BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Pemanfaatan Koleksi Pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pertanian Agribisnis Perkebunan (STIPAP) Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di lingkungan universitas yang memiliki fungsi penting bagi lembaga induknya ataupun bagi para penggunanya. Maka dari itu suatu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi tersebut untuk mencapai kesesuaian antara perguruan tinggi dengan fungsi perpustakaan tersebut. Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3) yang di maksud dengan perguruan tinggi adalah “universitas, institute, sekolah tinggi, akademi,

  .

  politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat” Menurut Sulistyo-Basuki (2010: 16) dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan, menyatakan bahwa :

  Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Sejalan dengan pernyataan di atas, Hasugian (2009: 79), menyebutkan “Perpustakaan

  

perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun,

diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan

informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya”.

  Dari ketiga pengertian perpustakaan perguruan tinggi di atas penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang dilaksanakan pada sebuah ruangan atau gedung yang mempunyai tugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sebagai jantungnya universitas karena tanpa perpustakaan tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran mungkin kurang optimal. Dilihat dari penyelenggaraannya perpustakaan perguruan tinggi dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, namun untuk pengembangannya dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain.

  2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan diharapkan dapat membantu mahasiswa dan staf menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar-mengajar. Oleh sebab itu, semua bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum perkuliahan dan kebutuhan penggunanya.

  Tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan di lingkungan lembaga tinggi, yang bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk dosen dan para staf yang berada di lembaga tinggi tersebut. Serta memberikan jasa informasi untuk mendukung, mempelancar dan mempertinggi kualitas program kegiatan perguruan tinggi tempatnya bernaung.

  Menurut Sulistyo-Basuki (2010: 19) dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan, tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu;

  1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.

  2. Menyediakan materi perpustakaan rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

  3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan

  4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai

  5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal Berdasarkan pendapat di atas jelas tergambar bahwa perpustakaan mempunyai tujuan sebagai sarana pemenuhan informasi bagi penggunanya yaitu mahasiswa dan sivitas akademika dalam memenuhi kebutuhan mereka akan informasi untuk keperluan pendidikan dan penelitian.

  2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Secara umum fungsi perpustakaan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya. Baik bagi sivitas akademika maupun pengguna di luar kampus. Perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai pusat belajar mengajar maupun sebagai pusat penelitian bagi mahasiswa dan dosen. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi meliputi : 1.

  Pusat pelestarian ilmu pengetahuan 2. Pusat belajar 3. Pusat pengajaran 4. Pusat penelitian 5. Pusat penyebaran informasi

  Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3), fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu : (1)

  Fungsi edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi sivitas akademika, oleh karena itu koleksi-koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (2)

  Fungsi informasi Perpusatakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

  (3) Fungsi riset

  Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat dipublikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. (4)

  Fungsi rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas serta minat pengguna perpustakaan.

  (5) Fungsi publikasi

  Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non- akademika. (6)

  Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.

  (7) Fungsi interpretasi

  Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambahan terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

  Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi kepada sivitas akademika dalam rangka mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Tugas perpustakaan tinggi yaitu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada karena apabila bahan pustaka yang ada di perpustakaan informasinya tidak mengikuti perkembangan zaman, maka pengguna perpustakaan akan jarang berkunjung ke perpustakaan. Saat ini perkembangan informasi begitu cepatnya berubah, maka dari itu suatu perpustakaan harus mampu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada agar pengguna bisa sesering mungkin berkunjung ke perpustakaan.

  Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :

  1. Mengembangkan koleksi

  2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan

  3. Memberi layanan

  4. Melaksanakan administrasi perpustakaan Adapun yang menjadi tugas dari perpustakaan perguruan tinggi yaitu :

  1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan- bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.

  2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.

  3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.

  4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

2.2 Koleksi Perpustakaan

  Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut. Demi terwujudnya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana perpustakaan berada.

  Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademika masyarakat perguruan tinggi tersebut.

  2.2.1 Pengertian Koleksi Kata koleksi berarti “kumpulan yang berhubungan dengan studi atau penelitian”.

  Koleksi Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku dan atau non buku, seperti: bagan, bentuk mikro, nerkas komputer, bola dunia (globe), buku film, foto udara, gambar, kartu peraga, peta, piringan hitam, VCD, DVD, slide dan lain-lain.

  Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi koleksi yang dibutuhkan oleh setiap perpustakaan tidaklah sama, hal ini tergantung pada jenis dan tujuan perpustakaan yang bersangkutan.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi adalah sekelompok bahan pustaka baik tercetak maupun terekam (elektronik) yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkan.

  2.2.2 Tujuan dan Fungsi Koleksi

  Tujuan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Tujuan penyediaan koleksi tidak sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung kepada jenis dan tujuan perpustakan tersebut.

  Fungsi koleksi adalah bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang sangat membutuhkan informasi yang dibutuhkan.

  Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 30) bahwa fungsi koleksi adalah:

  1. Fungsi pendidikan Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.

  2. Fungsi penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

  3. Fungsi referensi Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografi yang diperlukan untuk menelusur informasi.

  4. Fungsi umum Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

  Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa apabila sebuah perpustakaan perguruan tinggi memiliki koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna maka pelayanan perpustakaan dapat dilakukan secara tepat guna dan berhasil guna.

2.2.3 Jenis Koleksi

  Pada era globalisasi ini koleksi perpustakaan tidak hanya dalam bentuk buku saja, tetapi meliputi segala macam bahan cetakan dan rekaman (elektronik). Oleh karena itu koleksi perpustakaan dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu tercetak dan terekam (elektronik).

  Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 14) ragam koleksi adalah sebagai berikut : a.Koleksi rujukan Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan berbagai informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi berbagai standar, dan sebagainya baik dalam bentuk buku maupun non buku. b.Bahan ajar

  Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Di samping ada bahan ajar diwajibkan dan ada pula bahan ajar yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk tiap-tiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah eksemplarnya bergantung kepada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi. c.Terbitan berkala

  Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perpustakaan seyogianya dapat melanggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program studi yang diselenggarakan perguruan tingginya. d.Terbitan pemerintah

  Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dsb. Sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dari pemerintahan pusat, pemerintah daerah, departemen, non- departemen, maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.

  Sedangkan menurut Kohar dalam bukunya Teknik Menyusun Kebijakan Pengembangan Perpustakaan (2003: 47) mengelompokkan koleksinya kedalam berbagai jenis sebagai berikut :

  1.Koleksi buku teks Di perpustakaan perguruan tinggi, buku teks biasa dikenal dengan buku ajar.

  Koleksi buku teks pada umumnya berisi bahan–bahan berupa buku wajib, buku anjuran, dan buku umum lainnya yang diperlukan di dalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.

  2. Koleksi referensi Koleksi referensi yang kuat merupakan modal bagi perpustakaan. Buku–buku atau bahan referensi berisi berbagai informasi yang luas dan penting yang tidak tersedia di dalam buku teks dan bahan yang lainnya. Koleksi referensi merupakan alat pustakawan untuk memberikan informasi yang spesifik kepada para pengguna perpustakaan. Komponen koleksi referensi diantaranya adalah ensiklopedia, kamus, buku tahunan, bahan biografi, bahan statistik, peraturan perundang– undangan dan sebagainya.

  3. Koleksi laporan penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil kegiatan penelitian yang sambung-menyambung secara kumulatif. Untuk perpustakaan mempunyai tugas mendokumentasikannya kedalam bentuk koleksi laporan penelitian. Laporan penelitian umumnya tidak diterbitkan secara komersil dan menjadi salah satu jenis literatur kelabu (gray literature). Oleh karena itu setiap perpustakaan dapat memperolehnya melalui hadiah dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

  4. Koleksi terbitan pemerintah Lembaga pemerintah adalah lembaga penerbit yang paling besar disamping lembaga penerbit komersial. Berbagai jenis laporan, dokumen, peraturan perundang–undangan dan terbitan berseri yang diterbitkan pemerintah dapat menjadi bagian penting dari sekumpulan koleksi terbitan pemerintah di perpustakaan. Suatu perpustakaan dapat membangun koleksi terbitan pemerintah melalui hadiah atau pembelian dari berbagai departemen dan badan khusus di pemerintahan pusat atau pemerintahan daerah. Pada umunya perpustakaan sulit memperoleh informasi tentang publikasi baru dari lembaga yang bersangkutan. Namun demikian, perpustakaan harus giat dan konsisten mencari keterangan dari edaran harian atau majalah daftar yang memuat anggota yang terdaftar di dalam daftar pengiriman (mailing list) bahan terbitan dari berbagai lembaga pemerintah.

