ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN FINANCIAL LAVERAGE TERHADAP STOCK RETURN PADA BANK SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BEI DAN DES DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT
TO EQUITY RATIO DAN FINANCIAL LAVERAGE
TERHADAP STOCK RETURN PADA BANK SYARIAH
YANG TERDAFTAR DI BEI DAN DES DENGAN
PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
MUHAMMAD SHIDIQ ANWAR
213-13-182
PROGRAM STUDI S1 PERBANKKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Allah selalu menjawab doa kita dengan 3 cara. Pertama dengan cara langsung mengabulkan, kedua menundanya dan ketiga menggantinya dengan yang lebih baik untuk kita”
“Bukan kegagalan yang membuat kita takut akan tetapi ketakutanlah yang membuat kita gagal”
PERSEMBAHAN Sujud syukur ku persembahkan pada ALLAH SWT yang maha kuasa, hidayah dan rahmad serta nikmat kesehatan yang takpernah ternilai harganya yang telah dilimpahkan kepada hamba-Nya, sehingga saya dapat mempersembahkan skripsi ku pada oarang-orang tersayang:
Kedua orang tua ku, Bapak (Ihwani) dan Ibu ku (Winarsih) Tercinta yang takpernah lelah merawat ku, membesarkan ku, memberiku kasih sayang yang tak pernah terputus, selalu memberiku dukungan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ku. Terimakasih ayah ibu
Kakak ku beserta suaminya (Susanti & Tasim) adik-adik ku (Inayatul Karimah,
Desi Wulandari dan Muhammad Najmudin Zaki) yang selalu memberikan
keceriaan dan dukungan serta semangat yang luar biasa di berikan kepada ku, mengisi hari-hari ku dengan canda tawa dan kasih sayang.
KATA PENGANTAR
ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya serta Shalawat dan salam ke ruh Junjungan Nabi Muhammad Shallallhualaihi wa sallam suhingga selama proses pengerjaan skripsi ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Financial
Laverage Terhadap Stock Return Pada Bank Syariah Yang Terdaftar di BEI
dan DES dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderasi” dengan
baik. Tujuan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari semua pihak baik secara moril maupun materil terutama untuk keluarga penulis yang sangat penulis cintai. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat kepada kedua orangtua tersayang ayahanda Ihwani dan Ibunda Winarsih, mereka telah menjadi orang tua yang selalu sabar dalam mendidik dan membimbing penulis hingga saat ini dan terima kasih pula atas nasehat, bantuan dan motivasinya selama kuliah hingga penyusunan skripsi ini selesai. Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE,. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Progam Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam menempuh studi selama ini.
6. Kedua orang tua, kakak, adik-adik dan keluarga ku yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini serta doa yang tiada hentinya.
7. Terimakasih untuk sahabat-sahabat ku yang telah memberikan motivasi, dukungan dan semangat. Sahabat yang tak pernah lelah dalam memberikan nasihat (Abdullah Ammar, Aditiya Ulinuha, Deni Saputra dan Muhamad adi Kurniawan)
8. Untuk kekasih (Isna Nur Rofiah) yang telah setia menemani ku, membantu dalam pengerjaan dan membantu dalam setiap prosesnya. Terimakasih atas dukungan, doa, motivasi dan tidak pernah berhenti untuk selalu menyemangati ku.
9. Buat teman ku (Suciyati Rahayu, Niken Rinda, Astri N) terimaksih atas bantuan, doa, nesehat, traktiran dan semangat yang kalian berikan selama kuliah, aku takkan pernah melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.
10. Untuk keluarga besar Studio Foto RATNA (bos Fong Tjong Nam) yang sudah menyediakan tempat untuk istirahat, menyediakan makan, memberikan tempat tinggal, selalu memberikan nasehat aran dan motivasi. Untuk rekan kerja (Febri Kuncoro, Nasoha Kharis dan Samuel).
11. Terimakasih teman ku (Helmi) yang telah membantu, membimbing dan memberikan waktu untuk memberikan arahan sehingga skripsi ini selesai tepat apada waktunya.
12. Adek-adek ku (Fitri dan Tuti) terimakasih karena telah memberikan semangat, doa dan dukunganya, serta pinjaman laptopnya.
