ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA Tn. S DI RUANG BAROKAH RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

  

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR

PADA Tn. S DI RUANG BAROKAH

RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif

  

Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

AHKYEN NURHANIFAH

  

A01301714

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2016

  Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI Agustus 2016

  1

  2 Ahkyen Nurhanifah , Arnika Dwi Asti

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR

PADA TN.S DI RUANG BAROKAH

RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

PENGKAJIAN : Tn. S, umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki, alamat Cilacap, agama islam,

pendidikan SD, pekerjaan swasta, suku jawa. Pasien datang ke IGD RS PKU

MUHAMMADIYAH GOMBONG pada tanggal 28-05-2016 pukul 13.00 WIB dengan keluhan

demam sudah 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien mengatakan pusing, mual tetapi tidak

muntah, lemes, napsu makan menurun, mulut rasanya pahit. Pada saat di IGD dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil suhu : 38,5

  C, tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 78x/menit, respiratori rate : 20x/menit, dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Diagnosa yang muncul adalah mual berhubungan dengan

peningkatan asam lambung, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber

informasi, resiko perdarahan berhubungan dengan defisiensi trombosit.

  

INTERVENSI : Rencana tindakan yang telah dibuat yaitu diagnosa 1. kaji tingkat pengetahuan

klien dan keluarga. 2. berikan pendidikan kesehatan sesuai tingkat pemahaman klien. 3. berikan

motivasi klien untuk belajar.

  

IMPLEMENTASI : Tindakan yang sudah dilakukan yaitu 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien

dan keluarga. 2. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai tingkat pemahaman klien. 3.

Memberikan motivasi klien untuk belajar.

EVALUASI : Dari 3 diagnosa keperawatan yang muncul dalam asuhan keperawatan sudah teratasi

2 diagnosa yaitu mual dan defisiensi pengetahuan. Diagnosa yang ke-3 belum teratasi maka dapat

dilanjutkan intervensi sesuai program. Kata kunci: asuhan keperawatan, belajar, edu game.

  1. Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

  2. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

  Diploma III of nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Nursing Care Report, August 2016

  1

  2 Ahkyen Nurhanifah , Arnika Dwi Asti

  

ABSTRACT

NURSING CARE TO MEETING THE NEEDS OF LEARNING

TN.S IN THE ROOM BAROKAH

RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

ASSESSMENT : Name Mr. S, aged 40 years, male gender, address Cilacap, religion Islam,

elementary education, private employment, ethnic Javanese. Patients come to the IGD RS PKU

Muhammadiyah gombong on 28-05-2016 at 13:00 pm with fever already four days before entering

the hospital. Clients say dizziness, nausea, but not vomiting, limp, decreased appetite, mouth tastes

bitter. At the time in the IGD examination vital signs with the results of the temperature: 38.50 C,

blood pressure: 110/80 mmHg, pulse: 78x / minute, respiratory rate: 20 times / min, do infusion

RL 20 tpm.

NURSING DIAGNOSIS : Nursing diagnoses that arise are nausea associated with increased

gastric acid, deficiency of knowledge related to the lack of resources, the risk of bleeding

associated with the inherent coagulation (thrombocytopenia).

  

INTERVENTION : A plan of action has been made that diagnosis 1. examine the level of

knowledge of the client and family. 2. provide health education appropriate level of understanding

of the client. 3. provide client motivation to learn.

  

IMPLEMENTATION : The action has been carried out, namely: 1. Assess the level of knowledge

of the client and family. 2. Provide health education appropriate level of understanding of the

client. 3. Provide the client's motivation to learn.

EVALUATION : Evaluation of three nursing diagnoses that appear in nursing care has been

resolved two diagnoses are nausea and knowledge deficiency.

  Keywords: nursing care, learning , edu game.

  

1. Univercity Students Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Sciences Institutet of

Gombong

  

2. Lecsturer Diploma III Muhammadiyah Health Science Institutet of Health Sciences

Muhammadiyah Gombong

  KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr, wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Ujian Komprehensif ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar pada Tn.S di ruang

Barokah RSU PKU Muhammadiyah Gombong”.

  Adapun penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil

Ujian Komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan yaitu

jenjang D III Keperawatan.

  Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang

terhormat :

  1. M.Madkhan Anis S.kep,Ns selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan Studi khususnya dalam pembuatan laporan kasus.

