BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah - Persepsi Siswa Terhadap Layanan Perpustakaan Sekolah: Studi Kasus SMP Negeri 3 Medan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselengggarakan oleh lembaga pendidikan dasar dan menengah yang kedudukannya dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah yang melayani sivitas akademik sekolah yang bersangkutan.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan Sekolah merupakan perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para siswa dan guru yang berperan sebagai media dan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah. Menurut Sulistyo Basuki (1993, 50) ”Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan sekolah serta tujuan pendidikan pada umumnya”.

  Sedangkan menurut Darmono (2001, 6) “perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah yang merupakan

  bagian integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang pengertian perpustakaan sekolah yang dikemukakan oleh Bafadal (2008, 8) yang menyatakan bahwa “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah, baik secara umum maupun sekolah lanjutan”.

  Dari beberapa pendapat di atas tentang pengertian perpustakaan sekolah, dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam lingkungan sekolah yang dikelola sepenuhnya oleh pihak sekolah dan berfungsi sebagai sarana penunjang kegiatan sekolah untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

  Tujuan perpustakaan sekolah adalah menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan peserta didik (SNI 7329, 2009). Menurut Sutarno (2006, 25) “Tujuan perpustakaan adalah agar terciptanya masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”.

  Menurut Sulistyo-Basuki (1991, 51) tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan sekolah itu bernaung”. Sedangkan menurut Darmono (2001, 5) tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri”.

  Yusuf (2007, 3) menyatakan dalam bukunya “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah” Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa. Adapun tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut : a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

  b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

  c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

  d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

  e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

  f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

  g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Dari beberapa pendapat di atas maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dengan menghimpun sumber ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat menumbuhkan minat baca siswa serta tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar.

  Keberadaan perpustakaan sekolah berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Menurut Darmono (2001, 3) secara terinci, fungsi perpustakaan sekolah sebagai berikut:

  a. Fungsi informasi Perpustakaan sekolah menyediakan berbagai macam bentuk informasi baik itu tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat : 1. Mengambil beberapa ide dari buku yang ditulis oleh pihak ahli.

  2. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dari berbagai bidang.

  3. Mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang dibutuhkan.

  4. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan.

  b. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah agar pengguna perpustakaan:

  1. Mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan.

  2. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pemakai.

  3. Mempertinggi kreatifitas dan kegiatan imtelektual.

  4. Mempertinggi tingkat sosial.

  5. Menciptakan masyarakat yang demokratis.

  6. Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.

  c. Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai untuk: 1. Mendorong tumbuhnya kreativitas dalan berkesenian.

  2. Meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara indivisu maupun kelompok.

  3. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni.

  4. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi seperti rekaman budaya bangsa.

  5. Mengembalikan sikap dan sifat hubungan antar budaya secara harmonis.

  6. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi.

  d. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:

  1. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani.

  2. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang.

  3. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif

  e. Fungsi penelitian Perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian diantaranya: ensikopledia, almanak, kamus, majalah ilmu pengetahuan, koran, atlas, hasil laporan, internet dan sebagainya.

  f. Fungsi deposit Perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan. Maka perpustakaan sekolah merupakan tempat penyimpanan dan pemeliharaan semua hasil karya siswa.

  Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999, 5) perpustakaan sekolah sebagai bagian integral sekolah berfungsi sebagai: a. Pusat kegiatan belajar mengajar

  Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

  b. Pusat penelitian sederhana Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.

  c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga kependidikan.

  Tarakanita (1998, 54) menyatakan dalam buku “Membina Perpustakaan Sekolah” fungsi perpustakaan sekolah yaitu:

  a. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.

  b. Membantu siswa untuk mengetahui berbagai informasi ilmu pengetahuan dengan cara yang berbeda-beda.

  c. Membantu mengembangkan kegemaran dan hobi siswa. d. Sebagai tempat koleksi-koleksi sastra dan budaya dari masa ke masa sehingga siswa dapat mengerti kebudayaan masa lampau.

  e. Menjadi pusat dokumentasi siswa.

  f. Sebagai tempat rekreasi. Berdasarkan uraian di atas maka fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk menyediakan informasi yang dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah, menigkatkan minat, menambah wawasan, dan memperdalam ilmu pengetahuan serta sebagai rekreasi bagi siswa.