  5. Koleksi Jurnal Koleksi jurnal dapat dibangun dan dikembangkan melalui langganan atau hadiah.

  Suatu perpustakaan harus hati–hati di dalam mengembangkan koleksi jurnal, sekali suatu jurnal ditetapkan menjadi koleksi perpustakaan, maka harus berkesinambungan dilanggan dari tahun ke tahun berikutnya. Untuk itu kehadiran koleksi jurnal di perpustakaan harus dipertimbangkan atas dasar kebutuhan masyarakat pengguna disaat sekarang dan mendatang.

  6. Koleksi bahan pandang dengar Suatu perpustakaan dapat membangun koleksi bahan pandang dengar secara tersendiri terpisah dari koleksi bahan lainnya. Bahan–bahan berbentuk mikrofilm, mikrofis, CD-ROM, VCD, kaset video, film dan sejenisnya dikumpulkan menjadi satu kelompok dalam susunan koleksi perpustakaan. Koleksi ini umumnya dikembangkan untuk tujuan pelestarian dan penghematan ruang penyimpanan.

  7. Koleksi khusus lainnya Setiap perpustakaan bisa menentukan kebijakannya masing–masing untuk mengembangkan berbagai jenis koleksi khusus yang diperlukannya, misalnya koleksi peta, koleksi disertasi koleksi bahan cadangan dan sebagainya

  Dewasa ini terjadi perubahan dalam pengelolaan sumber daya informasi di perpustakaan. Berbagai sumber daya informasi berbasis kertas (paper-based), yang selama ini merupakan primadona perpustakaan, sekarang telah banyak disediakan dalam format elektronik. Terjadi pertumbuhan informasi yang sangat dashyat, khususnya dalam format elektronik yang menyebabkan sejumlah perpustakaan, termasuk perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan layanan dalam bentuk elektronik atau digital yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  Menurut Hasugian dalam tulisannya yang berjudul Penelusuran Online dan Ketersediaan Sumber Daya Informasi Elektronik (2008: 12) menyatakan bahwa: “Dokumen elektronik dapat berupa buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-

  

Journal), atau dokumen lain dalam format elektronik. Buku elektronik adalah buku

yang diterbitkan dalam format elektronik”.

  Pada dasarnya muatan isi buku elektronik sama dengan versi cetaknya. Hanya karena formatnya berbeda maka cara penggunaanya juga berbeda. Buku elektronik biasanya tersedia dalam bentuk CD atau media rekam elektronik lainnya, tetapi saat ini buku elektronik (e-book) sudah banyak tersedia dan dilanggan secara online. Sama halnya dengan jurnal elektronik (e-Journal) juga tidak jauh berbeda dengan versi cetaknya. Pada umunya jurnal elektronik dilanggan secara online berdasarkan judul atau dalam bentuk paket. Dokumen lain yang tersedia dalam bentuk elektronik adalah kamus elektronik, ensiklopedia, dan skripsi, tesis, serta disertai juga telah disediakan dalam bentuk elektronik.

2.3. Pengadaan Bahan Pustaka

  Pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan pokok dari perpustakaan, karena kegiatan ini mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka. pengadaan bahan pustaka mencakup hal-hal yang perlu dilakukan setelah kita menentukan pilihan buku.

  Menurut Sutarno (2006: 174), pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati para penggunanya.

  Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan perguruan tinggi adalah merujuk kepada pelayanan teknis. Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan menyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademika di perguruan tinggi. Untuk melakukan tugas tersebut maka perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap, dan selalu up to- date sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan penentuan kriteria koleksi perpustakaan dan pembentukan koleksi awal. Untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada yang menjadi tolak ukur kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi selanjutnya.

  Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 38) pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui, yaitu; a.

