PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF PADA TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DUSUN BALAK DESA LOSARI KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI
PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF
PADA TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH
DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DUSUN BALAK DESA LOSARI KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.P.d.I) Oleh MUHAMMAD CAHYO RISWANTO NIM 11111039 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
i
KEMENTERIAN AGAMA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323706 Salatiga Kode Pos 50721 WebsiteLamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara Muhammad Cahyo Riswanto Kepada: Yth. Dekan FTIK Salatiga Di Salatiga
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka sekripsi Saudara: Nama : Muhammad Cahyo Riswanto NIM : 111 11 039 Jurusan : Tarbiyah Fakultas : Pendidikan Agama Islam Judul : PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF PADA
TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DUSUN BALAK DESA LOSARI KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 7 Juli 2015 Pembimbing Muh. Hafidz, M.Ag.
NIP. 19730801 200312 1002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323706 Salatiga Kode Pos 50721 Website
SKRIPSI
PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF PADA TAREKAT
QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI PONDOK PESANTREN
SURYABUANA DUSUN BALAK DESA LOSARI KECAMATAN PAKIS
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015
DISUSUN OLEH MUHAMMAD CAHYO RISWANTO
NIM : 111 11 039
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Sabtu, 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : M. Farid Abdullah, S.Pd.I, M.Hum. __________________ Sekretaris Penguji : Muh. Hafidz, M.Ag. __________________ Penguji I
__________________ : Rovi’in, M.Ag. Penguji II : Supardi, S.Ag., MA. __________________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323706 Salatiga Kode Pos 50721 WebsitePERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Cahyo Riswanto NIM : 111 11 039 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Menyatakan bahwa skripsi ini saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah..
Salatiga,
7 Juli 2015 Penulis
Muhammad Cahyo Riswanto NIM: 111 11 039
MOTTO
كتفرعمو كتبمح نىطعأ بيولطم كاضر و ىدوصقم تن أ يله إArtinya : Tuhanku, Engkaulah yang aku maksud dan keridhoan-Mu yang aku cari.
Berikanlah kepadaku kecintaan dan ma’rifat kepada-Mu ب ر فرع دقف هسفن فرع نم ه
Artinya Barang siapa yang mengerti dirinya sendiri maka telah akan mengerti Tuhannya.
Artinya Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya". (Q.S. Al-Kahfi:110)
Artinya Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang
mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak
akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk
kepadanya. (Q.S. Al-kahfi:17)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1.
Keluarga besar Ayah dan Ibu tercinta Bpk. Juwandi dan Ibu Sri Udati yang selalu memberikan bimbingan dan doa yang dipanjatkannya. Dan adik penulis Nurul Heni Astuti yang membuat bangga kakaknya. Dia menjadi Asisten Dosen Di Universitas Kriten Satyawacana (Satyawacana) Jurusan
doble degree yakni pendidikan fisika dan fisika non medis. Teman saya Marianus Ama Kii (MAN) yang membantu dalam segala apapun.
2. Dosen paling spesial memberikan inspirator dan kedekatan secara personal kepada penulis, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga M. Hafidz, M. Ag, M. Gufron, M. Ag., Drs. Ahmad Sultoni dan Dra. Siti Asdiqoh, Muna Erawati, SP.si., M.Si. dan Siti Rukhayati, M. Ag.
3. Keluarga besar Majelis Doa Mawar Allah (MDMA), Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga, Griya Zakat, Pusat Komunikasi Daerah (PUSKOMDA) Semarang Raya, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Salatiga (FSLDKS) dan TIM Public Speaking Training (PST), SD Islam Sains Terpadu (IST) Att-Taqwa, TPQ Asy-fa Pulutan, TPQ Miftahun Nurul Jannah, TPQ Al-Gufran, TPQ Ass-Salam, Sie Kerohanian Islam (SKI) Kota Salatiga khusunya SMPN 2 Tengaran, SMK Diponegoro, SMKN 2 Salatiga, SMK PGRI 3, SMAN3 Salatiga, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Salatiga (FSLDKS) dan Tarekat
Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren di Pondok Suryabuna khususnya Bapak Ahmad Ikhda Sufiyana, S.Pd.I dan Sri Wanidah.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku ketua Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kepala Jurusan Tarbiyah PAI Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Bapak M. Hafidz, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini..
