Nama NIM STUDI PE JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y

  PENI

  INGKATAN N KEMAM MPUAN BE ERBICARA A M MENDESK KRIPSIKA AN BENDA A DENGAN N PENDEK KATAN KONTE EKSTUAL L PADA SI SWA KEL LAS II SD N NEGERI S ALAMREJ JO SEMEST TER GENA AP TAHUN N PELAJAR RAN 2010/ /2011 SKRIP PSI Diaj jukan untu uk Memenu uhi Salah Sa atu Syarat M Memperole h Gelar Sa arjana Pend didikan Progr ram Studi P Pendidikan n Guru Sek kolah Dasa r Oleh : Nama : P Priyo Estu W Widodo

NIM : 0 081134202

PR ROGRAM S STUDI PE NDIDIKAN N GURU S SEKOLAH H DASAR

  JURUSA AN ILMU P PENDIDIK KAN FAKULT TAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIK KAN UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 2011

  1

  PENI

  INGKATAN N KEMAM MPUAN BE ERBICARA A MENDESK M KRIPSIKA AN BENDA A DENGAN N PENDEK KATAN KONTE EKSTUAL L PADA SI SWA KEL LAS II SD N NEGERI S ALAMREJ JO SEMEST TER GENA AP TAHUN N PELAJAR RAN 2010/ /2011 Diaj jukan untu uk Memenu uhi Salah Sa atu Syarat Memperole M h Gelar Sa arjana Pend didikan Progr ram Studi P Pendidikan n Guru Sek kolah Dasa r oleh: : NAM MA :Priyo Estu Wido odo NIM : 08113 34202 PR ROGRAM S STUDI PE NDIDIKAN N GURU S SEKOLAH H DASAR JURUSA AN ILMU P PENDIDIK KAN FAKULT TAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIK KAN UNVERSI

  ITAS SANA ATA DHA ARMA YOGYAKA Y ARTA

  PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk Allah SWT kedua orang tuaku yang tersayang dan adikku yang tercinta

  MOTTO ‘ Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan’

  ‘ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua’ (Aristoteles)

  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  14 November 2011 Penulis Priyo Estu Widodo

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Priyo Estu Widodo Nomor Mahasiswa : 08 1134 202

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  “PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENDESKRIPSIKAN

  

BENDA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA

KELAS II SD NEGERI SALAMREJO SEMESTER GENAP TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 ” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian

  

saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 14 November 2011 Yang menyatakan Priyo Estu Widodo

  

Priyo Estu Widodo. 081134202. Universitas Sanata Dharma, 2011.

Peningkatan Kemampuan Berbicara Mendeskripsikan Benda Dengan

Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri Salamrejo Semester

Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

  

ABSTRAK

Kemampuan berbicara sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.

Berbicara merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi. Kemampuan berbicara

diajarkan sejak kelas I di sekolah dasar. Kemampuan berbicara termasuk dalam

kurikulum kelas II. Siswa dituntut dapat berbicara dalam hal mendeskripsikan

benda.

  Hasil tes materi mendeskripsikan benda secara lisan SD Negeri Salamrejo

kelas II bisa dikatakan rendah. Nilai rata-rata kelas masih terdapat di bawah

kriteria ketuntasan minimal. Pada kondisi awal, rata-rata kelas hanya mencapai

62,47, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) materi tersebut adalah

67,00. Hal ini diperkuat dengan persentase jumlah siswa yang berada di bawah

KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada 57% dari 21 siswa.

  Berdasarkan masalah di atas, peneliti melakukan penelitian untuk

mengetahui apakah pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada siswa kelas II

SD Negeri Salamrejo Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011.

  Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri

Salamrejo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 21 siswa. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Kemampuan berbicara tentang mendeskripsikan

benda diukur dengan tes kinerja. Penilaian didasarkan rubrik yang sudah dibuat.

Teknik analisis peningkatan yang dialami menggunakan uji beda rata-rata untuk

sampel dependen.

  Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan nilai rata-rata

kelas dibandingkan pada kondisi awal, yaitu dari 62,47 menjadi 66,48. Secara

persentase, siswa yang mampu juga mengalami peningkatan dari 43% menjadi

62% . Pada siklus II, rata-rata kelas meningkat menjadi 71,24 dan secara

  persentase, siswa yang mampu menjadi 76%.

