STUDI DESKRIPTIF TENTANG MAKNA (KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN) DALAM MENJALIN PERSAHABATAN DENGAN LAWAN JENIS

  

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MAKNA (KEUNTUNGAN

DAN KERUGIAN) DALAM MENJALIN PERSAHABATAN

DENGAN LAWAN JENIS

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Fenny Oktarina

  NIM : 049114021 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

HALAMAN MOTTO

  

SUKSES adalah HAK SAYA

SAYA akan selalu MENJAGANYA

Karena…

SAYA adalah KOMANDAN

dari DIRI SAYA hari ini

SAYA adalah A rsitek

hari esok SAYA

Jadi SAYA tidak akan biarkan SEORANG pun mencuri IMPIAN SAYA

  

“Keberanian adalah saat kamu tahu kamu akan kalah sebelum

memulai dan kamu menyelesaikannya apa pun yang terjadi”

(Tiga Venus, Clara Ng)

  

“ Vission without action is merely fantasy, Action without vission

will eventually just be a memory”

(Vijay Eswaran) e hAnKfuL T

  

Be Thankful that you don’t already have everything you desire

If you did, what would there be to look forward to? Be thankful when you don’t know something For it gives you the opportunity to learn Be thankful for the difficult times During those times you grow Be thankful for your limitations, Because they give you opportunities for improvement Be thankful for each new challenge, Because it will build your strength and character Be thankful for your mistakes. They will teach you valuable lessons Be thankful when you’re tired and weary Because it means you’ve made a difference

  are also thankful for the setbacks Gratitude can turn a negative into a positive Find a way to be thankful for your troubles, and they can vecome your blessings.

  “Kesalahan terbesar yang dapat dilakukan umat manusia adalah

merasa takut melakukan kesalahan”

(Ebbert Hubbard)

  “The day I don’t face problems, I should think

that I am walking on a wrong path”

(Vivekanda)

Ja n ga n la h b er d o a u n t u k m em o h o n k eh id u p a n ya n g m u d a h .

  

Ber d o a la h a ga r Anda menjadi orang yang lebih KUAT.

Ja n ga n la h b er d o a a ga r t u ga s - t u ga s An d a s es u a i d en ga n k ek u a t a n -

k ek u a t a n An d a . Ber d o a la h a ga r k ek u a t a n - k ek u a t a n it u s es u a i

d en ga n t u ga s - t u ga s An d a . Ma k a , s eles a in ya p ek er ja a n An d a t id a k

la gi m en ja d i k ea ja ib a n , t et a p i Anda sendirilah yang menjadi

  D REAMING D riving you to BETTER FUTURE

  R eleasing your past STRESS

  E nergizing your step to the TOP

  A voiding you from DESPERATE

  M aking Posibilities and Oppurtunities

  I

nspiring YOURSELF and Others

  N urturing your life

  G iving you JOY and HAPPINESS

  

Ketakutan dan kemalasan merupakan “Pembunuh Jiwa”

  • - Mr. Alex -

My Lord, Jesus Christ

  

Papaku tercinta yang sudah berbahagia di

surga, Rusmawi

My Super Mom, Veronica Suherni

My Lovely Sister, Ervina Stevany

  

My Little Brother, Riecho Antonius

  2 ₂

dan para Sahabat, Pembimbing,Ce & Ko Sepupu,

Kerabat, serta ”Saudariku, Three Sista”

yang selalu mendukung, menyemangati dan membantu saya dalam penulisan

dan pelaksanaan penelitian ini.

  “ S ahabat”

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

  

Dan dia menjawab:

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.

Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa

terima kasih.

  

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.

Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mau

kedamaian.

  

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata

“Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.

  

Dan bilamana dia diam, hatimu berhenti dari mendengar hatinya; karena tanpa

ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan

dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.

  

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;

Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas

dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih

agung daripada tanah ngarai dataran.

  

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh

kejiwaan.

Karena cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta,

tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

  

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.

Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.

  

Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama

dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!

Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.

Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan

berkongsi kegembiraan..

  

ABSTRAK

  Fenny Oktarina (2009). Studi Deskriptif tentang Makna (Keuntungan dan

  

Kerugian) dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis. Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui makna, keuntungan, dan kerugian yang dirasakan individu ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis, serta mencari tahu apakah terdapat perbedaan persepsi antara pria dan wanita mengeni ketiga hal ini. Latar belakang permasalahan yang terjadi adalah persahabatan antara pria dan wanita merupakan suatu hubungan yang unik dan kontroversial bahkan sering terdapat pandangan bahwa tidak mungkin pria dan wanita dapat menjalin persahabatan yang murni.