4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
5. Keluarga Besar Penulis yakni Juwandi, Sri Udati, Nurul Heni Astuti dan Simbah Warti.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 7 Juli 2015 Penulis
Muhammad Cahyo Riswanto
ABSTRAK
Riswanto, Muhammad Cahyo. 2015. Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat
Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.
Kata kunci : Pendidikan Akhlak Tasawuf, Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendidikan akhlak tasawuf pada tarekat
qadiriyyah wa naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana tahun 2015 Dusun
Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pendidikan akhlak tasawuf pada
tarekat qadiriyyah wa naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak
Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015?, (2) Bagaimana sistem
pendidikan akhlak tasawuf pada tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok
Pesantren Suryabuana?, (3) Bagaimana kontribusi tarekat Qadiriyyah Wa
Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan
Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015 terhadap masyarakat Balak, Murid-murid dan
Jamaah Pada Umumnya?Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data meliputi: metode wawancara, metode observasi dan
documentary historical (penelaah dokumentasi). Teknis analisis data meliputi: reduksi
data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekkan keabsahan data yang
diambil meliputi: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
ketergantungan (dependability), kepastian (confirmability).Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pendidikan akhlak tasawuf pada
tarekat qadiriyyah wa naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana meliputi:
taubat, wara’, qanaah, zuhud, mahabbah, fana’ dan ma’rifatullah. (2) Sistem pendidikan
akhlak tasawuf terdiri dari: pertama, metode pendidikan meliputi: metode penyadaran
diri, metode ceramah, metode diskusi, metode sms tebar tausyiah, metode percetakan
majalah dan buku-buku, metode tafakur, metode syair lagu, metode pembacaan tanbih
dan metode bimbingan secara personal (suluk). Kedua, Materi pendidikan terdiri dari:
managemen hati, zikir dan menguatkan pondasi Islam dengan syahadattainn yakni
syahadat tauhid dan syahadat Rasul. Ketiga Tujuan tarekat qadiriyyah wa
naqsyabandiyyah terdiri dari: taqarrub ilallah, menuju mardhatillah, kema’rifatan (al-ma’rifat) melihat Tuhan dengan mata hati, kecintaan (mahabbah) kepada Allah
mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. (3) Kontribusi pendidikan akhlak
tasawuf pada tarekat yakni, meliputi: mengubah masyarakat yang Agamis, program air
bersih memakmurkan masyarakat, pengadaan diskusi rutin terbuka untuk umum berguna
membuka cakrawala ilmu pengetahuan, penyediaan prasarana dalam hal berdagang bagi
khalayak umum dan tazkiyah An-Nafs (penyucian jiwa) dalam praktisi metode zikir.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii PENGESAHAN.......................................... ..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 B. Rumusan Masalah
5 C. Tujuan Penelitian
6 D. Fokus Penelitian
6 E. Manfaat Penelitian
7 F. Penegasan Istilah
8 G. Metode Penelitian
10 H. Sistematika Penulisan
17 BAB II LANDASAN TEORI A.
Pendidikan Akhlak Tasawuf
18 1. Pengertian pendidikan
18
2.
20 Tujuan akhlak tasawuf B.
35 Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 1.
35 Pengertian Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 2.
39 Tujuan Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 3. Metode Zikir Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah 40 4.
Perkembangan Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 46 5.
50 Komponen-komponen Tarekat 6.
56 Silsilah Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 7. Manfaat Silsilah Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah 58
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.