  Berdasarkan ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada siswa kelas II

SD Negeri Salamrejo tahun pelajaran 2010/2011. Kata kunci : kemampuan berbicara dan pendekatan kontekstual.

  

Priyo Estu Widodo. 081134202. Sanata Dharma University, 2011. Improving

Speaking Skill in describing objects using Contextual Approach of the

Second Grade Students of Salamrejo Elementary School, in the Even

Semester of 2010/2011 Academic Year.

  ABSTRACT Speaking skill is very important for daily life. Speaking is one way to communicate. It has been taught since the fist grade of elementary school. In the second grade, speaking skill is included in the curriculum. Students are required to be able to describe objects.

  The results of the test in verbally describing objects in this class can be said to be low. The average value of the class is still under the minimum exhaustive criteria listed. At the initial condition, the average of the class was only 62.47, while the KKM grade is 67.00. This is affirmed by the percentage of the number of students who are below the KKM in Indonesian subject, that is 53% of 21 students.

  Based on the above issue the researcher conducted a research to determine whether learning using a contextual approach can increase the speaking skill in describing objects of the second grade students of Salamrejo Elementary School, in the Even Semester of 2010/2011 Academic Year.

  The subjects of this research are the second grade student of Salamrejo Elementary School, in the Even Semester of 2010/2011 Academic Year, consisting of 21 students . The research was conducted in two cycles. The speaking skill in describing objects is measured using performance test and is assessed using a rubric that has been made. To analyze the increase experienced, a Different Mean Test is used.

  The results of the cycle I show an increase of the class average value in the initial condition, that is from 62.47 to 66.48. In percentage the students who are able also increase from 43% to 62%. In cycle II, the class average increased to 71.24 and the percentage of students who are able attains 76%.

  Based on these results, it can be concluded that contextual approach can improve the speaking skill in describing objects of the second graders of Salamrejo Elementary School, 2010/2011 Academic Year. Keywords: speaking skill and contextual approach

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir Skripsi ini dengan baik. Tugas Akhir Skripsi yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Berbicara Mendeskripsikan Benda Dengan Pendekatan

Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri Salamrejo Semester Genap Tahun

  

Pelajaran 2010/2011” ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan program S-1

PGSD Universitas Sanata Dharma. Tidak lupa ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada;

  

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Universitas Sanata Dharma.

  

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.

  

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih dan Drs. YB. Adimassana, M.A., selaku dosen

pembimbing yang telah bimbingan dengan baik dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

  

4. Para Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  

5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian sarjana. xi

  

6. Ibu Murtinah, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Salamrejo yang telah bersedia

memberi izin untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di kelas II SD Negeri Salamrejo.

  

7. Bapak dan Ibu guru se-SD Negeri Salamrejo yang selalu memberi dukungan.

  

8. Kedua orang tuaku beserta adikku yang selalu memberi dorongan dan

membantu di saat penulis mengalami kesulitan.

  

9. Teman-temanku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.

  Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak.

  Penulis

     

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii

  

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM............................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

  1 A. Latar Belakang .......................................................................................

  1 B. Identifikasi Masalah ...............................................................................

  6 C. Batasan Masalah .....................................................................................

  6 D. Rumusan Masalah ..................................................................................

  6 E. Batasan Pengertian ................................................................................

  7 F. Pemecahan Masalah ...............................................................................

  8 G. Tujuan Penelitian ...................................................................................

  8

  xiii  

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................

  10 A. Penelitian yang Relevan .........................................................................

  10 B. Bahasa pada Anak SD ............................................................................

  12 1. Perkembangan Bahasa Anak ............................................................

  12 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Anak ............................

  14 C. Hakikat Komunikasi Lisan (Berbicara) ..................................................

  16 1. Pengantar ...........................................................................................

  16 2. Pengertian Komunikasi Lisan ...........................................................

  17 3. Fungsi Komunikasi ...........................................................................

  18 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi .............................

  18 5. Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi .................................

  19 6. Tujuan Berbicara ...............................................................................