  Pembelian Dalam usaha pengadaan bahan pustaka tentang pembelian mempunyai anggaran atau dana yang rutin di terima. Pembelian dilakukan setelah mengadakan penelitian yang cermat yaitu, memperhatikan bahan-bahan pustaka yang ada di perpustakaan, serta berorientasi kepada kebutuhan pemakaian sehingga sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. Cara-cara pembelian bahan pustaka:

  a) Pemesanan langsung kepada penerbit, cara ini dapat ditempuh baik untuk bahan yang diterbitkan di dalam negeri maupun di luar negeri.

  b) Pemesanan melalui agen, pemesanan melalui agen dilakukan melalui agen dalam negeri ataupun luar negeri yang ditunjuk. Tata cara pemesanan melalui agen ini ditempuh apabila bahan pustaka dipesan dalam jumlah banyak dan diterbitkan oleh bermacam-macam penerbit.

  c) Pemesanan secara tetap (Standing Order), bahan pustaka yang terbit secara berkala atau berseri atau yang dilengkapi dengan supelemen dapat dipesan melaui pesanan tetap. Denagn cara ini setiap kali bahan pustaka terbit, secara otomatis pemesanan akan memperoleh bahan tersebut.

  2. Tukar Menukar Tukar menukar biasanya dilakukan dengan perpustakaan lain. Untuk pengadaan bahan pustaka melalui cara tukar menukar ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat di petukarkan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat di pertukarkan. Bahan yang di pertukarkan dapat berupa tertiban yang di keluarkan oleh lembaga induknya, atau diambil dari koleksi yang berlebih.

  3. Sumbangan Cara lain untuk menambahakan koleksi perpustakaan adalah melalui hadiah, Satu hal yang perlu di perhitungkan dari pengadaan koleksi melaui hadiah adalah sering diperolehnya koleksi yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau koleksi yang sudah kadarluwarsa.

  4. Titipan Penambahan koleksi dengan titipan adalah bahan pustaka perorangan atau lembaga lain yang ditempatkan pada suatu perpustakaan agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan.

  5. Terbitan Berseri Penerbitan sendiri yaitu penerbitan yang dilakukan oleh suatu lembaga yang bersangkutan di lingkungannya, baik itu berupa laporan-laporan penelitian, kumpulan klping, artikel dan sebagainya. Untuk melengkapi koleksi perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka yang diterbitkan oleh lembaga yang bersangkutan, misalnya; bulletin, brosur, majalah, laporan dan lain-lain. Koleksi ini sangat membantu atas kelancaran tugas lembaga tersebut.

2.4 Pelayanan Perpustakaan

  Pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan penyampaian informasi kepada pengguna melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

  Dalam Buku Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (Departemen pendidikan dan kebudayaan, 2004: 4) dinyatakan bahawa: “Pelayanan pengguna adalah pelayanan yang menyelengaarakan pemanfaatan dan penyebar luasan informasi (bahan pustaka) untuk pengguna perpustakaan”.

  Adapun unsur-unsur pelayanan perpustakaan adalah sebagai berikut: 1.

  Petugas 2. Gedung 3. Koleksi buku atau non buku

  Pelayanan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menyajkan informasi yang berguna untuk kepentinagan pelaksaan proses belajar-mengajar. Agar dapat melakanakan pelayanan dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi hendaknya mempunyai koleksi yang cukup bervariasi berdasarkan jenis koleksi serta format koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Koleksi yang disediakan dalam bentuk tercetak atau koleksi yang lebih baik disediakan dalam bentuk elektronik, sehingga pengguna dapat dengan mudah memanfaatkan koleksi yang dibutuhkan. Untuk itu pustakawan harus berperan aktif serta mempunyai pengetahuan teknis tentang perpustakaan.

2.4.1 Pelayanan Sirkulasi Kata sirkulasi berasal dari bahasa Inggris circulation yang berarti perputaran.

  Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan. Sistem peminjaman seringkali disebut pula dengan sistem kendali sirkulasi atau sistem sirkulasi. Sistem peminjaman menurut Sulistyo-Basuki (2010: 7.3-7.6) adalah sebagai berikut. (a).Sistem buku besar (ledger).

  Metode ini mencatat nama peminjam serta buku yan dipinjamnya dalam sebuah buku besar. (b).Sistem sulih (dummy).

  Sulih terbuat dari karton tersebut ditulis pada secarik kertas yang ditempelkan halaman sulih. Lembar tersebut berisi nama peminjam, nomor panggil tanggal peminjaman. (c).Sistem kertas karbon.

  Sistem slip multi bagian menggunakan kertas karbon berupa dua atau tiga keterangan nama pengarang, judul buku, nomor panggil, nama peminjam dan nomor anggota peminjam. (d).Sistem Browne.

  Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan jumlah buku yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan. Tiket anggota berisi nomor anggota, nama, serta alamat diketik pada masing-masing tiket. (e).Sistem Newark.

  Anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjam. Kartu peminjam berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota, tanda tangan anggota serta kolom tanggal pinjam dan tanggal harus kembali.

  Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan sirkulasi adalah suatu kegiatan pelayanan pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna. Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk memungkinkan pengguna menggunakan bahan pustaka secara tepat guna, mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang meminjam bahan kuantitatif kegiatan pelayanan sirkulasi. Menurut sistem penyelenggaraannya pelayanan sirkulasi menganut sistem terbuka dengan tujuan memungkinkan para pengguna secara langsung memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki. Berbagai pengembangan ilmu (bahan pustaka umum). Menurut jenis pekerjaannya pelayanan sirkulasi meliputi: peminjaman, pengembalian, penagihan, dan pemberian sanksi.

2.4.1.1 Peminjaman

  

Perpustakaan mempunyai tugas yaitu memberikan informasi kepada pengguna

  perpustakaan. Untuk mendapatkan informasi dan meningkatkan minat baca, maka pengunjung dapat meminjam sebuah bahan pustaka dengan syarat harus terlebih dahulu menjadi anggota perpustakaan dan memenuhi syarat-syarat yang berlaku pada perpustakaan tersebut. Peminjaman adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pengguna perpustakaan meminjam bahan pustaka. Sehubungan dengan pernyataan diatas, maka pada Buku Pedoman Perpustakaan Pergutuan Tinggi (Depdiknas, 2004: 54) juga di kemukakan bahwa dilihat dari jangka waktunya maka peminjaman dapat dibedakan atas tiga jenis, antara lain:

  1. Peminjaman biasa, janngka waktunya selama 1 atau 2 minggu.

  2. Peminjaman pendek, jangka waktunya selama 1 sampai 3 hari.

  3. Peminjaman jangka panjamg, jangka waktunya selama 1 sampai 6 bulan. Dari ketiga jenis peminjaman di atas, peminjaman biasa merupakan jenis peminjaman yang paling banyak memenuhi syarat ketentuan. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 74) Prosedur meminjamkan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

  1. Pengguna menunjukkan tanda pengenal sebagai perpustakaan 2.

  Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna 3.

  a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tetutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut: i.Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi ii.Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir b. Pada perpustakaan yang manganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut: i. Pengguna menyerahkan bahna perpustakaan yang telah dipilihnya ii. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada kantoang buku iii.Petugas mencatat nomor anggoata dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali iv.Petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal kembali

  4. Pengguna membubuhkan tanda tangan pada kartu bahan perpustakaan

  5. Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut pada pengguna

  6. Petugas menyusun kartu buku dalam kotak sebagai berikut: a.

  Menurut tanggal kembali baha perpustakaan, kemudian b.

  Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut kode bahan perpustakaan

  7. Petugas menyusun kartu pinjam dalam kotak kartu pinjam menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.

2.4.1.2 Pengembalian

  

Semua bahan pustaka yang telah dipinjam oleh pengguna harus dikembalikan

  tepat waktunya, agar pengguna yang lain dapat mempergunakan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Sebuah perpustakaan memiliki koleksi yang terbatas. Pada umumnya pengembalian bahan pustaka yang tapat pada waktunya merupakan suatu hal yang sangat penting. Disamping hal tersebut, peminjaman bahan pustaka juga ditetapkan dalam waktu singkat. Dengan demikian perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Pengembalian adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pengguna telah mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam. Perpustakaan yang baik harus memuat pelayanan peminjaman dan pengembalian melalui prosedur mudah, tidak berbelit-belit. Dengan demikian akan mempercepat proses pelayanan kepada pengguna perpustakaan. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 81), menyatakan bahwa: Ada dua cara pengembalian yang bisa dilakukan di perpustakaan. Cara pertama, pengguna membawa langsung bahan perpustakaan yang hendak dikembalikan ke meja layanan; cara kedua bila memungkinkan, di luar jam buka perpustakaan, pengguna mengembalikan buku dengan memasukkannya ke dalam kotak pengembalian.

  Langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah:

  1. Memeriksakan keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal kembali, setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan 2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali 3. Mengambil kartu pinjam dari kotak kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku

  4. Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan kartu pinjam

  5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku 6.

  Mengembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam.

  7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untukdikembalikan ke dalam rak

  8. Memilah buku:

  a) Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada satu tempat untuk dikirim ke unit perawatan b)

  Yang rusak dan tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat lain untuk disiangi.

2.4.1.3 Perpanjangan

  

Perpanjangan waktu peminjaman bahan pustaka sebenarnya merupakan bagian

  kegiatan peminjaman bahan pustaka. Dalam hal perpanjangan, pengguna membawa kembali bahan pustaka ke perpustakaan untuk diperpanjang waktu peminjaman tergantung pada kebijakan perpustakaan. Ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan satu kali saja. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 59), menyatakan bahwa perpanjangan peminjaman dapat diberikan jika tidak ada pengguna lain yang ingin memesan bahan perpustakaan itu. Perpanjangan masa pinjam dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

  Prosedur

  1. Pengguna membawa bahan yang dipinjam ke meja layanan

  2. Petugas memeriksa formulir pemesanan

  3. Jika tidak ada yang memesan, petugas membubuhkan tanggal kembali yang baru pada lembar tanggal kembali (untuk perpanjangan sistem manual, tanggal kembali baru perlu juga dibubuhkan pada kartu pinjam dan kartu buku) jika ada yang memesan, petugas memberikan perpanjangan.

  Sarana

  1. Kartu peminjaman

  2. Kartu buku

  3. Stempel tanggal kembali

2.4.1.4 Penagihan

  

Penagihan adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan meminta kembali

  bahan pustaka yang dipinjam oleh pengguna setelah batas waktu peminjaman telah lewat. Penagihan dapat dilakukan dengan cara pengiriman surat maupun secara lisan. Pada umumnya perpustakaan melaksanakan penagihan dengan cara pengiriman surat. Pengiriman surat peringatan tergantung pada kebijakan perpustakaan. Ada perpustakaan yang memberikan tanggal waktu 7 hari setelah itu dikirim surat peringatan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penagihan dilakukan melalui beberapa tahap (Depdiknas, 2004: 21), bahwa: Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan perpustakaan pada waktunya, perpustakaan akan menagih buku agar dikembalikan. Berikut tahapan penagihan.

  Penagihan dilakukan dalam beberapa tahapan: 1.

  Penagihan pertama 2. Penagihan kedua, jika penagihan pertama tidak diindahkan 3. Penagihan ketiga, jika penagihan kedua tidak diindahkan

  Prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut: 1.

  Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan

  2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal

  3. Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian Sarana yang diperlukan pada proses penagihan ialah sebagai berikut: 1.

  Kartu indeks batas tanggal kembali yang dipergunakan untuk mengetahui batas akhir pengembalian

  2. Kartu buku untuk mengetahui 1. nomor anggota yang terlambat mengembalikan 2.

  Keterangan bahan perpustakaan yang terlambat dikembalikan 3. Kartu pinjaman untuk mengetahui identitas peminjaman 4. Formulir penagihan yang memuat a.

  Nama dan alamat pengirim b.

  Keterangan bahan perpustakaan yang ditagih c. Batas tanggal pengembalian d.

  Tahapan penagihan (ke-1, ke-2, ke-3) e. Sanksi bila tagihan tidak diindahkan 5. Petugas memeriksakan keterlambatan pengembalian atas dasar tanggal pada buku yang seharusnya sudah kembali. Pemeriksaan ini dilakukan setiap hari sesudah waktu pelayanan peminjaman.

  6. Petugas membuat surat tagihan rangkap dua, kopi pertama dikirim kepada, sedangkan kopi yang kedua disimpan sebagai pertinggal.

  7. Bila buku yang ditagih dikembalikan, petugas menyelesaikan proses pengembaliannya.

2.4.1.5 Pemberian Sanksi

  

Pemberian sanksi adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pemeriksaan

  atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna beserta pemberian sanksinya. Sanksi atas pelanggaran yang diberikan kepada setiap pengguna yang melakukan pelanggaran seperti: 1.