  Responden penelitian ini adalah para mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal dan memiliki sahabat yang berbeda jenis kelamin dengan mereka. Metode yang digunakan untuk mengambil data adalah metode fenomenologi. Metode penelitian fenomenologi adalah suatu penelitian yang menggambarkan makna dari pengalaman dalam suatu fenomena (atau topik atau konsep) pada beberapa individu. Pengumpulan data menggunakan angket terbuka dengan analisis isi sebagai analisis datanya. Untuk menjaga reliabilitas data, digunakan tehnik reliabilitas interkoder (reproducibility/ Intercoder Reliability), dengan keofisien reliabilitas sebesar 0,88.

  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pria dan wanita memaknai persahabatan dengan lawan jenis sebagai suatu bentuk hubungan yang intim yang memungkinkan subjek untuk saling memberi dan menerima (simbiosis mutualisme), berkembang secara personal, lebih mengenal lawan jenis dan bersifat abadi. Dengan menjalin persahabatan dengan lawan jenis, individu akan memperoleh keuntungan secara emosional, kognitif, dan juga keuntungan secara finansial. Namun, individu juga merasakan kerugian berupa pengorbanan dalam berbagai hal, kemungkinan akan menyukai sahabatnya sendiri, dan adanya respon sosial yang negatif. Dari penelitian ini juga tampak adanya perbedaan dalam cara pria dan wanita mempersepsikan makna, keuntungan, maupun kerugian yang mereka rasakan ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis terkait dengan adanya perbedaan evolusioner dan perbedaan gender antara pria dan wanita serta adanya pengaruh budaya.

  Kata kunci : persahabatan, pria dan wanita, makna, keuntungan, kerugian

  

ABSTRACT

  Fenny Oktarina (2009). Descriptive Study about Meaning (Benefits and Costs)

  

of Cross Gender Friendship. Yogyakarta: Faculty of Psychology Sanata Dharma

University.

  The aims of this qualitative study were to know about the meaning, benefits, and costs that someone got when he/she have a cross gender friendship. The background of this study was cross gender friendship is a unique and controversial type of relationship. Some people also think that it is impossible for a man and woman have a pure friendship relationship.

  The subjects of this research were college student that were young adult and have minimal one cross gender friendship. The method used in taking the data was phenomenology method. It is a research method which describes the meaning of an experience in a phenomenon (or a topic or a concept) upon any individual. The data were collected by using open angket. The reliability techniques used were reproducibility/ Inter coder Reliability (content classification produces the same result when the same text was coded by more than one coder). In this research, the reliability coefficient was 0, 88.

  The findings showed that some of the subject percept cross gender friendship as an intimate relationship between man and woman that gave chance for them to give and take something from their friend (mutualism symbiosis), learn and growth as personal, to know and understand more about their cross gender friend, and lasting forever. By having cross gender friendship, people will felt three kind of benefits (emotional, cognitive, and financial benefits) and also felt three kind of costs (sacrifice, sexual attraction to their friend, and negative social response). From this research, it know that there are differences in the way how men and women percept the meaning, benefits, and costs of their cross gender friendship.

  Key words: friendship, man and woman, meaning, benefits and costs

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang karena berkat kasihNya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Tanpa bimbinganNya, skripsi ini akan semakin lama terselesaikan.

  Penulisan skripsi ini dilakukan sekitar dua tahun. Sebuah proses yang cukup panjang untuk sebuah penulisan skripsi. Selama dua tahun itu pula, penulis mengalamai banyak dinamika hidup. Dinamika untuk mengalahkan diri sendiri, untuk tetap fokus pada studi dan untuk tetap bisa bersikap rasional serta pasrah terhadap keadaan. Namun semua tantangan ini sudah dapat dilalui dan tiba saatnya untuk mempertanggunjawabkannya. Meskipun demikian, peneliti menyadari berbagai kekurangan yang masih ada dalam skripsi ini, oleh karena itu, masukan-masukan akan sangat berguna bagi kesempurnaan skripsi ini.

  Untuk semuanya itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan waktu, informasi, dan dukungan hingga selesainya penyusunan skripsi ini, secara khusus kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.

  2. V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi., M. Psi selaku pembimbing skripsi, yang dengan teliti memeriksa dan senantiasa memberikan masukan demi

  4. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi USD Yogyakarta; Ibu MB.

  Rohaniwati, Mas Gandung Widiyantoro, Mas P. Mujiono, Mas Doni, dan Bpk Giyono yang dengan setia senantiasa membantu dalam berbagai hal.

  5. Buat semua teman-teman yang telah membantu penulis untuk memperoleh data-data yang akurat dengan mengisi angket persahabatan yang telah dibagikan. Terima kasih telah membantu saya.