  20 7. Deskripsi Sebagai Kemampuan Berbicara .......................................

  20 D. Pendekatan Kontekstual ..........................................................................

  22 1. Pengertian Pendekatan Kontekstual ..................................................

  22 2. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual ..............................

  22 E. Kerangka Berpikir ..................................................................................

  26 F. Hipotesis .................................................................................................

  28 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................

  29 A. Jenis Penelitian .......................................................................................

  29 B. Setting Penelitian ....................................................................................

  29 C. Rancangan Tindakan ...............................................................................

  30 D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .........................................

  35 E. Teknik Analisis Data ..............................................................................

  38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................

  42 A. Hasil Penelitian .......................................................................................

  42 B. Pembahasan ............................................................................................

  55 BAB V PENUTUP ....................................................................................................

  64 A. Kesimpulan .............................................................................................

  67

  xiv  

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

  68 LAMPIRAN ...........................................................................................................

  69

     

  

DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK

Bagan 1 Rencana Tindakan Penelitian ...........................................................................

  31 Grafik 1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase pada Kondisi Awal dengan Siklus I

  47 Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase pada Kondisi Awal, Siklus I dengan Siklus II ................................................................................................

  54 Grafik 3 Pencapaian skor per komponen siklus I ..........................................................

  57 Grafik 4 Pencapaian skor per komponen siklus I dan II .................................................

  59

     

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumennya ..............................................................

  35 Tabel 2 Lembar Pengamatan .........................................................................................

  36 Tabel 3 Peningkatan yang Diharapkan pada Setiap Siklus ............................................

  38 Tabel 4 Peningkatan yang Diharapkan Pada Setiap Siklus Secara Persentase ..............

  38 Tabel 5 Persentase Pencapaian KKM dan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal ............

  43 Tabel 6 Hasil Tes Siklus I ..............................................................................................

  46 Tabel 7 Persentase Pencapaian KKM dan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dengan Siklus I .................................................................

  47 Tabel 8 Hasil Tes Siklus II .............................................................................................

  52 Tabel 9 Persentase Pencapaian KKM dan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal , Siklus I dengan Siklus II .................................................

  53 Tabel 10 Perhitungan Distance ......................................................................................

  61

     

  DAFTAR LAMPIRAN Surat Izin Penelitian dari Sekolahan ...............................................................................

  71 Surat Permohonan Izin dari Universitas .........................................................................

  72 Silabus .......................................................................................................

  73 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...............................................................................

  76 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................................................

  88 Rubrik Penilian .......................................................................................................

  98 Nilai Mengarang .......................................................................................................

  99 Dokumentasi Kegiatan .................................................................................................... 100

  119

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan suatu bahasa yang penting bagi

  kehidupan kita. Kita tidak lepas dari bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia sangat berperan penting dalam pendidikan.

  Di sekolah dasar bahasa Indonesia sangatlah penting. Bahkan bahasa Indonesia ditanamkan lebih awal dari pelajaran lain, karena banyak menyumbang mata pelajaran lain.

  Keterampilan bahasa Indonesia mempunyai empat komponen yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya. Tarigan (1994:1) menyatakan bahwa untuk memperoleh keterampilan berbahasa, melalui hubungan yang teratur. Hubungan teratur dalam hal ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan keterampilan berbahasa. Tahapan pertama adalah keterampilan menyimak, dengan menyimak akan diperoleh pemahaman tentang apa yang disimak yang kemudian dilanjutkan dengan keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara sering disebut keterampilan untuk berkomunikasi lisan. Setelah keterampilan berbicara dilalui, tahap selanjutnya adalah keterampilan membaca dan setelah

  2 tahapan membaca dilanjutkan dengan keterampilan yang terakhir yaitu keterampilan menulis.

  Nababan (1993:172) mengatakan bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan komunikatif. Tujuan dari keterampilan tersebut ialah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, yakni untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa. Kemampuan untuk menyampaikan perasaan kita pada orang lain merupakan bagian penting dalam perbendaharaan linguistik kita. Pengungkapan perasaan seperti heran, senang, dan takut, serta emosi-emosi negatif seperti marah, tidak puas, menghina, dan benci, sebetulnya sangat biasa di antara manusia sosial yang bergaul dan berkomunikasi. Linguistik diperlukan untuk komunikasi untuk menyampaikan perasaan-perasaan seperti yang dikatakan di atas perlu juga penggunaan anggota badan, khususnya tangan dan jari, raut muka dan tatapan muka yang sebagai lawan bicara.