  2. Sawiji S.kep,Ns, M.S,c selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  3. Arnika Dwi Asti,M.Kep selaku dosen pembimbing penyususnan laporan kasus.

  4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  5. Staf perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong atas bantuannya dalam peminjaman buku-buku referensi.

  6. Ibu, Bapak yang selalu memberikan do’a dan memotivasi, dukungan

  7. Teman-teman kelas 3A yang telah sama-sama berjuang dalam menyelesaikan laporan kasus ini.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyusun laporan kasus ini.

  Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk

memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan

dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam

laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

  Wassalamualaikum wr.wb.

  Gombong , Agustus 2016 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..1

  A.

  Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5 C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 6

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8

A. Konsep Kebutuhan Dasar Aman Dan Nyaman ......................... 8 B. Konsep Nyeri ............................................................................. 11 C. Teori Nyeri ................................................................................. 12 D. Fisiologis Nyeri ........................................................................... 13 E. Manajemen Nyeri ........................................................................ 14 F. Konsep Dasar Inovasi Foot Hand Massage ................................ 18

BAB III RESUME KEPERAWATAN .................................................. 20

A. Pengkajian .................................................................................. 20 B. Analisa Data ............................................................................... 23 C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ............................................ 23

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 30

A. Diagnosa Keperawatan................................................................ 30 B. Analisis Inovasi Tindakan Keperawatan .................................... 39

BAB V PENUTUP ................................................................................. 43

  B.

  Saran ........................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang

  disebabkan oleh virus dengue (arbovirus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam 2-7 hari, nyeri otot dan atau nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik (Suhendro, 2009). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan terutama Negara berkembang, disebabkan oleh virus dengue ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty (WHO, 20012). Dengan demikian pengertian demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang menyerang tubuh manusia melalui nyamuk Aedes Aegepty yang disertai trombositopeni.

  Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara. Diperkirakan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 50-100 juta kasus DBD dan sebanyak 500.000 diantaranya memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada tahun 2008 untuk wilayah Asia Tenggara dilaporkan ada peningkatan kasus yang dilaporkan terutama peningkatan kasus di Thailand, Indonesia, dan Myanmar. Transmisi Dengue dengan puncak peningkatan kasus di Indonesia pada bulan Februari di Thailand pada bulan Juli dan Myanmar pada bulan Juli (WHO, 2008).

  Kemenkes RI 2010 menyatakan kejadian DBD di Indonesia tahun

  2

orang. Tahun 2009 kasus DBD mengalami peningkatan sebesar 154.855

kasus dengan kematian sebanyak 1.384 orang.

  Dinas Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan pada tahun 2012

jumlah DBD yang dilaporkan sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah

kematian 816 orang (Incidence Rate/angka kesakitan = 37,11 per 100.000

penduduk dan CFR = 0,90%). Terjadi peningkatan jumlah kasus pada

tahun 2012 dibanding tahun 2011 yang sebesar 65.725 kasus dengan IR

27,67. Target Rentra angka kesakitan DBD tahun 2012 sebesar 53 per

100.000 penduduk. Dengan demikian Indonesia telah mencapai target

Renstra 2012. Berikut tren IR DBD selama kurun waktu 2007-2012.

Terjadi peningkatan jumlah kasus pada tahun 2012 dibanding tahun 2011

yang sebesar kasus 65.725 kasus dengan IR 27,67. Target Rentra angka

kesakitan DBD tahun 2012 sebesar 53 per 100.000 penduduk. Dengan

demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2012. Berikut tren IR

DBD selama kurun waktu 2007-2012 berdasarkan target rencana strategi

Kementrian Kesehatan tahun 2012 yang sebesar <53 per 100.000

penduduk, sebanyak 22 provinsi (66,67%) telah mencapai target 2012.