  Terlambat mengembalikan bahan pustka 2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak 3. Membawa bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melalui prosedur yang benar

4. Menghilangkan bahan pustaka 5.

  Melanggar tata tertib Berdasarkan jenis pelanggaran di atas, sanksi yang di kenakan juga berbeda. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 83), di kemukakan bahwa ada beberapa jenis sanksi yang di kenakan pelanggar di antaranya:

  1. denda 2. sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam jangka waktu tertentu.

  3. sanksi akademi, berupa pembatasan hak dalam kegiatan belajar- mengajar.

  Prosedur 1. petugas menetapkan tingkat pelanggaran pengguna 2. berdasarkan tingkat pelanggaran tersebut, petugas menetapkan sanksinya 3. untuk sanksi administrasi, petugas langsung menyelesaikannya menurut peraturan perpustakaan

  4. untuk sanksi akademik, kepala perpustakaan mengusulkannya kepada pimpinan perguruan tinggi agar memberikan sanksi kepada pengguna tersebut.

2.4.2 Pelayanan Referensi

  

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 86),

  mengemukakan bahwa: Layanan rujukan/ referensi adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek. Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal.

  Fungsi pelayanan referensi adalah: 1.

  Fungsi Informasi Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan dan sesegera mungkin menyampaikan informasi yang harus diketahui pengguna.

  2. Fungsi Bimbingan Memberikan bimbingan kepada pengguna untuk mencari atau menemukan bahan pustaka dalam kelompok referensi yang tepat sesuai dengan bidang masing- masing dan bagaimana cara mengunakannya.

  3. Fungsi Pengarahan Memberikan pengarahan dan bantuan mengenai cara - cara menggunakan sumber - sumber biblografi dan layanan referensi serta cara memanfaatkan sarana perpustakaan.

  4. Fungsi Pemilihan/ Penilaian

  Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara memilih dan menilai bahan pustaka dalam kelompok referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna secara maksimal.

  Pelayanan referensi merupakan suatu layanan tersendiri yang bersifat langsung maupun langsung. Tujuan pelayanan referensi, antara lain : a. Mengerahkan pengguna/pengunjung perpustakaan menemukan informasi yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat b. Memampukan pengguna/pengunjung perpustakaan menelusur informasi dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.

  c. Memampukan pengguna/pengunjung perpustakaan menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

  Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai koleksi referensi.

  Tujuan dari pelayanan referensi adalah memungkinkan pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat, memungkinkan menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas, memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

  Fungsi pelayanan referensi adalah informasi, bimbingan, pengarahan, supervisi dan penelitian. Fungsi ini ditunjang dengan adanya petugas referensi yang cakap dan koleksi referensi yang memadai dan disajikan dalam rak terbuka dan mudah dicapai.

  Pelayanan referensi utama yang diberikan meliputi: pemberian informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan, koleksi dan hal-hal lain yang mudah dan cepat memenuhinya. Pemberian informasi yang bersifat spesifik, yang untuk memenuhinya diperlukan referensi bahan pustaka yang ada, ataupun konsultasi dengan petugas perpustakaan lainnya. Pemberian bantuan untuk menelusur bahan pustaka dengan menggunakan katalog, bibliografi dan alat-alat penelusuran lainnya. Pemberian bimbingan untuk menggunakan koleksi referensi. Pemberian bantuan pengarahan untuk menemukan pokok bahasan tertentu dalam buku-buku yang sesuai dengan minat dan bidang studi pemakai.

  Koleksi referensi adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-karya referensial yaitu karya-karya yang disusun sebagai alat konsultasi ataupun penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Menurut sifat informasinya koleksi referensi terdiri atas koleksi referensi umum dan khusus. Umum berarti memberikan informasi umum, ruang lingkup luas tanpa batas-batas subyek atau batas lain yang dapat memberikan spesifik tertentu. Sedangkan khusus berarti memberikan informasi khusus mengenai subyek atau pokok pembahasan tertentu, menurut jenis informasinya koleksi referensi terdiri atas: almanak dan buku tahunan, buku pegangan atau manual, direktori, ensiklopedi, kamus, sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks dan abstrak, sumber-sumber referensi lain seperti; lembaran negara, laporan penelitian, brosur, perundang-undangan, peraturan pemerintah, data statistik dan keterangan- keterangan lain yang dibutuhkan pengguna.