  Keterampilan berbicara di sekolah dasar sangat ditekankan pada pembelajaran bahasa Indonesia setelah mendengar. Biasanya setelah siswa belajar keterampialan mendengar dilanjutkan untuk berbicara menirukan apa yang dikatakan guru. Bahkan tanpa disadari pada kelas I siswa langsung belajar berbicara dengan mengenalkan diri dengan guru dan teman-temanya. Siswa dibiasakan untuk menyapa teman dan guru, sehingga akan melatih komunikasi. Banyak hal yang dikomunikasikan dalam berbicara, salah satunya mendeskripsikan sesuatu benda.

  3 Deskripsi merupakan penjelasan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Minto, 2007:158). Perincian tersebut berisi gambaran atau melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pendengar seakan-akan dapat mencitrai (melihat , mendengar, merasakan, dan menciumnya).

  Kemampuan berbicara mendeskripsikan di SD Salamrejo sudah dikenalkan sejak kelas II. Siswa di kelas II belajar mendeskripsikan benda khususnya tumbuhan atau hewan di sekitar berdasarkan ciri-cirinya. Siswa dituntut untuk bisa mendeskripsikan benda secara lisan. Dalam hal ini siswa dapat dikatakan baik dalam berbicara mendeskripsikan benda jika ada kesesuaian dengan benda yang dideskripsikan, kejelasan bunyi yang dikatakan (vokal, konsonan), intonasi, dan kelancaran berbicara.

  Hasil ulangan materi mendeskripsikan tumbuhan atau hewan siswa kelas II SD Negeri Salamrejo memiliki nilai rata-rata kelas 62. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi bahasa Indonesia SD ini yaitu 67. Dapat kita simpulkan bahwa kelas II SD Negeri Salamrejo kurang mampu untuk mendeskripsikan benda. Diperkuat dari jumlah siswa yang mendapat nilai ulangan yang di bawah KKM ada 57% dari 21 siswa kelas II. Siswa juga merasa kesusahan mengembangkan kalimat secara lisan dan merasa malu untuk berbicara, bahkan ada siswa yang takut dan tidak berani. Rasa malu dan takut tersebut menimbulkan rasa tidak senang terhadap bahasa.

  Kelas II SD Negeri Salamrejo jika diamati kondisi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya berbicara deskripsi guru masih menggunakan

  4 metode ceramah, sehingga siswa tidak terbiasa berbicara di depan teman- temannya. Guru juga tidak menggunakan pendekatan yang sesuai dengan topik dan kondisi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

  Siswa merasa takut salah dalam berbicara, merasa malu, dan merasa tidak bisa. Perasaan tersebut membuat siswa tidak suka. Ketidaksukaan tersebut tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga, masyarakat, dan pengalaman belajar berbicara di sekolah.

  Melihat hal di atas perlunya penggunaan pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Pendekatan yang dibutuhkan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut teori J Peaget dalam Ruseffendi (1979:21) pada usia SD kelas II merupakan tahap operasi konkret. Tahap tersebut anak dalam pengerjaan-pengerjaan logis dapat dilakukan dengan benda-benda konkret atau nyata. Bantuan-bantuan nyata membantu anak untuk lebih mudah memahami suatu hal.

  Kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo akan ditingkatkan dengan pendekatan kontekstual.

  Pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Menurut Muslich (2007:40) pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerepannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran ini didukung oleh situasi dalam

  5 keadaan nyata. Siswa akan lebih mudah memahami materi dan merasa tertarik dengan benda-benda nyata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

  Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama (Muslich, 2007:43), yaitu constructivism (Konstrutivisme, membangun, membentuk), questioning (bertanya), inquiry (menyelidiki, menemukan), learning community (masyarakat belajar), modelling (pemodelan), reflection (refleksi atau umpan balik), dan penilaian autentik (penilaian yang sebenarnya). Melibatkan tujuh komponen tersebut siswa akan lebih mudah mengembangkan pikirannya dan mendorong rasa keingintahuan siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan pendekatan konstekstual diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa materi mendeskripsikan benda dan meningkatkan nilai rata-rata siswa kelas II SD Negeri Salamrejo dapat mencapai KKM.

