PENGELOLAAN KESAN KAUM GAY DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Dramaturgis Pada Komunitas Gay di Kota Jakarta) - FISIP Untirta Repository
PENGELOLAAN KESAN KAUM GAY
DALAM INTERAKSI SOSIAL
(Studi Dramaturgis Pada Komunitas Gay di Kota
Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik
Program Studi Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH :
Cindy Widyastuti
6662132283
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
Cindy Widyastuti. NIM. 6662132283. Skripsi. Pengelolaan Kesan Kaum Gay
Dalam Interaksi Sosial (Studi Dramaturgis Pada Komunitas Gay Kota Jakarta).
Pembimbin I: Uliviana Restu H. M.Ikom dan Pembimbing II: Husnan
Nurjuman.,S.Ag.,M.Si.Kaum gay memiliki ciri-ciri yang membantu mereka untuk mengenali dan dikenali dengan sesama gay maupun di dalam masyarakat. Terdapat berbagai komunitas gay di Indonesia, salah satunya komunitas yang ada di Kota Jakarta. Ketika didalam komunitas Gay atau di dalamnya yang menerima identitas orientasi seksual. Komunitas Gay ini bisa dengan leluasa menjadi dirinya sendiri, menunjukan identitas seksualnya yang sesungguhnya. Kaum gay melakukan hal supaya mereka diterima di lingkungan sosialnya, dengan cara menjaga pengelolaan kesan yaitu dari penampilan dan gaya mereka. Maka dari hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah penelitian yaitu tentang pengelolaan kesan kaum
gay dalam interaksi sosial (Studi dramaturgis pada komunitas gay Kota
Jakarta). Penulis menggunakan teori pengelolaan kesan (Impression
Management) dari Ervin Goffman dengan pendekatan studi dramaturgis
dan paradigma konstruktivis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancaya dengan 3 key informan kaum gay, dan 1 informan pendukung yaitu sahabat dari key informan. Penulis menggunakan pendekatan studi dramaturgis, yang terbagi dalam 2 bagian yaitu panggung depan dan panggung belakang. Hasil dari penelitian ini yaitu, mereka memiliki suatu peran yang sangat berbeda ketika berada di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan komunitas gaynya. Kaum gay mengelola kesan dan berdramaturgis dalam proses kehidupanya. Seperti dari cara bicara, body language, dan penampilan.
Kata kunci: Kaum gay, Pengelolaan Kesan, Dramaturgis,
ABSTRACT
Cindy Widyastuti. Number. 6662132283. Essay. The Management Impression in Social
Interaction (Study of Dramaturgis in Gay’s Community in City Jakarta) Supervisor I: Uliviana Restu H. M.Ikom and Supervisor II: Husnan Nurjuman.,S.Ag.,M.Si.
Gay’s have the traits that help them to recognize and be recognized with a
yellow gay or in the community. There are various gay
community in Indonesia, one of the communities that exist in the city
of Jakarta. When in the Gay community or that his sexual orientatiton
identity. This Gay Community can freely be himself, showed his sexual
identity. Gay doing things so that are accepted in the social environment,
by means of keeping the management impression from their appearance
and style. Authors interested in researching the problem of research which
is about gay impression management in social interaction (study of
dramaturgis in gay’s community in City Jakarta). The author uses the
theory Impression Management from Ervin Goffman approach to the study
of dramaturgis. Data collection techniques used were interviews with 3
key informants gay, and 1 supporting informant is a friend of the key
informant. The author uses the approach of study dramaturgis, which is
divided into 2 parts, namely the stage front and back stage. The results of
this research that is, they have a very different role while in the family
environment environment of the community, as well a environment of the
gay community.Gay’s manage impression and dramaturgis in the process of life. As a way of talking, body language, and appearance.
Keywords: Gay’s, Impression Management, Dramaturgis,
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr, Wb.Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dengan judul “Pengelolaan Kesan Kaum Gay Dalam Interaksi Sosial” (Studi Dramaturgis Pada Komunitas Gay Rumpi Jakarta Selatan).