Pada tahun 2012 terdapat 5 provinsi yang memiliki CFR akibat DBD

tinggi (> 2%) yaitu Papua Barat, Maluku, Gorontalo, Kepualuan Bangka

Belitung, dan Jambi. Sejalan dengan peningkatan jumlah/angka kesakitan,

jumlah kabupaten.kota terjangkit DBD pada tahun 2012 juga mengalami

peningkatan dari 374 (75,25%) menjadi 417 kabupaten/kota (83,9%) pada

tahun 2012. Peningkatan ini menunjukan semakin luasnya penyebaran

DBD. Selama periode 2005-2012 jumlah kabupaten/kota terjangkit DBD

cenderung meningkat. Hal ini menunjukan bahwa masih perlu upaya

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, manajemen tata laksana

penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas dan

kuantitas SDM kesehatan di rumah sakit dan puskesmas, termasuk

peningkatan sarana-sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi

penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan.

  3 Dinas Kesehatan tahun 2012 mengatakan penyakit DBD merupakan

permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah, terbukti 35 Kabupaten/Kota

sudah pernah terjangkit penyakit DBD. Angka kesakitan (Incidance

Rate/IR) DBD di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar

19,29/100.000 penduduk, meningkat bila dibandingkan tahun 2011 (

15,27/100.000 penduduk) dan masih dalam target Nasional yaitu

<20/100.000 penduduk. Angka kesakitan tertinggi di Kabupaten Blora

sebesar 88,77/100.000 penduduk,terendah di Kabupaten Wonogiri sebesar

1,37/100.000 penduduk. Setiap penderita DBD yang dilaporkan dilakukan

tindakan perawatan penderita, penyelidikan epidemologi di lapangan serta

upaya pengendalian. Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena

adanya iklim tidak stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim

penghujan yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes

aegepty yang cukup potensial. Selain itu juga didukung dengan tidak

maksimalnya kegiatan PNS di masyarakat sehingga menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD di beberapa kabupaten/kota.

Angka kesakitan DBD di kabupaten/kota hampir semuanya lebih dari

20/100.000 penduduk. Ada 2 kabupaten/kota dengan angka kesakitan

kurang dari 2/100.000 penduduk yaitu Kabupaten Purworejo (1,55) dan

Kabupaten Wonogiri (1,37). Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR)

tahun 2012 sebesar 1,52% lebih tinggi dibanding tahun 2011 (0,93%),

tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan target Nasional (<1%). Angka

kematian tertinggi adalah Kabupaten Wonogiri sebesar 23,08% dan tidak

ada kematian di 10 Kabupaten/Kota, sedangkan Kabupaten/Kota dengan

angka kematian >1% sebanyak 20 Kabupaten/Kota.

  Puskesmas Alian, Gombong 1 dan Gombong II pada tahun 2013

mengatakan jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 106 kasus

dengan jumlah kematian 3 orang (Incidence Rate/Angka kesakitan = 9 per

100.000 penduduk dan CFR = 2,8%). Terjadi peningkatan jumlah kasus

pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 28 kasus dengan

  4 dilakukan tindakan perawatan penderita, penyelidikan epidemologi dilapangan serta upaya pengendalian. Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2013 sebesar 2,8%. Kasus kematian DBD tahun 2013 terjadi diwilayah Puskesmas Gombong I dan Gombong II masing-masing I orang.

  Seseorang yang tinggal didaerah endemis demam berdarah lebih sering menemukan kasus demam berdarah disekitar lingkungan tempat tinggalnya, sehingga masyarakat didaerah tersebut seharusnya memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi dibanding wilayah non endemis. Hal ini juga berhubungan dengan informasi yang didapat seseorang di daerah endemis demam berdarah akan lebih sering mendapatkan penyuluhan kesehatan bila dibandingkan dengan daerah non endemis, sehingga perlu diberi sedikit penyuluhan kesehatan untuk masyarakat yang endemis demam berdarah agar masyarakat lebih mengetahui tentang informasi kesehatan lebih banyak. Dengan masyarakat yang pandai menjaga lingkungan yang bersih dan jauh dari tumpukan sampah seperti halnya kaleng bekas, sampah kering, dan lain-lain harus pandai-pandai mengolah menjadi bahan kerajinan yang dapat menambah penghasilan, sehingga kasus demam berdarah dapat menurun. Masyarakat juga harus melakukan 3M yaitu menguras bak mandi, mengubur sampah yang susah untuk diuraikan, dan mengubur sampah agar tercipta lingkungan yang lebih sehat dan menurunkan angka kesakitan khususnya demam berdarah (Notoatmojo, 2007).