13. Kelurga besar PS S1 angkatan 2013 IAIN Salatiga yang menjadi teman seperjuangan dalam menempuh studi.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Terima Kasih.
Salatiga, 24 September 2018 Penulis
Muhammad Shidiq Anwar
NIM. 213-13-182
ABSTRAK
Anwar, Muhammad Shidiq. 2018. Analisis Pengaruh Return on Equity, Debt to
Equity Ratio dan Financial Laverage Terhadap Stock Return Pada Bank
Syariah Yang Terdaftar di BEI dan DES dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr.
Anton Bawono, SE,. M.Si Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh ROE berdasarkan laporan keuangan, DER dan FL terhadap SR dengan PER sebagai variabel moderating, di Indonesia tahun 2016 sampai 2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan purposive random
sampling sebagai analisis data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series data quartal laporan keuangan yang meliputi jumlah ROE, DER, FL, PER dan SR, periode Januari 2016 sampai Juli 2018. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi Eviews versi 6.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE, DER dan FL tidak berpengaruh terhadap SR. Adanya variable moderasi PER mempengaruhi ROE, sehingga menjadi positif dan signifikan terhadap SR. Variable PER juga mempengaruhi FL terhadap SR sehingga menjadi berpengaruh ddan signifikan.
Kata Kunci : Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Financial Laverage, Price
Earning Ratio dan Stock Return.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................................ i
A. Gambaran Umum Penelitian ............................................................................. 54
DAFTAR TABEL
tabel 4 1 Stock Return pada Bank Periode 2016-2018 ..................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian Lampiran 2 Uji Statistik Lampiran 3 Lembar Konsultasi Lampiran 4 Pernyataan Publikasi Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu indikator dalam menilai
kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan investor dapat menentukan keputusan dalam investasi mereka. Adanya kecenderungan perhatian dari investor yang hanya tertuju pada informasi laba, memaksa manajer meningkatkan citra perusahaan dengan melakukan dysfunctional
behavior (perilaku tidak semestinya) melalui income smoothing (Budiasih, 2009:47).
Fenomena klasik yang masih dihadapi oleh Bursa Efek Indonesia sampai sekarang adalah pemanfaatan institusi pasar modal masih relatif tertinggal bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, dan beberapa Negara kawasan Asia Pasifik lainnya,
Salah satu indikator bahwa pemanfaatan pasar modal belum optimal di Indonesia adalah masih sedikitnya partisipasi masyarakat yang bermain di pasar modal. Upaya yang telah dilakukan oleh otoritas pasar modal untuk dapat menarik minat para investor adalah dengan mengeluarkan produk- produk syariah, diantaranya saham syariah.
Perkembangan produk syariah di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang cukup menggembirakan, namun pengembangan produk syariah tersebut juga mengalami beberapa hambatan.
Menurut penelitian tim studi tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia (Bapepam-LK, 2004), perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih belum mengalami kemajuan yang signifikan.
Lambatnya perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia disebabkan oleh:
1) kurangnya tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah.
2) kurangnya ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah. 3) rendahnya minat pemodal atas saham syariah (Yanti, 2012: 274).
Untuk itulah Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menggencarkan sosialisasi saham syariah melalui edukasi kepada masyarakat dalam meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek.
BEI menargetkan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk berinvestasi pada saham syariah dibeberapa kota di seluruh Indonesia mulai tahun 2010. Hal itu dilakukan untuk mencapai target investor lokal 2,5 juta (1% dari total penduduk Indonesia) pada tahun 2015 (Edison Hulu, Chief Of Research Divison BEI, 2010).
Menilai investasi adalah sebuah upaya yang dapat dilakukan investor untuk mencari saham dengan harga yang sangat rendah dibandingkan dengan nilai intrinsik. Penilaian sangat diperlukan oleh investor agar keputusan investasi tepat sehingga menghasilkan return seperti yang diharapkan dari saham-saham yang dipilih. Pendekatan menilai investasi pertama kali dipopulerkan oleh Graham dan Dodd (Yanti, 2012: 275).