2.4.3 Pelayanan Internet

  Menurut Siregar (2004: 58) dalam buku Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa dinyatakan bahwa:

  Internet adalah jaringan internasional dari jaringan-jaringan yang menghubungkan jutaan komputer di seluruh penjuru dunia. Perkembangan, teknologi informasi, pada perpaduannya antara teknologi dan telekomunikasi yang semakin maju dan menjadi pasat. Salah satu diantaranya adalah tersedianya suatu jaringan komputer di dunia yang disebut internet. Saat ini jaringan komputer global internet bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Melalui layanan internet ini dapat tersedianya kemudahan untuk informasi apapun dengan cepat, yang tidak hanya dalam bentuk teks, dan juga gambar. Salah satu keuntungan dari layanan internet adalah bahwa informasi yang terdapat pada internet ini dapat dengan mudah diperoleh sapa saja yang mengeluarkan dengan biaya yang relative murah. Penggunaan internet saat ini adalah digunakan untuk keperluan komunikasi dan temu balik informasi pada produk.

  Fasilitas utama yang telah terdapat di dalam internet adalah sebagai berikut:

  • Email • Newsgroup • File Transfer Protocol (FTP)
  • Telnet • Chat group
  • Gophers • Wats • World Wide Web (WWW)

  Pada saat ini banyak perpustakaan menyediakan fasilitas internet yang disertai dengan melanggan database seperti Pubmed, EBSCO, Proquest dan sebagainya. Seluruh database ini berisi jurnal- jurnal yang khususnya mencakup bidang kedokteran. Jurnal online sangat memebnatu pengguna untuk mendapatkan informasi secara tepat dan cepat. Akan tetapi tidak semua perpustakaan dapat melengkapi koleksi perpustakaannya dengan fasilitas ini, hal ini dikarenakan biaya yang cukup mahal untuk dapat melanggan database di atas.

2.5 Pemanfaatan Koleksi

  

Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat

  diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pemanfaatan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.

  Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada para pengguna perpustakaan demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu menyajikan jenis informasi dalam menambah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan atau penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna.

  

Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan

  perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan lembaga atau badan dimana perpustakaan itu bernaung.

   Menurut Mount Sunt Vincent University Library (2004: 11) mengemukakan

  bahwa ada beberapa tekhnik untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan koleksi perpustakaan, yaitu:

  1. Memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui : a.

  Katalog Perpustakaan b.

  Bibligrafi subjek c. Analisis sitasi d.

  Review essays e. Biblografi khusus f. Daftar usulan dari pengguna 2. Sistem data perpustakaan

  Mencakup keseluruhan judul dalam subjek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman dan statistik silang layanan

  3. Menguji secara langsung ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku.

  4. Survei pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian dan kemutakhiran bahan pustaka.

2.6 Relevansi Koleksi

  Koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila sebuah perpustakaan dapat memenuhi koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna. Sehingga informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat terpenuhi oleh perpustakaan. Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 16), mengemukakan bahwa:

  Mengevaluasi koleksi ialah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika serta program perguruan tinggi.

  Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Tujuannya dapat dirinci sebagai berikut : 1.

  Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi 2. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi 4. Meningkatkan nilai informasi

5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6.

  Menyesuaiakan kebijakan penyianngan koleksi Dari uraian di atas dapat disimpulkan manajemen koleksi adalah kegiatan yang meliputi pengembangan koleksi, dan pengelolaan koleksi. Tujuan manajemen koleksi yaitu untuk kelengkapan, ketersediaan, kemampuan untuk adanya browsing, penggunaan terbukaan dan kesiangaan.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Koleksi Pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pertanian Agribisnis Perkebunan (STIPAP) Medan

3 91 67

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di Perpustakaan Universitas Negeri Padang

1 2 28

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara

0 0 33

6 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Digitalisasi Dokumen 2.1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Ti

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

0 0 31

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi - Analisis Pemanfaatan Jurnal Elektronik Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pada Perpustakaan Universitas Negri Medan

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah - Pelayanan Koleksi Anak Pada Perpustakaan YayasanPendidikn Safiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Fakultas Keperawatan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Strategi Pengembangan Pelayanan Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

0 0 22