62 Letak Geografis Pondok Pesantren Suryabuana B.
62 Profil Pondok Pesantren Suryabuana C. Perubahan Akhlak Tasawuf pada Murid Tarekat
Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
83 D.
86 Keanggotaan Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah E.
89 Ritual Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah F.
94 Sistem pendidikan Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah G. Kontribusi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah terhadap masyarakat
98 BAB IV PEMBAHASAAN A.
Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah
Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana 101 B.
Sistem Pendidikan Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada
Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana 104 C. Kontribusi Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah terhadap Masyarakat Balak, Murid-murid dan Jamaah pada umumnya
124
BAB V PENUTUP A.
126 Kesimpulan B.
128 Saran-saran C.
130 Penutup
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika
melihat antusias jamaah dalam mengikuti kegiatan Tarekat Qadiriyyah Wa
Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015. Biasanya kegiatan yang dilakukan sebulan sekali tersebut disebut manakib Syekh Abdul Qadir Al- Jailani yang sering merubah suasana malam hening menjadi ramai dengan lantunan zikir lãilãha illallãh dan sholawat bani hasyim. Serangkaian acara meliputi khotaman kitab Uquudul Jumaan dimulai bakda mahrib sampai menjelang ishak di Masjid Surya Mustika Rahmat, kemudian murid tarekat istirahat dan makan di Pendopo Pondok Pesantren Suryabuana dengan aneka menu yang tersedia. Dengan hal itu, murid tarekat begitu semangat mengikuti acara dari awal sampai berakhir penutupan pengajian Manakib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang mana sebelum mulai acara biasanya diawali dengan tim rebana pimpinan Bapak Irfani dari Salatiga yang berisi lantunan syair Mbah Siroj Payaman dan sholawat burdah.
Dalam pengajian manakib, ajaran yang sering disampaikan mubaligh yakni diantaranya: leburnya kehendak diri kepada wali mursyidnya (
fana’ fi syekh) yang mana akan menghantarkan fana’ fillah bertujuan untuk
menghilangkan keegoan diri supaya mencapai
maqam kema’rifatan melalui bimbingan wali mursyidnya, metode zikir menggerakkan tujuh latifah- latifah
kalbu guna menata hati supaya maksud dan tujuan ibadah terfokus hanya
kepada Allah SWT. dan pentingnya mengucapkan makna syahadatain dalam menguatkan pondasi Islam dalam setiap peribadatan. Hakikat manusia adalah
kalbu (hati). Adapun keistimewaan dan kelebihan manusia dari makhluk-
makhluk lainnya, memiliki potensi untuk
ma’rifat kepada Allah. Ma’rifat
kepada Allah yang maha tinggi di dunia adalah keagungan dan kesempurnaannya bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Menurut Bruinessen mengemukakan dalam forum karya ilmiah purna siswa (2011:171-173) Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah yaitu gabungan dua tarekat Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah, yang mana tarekat
Qadiriyyah menekankan zikir jahr atau keras, pengambilan nama tarekat ini
dari pendirinya yaitu Abd. al- Qadir Jilani yang terkenal dengan sebutan Syekh Abdul Qadir Jalaini al- ghawsts atau quthub al-
awliya’, akan tetapi tarekat
Naqsyabandiyyah menekankan zikir khofi atau dalam hati yang mana
pengambilan nama tarekat ini dibawa pemuka tasawuf terkenal yakni, Muhammad bin Baha’ al-Din al-Uwaisi al- Bukhari Naqsyabandi (717 h/1318 M- 791 H/1389 M).
Menurut Tim Redaksi Kalimosodo (2011:67) murid Tarekat Qadiriyyah
Wa Naqsyabandiyyah tidak hanya datang dari wilayah Kabupaten Magelang,
mereka juga datang dari Salatiga, Banyubiru, Wonosobo, Purworejo, Purwodadi, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Purbalinggo, Tegal dan daerah-daerah lainnya. Sementara yang secara geografis jauh dari Pondok
Pesantren Suryabuana berasal dari Jawa Timur, Nganjuk, Magetan dan Surabaya, ada juga yang berasal dari luar Jawa, Palembang dan Sulawesi.