2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah

  Koleksi perpustakaan sekolah sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan masyarakat sekolah terutama siswa.

2.2.1 Pengertian koleksi perpustakaan sekolah

  Koleksi adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali, dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran (SNI 7329, 2009). Menurut Prakoso (1996, 10) koleksi perpustakaan sekolah adalah “sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan”.

  Yusuf (2007, 9) menyatakan “koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Hermawan (2006, 39) “koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi yang sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, imajinasi, dan kejiwaan masyarakat sekolah”.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah merupakan kumpulan bahan pustaka yang ada di perpustakaan dan bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar sekolah yang bersangkutan.

2.2.2 Jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah

  Menurut “Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO”, koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per murid. Sekolah hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpusatakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Disamping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel popular, musik, dolanan, komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Selain itu, koleksi perpustakaan harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna, meliputi akses ke internet, pangkalan data referens khusus dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran., dan sumber informasi elektronik tersebut dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD.

  Yulia (1999, 4) menjelaskan bahwa “koleksi terbagi dua macam yaitu koleksi bahan tercetak dan non cetak. Koleksi cetak berasal dari hasil karya cipta atau hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti buku, majalah, koran dan termasuk terbitan berseri, sedangkan koleksi non cetak yaitu hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk yang bukan cetak seperti rekaman suara, rekaman video, audio film, dan sebagainya.

  Hermawan (2006, 39) menyatakan koleksi yang lengkap dan bervariasi isi dan jenisnya dapat memacu siswa untuk memanfaatkan perpustakaan, koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari:

  a. Buku teks pelajaran yang mendukung mata pelajaran termasuk buku pegangan guru.

  b. Buku rujukan dan bahan bukan buku.

  c. Buku pengayaan baik untuk mendukung semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan termasuk koleksi yang bersifat hiburan.

  d. Sumber belajar lain, diantaranya koleksi multimedia, situs web, globe, CD, dan sebagainya.

  Secara rinci Perpustakaan Nasional RI (1999, 14) menyatakankan bahwa koleksi perpustakaan sekolah terdiri atas:

  1. Buku pelajaran pokok Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu.

  2. Buku pelajaran pelengkap Buku pelajaran pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan untuk pelajaran pokok yang dipergunakan oleh siswa maupun guru yang sebagian besar isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

  3. Buku bacaan Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan dan jenisnya di bedakan menjadi: a. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum yang dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran yang bersifat umum.

  b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita.

  4. Buku sumber atau referensi Buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu pengetahuan atau keterampilan, terdiri dari kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, atlas buku indeks, dan abstrak.

  5. Terbitan berkala Adalah jenis terbitan secara terus menerus dengan jangka waktu tertentu seperti surat kabar, majalah, dan buletin.

  6. Brosur Brosur biasanya memuat tentang keadaan atau kegiatan lembaga/ organisasi yang menerbitkannya dan dilengkapi ilustrasi yang menarik.

  7. Alat peraga Alat peraga antara lain slide, film, kaset dan piringan hitam.

  8. Kliping Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, atau majalah dan lain-lain yang dianggap penting untuk disimpan atau didokumentasikan.

  Dari pendapat di atas dapat diuraikan jenis koleksi perpustakaan sekolah mencakup koleksi tercetak dan non cetak. Koleksi cetak berupa buku diantaranya buku teks utama, buku teks pelengkap, buku referensi, buku fiksi dan non fiksi. Sedangkan non cetak berupa rekaman suara, rekaman video, dan audio film.