B. Tujuan Penulisan

  1. Tujuan Umum Untuk dapat memberikan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan belajar.

2. Tujuan Khusus a.

  Memaparkan pengkajian klien dengan pemenuhan kebutuhan

  5 b.

  Memaparkan diagnosa klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

  c.

  Memaparkan rencana keperawatan klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

  d.

  Memaparkan implementasi keperawatan klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

  e.

  Memaparkan evaluasi keperawatan klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

  f.

  Memaparkan dokumentasi klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

  g.

  Memaparkan tindakan inovasi keperawatan.

C. Manfaat penulisan

  1. Manfaat Keilmuan a.

  Institusi Pendidikan Penulisan KTI ini sebagai informasi tentang Asuhan Keperawatan Pemenehuan Kebutuhan Belajar pada penderita Demam Berdarah Dengue.

  b.

  Penulis Karya Tulis Ilmiah ini memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada klien yang menderita Demam Berdarah Dengue dengan Pemenuhan Kebutuhan Belajar.

  2. Manfaat Aplikatif a.

  Rumah Sakit Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi karya tulis bagi pihak rumah sakit tentang Asuhan Keperawatan, khususnya pada pasien dengan Pemenuhan Kebutuhan Belajar.

  b.

  Bagi klien dan Keluarga 1) Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang pengertian DBD, cara pencegahan, dan perawatan dirumah.

  2) Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang resiko

  DAFTAR PUSTAKA

Anshori, R. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Masyarakat Desa Bulurejo.Disertasi UMS (tidak dipublikasikan).

Azmi, (2013). Kesehatan Remaja, Problem dan Solusinya. Jakarta :

Salemba.

Carpenito, L. J. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.

  Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

  

Fitria, L., Wahjudi, P., & Wati, D. M. (2014). Pemetaan Tingkat Kerentanan

Daerah terhadap Penyakit Menular (TB Paru, DBD, dan Diare) di Kabupaten Lumajang Tahun 2012. Pustaka Kesehatan.

Handoko, S. A. S. J. (2013). Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang

Penyakit DHF dengan Sikap Keluarga dalam Pencegahan Penyakit

  DHF. Jurnal Florence

Herdman, H. (2013). NANDA International, Diagnosis Keperawatan

Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta. EGC.

  

Hidayati, R. (2008). Pemanfaatan Informasi Iklim Dalam Pengembangan

Model Peringatan Dini Dan Pengendalian Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.

Imelda, Y. H. Gambaran Keberdayaan Masyarakat dan Peran Kader

Kesehatan dalam Mengendalikan Demam Berdarah Dengue di

  Kelurahan Tidung di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar. Indonesia, K. K. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2011.

Kebumen, D. K. K. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun

2011.

  

Kusumawardani, E., Arkhaesi, N., & Hardian, H. (2012). Pengaruh

Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Murwani, A. (2008). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

  

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:

konsep, proses, dan praktik . Jakarta: EGC.

Pramono, M. S., & Paramita, A. (2011). Peningkatan Pengetahuan Anak-

Anak Tentang PHBS Dan Penyakit Menular Melalui Teknik KIE

  Berupa Permainan Elektronik. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14 (4 Okt).

Pratiwi, D. A., Yuniar, N., & Erawan, P. E. M. (2016). Pengaruh

Penyuluhan Metode Permainan Edukatif dan MetodE Ceramah

  Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang Pencegahan Penyakit Diare pada Murid SD di Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Rebetez, C., & Betrancourt, M. (2007). Video game research in cognitive and educational sciences. Cognition, Brain, Behavior.

  

Resmiati, R., Cita, Y. P., & Susila, A. (2009). Pengaruh penyuluhan demam

berdarah terhadap perilaku ibu rumah tangga. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional .

  

Sari, R. Y. (2013). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode

Pendidikan Individual terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue.

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S.

  (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi Ke-4. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

SyahMuhibbin, (2006).Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grapindo

Persada.

Tengah, D. K. P. J. (2012). Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun

2012. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

  

Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku Manusia . Yogyakarta: Nuha Medika.

  Widiyanto, T. (2007). Kajian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Purwokerto Jawa-Tengah.

  Disertasi Undip (tidak dipublikasikan).

