BAB II KAJIAN TEORI A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah - LAELLY WAHYUNINGSIH BAB II

BAB II KAJIAN TEORI A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

  sekolah dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 dijelaskan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

  Uraian di atas dapat simpulkan bahwa perpustakaan membantu terlaksananya tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi dan ilmu pengetahuan, dengan adanya perpustakaan pengunjung perpustakaan dapat memanfaatkan bahan pustaka sebagai referensi penambah wawasan dan bahan belajar secara mandiri. Bahan pustaka yang ringan seperti majalah, koran dan buku cerita dapat dibaca pada saat senggang sebagai kegiatan rekreasi atau hiburan secara psikologis.

  Pengertian perpustakaan diperluas lagi oleh Prastowo (2012:41) menjelaskan bahwa perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan

  4 bahan kepustakan lain yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan.

  Kedua sumber di atas kemudian diperkuat oleh Bafadal (2009:3) menjelaskan bahwa : Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Penjelasan kedua sumber tersebut dapat dipahami bahwa perpustakaan secara umum merupakan suatu lembaga yang berada pada suatu tempat yang memiliki unit kerja memelihara bahan pustaka untuk melayani pembaca. Bahan pustaka yang ada di perpustakaan bermacam-macam jenisnya, ada yang berupa buku seperti buku fiksi dan non fiksi, adapula yang berupa non buku seperti surat kabar, majalah, tabloid, film, gambar, dan lain-lain.

  Suhendar (2014:3) menjelaskan lebih luas lagi mengenai perpustakaan sekolah dasar bahwa perpustakaan sekolah dasar merupakan perpustakaan yang ada di lingkup sekolah tingkat dasar. Penyusunan, penataan, dan pengelolaan bahan pustaka dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada para pengguna perpustakaan dalam mencari, menemukan, dan memanfaatkan bahan pustaka tersebut.

  Kegiatan observasi di tiga perpustakaan sekolah dasar, terdapat bermacam-macam buku pustaka seperti buku teks pelajaran, buku fiksi, dan non fiksi, selain itu terdapat media pembelajaran, film yang dapat diputar baik melalui LCD Proyektor maupun televisi, dan beberapa bahan pustaka lain berupa non buku. Penempatan bahan pustakanya pun tidak terlalu tinggi agar memudahkan siswa mengambilnya. Dari tiga subjek observasi ada dua yang masih menggunakan cara manual sirkulasi bukunya yaitu ditulis dalam buku peminjaman, dan ada satu yang sudah menggunakan cara elektronik yaitu dengan scanner dan komputer. Kedua cara tersebut tujuannya sama yaitu untuk mengelola perpustakan, mendata kegiatan sirkulasi di perpustakaan.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan sekolah memiliki beberapa bahan pustaka dan segala fasilitasnya, tentunya hal ini memiliki fungsi, Noerhayati (1987:86) menjelaskan bahwa :

  Untuk bisa berfungsi sebagaiman mestinya, perpustakaan sekolah harus mempunyai koleksi yang lengkap dan relevan degan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Jika tidak, nilai guna akan merupakan sumber karya bagi para siswa maupun guru dalam proses belajar dan mengajarnya. Dalam hubungan ini bisa dikemukaan bahwa jika para siswa diharapkan mempergunakan perpustakaan, maka pimpinan sekolah dan para guru harus terlebih dulu memberi contoh dalam penggunaan perpustakaan itu.

  Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah akan berfungsi apabila dimanfaatkan dengan baik dan maksimal oleh guru dan siswa. Guru hendaknya memberi contoh yang baik dengan berkunjung ke perpustakaan memanfaatkan bahan pustaka untuk dibaca maupun digunakan untuk menunjang pembelajaran. Hal ini dapat memotifasi siswa untuk rajin membaca buku dan memanfaatkan perpustakaan sehingga perpustakaan sekolah berfungsi dengan baik. Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah antara lain :

a. Fungsi Edukatif

  Fungsi edukatif merupakan fungsi yang memberikan wawasan kepada pengunjung perpustakaan. Bafadal (2009:6-7) menjelaskan bahwa di dalam perpustakaan disediakan buku-buku yang dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok, adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan minat membaca siswa.

  Fungsi edukatif perpustakaan lebih diperjelas lagi oleh Yusuf dan Suhendar (2013:4) yang menjelaskan bahwa :

  Fungsi edukatif adalah secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep- konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia pembangunan yang berkualitas dimasa yang akan datang. Pendidikan memang merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya.