2.3 Layanan Perpustakaan Sekolah

  Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Menurut Darmono (2007, 166) kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan sebagai berikut:

  a. Layanan selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan.

  b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual.

  c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan, peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik.

  d. Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik. Sutarno (2004, 71) menyatakan “sebuah layanan merupakan salah satu barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan, perpustakaan harus berusaha memberikan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai”. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai. Berbagai aktifitas layanan perpustakaan sekolah yaitu:

  1. Meminjamkan buku-buku.

  2. Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas.

  3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru perseorangan. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dapat mengadakan “jam perpustakaan”.

  4. Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri.

  5. Melatih anak untuk mahir menggunakan bahan pustaka, seperti memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.

2.3.1 Unsur Layanan Perpustakaan

  Agar pengguna merasa puas, maka layanan perpustakaan harus berkualitas. Menurut Rahayuningsih (2007, 86) karakteristik layanan perpustakaan yang berkualitas dapat dilihat dari :

  a. Koleksi Adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi.

  Adapun karakteristik koleksi adalah:

  1. Kuantitas berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

  2. Kualitas berkaitan dengan mutu, kemutakhiran, kelengkapan koleksi.

  b. Fasilitas Adalah segala hal yang memudahkan suatu kegiatan kelancar tugas, seperti gedung, perlengkapan (meja, kursi, rak, dan sebagainya) karakteristik fasilitas yang baik adalah :

  1. Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanannya.

  2. Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.

  c. Sumber Daya Manusia (SDM) Yaitu petugas yang ada dibagian layanan, karakteristik sumber daya manusia yang baik adalah:

  1. Kesopanan dan keramahan petugas memberi layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung kepada pengguna.

  2. Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan.

  3. Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna.

  4. Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang berjiwa SMART, yaitu bersikap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias atau bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah ditengah kesulitan.

  d. Layanan Perpustakaan Yaitu proses penyebarluasan segala macam informasi kepada masyarakat luas. Karakteristik layanan yang baik adalah:

  1. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

  2. Akurasi layanan, berkaitan dengan layanan yang meminimalkan kesalahan.

  3. Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperi komputer.

2.3.2 Sistem Layanan Perpustakaan

  Sistem layanan perpustakaan biasanya ditentukan oleh beberapa hal yaitu jumlah pustakawan, jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah pengguna yang dilayani, jenis layanan, macam layanan yang tersedia, dan besar kecil gedung perpustakaan.

  Menurut Rahayuningsih (2007, 93) sistem layanan perpustakaan yaitu:

  1. Sistem terbuka Sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan. koleksi pada sistem ini harus disusun dengan suatu cara yang dapat memudahkan pengguna mencari dan menemukan koleksi yang diinginkan.

  a. Keuntungan sistem terbuka 1) Menghemat tenaga, karena petugas tidak perlu mengambilkan koleksi yang akan dipinjam karena pengguna bisa langsung mengambil sendiri di rak. 2) Memberikan kepuasan kepada pengguna karena bisa memilih koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya secara langsung ke jajaran koleksi.

  3) Memungkinkan memilih judul lain yang sesuai, apabila tidak menemukan koleksi yang dicari. 4) Mengurangi kemungkinan terjadinya salah paham antara pengguna dan petugas.

  b. Kerugian sistem terbuka 1) Memerlukan tenaga ekstra untuk mengembalikan dan membetulkan koleksi yang letaknya salah.

  2) Koleksi akan lebih cepat rusak karena sering dipegang. 3) Memerlukan ruangan yang relatif lebih luas, untuk pengaturan rak agar pengguna leluasa memilih koleksi.

  4) Susunan koleksi di rak menjadi mudah rusak.

  2. Sistem tertutup Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Pengguna bisa memilih koleksi melalui katalog, dan selanjutnya petugas perpustakaan yang akan mengambilkan.

  a. Keuntungan sistem tertutup 1) Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan yang lainnya, sehingga menghemat ruang untuk menyimpan koleksi 2) Susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak, karena yang mengambil dan mengembalikan adalah petugas.

  3) Faktor kehilangan dan kerusakan bisa diperkecil.

  b. Kerugian sistem tertutup 1) Petugas banyak mengeluarkan energi untuk melayani peminjaman.

  2) Prosedur peminjaman tidak bisa cepat (harus menunggu giliran dilayani bila antrian panjang) 3) Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam. 4) Peminjaman sering tidak puas apabila koleksi yang dipinjam tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

  Menurut Yusuf (2007, 83) Pelayanan perpustakaan terbagi dua jenis yaitu pelayanan langsung atau tidak langsung. Pelayanan perpustakaan yang bersifat langsung adalah layanan perpustakaan yang diberikan secara oleh petugas perpustakaan dan dapat diterima langsung oleh pengguna perpustakaan seperti layanan peminjaman atau koleksi perpustakaan, layanan referensi, pelayanan bimbingan pengguna, dan lain-lain. Sedangkan pelayanan tidak langsung adalah bentuk kegiatan yang tidak secara langsung memberikan hasil seketika, yang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siwa dan pengguna lainnya agar berkesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara Seperti kegitan pengadaan koleksi secara terus menerus.

  Secara rinci Bafadal (2008, 14) mengemukakan bahwa pelayanan perpustakaan terbagi dua unit yaitu:

  1. Layanan Teknis Layanan teknis adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan sebuah buku seperti katalogisasi, klasifikasi, pengetikan dan labeling agar nantinya dapat digunakan untuk penyelenggaraan layanan baca.

  2. Layanan Pembaca Layanan pembaca meliputi kegiatan pelayanan yang langsung diberikan kepada pembaca. Layanan ini meliputi layanan ruang baca, sirkulasi buku, layanan referensi, layanan foto copy, layanan literatur, informasi mutakhir, dan sebagainya.

2.4 Fasilitas atau Sarana Perpustakaan Sekolah

  Menurut Darmono (2001, 190) “Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid- murid”. Dalam penyelenggaraannya perpustakaan sekolah memerlukan ruangan khusus beserta peralatan dan perlengkapannya. Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan, maka gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan.

  Agar dapat memenuhi peran dan fungsi perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan dalam sebuah ruangan khusus. Besar ruangan tergantung kepada besar jumlah pelajar suatu sekolah, tetapi minimal sebaiknya dapat menampung satu kelas murid-murid bila hendak belajar klasikal dalam perpustakaan. Menurut Darmono (2001, 20) ruangan perpustakaan sekolah yang ideal adalah 400 meter persegi untuk sekolah yang memiliki siswa 850-1150, 300 meter persegi untuk sekolah yang memiliki 400-850 siswa, sedang untuk sekolah yang memiliki 250- 400, ruangan yang dibutuhkan 200 meter persegi.

  Selain memerlukan gedung atau ruangan, penyelenggaraan perpustakaan sekolah memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengunjung maupun untuk “processing” bahan-bahan pustaka dan ketatausahaan. Peralatan perpustakaan sekolah ada yang bersifat habis pakai dan ada pula yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang relatif cepat habis, sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relative lama. Selain kedua peralatan tersebut perpustakaan sangat mungkin dalam operasional memerlukan alat-alat elektronik sebagai penunjang layanan perpustakaan.

  Prakoso (1996, 25) juga menjelaskan penerangan dalam perpustakaan juga harus diperhatikan, jika perpustakaan menggunakan cahaya matahari sebaiknya cahaya tersebut tidak langsung mengenai buku, dan jika perpustakaan menggunakan cahaya lampu listrik sebaiknya menggunakan lampu yang sinarnya tidak menyilau.

  Menurut “Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO”, peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan perpustakaan sekolah merupakan faktor penting untuk diperhatikan jika merencanakan gedung sekolah yang baru dan mengoraganisasikan gedung sekolah yang sudah ada. Pertimbangan agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah yang paling efektif yaitu : a. Lokasi terpusat atau sentral, yaitu dilantai dasar.

  b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran.

  c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia berbagai bagian yang bebas dari kebisingan dari luar.

  d. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan.

  e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya ada pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi.

  f. Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan penderita cacat fisik.

  g. Ukuran ruangan yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi, non- fiksi, penyimpanannya, ruang belajar, ruang membaca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan.

  h. Fleksibilitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.

  Perpustakaan sekolah yang dilengkapi perabotan dan peralatan secara tepat hendaknya memilki karakteristik sebagai berikut : a. Rasa aman.

  b. Pencahayaan yang baik.

  c. Didisain untuk mengakomodasikan perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang, aktivitas, dan pengguana perpustakaan.

  d. Didisain untuk menampung persyaratan khusus populasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.

  e. Didisain untuk mengakomodasikan perubahan pada program sekolah, program pengajaran, serta perkembangan teknologi audio, video, dan data yang muncul.

  f. Didisain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi.

  g. Dirancang dan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.

  h. Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda- tanda yang jelas dan menarik. Perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar, peralatannya yaitu : a. Komputer meja dengan akses internet.

  b. Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkat murid yang berbeda.

  c. Tape-recorder.

  d. Perangkat CD-ROM.

  e. Alat pemindai (scanner).

  f. Perangkat video (video players).

  g. Peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacat fisik lainnya.

2.5 Sumber Daya Manusia (SDM)

  Agar memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuknya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terus menerus dan terencana yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan tingkat kecerdasan karyawan dan performa organisasi dalam bentuk pelatihan dan pengembangan.

  Sumber daya manusia lebih bernilai jika memiliki sikap, perilaku, wawasan, keahlian serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor. Sumber daya manusia merupakan tenaga professional yang berada di perpustakaan sekolah sesuai dengan bidang keilmuannya yang kedudukannya tidak terlepas dari suatu lembaga sekolah yang disebut pustakawan.

  Menurut “Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO”, pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum lainnya. Peran pustakawan sekolah adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melakasanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Pustakawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Disamping itu pustakawan hendaknya memimpin kampanye membaca dan promosi bacaan anak, media dan budaya, dan pustakawan hendaknya menciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifat menarik, ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga. Semua orang yang bekerja di perpustakaan harus memiliki reputasi yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula muda, dan orang dewasa.

  Kualitas yang mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan di sekolah yaitu: a. Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa.

  b. Kemampuan memahami kebutuhan pengguna.

  c. Kemampuan bekerja sama dengan perorangan serta kelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah.

  d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya.

  e. Memiliki pengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan. f. Memiliki keterampilan informasi serta bagaimana menggunakannya.

  g. Memiliki pengetahuan mengenai materi perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan serta bagaimana mengaksesnya.

  h. Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media dan kebudayaan i. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang manajemen dan pemasaran. j. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang teknologi informasi.

  Tugas pustakawan sekolah adalah : 1. Menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah.

  2. Memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan pengembangan jasa.

  3. Mengembangkan kebijakan dan sistem pengadaan sumberdaya perpustakaan.

  4. Mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan.

  5. Melatih cara penggunaan perpustakaan.

  6. Melatih pengetahuan dan keterampilan informasi.

  7. Membantu murid dan guru mengenai penggunaan sumber daya perpustakaaan dan teknologi informasi menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yang tepat.

  8. Mempromosikan progam membaca dan kegiatan budaya.

  9. Ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum.

  10. Ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi kreativitas pembelajaran.

  11. Mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolah secara menyeluruh.

  12. Membangun kemitraan dengan organisasi di luar sekolah.

  13. Merancang dan mengimplementasikan anggaran.

  14. Mendisain perencanaan strategis.

  15. Mengelola dan melatih tenaga perpustakaan.

2.6 Kajian Persepsi

  Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengelolaan informasi dalam diri seseorang adalah persepsi. “persepsi berasal dari bahasa latin, percipere, yang artinya menerima, perception, yang artinya pengumpulan, penerimaan, pandangan, pengertian. Defenisi lain mengatakan bahwa persepsi adalah proses dimana sesorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

  Suwarno (2013, 45) menyatakan dalam bukunya ”psikologi perpustakaan” persepsi adalah proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas, hubungan antar gejala sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Menurut Sumanto

  (2014, 52) “persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus, stimulus didapat dari proses pengindraan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Sedangkan menurut Nina (2010, 20) “persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.