Menurut silsilah cerita, Bapak M. Akib Ali Atmo sesepuh Pondok Suryabuana mengatakan dahulu masyarakat Balak terkenal glamournya kehidupan kejahatan, seperti: rampok, judi, minuman keras, pembunuhan dan lain-lain. Dengan demikian Dusun ini terkesan dengan kebejatan moral dan keberingasan.
Namun, setelah kedatangan ulama’ tersohor di Jawa Tengah yakni KH. Hasan Al A s’ari atau dikenal dengan Mbah Mangli sekitar tahun
1956-1966 M dengan metode pengajian tafsir Al- Qur’annya setiap Kamis
Kliwon (35 Hari sekali), banyak perubahan yang dialami masyarakat baik dari segi pengamalan Agama dan akhlaknya. Mbah Mangli hanya membangun pendidikan di Balak kurang lebih 10 tahun karena sudah lanjut usia. Semenjak Mbah Mangli meninggal dunia, Dusun Balak mengalami fakum (kekosongan mubaligh) kurang lebih 5 tahun dan berdampak bagi kehidupan masyarakat yakni: ada minoritas masyarakat masih beribadah dengan bercampurnya kesyirikkan ketauhidan kepada Allah yakni memakai sesaji dicampuri menyan ,masih adanya mempercayai animisme dan dinamisme, masyarakat dalam melakukan ibadah hanya sebatas ritual seremonial belaka atau bisa dikatakan tradisi dalam waktu tertentu saja. Akan tetapi, Allah berkehendak lain datanglah Mubaligh bernama Kanjeng Syekh Sirullah Muhammad Qadir Dausat murid dari Mursyidnya KH. A.Shokhibul wafa Tajul Arifin (Abah Anom) Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kedatangan Kanjeng Syekh Sirullah Muhammad Qadir Dausat ini atas perintah Abah Anom dikarenakan kondisi masyarakat Balak sangat memperihatinkan seadainya tidak ada mubaligh yang memimpin, membimbing dan mengarahkan kejalan yang benar. Alhasil, dengan metode pembinaan zikir tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah kepada masyarakat balak dibeberapa lokasi titik sentra yakni di Masjid Al-Falah, Mushola Al-Akbar, Mushola Al- Husain dan Pondok Pesantren Suryabuana (titik pusatnya) merubah kondisi pengamalan agama masyarakat meningkat drastis, sehingga mereka mulai memahami makna penumbuhan iman melalui perpaduan syariat, tarekat,
hakikat dan ma’rifat itu sendiri. Karena bibit zikir lãilãha illallãh yang sering
masyarakat praktekkan membuat perubahan akhlak dalam diri pribadi masing- masing dan masyarakat sekitar.
Nama Balak merupakan singkatan dari tumbaling Jawa. “wong sang
alak-alak ” artinya perisai bagi masyarakat luas, khususnya di Pulau Jawa.
Dusun Balak bila dilihat dari sisi profesi tidak jauh berbeda dengan Dusun lain di sekitarnya, yang mayoritas penduduknya pekerja petani, buruh, pedagang kecil- kecilan di pasar lokal dan lain-lainnya. Namun Dusun ini menyimpan sebuah kisah perjalanan sejarah waliyullah yang layak untuk diungkapkan dalam sebuah penelitian tentang pendidikan dan perkembangan Tarekat
Qadiriyyah Wa Naqsabandiyyah. Dusun terpencil ini konon pernah disinggahi
Syekh Subakir yang telah mengembangkan Islam di pulau Jawa, seorang waliyullah yang menancapkan pusaka Kalimo Sodo (Dua Kalimah Syahadat) di Gunung Balak ini, konon berguna pengusiran makhluk-makhluk ghaib sangat jahat yang kemudian mereka semua lari ke pesisir laut selatan. Makanya setiap tanggal 1 muharam diperingati manakib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Dusun ini juga ditemukan peninggalan warisan walisongo sebuah batu tertata rapi berjumlah 9 melingkar yang dinamakan petilasan, Pondasi Masjid yang sudah ada sebelum pembangunan Masjid Surya Mustika Rahmat. Dan juga ada tombak Syekh Subakir yang sering ditancapkan ketika tanggal peringatan 1 muharam dan juga ada pohon beringin peninggalan Syekh Subakir yang terdapat di Gunung Balak yang sampai sekarang masih hidup.
Maka dari itu, dengan adanya fenomena tersebut, peneliti hendaknya bermaksud melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul Pendidikan Akhlak tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah Wa
Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa
Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015? 2. Bagaimana Sistem Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah
Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa
Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015? 3. Bagaimana Kontribusi Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok
Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis
Kabupaten Magelang Tahun 2015 terhadap masyarakat Balak, murid-murid dan jamaah pada umumnya?
C. Tujuan Penelitian
Memberikan gambaran secara kongkrit serta arah yang jelas berdasarkan pokok permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan penelitian ini maka peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah Wa
Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
2. Mengetahui Sistem Pendidikan Akhlak Tasawuf Pada Tarekat Qadiriyyah
Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
3. Mengetahui Kontribusi Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015 terhadap masyarakat Balak, murid-murid dan jamaah pada umumnya.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian. Jadi wawancara, observasi dan dokumentasi serta analisa hasil penelitian akan lebih terarah. s 27 April 2015).
Berdasarkan penelitian awal maka peneliti memfokuskan penelitian pada pendidikan akhlak tasawuf, sistem pendidikan dan kontribusi Tarekat
Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Dusun Balak Desa
Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015 terhadap masyarakat balak, murid-murid dan jamaah umum.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak umat Islam baik dari segi teoritis maupun secara praktis, adapun manfaat itu adalah sebagai berikut: 1.
Teoritis Diharapkan penelitian ini mampu memberikan tambahan pengembangan ilmu pengetahuan Agama, khususnya dalam pespektif pendidikan akhlak tasawuf yang membangun pribadi muslim yang tangguh dan serta memiliki berakhlakhul karimah.
2. Praktis a.
Bagi peneliti
Pertama, dapat mengetahui pendidikan akhlak tasawuf pada
Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015. Kedua, dapat mengetahui hal-hal yang terkait tentang pemahaman murid-murid tarekat terhadap ekstensi Tarekat
Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Suryabuana
Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
b.
Bagi Masyarakat Balak, murid-murid tarekat dan jamaah umum.
Membuka pemahaman masyarakat tentang esensi Tarekat
Qadiriyyah Wa Nasyabandiyyah terhadap kontribusi kepada masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
F. Penegasan Istilah 1.
Pendidikan Akhlak Tasawuf Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
(SISDIKNAS) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan baik atau buruk (Ali, 2008:345). Tasawuf adalah upaya untuk membebaskan diri dari sifat-sifat kemanusiaan demi meraih sifat-sifat malaikat dan akhlak Illahi, serta menjalani hidup pada poros
ma’rifatullah dan mahabbatullah sembari spiritual (Gulen, 2013:2). Jadi
pendidikan Akhlak Tasawuf adalah suatu proses pembelajaran dengan cara mengubah akhlak yang ada dalam diri seorang hamba agar meningkatkan ketaqwaan kepada Allah serta mencapai maqam ridla, mahabbah dan ma’rifatullah.
2. Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah
Menurut Al-Kasyani mengemukakan dalam Al-Qahthani (2004:515) tarekat adalah perjalanan khusus yang ditempuh oleh salik menuju Allah dengan melalui tahap-tahap dan tingkat-tingkat yang ada dalam maqamat. Menurut Anshary mengemukakan dalam Mulyati (2004:26-29) tarekat
Qadiriyyah adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya, yaitu
Abd al-Qadir Jilani yang terkenal dengan sebutan Syekh Abd al-Qadir Jilani
al
- –ghawsts atau quthub al- awliya’. Tarekat Naqsabandiyah diambil dari
nama pendirinya seorang pemuka tasawuf terkenal yakni, Muhammad bin Baha’ al-Din al-Uwais al- Bukhari Naqsyabandi (717 h/1318 M- 791 H/1389 M. Forum Karya Ilmiah Purna Siswa (2011:172).
Menurut Bruinessen mengemukakan dalam Forum Karya Ilmiah Purna Siswa (2011:172-173) tarekat Qadiriyyah Wa Nasyabandiyyah adalah sebuah tarekat hasil penggabungan dari dua tarekat besar, yaitu tarekat
Qadiriyyah dan tarekat Naqsabandiyyah yang mana dimodifikasi Syekh
besar Masjid Al-haram di Makkah al-mukaromah, yaitu Ahmad Khatib ibn ‘Abdul Ghoffar Al-sambasi dari Kalimantan Timur. Jadi tarekat Qadiriyyah
Wa Naqsabandiyyah adalah suatu tarekat hasil penggabungan dari dua
tarekat yaitu tarekat Qadiriyyah dan tarekat Nasyabandiyyah yang keberadaan muktabaroh di Indonesia, yang dimodifikasi Syekh Ahmad ibn ‘Abdul Ghoffar Al-Sambasi dari Kalimantan Timur.
G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan penelitian Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif selama kurang lebih tujuh bulan (Kamis, 1 Januari 2015
- –Selasa, 14 Juli 2015), karena peneliti hendak mengetahui lebih dalam tentang fenomena yang diteliti dan menjaga keaslian hasil penelitian. Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan peranan mengikuti tarekat terhadap pendidikan akhlak tasawuf pada murid-murid tarekat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu pendapat para murid tarekat tentang pendidikan akhlak tasawuf, perilaku-perilaku dan perubahan kondisi hati yang dialami murid-murid tarekat semenjak mengikuti tarekat qadiriyyah wa naqsyabandiyyah di Pondok Pesantren Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama karena yang merencanakan, melaksanakan, mengumpulkan dan membuat laporan penelitian.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebagai tahap penelitian awal, peneliti melakukan penelitian langsung di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat penuh, simpatisan dan partisipan kegiatan tarekat qadiriyyah wa naqsayabandiyyah di berbagai wilayah diantaranya: kegiatan khotaman setiap minggu di Pendopo Rosojati Desa Gilang Kecamatan Banyubiru, silaturrahim kepengurus Pondok dan silaturrahim kepada murid-murid, s holat Jum’at bersama di Masjid Surya
Mustika Rahmat, mengikuti kegiatan diskusi setiap jum’t pukul 13.00-14.30 WIB, Manakib setiap sebulan di Masjid Mustika Rahmat Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Selain itu, peneliti ketika hadir juga melakukan wawancara, observer dan dokumentasi. Dengan demikian, kehadiran peneliti atas perizinan dan sepengetahuan subjek penelitian.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang tahun 2015.
Sedangkan pemilihan waktu dalam penelitian ini yakni, dilakukan pada Kamis, 1 Januari 2015 – Selasa, 14 Juli 2015.
4. Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua jenis yakni: pertama, data primer adalah data profile Pondok Pesantren Suryabuana, informan dari murid tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah, buku terbitan yayasan Bhakti yang ditemukan di lokasi penelitian. Kedua, sumber data sekunder yaitu buku-buku yang relevan di perpustakaan berkaitan teori-teori tarekat Qadiriyyah Wa Nqasyabandiyyah.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005:100).
a.
Metode Wawancara Metode Wawancara atau intervew adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang mana dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008:186). Wawancara yang digunakan peneliti menggunakan wawancara terstruktur yakni susunan pertanyaan sistematis yang sudah ditetapkan sebelumnya (Mulyana, 2010:180).
Peneliti menggali informasi kepada Sesepuh Pondok Pesantren yakni Bapak M. Akib Ali Atmo dan Bapak Subchan, S.Ag. dan murid- murid tarekat. Peneliti menanyakan informasi data kepada mereka, yakni berupa: pendidikan akhlak tasawuf pada tarekat qadiriyyah wa
naqsyabandiyyah , sistem pendidikan akhlak tasawuf terdiri dari: pertama, metode pendidikan akhlak tasawuf, kedua, materi pendidikan
dan ketiga, tujuan pendidikan dan kontribusi pendidikan akhlak tasawuf terhadap masyarakat Balak, murid-murid dan jamaah umum. b.
Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung dan biasanya peneliti sebagai partisipan atau
observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu obyek peristiwa yang
sedang ditelitinya. (Moleoung, 2004:9). Jenis observasi yang digunakan peneliti yaitu observasi partisipan, maksudnya peneliti berperan serta dalam kegiatan tarekat qadariyyah wa naqsyabandiyyah. Peneliti mengamati yakni: pendidikan akhlak tasawuf, sistem pendidikan dan kontribusi kegiatan tarekat terhadap masyrakat Balak, murid-murid tarekat dan jamaah umum. Dan juga peneliti melihat deskriptif Pondok Pesantren yang berupa: tata ruang, lapangan, penjualan, terbitan buku- buku dari yayasan bhakti umat, aktifitas keseharian, perilaku murid- murid tarekat, kegiatan khotaman, manakib, mandi taubat, metode zikir, talqin akbar, sholat jum’at, diskusi rutin mingguan dan manakib akbar sebulan sekali.
c.
Metode Documentary Historical (penelaah dokumentasi) Metode Documentary historical (penelaah dokumentasi) adalah peneliti melakukan melakukan kontak dengan pelaku atau sebagai partisipan yang terlibat pada suatu peristiwa sejarah masa lalu. Adapun dokumen-dokumen, yakni meliputi: pertama, data archival (arsif).
Kedua, dokumen sejarah masa lalu. Ketiga, dokumen privacy milik pribadi seperti surat wasiat, ijazah, berkas rahasia.
Keempat, dokumentasi publik seperti: kepustakaan dan koperasi.
(Moleoung, 2004:9). Peneliti mengambil dokumen berupa: data-data file pondok terdiri dari: latar belakang berdirinya, pengurus, kurikulum, buku-buku terbitan dan surat wasiat.
6. Analisis Data
Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya. Ada berupa catatan wawancara, gambar, foto, peta dan file dokumen-dokumen.
(Pohan, 2007:94) Analisi data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan menyusun data berarti menggolongkan ke dalam pola, tema, atau kategori. Mencari hubungan antara berbagai konsep (Pohan, 2007:133) Analisis data ini sendiri akan dilakukan dalam tiga cara yakni, meliputi:
Pertama, Reduksi Data yakni data yang diperoleh di lapangan ditulis
dalam bentuk uraian yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan kepada hal-hal penting yang berkaitan dengan masalah. Sehingga memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil wawancara. Reduksi dapat membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek yang dibutuhkan. Kedua, penyajian Data yakni, analisis ini dilakukan untuk mengkaji data-data yang telah direduksi dengan kajian ilmu yang berhubungan dengan tema penelitian.
Dalam hal ini data-data wawancara dan file dokumen yang diperoleh di lapangan tentang kegiatan tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah akan dikaji lebih mendalam, yang mana akan dikaitkan dengan pendidikan akhlak tasawuf dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, kesimpulan dan verifikasi yakni, data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematis baik melalui reduksi dan pengkajian data kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan. Namun, kesimpulan ini baru bersifat sementara saja dan bersifat umum. Supaya kesimpulan secara lebih mendalam, maka diperlukannya data yang baru sebagai penguji terhadap kesimpulan tadi.
7. Pengecekkan Keabsahan Data
Penilaian keabsahan (trustworthiness) riset kualitatif, biasanya data diperlukan dalam teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria, yaitu sebagai berikut: (Moleoung, 2004:324).
Pertama , derajat kepercayaan (credibility) yakni, penerapan
kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) berfungsi untuk menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Adapun fungsinya yakni memperlihatkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian peneliti yang pada kenyataanya terdapat ganda sedang diteliti.
Kedua, keteralihan (transferability) yakni, konsep validitas menyatakan
bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel secara representatif. Ketiga, ketergantungan (dependability) yakni, kriteria ketergantungan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau lebih diadakan pengulangan suatu studi dalam kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, dapat dikatakan realibilitasnya tercapai.
Keempat, kepastian (confirmability) yakni, kriteria kepastian
berasal dari konsep objektivitas menurut nonkualitatif yang menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antarsubjek. Pengalaman seseorang secara subjektif jika disepakati oleh beberapa orang atau banyak orang dapat dikatakan objektif.
8. Tahap-tahap Penelitian a.
Kegiatan Administratif
Pertama, pengajuan permohonan izin oprasional untuk melakukan
penelitian dari ketua IAIN Salatiga ke Pengasuh Pondok Pesantren Suryabuana Dusun Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Kedua, mengkonfirmasi permohonan izin penelitian dengan menemui pengasuh Pondok Pesantren Suryabuana guna mengetahui tindak lanjut dari surat permohonan izin tersebut.
b.
Kegiatan Lapangan
Pertama, melakukan observasi ke lapangan dengan mengamati
secara langsung dan mengikuti kegiatan yang ada. Kedua, melakukan wawancara kepada informan dan para responden untuk mengumpulkan data dan menganalisis data. Ketiga, menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan. Keempat, melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. Kelima, menyusun laporan akhir.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini maka laporan penelitian ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: BAB I Penulisan penelitian ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, fokus penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II Kajian pustaka dalam penulisan penelitian ini mencakup tentang teori-teori mengenai pendidikan akhlak tasawuf,
BAB III dan tarekat qadiriyyah wa naqsyabandiyyah. Memaparkan atau mendeskripsikan penelitian pada kegiatan tarekat qadiriyyah wa nasyabandiyyah di pondok Pesantren Suryabuana di Dusun Balak Desa Losari BAB IV Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015.
Menganalisa pendidikan akhlak tasawuf pada tarekat
qadiriyyah wa nasyabandiyyah di Dusun Balak Desa
Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2015 meliputi pendidikan akhlak tasawuf, sistem pendidikan dan peran terhadap masyarakat Balak, murid-murid dan Jamaah BAB V pada umumnya.
Merupakan bagian akhir dari seluruh pembahasan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Akhlak Tasawuf 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Tasawuf Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:263) pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempuyai sifat dan takbiat sesuai cita-cita pendidikan (Rahmaniyah, 2010:25). Jadi pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang terencana sehingga mewujudkan suasana belajar guna menumbuh kembangkan potensi- potensi peserta didik, mengubah sikap dan perilaku menjadi dewasa agar bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007:20) akhlak adalah budi pekerti, kelakuan, krisis dan pendidikan. Menurut Imam Ghazali mengemukakan dalam Sultoni (2007:55) akhlak adalah kondisi/keadaan hati seseorang yang menjadi lahirnya akhlak mulia atau akhlak tercela. Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan baik atau buruk (Ali, 2008:345). Jadi akhlak adalah sifat yang melekat dalam diri manusia yang mendorong perbuatan baik atau buruk tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.