Selama proses penyusunan skripsi ini, tentunya penulis banyak sekali menerima bantuan, bimbingan, dorongan semangat, dan nasihat dari berbagai pihak. Sehingga skripsi penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang sudah menjadi naungan pendidikan saya selama 4tahun kurang di Serang.
2. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta staff dan jajarannya.
3. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta staff dan jajaranya.
4. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
5. Bapak Darwis Sagita., M.kom selaku sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Nurprapti Wahyu, M.Si selaku dosen Akademik. Terima kasih saran dan bimbingan selama peneliti masuk hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Uliviana Restu H, M.I.Kom selaku dosen pembimbing I. Terima kasih atas bimbingannya, kesabaran dan juga saran, kritik serta masukan yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Husnan Nurjuman, S.Ag, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II.
Terima kasih atas bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan.
9. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti duduk di bangku perkuliahan.
10. Orang tua tercinta, Ayahanda Dasuki dan Ibunda Ade Asmaningsih yang selalu memberi motivasi, mendoakan, serta memberikan dukungan moril maupun materil. Seluruh keluarga besar yang turut memberikan dukungan dan doa agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adik tercintaku, Tania dan kirani yang selalu memberikan tawa dan semangat.
12. Teman-teman kostan Mamkev terimakasih atas dukungan, motivasi, maupun doanya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman teman sadako tercinta, Terima kasih atas dukungan, kegilaannya tertawa saat peneliti sedang penat, serta selalu ada saat suka dan duka selama ini sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada gemes squad tercinta, Terima kasih atas dukungan, serta selalu ada dalam suka dan duka selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
15. Keluarga besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013 atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.
16. Teman- teman Ilmu Komunikasi angkatan 2013 yang selalu memberikan saran, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman KKM Mandiri 04, Terima kasih atas kebersamaan selama KKM di Desa Ciomas yang memberikan banyak ilmu bermanfaat.
18. Pihak-pihak yang telah membantu penulis tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan wawasan peneliti. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan terdapat dalam skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan dapat menambah ilmu pengetahuan sertawawasan bagi siapa pun yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr
Serang, September 2017 Penulis
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………..i LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………….…….ii LEMBAR PENGESAHAN……………………..…………………….iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN………….………..………………..iv ABSTRAK………………………………..……………………….........v ABSTRAC …………………….………………………………….........vi KATA PENGANTAR….……………………………………….........vii DAFTAR ISI ………………………………………………………….xi DAFTAR TABEL …………………………………………….…........xv DAFTAR GAMBAR ………………...………………………….…..xvi DAFTAR LAMPIRAN ………………………...…………………......xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………….………………….……1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….…...5
1.3 Identifikasi Masalah………………………………………………….5
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………….……6
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………..……………………….....8
2.1Pengertian Ilmu Komunikasi………………………..………………..8
2.1.1 Kompenen Komunikasi ………………..……..………….......12
2.1.2 Konteks Komunikasi………………………………….……...14
2.1.3 Komunikasi Antar Personal…………………………………..15
2.2 Interaksi Sosi al……………………………………………………......16
2.3 Gay Dan Komunitas Gay……………………………………………...17
2.3.1 Jenis- Jenis Gay………………………………………………... 18
2.3.2 Komunitas Gay…………………………………………..…….20
2.4 Penelitian Terdahulu………………………………………………..….22
2 .5 Perpektif Teoritis……………………………………...………………..25