Teori Graham dan Dodd (1934) dalam Fabozzi (1999), mengemukakan jika investor membeli saham pada harga dibawah nilai intrinsik harga saham akan naik mendekati nilai intrinsiknya, demikian sebaliknya jika investor membeli saham pada harga diatas nilai intrinsik harga saham akan turun mendekati nilai intrinsiknya (Yanti, 2012: 275).
Investor fundamental percaya bahwa nilai intrinsik dapat diperkirakan dengan menguraikan variabel fundamental saham atau perusahaan. Investor mencari saham yang sekarang undervalued atau dihargai rendah oleh pasar dan tidak dikenali oleh mayoritas komunitas investasi. Beberapa bukti empiris selama beberapa dekade, menjelaskan bahwa investor dalam menilai investasi untuk mengetahui apakah saham undervalued atau overvalue dapat menggunakan Stock Return (Yanti, 2012: 275).
Price earning ratio merupakan ukuran relatif nilai saham yang paling
sering digunakan dan merupakan ukuran yang berarti bagi investor dalam membandingkan potensi profitabilitas perusahaan dan industri. Stock Return menunjukkan sentimen investor tentang saham yang mempengaruhi
Jones (1996:276) juga mengemukakan bahwa Stock Return merupakan aspek yang paling menarik bagi analis keuangan. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini merupakan yang paling sering digunakan dibandingkan dengan metode yang lain. Keunggulan pendekatan ini adalah kemudahan dan kesederhanaan dalam penerapannya, namun seperti halnya metode yang lain pendekatan ini memerlukan penaksiran terhadap masa depan yang tidak pasti.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2012:285) menyatakan bahwa variabel financial leverage berpengaruh positif tidak segnifikan hal ini didukung dengan hasil penlitian yang menunjukkan fakta di lapangan bahwa hutang tidak lancar (hutang jangka panjang) emiten sangat rendah dibandingkan hutang lancar (hutang jangka pendek) dan selama periode pengamatan terhadap financial leverage terjadi penurunan rata-rata 4% per tahun.
Akan tetapi hasil ini bertolak belakang dengan teori investasi modern oleh Fuller & Farrell (1997:205), yang menyatakan bahwa leverage merupakan fungsi Stock Return dan menentukan Stock Return. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizqoni (1985:127) dan Pambangun (2001:43), yang menemukan bahwa
financial leverage mempengaruhi secara signifikan dan negatif terhadap
Stock Return.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Vivian Firsira dan Arisona (2013:1) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Stock Return Pada indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia mengatakan bahwa variabel Return On Equty berpengaruh negative negative terhadap Stock Return.
Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2012:286) yang berjudul Determinan Price Earning Ratio dan Stock Return (Studi pada Saham-Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia) mengatakan bahwa adanya hubungan positif antara variabel Return On Equity terhadap Stock Return.
Berdasarkan uraian dari beberapa kenyataan yang dihadapi oleh Bursa Efek Indonesia mengenai fenomena bisnis saham syariah, maka penelitian pada saham syariah sangat penting dilakukan. Dalam rangka sosialisasi itulah penelitian ini melakukan kajian terhadap saham syariah dengan mengangkat isu tentang Stock Return (SR). Oleh karena itu dalam Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh variabel fundamental perusahaan yang meliputi financial leverage, Debt to equity ratio, dan return on equity terhadap stock return dengan price earning ratio sebagai variabel moderasi.
Tujuan para investor atau pemegang saham berinvestasi pastinya untuk mendapatkan keuntungan. Selain dividen, investor juga mengharapkan pengembalian (return) saham. Maka sebelum berinvestasi, para investor melakukan analisis keuangan untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang agar nantinya memperoleh tingkat imbal hasil (return) dan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Imbal hasil (return) merupakan hasil yang diperoleh melalui kegiatan berinvestasi yang dapat berupa imbal hasil (return) yang sudah terjadi (realisasisan) atau imbal hasil (return) ekspektasian yang belum terjadi namun diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2010:205).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana return on equity berpengaruh terhadap stock return?
2. Bagaimana pengaruh return on equity dengan price earning ratio terhadap
stock return?
