BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Kehamilan - Carla Puspita S.W. BAB II

  a. Definisi Kehamilan yaitu fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dengan sel ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi lalu tumbuh kembang konsepsi sampai umur kehamilan aterm. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua dari 13minggu sampai 27 minggu, trimester ketiga dari 28 minggu sampai 40 minggu (Prawiroharjo,2009 : hal 213).

  Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010 : hal 38).

  Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mangemban tanggung jawab yang lebih besar (Bobak, 2006 : hal 16).

  Jadi, kehamilan merupakan suatu proses yang normal dan berharga untuk seorang wanita dimana sebagai proses menyiapkan diri untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar yaitusaat hasil konsepsi berkembang menjadi janin dan akan lahir saat umur kehamilan aterm.

  b. Proses kehamilan Terjadi kehamilan karena terdapat beberapa faktor yaitu spermatozoa (sel kelamin jantan), ovum (sel telur), pembuahan ovum

  (konsepsi) dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Konsepsi adalah peristiwa bertemunya inti ovum dengan inti spermatozoa (fertilisasi), hasil fertilisasi akan membentuk zigot. Setelah terbentuk zigot maka seiring berjalannya waktu kemudian terjadi pembelahan pada zigot berturut-turut dalam stadium morula, blastula hingga terbentuk blastokista yang diluarnya dikelilingi oleh sel-sel kecil (trofoblas) yang mampu menerobos ke dalam endometrium. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman. Sel trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik-proteolotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai hari ke 7 setelah konsepsi (Prawirohardjo, 2009 : hal 144).

  a) Amenorhea Bila seorang wanita dalam masa subur mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid (Kusmiyati, 2010 : hal 97).

  c. Tanda

  • – tanda kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Tanda tidak pasti kehamilan

  b) Mual muntah Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah berkepanjangan. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi ibu yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan ringan, mudah dicerna.Bila mual muntah berlebihan bisa diberikan obat anti muntah (Kusmiyati, 2010 : hal 98).

  c) Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron (Kusmiyati, 2010 : hal 98). d) Quickening Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu

  (Kusmiyati, 2010 : hal 98).

  e) Keluhan Kencing Frekuensi kencing bertamah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial (Kusmiyati, 2010 : hal 98).

  f) Konstipasi Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena perubahan pola makan (Kusmyiati, 2010 : hal 98).

  g) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.

  Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm (Kusmiyati, 2010 : hal 98).

  h) Perubahan temperatur basal Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadi kehamilan (Kusmiati, 2010 : hal

  98). i) Perubahan warna kulit

  Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16minggu. Pada daerah aerola dan puting payudara warna kulit menjadi lebih hitam (Kusmiyati, 2010 : hal 98). j) Perubahan payudara

  Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara menskresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16minggu (Kusmiyati, 2010 : hal 99).

  2) Tanda mungkin kehamilan

  a) Perubahan pada uterus Uterus mengalami perubahan ukuran bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular.

  Teraba ballotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Ballotement adalah tanda ada benda terapung/ melayang dalam cairan (Kusmiyati, 2010 : hal 99).

  b)

Tanda piskacek’s

  Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta (Kusmiyati, 2010 : hal 99).

  c) Perubahan pada serviks (1) Tanda Hegar

  Tanda ini berupa perlunakan pada daerah istimus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8 (Kusmiyati, 2010 : hal 99). (2)

Tanda Goodell’s

  Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. Pengguaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini (Kusmiyati, 2010 : hal 100). (3) Tanda Chadwick

  Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru- biruan (Kusmiyati, 2010 : hal 100). (4) Tanda Mc Donald

  Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah didefleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan istimus (Kusmiati, 2010 : hal 100). d) Terjadi pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut (Kusmiyati, 2011 : hal 100).

Gambar 2.1 Pembesaran abdominal sesuai umur kehamilan

  (Kusmiyati, 2010 : hal 100)

  e) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit (Kusmiyati,

  2010 : hal 101).

  f) Pemeriksaan tes biologi kehamilan Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu (Kusmiyati, 2010 : hal 101).

  3) Tanda Pasti kehamilan

  a) Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-

  18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (doppler), DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke 2. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi, bunyi yang lain seperti; Bising tali pusat, bising usus dan nadi ibu (Kusmiyati, 2010 : hal 101).

  b) Palpasi Yang harus ditentukan oleh outline janin, biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24 (Kusmiyati, 2010 : hal 101).

  Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode Leopold ini dapat dilakukan dengan lengkap apabila janin cukup besar, kira-kira 24 minggu ke atas (Uliyah, 2013 : hal 142).

Gambar 2.2 Palpasi Abdominal (Manuaba, 2012 : hal 224).

  d. Perubahan fisiologis pada kehamilan 1) Uterus

  Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta,

  Leopold I digunakan untuk menentukan bagian apa yang ada di fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar, dan kurang

  

Leopold

  II digunakan untuk menentukan letak punggung dan letak bagian kecil-kecil.

  Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul (PAP)

  Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. amnion) sampai peralinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. 2) Serviks

  Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya oedema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperpalsia pada kelenjar-kelenjar serviks (Prawirohardjo, 2009 : hal 177). 3) Ovarium

  Proses ovulasi selama kelahamilan akan terhenti dari pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil estrogen dalam jumlah yang relative minimal.

  Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi penapisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos (Prawirohardjo, 2009 : hal 178). 4) Kulit

  Pada kulit, dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama Striae Gravidarum.Pada multipara selain striae kemrahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

  Pada banyak perempuan kulit garis tengah perutnya (linea alba) berubah menjadi kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang berbeda-beda pada wajah dan leher yang disebut dengan cloasma atau melasma gravidarum. Selain itu pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan (Prawirohardjo, 2009 : 179). 5) Payudara

  Pada awal kehamilan perempuan akan merasa payudaranya akan terasa lebih lunak, setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya. Putting payudara akan tampak besar, kehitaman dan tegak. Cairan berwarna kekuningan atau biasa disebut kolostrum yang akan keluar setelah bulan pertama (Prawirohardjo, 2009 : 179). 6) Perubahan metabolik

  Pada trimester ke 2 dan ke 3 pada perempuan dengan gizi baik akan dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau lebih dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,5 dan 0,3 kg karena hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. Maka pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia (Prawirohardjo, 2009 : 180). 7) Sistem kardiovaskular

  Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan syndrome hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran (Prawirohardjo, 2009 : hal 182).

  8) System respirasi Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah sekitar 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik sekitar 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidak, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2009 : 184).

  Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada saat memasuki trimester 3 yaitu umur kehamilan 37 minggu akan terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan kontraksi Broxton Hiks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya berat janin dimana kepala kearah bawah. Masuknya bagian terbawah bayi ke pintu atas panggul yang akan menyebabkan ibu merasakan ringan dibagian atas, dan rasa sesak berkurang dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan. 9) Traktus digestivus

  Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala beruba pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refleks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid, gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja akan mengakibatkan perdarahan, hati manusia tidak mengalami perubahan selama hamil (Prawirohardjo, 2009 : hal 185).

  10) Traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2009 : hal 185). 11) Sistem endokrin

  Kelenjar tyroid akan mengalai pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Adapun hormone-hormon yang berpengaruh saat kehamilan, yang paling utama yaitu hormone estrogen dan progesterone dimana produksi estrogen dan progesterone selama kehamilan dan akhir kehamilan akan terus meningat, pada estrogen kira-kira 100mg/hari dan progesterone 250mg/hari, progesterone juga menyebabkan terbentuknya lemak di abdomen, punggung dan, paha atas. Hormon HCG dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan dan merupakan tes dasar kehamilan. Fungsi utamanya untuk mempertahankan korpus luteum dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Hormon HPL terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Pada saat kehamilan Pituitary Gonadotropin kadar FSH dan LH sangat rendah karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta. Prolaktin terus meningkat akibat kenaikan seckresi estrogen. Hormon Aldosteron, renin, angiostensin akan naik, menyebabkan naiknya volume intravaskuler. Lalu pada produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone, HPL juga meningkat. Konsentrasi plasma hormone paratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi penting hormone paratiroid ini adalah untuk memasok janin dengan kalsium yang kuat (Kusmiyati, 2010 : 57). 12) System musculo skeletal

  Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua tungkai. Mobilitas itu yang akhirnya membuat ibu merasakan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo, 2009 : hal 186).

  e. Adaptasi psikologi 1) Trimester I

  Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan akan dapat menerima atau tidak kenyataan akan kehamilannya. Karena hormone yang semakin tinggi setiap harinya menjadikan perubahan pada fisiknya sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, kesedihan, kebingungan. Dengan spontan pada saat dia telah menerima kehamilannya dan kebingungan pada dirinya sudah berakhir. Ini akan terjadi pada akhir trimester pertama. Dan pada trimester ini hasrat untuk berbubungan seks tiap wanita berbeda. Ada yang meningkat dan malah sebaliknya (Kusmiyati, 2010 : hal 71). 2) Trimester II

  Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. ini disebabkan karena umunya pada masa ini wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energy dan pikirannya secara lebih positif. Pada masa ini ibu sudah dapat merasakan gerakan bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Timbul lagi rasa kecemasan dan kekhawatiran akan kesehatan bayinya. Pada trimester kedua ini hasrat berhubungan seksual meningkat tidak seperti trimester pertama (Kusmiyati, 2010 : hal 73).

  3) Trimester III Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.

  Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada juga perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya. Pada masa ini ibu sedang memepersiapkan menjadi calon orang tua, dan mempersiapkan keperluan bayinya. Pada pertengahan trimester ketiga hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena abdomen semakin bertambah besar dan menjadi sebuah penghalang (Kusmiyati, 2010 : hal 74).

  f. Kebijakan program anjuran WHO pada kunjungan antenatal yaitu (Marmi, 2011 : hal 10).

  1) Trimester I : satu kali kunjungan 2) Trimester II : satu kali kunjungan 3) Trimester III : dua kali kunjungan

  g. Jadwal Kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan (Marmi, 2011 : hal 198).

  1) Kunjungan ulang I (16 minggu) dilakukan untuk :

  a) Penapisan dan pengobatan anemia

  b) Perencanaan persalinan

  c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 2) Kunjungan II (24-28 minggu) dan Kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk : a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya b) Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih c) Mengulang rencana persalinan

  3) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) dilakukan untuk :

  a) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

  b) Mengenali kelainan letak dan presentasi

  c) Memantapkan rencana persalinan

  d) Mengenali tanda-tanda persalinan h. Tanda bahaya pada kehamilan (Yulianti, 2011 : hal 24).

  1) Perdarahan pervagina Pada awal kehamilan (umur kehamilan kurang dari 22 minggu), perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (abortus, KET, mola hidatidosa)

  Pada kehamilan lanjut (umur kehamilan lebih dari 22 minggu), perdarahan yang tidak normal merah, banyak/sedikit, nyeri( plsenta previa dan solusio plasenta)

  2) Sakit kepala yang berat Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya kabur atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala preeklamsi.

  3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang

  4) Nyeri abdomen yang hebat Nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterem, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain 5) Bengkak pada muka, tangan atau kaki

  Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka, tangan dan kaki, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluahn fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda, anemia, gagal jantung atau preeklamsi

  6) Bayi kurang bergerak seperti biasa Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakanya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. i. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan (Kemenkes RI, 2012 : hal 5).

  1) K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. 2) K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester I (0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester II (13-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester III (25 minggu sampai dengan kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan/ indikasi dan jika ada keluhan, penyakit, dan gangguan kehamilan. j. Ketidaknyamanan pada kehamilan dan penanganannya

  ` Tabel 2.1 Ketidaknyamanan pada kehamilan dan penanganannya (Sulistyawati, 2011 : hal 51)

  Usia Ketidaknyamanan Penanganan kehamilan

Trimester I 1. Sering buang air kecil -Jangan menahan BAK

  • Banyak minum pada siang hari
  • Batasi minum teh, susu, dan soda
  • Jaga posisi tidur dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan dengan bantal.

  2. Kelelahan/Fatigue -jangan terlalu kelelahan seringlah beristirahat tetapi juga jangan terlalu banyak istirahat (kurang gerak)

  3. Keputihan -Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

  • Memakai pakaian dalam dari bahan yang mudah menyerap
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayuran.

  4. Keringat bertambah -Pakailah pakaian yang tipis dan longgar

  • Tingkatkan asupan cairan
  • Mandi secara teratur

  5. Mengidam (pica) -Boleh makan makanan yang diinginkan dan tidak berlebihan selama itu tidak berbahaya bagi kehamilan

  6. Berdebar-debar -Latihan pernafasan selama 15 menit

  • Makan biscuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari
  • Makan sedikit tetapi sering
  • Duduk tegak setiap kali selesai makan
  • Hindari makanan yang berminyak dan berbau
  • Makan makanna kering dianatara waktu makan
  • Minum minuman berkarbonat
  • Bangun dari tidur secara perlahan
  • Hindari menggosok gigi setelah makan Trimester II

  1. Hemoroid -Makan makanan yang berserat dan banyak minum

  • Kompres hangat atau dingin
  • Setelah selesai BAB masukkan kembali anus dengan perlahan

  2. Keputihan -Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

  • Memakai pakaian dalam dari bahan yang mudah menyerap
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayuran

  

3. Keringat bertambah -Pakailah pakaian yang tipis dan

longgar

  • Tingkatkan asupan cairan
  • Mandi secara teratur

  4. Sembelit -Tingkatkan diet asupan cairan

  • Banyak makan buah dan jus buah
  • Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong
  • Istirahat cukup
  • Senam hamil
  • Biasakan BAB secara teratur
  • Jangan menahan BAB

  

5. Kram pada kaki -Kurangi konsumsi susu

(kandungan fosfor tinggi)

  • Lakukan peregangan otot dengan menggerakan kaki dan jinjit jinjit
  • Gunakan pengahangat untuk otot

  

6. Nafas sesak -Dorong agar secara sengaja

mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi

  • Merentangakan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang

  7. Nyeri ligamentum rotundum -Tekuk lutut kearah abdomen

  • Mandi air hangat
  • Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi

  8. Panas perut (heartburn) -Makan sedikit tetapi sering

  • Hindari makanan berlemak dan berbumbu tajam
  • Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan kurangi coklat
  • Hindari berbaring setelah makan
  • Hindari minum air putih saat makan
  • Kunyah permen karet
  • Tidur dengan kaki di tinggikan

  

9. Perut kembung -Hindari makanan yang

mengandung gas

  • Mengunyah makanan secara sempurna
  • Lakukan senam secara teratur
  • BAB teratur

  10. Sakit punggung atas dan -Gunakan posisi tubuh yang baik bawah -Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang pas

  • Gunakan kasur yang nyaman
  • Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung

  

11. Varices pada kaki -Tinggikan kaki sewaktu berbaring

  • Jaga agar kaki tidak bersilang Hindari berdiri atau duduk terlalu

    lama

  • Senam untuk melancarkan peredaran darah
  • Hindari pakaian atau korset yang

    ketat

  12. Pusing -Bangun sec-ara perlahan dari posisi istirahat

  • Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
  • Hindari berbaring dalam posisi terlentang Trimester

  1. Striae gravidarum tampak -Gunakan baju longgar yang dapat

  

III jelas menopang payudara dan abdomen

  • Hindari menggaruk daerah abdomen

  2. Hemoroid -Makan makanan yang berserat dan banyak minum

  • Kompres hangat atau dingin
  • Setelah selesai BAB masukkan kembali anus dengan perlahan

  3. Keputihan -Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

  • Memakai pakaian dalam dari bahan yang mudah menyerap
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayuran

  4. Keringat bertambah banyak -Pakailah pakaian yang tipis dan longgar

  • Tingkatkan asupan cairan
  • Mandi secara teratur

  5. Sembelit -Tingkatkan diet asupan cairan

  • Banyak makan buah dan jus buah
  • Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong
  • Istirahat cukup
  • Senam hamil
  • Biasakan BAB secara teratur
  • Jangan menahan BAB

  6. Nafas sesak -Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi

  • Merentangakan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang

  7. Nyeri ligamentum rotundum -Tekuk lutut kearah abdomen

  • Mandi air hangat
  • Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi

  

8. Panas perut -Makan sedikit tetapi sering

  • Hindari makanan berlemak dan berbumbu tajam
  • Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan kurangi coklat
  • Hindari berbaring setelah makan

  9. Perut kembung -Hindari makanan yang mengandung gas

  • Mengunyah makanan secara sempurna
  • Lakukan senam secara teratur
  • BAB teratur

  10. Sering buang air kecil -Jangan menahan BAK

  • Banyak minum pada siang hari
  • Batasi minum teh, susu, dan soda
  • Jaga posisi tidur dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan dengan bantal

  11. Pusing -Bangun secara perlahan dari posisi istirahat

  • Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
  • Hindari berbaring dalam posisi terlentang

  12. Sakit punggung atas dan -Gunakan posisi tubuh yang baik bawah -Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang pas

  • Gunakan kasur yang nyaman
  • Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung

  13. Varises pada kaki -Tinggikan kaki sewaktu berbaring

  • Jaga agar kaki tidak bersilang Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
  • Senam untuk melancarkan peredaran darah
  • Hindari pakaian atau korset yang ketat

  a. Definisi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan presentasi belakang kepala pada umur kehamilan (37-42 minggu) tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni, 2013 : hal 185).

  Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknijosastro, 2008 : hal 20).

  Jadi, persalinan adalah kelahiran bayi pada umur kehamilan aterm yaitu 37-42 minggu yang merupakan suatu peristiwa penting bagi kehidupan manusia terutama perempuan. Banyak orang beranggapan bahwa seorang perempuan yang dapat hamil dan melahirkan anaknya secara normal adalah sebuah bukti bahwa seorang perempuan yang telah berhasil menjadi sosok perempuan seutuhnya.

  b. Fisiologi Persalinan Normal Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos myometrium yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus, mulai menunjukan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum (Prawirohardjo, 2009 : hal 296).

  c. Fase- fase Persalinan Normal Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu itu. Oleh karena itu, penggunaan istilah in labor (kerja keras) dimaksutkan untuk menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini (Prawirohardjo, 2009 : hal 297). Ada 2 hormon yang dominan selama masa kehamilan, yaitu : (Prawirohardjo, 2009 : hal 297).

  a. Estrogen yang meningkatkan sensitifitas otot Rahim, memudahkan penerima rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis.

  b. Progesterone yang menurunkan sensitifitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot relaksasi. d. Faktor

  • – faktor yang terpenting dalam persalinan, yaitu (Sulistyawati, 2013 : hal 4).

  1) Passage (Jalan lahir) Jalan yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks, vagina.

  2) Power (Kekuatan Ibu) Yang dimaksut kekuatan ibu diantaranya yaitu : (Sulistyawati, 2013 : hal 4).

  a) His His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan, jumlah terjadinya his dihitung selama 10 menit, biasanya 2 kali dalam 10 menit. Dan disebut his adekuat yaitu his yang berulang 3 kali dalam 10 menit durasinya 40 detik (Sulistyawati, 2013 : hal 4).

  Kontraksi uterus disebut juga his yang mulai dari segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Segmen bagian bawah justru relative pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen bawah uterus analog dengan ismus uterus yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak hamil. Segmen bawah secara bertahab terbentuk ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian menipis sekali pada saat persalinan. Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi,sekalipun selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan segmen bawah jauh kurang kencang. Segmen atas uterus merupakan bagian uterus yang berkontraksi secara aktif, segmen bawah adalah bagian yang diregangkan, normalnya jauh lebih pasif (Prawirohardjo, 2009 : hal 297).

  b) Tenaga meneran Dengan meneran akan menambah kekuatan kontraksi uterus, karena pada saat pasien meneran diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kemudian perpaduan keduanya antara his dan meneran akan meningkatkan tekanan intrauterus sehingga membuat janin akan terdorong keluar dan berhasilnya pasien meneran berpengaruh dengan posisi seperti apa yang membuat nyaman, misalnya dengan setengah duduk, jongkok, berdiri, atau miring ke kiri (Marmi, 2012 : hal 10). 3) Passenger (janin)

  a) Janin Pembahasan sebagian besar adalah mengenai ukuran kepala janin, karena bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan adalah kepala, dan sesungguhnya persalinan akan berjalan lancar jika kepala janin sudah dapat lahir makan bagian tubuh yang lain akan dengan mudah menyusul (Sulistyawati, 2013 : hal 4).

  b) Moulage ( molase) kepala janin Terdapat celah antara bagian-bagian tulang kepala janin yang dapat memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang, sehingga dapat menyebabkan kepala janin mengalami perubahan bentuk dan ukuran (Marmi,2010 : hal 12).

  c) Plasenta dan tali pusat Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm, beratnya rata-rata 500 gram, plasenta umunya berada di depan atau di belakang dinding uterus agak ke atas kearah fundus, isi dari plasenta 18-20 kotiledon.

  Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin, panjangnya rata-rata 50 cm, dua arteri dan satu vena yang berada dalam tali pusat menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta, bentuk tali pusat yg normal yaitu silinder bulat dengan diameter 1-1,5 cm (Sulistyawati, 2013 : hal 4).

  d) Air ketuban Volume biasanya antara 1000-500 cc, berwarna putih keruh, berbau amis, terasa manis (Sulistyawati, 2013 : hal 4). e. Tanda dan gejala persalinan (JKPN-KR, 2008 : hal 39).

  1) Penipisan dan pembukaan serviks 2) Kontraksi uterus yang menyebabkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) 3) Keluar cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina

  f. Tahapan persalinan 1) Kala I

  Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Ibu dikatakan dalam tahapan persalinan kala I, jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu (Marmi, 2012 : hal 11).

  a) Fase laten : serviks membuka 0-3 cm.

  b) Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu : 1) Fase akselerasi yaitu pembukaan serviks dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

  2) Fase dilatasi maksimal yaitu pembukaan dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. 3) Fase deselelasi yaitu pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm manjadi 10 cm (lengkap).

  Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida 12 jam dan untuk multigravida sekitar 8 jam. Brerdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan untuk multigravida 2 cm per jam. Maka dengan ini waktu pembukaan lengkap bisa diperkirakan (Sulistyawati, 2013 : hal 7).

  1. Tanda bahaya persalinan Kala I (Sumarah, 2010 : hal 28).

  a. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, rujuk ibu dengan membaringkan ibu miring kekiri sambil infus dengan larutan D 5%. c. Djj kurang dari 100x/menit atau lebij dari 160x/menit, posisikan ibu miring kiri, beri oksigen, rehidrasi, bila membaik diteruskan dengan pemantauan partograf, bila tidak membaik segera rujuk.

  d. Kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit berlangsung kurang dari 40 detik, jika terjadi seperti itu atur ambulasi, perubahan posisi tidur, kosongkan kandung kencing, stimulasi putting susu, member nutrisi, jikapartograf melewati garis waspada segera rujuk.

  e. Cairan amniontic bercampur dengan mekoneum atau darah dan berbau, jika terjadi seperti itu lakukan rehidrasi, beri antibiotic, posisi tidur miring kiri dan rujuk.

  f. Urine , volume sedikit dan kental, beri minum banyak.

  2. Asuhan Persalinan yang diberikan pada Kala I (JNPK-KR, 2008 : hal 43).

  a. Memantau kemajuan persalinan 1) Memantau kontraksi uterus yaitu dengan menggunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan untuk memantau kontraksi uterus. Secara hati-hati letakkan tangan diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. 2) Memantau denyut jantung janin yaitu dengan menggunakan fetoskop Pinnards atau Doppler untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah denyut jantung janin per menit, menggunakan jarum detik pada jam dinding atau jam tangan dengan sebelumnya menentukan titik tertentu pada dinding abdomen ibu dimana suara DJJ terdengar paling kuat setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda- tanda gawat janin) dan jika sudah masuk dalam fase aktif dilakukan setiap 15 menit.

  3) Memantau pembukaan serviks yaitu dilakuakn pemeriksaan dalam (VT) setiap 4 jam (lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit).

  b. Memberikan asupan nutrisi sebagai tenaga Menganjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minuman dan makanan ringan selama proses persalinan, sebab sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja. Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.

  c. Memberikan dukungan Memberikan dukungan dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Menganjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk mengahdirkan teman atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemani ibu.

  2) Kala II Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung, yaitu pada primigravida 2 jam, dan pada multigravida 1 jam (Marmi, 2012 : hal 13).

  Dan untuk menegakkan diagnose dilakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap. Setelah ada tanda-tanda persalinan, yaitu keinginan ibu untuk meneran, adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka lalu kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm (Sulistyawati, 2013 : hal 7).