  6. Untuk Mas Dian, makasih ya dah bantuin aq bagiin angket n selalu nyemangatin aq.

  7. Buat my lovely mom and dad. Makasih ya ma, pa dah sabar menghadapi dan mendampingi anakmu yang ‘bandel’ ini. Makasih buat semua fasilitas, dukungan, waktu, tenaga, materi yang sudah dikorbankan buat aku. Terima kasih buat dukungan, cinta kasih, dan kesabaran yang sudah diberikan.

  “love u mom, dad you are the best parents for me”.

  8. Buat meme Vee-na. ” Akhirnyo cece kau ni lulus jugo.hoho...jangan ditiru

  ye kelamoan ni ngerjoin skripsinyo!!!hehe...oh y mokasih yo dek dah dibantuin bagi angket pas pre test”

  9. Buat Titi Rie-cho, “aku dah lulus dek, sekarang giliran kau yang berjuang

  tuk kuliah. Kuliah yang rajin yo dek.”

  10. Tuk saudari-saudatiku “Three Sista”, “makasih sista buat semua

  dukungannya, buat hiburan dan refreshing ketika lagi stress, buat bantuannya dalam proses pengerjaan skripsi, buat semuanya dech” “Oh

  11. Buat anak-anak ex 99999; MamaLIA, Merry, Limdra, Ci Bia, Ci ko di, Lise, sista Dani dan lain-lain. Makasih karena selama ini selalu nyemangatin dan marahin aku kalo lagi males kerjain skripsi.hehe...Perjuangan kalian tidak sis-sia teman, akhirnya aku lulus juga.haha....

  12. Buat teman-teman “Istana Gajah”; mbak Anis, mas ivan, dini, afong, aan, ahie, dan lain-lain deh. “yeah aku LULUS!!”

  13. Temen-Temen ADT, “ya akhirnya bentar lagi dah harus pisah ini ma

  kalian, padahal masih pengen berdinamika lagi ni ma kalian. Makasi ya teman-teman buat semua dukungan dan pembelajaran yang aku dapat dari kalian.” Tuk Pak heri, selaku pembimbing ADT, “Makasih ya pak buat bimbingannya selama saya di ADT, akhirnya saya bisa segera lulus ni jadi gak diejek lagi deh.hehe...”

  14. Buat teman-temanku di Palembang; Weni, Leni, Efva, Frengki, Peto, Dudu yang selalu menyemangati dan memotivasi aku tuk cepat lulus. “ woi kawan

  napo kalian tuh cepet nian lah lulus en gawe galo jadi minder dewek aku kok dak lulus-lulus, tapi tenang be bentar lagi aku nyosul kalian.

  Hwahaha.”

  15. Tuk “Kakek Ulun”, “ter, akhirnyo aku luus jugo dak kangen ni pengen

  balek ke Palembang trus latihan koor ma frater lagi. “

  16. Buat temen – temen angkatan 2004. “Teman-teman kalian dimana

  sekarang??kenapa jarang terlihat??dah pada lulus kah??? Ntw akhirnya

  17. Serta semua dosen, karyawan, teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi USD (terutama angkatan 2001) dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa menyemangati saya dalam tugas ini.

  Juga buat semua teman yang sudah mendukung dan menemaniku saat ujian berlangsung....Terima kasih banyak!!!.........

  Akhirnya, saya ucapkan terimakasih atas semua yang telah mewarnai hidup saya. Bapa, dampingilah dan berkatilah semuanya...amin.

  Yogyakarta, 01 Juli 2009 Hormat saya,

  Fenny Oktarina

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul .........................................................................................................i Halaman Persetujuan Pembimbing .........................................................................ii Halaman Pengesahan..............................................................................................iii Motto......................................................................................................................iv Halaman Persembahan..........................................................................................viii Pernyataan Keaslian Data.......................................................................................xi Abstrak...................................................................................................................xii Abstract.................................................................................................................xiii Halaman Persetujuan ............................................................................................xiv Kata Pengantar.......................................................................................................xv Daftar Isi...............................................................................................................xix Daftar Tabel.........................................................................................................xxii Daftar Lampiran..................................................................................................xxiii

  BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................9 C. Tujuan...............................................................................................9 D. Manfaat Penelitian............................................................................9 BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................11

  C. Tipe Persahabatan berdasarkan Gender.........................................22

  1. Persahabatan diantara Para Wanita............................................22

  2. Persahabatan diantara Para Pria.................................................23

  3. Persahabatan diantara Pria dan Wanita......................................23

  D. Persahabatan dan Tahap Perkembangan Dewasa Awal ................24

  E. Persahabatan Antara Pria dan Wanita dalam Budaya Indonesia....26

  F. Makna dalam Persahabatan antara Pria dan Wanita ......................26

  G. Persahabatan antara Pria dan Wanita terkait dengan Keuntungan dan Kerugian .................................................................................29