3. Bagaimana debt to equity ratio berpengaruh terhadap stock return?
4. Bagaimana pengaruh debt to equity ratio dengan price earning ratio terhadap stock Return?
5. Bagaimana financial leverage berpengaruh terhadap stock return?
6. Bagaimana pengaruh financial laverage dengan price earning ratio terhadap stock return?
C. Tujuan Penelitian
Dalam Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh variabel fundamental perusahaan yang meliputi:
1. Pengaruh return on equity terhadap stock return.
2. Pengaruh return on equity dan price earning ratio terhadap stock return 3. Pengaruh debt to equity ratio terhadap stock return.
5. Pengaruh financial leverage terhadap stock return.
6. Pengaruh financial laveragi dan price earning ratio terhadap stock return.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khasanah ilmu pengetahuan di bidang investasi terutama teori penilaian saham (stock valuation), sehingga dapat bermanfaat bagi para akademisi, otoritas Pasar Modal Syariah dan Investor yang berinvestasi pada saham syariah.
E. Sistematika Penulisan Sekripsi
BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab I ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian dan sistematikan penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI Landasan teori yang digunakan dalam bab II ini sebagai dasar penulisan skripsi. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai Jenis peneitian, Lokasi dan Waktu penelitian, Populasi dan Sampel, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel,
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan diuraikan mengenai Gambaran Umum Penelitian, Pengujian dan Hasil Analisis Data dan Pembahasan Hasil Analisis (Pembuktian Hipotesis). BAB V : PENUTUP Pada Bab ini akan diuraikan mengenai Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu untuk diajukan penulis sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori Dalam melakukan investasi, para investor atau calon investor tentunya
menghararapkan keutungan dari investasi yang ditanamkan. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pada umumnya investor akan melakukan analisa pada laporan keuangan perusahaan, hasil analisa tersebut akan menjadi acuan investor apakah perusahaan memilki kinerja keuangan yang baik atau tidak dan apakah layak untuk menanamkan investasi pada perusahaan tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan anlisis rasio, baik dengan profitabilitas maupun leverage keuangan.
1. Stock Return
Menurut Sundjaja (2003:272), pengertian return adalah total laba atau rugi yang diperoleh investor dalam periode tertentu yang dihitung dari selisih antara pendapatan atas investasi pada periode tertentu dengan pendapatan investasi awal. Sedangkan Jogiyanto (2007:4) mendefinisikan
return sebagai hasil yang diperoleh dari investasi, yaitu penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan.
Return saham dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. berdasarkan data historis. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
Return yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain
(loss). merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang yang
relatif dengan harga periode lalu. Perhitungan return saham ini tidak menggunakan pengukuran return realisasi (return total) yang merupakan
return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu yang
terdiri atas capital gain (loss) dan yield. Yield adalah persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. (persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya). Hal ini dikarenakan oleh informasi yang diberikan hanya akan mempengaruhi harga saham, tidak dengan dividennya. Dengan demikian, return saham dapat dihitung dengan formula:
Rt = Pt – (Pt-1) / (Pt-1) Dimana: Rt = Return saham pada periode t Pt = Harga saham pada periode t (3 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan) Pt-1 = Harga saham sebelum periode t (3 hari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan) a. Jenis-jenis Return
Return saham dapat dikelompokan menjadi return realisasi dan return
ekspektasi, adapun perbedaannya adalah, Jogiyanto (2007:5)
1) Return Realisasi
Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi
dapat dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang.
Beberapa pengukuran return realisasi yang dapat digunakan adalah
return total, return relatif, dan return kumulatif. Sedangkan rata-
rata return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika atau rata-rata geometrik. Rata-rata geometrik biasanya lebih sering digunakan untuk menghitung rata-rata return untuk beberapa periode misalkan untuk menghitung return rata-rata mingguan atau bulanan yang dihitung dari rata-rata geometrik return harian. 2) Return Ekspektasi
Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan diharapkan
akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk penngambilan keputusan investasi. Return ekspektasi ini dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan Nilai Ekspektasi Masa Depan
Berdasarkan Nilai Return Historis 2. Berdasarkan Model Return Ekspektasi 3.
2. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal atau sering disebut secara sederhana dengan bursa efek merupakan pasar dimana terjadi transaksi jual beli surat berharga (Andriansyah 2008:5). Menurut Husnan (1996:3), pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Sementara itu menurut Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 1548/KMK/1990 tentang Peraturan Pasar Modal yang dikutip oleh Sunariyah (1997:2-3) menyebutkan bahwa pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Pasar modal dalam arti sempit merupakan suatu pasar yang kegiatan didalamnya memperdagangkan saham-saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek.
b. Bentuk Pasar Modal dan Instrumen yang Menyertainya.
Menurut Sunariyah (1997:11-14), dalam pasar modal dikenal ada empat macam bentuk pasar modal yaitu: 1) pasar perdana (primary
market) sering disebut “bursa paralel”, dan 4) pasar keempat (fourth market) merupakan bentuk perdagangan efek antar investor. Instrumen
dalam pasar modal adalah semua surat berharga yang diperdagangkan di dalam maupun di luar bursa. Sedangkan menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, efek merupakan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (Husnan, 1996: 3). Jenis-jenis instrumen pasar modal dapat berupa: 1) saham, 2) obligasi, 3) derivation dari efek dapat berupa; a)
right (klaim), b) warrant, c) convertible obligation, d) saham dividen,
e) saham bonus, f) certificate american depository receipt (ADR) atau
continental depository receipt (CDR), dan sertifikat dana reksa.
3. Investasi dan Prinsip Dasar Investasi
Pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu atau beberapa aktiva yang dimiliki dan biasanya dalam jangka waktu yang lama dengan harap akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, atau bisa dibilang sebagai tabungan masa depan (Adi Setiawan Marsis, 2013:8). Banyak negara yang melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi, baik domestik maupun modal asing. Hal ini dilakukan pemerintah karena kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa dan bahkan penambahan devisa negara.
Investasi berarti mengorbankan uang sekarang untuk mendapatkan uang dimasa yang akan datang. Pengorbanan terjadi saat sekarang dan memiliki kepastian, sedangkan hasil baru akan diperoleh kemudian yang besarnya tidak pasti. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Istilah investasi dapat juga diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Yanti, 2012: 277).Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (SAK, 2002: 13.1).
Menurut (Jogiyanto, 2010:13) Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Menurut Tandelilin (2010:26), investasi adalah komitmen ini, yang bertujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dimaksud secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu investasi dalam bentuk finasial aset misalnya surat-surat berharga, deposito, tabungan serta investasi yang dilakukan dalam bentuk riil aset misalnya tanah, gedung, mesin, ataupun emas.
Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut (Tandelilin, 2010:8).
Beberapa contoh dari aset finansial adalah deposito, obligasi, saham, dan reksa dana. Investasi aset finansial risikonya umumnya lebih tinggi daripada investasi riil karena investor hanya akan mendapatkan surat bukti misalnya sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang saham. Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan investasi, yaitu tingkat pendapatan yang diharapkan (rate of return) dan risiko yang dihadapi.
Menurut Rusdin (2008:64), semakin tinggi risiko semakin besar hasil yang diperoleh dan semakin kecil risiko semakin kecil pula hasil yang diperoleh. Menurut Sudana (2009:43), risiko adalah variabilitas hasil investasi yang sesungguhnya terhadap hasil investasi yang diharapkan.
Sedangkan return merupakan tingkat keuntungan investasi (Tandelilin, 2010). Maka dalam berinvestasi hendaknya para investor selalu mempertimbangkan kedua hal tersebut secara bersamaan untuk mendapatkan hasil investasi sesuai yang diharapkan dan terhindar dari risiko yang berlebihan.
Tujuan investor mengadakan investasi adalah untuk memperoleh penghasilan atau return atas investasi. Penghasilan tersebut berupa penerimaan kas dan atau kenaikan nilai investasi.Penerimaan kas bagi saham ada dalam bentuk deviden, sedangkan kenaikan nilai investasi tercermin melalui kenaikan harga saham.
Koten (2004:7) menjelaskan bahwa investor dalam melakukan investasi akan memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu dimasa yang akan datang. Namun setelah periode investasi berlalu, belum tentu tingkat penghasilan yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang diharapkan, tingkat penghasilan yang diharapkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidakpastian akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu investor harus selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan risiko.
a. Investasi dalam Perspektif Syariah Islam Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi proses tadrij dan trichotomy pengetahuan. Hal itu dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karena itu investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim (Yuliana, 2010:15).
Dalam Surah Lukman ayat 34 secara tegas menyatakan bahwa tiada seorangpun dialam semesta ini yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari, sehingga diperintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia dan akhirat.
Investasi dalam perspektif syariah Islam, menyebutkan bahwa semua perbuatan manusia, baik hubungannya dengan Allah maupun hubungannya dengan sesama, merupakan investasi yang akan dinikmati di dunia dan akhirat. Artinya Investasi syariah tidak hanya membicarakan persoalan duniawi, tetapi Islam memadukan antara dimensi dunia dan akhirat.Kehidupan dunia hanyalah bersifat sementara untuk mencapai kehidupan yang lebih kekal di akhirat. Setiap muslim harus berupaya meraih kebahagiaandi dunia dan akhirat (Yanti, 2012: 277).
Jadi, investasi yang islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-pinsip syariah secara menyeluruh (kaffah). Selain itu, semua bentuk investasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin di dunia dan akhirat baik generasi sekarang maupun b. Financial Investement Perbankkan Investasi pada sektor finansial memiliki kecenderungan lebih likuid dan return yang relatif lebih besar, sebanding dengan resikonya.
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akn mendapatkan nisbah bagihasil tertentu yang besarnya mengikuti besar tabungan. Produk tabungan biasanya memperolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita ingginkan.
Keuntungan menabung (Investasi) di bank
a) Terjaminya keamanan karena mempunyai system keamanan yang baik.
b) Memperoleh pembagian hasil, tergantung jenis investasi
c) Memperoleh kemudahan dalam pengambilan uang
d) Pelayanan yang ramah e) Kesempatan mendapatkan hadiah dari bank tersebut.
Kelemahan menabung di Bank
a) Resiko kehilangan tabungan karena bank tempat nabung tidak terpercaya.
b) Dikenakan biaya tertentu, seperti administrasi, ATM, c) Sulitnya prosedur menarik uang, terutama nasabah tidak menggunakan ATM.
d) Sedikitnya jumlah bungan atau nisbah bagi hasil yang diperoleh, apalagi bila nasabah menabung dalam jumlah kecil.
4. Saham
Menurut Sudana (2009:3), saham merupakan salah satu alternatif sumber dana jangka panjang bagi suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (Jogiyanto, 2010:187).Jika perusahaan hanya mengeluarakan satu jenis saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock).Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan dapat mengeluarkan jenis saham lainnya yang disebut saham preferen (preferred stock).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saham merupakan suatu bukti hak kepemilikan dari perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal.
Saham juga dapat diartikan sebagai kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti mebeli sebagian perusahaan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut devidend. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi maupun dengan harga yang lebih rendah, dengan selisih harga jual dengan harga beli dinamakan capital loss dan selisih harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli dinamakan capital gain. Jadi pemegang saham akan mendapatkan dua keuntungan yaitu devidend dan capital gain.
Saham merupakan investasi yang tergolong financial assets dan merupakan sebuah surat berharga yang didalamnya tertulis besarnya kepemilikan atas sebuah perusahaan (Manurung, 1992:45). Berinvestasi dalam suatu perusahaan, investor secara otomotis ikut serta dalam perusahaan tersebut dan mempunyai hak untuk mendapat bagian keuntungan yang berupa: a) dividend, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, b) capital gain, yaitu kenaikan harga jual saham di atas harga belinya.
Investasi pada saham merupakan investasi yang memberikan keuntungan tidak pasti.Ketidakpastian ini disebut risiko. Menurut Usman (1989) yang dikutip Amenah (2002:24) ada beberapa risiko dalam melakukan investasi yang akan dihadapi oleh investor, antara lain:
1) financial risk, yaitu risiko yang ditanggung oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran dividen atau bunga obligasi serta pokok investasi. 2) market risk, merupakan risiko menurunnya harga pasar secara substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat tingkat inflasi, ekonomi negara, perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.
3) risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menanggapi perubahan harga berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham. Risiko ini erat kaitannya dengan risiko pasar dan risiko finansial. Investor sebenarnya tidak membutuhkan dana sehingga tidak perlu menjual sahamnya, namun mereka tetap menjualnya karena secara psikologis terpengaruh oleh investor lain.
