajar, sering ditemui siswa tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, misalnya adalah mengerjakan tugas, membaca buku, menulis materi, dan memperhatikan pada saat guru menerangkan. Masalah-masalah seperti ini harus segera dicari penyebabnya. Alasan seorang siswa tidak melaksanakan tugasnya biasanya bermacam-macam, antara lain lapar, sakit, lelah, sedang ada masalah keluarga, tidak suka dengan pelajarannya, dan lain-lain. Barbagai macam alasan ini menyebabkan rendahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa, motivasi yang rendah akan membuat siswa malas melaksanakan tugasnya sebagai pelajar dan hasil belajar siswa pun akan rendah.


(40)

Kurangnya motivasi siswa merupakan masalah yang harus segera diselesaikan, bila kadar motivasi siswa lemah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Disaat seperti ini peran guru sangat dibutuhkan, peran guru dalam hal ini adalah sebagai sumber kekuatan yang menggerakan siswa agar mau mengerjakan tugasnya sebagai seorang siswa. Guru menjadi sumber ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi siswa. Pemberian hadiah dan hukuman yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan cara untuk menumbuhkan motivasi. Apabila siswa sudah termotivasi dan sudah sadar akan tujuan yang harus dicapai maka dia akan bersedia melibatkan diri dengan berusaha memeras otaknya sendiri saat belajar.

Belajar yang penuh motivasi akan meningkatkan hasil belajar siswa, karena belajar dengan motivasi yang tinggi akan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan, dan dengan motivasi siswa akan lebih aktif dalam mencari tahu apa yang belum mereka ketahui dengan kegiatan bertanya. Anak yang memiliki motivasi akan memungkinkan ia untuk mengembangkan dirinya sendiri, dia tidak akan cepat puas dengan apa yang telah dicapainya, ingin mendapatkan pengetahuan lebih banyak dari teman-temannya dan senang bersaing untuk mendapatkan prestasi yang tinggi.

Siswa yang mempunyai motivasi berbeda dengan siswa yang tidak mempunyai motivasi saat belajar. Menurut Sardiman A.M. (2010: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


(41)

1) Tekun menghadapi tugas.

2) Ulet menghadapi kesulitan. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.

3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya.

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Kemudian menurut Nana Sudjana (2006: 61) ciri-ciri motivasi siswa dalam belajar yang ditunjukan pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu:

1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2) Semanagat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya.

3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya. 4) Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. 5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Motivasi bukanlah sesuatu yang bisa dilihat secara kongkret seperti hasil belajar. Adapun untuk mengukur motivasi siswa dalam pembelajaran dapat digunakan ciri-ciri motivasi belajar yaitu minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.


(42)

Motivasi adalah hal yang penting dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa motivasi kegiatan pembelajaran tidak akan mempunyai arti karena siswa yang tidak mempunyai motivasi saat belajar tidak akan memperoleh apa-apa, materi akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Setiap siswa mempunyai motivasi yang berbeda-beda, ada siswa yang mempunyai motivasi tinggi ada pula siswa yang motivasinya rendah. Agar semua siswa mendapatkan hasil yang optimal saat belajar maka guru harus meningkatkan motivasi belajar pada siswa yang malas. Menurut Sardiman A.M. (2010: 92-95) upaya untuk meningkatkan motivasi belajar antara lain:

1) Memberi Angka

Maksud memberi angka dalam hal ini yaitu memberi nilai pada siswa. Sebagian besar tujuan belajar siswa yaitu untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sehingga biasanya yang dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai raport.

2) Memberi Hadiah

Memberi hadiah merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa. Tetapi tidaklah selalu demikian, siswa yang tidak senang dan tidak berbakat dengan tugas yang diberi guru akan tidak tertarik dengan hadiah yang diberikan.

3) Saingan/kompetisi

Persaingan yang terjadi antar siswa untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa.


(43)

4) Ego-infolvement

Motivasi siswa akan meningkat ketika guru menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya tugas dan menganggap tugas sebagai suatu tantangan.

5) Memberi Ulangan

Siswa akan termotivasi untuk giat belajar apabila siswa tersebut mengetahui akan ada ulangan.

6) Mengetahui Hasil

Hasil pekerjaan yang diketahui oleh siswa, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar.

7) Pujian

Pujian merupakan bentuk penguatan yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

8) Hukuman

Hukuman merupakan penguatan yang negatif, namun jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang sudah ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10)Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.


(44)

11)Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oeh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.

Selain memberi nilai, hadiah, pujian, dan hukuman, motivasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan berbagai metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang variatif akan membuat siswa senang dan tidak bosan saat belajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu metode tutorial sebaya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 184) tutorial sebaya dapat menambah motivasi belajar siswa, rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

Jadi dapat disimpulkan, cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain memberi angka atau nilai agar tumbuh keinginan siswa untuk bersaing mendapatkan nilai yang terbaik, memberikan hadiah pada siswa agar merasa senang dan dihargai, mengadakan kompetisi agar timbul persaingan dalam diri siswa untuk menjadi yang terbaik, menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya tugas, memberi ulangan agar siswa rajin belajar, memberi tahu hasil belajar pada siswa agar siswa tahu peningkatan hasil belajarnya, memberikan pujian pada siswa, memberikan hukuman agar siswa malu dan mau memperbaiki diri, meningkatkan hasrat belajar, memunculkan minat siswa untuk belajar, memberikan tujuan instruksional yang bagus agar diakui dan dianggap penting oleh siswa. Motivasi belajar juga akan meningkat ketika guru


(45)

menggunakan metode pembelajaran yang variatif, salah satunya yaitu metode tutorial sebaya.

Motivasi belajar merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Motivasi belajar ini perlu dimiliki oleh siswa SMP dan seorang guru di SMP dituntut untuk mampu memperkuat motivasi siswa. Motivasi belajar ini tidak hanya penting bagi siswa, namun juga penting untuk guru. Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 85) pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. 2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang

dibandingkan dengan teman sebayanya. 3) Mengarahkan kegiatan belajar.

4) Membesarkan semangat belajar.

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikain rupa sehingga dapat berhasil.

Kelima hal ini menunjukkan pentingnya motivasi disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi ini disadari oleh siswa maka suatu pekerjaan sebagai seorang siswa dapat terselesaikan dengan baik. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 85-86) manfaat motivasi belajar bagi guru sebagai berikut:

1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.

2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam.

3) Meningkatkan dan meyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran sepert sebagai penasihat, fasilitatir,


(46)

instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadian, atau pendidik.

4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Guru yang mengetahui motivasi belajar akan menjadi guru yang memahami siswanya. Guru tersebut akan tahu siapa saja siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan siapa saja yang mempunyai motivasi belajar rendah. Guru tersebut akan langsung bertindak untuk meningkatkan motivasi belajar seluruh siswanya agar mendapatkan hasil belajar yang optimal dengan berbagai strategi mengajar. Intinya, guru yang memahami motivasi belajar siswa akan melakukan berbagai cara untuk memelihara semangat siswa agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Istilah belajar sering muncul apabila kita berbicara tentang pendidikan. Belajar merupakan sesuatu yang sangat sering dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 73-74) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh individu akan merubah tingkah lakunya karena ada interaksi antara individu dan lingkungannya. Kemudian Kolb (Trianto, 2010: 177) menjelaskan bahwa belajar adalah proses pengetahuan dikreasi melalui transformasi pengalaman.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pemahaman tentang berbagai hal yang ada di sekitarnya. Ada


(47)

interaksi antara siswa dengan lingkungannya saat siswa tersebut belajar, mustahil apabila siswa belajar tanpa lingkungan yang ada di sekitarnya karena lingkunganlah yang memberi berbagai hal untuk dipelajari, seperti kebudayaan, ekonomi, dan politik. Setelah siswa memahami lingkungannya, tahu mana yang benar dan mana yang salah maka akan ada perubahan tingkah laku dari siswa tersebut yang menyesuaikan dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman, yang dapat merubah tingkah laku individu karena terdapat interaksi antara individu dan lingkungannya. Belajar akan membuat individu tahu apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil merupakan sesuatu yang diperoleh oleh individu setelah individu tersebut melakukan suatu pekerjaan/kegiatan. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat istilah yang disebut dengan hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (2006: 22) hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar, berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa. Menurut Agus Suprijono (2013: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.


(48)

(49)

instruksional merupakan acuan dari hasil belajar, apabila seorang siswa sudah mencapai tujuan pengajaran dengan baik maka hasil belajarnya akan baik, sebaliknya siswa yang belum memenuhi tujuan instruksional akan mendapat hasil belajar yang kurang baik. Untuk mencapai tujuan instruksional seorang siswa harus menempuh proses belajar mengajar, proses belajar mengajar ini akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila proses belajarnya baik maka siswa akan dapat mencapai tujuan instruksional dan mendapat hasil belajar yang memuaskan. Sebaliknya apabila proses belajar buruk, siswa tersebut tidak dapat mencapai tujuan instruksional yang mengakibatkan hasil belajarnya kurang memuaskan.

Hasil belajar merupakan hal yang amat penting, hasil belajar dapat memberi informasi tentang pencapaian tujuan instruksional siswa. Hasil belajar yang baik akan terwujud apabila proses belajar atau kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar adalah kegiatan yang memanfaatkan metode pembelajaran variatif. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu metode tutorial sebaya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2006: 27) metode tutorial sebaya akan memberi hasil yang baik bagi anak yang mempunyai perasaan takut dan enggan pada guru. Kemudian menurut Neila Ramdhani (2012: 43) tutorial sebaya dapat menambah tingkat pemahaman tutor pada materi, karena saat tutor menerangkan materi pada siswa lain maka dia juga menerangkan pada dirinya sendiri. Sehingga tutor bisa


(50)

mencapai tujuan instruksional dengan baik dan mendapat hasil belajar memuaskan.

Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar, berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Kemampuan tersebut mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan tujuan instruksional dan pengalaman belajar. Tujuan instruksional merupakan acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan untuk mencapai tujuan instruksional seorang siswa harus menempuh pengalaman belajar (proses belajar mengajar). Hasil belajar yang baik akan terwujud apabila proses belajar mengajar baik, karena proses belajar mengajar yang baik akan membantu siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Klasifikasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan instruksional untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Menurut Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2006: 22-23) ranah tujuan pendidikan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a. Ranah kognitif, ranah ini terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.


(51)

b. Ranah afektif, ranah ini berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu aspek penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris, ada enam aspek dalam ranah psikomotoris yakni gerakan refleks, keterampialn gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ranah kognitif merupakan ranah yang paling dominan dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran atau materi. Menurut Mimin Haryati (2007: 22) Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensitesis, dan mengevaluasi. Ranah kognitif ini mempunyai enam aspek, yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pengetahuan dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tigkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Nana Sudjana (2006: 30) tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah lakunya seperti perhatian siswa terhadap pelajaran, disiplin saat belajar, menghargai guru dan teman sekelas, serta hubungannya dengan warga sekolah. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil


(52)

belajar. Kategorinya yaitu reciving, responding atau jawaban, valuing

(penilaian), organisasi, dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

Menurut Nana Sudjana (2006: 30-31) hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak

individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan refleks, ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan yang

berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotis selalu berhubungan satu sama lain. Menurut Nana Sudjana (2006: 31) seseorang yang berubah kognisinya maka sikap dan perilakunya juga akan berubah. Hasil belajar afektif dan psikomotoris ada yang tampak pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan ada pula yang baru tampak setelah pengajaran diberikan. Itulah yang menyebabkan hasil belajar afektif dan psikomotoris sifatnya lebih luas, lebih sulit dipantau namun memiliki nilai yang sangat berarti bagi kehidupan siswa sebab dapat secara langsung mempengaruhi perilakunya.

d. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar

Pengertian pengukuran dan penilaian sering dicampuradukan oleh banyak orang. Padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Menurut Hamzah B. Uno & Satria Koni (2012: 2) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memberikan angka-angka


(53)

pada suatu gejala, peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Kemudain menurut Zainal Arifin (2012: 4) pengukuran adalah suatu kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu, seperti kuantitas siswa, guru, gedung, meja, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar.

Penilaian merupakan suatu kegiatan memberi nilai terhadap hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa, baik, buruk, atau sedang. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 130) penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran. Terdapat norma yang digunakan untuk menilai sesuatu untuk mengetahui baik buruk atau rendah tingginya suatu aspek tertentu. Sedangkan menurut Zainal Arifin (2012: 4) penilaian adalah suatu proses yang sifatnya sistematis dan berkesinambungan, jadi dalam menilai sesuatu membutuhkan waktu yang tidak singkat dan tidak bisa hanya melihat satu aspek saja. Penilaian ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

Diperlukan adanya kriteria dan ukuran untuk dapat menentukan nilai suatu objek. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, atau kurang harus ada ukuran yang jelas bagaimana sesuatu bisa dikatakan baik, sedang maupun kurang. Maksud dari diadakannya penilaian yaitu untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan untuk


(54)

mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya.

Menurut Nana Sudjana (2006: 35) alat penilaian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yaitu tes, baik tes uraian maupun tes objektif. Tes pada umumnya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam aspek kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran. Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Jenis dari tes uraian ini ada dua yaitu uraian bebas dan uraian terbatas.

Alat penilaian yang kedua yaitu tes objektif. Tes objektif ini mempunyai beberapa bentuk, yaitu bentuk soal jawaban singkat, benar-salah, soal menjodohkan dan pilihan ganda. Soal-soal bentuk objektif ini banyak digunakan dalam penilaian hasil belajar, karena tes objektif dapat mencakup materi pelajaran yang luas dan tes ini memberikan kemudahan pada siswa untuk menjawab serta guru untuk menilainya.

Pemberian nilai hasil belajar dapat menggunakan beberapa cara, seperti menilai dengan huruf atau dengan angka. Menurut Nana Sudjana (2006: 7) cara yang dapat digunakan dalam penilaian hasil belajar yaitu menggunakan sistem huruf, seperti nilai A, B, C, D, dan G (gagal). A mempunyai arti bahwa nilai tersebut tinggi, paling baik, atau sempurna; B baik; C sedang; dan D kurang. Cara penilaian yang lain yaitu menggunakan


(55)

sistem angka yang menggunakan beberapa standar. Dalam standar empat, angka 4 setara dengan A, angka 3 setara dengan B, angka 2 setara dengan C, dan angka 1 setara dengan D. Ada juga standar sepuluh, yakni menggunakan rentangan angka dari 1-10 dan standar 100 yaitu menggunakan rentangan angka dari 1-100.

Sistem penilaian adalah cara yang digunakan dalam menentukan derajat keberhasilan siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa telah mencapai tujuan instruksional atau belum. Dalam menilai siswa guru bisa menggunakan dua macam acuan, yaitu acuan norma dan patokan. Penilaian acuan norma mengacu pada rata-rata kelas, sedangkan penilaian acuan patokan mengacu pada tujuan instruksional pembelajaran. Penjabaran tentang penilaian acuan norma dan penilaian acauan patokan menurut Sugihartono, dkk (2007: 131-132) yaitu:

1) Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian acuan norma disebut juga dengan penilaian acuan relatif atau penilaian acuan kelompok, yaitu penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang siswa terhadap hasil belajar siswa lainnya dalam kelompok.

2) Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian acuan patokan artinya penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian tersebut menunjukan bahwa sebelum usaha atau kegiatan penilaian dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah ditetapkan sebelum pengukuran atau penilaian dilakukan biasanya disebut “batas lulus” atau “tingkat penguasaan minimum.”

Acuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian acuan patokan. Sebab yang digunakan untuk melihat apakah siswa sudah


(1)

PEMERINTAH

DAE

RAH

DAERAH

iS

TIMEWA

YO GYA1CARTA

BAI}AH

KESATUAN BANGSA

}AN

PER[,1]i{D1]NGAN

MASYARAKAT

(

BADAN

KESBANGLINMAS }

Jl. .Tenderal Sudi*tran

No

5 Yogyakatt*

-

55233

'rcrelsn

rvrwr

. {02741 551136, 551275, Fax

(0274i

551137

Y0GYAKARTA

ld*m*r

:

Frlriiral

:

{)74

I i

7q

Keslrlng lti

l4

i{ei.r:nieniiasi

izin

i}eileiitian

Ycgy'ak*rta" 05

Mei 2*14

Kepada

Yth.

:

Gubernur Jawa Tengah

Up. Kepala Badan Penanaman Mcdal

Daerah

Provinsi Jai+a T*ngah

rii

SEMARANG

Memperiratika* surat:

llari

Nomr:r

itUlijILLl

Perihal

Nama

\Ifl\rl 1l I tvr

Prorji.,Srirrrsan

Fakultas

I-*kasi

Waktu

Selelah rnernpelajari

sirrat

i:enr:ohonan <ian

proposal

,vang ciia-1utan" rrraka dapat

diixrikan

*r*r*t

r*k*llienrjssi rlriiti: !l*h*r*t,tn

r-r'r{*i,"

*:*i*ksenil};3n

i-'r't}eii1:an r!ai.tt*

rangka penyltsunan

skripsi

dengan

judui

propr:sal

: "

PEI{ERAP;IF{

}tE'f(}I}E

T'UT'O!TIA[,

SI:SAYA NALA}T

FF]&1trtET,A.iA}EA}i

TPS

UN{T"TIK

MEI\TNGKATKAI{ &trOTI\.ASi

I}AN

FI;TS{tr-

I}ET,AJAR

SIS}1A

KE:LAS

VIiT

s&,[

*]H

!

K$r, ${ &.t qi.} *t

H

BAH V tr

}!}".L..'.

}.. rpaila

:

GIAR IhTIE"IAWATI

TRi ANIlIlliX

:

Deka* Fakuitas

llmu

Sosial

LINY

:

1057,{JN34.141?UZA14

:

?S

April

2*14

:

Permohonan Izin Penelitian

1tj416244*22

Fendirlikan IffS

Ilmu

Sosiat

UNY

SMPN 1 Kernra*jea Ba:r-r'umas Jar+a Tengah IMei s/d

Juli

2014

Sehubungan dengan maiessd

ters*but, diharapiian agar

piltair

3rang

terkait

dapat

memberikan bantuan / fasilitas yang dibutuhkan.

Keparia yang bersangkutan

dirvajibkan

:

1.

&{*ng}:*rliiati da*

{eie*t*ati

pr*ttxa*

dan tata

{*rtib

yang

h*ri+ku

di

:rila-vak

ris*t

l

penelitian;

2.

Tidak

dibenarkan *:eiakukan dset

/

peirelitian

ya*g

iidak

sesuai

a{au

tidek

ada

kaitannya

dengan

judul

riset / penelitian dimaksud;

3.

M*lap*rkayi }:msil ciset

i

pen*litia*

kepada

Badan Kesl:ang1i**la* DIY.

Rekomendasi

Ijin

Riset

1

Penelitian

ini

dinyatakan

tidak

berlaku,

apabila ternyata

pemegang

tidak

mentaati ketentuan tersebut

di

atas.

Demikian untuk menjadikan rnaklum.

&.n.

KEPATA

{ ;l ualfr't\r

T*:rbusan di*am::ailka:r Ke*ada t1{i1.


(2)

PETITRI}TTAH PROVIT{SI

JAWA

TTI{GAH

BADAN

PENANAMATI

MODAL

DAERAH

Alamat: Jl.

Mgr.

Soegiopranoto

No.

1

Telepon

:

(02a)

3547A91-

3547438

-

3541487

Fax:

(024)

354q560 E-mail

:bpmd@jatengprov.go.id

http

:/lbpmd.iatengprov'go"id

Semarang

-

50131

Dasar

1.

Nama

2.

Alamat

3"

Pekerjaan

Untuk

a"

Judul

Penelitian

b.

Tempat

/

Lokasi

c.

Bidang Peneiitian

d.

Waktu Penelitian

e.

Penar:ggung Jawab

Status Peneiitian Anggota Peneliti Nama Lembaga

RTNOIIIEII DASI

PENTLITIAI{

NClv{CR : *7C

I

rc44 I A4.2 l2C1'4

: 1.

peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

64 Tahun

2011 tangga-t 2O Desemb

er

2Ol1 tentang

pidoman

Penerbitar Rekomendasi Penelitian;

2.

peraturan

Gubernur .Jarva Tengah No. 74

Tahun

2012 tentang

organisasi

dan Tata

Kerja

Unit pelaksana'Ieknis

Pela-rranan Terpadr.r Satu

Pintu

Pada Badan Pena'namal

Moc1a1 Daerah Provinsi Janva Tengah;

3.

peraturan

Gubernur Jawa

Tenfah

No.

67 Tahun 2013

tentang

Penyelenggaraan

Pelal'anan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jau'a ?engah'

surat

Kepala

Badan

Kesatuan Bangsa

ilan

Perlindungan

Masyarakat- Provinsi

I)aerah Istimewa Yog.akarta Nomor.

Oz+7ti?91Kesbangl2A]t4

tanggal

05

Mei 2O14

perihal : Rekomendasi

izin

Penelitian'

Memperhatikan

:

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah, memberikan rekomendasi kepada :

GIAR INDRIAWATI TRl ANDINI.

pageralalg

RT 002/Rw

002 Kel. Pageraiang, Kec' Kemranjen, Kab. Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Mahasiswa 31.

Meiaku

kan

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan

rincian

sebagai

berikut

:

PTNERAPANMETODETUTORiALSEBAYADALAMPEMBELAJARANIPSUNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASiL BtrLAJAR SISWA KELAS

VIII

SMPN 1

KEMRANJEN BANYUMAS.

SMPN 1 Kemranjen Banyumas, Provinsi "]awa Tengah' Pendidikan.

Mei

* Juli

2014.

1. lfrs.

Sugiharv-anto, M.Si

2.

Anik Widistuti,

M.Pd

Baru"

Universitas Negeri

Yo5'akafia'

f.

o

h.

Keter:tuan

]'alg

harus

ditaati

adalah :

a.

sebelum melakukan kegiatan

terlebih dahulu

melaporkan kepada

Pejabat setempat

llembaga

swasta

yang aka,n di

jadikan

otrl'ek lokasi;

b.

pelaksanaan kegiatan dimat<sucl

tidak

disalahgunakan

untuk

tujuan tertentu

yang dapat

mengganggu kestabilan pemerintahan;

c.

setelah

peiaksanaan

kegiatan

dimaksud

selesai supa-ya

menyerahkan hasilnya kepada

Kepala Badan

Penartarnan Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah;

d.

Apabila masa beriaku

surat

Rekomendasi

inisudah

berakhir,

sedang

pelaksalaan

kegiatan belum selesai,

perpanjanga,

waktu harus diajukan

kepada

instansi

pemohon dengan rnenyertakan

hasil

penelitian

sebelumnya;

e.

s,rat

rekomenrlasi

ini

dapat diubah apabiia

di

kemudian

hari

terclapat

kekeiiruan dan aka:r

diadakan

perbalkan sebagaimana mestinYa.

Demikian rehomendasi

ini

dibuai.

untuk

dipergunakan seperlunya'

DAL DAERAH

Semarang, OZ

Mzi2AL4

i't

tr*\

KEPALA


(3)

PEMTRINTAH

PRO1rINSI

JAWA

TEISGAH

BADAN PENANAMAI{

MODAL

DAERAH

Alamat: Jl.

Mgr.

Soegiopranoto

No.

1

Telepon

:

(O2a)

3547AgL

-

3547438

-

354L487

Fax :

(024],3549560

E-mail

:bpmd@jatengprov.go.id

http ://bpmdjatengprov.go.id

Semarang

-

50131

Nomor

Lampiran

Perihai

670

/sE

1 (Satu) Lembar

Rekolrendasi Penelitian

Sernarang, O7 Mei

2AA

Kepada

Yth.

Bupati Banyumas

u.p.

Kepala Kantor Kesbangpol

Kabupaten Banyumas

Dalam rangka

memperlancar pelaksanaan

kegiatan petrelitian bersama

ini

terlampir

disampaikan

Rekomendasi Penelitian Nomor A7Ol1044/O4.2/2O14 Tanggal

07

Mei 2014

atas

nama GIAR INDRIAII/ATI TRi ANDINI dengan

jndul

proposal PtrNBRAPAN METODE TLTTORIAL

StrBAYA

DALAM

PEMBtrLAJARAN

iPS

UNTUK

MtrNINGKATKAN

MOTIVASI

DAN

HASIL BELAJAR SISWA KtrLAS

VIII

SMPN

I

KEMRANJBN BANYUMAS,

untuk

dapat

ditindak laniuti.

Demikian

untuk

menjadi maklum darr terimakasih.

KtrPALA MODAL DAtrRAH

ENGAH

Tembusan:

1.