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................35 A. Desain Penelitian...........................................................................35 B. Subjek Penelitian..........................................................................36 C. Fokus Penelitian ............................................................................38 D. Instrumen .......................................................................................40 E. Analisis data ..................................................................................42 F. Peranggung Jawaban Mutu ............................................................43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................46 A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................46 B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................51

  1. Kategori Khusus (Empiris) .......................................................51

  a. Keuntungan dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan

  b. Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ......................................................................................58

  2. Kategori Umum ........................................................................63

  3. Perbedaan antara Pria dan Wanita Terkait dengan Makna, Keuntungan dan Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ...............................................................................68

  C. Pembahasan ...................................................................................70

  1. Keuntungan dan Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ...............................................................................70

  a. Keuntungan dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ......................................................................................70

  b. Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ......................................................................................71

  2. Persepsi Pria dan Wanita Mengenai Keuntungan dan Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis...................73 a. Persepsi Pria Mengenai Keuntungan dan Kerugian dalam

  Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis ........................73

  b. Persepsi Wanita Mengenai Keuntungan dan Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan Jenis.........................76

  3. Pembahasan Umum ..................................................................80

  D. Keabsahan Data .............................................................................84

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................86 A. Kesimpulan ...................................................................................86 B. Saran..............................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................90

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan antara pria dan wanita ...............................................21Tabel 2.2 Tabel Keuntungan dalam Persahabatan Antara Pria dan Wanita .........32Tabel 2.3 Tabel Kerugian dalam Persahabatan Antara Pria dan Wanita ..............33Tabel 3.1 Tabel Aspek Penelitian .........................................................................41Tabel 4.1 Proses Pelaksanaan Penelitian dan Data Demografi Subjek .................49Tabel 4.2 Kategorisasi Keuntungan dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan

  Jenis .......................................................................................................................52

Tabel 4.3 Kategorisasi Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan

  Jenis .......................................................................................................................58

Tabel 4.4 Kategori Umum Keuntungan dalam Menjalin Persahabatan dengan

  Lawan Jenis ...........................................................................................................63

Tabel 4.5 Kategori Umum Kerugian dalam Menjalin Persahabatan dengan Lawan

  Jenis .......................................................................................................................66

Tabel 4.6 Lima Besar Keuntungan Persahabatan antara Pria dan Wanita ............68Tabel 4.7 Lima Besar Kerugian Persahabatan antara Pria dan Wanita .................69

  

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1. Angket Try Out Persahabatan......................................................97 LAMPIRAN 2. Angket Try Out Persahabatan Revisi I.………….......……….....98 LAMPIRAN 3. Angket Persahabatan Pria...........................................................100 LAMPIRAN 4. Angket Persahabatan Wanita.....................................................102 LAMPIRAN 5. Verbatim Angket Persahabatan ..........……………………..….104 LAMPIRAN 6. Tabel Analisis Data rater II..........……………………………..202

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persahabatan merupakan hal yang sangat dekat dengan kehidupan

  manusia bahkan bagi sebagian besar orang persahabatan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupannya. Dalam berbagai media sering ditemui berbagai ekspresi individu maupun kelompok mengenai persahabatan mulai dari lagu, (“Untuk Sahabat – Audy”, “Kepompong –Sindentosca” dan lain-lain), cerita novel (“5 cm“), puisi, sampai pada film remaja (“Kepompong”). Dari sini terlihat bahwa masyarakat melihat pentingnya peran sahabat dalam kehidupan keseharian seseorang terlepas dari segala kemajuan teknologi yang membawa kecenderungan individualis dalam kehidupan bermasyarakat.

  Persahabatan sendiri merupakan suatu bentuk hubungan yang unik yang terjadi begitu saja tanpa adanya suatu bentuk perjanjian ataupun persetujuan secara langsung dari kedua belah pihak. Persahabatan biasanya terbentuk di antara orang-orang yang memiliki kesamaan, seperti: karakteristik, latar belakang, usia, jenis kelamin, suku dan sebagainya. Biasanya, dasar untuk memperkuat hubungan ini adalah kepercayaan satu sama lain dan orientasi utama pada kesenangan dan kepuasan pribadi, yaitu Dalam membahas mengenai persahabatan, masalah utama yang sering dihadapi adalah masih belum adanya kesepakatan mengenai apa itu definisi sahabat maupun persahabatan (Graham Allan dalam FRIENDSHIP, 2007). Dalam satu seting seseorang mungkin dapat dikategorikan sebagai seorang sahabat, namun dalam setting yang lain sebutan ini tampak kurang sesuai.

  Walau demikian beberapa ahli seperti Misty N. Carroll (2006) mencoba mendefinisikan persahabatan sebagai suatu hubungan dimana dua atau lebih orang akan melakukan kegiatan menyenangkan bersama, saling menceritakan pengalaman dan permasalahan, menangis bersama, atau sahabat juga bisa seseorang dari masa lalu yang yang terus saling menjalin relasi. Satu hal yang pasti, setiap orang di muka bumi ini pasti memiliki dan membutuhkan kehadiran seorang sahabat untuk berbagi, saling mendukung, dan saling menjaga.

  Dari penelitian yang dilakukan secara terus-menerus, ditemukan bahwa persahabatan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Bahkan dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa persahabatan terkait dengan kesejahteraan psikologis dan dapat meningkatkan penilaian dan penghargaan terhadap diri sendiri (Hartup & Stevens, 1997). Selain itu, ikatan sosial dalam persahabatan juga dapat mengurangi efek dari suatu penyakit dengan cara menurunkan tekanan darah, detak jantung, dan kolesterol (Gale Berkowitz, 2002). Bahkan Dr. Klein dalam Berkowitz (2002) para peneliti telah menemukan bahwa orang yang memiliki teman memiliki usia yang lebih lama kurang lebih 6 bulan daripada orang yang tidak memiliki teman dan bahwa dengan memiliki banyak teman individu dapat mengurangi resiko kematian sebesar lebih dari 60 persen.

  Lebih dari itu persahabatan akan memberikan banyak keuntungan dan memenuhi berbagai fungsi dalam kehidupan seseorang. Seorang sahabat dapat berperan sebagai teladan (role model), pendengar yang baik, seseorang yag mau memahami, mengkritik, menasehati ataupun menemani. Seorang sahabat juga akan selalu menyediakan nasehat, bimbingan, ketentraman, penerimaan, dukungan, feedback, mendengarkan dengan simpatik, dan menampilkan adanya perasaan memiliki.

  Menurut O’Connor (1992), persahabatan merupakan pemenuhan dari kebutuhan atau motif internal yang terpusat pada fungsi kepribadian yang sehat. Dengan adanya kepercayaan dalam persahabatan akan menghadirkan rasa setia kawan, dan dengan berkembangnya persahabatan, seseorang mulai membangun sebutan “teman dekat” bahkan “teman baik”. Persahabatan di sini merepresentasikan hubungan yang sering kali merupakan hubungan yang paling kekal dalam kehidupan bahkan bertahan lebih lama dari hubungan suami istri maupun ikatan antara anak dan orang tua (Floyd, 1995).

  Sebenarnya ada beberapa faktor yang mendorong terjalinnya persahabatan antara dua orang atau lebih, misalnya saja perasaan senasib orang lain, keterbukan dan lain-lain. Intinya dalam menjalin persahabatan masing-masing pihak akan memperoleh “sesuatu” yang nantinya akan memotivasi mereka untuk terus menjalin persahabatan.

  Dari perspektif evolusioner, persahabatan dipandang sebagai suatu hubungan yang penuh misteri, seperti puzzle. Persahabatan yang tidak memiliki ikatan genetik pun dapat bertahan tidak hanya dalam hitungan hari ataupun tahun melainkan dapat bertahan seumur hidup (Bleske & Buss, 2000).

  Pada dasarnya dalam setiap bentuk persahabatan akan hadir sejumlah hal yang dapat dikategorikan sebagai hadiah berupa keuntungan yang baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan reproduksi manusia. Sebagai contoh, seorang teman akan memberikan tempat untuk bernaung ketika sahabatnya tidak memiliki tempat tinggal, makanan di saat lapar bahkan perawatan ketika sakit yang akan membantu individu untuk mengatasi masalah terkait dengan kemampuan adaptif untuk bertahan hidup (Bleske & Buss, 2000). Dari seorang teman individu juga dapat mengenal orang yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya dan hal ini akan membantu untuk mengatasi masalah terkait dengan kemampuan adaptif untuk memiliki keturunan. Namun demikian terkadang seorang sahabat juga membawa beberapa kerugian dalam hidup seseorang, seperti yang diilustrasikan oleh Brutus dan Caesar di mana seorang teman dapat dimusuhi, atau harus berkompetisi dengan sahabatnya untuk mendapatkan sesuatu atau bahkan bersaing memperebutkan pasangan.