  Fungsi edukatif dari perpustakaan sekolah ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari segi pelaksanaannya. Semua anggota masyarakat yang berada di sekolah tempat perpustakaan sekolah bersangkutan bernaung, mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan sekolah. Namun demikian, dalam praktiknya, yang juga perlu disesuaikan dengan arah pembangunan sekolah setempat yang selalu harus sejalan dengan tujuan pembangunan pendidikan yang lebih tinggi, perpustakaan sekolah biasanya belum menjadi prioritas pelaksanaannya. Hal ini dimungkinkan oleh karena hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak langsung bisa terlihat.

  Pendidikan adalah investigasi jangka panjang, maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan bagi siswa sekolah juga tidak langsung bisa dilihat hasilnya. Dalam jangka baru akan ketahuan perbedaan antara orang yang tidak belajar dan orang yang belajar, orang yang secara rutin membaca dan memanfaatkan perpustakaan dan orang yang tidak suka menggunakan perpustakaan.

b. Fungsi Informatif

  Fungsi informatif dari perpustakaan dapat diartikan sebagai memberikan informasi kepada pengungunjung atau pembaca literaturnya.

  Bafadal (2009:7) menjelaskan bahwa perpustakaan tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku dan bukan berupa buku seperti majalah, buletin, surat kabar, pamflet, guntingan artikel peta bahkan dilengkapi juga dengan kelengkapan media elektronik untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh siswa.

  Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa fungsi informatif ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Bahan pustaka baik buku dan bukan buku dapat menambah wawasan yang informatif bagi pembaca atau pengunjung perpustakaan dengan memanfaatkannya. Buku bersifat lebih praktis karena dapat diwa kemanapun dan dibaca kapanpun sehingga mudah dimanfaatkan untuk menambah informasi. Kegiatan observasi pada perpustakaan sekolah tidak hanya tersedia bahan pustaka berupa buku, namun bahan pustaka berupa elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi juga tersedia untuk mencitrakan materi berupa audio, visual maupun audio visual.

c. Fungsi Tanggung Jawab Administratif

  Perpustakaan sekolah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang mengelola bahan pustaka. Bafadal (2009:7) menjelaskan bahwa fungsi tanggung jawab administratif tampak pada perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh pustakawan. Dalam kegiatan sirkulasi perpustakaan berlaku aturan peminjaman dan pengembalian buku.

  Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi administratif yaitu mendata seluruh bahan pustaka yang ada di perpustakaan, baik buku yang masuk, dipinjam maupun jumlah yang ada di dalam perpustakaan. Kegiatan observasi di beberapa perpustakaan, semuanya sudah menerapkan fungsi administrasi yaitu adanya pendataan bahan pustakaan, pendataan sirkulasi buku. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pustakawan atau guru yang diberi tugas khusus mengelola perpustakaan sekolah.

d. Fungsi Riset

  Perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan bahan pustakanya untuk kajian teori dalam penelitian. Bafadal (2009:8) menjelaskan bahwa perpustakaan memiliki bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, guru dan siswa dapat melakukan riset, yaitu menyimpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan atau yang dikenal dengancara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah.

  Fungsi riset perpustakaan sekolah diperluas lagi pengertiannya dengan penjelasan dari Yusuf dan Suhendar (2013:6) bahwa fungsi riset adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan kegiatan penelitian sederhana. Informasi disimpan sehingga jika ada yang ingin mengetahui informasi tertentu tinggal membaca di perpustakaan.

  Penjelasan dari kedua sumber dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sebagai fungsi riset dimanfaatkan bahan pustakanya guna melakukan kegiatan penelitian, menambah literatur dalam penelitian yang bersumber dari buku di dalam perpustakaan. Bahan pustaka dapat dimanfaatkan untuk mengetahui suatu hal oleh pembaca buku. Dari kegiatan observasi di tiga perpustakaan sekolah dasar, baik guru maupun siswa datang ke perpustakaan untuk mencari informasi tertentu yang diinginkan, yang paling sering adalah guru menambah materi dengan buku yang ada dan siswa membaca buku tertentu untuk menyelesaikan tugasnya.

e. Fungsi Rekreatif

  Fungsi rekreatif dapat diartikan sebagai fungsi yang menghibur para pembaca buku atau pengunjung perpustakaan. Bafadal (2009:8) menjelaskan bahwa, fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

  Pengertian fungsi rekreatif diperluas lagi oleh Yusuf dan Suhendar (2013:6) menjelaskan bahwa :

  Fungsi rekreasi yaitu dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan. Fungsi rekreasi merupakan fungsi pelengkap guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual. Kedudukannya penting untuk bagi upaya peningkatan kesadaran intelektual dan pembangunan inspirasi. Kedua sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki fungsi rekreatif walaupun bukan fungsi utama namun fungsi ini terlihat pada saat observasi di salah satu perpustakaan sekolah dasar dengan banyaknya minat siswa dan guru mengunjungi perpustakaan untuk mengisi waktu luang di saat jam istirahat dengan membaca koran, majalah dan buku cerita. Fungsi rekreatif dapat menghilangkan penat dan meningkatkan imajinasi.

3. Bahan Pustaka Perpustakaan Sekolah

  Jenis-jenis bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini bergantung darimana kita meninjaunya. jenis bahan pustaka bisa ditinjau dari bentuk fisiknya dan isinya. Bafadal (2009:27) menjelaskan bahwa jenis-jenis bahan pustaka sebagai berikut : a. Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan-bahan pustaka bisa dibagi kedalam dua kelompok sebagai berikut :

  1) Bahan-bahan pustaka berupa buku-buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku-buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan alam. 2) Bahan-bahan pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam. Bahan-bahan pustaka yang bukan berupa buku ini dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut : a) Bahan-bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, kliping.

  b) Bahan-bahan berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide projector, film strip projector.

  b. Ditinjau dari isinya, bahan-bahan pustaka dapat dibagi kedalam dua kelompok sebagai berikut : 1) Bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi, atau disebut buku-buku fiksi, seperti buku ceritera anak-anak, cerpen, novel. 2) Bahan-bahan pustaka yang isinya non fiksi, atau disebut buku-buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan terdiri dari bahan berupa buku seperti buku fiksi dan non fiksi serta bahan non buku seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide projector, film strip

  projector . Ketiga perpustakaan yang diobservasi terdapat berbagai

  macam bahan pustaka baik berupa buku maupun bukan buku, adapula beberapa media pembelajaran seperti KIT IPA, KIT Matematika, globe, peta, gambar, kliping dan lainnya.

B. Peran Perpustakaan dalam Kegiatan Pembelajaran

  1. Kegiatan Pembelajaran

  Aktifitas di sekolah tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah proses yang harus dijalani di sekolah. Supriyadi, 2013:54 menjelaskan Pasal 40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003 bahwa :

  Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut proses belajar mengajar ialah sebuah kegiatan integral (utuh terpadu) antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu situasi yang bersifat pengajaran. Para siswa, dalam situasi instruksional itu menjalani tahapan kegiatan belajar melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Namun, dalam proses mengajar-belajar masa kini disamping guru menggunakan interaksi resiprokal, ia juga dianjurkan memanfaatkan konsep komunikasi banyak arah untuk menciptakan suasana pendidikan yang krestif, dinamis dan dialogis.

  Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses penyaluran informasi, pengetahuan dan sikap secara utuh melalui komunikasi banyak arah. Pembelajaran bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan sikap.

  2. Bahan Ajar Kegiatan belajar mengajar di sekolahtidak terlepas dari bahan ajar.

  Bahan ajar ini digunakan untuk membantu keberlangsungan dan kelancaran belajar mengajar. Yaumi (2001:271) menjelaskan bahwa : Bahan pembelajaran memiliki istilah berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instructional materials (bahan pembelajaran), yang mencakup seluruh bentuk pembelajaran seperti petunjuk bagi instruktur, modul peserta didik, overhead transparancies (OHP),

  video tapes, format multimedia berbasis komputer, dan web pages

  untuk pendidikan jarak jauh. Dalam hubungannya integrasi teknologi dalam pembelajaran, bahan pembelajaran juga disebut

  material, yang biasa dibedakan dengan tools (peralatan), dan devices (perangkat alat).

  Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru melaksanakan proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa tulis maupun non tulis. Bahan ajar dapat berupa materi yang disusun secara sistematis untuk kegiatan belajar mengajar.

3. Pemanfaatan Perpustakaan untuk Pembelajaran

  Bahan pustaka dan fasilitas di perpustakaan sekolahdapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Hartati (2015) menjelaskan bahwa, perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses pembelajaran. Undang-undang Perpustakaan No. 43 2007 dalam Hartati (2015) bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para siswa sebagai pengguna perpustakaan.

  Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran melalui fungsi perpustakaan dengan memanfaatkan bahan pustaka yang ada. Bahan pustaka berbagai macam jenisnya yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan guru dan siswa.

  Pemanfaatan perpustakaan sekolah diperjelas lagi oleh Noerhayati (1989:88) bahwa pengajar yang baik perlu menambah materi dengan sumber lain. Siswa dalam memahami suatu topik, mengerjakan tugas, membuat laporan, dan sebagainya bisa dibantu dengan fasilitas yang ada di perpustakaan. Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa guru jika hanya mengandalkan buku teks pelajaran materinya sangat terbatas, maka perlu materi atau referensi tambahan yang dapat diperoleh dari perpustakaan seperti buku non fiksi, buku fiksi, majalah dan koran.

  Siswa dalam pemanfaatan perpustakaan untuk kegiatan pembelajaran antara lain dengan memanfaatkan bahan pustaka sebagai media yang informatif dalam pengerjaan tugas, laporan, proyek dan sebagainya. Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, seperti halnya dalam observasi yang telah dilaksanakan di tiga perpustakaan yaitu guru banyak menggunakan buku perpustakaan untuk menambah materi, dalam beberapa kesempatan guru melaksanakan pembelajaran di perpustakaan untuk memanfaatkan media pembelajaran yang ada.

C. Penelitian yang Relevan

  Beberapa penelitian terkait dengan pemanfaatan perpustakaan telah dilaksanakan diantaranya :

  1. Penelitian oleh Owate dan Okpa Iroha (2013) tentang “The availability

  and utilization of school library resources in some selected Secondary Schools (High School) in Rivers State ”, menunjukan hasil bahwa dari

  delapan sekolah yang di survey hanya satu yang memiliki fasilitas perpustakaan yang memadai, sisanya tidak memiliki perpustakaan yang ideal. Julah buku dip erpustakaan yang jauh dari layak dan persyaratan sebuah perpustakaan. Siswa menggunakan perpustakaan sekolah hanya selama jam sekolah, sekolah kekurangan pustakawan yang berkualitas yang dapat membuat kebijakan yang tepat untuk perpustakaan, manajemen yang efektif dan pelayanan.

  2. Penelitian oleh Michael Jato, dkk tahun 2014 tentang “Study habits, use

  of school libraries and students’ academic performance in selected secondary schools in Ondo West Local Government Area of Ondo State ,

  menunjukkan hasil bahwa penggunaan perpustakaan sekolah oleh siswa masih rendah, banyak siswa tidak belajar di luar sekolah dan prestasi akademik siswa rendah. Studi yang direkomendasikan antara lain bahwa jam belajar perpustakaan harus dimasukkan pada waktu sekolah untuk memungkinkan siswa untuk memiliki waktu khusus untuk menggunakan perpustakaan sekolah secara teratur perpustakaan. Sekolah harus membuka di luar jam sekolah untuk memungkinkan siswa kesempatan untuk belajar setelah jam sekolah, siswa harus menemukan tempat yang cocok dan nyaman untuk belajar di luar kelas masing-masing.

  3. Penelitian oleh Novriliam dan Yunaldi (2012) tentang “Pemanfaatan

  Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar di Sekolah Dasar Negeri Paiman Utara”, menunjukkan bahwa keberadaan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekolah. Belum optimalnya pemanfaatan perpustakaan sekolah karena penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang kurang baik. Keadaan seperti ini harus mendapat perhatian dari pihak sekolah demi terwujudnya pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar dengan melakukan beberapa hal. Pertama, menetapkan pengolah perpustakaan sehingga perpustakaan dapat dibuka dengan waktu yang efektif. Kedua, Pihak sekolah lebih memperhatikan lagi keadaan koleksi agar perpustakaan SD Negeri 23 Painan Utara dapat dimanfaatkan sebagai pusat sumber belajar.

D. Kerangka Pikir

  Perpustakaan merupakan sarana penujang dalam pendidikan dan sebagai salah satu tempat yang menjadi sumber belajar siswa selain di kelas.

  Dengan adanya kegiatan pemanfaatan perpustakaan akan mengaktifkan fungsi perpustakaan sekolah. Ada lima fungsi perpustakaan menurut Bafadal (2005:6-8) yaitu : 1) fungsi edukatif; 2) fungsi informatif; 3) fungsi tanggung jawab administratif; 4) fungsi riset; dan 5) fungsi rekreatif. Kegiatan pemanfaatanya perpustakaan dilakukan oleh guru maupun siswa baik dalam menunjang pembelajaran, karena dalam hal ini guru tidak hanya sebagai sumber belajar utama saja.

  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses ilmu dari sumber manapun, salah satu kegiatan yang bisa dilakukan guru yaitu memberikan tugas kepada siswa untuk memanfaatkan bahan pustaka untuk belajar secara mandiri atau menyeleseikan tugas sekolah. Siswa dapat memanfaatkan perpustakaan dengan mencari referensi ilmu yang lebih selain dari guru, meminjam buku, mengerjakan tugas di perpustakaan dan lain-lain.

  Guru dapat memanfaatkan perpustakaan dengan menggunakan bahan pustaka sebagai sumber belajar sehingga lebih lengkap dan variatif, melibatkan siswa untuk belajar di perpustakaan sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan secara mandiri dengan bimbingan guru. Untuk memperjelas gambaran pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir gambar 2.1 berikut :

  Perpustakaan Sekolah Penggunaan Perpustakaan

  Guru Siswa Fungsi Perpustakaan

  Hambatan Perpustakaan

  Pemanfaatan Menunjang Kegiatan perpustakaan

  Pembelajaran