Gubernur Jawa Tengah {sehagai laporan};

2.

Kepaia Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi.Iawa Tengah;

3.

Kepaia Badan Kesirangiinmas Provinsi Dacrah istirnerva Yogyakai"a;

4.

Dekan Fakultas

Ilmu

Sosial Universitas Negeri Yogyakarta ;

5.

Sdr. GL{R TNDRIAWATI TRI ANDINI;


(4)

Arsip,-PEMERINTAH

KABUPATEN BANYUMAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

(BAPPEDA)

Jln. Prof Dr. Soeharso No

45

Purwokerto Kode Pos 53114 Telp. (028,1) 632548, 632'116 Faksimile (0281)640715

SURAT

IZIN PENELITIAN

Nomor: 070.1/ 00687/

V

I 2014

1.

Surat

dari

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa

Tengah;

nomor :

07OnA44n4.0212014,tanggal : 07 Mei 2014, perihal : ljin Penelitian.

Z.

Surat Rekomendasi Penelitian Kepala Bakesbangpollinrnas Kabupaten Banyumas nomor :

070Jfi179N12014, tanggal : 05 Mei 2014.

Bahwa kebijaksanaan mengenai sesuatu kegiatan ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat perlu

dibantu pelaksanaannya.

I Membaca

'"

ll.

Menimbang

:

Memberikan izin kepada :

1.

Nama

2

Alamat

3

Pekerjaan

4.

Judul Penelitian

5

Bidang

6

Lokasi Penelitian

7.

Lama Berlaku

B

Penanggung Jawab

I

Pengikut

:

GIARINDRIAWATITRIANDINI

:

Desa Pageralang RT 02 RW 02 Kec, Kemranjen Kab. Banyumas

:

Mahasiswa

.

PENERAPAN METODE TUTORIAL SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK

MENINGKATK,AN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 KEMRANJEN BANYUMAS

.

llmu Sosial

:

SMP Negeri 1 Kemranjen Kabupaten Banyumas

:

3

bulan (08 Mei 2014 s/d 08 Agustus 2014)

:

Drs. SUGIHARYANTO, M.Si. & ANIK WIDIASTUTI, M.Pd.

Pengembangan

lV.

Untuk melaksanakan kegiatan ilmiah

dan

pengabdian kepada masyarakat diwilayah Kabupaten Banyumas dengan ketentuan sebagai berikut :

a,

pelaksanaan kegiatan dimaksud tidak dilaksanakan untuk tujuan lain yang dapat berakibat melakukan tindakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku'

b.

Sebelum melaksanakan kegiatan dimaksud, terlebih dahulu melaporkan kepada wilayah setempat..

c.

Mentaati segala ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku juga petunjuk-petunjuk dari pejabat pemerintah

yang berwenang.

d.

Apabila masa berlaku Surat lzin Penelitian sudah berakhir, sedangkan pelaksanaan kegiatan belum selesai, perpanjangan waktu harus diajukan kepada instansi pemohon.

e,

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan dimaksud menyerahkan hasilnya kepada Bappeda Kabupaten Banyumas

Up, Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik Bappeda Kabupaten Banyumas.

DIKELUARMN

DI

:

PURWOKERTO PADA

TANGGAL

:

08 Mei 2014

DA KABUPATEN BANYUMAS

KEPA PENGEMBANGAN DAN STATISTIK

.':--,M.Si

TEMBUSAN disampaikan kepada Yth. :

1. Kepala Kantor Kesbangpol Kab.

Banyumas,

a'1' 2.Kepala Badan Penanaman Modal Daerah ProvinsiJawa Tengah;

3. Dekan Fakultas llmu Sosial Universitas NegeriYogyakarta; 4. Kepala Dinas Pendidikan Kabuapten Banyumas;


(5)

PEMERIhITAH KABUPATEN EANYUMAS

mnrues

pffirumEffi[K-&ru

Jalan Perintis Kemerdekaan 75 Purwokerto Kode Pos 53141

Telp (0281) 635220, Faks. 0281-630869

Email : info@dindikbanyumqs.net-Website:http://w\,v.w.dindikbanyumas.net

SURAT

r4rN PENELTTAN

Nomor:

070

I

174

I

2014

Menunjuk

Surat

dari

Badan

Perencanaan Pembangunan

Daerah

(BAPPEDA),

Nomor:

070.1/00687N12A14 tanggal

8 Mei2014

perihal Perrnohonan lzin Penelitian, dengan ini kami sampaikan bahwa

pada

prinsipnya kami

tidak

berkeberatan memberi

izin

penelitian

kepada

:

Nama NIM

Program Studi

Judul

Penelitian

:

GIARINDRIAWATITRIANDIN!

:

10416244422

:

Pendidikan IPS

:

PENERAPAN

METODE TUTORIAL

SEBAYA

DALAM

PEMBELAJARAN

IPS UNTUK

MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL

BELA.'AR

SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1

KEMRANJEN

KAI3UPATEN BANYUMAS

:

SMP Negeri 1 Kemranjen

Lokasi

Waktu

Penelitian

:

3 bulan (8 Mei s/d 8 Agustus 2014)

Penanggungjawab

:

Drs. Sugiharyanto, M.Si. & Anik Widiastuti, M.Pd.

Pengikut

:

-Setelah

selesai penelitian

menyerahkan

hasilnya kepada

Dinas Pendidikan

Kabupaten Banyumas.

Demikian kepada yang bersangkutan untuk menjadikan periksa dan dilaksanakan.

Purwokerto, 08

Mei2014

a.n KEPALA

Dlt{AS

PENDIDIKAN

KABUPATEI{ BANYUMAS

TEMBUSAN

disampaikan kepada

Yth.

:

1.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaien Banyumas (sebagai laporan);

2.

Dekan Fakultas llmu Sosial UNY;

3.

Kepala Bidang Dikdas Dinas Pendidikan Kab. Banyumas;

4.

Kepala StvlP Negeri 1 Kenrranjcn;

5.

Arsip (Subb:g; Umum Dinas Pendidikan Kab. Banyumas).

Sekretaris

{ff

e>

utl

o-\


(6)

PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS

DINAS

PENDIDIKAN

SMP NEGERI

l

KEMRANJEN

Jalan Pramuka Karangiati Kemranjen Banl.umas Telp (0282) 5293297 Kode Pos 53194

SURAT

KETERANGAN PENELITIAN

Nomor:

800

/1b312014

Yang bertandatangan dibawah

ini

:

Nama

Jabatan

NIP

RUDY

KRISTANTO,S.Pd.

Kepala Sekolah

1956A2A2 1.97803

r

009 Pangkat/golongan

Unit

kerja

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama

NIM

Fakultas

Program Studi

Pembina

IV/a

SMP Negeri

I

Kemranjen

GIAR

INDRIAWATI

TRI

ANDINI

10416244022

Fakultas

ILMU

SOSIAL TINIVERSITAS

NEGERI

YOGYAKARTA

Pendidikan IPS

Mahasiswa tersebut

telah

selesai mengadakan

penelitian

di

SMP Negeri

I

Kemranjen mulai

tanggal 10

MEI2014

sampai dengan 4

ruLI

2014

dengan

judul

PENERAPAN

METODE

TUTORIAL SEBAYA

DALAM

PEMBELAJARAN

IPS UNTUK

MENINGKATKAN

MOTTVASI

DAN HASIL

BELAJAR SISWA

KELAS

VIII

SMP

N

1

KEMRANJEN

KABUPATEN

BANYUMAS.

Demikian surat keterargan

ini

dibuat,untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

t5

Juli

2014

TANTO.S.Pd.

,'t" l

,,'..u'{i

,t/

i:

/.--* / stnr

g\KEI

+\

rlrh


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMPN 1 BATU MATERI GERAK PADA TUMBUHAN

0 16 1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN PAGAK 04 KABUPATEN MALANG

0 13 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Ne

0 0 13

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V SDN KANDANGAN 01 PURWODADI TAHUN 2010 / 2011.

0 0 15

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung.

1 5 37

Penerapan Metode HypnoTeaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS :studi deskriptif terhadap guru IPS kelas VIII SMP Negeri 44 Bandung.

0 4 18

Penerapan model pembelajaran komperatif metode Make-a Match untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Mungkid Kabupaten Magelang.

0 17 157

MAKALAH PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN PAI jadi

0 0 16

METODE SIMULASI MERUPAKAN SALAH SATU METODE ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI

0 0 7