2.5.1 Teori Pengelolaan Kesan…………...…………………… ………25
2.5.2 Pendeketan Studi Dramaturgis…………………………...……....26
2.6 Kerangka Berpikir…………………………………………………….…31
BAB III METODE PENELITIAN .……………………………………….33
3.1 Metode Penelitian …………………………………………………….....33
3.1.1 Paradigma Penelitian……………………………………………..34
3.2 Informan Penelitian …………………………………………………....36
3.2.1 Kriteria informan kunci …………………………………………..37
3.2.2 Kriteria informan tamba han…………………………………….. .37
3.3 Teknik pengumpulan data ……………………………………………....38
3.4 Teknik analisis data …………………………………………………......40
3.5 Lokasi Penelitian………………………………………………………..40
3.6 Jadwal Penelitian ………………………………………………....…….42
BAB
IV HASIL PENELITIAN………………………………………….43
4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………….43
4.1.1 Profil Informan Kunci………………………………………….....44
1. Key Informan 1 FW………………………………………….44
2. Key Informan 2 AS…………………………………………..46
3. Key Informan
3 CP…………………………………………...46
4.1.2 Profil Identitas Informan Tambahan……………………………...48 Rio……………………………………………………………….48
4.2 Deskripsi Data Penelitian……………………………………………….48
4.2.1 Panggung Pertunjukan Individu Gay ……………………………..49
4.2.1.1 Panggung Depan Individu Gay ………………………..50
1. Data Panggung Depan di dalam Lingkungan Keluarg……..52
2. Data Panggung Depan di dalam Lingkungan Masyarakatt.,..56
4.2.1.2 Panggung Belakang Individu…………………,,,,,….....63
1. Data Panggung Belakang di Ling kungan Komunitas …......64
4.3 Analisis Data……………………………………………..................... ..70
4.3.1 Pengelolaan Kesan yang dilakukan Kaum Gay ……..………....70
4.3.2 Panggung Depan (Front Stage) yang ditampilkan Kaum Gay....74
4.3.3 Panggung Belakang (Back Stage) Yang ditampilkan Kaum Gay .....79
BAB V PENUTUP…………………………………………………...…84
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………..…...84 1.
Pengelolaan Kesan Kaum Gay dalam Lingkungan Keluarga…………. ...83 Sebagai Panggung depan
2. Pengelolaan Kesan Kaum Gay dalam Lingkungan Luar Sosial ……….….85 Sebagai Panggung Depan
3. Pengelolaan Kesan Kaum Gay dalam Lingkngan Kelompok Gay ….……86 Sebagai Panggung Belakang
5.2 Saran …..………….……………………………………………...….. 87
DAFTAR PUSTAKA …..……..………………………………………….88 LAMPIRAN………..………..……………………………………………90 RIWAYAT HIDUP……………...………….…………………………..118
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4.1 Penelitian Terdahulu…………………………………...……...22Table 3.6.1 Jadwal Penelitian………………………………………………42Tabel 1. Data Pengelolaan kesan Panggung depan (Setting) ………….…..52
Tabel 2. Data penampilan (appearance) .………….………………….…...53
Tabel 3. Data Gaya bertingkah laku (Manner) …………………….……...54 Tabel 4. Data Pengelolaan kesan cara gaya bicara dan berpakaian
…..…....56 Tabel 5. Data Body language yang ditampilkan
…………….………….....58 Tabel 6. Data Menutupi Identitas Diri Sebagai Gay
….………………......59 Tabel 7. Data Pengelolaan Kesan FW sebagai Gay
….…………………...60 Tabel 8. Data Interaksi Sosial Dengan Teman Sesama Gay
…….………...64 Tabel 9. Data Topik Pembahasan Individu Gay dengan Sesama Gay
..…..65 Tabel 10 . Data Body Language yang di Tampilkan ….…………………..66 Tabel 11.Data Pengelolaan Kesan dengan Pasangan Sesama Gay
.…….....67 Tabel 12. Data Identitas Diri Sebagai Gay
…….………………………….68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka berpikir…………………………………………32
Gambar 4.3 Skema Hasil Penelitian…………………………………….83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Pedoman Wawancara Informan……………………………….90 1.
Pedoman Wawancara Key Informan…………………...…...90 Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Teman Dekat Key Informan……...…...93 Lampiran
3 Hasi Jawaban Wawacara Key Informan…………………...…..94
1. Jawaban Wawancara Key Informan FW……………...……..94
2. Jawaban Wawancara Key Informan AS…………........……100
3. Jawaban Wawancara Key Informan CP……...……………107 Lampiran
4 Hasil Jawaban Wawacara Teman Dekat Key Informan…......114 Lampiran
5 Buku Bimbingan Skripsi………………...…………………...115
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis seksual dan perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, "Homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku 1 ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu.