  

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Disusun oleh :

AHKYEN NURHANIFAH

  

A01301714

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2015

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

  Pokok bahasan : Mengenal Demam Berdarah Sub pokok bahasan : DHF (Dengue Heart Fever) / Demam Berdarah Sasaran : Klien dan keluarga klien Waktu : 1 X 15 menit Ruang : Ruang Barokah .

I. Latar Belakang

  Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus Dengue dengan tanda dan gejala demam,nyeri otot,nyeri sendi disertai lekopenia,ruam,limfadenopati,trombositopenia.(Rohim 2009).

  Pada bulan januari 2009,penderita DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan 2009 sebanyak 27670rang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati,2009).

  Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami dengue syok sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit volume cairan akibat meningkatnya premeabilitas kapiler pembuluh darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hamper 35% pasien DHF terlambat ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.

  II. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Demam Berdarah Dengue timbul kesadaran warga masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit Demam Berdarah Dengue .

  III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Demam Berdarah Dengue klien dan keluarga klien mampu menyebutkan: a.

  Pengertian Demam Berdarah Dengue c.

  Gejala penyakit Demam Berdarah Dengue d. Pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue

  IV. Garis Besar Materi a.

  Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue b.

  Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue c.

Gejala penyakit Demam Berdarah Dengue yang tampak

d.

  Pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue

  V. Metode a.

  Ceramah b. Tanya jawab

  VI. Media Leaflet

  . Proses Kegiatan No. Kegiatan Respon Pasien Waktu

1. Pendahuluan

  b. Menjelaskan tujuan

  c. Apersepsi

  a. Membalas salam

  b. Mendengarkan dengan aktif c. Mendengarkan dan memberikan respon 5 menit

  2.

  a. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue b. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue c. Penyebab penyakit Demam

  a. Mendengarkan, memperhatikan

  b. Menceritakan pengalamannya dalam Demam 20 menit

  a. Menyampaikan salam

  Berdarah Dengue Berdarah Dengue

  d. Gejala penyakit Demam Berdarah Dengue e. Pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue

4. Penutup

  a. Menanyakan hal 10 menit yang belum jelas a.

  Tanya jawab

  b. Aktif, bersama b. Menyimpulkan hasil dalam pelatihan menyimpulkan c.

  Memberikan salam

  c. Membalas salam

IX. Evaluasi

  Tanya jawab MATERI PENYULUHAN A.

  Definisi Dengue Haemoragic Fever (dhf) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina),Christiantie Effendy.1995) Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina)

  B.

  Penyebab Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,yang termasuk dalam genus flavivirus,keluarga flavivirus.Flvivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.

  Terdapat 4 serotipe virus yaitu Den 1,den 2,den 3 dan den 4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue,keempat serotype di temukan di Indonesia dengan Den 3 merupakan serotype terbanyak.Terdapat reaksi silang anatara serotype dengue dengan flavivirus lain seperti yellow fever,Japanese encephalitis dan west nille virus.

  Dalam laboratorium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia seperti tikus,kelinci,anjing,kelelawar dan primate.Survei epidemiologi pada hewan ternak di dapatkan antibody terhadap virus dengue dapat bereplikasi pada nyamuk genus aedes (stegomya)dan toxorynchites C. Manifestasi klinis 1.

  Demam tinggi 2 – 7 hari disertai mengigil 2. Mual dan muntah 3. Pegal – pegal pada seluruh badan 4. Perdarahan di bawah kulit 5. Perdarahan lain, batuk darah, muntah darah, berak darah dan kencingss darah

  D.

  Penanganan 1.

  Penderita harus tirah baring atau istirahat total di tempat tidur 2. Penderita diberi diit makanan lunak 3. Penderita harus minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan oralit. Pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita demam berdarah 4. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium (setiap hari darah penderita diambil untuk pemeriksaan Hb, HT dan trombosit) 5. Foto throkas (Rontgen) 6. Pemberian cairan intravena (infus) 7. Transfusi darah

  9. Pemberian therapi obat.

  E.

  Pencegahan Tindakkan yang dilakukan adalah dengan memutuskan rantai siklus hidup nyamuk aedes aegypti pada fase nyamuk dewasa dan fase larva hidup. Dapat dilakukan dengan cara :

  1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.

  2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara : a.

  Menutup dan menguras tempat penampungan air setiap minggu agar bebas dari jentik nyamuk.

  b.