  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Berbicara Mendeskripsikan Benda Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri Salamrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011”.

  6 B.

   Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

  1. Rendahnya kemampuan berbicara siswa dalam mendeskripsikan benda siswa kelas II di SD Negeri Salamrejo.

  2. Kurangnya media pengajaran berbicara untuk mendeskripsikan benda yang menarik yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan mendeskripsikan benda.

  3. Pembelajaran bahasa Indonesia materi mendeskripsikan benda tidak dikaitkan dengan lingkungan sekitar anak (kontekstual).

  C. Batasan Masalah

  Berdasarkan dari identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada kopentensi dasar ‘mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain’ dengan penyelesaian masalah menggunakan pendekatan kontekstual.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, rumusan masalah penelitian adalah apakah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011?

  7 E.

   Batasan Pengertian

  Beberapa istilah sebagai kata kunci dalam penelitian ini, penulis menuangkan batasan pengertian sebagai berikut:

  1. Kemampuan adalah kesanggupan, kebolehan atau kecakapan seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjakan(Hasan, dkk, 2007:158).

  2. Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dipikirkan(Hasan, dkk, 2007:165).

  3. Deskripsi merupakan penjelasan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Minto, 2007:158).

  4. Kemampuan berbicara mendeskripsikan benda adalah kesanggupan, kebolehan atau kecakapan siswa dalam melakukan penjelasan yang berusaha memberi perincian terhadap suatu benda yang dibicarakannya.

  5. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich,2007:41).

  8 F.

   Pemecahan Masalah

  Berdasar latar belakang masalah dan rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada kelas II SD Negeri Salamrejo semester genap tahun pelajaran 2010/2011 akan diatasi dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan benda secara lisan.

  G. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berbicara mendeskripsikan benda pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011.

  H. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian tersebut menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran, yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara mendeskripsikan benda secara lisan.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi peneliti sendiri, menambah pengalaman berharga mengenai penelitian tindakan kelas dalam menerapkan pendekatan kontekstual

  9 dalam pembelajaran bahasa indonesia materi berbicara mendeskripsikan benda.

  b. Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan di kelas lain.

  c. Hasil penelitian ini dapat menambahkan satu bacaan di perpustakaan kampus dan sekolah yang dapat dimanfaatkan teman-teman mahasiswa dan guru sebagai contoh penelitian, terutama bagi yang masih mengalami kesulitan melakukan penelitian dan belum berani untuk memulainya, sedangkan bagi yang sudah biasa melakukannya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan Yosef Lorensius (2006) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Teknik-Teknik Pembelajaran Kemampuan Bersastra Aspek Menulis dan Berbicara Berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Kelas X Semester I Tahun Ajaran 2005/2006 SMA Kolese De Britto Yogyakarta ”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan

  teknik-teknik pembelajaran kemampuan bersastra aspek menulis dan berbicara.

  Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas

  X SMA Kolese De Britto Yogyakarta tahun 2005/2006, dalam kemampuan bersastra aspek menulis dan berbicara mengalami peningkatan setelah menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang di dalamnya juga terdapat terdapat berbagai pendekatan yang digunakan, salah satunya pendekatan kontekstual. Dalam penelitian tersebut juga dikatakan bahwa pembelajaran menulis dan berbicara menggunakan pendekatan kontekstual dapat memberi respon positif siswa, tercipta kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta menumbuhkan semangat siswa dalam menulis dan berbicara.

  11 Berdasar penelitian yeng telah dilakukan di atas, terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu pada subjek penelitiannya. Subjek dalam penelitian Yosef, yaitu siswa kelas X SMA Kolose De Britto Yogyakarta yang berjumlah 241 siswa terdiri dari enam kelas. Subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri Salamrejo, yang berjumlah 21 siswa.

  Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Marianus Wewe (2008) mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma dengan judul “Pembelajaran

  Kontekstual Dalam Rangka Peningkatan Minat Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Engelus Cus Tos I Surabaya” . Hasil penelitian tersebut menjelaskan peningkatan minat pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual.

  Berdasarkan kesimpulan penelitian Marianus, peneliti sepaham jika dengan pembelajaran kontekstual akan meningkatkan minat dan kemampuan siswa. Kesimpulan yang diambil oleh Marianus, yaitu dengan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan yang mendorong siswa untuk menemukan makna pembelajaran, selain itu juga mengaitkan dengan kenyataan hidup. Siswa terlibat aktif dalam seluruh proses pembelajaran, mendorong siswa mengikuti proses pembelajaran kontekstual dengan suasana senang hati.

  Proses pembelajaran yang demikian meningkatkan minat dalam pembelajaran pendidikan agama katolik dan akan meningkatkan prestasi dan kemampuan

  12 siswa SMP Engelus Cus Tos I Surabaya. Hal di atas memperkuat penelitian ini dan sebagai gambaran dalam peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas II SD Negeri Salamrejo materi mendeskripsikan benda menggunakan pendekatan kontekstual.

B. Bahasa pada Anak SD

  Menurut Samana (2004:1) bahasa adalah sistem lambang yang bermakna bagi kelompok penggunanya. Bahasa digunakan setiap saat oleh anak SD.

  Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dengan teman bermainnya dan guru. Pembelajaran di kelas, bahasa digunakan untuk menyampaikan materi sehingga materi dapat diterima oleh siswa.

  1. Perkembangan Bahasa Anak Sejak bayi anak sudah mengenal bahasa. Bahasa pada waktu bayi menggunakan isyarat-isyarat seperti dengan gerak maupun menangis. Bayi lama-kelamaan akan semakin menguasai bahasa dari orang tuanya. Bayi atau anak semakin menguasai bahasa, ia akan semakin terlibat atau berperan dalam lingkungan sosial budayanya. Ketidak berdayaan bayi erat berhubungan dengan ketidakberdayaan mereka untuk menyatakan keinginan atau kebutuhannya lewat bahasa.

  Berbicara adalah bagian dari berbahasa. Anak juga akan mengalami berbicara. Ciri-cirinya anak paham arti kata/kalimat yang digunakannya untuk mengaitkan dengan obyek yang diwakilinya. Anak atau siswa mampu melafalkan kata-katanya sehingga orang lain mudah menangkap pesannya.

  13 Kemampuan berbahasa anak akan meningkat. Anak menjadi mampu menggabungkan kata-kata menjadi sebuah kalimat bermakna.

  Setelah itu akan dipelajari lebih lanjut di sekolah dasar.

  Anak di sekolah dasar tidak hanya diajarkan merangkai kata-kata menjadi kalimat bahkan menggabungkan kalimat menjadi sebuah paragraf.

  Anak di sini akan belajar lebih tentang bahasa.

  Anak kelas II sudah mempunyai kemampuan merangkai kata menjadi kalimat. Dalam perkembangan mentalnya usia ini anak terdapat pada tahapan operasianal konkret, sehingga dalam siswa merangkai kalimat menggunakan bantuan benda-benda konkret.

  2. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar Pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pembelajaran terpadu. Pada kelas atas keterpaduan tersebut terlihat pada setiap aspek dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia juga harus memadukan beberapa aspek. Adapun aspek-aspek dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

  Pembelajaran terpadu di kelas rendah biasanya disebut pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik mengintegrasikan beberapa mata pelajaran menjadi satu dan diberi tema. Integrasi difokuskan dengan memusatkan pembelajaran pada suatu masalah yang dibahas, dikaji, dan dipecahkan melalui berbagai bahan dari satu atau beberapa mata pelajaran (Idi, 1999 dalam Suprayekti dkk,2009:6.2).

  14 Menurut Puji Santoso (2009:3.26) ciri-ciri pembelajaran tematik antara lain: a. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam suatu konsep pembelajaran, dengan maksud agar pelajaran tersebut lebih bermakna, jadi tidak dipaksakan.

  b. Bersifat fleksibel.

  c. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

  d. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

  e. Berpusat pada siswa.