  Sarwono (2000, 78) menjelaskan, “persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi itu adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya) sebaiknya alat untuk memahami adalah kesadaran dan kognisi.”

  Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan di atas disimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap perpustakaan sekolah adalah suatu proses kemampuan pengguna dalam menerima, memberikan pandangan, gambaran dan penilaian terhadap layanan suatu perpusatakaan yang ditangkap oleh panca indera, proses ini dapat menghasilkan suatu penilaian, pandangan, dan gambaran yang positif ataupun negatif terhadap perpustakaan yang bersangkutan.

2.7 Pengguna Perpustakaan

  Pengguna adalah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah (SNI 7329, 2009). Menurut Whittaker (1993, 21) “pengguna perpustakaan yaitu orang yang telah menggunakan salah satu jasa yang ada di perpustakaan dalam jangka waktu 1 tahun”. Tujuan didirikannya perpustakaan adalah memenuhi kebutuhan informasi bagi penggunanya. Kata lain pengguna adalah pemustaka, yang diartikan sebagai pengguna perpustakaan, yaitu perorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan (UU RI No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan). Sehingga setiap orang berada dilingkungan sekolah disebut dengan pengguna perpustakaan.

  Dari pengertian di atas maka dinyatakan bahwa “pengguna perpustakaan merupakan orang yang paling penting dalam perpustakaan, keberadaan perpustakaan tidak ada artinya tanpa adanya pengguna dan sebagus apapun gedung atau jasa yang disediakam perpustakaan tidak akan ada gunanya jika tidak dimanfaatkan oleh pengguna. Jadi dapat dikatakan bahwa pengguna suatu perpustakaan merupakan tujuan didirikannya perpustakaan.

  Adapun jenis pengguna menurut Sulistyo-Basuki (1992, 201) dalam bukunya “Teknik dan Jasa Dokumentasi” dapat dinyatakan sebagai berikut:

  1. Pengguna yang belum terlibat dalam kehidupan aktif seperti siswa dan mahasiswa.

  2. Pengguna yang mempunyai pekerjaan, yang diinginkan merupakan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Kelompok ini digolongkan berdasarkan aktifitas utama (manajemen, riset, pengembangan, produk, jasa) berdasarkan cabang aktifitas atau bidang spesialis (pegawai negeri, pertanian, industri) dan berdasarkan tingkat pendidikan tanggung jawab (profesional, teknis, asisten, dan administrasi).

  3. Pemakai umum yang memerlukan informasi umum untuk keperluan khusus. Hermawan (2006, 62) menyatakan bahwa secara umum pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu:

  1. Pengguna Potensial (Potential Users) Adalah pengguna yang ditargetkan, dan seharusnya menjadi pengguna.

  Pada perpustakaan sekolah sebagai pengguna potensial adalah semua guru, dan murid, pada perpustakaan perguruan tinggi adalah dosen dan mahasiswa, dan pada perpustakaan umum pengguna potensial adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah dimana perpustakaan berada.

  2. Pengguna Aktual (Actual Users) Adalah mereka yang telah menggunakan perpustakaan, baik pengguna aktual aktif maupun pengguna aktual pasif.

  Pengguna aktual aktif adalah pengguna yang secara teratur (regular) berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. Sedangkan pengguna aktual pasif adalah pengguna yang menggunakan perpustakaan ketika ada kebutuhan atau mendapat tugas baik dari guru, dosen atau pihak lainnya. Dari pendapat di atas maka pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan dan pengguna yang bukan menjadi target layanan perpustakaan.