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga saham tersebut pada saat ini (current market price).Nilai intrinsik (NI) menunjukkan
present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham. Pedoman yang
digunakan oleh Husnan (1996:288) adalah sebagai berikut: 1) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued (harga terlalu rendah) dan karenanya layak dibeli atau ditahan jika saham tersebut telah dimiliki.
2) Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harga terlalu mahal) dan karenanya harus dijual.
3) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi seimbang.
Menurut Husnan (1996:289), saat melakukan analisis saham investor harus memperkirakan berapa dan kapan manfaat yang diharapkan akan diterima, dan manfaat tersebut akan dipresent-valuekan dengan tingkat bunga yang layak. Tingkat bunga yang layak ini harus memperhatikan risk free rate (tingkat bunga bebas risiko) ditambah premi atas risiko. Nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar saat ini (lihat gambar 2.1)
Gambar 2.1 Proses Analisis Saham, Membandingkan Nilai Intrinsik dengan Harga SahamJumlah Manfaat yang diharapkan Waktu Present value manfaat yg di harapkan Nilai akan diterima Intrinsik Risk free pemuda
Tingkat keuntungan yang layak harga pasar saham
Premi risiko
Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk diramalkan, menjadi perkiraan harga saham.Husnan (1996:291) mengatakan variabel-variabel tersebut dapat berupa laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya.
Penilaian saham merupakan hal mendasar dan sangat penting yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi pada saham. Investor harus melakukan analisis yang rasional dan akurat, karena tanpa analisis yang rasional dan akurat para investor akan mengalami kerugian yang besar. Resmi (2002:277) menyebutkan beberapa faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu:
1) harapan investor terhadap tingkat pendapatan dan dividen untuk masa yang akan datang memiliki pengaruh yang besar. Apabila tingkat pendapatan dan dividen suatu saham tersebut stabil, maka harga saham cenderung stabil dan sebaliknya jika tingkat pendapatan dan dividen berfluktuasi karena siklus perusahaan atau perubahan teknologi, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga. 2) tingkat pendapatan perusahaan (tercermin dari EPS) terkait erat dengan pergerakan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin besar, maka besar pula perubahan harga pasar sahamnya. 3) kondisi perekonomian pada masa yang akan datang selalu perekonomian saat ini stabil dan mantap, maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga-harga cenderung stabil, begitu pula sebaliknya. Tujuan penilaian harga saham adalah untuk mengetahui apakah harga saham dipasar modal telah menunjukkan harga yang wajar, dalam arti saham tersebut tidak mispriced. Penilaian harga saham dapat juga digunakan untuk mendeteksi saham mana yang berpotensi untuk dibeli (undervalued) dan saham mana yang berpotensi untuk dijual (overvalued).
Husnan (1996:317) menjelaskan bahwa analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga di waktu lalu, serta volume transaksi saham yang terjadi. Disamping itu, analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang. (2) menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga. Dalam analisis fundamental ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan present value dan pendekatan
price earning ratio (PER) (Haveadi dan Asri, 1999:87).
5. Return on Equity
Menurut Mursidah (2011:46) ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemendari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.
Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2007:133). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi dan Halim, 2004:37). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasildicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Hasil pengembalian atas Ekuitas atau disebut dengan Return On
Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi
ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Return on Equity (ROE) adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri
Return on Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi pula bagi pemegang saham. Semakin mampu perusahaan memberikan keutungan bagi pemegang saham, maka saham tersebut diinginkan untuk dibeli.
6. Debt to EquityRatio
Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan.Dana juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau investasi baru. Artinya di dalam perusahaan harus selalu tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan.
Menurut Kasmir (2010:156) menyatakan : “Debt to Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang lancar dengan seluruh utang ekuitas”. Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:303) menyatakan : “Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar”.
Dari kedua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung utang
dan modal, yang dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Debt to
equity ratio pada setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung
karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
7. Financial Leverage
Pengukuran financial leverage dengan menggunakan Degree of
financial leverage.DFL mengukur besar perubahan pendapatan bersih