Kelompok homoseksual dibedakan menjadi empat golongan, yaitu kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau bias disingkat menjadi LGBT. Kelompok yang menjadi focus penelitian yang dilakukan peneliti adalah kelompok gay atau pria homoseksual. Biasanya karakteristik pria homoseksual ini yaitu penampilannya yang modis dan trendy. Munculnya fenomena gay memang tidak lepas dari konteks kebudayaan. Kebiasaan-kebiasaan pada masa anak-anak ketika mereka
___________________________ dibesarkan di dalam keluarga, kemudian mendapat penegasan pada masa remaja menjadi penyumbang terciptanya gay.
Tidak satu pun gay yang “menjadi gay” karena proses mendadak. Kesimpulannya bahwa tidak ada seorang gay yang lahir ke dunia ini lalu kemudian murni menjadi gay tanpa adanya proses sosialisasi didalamnya. Sehingga dalam tahap sosialisasi ini seorang gay bisa berperilaku tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Kaum gay ada yang bertindak sebagai pihak pasif (Seperti peran perempuan dalam hubungan seksual) dan ada yang bertindak sebagai pihak aktif (seperti peran laki- laki). Tidak semua gay di Indonesia secara terbuka dan berani menyatakan bahwa dirinya adalah seorang gay dengan alasan demi menjaga nama baik
2
mereka maupun keluarga . Sehingga hal inilah yang menyebabkan seorang lebih memilih untuk menutupi identitas seksualnya dibandingkan
gay harus membuka dirinya sebagai seorang gay.
Kaum gay memiliki ciri-ciri yang membantu mereka untuk mengenali dan dikenali dengan sesama gay maupun di dalam masyarakat. Gay disadari sebagai sebuah orientasi seksual yang ada di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya.
Perdebatan mengenai gay telah lama menjadi perbincangan hangat yang melahirkan pro dan kontra terhadap orientasi seksualnya. Tidak sulit kita temukan kelompok orang yang mengatasnamakan norma dan nilai agama tertentu untuk melakukan tindakan kriminalisasi terhadap kaum gay.
Sebagai contoh Front Pembela Islam (FPI) yang memasang spanduk di sekitar Bandung, kota terbesar ketiga di Indonesia, yang menyerukan . komunitas gay untuk menjauh Selain kasus diatas, ada salah satu contoh kasus yang terjadi yaitu pada pasangan sesama jenis yang menikah pada tanggal 12 januari 2012, menurut sumber dari surat kabar tempo, pasangan sesama gay ini meninggalkan rumah mereka dan pasangan ini pergi setelah pernikahan sesama jenis ini terbongkar.
Komunitas gay menginginkan kehidupan yang lebih serius dengan pasangan sesama jenisnya seperti ke jenjang pernikahan. Meskipun dibeberapa negara, pernikahan homoseksual sudah dilegalkan. Berbeda dengan Indonesia, dimana kontrol budaya dan agama masih sangat kuat, sehingga perilaku ini tidak muncul kepermukaan secara nyata. Kaum Gay masih takut dengan sanksi budaya berupa etika yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini yang menyebabkan seorang
Gay menyembunyikan identitas orientasi seksualnya di masyarakat.
Komunitas gay tetap harus bersosialisasi dengan lingkungannya, akhirnya beragam dilema dihadapi komunitas tersebut.
Terdapat berbagai komunitas gay di Indonesia, salah satunya komunitas yang ada di Jakarta yang bernama komunitas rumpi. Ketika didalam komunitas Gay atau di dalamnya yang menerima identitas orientasi seksualnya. Komunitas Gay ini bisa dengan leluasa menjadi dirinya sendiri, menunjukan identitas seksualnya yang sesungguhnya. Seperti yang diketahui bahwa identitas adalah sebuah proses yang tidak terberi dan tidak statis. Dalam hal ini pada suatu ketika seseorang bisa saja menggunakan suatu identitas tertentu, tetapi disaat yang lain seseorang akan menunjukan identitas yang berbeda.