  Seperti yang kita ketahui manusia merupakan makhluk yang memiliki insting untuk melindungi dirinya sendiri dalam hal ini berarti terdapat kecenderungan dalam diri setiap orang untuk berusaha memperoleh keuntungan dan sedapat mungkin menghindari kerugian yang mungkin dapat melukai ataupun membebani hidup mereka. Prinsip ini juga berlaku dalam hubungan persahabatan terutama dalam persahabatan dengan lawan jenis.

  Setiap orang tentunya akan secara sadar maupun tidak sadar mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang mereka peroleh sebelum akhirnya memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan lawan jenis.

  Keuntungan dan kerugian dalam persahabatan inilah yang berusaha diteliti lebih jauh oleh peneliti. Penelitian ini sebenarnya dilandasi oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di Austin, salah satu negara bagian Amerika oleh April L.Bleske dan David M. Buss pada 200 mahasiswa pria dan wanita yang berusia 17-32 tahun sebagai penelitian pendahuluan dalam penelitian mereka yang berjudul “Can Men and Women Be Just

  

Friends?” Namun adanya perbedaan lingkungan sosial dan budaya antara

  masyarakat Austin dan Indonesia membuat peneliti merasa perlu untuk melihat lebih jauh mengenai apa saja keuntungan dan kerugian yang dirasakan seseorang ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis studi di perguruan tinggi. Subjek mahasiswa dipilih karena sebagian besar mahasiwa berada pada fase perkembangan dewasa awal dan pada fase ini individu sedang berusaha untuk mulai membangun hubungan intim dengan orang lain dengan menjalin persahabatan ataupun mulai mencari pasangan hidup.

  Hal ini didukung oleh pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa dalam level sosial yang lebih luas, sifat dasar dari persahabatan cenderung bersifat fakultatif dan istimewa, maksudnya persahabatan memiliki arti yang berbeda bagi tiap individu sehingga hubungan ini bersifat sangat unik dan istimewa bagi setiap individu. Sebagai contoh, dalam beberapa budaya tipe relasi persahabatan tidak dapat berkembang. Hal ini terjadi pada beberapa budaya dimana hubungan persahabatan dirumuskan sebagai suatu bentuk hubungan pribadi yang harus didasarkan pada status dan hubungan kekeluargaan (DuBois dalam Friendship: Definition And Characteristics, 2008), sedangkan pada budaya yang lain pelaksanaan larangan dilakukan secara kaku dan mengikat, persahabatan biasanya sangat jarang terjalin atau bahkan tidak ada sama sekali.

  Bagaimanapun seperti yang diungkapkan oleh Lothar Krappmann dalam Friendship: Definition And Characteristics (2008) individu dalam budaya yang begitu mengikat sering kali menemukan cara-cara tertentu untuk menjalin persahabatan. Sebagai contoh, Sarah Uhl dalam artikel berjudul dilarang untuk menjalin persahabatan dengan pria yang tidak memiliki ikatan kekeluargaan dengan mereka.

  Persahabatan antara pria dan wanita sendiri merupakan suatu fenomena yang kontroversial akhir-akhir ini di Indonesia. Semakin banyak hubungan tanpa status ataupun orang-orang yang menyatakan diri mereka sebagai TTM (Teman tapi Mesra). Batasan antara sahabat, pacar, ataupun selingkuhan pun semakin tidak jelas. Hal ini tampaknya terkait dengan sifat persahabatan yang fakultatif dan istimewa, maksudnya persahabatan memiliki arti yang berbeda bagi tiap individu sehingga hubungan ini bersifat sangat unik dan istimewa bagi setiap individu. Walaupun demikian, dalam penelitian ini, peneliti tidak akan membatasi persahabatan antara pria dan wanita sebagai persahabatan murni ataupun TTM (Teman tapi Mesra) dengan asumsi bahwa sampai saat ini pun belum terdapat kesepakatan di kalangan masyarakat awam mengenai batasan dua individu dikatakan TTM (Teman tapi Mesra) ataupun dikatakan menjalani persahabatan murni. Pada penelitian ini, peneliti tidak membatasi persahabatan antara pria dan wanita sebagai persahabatan murni (platonic friendship) ataupun persahabatan romantis (romantic friendship) dengan asumsi bahwa setiap individu akan memaknai persahabatan mereka dengan cara yang berbeda-beda.

  Penelitian mengenai persahabatan antara pria dan wanita dipilih oleh peneliti karena pada saat ini sering kali masyarakat memandang secara masyarakat Indonesia yang mayoritas terdiri dari umat muslim dan cenderung didominasi oleh ajaran Islam tampak memberi batasan yang cukup ketat mengenai kedekatan dalam hubungan antara pria dan wanita termasuk dalam persahabatan antara pria dan wanita terutama yang sudah menikah. Dalam penelitian ini peneliti juga ingin mencoba mengungkap bagaimana sebenarnya subjek dalam hal ini mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal memaknai persahabatan mereka dengan lawan jenis. Apakah memang benar persahabatan dengan lawan jenis semata-mata mengarah pada hubungan romantis ataukah sebenarnya persahabatan antara pria dan wanita pun dapat merupakan persahabatan murni (platonic

  friendship).

  Oleh sebab itu, dalam kesempatan kali ini peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal memaknai persahabatan mereka dengan lawan jenis. Yang dimaksud dengan makna disini adalah bagaimana individu melihat hubungan persahabatan yang mereka jalani dengan lawan jenis. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui keuntungan dan kerugian apa saja yang dialami individu ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis dan apakah terdapat perbedaan cara pandang antara pria dan wanita mengenai hal ini.

  B. Rumusan Masalah

  1. Apakah makna persahabatan antara pria dan wanita?

  2. Bagaimana persepsi pria dan wanita mengenai keuntungan dan kerugian yang mereka peroleh dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis?

  3. Apakah terdapat perbedaan makna, keuntungan dan kerugian yang diperoleh oleh pria dan wanita dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui makna persahabatan antara pria dan wanita, mendapatkan gambaran mengenai keuntungan atau kerugian apa saja yang yang diperoleh ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis dan apakah terdapat perbedaan makna, keuntungan dan kerugian yang diperoleh oleh pria dan wanita dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoretis

  a. Memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai makna dari persahabatan antara pria dan wanita, keuntungan dan kerugian yang diperoleh dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis, serta gambaran mengenai perbedaan cara pandang pria dan wanita mengenai keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dalam b. Memberikan gambaran mengenai cara pandang kaum muda Indonesia mengenai persahabatan dengan lawan jenis terkait dengan makna, keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari relasi tipe ini.

  2. Manfaat Praktis

  a. Memahami lebih jauh apa yang dicari setiap orang dalam persahabatan sehingga nantinya setiap orang diharapkan dapat lebih memahami sahabat mereka dan membuat hubungan persahabatan mereka bisa bertahan.

  b. Memahami leih jauh mengenai cara pandang pria dan wanita mengenai seorang sahabat sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahpahaman dalam persahabatan antara pria dan wanita.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini, penulis akan memulai dengan penjelasan singkat

  mengenai persahabatan secara umum dan beberapa tipe persahabatan yang ada; dilanjutkan dengan penjelasan singkat mengenai sex dan gender; serta apa yang dimaksud dengan keuntungan dan kerugian. Selanjutnya penulis juga akan menjelaskan mengenai persahabatan pada tahap perkembangan dewasa awal karena subjek yang akan diteliti disini adalah para mahasiswa yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal, serta membahas lebih jauh lagi mengenai persahabatan antara pria dan wanita serta keuntungan dan kerugian yang diperoleh dalam hubungan ini.

A. Persahabatan

  Persahabatan merupakan suatu bentuk hubungan yang unik. Dalam menjalin persahabatan tidak ada unsur paksaan, perjanjian ataupun persetujuan secara langsung dari kedua belah pihak. Persahabatan biasanya terjadi secara alami dan terbentuk di antara orang-orang yang memiliki kesamaan, seperti kesamaan karakteristik, latar belakang, usia, jenis kelamin, suku dan sebagainya. Hal ini terjadi karena pada umumnya individu akan tertarik dengan individu lain yang memiliki karakteristik yang sama daripada

  12 Setidaknya ada banyak definisi tentang persahabatan, tetapi karena terbatasnya ruang maka peneliti hanya akan menyebutkan beberapa definisi tersebut. Dalam ilmu psikologi sosial, persahabatan didefinisikan sebagai suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim yang melibatkan setiap individu sebagai suatu kesatuan (Iswanto, 2007).

  Menurut Iswanto (2007), dalam persahabatan secara umum terdapat beberapa elemen pokok, yaitu:

  1. Adanya penghargaan satu sama lain lebih pada sebagai orang itu sendiri dari pada keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari persahabatan.

  2. Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebih menekankan pada kualitas yang obyektif satu sama lain.

  3. Memiliki kebebasan untuk saling memberi tanpa adanya harapan untuk memperoleh imbalan.

  4. Individu saling bersahabat karena keunikannya. Persahabatan selalu memperlihatkan adanya keintiman, individualitas, dan kesetiaan.

  Pada umumnya, dalam persahabatan ditemukan adanya dua kualitas yang tidak dapat dipisahkan, yakni preferensial (memilih-milih) dan mutual (Iswanto, 2007). Persahabatan itu sifatnya memilih-milih, artinya orang tidak akan menganggap semua orang sebagai sahabatnya. Ada tingkatan tertentu sampai orang menerima orang lain sebagai sahabat. Selain bersifat memilih, persahabatan juga bersifat mutual, saling menguntungkan. Persahabatan tidak

  13 Berdasarkan pandangan Duck (1991), persahabatan diartikan sebagai suatu hubungan yang akrab dengan individu yang dibangun berdasarkan motivasi dan harapan tertentu dan mempunyai tingkat hubungan yang tinggi seperti saling menerima, saling memberikan kehangatan, saling mengenal lebih dalam, saling menyangi dan saling memperdulikan dalam waktu yang sama. Sahabat disini akan menyambut kehadiran sahabatnya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada tahap altruisme. Selera mereka biasanya serupa, mereka saling bertemu dan menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai bersama. Dalam persahabatan, masing-masing individu akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Tidak hanya itu, persahabatan juga merupakan salah satu mekanisme yang dapat mengurangi ataupun menetralkan kesulitan-kesulitan dan stres yang terkait dengan transisi-transisi utama dalam kehidupan manusia karena seorang teman atau sahabat merupakan sumber utama dari dukungan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang (Toono, 1986).

  Nilai yang terdapat dalam persahabatan juga akan dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain; simpati dan empati; kejujuran, yang barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran; dan yang terakhir saling pengertian.

  14 Menurut Aristoteles sebenarnya persahabatan dapat dibagi dalam 3 kategori (Annas dalam Friendship, 2005), yaitu:

  1. Friend Based on Utility

  Persahabatan tipe ini didasarkan pada harta benda yang biasanya terjadi di kalangan orang tua, orang-orang berumur setengah tua, dan orang- orang usia muda yang mengejar keuntungan pribadi. Pada persahabatan ini orang-orang tidak meluangkan banyak waktu bersama, karena terkadang dalam bersababat mereka bahkan tidak saling menyukai satu sama lain dan karena itu mereka merasa tidak membutuhkan suatu bentuk perkumpulan kecuali jika hal ini menguntungkan bagi mereka.

  2. Friend Based on Pleasure

  Persahabatan ini didasarkan pada kesenangan yang biasanya terjadi di kalangan anak muda karena hidup mereka biasanya masih banyak dipengaruhi oleh perasaannya, ketertarikan utama mereka pada kesenangan pribadi, dan kesempatan untuk merasakan momen-momen yang menyenangkan

  3. Friend Based on Goodness

  Merupakan tipe persahabatan yang sempurna. Pada persahabatan tipe ini hubungan didasarkan pada keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain dan diri sendiri. Hal ini biasanya didasarkan rasa sayang yang dirasakan satu sama lain terhadap diri teman mereka yang

  15 kehidupan sehari-hari karena sangat sulit menemukan tipe orang seperti ini dan juga dibutuhkan banyak waktu dan kedekatan untuk menjalin persahabatan tipe ini.

  Suzanne Stern-Gillet dalam Friendship (2007) mengungkapkan pendapatnya bahwa persahabatan yang didasarkan pada harta benda dan kesenangan lebih dapat dilihat sebagai suatu bentuk proses, sedangkan persahabatan yang didasarkan pada kebaikan merupakan suatu bentuk aktivitas yang berpusat pada kehidupan yang baik dan memungkinkan terjadinya hubungan dengan semua orang. Di sini untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh seorang teman, terlebih dahulu individu harus mengetahui apa yang dia rasakan dan untuk mengenal temannya sama caranya dengan mengenali dirinya sendiri. Orang yang hebat disini juga akan terikat dengan temannya sama seperti ia terikat pada dirinya sendiri, karena seorang teman adalah dirinya yang lain.

  Ray Pahl dalam Friendship (2007) mengungkapkan bahwa dalam persahabatan yang berdasarkan kebaikan kedua belah pihak akan saling memperluas dan memperbanyak pengalaman moral. Dia juga mengungkapkan bahwa keduanya akan saling mendukung dan mengembangkan begitu mereka mengenali kelebihan moral teman mereka sehingga masing-masing pihak dapat menjadi cermin bagi yang lain. Dalam hal ini seseorang menyayangi orang lain untuk kebaikan mereka tidak hanya

  16 sendiri. Mereka juga dapat melihat bahwa mereka terpisah dan berbeda satu sama lain, mereka mengenal diri mereka dan teman mereka. Keunggulan moral dalam persahabatan tipe ini adalah bahwa dalam persahabatan ini terdapat tingkat pengembangan dan ekspresi emosi altruistik dari simpati, perhatian, dan kepedulian.