  Penelitian ini mata pelajaran bahasa Indonesia akan memadukan aspek berbicara dan menulis dan diintegrasikan dengan mata pelajaran SBK. Tema yang digunakan yaitu lingkungan sekitar.

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Anak Menurut Samana (2004:4) faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa anak sebagai berikut: a. Faktor biologis (fisik)

  Faktor biologis sangat berpengaruh dalam bahasa anak. Kesiapan fisik akan mendukung kemampuan bahasa anak. Adapun kesiapan alat dengar, alat penglihatan, alat ucap, sistem syaraf pusat (otak), dan kesehatan badan pada umumnya. Kesehatan anak perlu dijaga demi perkembangan bahasa anak.

  15

  b. Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Anak belajar bahasa pertama kali dari lingkungan keluarga, sehingga keluarga harus mengajarkan bahasa dengan baik karena daya rekam anak sangat tinggi. Anak dapat merekam segala hal, baik ataupun buruk.

  Anak belajar dari lingkungan teman sebaya dan di sekolah. Anak di sekolah diajarkan bahasa dengan baik, sehingga lingkungan sekolah harusnya mendukung untuk belajar bahasa. Lingkungan sekolah jangan sampai memberi pengaruh yang negatif bagi bahasa anak.

  c. Faktor intelegensi anak Faktor intelegensi (taraf kecerdasan) anak sangat mempengaruhi perkembangan bahasanya. Anak yang intelegensinya tinggi penguasaan pengetahuannya tinggi, sehingga pembedaharaan bahasanya semakin banyak. Ciri berbahasa anak intelegen antara lain : daya konsentrasi tinggi, hasrat ingin tahu tinggi, cakap menyimak, kekayaan kosakata dan ketepatan penggunaannya bagus, dan penguasaan pola kalimatnya cepat.

  d. Faktor motivasi belajar bahasa Faktor motivasi ini dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik merupakan dorongan untuk belajar bahasa dari diri sendiri. Biasanya bersifat spontan, selaras dengan pemenuhan kebutuhan diri yang bersangkutan, sedangkan

  16 motivasi eksternal bersumber pada daya pendorong dari luar diri yang bersangkutan. Kita sebagai guru bertugas selalu memberi motivasi belajar bahasa demi perkembangan bahasa anak.

  e. Situasi belajar Situasi belajar akan mempengaruhi belajar bahasa anak. Anak akan merasa senang jika situasinya juga menyenangkan. Anak merasa seneng jika belajar bahasa dalam situasi bermain, penghargaan atas usaha, kegagalan sebagai masukan untuk menemukan remidialnya, utamakan pengalaman langsung, dan menggunakan alat bantu atau peraga. Situasi anak menjadi terdukung dan perkembangan belajar bahasa anak akan baik.

  Faktor-faktor di atas perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa. Penelitian ini juga memperhatikan faktor-faktor tersebut, seperti faktor fisik anak, lingkungan sosial, kecerdasan siswa, motivasi belajar dan situasi belajar. Faktor-faktor tersebut jika diperhatikan maka kemampuan berbahasa anak akan baik.

C. Hakikat Komunikasi Lisan (Berbicara)

  1. Pengantar Keberadaan manusia di dunia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sebagai alat komunikasi antar manusia. Komunikasi antar manusia adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Komunikasi manusia berkembang dari masa ke masa.

  17 Komunikasi dapat bersifat verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal berupa lambang kata, baik lisan ataupun tertulis. Sedangkan komunikasi non-verbal berupa gerak mimik dan bahasa isyarat lainnya. Komunikasi verbal terdapat keterampilan berbicara atau komunikasi secara lisan. Berbicara merupakan komunikasi dengan mengungkapkan kata-kata secara lisan untuk menyampaikan pesan pada orang lain.

  2. Pengertian Komunikasi Lisan Menurut Samana (2004:7) arti kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis/communica/communication yang artinya berbagi sesuatu. Sedangkan menurut Hybel dan Weaver (dalam Samana, 2004:7) komunikasi berarti penyampaian dan penerimaan pesan antar dua orang atau lebih dengan menggunakan medium (penyalur pesan) tertentu (verbal atau non-verbal). Jadi, komunikasi merupakan proses kegiatan antar dua orang atau lebih untuk berbagi gagasan, informasi, perasaan, keinginan dan sebagainya.