  Mengubur, membakar dan membuang kaleng bekas, botol bekas, tempurung dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukkan nyamuk aedes aegypti.

  c.

  Rapikan halaman dan jangan biarkan semak – semak di halaman tak terurus.

  d.

  

Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar.

  e.

  Tidak membiarkan kain/baju – baju tergantung.

  f.

  Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan)

  

DAFTAR PUSTAKA

Effendi,C.1995.Perawatan klien DHF. EGC.Jakarta

Rohim.Abdul 2004.Ilmu Penyakit anak.Diagnosis dan Penatalaksanaan.Jakarta

:Salemba Medika

  

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORAGIC FEVER

DI RUANG BAROKAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

DISUSUN OLEH

:

  

AHKYEN NURHANIFAH

A01301714

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

2016

DEMAM BERDARAH A.

   Definisi Demam berdarah adalah suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus

yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aides Aegypti yang

menyerang pada anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri

otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang

dapat menyebabkan kematian. (Hendaranto, 2007 ).

  Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang sering

mematikan disebabkan oleh virus ditandai dengan permebilitas kapiler, kelainan

homeostasis dan pada kasus berat syndrome syok kehilangan protein.

  Jadi demam berdarah adalah suatu demam akut yang disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui nyamuk aides aegepty.

B. Patofisiologi

  Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai

dengan demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di

tenggorokan, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat

terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah

bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler sehingga cairan

keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya terjadi pengurangan volume

plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan

renjatan. Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya

  

sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat

kehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi anorekma jaringan,

asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan Lortainne,2006 ).

C. Manifestasi klinis

  

Infeksi virus dapat mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi, mulai dari

asimtomatik, penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile ilness), demam

dengue, demam berdarah, sampai dengan sindroma syok dengue.

  1. Masa Inkubasi Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung 4

  • – 5 hari diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise. Dan masa inkubasi nya adalah antara 13-15 hari.

  2. Demam Perjalanannya khas pada anak sakit, fase pertama dengan demam terjadi

secara mendadak, malaise, muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk disertai

dengan deteriorasi klinik yang cepat dan kolaps. Pada fase kedua, penderita

biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, muka merah,

keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Sering kali ada ptekie

tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin mulai tampak, dan

mudah memar. Serta berdarah pada tempat pungsi vena.

  Ruam makular atau makulopapular, mungkin muncul dan mungkin ada

sianosis sekeliling mulut dan perifer, pernapasan cepat dan sering berat. Nadi

  3. Perdarahan Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya

terjadi pada kulit, dan dapat berupa uji turniket yang positif, mudah terjadi

perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Selain itu juga dapat

dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi , hematomesis dan melena.

  Kurang dari 10% penderita menderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca syok yang tidak terkoreksi.

  4. Hepatomegali Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, hati mungkin

membesar antara 4-6 cm. Keras dan agak nyeri. meskipun pada anak yang kurang

gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati

teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada

penderita.

  5. Renjatan ( syok ) Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda

  • – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada

    ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di sekitar mulut. Bila syok

    terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk.

    Nadi menjadi lembut dan cepat, kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah

    sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg.

  6. Gejala klinik lain Nyeri epigastrum, muntah-muntah, diare maupun obstipasi dan kejang -

kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan terjadinya

perdarahan gastrointestinal dan syok. ( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.

  2002 ).

  a.

  Derajat Kriteria DHF 1) Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan dalah dengan uji tourniquet. 2) Derajat II

  Merupakan derajat I yang disertai dengan perdarahan kulit/perdarahan lain.

  3) Derajat III Terdapat kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat, dan lembut. Tekanan nadi menurun (20 mmHg), atau hipotensi, sianosis disekita mulut, kulit dingin dan lembab dan anak nampak gelisah. 4) Derajat IV

  Syok berat (profound shock) nadi tidak dapat teraba dan tekanan darah tidak teratur.

D. Pemeriksaan penunjang

  Dengan melakukan pemerikasaan hemoglobin, hematokrit, hitung

  Gejala spesifik ditandai dengan trombositopenia ringan yang sangat nyata

bersamaan dengan hemokonsentrasi. Leukosit normal pada 1-3 hari pertama

menurun saat terjadi syok dan meningkat saat syok teratasi.

  Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan: 1.