  Perintahkan ibu meneran sekuat tenaga ketika ada his,dan jika sedang tidak ada his anjurkan ibu untuk istirahat, pendamping sambil memberi makan dan minum sebagai tenaga untuk meneran yang lebih kuat. Setelah kepala terlihat di vulva lahirkan bayi lakukan dengan sangga susur potong tali pusat lalu letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi tengkurap seperti katak dan posisi kepala berada diantara payudara ibu. Cara ini dinamakan IMD (Inisiasi menyusui dini). Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit (Sulistyawati, 2013 : hal 8).

  1. Tanda bahaya persalinan Kala II (Sumarah, 2010 : hal 30).

  a. Gawat Janin Bila Djj kurang dari 100 atau lebih dari 160x/menit, maka persalinan kala II harus diakhiri dengan episiotomy dan tindakan seperti vakum, forcep, atau SC.

  b. His Bila his menjadi lemah, atau dalam 10 menit tidak sampai terjadi his 3 kali perlu dipertimbangkan tindakan untuk menanganinya seperti mengkoreksi pemberian cairan dan elektrolit, pemberian stimulasi uteroktonia.

  c. Kesulitan kelahiran bahu/distoksia bahu.

  Bila presentasi kepala, bahu enerior terjepit diatas sympisis pubis sehingga bahi tidak dapat masuk kepanggul kecil atau bidang sempit panggul.

  d. Presentasi bokong Yang dimaksut presentasi bokong adalah bagian terendah janin adalah bokong . presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin dalam posisi membujur, memanjang, kepala berada difundus sedangkan bagian terendah janin adalah bokong. Presentasi muka Presentasi muka adalah posisi kepala ubun-ubun kecil menempel ke punggung dan penunjuknya adalah dagu. e. Letak lintang Letak lintang adalah posisi janindengan posisi sumbu panjang janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

  Pada letak oblig biasanya hanya bersifat sementara, sebab hal ini merupakan perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada saat persalinan.

  2. Asuhan yang diberikan pada Kala II (JNPK-KR, 2008 : hal 80).

  a. Memimpin persalinan yaitu setelah terjadi pembukaan lengkap, beritahukan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ibu untuk meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi, waktu ibu meneran maksimal 60 menit setelajh pembukaan lengkap.

  b. Melakukan sanggah, susur, menilai keadaan bayi yaitu saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) kea rah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi, gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior saat melewati perineum, tangan bawah menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir, secara simultan tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang bahu siku dan lengan bagian anterior, lanjut penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung bokong dan kaki, kemudian menilai sekilas dengan posisikan kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya, nilai tangisan gerakan, warna kulit.

  c. Memotong tali pusat Memotong tali pusat yaitu dengan cara jepit tali pusat dengan klem DTT pada sekitar 3 cm dari dinding perut kemudian tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu kemudian jepit dengan klem kedua pada bagian yang isinya sudah dikosongkan berjarak 2 cm dari tempat jepitan pertama dan pengikatan tali pusat pada bayi, dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir ( atau setelah diberi suntikan oksitosin kepada ibu), untuk memberi cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan darah kaya zat besi pada bayi. d. Menganjurkan IMD

  IMD dibutuhkan untuk bayi yaitu sebagai kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit 1 jam, bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiasi menyusui dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan. 3) Kala III

  Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta. Setelah lahirnya bayi, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit (Sulistyawati, 2013 : hal 8).

  1. Fisiologi persalinan kala III Pada kala III persalinan otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan melipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina (Prawirohardjo, 2009 : hal 320).

  2. Tanda-tanda lepasnya plasenta (JNPK-KR, 2008 : hal 180).

  1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus yaitu setelah bayi lahir dan sebelum miomerrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat (seringkali mengarah kesisi kanan)

  2) Tali pusat memanjang yaitu tali pusatterlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld) 3) Semburan darah mendadak dan singkat yaitu darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retrooplacental pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan pembukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

  3. Manajemen aktif kala III (JKPN-KR, 2008 : hal 100).

  a. Memberikan suntikan oxytosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) c. Memassase fundus uteri selama 15 detik.

  4. Tanda bahaya persalinan Kala III (Manuaba, 2013 : hal 134).