  Komunikasi di dalamnya terdapat komunikasi lisan yang biasanya disebut berbicara. Berbicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau ungkapan kata lisan untuk menyampaikan suatu pesan (Hurlock dalam Samana, 1). Berbicara juga suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar, sehingga komunikasi lisan merupakan proses kegiatan antar dua orang atau lebih untuk mengungkapkan kata lisan untuk menyampaikan suatu pesan.

  18

  3. Fungsi Komunikasi Secara umum, komunikasi berfungsi untuk mengembangkan diri, penemuan diri, memahami orang lain, dan menghargai orang lain.

  Mengembangkan diri artinya dalam komunikasi banyak hal-hal yang dapat kita terima dan kita berikan melalui pesan. Dalam pesan tersebut terdapat ilmu, ide, informasi, pengalaman sehingga dapat mengembangkan diri pembicara maupun pendengar. Komunikasi dapat sebagai penemuan diri.

  Selain itu komunikasi dapat berguna untuk memahami orang lain dan menghargai orang lain dengan pujian dan lain sebagainya.

  4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Lunardi (dalam Samana,

  2004:9) merumuskan faktor-faktornya sebagai berikut:

  a. Komunikasi dipengaruhi oleh citra diri. Dalam hal ini bagaimana seseorang melihat, menilai, dan menghargai dirinya. Misalnya orang yang tampil wajar, bersikap terbuka atau tertutup, dan sebagainya.

  b. Komunikasi dipengaruhi oleh citra pertnernya. Dapat kita lihat dari bagaimana seseorang melihat, menilai dan menghargai pihak lain yang diajak berkomunikasi, sehingga lawan bicara kita mempengaruhi komunikasi yang sedang dilakukan.

  c. Komunikasi dipengaruhi lingkungan fisik. Tempat dimana kita melakukan komunikasi dan segala unsur-unsur kebendaannya ikut mempengaruhi kelancaran berkomunikasi. Seperti kondisi fisik yang

  19 sesak, padat, kotor, tidak teratur, tidak sesuai dengan kebutuhan komunikasi, dan sejenisnya akan mengganggu kelancaran komunikasi.

  d. Lingkungan sosial-budaya mempengaruhi komunikasi. Hal ini bisa dilihat dari jumlah orangnya kemudian kondisi sosial budayanya.

  Biasanya kalau jumlah orangnya banyak tanpa menggunakan pengeras maka komunikasi tidak akan efektif.

  e. Kemampuan orang-orang yang terlibat dalam komunikasi juga mempengaruhi komunikasi. Dapat dilihat dari aspek fisik seperti kualitas alat bicaranya, mental (taraf kecerdasan), aspek emosional dan motivasi.

  Faktor-faktor di atas yang mempengaruhi komunikasi. Semua itu perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Diri kita, lawan bicara kita, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya dan kemampuan orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itulah yang mempengaruhi komunikasi.

  Faktor-faktor tersebut jika mendukung maka komunikasi akan lancar.

  5. Berbicara sebagai Suatu Cara Berkomunikasi Berbicara merupakan suatu alat untuk berkomunikasi. Berbicara mengkomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Dalam masyarakat selalu terdapat komunikasi antar anggota masyarakat. Biasanya dilakukan dengan berbicara dan menyimak pembicaraan. Dalam komunikasi lancar pembicara akan berubah sebagai penyimak dan sebaliknya. Kita dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan berbicara.

  20

  6. Tujuan Berbicara Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.

  Komunikasi dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka pembicara haruslah paham apa yang dia katakan dan dapat diterima oleh pendengar.

  7. Deskripsi sebagai Kemampuan Berbicara Berbicara merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain. Berbicara dapat juga menjelaskan tentang gambaran suatu objek ataupun suatu kondisi yang dapat memberikan perincian. Pembicara memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatanya dan perasaannya kepada pendengar. Seperti ini biasanya disebut berbicara mendeskripsikan.