Hal ini disebut oleh Erving Goffman dengan Impression Management yang memiliki pengertian kemampuan individu untuk mengatur tingkah lakunya di segala sesuatu dalam dirinya agar tetsampaikan suatu citra diri
3
yang ingin ditunjukan . Impression Management ini terdapat dalam suatu konsep yang lebih besar dari Goffman yaitu teori dramaturgi, di mana teori ini mengungkap bahwa banyak terdapat kesamaan antara Pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang kita mainkan dalam interaksi dan tindakan seharian. Dalam dramaturgi, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui pertunjukan dramanya sendiri. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgi, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku untuk mendukung perannya tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka harapan penulis untuk mengangkat masalah ini ke dalam penelitian. Karena, kaum Gay memiliki cara sendiri untuk membentuk identitas diri dalam menjalani hidup dan menutupi orientasi seksualnya di masyarakat. Penulis akan menganalisis pengelolaan kesan kaum gay dalam interaksi sosial dan bagaimana front
stage dan back stage seorang gay di Jakarta. Konsep dasar dalam
penelitian ini adalah proses pengelolaan kesan (impression management) dengan pendekatan studi dramaturgis yang merupakan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola kesan
4 yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya.
Menggunakan teori Dramaturgis yang menjelaskan bahwa identitas seseorang tidaklah stabil. Selain itu dalam teori dramaturgis dijelaskan bahwa identitas manusia akan berubah sesuai interaksi dengan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Penelitian Pengelolaan Kesan Kaum Gay Jakarta Dalam Interaksi Sosial (Studi Dramaturgis Pada Komunitas Gay Rumpi Jakarta Selatan) maka peneliti merumuskan masalah penelitian untuk mengetahui :
1. Bagaimana pengelolaan kesan kaum gay dalam berinteraksi sosial sesama gay maupun lingkungan sekitarnya?
2. Bagaimana front stage seorang gay pada komunitas Gay di Kota
Jakarta? 3. Bagaimana back stage seorang gay pada komunitas Gay di Kota
Jakarta?
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimana panggung depan di dalam lingkungan keluarga?
2. Bagaimana Panggung depan di lingkungan masyarakat?
3. Bagaimana panggung belakang di dalam lingkungan komunitas gay atau dengan teman sesama gay?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memiliki tujuan penelitian.
Adapun tujuan penelitian Pengelolaan Kesan Kaum Gay Jakarta Dalam Interaksi Sosial (Studi Dramaturgis pada Komunitas Gay Rumpi Jakarta Selatan) antara lain :
1. Untuk mengetahui kesan kaum gay dalam berinteraksi sosial dengan menjalin suatu hubungan sesama gay.
2. Untuk mengetahui identitas yang digunakan kaum gay dalam lingkungan yang menerima.
3. Untuk mengetahui identitas yang digunakan kaum gay dalam lingkungan yang menolak
1.5 Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diinginkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian mampu memberikan masukan dalam pengembangan dan kajian Ilmu Komunikasi
2. Dalam penelitian ini penulis menunjukan cara manusia dalam mengungkapkan identitas dirinya yang tidak stabil dikarenakan interaksi yang terjadi dengan orang lain
3. Memberikan pengetahuan interaksi yang dilakukan komunitas gay dalam mempengaruhi individu di dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga
4. Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai komunitas gay dalam interaksi sosial.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi
Dalam kehidupan manusia, komunikasi memiliki peran sentral bagi keberlangsungan keberdayaan, esensi, dan eksistensi manusia. Melalui komunikasi manusia dapat mengekspresikan dan mengaspresiasikan dirinya dalam lingkup interaksi sosial dengan sesamanya. Tanpa komunikasi, manusia tidak dapat menginterpretasikan kehendak dirinya dan kebutuhan hidupnya dengan orang lain. Jadi komunikasi adalah bagian
5 dari kehidupan manusia.
Komunikasi yang digambarkan Nina Winangsih Syam (2002) dalam
Rekontruksi Ilmu Komunikasi memaparkan dengan jelas bahwa terjadi
sinergitas di antara ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu lainnya yang ada di muka bumi ini. Realitas tersebut menjadi landasan yang kukuh bagi setiap ilmuwan untuk memersepsikan definisi komunikasi sesuai dengan pendekatan masing-masing. Sarah Trenholm (1991) menyatakan bahwa meskipun komunikasi lintas negara, bukan berarti komunikasi tidak dapat dipahami.
___________________________
Kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, komunikasi terjadi jika di antara mereka terjadi kesamaan makna mengenai hal yang di perbincangkan. Dalam konteks ini, Efendi (2001:9) mengistilahkannya sebagai tindakan yang komunikatif. Namun, ada juga yang menggunakan istilah komunikasi sosial atau komunikasi manusia adalah ilmu yang mempelajari pernyataan antara manusia yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol yang berarti. Menurut Santropoetro (1987:7), esensinya adalah kesamaan pengertian di antara mereka yang berkomunikasi. Dalam kegiatannya, suatu komunikasi berlangsung melalui suatu proses, yaitu jalan dan urutan kegiatan sehingga terjadi atau timbul pengertian tentang suatu hal di antara unsur-unsur yang saling berkomunikasi. Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk saling memahami atau mengerti tentang suatu pesan yang dihadapi bersama antara pemberi pesan (komunikator) dan penerima pesan
(komunikan), yang pada umumnya berakhir dengan suatu efek atau hasil.
Efek komunikasi merupakan segala perubahan yang terjadi pada komunikan sebagai akibat diterimanya suatu pesan dari komunikator.
Grays dan Wise (1959) sependapat dengan konsepsi komunikasi menurut aliran behaviorist sebagai penyajian stimulus maupun sebagai suatu respons apakah itu yang sebenarnya ataupun yang dikhayalkannya sebagaimana ia timbul dalam kesadaran si pengambil inisiatif dari proses ini. Fothering (1966) menunjukkan bahwa tujuan komunikasi yang diterima secara meluas adalah ia harus benar-benar fragmatis. Artinya, penerima menangkap arti yang sama sebagaimana yang ada dalam pikiran komunikator. Komunikasi yang dikemukakan Harold Lasswell dalam karyanya The
Structure and Function of Communication in Society. Menurutnya,
pendekatan yang tepat untuk memahami komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect?
Sudah dijelaskan dalam paradigma Lasswell, bahwa dalam upaya memahami komunikasi harus dapat menjawab lima unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Berdasarkan lima unsur tersebut, persepsi komunikasi menurut Lasweel adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang akan menimbulkan efek tertentu.
Secara umum, titik tekan pengertian komunikasi tidak dapat lepas dari model komunikasi klasik. Diungkapkan oleh Aristoteles bahwa inti dari komunikasi adalah adanya komunikator yang bertugas menyampaikan pesan sehingga pesan juga harus ada sebagai muatan dalam komunikasi, dan adanya penerima pesan atau disebut komunikan. Adapun di antara komunikator, pesan, dan komunikan itu muncul istilah-istilah lain, tergantung dari pendekatan tiap-tiap ilmuwan termasuk tingkat khazanah berpikir para peminat ilmu komunikasi.
Secara umum banyak ilmuwan sepakat bahwa komunikasi itu merupakan sebuah proses penyampaian pesan dalam bentuk ide, gagasan, pikiran, perasaan, emosi, perilaku, dan sebagainya. Dalam proses komunikasi, kemungkinan ada empat jenis pesan yaitu verbal disengaja, verbal tidak disengaja, nonverbal disengaja, nonverbal tidak disengaja. Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi lisan yang menggunakan satu kata atau lebih. Pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal tidak disengaja adalah sesuatu yang dikatakan tanpa bermaksud mengatakannya. Pesan nonverbal merupakan seluruh aspek perilaku seperti ekspresi wajah, sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian, dan sebagainya. Pesan tersebut meliputi semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang kita gunakan. Perbedaan pesan nonverbal yang disengaja dan yang tidak disampaikan berarti pesan nonverbal disengaja, sedangkan jika pesan nonverbal yang tidak ingin disampaikan dianggap tidak disengaja. Effendy (2011:11) membagi proses komunikasi dalam dua sisi, yaitu proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Sementara itu, proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain menggunakan alat dan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Rudi (2005:2) mendefinisikan proses komunikasi adalah rangkaian kejadian atau peristiwa maupun perbuatan melakukan hubungan, kontak, dan interaksi satu sama lain. Pada umumnya di antara makhluk hidup, walau lebih jauh dalam era cyber technology ini telah dimungkinkan walau lebih jauh dalam era cyber technology ini telah dimungkinkan komunikasi dengan komputer dan robot) berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna
2.1.1 Kompenen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada atau suara.
4. Penerima atau komunikator (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.
Komponen komunikasi hampir sama dengan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Kompenen Komunikan merupakan Seseorang dapat dan akan menerima pesan apabila dalam kondisi sebagai pesan komunikasi benar- benar dimengerti oleh penerima pesan, pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan pribadinya, dan mampu menempatkan secara fisiki.
2. Kompenen Komunikator merupakan dapat berjalan efektif bila adanya kepercayaan dalam diri komunikator dan kepercayaan kepada komunikator mencerminkan pesan yang diterima komunikan dianggap benar serta sesuai kenyataan dan daya tarik komunikator.
3. Kompenen Pesan merupakan pesan dapat berupa nasihat, bimbingan, dorongan, informasi. Pesan dapat disampaikan lisan maupun non verbal.
4. Kompenen Umpan Balik Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang diterimanya. Umpan balik dapat digunakan untuk mengukur besarnya informasi yang diterima dibandingkan dengan yang diterima
2.1.2 Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan dalam konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari aspek yang bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan. Lalu dari aspek psikologis, seperti sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi. Maupun dari aspek sosial, seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya dan yang terakhir adalah aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).
Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi ini diuraikan secara berlainan. Istilah-istilah lain juga digunakan untuk merujuk pada konteks yang lazim, situasi, keadaan, arena, jenis, cara, pertemuan, dan kategori. Dalam penelitian ini, konteks komunikasi antarpersonal diperlukan.
2.1.3 Komunikasi Antar personal
Komunikasi antarpersonal adalah proses membuat dua orang bertukar informasi, perasaan yang disampaikan melalui pesan verbal dan nonverbal.
Komunikasi antar personal sebagai komunikasi yang memiliki karakteristik khas sebagai berikut :
1. Komunikasi dari satu orang kepada satu orang lain.
2. Komunikasi yang terjadi secara tatap muka
3. Komunikasi yang mencerminkan bentuk dan isi komunikasi yang bersifat interaksi antarpersonal.
Dengan komunikasi yang mengutamakan karakteristik individu, peran individu, peran individu dalam relasi sosial di antara mereka (Hartley, 1999). Komunikasi yang efektif antar personal bila menghasilkan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, menghasilkan hubungan, dan tindakan nyata. Komunikasi antar personal merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan orang-orang secara tatap muka (face to face) yang memungkinkan untuk mendapatkan respon secara langsung baik verbal maupun non verbal.
__________________________ 6 Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antarpersonal. Kencana, Jakarta. Hal. 26
2.2 Interaksi Sosial
Secara konseptualisasi komunikasi adalah interaksi, dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi dan interaksi sosial akan selalu terjadi sepanjang hidup dikarenakan komunikasi akan selalu terjadi dalam kondisi apapun pada kehidupan. Maka interaksi sosial yang terjadi memiliki beragam macam diantaranya :
1. Interaksi antara individu dan individu Hubungan yang terjadi dalam interaksi ini bisa positif atau negatif.
Positif terjadi apabila terjadi suatu hal yang menguntungkan sedangkan negatif terjadi jika hubungan timbal balik yang ada merugikan salah satu pihak bahkan keduanya. Hal ini bisa terjadi apabila seorang aktor (gay) menyatakan dirinya sebagai pencinta sesama jenis dengan seseorang yang disukainya. Apabila muncul hal positif akan terjadi respon menguntungkan bagi aktor (gay) sedangkan jika terjadi penolakan dari suatu pengakuan memunculkan situasi dimana individu aktor (gay) ditolak
7 atau hubungan keduanya rusak.
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Hubungan yang terjadi dalam interaksi ini bisa berdampak sehingga menyebabkan pertikaian atau buruknya interaksi yang terjadi antara aktor (gay) dan kelompoknya. Interaksi sosial antara kelompok dankelompok Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai
_________________________ 7 Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antarpersonal. Kencana, Jakarta. Hal. 26