  Trombositopenia (<1000.000/UI) 2. Hemokonsentrasi ( nilai Ht lebih dari 20% normal) 3. Leucopenia (<5000/mmk) 4. Uji tornikuet / rimpel loede test + 5. Hepatomegali 6. Waktu perdarahan memanjang 7. Waktu protombin memanjang 8. Suhu turun 9. hipotensi E.

   Diagnosa keperawatan 1.

  Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi/proses penyakit.

2. Resiko terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan yang berlebihan 3.

  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makan.

  4. Kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler sdengan peningkatan permeabilitas

F. Pathway

  Virus Dengue Masuk Tubuh Manusia Melalui Gigitan Nyamuk Aides Aigepti

  Viremia Peningkatan permeabilitas dinding kapiler

  Kelainan sistem Ifeksi retilkulo Cairan keluar dari endothelial intra vaskuler ke ekstra vaskuler Demam

  Mual, Nyeri mid- muntah epigastrium anoreksia Hiperemia

  Volume plasma Hipotensi, Trombosit Perubahan hemokonsentrasi, nutrisi hipotermia,efusi, kurang dari

  Resiko kebutuhan Perdarahan Renjatan

  Resiko Syok Hipovolemik

G. Intervensi

  

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Peningkatan suhu Suhu tubuh pasien akan 1.

  1. Kaji suhu dan tanda-tanda Memantau

tubuh b.d proses kembali normal setelah vital setiap jam perubahan suhu

infeksi. dilakukan tindakan 2. tubuh Berikan kompres hangat keperawatan selama 2 x 3.

  2. Anjurkan pasien untuk Menurunkan suhu 24 jam , dengan kriteria banyak minum yang meningkat hasil : 4.

  3. Lakukan tirah baring Meingkatkan 5. hidrasi

 Suhu pasien antara Anjurkan pasien memakai

pakaian yang tipis dan

  4.

  36

  • – 37 º C

  Menurunkan suhu menyerap keringat tubuh  Pasien tidak gelisah 6.

  Ganti pakaian dan alat tenun jika basah.

  Resiko terjadi syok 1.

  1. Resiko terjadinya syok Observasi keadaan umum Memantau kondisi

hipofolemik b.d dan tanda-tnda vital pasien selama

hipovolemik berkurang perdarahan yang

  2. masa perawatan

setelah dilakukan Puasa makan dan minum

berlebihan. pada perdarahan saluran terutama saat tindakan keperawatan cerna. terjadi perdarahan selama 2 x 24 jam , untuk memastikan dengan kriteria hasil : tidak terjadinya  Tanda – tanda viotal pre syok / syok stabil dalam batas

  2. Puasa membantu  Ht dalam batas mengistirahatkan normal 37

  • – 43 %

  saluran pencernaan  Pasien terlihat tidak untuk sementara gelisah selama perdarahan berasal dari saluran cerna.

  Perubahan nutrisi

1.

1. nutrisi Kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien makan Asupan

kurang dari kebutuhan dengan porsi kecil tapi pasien sedikit demi

pasien akan terpenuhi b.d intake makanan sering. sedikit terpenuhi setelah dilakukan yang tidak adekuat , 2. dengan 2. tindakan keperawatan Kolaborasi Mengurangi mual ,

akibat mual , muntah , dokter dalam sakit menelan dan

selama 3 x 24 jam ,

sakit menelan dan melaksanakan program tidak nafsu makan

dengan kriteria hasil : tidak nafsu makan. medik tentang pasien. dapat  Pasien pemberian infus makan , menghabiskan porsi antisida dan antimetik makanan yang dihidangkan  Berat badan pasien stabil

  Kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler sdengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.

  Kurangnya volume cairan dalam tubuh pasien akan berkurang setela dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil :  Pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan vaskuler yang ditandai dengan tanda

  • – tanda vital stabil dalam batas normal produksi urine > 30 cc / jam.

   Pasien tidak merasa haus , mukosa mulut tidak kering.

  1. Anjurkan pasien untuk banyak minum

  2. Pantau masukan dan pengeluaran ; catat berat jenis urine.

  1. Volume cairan dalam tubuh bertambah

  2. Memberikan perkiraankebutuhan akan cairan pengganti , fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus.

  3. Meningkatkan intake cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

  

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk