ANALISIS KINERJA PELAYANAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TANGERANG DALAM MELAKSANAKAN SERTIPIKASI TANAH NEGARA MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA - FISIP Untirta Repository
ANALISIS KINERJA PELAYANAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TANGERANG DALAM MELAKSANAKAN SERTIPIKASI TANAH NEGARA MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: DEVVY NURVICA NIM 6661092432 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Orang yang pintar bukanlah orang yang merasa
pintar, akan tetapi ia adalah orang yang merasa
bodoh, dengan begitu ia tak akan pernah berhenti
untuk terus belajar"Skripsi ini kupersembahkan untuk: Papa & Mama Tersayang Suamiku Tercinta dan Tersabar Kakak dan Adik-adikku serta Sahabat-sahabat ku, yang selalu mendukung setiap langkah dalam hidup ku
I Love u all……
ABSTRAK
Devvy Nurvica. 6661092432. Analisis Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan
Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Sertipikasi Tanah Negara
Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria. Pembimbing I : Dr. Agus Sjafari,
M.Si dan Pembimbing II : Drs. Atto’ullah, M.Si.Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pemerintah di bidang pertanahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja pelayanan Kantor Pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi peserta PRONA dan mengetahui cara Pelaksanaan PRONA di Kantor Pertanahan Kabupaten. Adapun metode yang digunakan adalah metode dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informannya menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis data menutut Prasetya Irawan. Validitas data triangulasi dan member chek. Penelitian ini meneliti tentang kinerja, maka peneliti menggunakan teori kinerja organisasi (Dwiyanto (2008:50-51)). Berdasarkan hasil penelitian Analisis Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Sertipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria belum optimal, karena masih kurangnya penyuluhan, belum tepat waktunya pengerjaan. Saran yang diberikan yaitu melakukan sosialisasi minimal dua kali pertemuan, pengumpul data harus menvercikasi berkas agar tidak terjadi ketelatan waktu penyerahan, untuk tanah yang overlap harus diadakan mediasi dan mencari solusinya.
Kata Kunci : Kinerja Organisasi, Sertipikat, PRONA, Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.
ABSTRACT
Devvy Nurvica. 6661092432. Service Performance Analysis of Land Affairs
Office Tangerang district in Order to Carry Out the Land Countries
st
Certification with the Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA). 1 Advisor
nd Dr. Agus Sjafari, M.Si and 2 Advisor Drs. Atto’ullah, M.Si.
Land affairs office Tangerang District is vertical agencies of the National Agency
of the Republic of Indonesia in county town has authority in carrying out the tasks
of the government in the field of land. The purpose of this research is to analyze
the performance of the services of the office land affairs in providing services to
the people who become participants in the PRONA and to know how the
implementation of the PRONA in the Office Land affairs. The method used is
qualitative approach. in the determination of informers are using purposive. Data
collection technique that is used is an interview and observation and
documentation as well as using the techniques of data analysis according to
Prasetya Irawan. The validity of data triangulation and the member check. This
research about performance, then researchers using theory of organizational
performance (Dwiyanto (2008:50-51)). Based on the results of research service
performance analysis of Land Affairs Office Tangerang district in Order to Carry
Out the Land Countries Certification with the Proyek Operasi Nasional Agraria
(PRONA) not optimal, because of a lack of guidance, not timely workmanship.
The advice given that is doing the minimal socialization twice meetings, the
collecting of data should verify the file so that it is not the case the delay in
submission, for the land that overlap should be held mediation and find a
solution.
Key Words : National Land Agency, Organization performance, PRONA, Office
Land Affairs Tangerang District.KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Nabi kita Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan hisayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosisal.
Dengan segala keridhoan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Papa, Mama, Suami, serta kakak-kakak dan adik-adiku yang selalu mendoakan, memotivasi dan semangat bagiku, agar aku menjadi orang yang dapat dibanggakan dikemudian hari.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat, pengalaman berharga, serta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dalam upaya menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Pelayanan Kantor
Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Sertipikasi Tanah
Negara Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria” Untuk itu peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Dosen Pembimbing I skripsi yang telah senantiasa memberikan arahan, motivasi dan semangat selama proses penyusunan skripsi;
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat, arahan dan motivasi selama perkuliahan;
7. Bapak Riswanda, Ph.D, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara;
8. Bapak Drs. Atto’ullah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang telah senantiasa memberikan arahan, motivasi dan semangat selama proses penyusunan skripsi;
9. Semua dosen dan staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unisversitas Sultan Ageng Tirtayasa terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan selam perkuliahan;
10. Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang telah banyak membatu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama penelitian ini berlangsung;
11. Keluarga besar Subsi Penetapan Hak Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, yang selalu memberikan semangat, kesempatan dan izin untuk menyelesaikan skripsi ini;
12. Para sahabat terbaiku, Armansyah Riyaman, S.Sos, Agisthia Lestari, S.Sos, Vera Octavia, S.Sos, Liska Puranamasari, S.Sos, Rizkiya Apriani Safitiri, S.Sos, Islahiyatul Mukhlishoh, S.Sos, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kalian kita semua diberikan kemudahan dalam meraih cita-cita yang kita inginkan;
13. Kawan-kawan pengurus HMJ Ilmu Administrasi Negara 2011, terimakasih atas kerjasama serta kebersamaanya yang takkan mungkin terlupakan.
14. Kawan-kawan KKM 15 Desa Bolang Kecamatan Carenang Kabupaten Tangerang Serang telah memberikan Pengalaman yang begitu indah selama melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
15. Kawan-kawan angkatan 2009 baik kelas regular maupun non regular, khususnya kelas Ane G yang menjadi motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk membangun kemajuan yang lebih baik lagi terhadap penelitian skripsi ini. Semoga penelitian skripsi ini dapat bermanfaat berguna dan memberikan wawasan bagi para pembaca dan peneliti.
Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Tangerang, Agustus 2016
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRAC LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR i DAFTAR IS iv DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ixBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
15
1.3 Batasan Masalah
15
1.4 Rumusan Masalah
15
1.5. Tujuan Penelitian
16
1.6 Manfaat Penelitian
16
1.61 Manfaat Teoritis
16
1.6.2 Secara Praktis
17
1.7. Sistematika Penelitian
17
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
48
45
3.4 Teknik Pengumpul Data
46
3.4.1 Wawancara
46
3.4.2 Observasi
47
3.4.3 Dokumentasi
3.5 Informan Penelitian
44
48
3.6 Pendoman Wawancara
49
3.7 Teknik Penglolaan dan Analisis Data
51
3.8 Validasi Data
52
3.9 Lokasi dan Jadwal Penelitian
54
3.3 Sumber Data
2.1 Tinjauan Pustaka
20
2.4 Pelayanan Publik
2.2 Pengertian Organisasi Publik
21
2.3 Definisi Kinerja
23
2.3.1 Indikantor Kinerja
26
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
31
32
43
2.5 Pengertian dan Tujuan Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA)
36
2.6 Kerangka Berfikir
37
2.7 Asumsi Dasar
39
2.8 Penelitian Terdahulu
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.2 Instrumen Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
55
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
55
4.1.2 Visi dan Misi
57
4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
58
4.1.3 Uraian Tugas dan Tata Kerja Kantor Pertanahan Tangerang
60
4.2 Deskripsi Data
66
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
68
4.3.1 Tahapan Pelaksanaan Sertipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional (PRONA)
68
4.3.2 Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Setipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA)
73 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
95
5.2 Saran
96 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
Daftar Tabel
67 Tabel 4.2 Target PRONA Tahun 2014-2015
88 Tabel 4.8 Pembahasan Penelitian
86 Tabel 4.7 Indikator Akutanbilitas
83 Tabel 4.6 Indikator Responsivitas
79 Tabel 4.5 Indikator Responsivitas
75 Tabel 4.4 Indikator Kualitas Layan
78 Tabel 4.3 Indikator Produktivitas
49 Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian
Tabel 1.1 Jumlah Buku Tanah Kabupaten Tangerang50 Tabel 3.3 Waktu Penelitian
49 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
13 Tabel 3.1 Daftar Informan Peneliti
8 Tabel 1.4 Proses Pembuatan Surat Keputusan Pemeberian Hak
6 Tabel 1.3 Kriteria, Kewajiban Peserta dan Tahapan dalam PRONA
5 Tabel 1.2 Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2010-2030
79
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir36 Gambar 3.1 Proses Analisi Data Menurut Prasetya Irawan (2006:527)
47 Gambar 4.1 Wilayah Kabupaten Tangerang
51 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
54 Gambar 4.3 Tahap-Tahap Pelaksanaan PRONA
72 Gambar 4.4 Foto Saat Peyuluhan atau Sosialisasi Pelaksanaan PRONA
75
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Penelitian Lampiran 2 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2015, tentang Program Nasional Agraria (PRONA)
Lampiran 3 Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Nomor 52/Kep.36.03/II/2014 Tanggal 15 Pebruari 2014, Tentang Perubahan Pertama Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Nomor : 21/Kep.36.03/I/2014 Tanggal
02 Januari 2014 Tentang Penunjukan Petugas Dan Sekretariat Pelaksana Program Pengelolahan Kegiatan Perceptan Pendaftaran Tanah (Prona) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Tahun Anggarang 2014
Lampiran 4 Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Nomor 67/Kep.36.03/I/2015 Tanggal 20 Januari 2016, Tentang Perubahan Pertama Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Nomor : 33/Kep.36.03/I/2015 Tanggal
05 Januari 2015 Tentang Penunjukan Penanggung Jawab dan Petugas Pelaksana Program Pengelolahan Pertanahan Kegiatan Sertipikasi Tanah Katagori V (Prona) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Tahun Anggarang 2015
Lampiran 5 Matriks Transkip Wawancara Lampiran 6 Member Chek Lampiran 7 Catatan Bimbingan Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Birokrasi merupakan lembaga yang memiliki kemampuan besar dalam menggerakkan organisasi, karena birokrasi di tata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam sebuah organisasi. Reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik diarahkan untuk menciptakan kinerja birokrasi yang professional. Birokrasi dalam melakukan berbagai kegiatan perbaikan pelayanan diharapkan lebih berorientasi pada kepuasan pelanggan, yakni masyarakat dan pengguna jasa tersebut dapat dicapai apabila birokrasi pelayanan menempatkan masyarakat sebagai pengguna jasa dalam pemberian pelayanan. Perubahan paradigma pelayananan kepada publik, melalui instrumen pelayanan, yang memiliki seperti, orientasi pelayanan lebih cepat, lebih baik dan lebih murah.
Masyarakat sebagai pihak yang secara langsung memberikan mandat kepada pemerintah mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah. Pelayanan publik sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat merupakan salah satu fungsi penting pemerintah. Fungsi pelayanan publik merupakan aktualisasi riil yang diberikan masyarakat kepada pemerintah.
Peran pemerintah diharpakan terwujud dalam pemberian berbagai jenis pelayanan yang diperlukan oleh seluruh masyarakat. Pelayanan pemerintah pada umumnya dicerminkan oleh kinerja birokrasi pemerintah. Kinerja birokrasi dalam penyelenggara pelayanan publik yang dapat menjadi tolok ukur dalam keberhasilan suatu organisasi dalam hal mencapai tujuan. Kinerja pelayanan publik menjadi salah satu dimensi yang strategis dalam menilai keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan reformasi tata pemerintahan (Dwiyanto, 2003:81).
Salah satu bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah yaitu pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Nasional No.6 Tahun 2001, Badan Pertanahan Nasional (BPN) bertugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang pertanahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Reformasi dibidang pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan petanahan dan menjadikan lebih efisien, efektif, responsive, dan transparan serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria pasal 19 ayat 1, untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan khususnya berbelit-belit dan mahal, maka pemerintah dituntut untuk lebih aktif dan tidak hanya bersifat menunggu pada masyarakat yang ingin mendaftarkan tanahnya.
Dengan demikian pemerintah wajib mendaftarkan seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia baik dengan pendekatan sistematik dan sporadik.
Sebagaimana yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, tentang Pendaftaran Tanah. Pendaftaran tanah secara sistematik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan. Pendaftaran tanah secara sporadik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal.
Pendaftran tanah secara sistematik dilaksanakan atas prakasa pemerintah yang didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan diwilayah yang ditetapkan oleh Menteri. Sayangnya untuk pendaftaran tanah secara sistematik dimana pemerintah telah memberikan subsidi bagi pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut tidak mencukupi bagi seluruh tanah yang ada dan belum tentu ada setiap tahun. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia dan kemajuan pembangunan saat ini, membawa konsekuensi kebutuhan akan tanah semakin meningkat dan pendaftaran tanah secara sistematik merupakan program pemerintah yang pengadaanya hanya akan terjadi
Sementara itu masyarakat untuk melakukan pendaftaran tanah secara sporadik masih terdapat rasa enggan karena berbagai faktor yang melatar belakanginya, karena masyarakat yang harus mengurus sendiri juga harus siap dengan segala resiko. Resiko yang menjadi faktor kendala pada proses pendaftran tanah tersebut, diantaranya tentang kronologis data yang harus dilengkapi dan diurus sendiri, dibuktikan kebenarannya serta menghadapi segala prosedur atau persyaratan pada proses pendaftaran tanah yang terkadang rumit dan berbelit- belit.
Meskipun pemerintah telah mengatur mengenai tata cara pendaftaran tanah dan tata cara untuk memproleh hak atas tanah, tidak jarang timbul konflik- konflik. Mulai dari adanya tanah yang tidak jelas statusnya atau dengan kata lain tanah tak bertuan akhirnya menjadi terlantar tak dapat dimanfaatkan dan masih banyaknya sengketa tanah dengan merebutkan hak atas kepemilikan tanah. Lahirnya konflik-konflik pertanahan pada dasarnya bermuara pada kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pendaftaran atas kepemilik tanah terutama masyarakat yang tinggal didaerah pedesaan untuk melakukan pendaftaran hak atas tanah.
Kabupaten Tangerang merupakan bagian timur dari Provinsi Banten yang mempunyai luas wilayah 959,60 Km² dengan kepadatan penduduk 3.264.776 orang (Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2015), dengan tanah yang sudah terdaftar yang dibuktikan sesuai jumlah buku tanah yang dibuat oleh Kantor dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran yang sudah ada haknya.
Tabel 1.1 Jumlah Buku Tanah Kabupaten Tangerang JUMLAH BUKU LUAS NO KECAMATAN TANAH WILAYAH (BIDANG) (KM²)1 Tigaraksa 29.400 48,74
2 Cikupa 23.871 42,68
3 Curug 31.601 27,41
4 Legok 15.888 35,13
5 Pasarkemis 64.968 25,92
6 Balaraja 20.357 33,56
7 Kresek 14.857 25,97
8 Kronjo 13.573 44,23
9 Mauk 3.950 51,42
10 Rajeg 23.722 53,70
11 Sepatan 18.368 17,32
12 Teluknaga 8.384 40,58
13 Cisoka 9.848 26,98
14 Pakuhaji 4.907 51,87
15 Kosambi 23.248 29,76
16 Pagedangan 24.993 45,69
17 Panongan 28.671 34,93
18 Jayanti 3.967 23,89
19 Kemiri 5.958 32,70
20 Sukandari 10.231 24,14
21 Cisauk 20.276 27,77
22 Jambe 7.776 26,02
23 Sukamulya 7.934 26,94
24 Kelapa dua 57.912 24,38
25 Sindang Jaya 10.640 37,15
26 Sepatan Timur 11.073 18,27
27 Solear 23.622 29,01
28 Gunung Kaler 10.404 29,63
29 Mekarbaru 3.956 23,82
Jumlah 534.355 959,60 Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui Kecamatan Pasar Kemis paling banyak kepemilikan sertipkatnya dengan jumlah buku tanah 64.968 bidang dengan luas wilayah 25,92 Km², sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah 51,42 Km² dapat dikatakan luas wilayah di Kecamatan Mauk yang cukup luas namun dapat dikatakan bukti kepemilikan tanah yang bersertipikat paling sedikit dengan jumlah buku tanah 3.950 bidang.
Tabel 1.2 Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2010-2030 No Katagori Wilayah (Kecamatan)Kresek, Gunungkaler,Mekarbaru, Kronjo, Sukamulya, Mauk,
1. Kawasan Pertanian Sukadiri, Kemiri,Rajeg, Pakuhaji, sebagian Sepatan, dan Teluknaga
Balaraja, Jayanti,Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jambe, Panongan,
Legok,Pagedangan, Cisauk, Curug,
2. Permukiman Perkotaan Kelapa dua, Pasarkemis,Cikupa,
Sindangjaya, Sepatan, Sepatan Timur, Teluknaga,Kosambi
Kresek, Gunungkaler,Mekarbaru,
3. Permukiman Perdesaan Kronjo, Kemiri, Sukadiri, Mauk, Rajeg,Sukamulya, dan Pakuhaji
Balaraja, Cikupa,
4. Industri Pasarkemis,Curug, Sepatan, Legok, Pagedangan dan Kosambi
(Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031)
Dapat dilihat tabel 1.2, menunjukan bahwa Kecamatan Pasar Kemis dengan kepemilikan tanah bersertipikat paling banyak merupakan termasuk yang termasuk dalam permukiman perkotaan sudah bersertipikat. Dengan hal tersebut sangat disayangkan pelaksanaan sertipikasi tanah belum bisa menjangkau desa atau kelurahan yang terpencil di Kabupaten Tangerang, dan dapat dilihat pula kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya pendaftaran ha katas tanah guna mendapatkan kepastian hukum tentang kepemilikan ha katas tanahnya.
Maka dengan demikian Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang harus terus mengembangkan kegiatan sertipikasi tanah dengan salah satu melalui program prioritas Legalisasi Aset Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA). Pendistribusian atau penunjukkan tempat dilaksanakannya program PRONA ditentukan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang mentukan Kecamatan mana yang mendapat program PRONA tersebut dalam sebuah Kabupaten atau Kota sedangkan Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota bertugas untuk pendistribusian desa atau kelurahan temapt dilaksanakannya program PRONA. Mengingat pelaksanaan program PRONA merupakan kegiatan Kantor Pertanahan yang berkaitan dengan isntansi lain seperti Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Camat dan Kepala Desa atau Lurah setempat, pemohon atau masyarakat tempat dilaksanakannya program PRONA.
Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) merupakan persetifikatan tanah secara masal dan merupakan percepatan pendaftaran tanah dengan sistem pendaftaran secara sporadik tetapi tata cara seperti pendaftaran tanah secara sistematik, yaitu dalam PRONA ini petugas dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang secara proaktif mendatangi masyarakat yang ingin melakukan atau mengajukan permohonan pendaftaran tanah.
Program PRONA ini dimaksud untuk mendorong terwujudnya tertib administrasi dalam bidang pertanahan dan menjamin kepastian hukum kepada masyarakat dan memberikan pelayanan pendaftaran pertama kali dengan proses yang sederhana, mudah, cepat dan murah dalam rangka percepatan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia dengan mengutamakan desa miskin/tertinggal, daerah pertanian subur atau berkembang, daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah miskin kota, daerah pengembangan ekonomi rakyat. Program ini juga terkait dengan salah satu wujud upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan ekonomi lemah sampai dengan menengah.
Tabel 1.3 Kriteria, Kewajiban Peserta dan Tahapan dalam PRONA1). Pemilik Tanah golongan ekonomi lemah
I. A. KRITERIA SUBYEK sampai menengah.
PRONA 2). Berdomisili di lokasi kegiatan Prona.
3). Pemilik tanah korban bencana alam dan konflik sosial. 4). Anggota organisasi : Perintis Kemerdekaan,
Angkatan 45, Legiun Veteran, Pepabri, Warakawuri, Wredatama, ABRI, KORPRI, dan Pensiunan PNS.
5). Pemilik tanah bertempat tinggal di Kecamatan letak tanah obyek PRONA untuk tanah pertanian. 6). Nadzir yang mengelola tanah wakaf untuk kepentingan keagamaan/sosial.
PRONA 4). Tanah tidak dalam keadaan sengketa.
5). Lokasi tanah berada dlm wilayah Kabupaten lokasi peserta Program yg dibuktikan dengan KTP. 6). Luas tanah maksimal 2.000 m² utk tanah non pertanian dan maksimal 20.000 m² utk tanah pertanian. 7). Tanah Negara, Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000 m² (dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA yang berlokasi wilayah Kab/Kota Kantor Pertanahan tipe A sampai dengan luas 500 m² (lima ratus meter persegi); dan Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar). 8). Penegasan konversi/pengakuan hak,Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan
5.000 m² (lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA yang berlokasi wilayah Kab/Kota Kantor Pertanahan tipe A sampai dengan luas 1.000 m² (seribu meter persegi); dan Tanah pertanian dengan luas sampai 5 ha (lima hektar). 9). Jumlah bidang tanah, Bidang tanah yang dapat didaftarkan atas nama seseorang atau 1
(satu) peserta dalam kegiatan PRONA paling banyak 2 (dua) bidang tanah 1). Melengkapi surat dan/atau dokumen asli
II. KEWAJIBAN
PESERTA tanah yang diperlukan dalam proses sertipikasi tanah.
2). Sanggup membayar Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), uang pemasukan kepada negara dan biaya-biaya lain sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
3). Dapat menunjukkan letak dan batas bidang
PRONA 3). Penyuluhan
4). Pengumpulan data (alat bukti/alas hak, Penetapan Peserta)
5). Pengukuran dan Pemetaan 6). Pemeriksaan Tanah 7). Pengumuman 8). Penerbitan SK Hak/Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis (Penetapan Hak) 9). Penerbitan sertipikat/Pembukuan Hak 10). Penyerahan Sertipikat
(Sumber: www.bpn.go.id , Tahun 2015) Pada penelitiian sertipikatan tanah melalui PRONA, Peneliti menfokuskan terhadap sertipikasi untuk tanah negara, menurut Pasal 1 angka 3 PP
No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah. Pada pelaksanaan sertipikasi tanah Negara melalui PRONA, merupakan tanha yang dimohon tanah yang benar-benar belum pernah ada hak atas tanah yang melekatinya. Dalam pelaksanaan sertipikasi tanah negara melalui PRONA, pengerjaan tanah Negara sama saja dengan pelaksanaan pemberian hak seperti pada umumnya, dari pengumpulan data riwayat tanah sampai ditetapkan pemberian haknya melalui surat keputusan Kepala Kantor tentang pemberian hak milik atau hak guna bangunan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, tanggal 03 Maret 2014 Nomor 76/SK-36.03/III/2014, melaksanakan pemberian hak milik atas sebagian tanah negara bebas sebanyak 576 orang/bidang
Berdasarkan surat keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang tanggal 05 Januari 2015 Nomor 34/KEP.36.03/ I/2015, melaksanakan pemberian hak milik atas sebagian tanah negara bebas sebanyak yaitu 19 orang/bidang terletak di Kelurahan Sukabakti Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, sebanyak 41 orang/bidang di Kelurahan Babakan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan 67 orang/bidang terletak di Desa Munjul Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal
02 Januari 2016 di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, dijumpai berbagai masalah yang terjadi terkait dengan pelaksanaan sertipikasi melalui PRONA, diantaranya :
Pertama, Kemampuan petugas pelaksana PRONA yang masih kurang,
dilihat pada saat pengumpulan data petugas pelaksana PRONA kesulitan untuk mengetahui perolehan dasar tanah yang dimohon. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 28 April 2016 pukul 11.30 WIB di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang dengan Bapak Wismar Sawirudin, BA., SH. selaku Koordinator Teknis Kegiatan Prona, beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan PRONA ini petugas pelaksana terkadang kesulitan mengetahui tahu dasar perolehan tanah yang akan dimohon, seperti banyaknya tanah yang diwariskan secara turun menurun yang kepemilikannya merupakan kepemilikan bersama dan diwariskan secara lisan sehingga tidak ada bukti yang sah secara terulis yang dapat menjelaskan bahwa tanah tersebut telah diwariskan, atau surat oper alih garapan yang tidak jelas pengoperan hak atas tanahnya sehingga terjadi overlapping atau tumpang tindih kepemilikan tanah.
Kedua, Sosialisasi yang belum terlaksana secara merata sehingga banyak
masyarakat yang belum tahu tentang pendaftaran sertipikat melalui PRONA dan masih banyaknya peserta PRONA yang tidak bisa melanjutkan pendaftaran karena tidak bisa menlampirkan persyaratan, berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Mad Hassan, S.IP selaku staf Kelurahan Sukabakti pada tanggal 29 April 2016, Pukul 10.00 WIB di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, bahwa kantor pertanahan Kabupaten Tangerang kurang memberi waktu pada pihak desa atau kelurahan untuk mensosialisasikan kegiatan PRONA kepada calon peserta PRONA, dikarenakan sosialisasi yang belum terlaksana secara merata sehingga banyak masyarakat yang belum tahu tentang pendaftaran sertipikat melalui PRONA, dibuktikan dari masyarakat yang telah mendaftarkan tanahnya untuk menjadi peserta PRONA dan tidak bisa meneruskan karena tidak dapat mengumpulkan beberapa persyaratan (tabel 1.1) hal ini pula dibenarkan oleh Bapak Bror selaku ketua RT Kampung Sukabakti pada tanggal 30 April 2016 pukul 10.00 WIB di kediaman beliau, bahwa setelah didata dan sudah didaftarkan, banyak peserta PRONA yang tidak bisa meneruskan atau melanjutkan, karena memang tidak bisa mengumpulkan beberapa persyaratan semisal bukti pemilikan tanah kaya girik, oper alih grapan atau pernyataan waris dan hibah atau tidak mampu membayar Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Ketiga, keterlambatan penyelesaian pembuatan sertipikat karena ketidak namun penyelesaiannya atau pengerjaannya melebihi waktu 1 (satu) tahun, dikarenakan banyak persyaratan yang masih belum lengkap.
Tabel 1.4 Proses Pembuatan Surat Keputusan Pemeberian HakBANYAKNYA PESERTA NO TAHUN JUMLAH BELUM SELESAI SELESAI
9 PRONA 2014 579 570
1
67 PRONA 2015 127
41
2
(Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, 2014-2015) Dari table 1.4 peneliti menadapat penjelasan melalui wawancara dengan
Bapak JOHAN, SH selaku satuan petugas pelaksana PRONA pada penerbitan sertipikat melalui sk hak milik pada tanggal 28 April 2016. Pukul 10.00 WIB di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, bahwa untuk PRONA 2014 yang belum selesai karena gambar surat ukur belum selesai ada 3 orang/bidang dan ada beberapa yang blangko sertipikatnya belum ada yaitu ada 6 orang/bidang kemudian Prona 2015 yang 67 itu memang baru diselesaikan surat keputusan penetapan pemberiannya. Tapi saya kurang tahu alasan kenapa 9 bidang ditahun 2016 itu mengapa bisa lama, coba tanyankan pada petugas yuridisnya saja.
Untuk mengetahui alasan kenapa 9 bidang pada PRONA 2014 belum selesai hingga tahun 2016 peneliti mewawancarai pula dengan Bapak Wakima Pukul 10.30 WIB di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, bahwa Memang ada yang belum diselesaikan karena 6 bidang tersebut ada yang overlapping dibenarkan juga oleh Bapak Mustar selaku satuan petugas pengumpul data yuridis PRONA, pada tanggal 28 April 2016 Pukul 10.30 WIB di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, bahwa Untuk Prona 2014 Kelurahan Sukabati memang ada yang belum selesai karena dalam penggambaran surat ukur untuk dimunculkan pada sertipikat belum selesai, dan ada yang belum diserahkan karena pemohon belum melampirkan Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), karena persyaratan untuk sertipikat tanah Negara pemohon harus melampirkan Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) terlebih dahulu, walaupun nilainya nol rupiah pemohon harus melampirkan
Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang dihadapi dalam proses sertipikasi melalui PRONA di Kabupaten Tangerang, maka dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam
Melaksanakan Sertipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional
Agraria”.1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan yang telah peneliti uraikan dalam latar belakang masalah, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1). Kemampuan petugas pelaksana PRONA yang masih kurang, dilihat pada saat pengumpulan data petugas pelaksana PRONA kesulitan untuk mengetahui perolehan dasar tanah yang dimohon. 2). Sosialisasi yang belum terlaksana secara merata sehingga banyak masyarakat yang belum tahu tentang pendaftaran sertipikat melalui PRONA dan masih banyaknya peserta PRONA yang tidak bisa melanjutkan pendaftaran karena tidak bisa menlampirkan persyaratan.
3). Keterlambatan penyelesaian pembuatan sertipikat karena ketidak sinkronan pengerjaan PRONA.
1.3 Batasan Masalah
Ditinjau dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka agar lebih fokus didalam penelitian, peneliti membatasi masalah pada Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Sertipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam Kabupaten Tangerang dalam melaksanakan pelayanan sertipikasi tanah Negara melalui PRONA.
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian apapun tentu akan memiliki tujuan dari penelitian tersebut, hal ini sangatlah perlu untuk bisa dijadikan acuan bagi setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, karena tujuan menjadi tolak ukuran dan target dari kegiatan penelitian tersebut, tanpa itu semua maka penelitian akan menjadi sia-sia.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana kinerja pelayanan Kantor Pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi peserta PRONA.
2. Mengetahui cara Pelaksanaan PRONA di Kantor Pertanahan Kabupaten.
1.6 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian mengenai Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Proyek Operasi Nasional Agraria diharapkan memperoleh manfaat yang meliputi :
1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan teori-teori yang berkaitan dengan matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi Perkantoran, Pelayanan Publik dan Teori Organisasi.
1.6.2 Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam kesadaran hukum pertanahan dan tertib administrasi pertanahan kepada masyarakat.
2. Masyarakat atau Peserta PRONA, dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk memberikan pengetahuan di bidang pertanahan dan kepastian hukum pertanahan.
3. Peneliti, memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang dipelajari selama ini dengan harapan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara umum serta mempermudah pembahasan yang telah diuraikan di atas maka sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sistematis penulisan dalam penelitian inia dalah :
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan berisi tentang dasar yang akan diuraikan pada
bab-bab selanjutnya meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR Terdapat deskripsi teori dan kerangka berfikir. Deskripsi teori mengkaji
tentang teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel kerangka berfikir menceritakan alur pikiran dalam penelitian dan asumsi dasar penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Terdapat dari metode penelitian menjelaskan tentang penggunaan
metode yang digunakan. Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Teknik pengelolaan data dan analisa data menjelaskan tentang analisa beserta rasionalisasinya. Terakhir, tentang tempat dan waktu menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN Terdiri dari deskripsi obyek penelitian meliputi lokasi penelitian secara
jelas. Struktur organisasi dari Locus yang telah ditentukan. Kemudian terdapat deskripsi data yang menjelakan tentang hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data relevan. Kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap persoalan dan pada akhirnya pembahasan penelitian dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitian.
BAB V PENUTUP Dalam penutup ini memuat penjelasan mengenai simpulan yaitu
menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat. Jelas dan mudah dipahami dan saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang di teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang dipergunakan dalam penelitian.
LAMPIRAN
Menyajikan lampiran-lampiran yang dianggap perlu oleh penelitia yang berhubungan dengan data penelitian dan tersusun secara berurutan.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
2.1 Tinjauan Pustaka
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teoritis dan bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Dalam BAB II ini akan dijelaskan beberapa teori dan bahan pustaka terkait dengan “Analisis Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Dalam Melaksanakan Sertipikasi Tanah Negara Melalui Proyek Operasi Nasional Agraria”, yaitu beberapa pengertian dari para ahli mengenai kinerja.
Teori merupakan salah satu yang paling dasar yang harus dipahami ketika melakukan penelitian karena teori dapat menjadi acuan untuk menemukan dan merumuskan sebuah permasalahan. Sesuatu baru dapat dikatakan menjadi sebuah teori jika sudah terbukti melalui serangkaian proses dan eskperimen dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Sebuah teori dapat berubah atau mengalami perkembangan hal ini terjadi apabila teori yang ada sudah tidak relevan dengan keadaan yang ada. Seperti yang di kemukakan oleh Haditono mengemukakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada (Sugiyono, 2007:52). Adapun fokus penelitian ini adalah kinerja pelayanan dalam melaksanakan sertipikasi tanah Negara melalui
2. 2 Pengertian Organisasi Publik
Organisasi merupakan elemen yang sangat diperlukana dalam kehidupan manusia. Organisasi membantu dalam melaksanakan hal-hal atau kegiatan- kegiatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu dan organisasi pula dapat memenuhi aneka macam kebutuhan manusia seperti mislanya kebutuhan emosional, spiritual, intelektual, ekonomi, politik, psikologikal, sosiologikal, cultural dan sebagainya.
Dalam membahas masalah organisasi, penulis menggunakan definisi organisasi yang diberikan menurut beberapa ahli antara lain yaitu menurut Oliver Sheldon dalam Sutarto (2006: 22) “organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan seluruh kemampuan terbaik untuk pemikiran yang efisien, sistematis, positif dan terkordinasi”. Sedangkan pendapat Hasibuan (2001:5) menyatakan bahwa “Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.”
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi akan dikatakan baik jika organisasi mempunyai perencanaan yang matang, mempunyai kreatifitas dan inovatif dalam membuat perencanaan, bisa berkembang sesuai